PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
REZA CENDIBERDI
F1012201014
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022/2023
A. Judul
Nilai Moral dan Nilai Pendidikan Karakter Novel 5 CM: Aku, Kamu, Samudra, dan
SMA
B. Latar Belakang
kehidupan. Kebudayaan sebagai suatu sistem kehidupan mengatur segala tindakan dan Tindakan
suatu masyarakat. Nilai-nilai budaya dalam masyarakat sering kali dijadikan sebagai pedoman
hidup. Tidak ada masyarakat tanpa budaya, dan sebaliknya, tidak ada budaya tanpa masyarakat.
Sehingga konsep-konsep budaya tersebut mengakar dan membentuk karakter tersendiri dalam
wadah pendidikan.
Pendidikan karakter ini juga menjadi komponen baru, di dalamnya terkandung nilai-nilai
budaya luhur yang telah menjadi ciri bangsa Indoensia sejak awal. Dengan demikian, kehidupan
di sekitarnya mempengaruhi dan dapat memberikan wawasan tentang semua peristiwa atau
kejadian yang terjadi di masyarakat. 3 Nilai moral adalah pesan yang dapat di sampai kepada
pendengar dan pemirsa, baik akhlak yang baik maupun yang buruk serta menjadi teladan hidup
bagi masyarakat.
merupakan salah satu novel prosa Indonesia. Secara umum novel ini menceritakan tentang lima
orang sahabat yang tinggal Jakarta. Karakkternya adalah Genta, Zaffran, Arial, Ian, dan Riani.
Pada edisi sekuel menceritakan lima orang sahabat sekarang perjalanan pulang setelah mendaki
sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Riqi Utami Putri yang menganalisis Nilai-Nilai Moral,
Pendidikan dan Sosial dalam Novel Orang-Orang Biasa Karya Andrea Hirata. Penelitian itu
memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu pada objek kajiannya yaitu menemukan nilai
moral dan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel. Perbedaan dengan penelitian
sebelumnya, yaitu pada penelitian ini tidak hanya menggali nilai nilai pendidikan moral dan nilai
pendidikan karakter yang terdapat dalam novel akan tetapi juga meneliti implementasinya dalam
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah novel
5 cm: Aku, Kamu, Samudera, dan Bintang-Bintang karya Donny Dhirgantoro. Fokus penelitian
ini adalah nilai moral dan nilai pendidikan karakter dalam novel 5 cm: Aku, Kamu, Samudera,
dan Bintang-Bintang karya Donny Dhirgantoro dan implementasinya pada pembelajaran sastra
di SMA.
Novel Donny Dhirgantoro 5 cm: Aku, Kamu, Samudera, dan Bintang-Bintang memiliki
pesan moral yang kuat. Selain bisa menghibur pembaca, ada juga pelajaran hidup yang bisa
dicontoh. Seperti nilai agama, disiplin, kerja kelas, dll. Tentunya memiliki kaitan yang cukup
kuat dengan pembelajaran moral dan pembentukan karakter. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
melihat lebih jauh pesan moral yang ditampilkan dalam cerita dan mencoba mengaitkannya
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan teknik analisis data
sehingga peneliti mampu memberikan manfaat apa yang didapat dari data penelitian. Teknik
analisis data dari Miles and Huberman atau interative model dipakai di penelitian ini, yaitu
kegiatan tentang analisis data kualitatif yang dilaksanakan secara langsung dan berkelanjutan
sehingga mendapatkan data jenuh. Penelitian ini, analysis data dilakukan sepanjang waktu
Penelitian ini akan menganalisis nilai moral dan nilai pendidikan karakter dalam novel 5
implementasinya pada pembelajaran sastra di SMA. Analsis ini dilakukan untuk memperoleh
pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai moral dan Pendidikan karakter dalam novel tersebut.
Selain itu, kontribusi terhadap pembelajaran lebih menekankan pada kajian yang bersifat teoretis
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini mengacu pada kajian nilai-nilai Pendidikan
Karakter dan moral dalam novel “5 cm : Aku, Kamu, Samudera, dan bintang-bintang” karya
1. Bagaimanakah analisis isi tentang kandungan nilai moral dalam novel “5 cm : Aku,
3. Bagaimanakah implementasi nilai moral dan nilai pendidikan karakter dalam Novel
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, yaitu:
1. Mendeskripsikan analisis isi tentnag kandungan nilai moral dalam novel “5 cm : Aku,
3. Mendeskripsikan implementasi nilai moral dan nilai Pendidikan karakter dalam novel
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
b) Menjadi sumber belajar bagi siswa dalam upaya meningkgatkan minat baca siswa dalam
Ruang lingkup penelitian diperlukan agar penelitian dapat terarah dan memudahkan
peneliti. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti penelitian ini difokuskan pada analisis nilai
nilai moral dan pendidikan karakter, sehingga hanya nilai moral dan Pendidikan karakter yang
akan diuraikan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik, pustaka, baca, dan
catat.
G. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah bertujuan agar peneliti dan pembaca terhindar dari kesalahhan
penafsiran terhadap kata-kata yang diguankan dalam penelitian. Adapun istilah yang terdapat
1. Novel
Membaca novel untuk sebagian besar orang hanya ingin menikmati cerita
disuguhkan. Mereka akan mendapat kesan secara umum dan samar tentang urutan
Menurut Jakob Sumardjo, “novel adalah bentuk sastra yang paling popular di
dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran
Menurut Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi, Abdul Roni,“novel adalah bentuk karya
sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan”.
2. Nilai Moral
persoalan hidup dan kehidupannya agar manusia dapat mengatur tingkah lakunya
melakukan nilai-nilai tersebut.
H. Kajian Teori
1. Pengertian Novel
Menurut Taylor, (dalam Atmazaki, 2007:40), novel menciptakan ilusi terhadap realita
aktual atau membuat dunia fiksi menjadi artifisial agar perhatian terarah pada suatu hubungan
yang imajinatif antara persoalan atau tema novel dan dunia nyata yang secara aktual kita
hidupi. Akan tetapi sebuah novel bukanlah cerita pendek melainkan sebuah karya sastra yang
memiliki alur atau jalan cerita yang panjang dan terdapat perubahan tokohnya.
Novel hanya menata sekurangnya dua segi, yaitu tema dan pembaca. Tema yang bagus
bisa memungkinkan banyaknya jumlah pembaca. Tema yang menarik akan menghasilkan
karya sastra yang berkualitas. Semakin menarik tema yang dimunculkan, maka pembaca akan
Permasalahan dalam novel di samping diikuti faktor penyebab dan akibatnya, terjadi
permasalahan atau akibat tersebut menjadi faktor menjadi faktor penyebab permasalahan
Menurut Boulton (dalam Atmazaki, 2007:39) novel termasuk jenis karya sastra berbentuk
(formal) prosa fiksi naratif. Menurut Reeve (dalam Atmazaki, 2007:39), bahwa novel
merupakan gambaran kehidupan dan perilaku nyata pada saat novel itu ditulis. Novel
Dari pernyataan di atas dapat disimpukan bahwa novel merupakan karya sastra berbentuk
prosa yang berisikan tentang gambaran hidup si penulis itu sendiri. Novel juga merupakan
hasil imajinasi si penulis tentang kehidupan nyata baik yang dialaminya maupun yang ada di
sekitarnya. Dalam novel terdapat unsur yang membangunnya baik tokoh maupun jalan cerita
yang panjang dan tema yang menarik dapat mempengaruhi pembaca. Permasalahan yang ada
dalam novel menjadi faktor penyebab munculnya permasalahan lain dalam novel tersebut.
2. Pengertian Moral
Pengertian moral dalam KBBI (2008: 929) adalah “ajaran baik buruk yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak dan budi pakerti”. Moral merupakan
sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, yang merupakan makna
yang terkandung dalam sebuah karya sastra dan makna yang disarankan lewat cerita
(Nurgiyantoro, 2009: 321). Hal ini berarti pengarang menyampaikan pesan-pesan moral
kepada pembaca melalui karya sastra baik penyampaian secara langsung maupun tidak
langsung.
Pengertian moral dalam KBBI (2008: 929) adalah “ajaran baik buruk yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak dan budi pakerti”. Moral merupakan
sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, yang merupakan makna
yang terkandung dalam sebuah karya sastra dan makna yang disarankan lewat cerita
(Nurgiyantoro, 2009: 321). Hal ini berarti pengarang menyampaikan pesan-pesan moral
kepada pembaca melalui karya sastra baik penyampaian secara langsung maupun tidak
langsung.
Moral pada kenyataannya membicarakan tentang persoalan benar atau salah, apa yang
perlu dilakukan dan ditinggalkan atas sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan timbulnya
“pengadilan” dari masyarakat mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh seorang individu.
