Anda di halaman 1dari 37

NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK MENYERAH

BUKAN PILIHAN KARYA DWI FITRIAWATI SEBAGAI IMPLIKASI


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Proposal Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana

NAMA : SUCI RAMADHANI


NPM : 201921500520

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
LEMBAR PENGESAHAN
1

LEMBAR PESETUJUAN
2

LEMBAR ORISINALITAS
3

KATA PENGANTAR
4

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cerita pendek disebut juga sebagai salah satu karya sastra karangan

fiktif yang memaparkan sebagian kisah kehidupan seseorang dan

diceritakan kembali secara lebih ringkas, yaitu kurang dari 10.000 kata.

Dalam cerpen bukan lagi hanya hasil kerja lamunan belaka melainkan juga

terdapat penghayatan dan perenungan didalamnya. Contohnya yaitu

seperti menceritakan pengalaman penulis atau orang lain secara faktual.

Kumpulan cerpen biasanya berisi struktur teks cerpen seperti orientasi,

pengungkapan peristiwa, peningkatan konflik, puncak konflik,

penyelesaian dan koda.

Dalam membaca cerpen terdapat manfaat pembelajaran bagi siswa

yang diantaranya yaitu dapat menambah kosa kata, mengembangkan

imajinasi dan kreativitas, melatih kemampuan berpikir logis,

meningkatkan keterampilan komunikasi hingga siap menghadapi

kehidupan nyata. Terdapat pelajaran hidup dan juga moral yang dapat

menuntun siswa untuk menemukan minat, membentuk kepribadian dan

juga mempunyai pandangan hidup yang akan menjadi bekal untuk

menjalani kehidupan dalam masyarakat. Membaca bukan hanya

keterampilan tunggal, namun sebuah kombinasi. Kegiatan membaca

seperti membaca cerpen, melibatkan sebuah proses yang dimana siswa


1

berinteraksi dengan kata-kata yang menjadi isi bacaan, menyimak jalannya

cerpen, membicarakan isi cerpen hingga dapat menceritakan ulang isi

cerita melalui tulisan.

Penulis memfokuskan nilai yang terkandung dalam sebuah cerpen

yaitu nilai moral. Nilai moral merupakan sebuah ajaran tentang baik dan

buruknya prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang

yang memiliki kesadaran moral baru dapat dikatakan sebagai orang yang

bermoral jika dapat menilai hal-hal yang baik dan buruk, hal-hal yang

boleh dilakukan, dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Menurut penulis,

nilai-nilai tersebut dianggap memiliki keyakinan bagi seseorang atau

masyarakat agar dapat diterima dan dilaksanakan secara baik dan benar.

Bagi kehidupan manusia, nilai moral sangatlah penting baik sebagai

makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Nilai moral

memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu tentang

bagaimana seseorang harus mengambil langkah dalam kehidupan.

Nilai moral dalam kumpulan cerpen Menyerah Bukan Pilihan

digunakan dalam penelitian ini karena didalamnya terdapat hal-hal yang

diteladani oleh siswa baik dari segi tokoh maupun peristiwa, khususnya

tentang nilai moral. Nilai moral dapat menjadi masalah sensorik yang

diungkapkan oleh pengarang melalui tokoh dan peristiwa yang

disampaikan. Dalam kumpulan cerpen Menyerah Bukan Pilihan terdapat

nilai moral yang diantaranya yaitu bertanggung jawab, percaya diri,

keberanian, dan lain sebagainya.


2

Menurut Suseno (Febriyanti: 2021) moral merupakan cara untuk

mengukur kualitas seseorang sebagai individu dan warga negara. Pada saat

yang sama pendidikan moral dapat menjadikan anak-anak manusia

bermoral baik dan manusiawi. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu

peneliti sering menyaksikan kejadian-kejadian di sekitar yang

bertentangan dengan nilai moral dan tidak jarang pelakunya berasal dari

kalangan pelajar. Berbagai peristiwa yang terdapat di berbagai media

mempertegas bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis moral. Peristiwa-

peristiwa tersebut seperti halnya pelecehan seksual, bullying siswa

terhadap siswa lainnya, penggunaan narkoba, seks bebas maupun aborsi di

kalangan siswa. Kenyataan tersebut tentu bertentangan dengan adanya

fungsi pendidikan yang dimana pendidikan memiliki fungsi sosisalisasi

nilai-nilai, pengembangan diri dan kontrol sosial.

Pada kenyataannya berbagai cara juga terus dilakukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan karakter penerus bangsa. Dengan adanya

penelitian ini yang dikaitkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia

diharapkan siswa akan memahami nilai moral yang terkandung dalam

karya sastra dan mampu terbawa pada moral baik yang sesuai dengan etika

dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat.

Penelitian tentang nilai moral dalam cerpen pernah dilakukan oleh

Monika (2022) yang berjudul “Nilai Moral Dalam Lima Cerpen Tahun

2018” Ia menggunakan metode analisis deskriptif dengan pertimbangan

untuk menemukan unsur sosiologi melalui nilai moral yang terdapat


3

cerpen yang dimuat pada lakonhidup.com pada tahun 2018. Hasil

penelitiannya terhadap Cerpen Durian Ayah menunjukkan nilai moral

yaitu pantang menyerah dan bekerja keras, terhadap Cerpen Lelaki Yang

Menderita Bila Dipuji menunjukkan nilai moral yaitu rendah hati, terhadap

Cerpen Si Pengarang Muda menunjukkan nilai moral yaitu curangan,

terhadap Cerpen Karomah Batang Lidi menunjukkan nilai moral ikhlas,

dan terhadap Cerpen Misteri Seorang Tukang Cukur menunjukkan nilai

moral yaitu tidak memiliki prasangka buruk terhadap orang lain dan

menghormati orang lain.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Sanjaya, D.M. Sanjaya, R.M.