Pertimbangan moral tergantung kepada suasana atau keadaan yang membentuk individu
tersebut. Misalnya, sistem sosial, kelas sosial, dan kepercayaan yang dianut. Moralitas dalam
diri manusia merupakan kesadaran tentang baik buruk, tentang larangan, tentang yang harus
dilakukan, dalam setipa tindakan manusia secara tidak langsung dibebani oleh tanggung
Moral yang berlaku di masyarakat bersifat mengikat terhadap setiap individu pada segala
lapisan masyarakat yang ada. Setiap individu dalam bersikap, bertingkah laku, dan bergaul
dalam masyarakat haruslah memperhatikan tatanan yang ada. Selain melakukan apa yang
Pengertian moral dalam karya sastra itu sendiri tidak berbeda dangan pengertian
moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik-buruk yang diterima secara umum dan
dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang bersifat praktis bagi pembaca dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, Kenny via Nurgiyantoro (2009: 321) menyatakan
bahwa moral cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan
ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil atau ditafsirkan lewat
diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan tingkah laku
dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab “petunjuk” itu dapat ditampilkan,
atau ditemukan modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan
dalam cerita itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya. Menurut Sayuti (2000:
188), bahwa moral cerita biasanya dimaksudkan sebagai sepotong saran moral yang
suatu konsep kehidupan berupa saran atau makna yang terkandung dalam sebuah cerita,
ditujukan kepada pembaca. Berdasarkan pemahaman tema tertentu, moral dalam karya
sastra dapat dipandang sebagai amanat atau pesan. Unsur amanat itu merupakan gagasan
yang menjadi dasar penulisan sebuah karya, gagasan yang mendasari diciptakannya karya
Karya sastra ditulis oleh pengarang untuk, antara lain, menawarkan model
sikapdan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangannya tentang moral. Hal itu
didasarkan pada pesan moral yang disampaikan melalui cerita fiksi tentulah berbeda
diamati oleh pengarang dan selanjutnya dengan penuh ketelitian pengarang akan
menceritakan kehidupan yang diamati dalam bentuk karya sastra. Oleh karena itu, karya
tentunya banyak sekali jenis dan wujud ajaran moral yang dipesankan. Dalam karya fiksi
yang panjang sering terdapat lebih dari satu pesan moral. Hal tersebut belum lagi
berdasarkan pertimbangan dan penafsiran pembaca yang juga dapat berbeda dari segi
jumlah maupun jenisnya. Jenis dan atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya
sastra akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang
Jenis atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung
kepada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang bersangkutan. Jenis ajaran
moral itu sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat dan tak
terbatas. Dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang
menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan
kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan
diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk
hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (via
(1986: 27) bahwa moral digunakan untuk menilai perbuatan manusia yang meliputi
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan lingkungan
alam sekitar. Dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya sastra sangat erat kaitannya dengan
agama, sosial dan individual. Sebagaimana diungkapkan di atas, maka hal-hal dalam
sastra akan senantiasa berurusan dengan masalah manusia dengan Tuhan, dalam
hubungan dengan diri sendiri, dan dalam hubungan dengan manusia lain atau alam.
wujud ajaran moral yang berhubungan dengan individu sebagai pribadi yang
menunjukkan akan eksistensi individu tersebut dengan berbagai sikap yang melekat pada
dirinya. Persoalan manusia dengan dirinya sendiri via Nurgiyantoro (2009: 324) dapat
dengan sang Pencipta. Sebagai manusia mengingat Tuhan dengan melakukan ibadah
sesuai ajaran agama yang dianutnya. Rasjidi (1984: 33) menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk yang religius dalam arti bahwa ia menyembah Tuhan, melakukan ritual
atau ibadah serta upacara untuk minta ampun dan menyesali diri. Sikap dan perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dapat berupa ketakwaan yaitu menjalankan
tidak akan terlepas dari Tuhan sebagai pencipta alam dan isinya termasuk semua mahluk.
Hubungan manusia dengan Tuhan dilakukan dengan berdoa ataupun wujud lain yang
menunjukkan adanya hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa tersebut guna
lingkungannya bisa berupa persoalan yang positif maupun persoalan yang negatif.
Mengingat bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain termasuk hubungan dengan alam sekitar sebagai
Gesekan kepentingan (hak dan kewajiban) yang timbul antara seseorang individu dengan
sesuatu hal yang dapat dijadikan acuan sebagai pegangan setiap insan untuk bekal hidup
secara manusiawi. Adapun menurut Haryadi nilai pendidikan adalah suatu ajaran yang
bernilai luhur menurut aturan pendidikan yang merupakan jembatan ke arah tercapainya
tujuan pendidikan. Nilai pendidikan merupakan nilai-nilai yang dapat mempersiapkan peserta
didik dalam perannya di masa mendatang melalui bimbingan, pengajaran dan Latihan.
Nilai pendidikan dalam sebuah novel berarti suatu ajaran bernilai luhur yang mendukung
tujuan pendidikan dapat digambarkan dalam unsur-unsur sebuah cerita fiktif naratif. Banyak
sekali nilai pendidikan yang terkandung dalam subuah novel 5 cm: Aku, Kamu, Samudera dan
Bintang-Bintang. Akan tetapi banyak nilai pendidikan dalam suatu novel tidak semua orang
dapat memetiknya dengan sadar. Hal ini dikarenakan luasnya jangkauan sastra dan luasnya
kajian dunia pendidikan itu sendiri. Di dalam novel 5 cm: Aku, Kamu, Samudera dan
Bintang-Bintang ini, terdapat banyak macam nilai pendidikan yang baik dan dirasa peneliti
sangat penting untuk dikaji. Nilai-nilai yang baik adalah syarat yang harus diketahui secara
sadar untuk dapat mendapatkan pendidikan yang baik. Berikut dibawah akan dibahas berbagai
macam nilai pendidikan yang dirasa baik dalam novel 5 cm: Aku, Kamu, Samudera dan
Bintang-Bintang.
5. Pengertian Karakter
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan
diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.
Setiap individu kamu harus memiliki karakter mulia, yang berarti memiliki pengetahuan
tentang potensi dirinya, dengan nilai-nilai seperti percaya diri, kritis, kreatif dan inovatif,
mandiri, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat
dipercaya, jujur, adil, rendah hati, pemaaf, malu berbuat salah, setia, tekun, gigih, disiplin,
berpikir positif, bersahaja, menghargai waktu, pengendalian diri, ramah, cinta keindahan,
Dalam pemikiran Islam, karakter berkaitan dengan iman dan ikhsan. Hal ini sejalan
dengan ungkapan Aristoteles, bahwa karakter erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan
yang terus menerus dipraktikkan dan diamalkan. Scerenko mendefinisikan karakter sebagai
atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kopleksitas
dianggap sebagai “ciri atau atau karakteristik atau gaya atau sifat khususdari diri seseorang
yang bersumber dari bentukan- bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga
pada masa kecil dan juga bawaan seseorang dari sejak lahir.”
Wynne mengemukakan bahwa karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to
mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam
tindakan nyata atau prilaku sehari- hari. Oleh sebab itu, seseorang yang berprilaku tidak jujur,
curang kejam dan rakus dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter jelek, sedangkan
yang berprilaku baik, jujur dan suka menolong dikatakan sebagai orang yang meiliki karakter
baik/ mulia.
Menurut Gordon W. Aliport, karakter erupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psiko-fisik individu yang enentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.
Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. Karakter bukan sekedar kepribaian
evaluated).
Dari definisi-definisi di atas, karakter merupakan cara berpikir dan berprilaku seseorang
yang menjadi ciri khas dari tiap individu dan menjadi kebiasaan yang akan terus dipraktikkan
dan diamalkan dengan dua pemahaman dasar tentang pendidikan dan karakter, jadi dibuatlah
sintesis tentang konsep pendidikan karakter. Karakter lebih besifat subjektif, sebab berkaitan
Sementara pendidikan senantiasa berkaitan dengan dimensi sosialitas manusia, yang mana
selalu mebutuhkan kehadiran orang lain dalam menopang hidupnya. Oleh karena itu,
berbagai macam dimensi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, agar pribadi tersebut
semakin dapat menghayati kebebasannya dan ia dapat semakin bertanggung jawab atas
pertumbuhan dirinya.
Menurut Megawangi, pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk mendidik anak-anak
agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan
menjadi manusia yang baik dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan dan mampu
adalah :
1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
2. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5. Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan, jadi dengan peirlaku tertib ini dapat membangun karakter siswa
6. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
9. Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di dengar.
10. Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
11. Cinta Tanah Air. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
12. Menghargai Prestasi. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
14. Cinta Damai. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
15. Gemar Membaca. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
16. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
17. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
18. Tanggung Jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Delapan belas
nilai-nilai karakter diatas dapat menjadi fokus bagi guru untuk menanamkan nilai-nilai
karakter pada setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Setiap nilai-nilai karakter yang
akan ditanamkan kepada siswa, ada indikasiindikasi yang harus diperhatikan, seperti
contoh sikap peduli social, indiaksinya siswa dengan kesadaran sendiri membantuk
Adapun tujuan pendidikan karakter secara umum adalah untuk membangun dan
mengembangkan karakter peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan agar
dapat menghayati dan mengamalkan nilai- nilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai
luhur dari setiap butir sila dari Pancasila.20 Secara khusus pendidikan karakter bertujuan
menembangkan potensi anak didik agar berhati baik, berpikiran baik, berkelakuan baik,
memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negara, mencintai sesama umat manusia.
a. Pengembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran baik dan berprilaku baik.
b. Perbaikan prilaku yang kurang baik dan penguatan prilaku yang sudah baik.