dan Mustika (2021) yang berjudul “Analisis Nilai Moral Dalam Kumpulan

Cerpen Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah Karya R Ayi Hendrawan

Supriadi dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran Sastra Di SMA”.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai moral cerpen berkaitan

dengan pembelajaran pada kurikulum 2013 yang terdapat pada kompetensi

dasar mengenai standar kompetensi mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan

yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek. Berdasarkan hasil

penelitian terdapat tiga nilai moral yang terkandung dalam Kumpulan

Cerpen Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah, nilai moral tersebut

diantaranya yaitu nilai moral yang terkandung dalam hubungan manusia

dengan Tuhannya adalah ketakwaan, nilai moral yang terkandung dalam

hubungan manusia dengan dirinya sendiri adalah kesadaran diri, intropeksi

diri, pantang menyerah, berkomitmen dan berfikir kritis, nilai moral yang
4

terkandung dalam hubungan manusia dengan sesama adalah toleransi,

kasih sayang, simpati, suka memberi, tanggung jawab, dan kepedulian.

Salah satu cerpen yang mengandung muatan nilai moral untuk

dibaca adalah kumpulan cerpen Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi

Fitriawati. Dalam kumpulan cerpen ini, pada setiap cerita disuguhkan

kisah-kisah yang sangat menginspirasi seperti halnya tentang kesabaran,

perjuangan, keluarga, hingga sebuah keikhlasan. Kumpulan cerpen ini

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca, latar pada

setiap judul cerpen ini juga sangat bervariasi sehingga pada setiap cerita

memiliki khas dan daya tarik sendiri. Berdasarkan pernyataan tersebut,

penulis memilih judul Nilai Moral dalam kumpulan cerita pendek

Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi Fitriawati karena ingin lebih

mendalami nilai-nilai moral yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut.

Selain itu, kumpulan cerpen ini juga merupakan sebuah hasil dari proyek

Pelajaran Sejarah di MAN Kota Batu, Malang yang patut dijadikan

sebagai inpsirasi dan mendapat apresiasi.

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat mengembangkan

dan memantapkan pemahaman tentang moralitas serta dapat dijadikan

sebagai referensi dalam memahami nilai-nilai moral melalui pembelajaran

Bahasa Indonesia sehingga dapat mengajarkan siswa tentang nilai

kehidupan seperti moral khususnya pada cerpen.


5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai moral yang terdapat dalam kumpulan Cerpen

Menyerah Bukan Pilihan Karya Dwi Fitriawati?

2. Apakah nilai moral dalam kumpulan cerpen Menyerah Bukan Pilihan

dapat dijadikan sebagai implikasi pembelajaran Bahasa Indonesia?

3. Adakah kemungkinan jika nilai moral dalam cerpen Menyerah Bukan

Pilihan Karya Dwi Fitriawati tidak dapat dijadikan sebagai implikasi

pembelajaran bahasa Indonesia?

4. Adakah dampak nilai moral dalam cerpen yang dijadikan sebagai

implikasi pembelajaran bahasa Indonesia?

5. Apakah nilai moral dalam cerpen berkaitan dengan implikasi

pembelajaran bahasa Indonesia?

6. Adakah kemungkinan jika nilai moral dalam cerpen tidak saling

berkaitan dengan implikasi pembelajaran bahasa Indonesia?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah adalah

sebagai berikut:

Terdapat banyak hal-hal yang dapat dikaji dalam penelitian sastra

melalui kegiatan analisis sebuah karya sastra. Oleh karena itu, untuk

membatasi penelitian ini agar tidak terlalu luas penulis hanya membahas
6

nilai-nilai moral dalam kumpulan cerpen Menyerah Bukan Pilihan Karya

Dwi Fitriawati.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang

dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Bagaimana nilai moral dalam kumpulan cerpen Menyerah Bukan

Pilihan karya Dwi Fitriawati sebagai implikasi pembelajaran Bahasa

Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan nilai moral yang terdapat dalam kumpulan cerpen

Menyerah Bukan Pilihan, mendeskripsikan implikasi nilai moral pada

pembelajaran Bahasa Indonesia serta memantapkan pemahaman tentang

moralitas yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam memahami nilai-

nilai moral.

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

Secara teoretis, manfaat dari hasil penelitian ini yaitu dapat

memberikan pengembangan keilmuan sastra Indonesia mengenai

moralitas, terutama dalam pengkajian cerpen-cerpen Indonesia.


7

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi alternatif

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya tentang

menganalisis nilai moral yang terkandung dalam cerpen.

b. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah

pengetahuan dalam memahami nilai-nilai moral sehingga

penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi yang

relevan dan peneliti lain dapat melakukan penelitian nilai moral

dalam cerpen secara lebih lanjut.

c. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk

menambah pengetahuan serta wawasan mengenai analisis nilai

moral yang terdapat dalam kumpulan cerpen.

G. Sistematika Penulisan

Proposal skripsi ini terdiridari tiga bab dengan sistematika

penulisan sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, identifikasi masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

dan sistematika penulisan.


8

Bab II Landasan Teori dan Kerangka berpikir, berisi landasan

teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

Bab III Metode Penelitian, berisi pendekatan penelitian, teknik

penelitian, fokus dan subfokus, instrumen penelitian, teknik pencatatan

data dan teknik pemeriksaan keabsahan data.

Daftar Pustaka.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Hakikat Cerpen

a. Pengertian Cerpen

Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang

penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau

menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah

dilupakan. Cerpen cenderung lebih singkat, padat dan langsung

pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih

panjang seperti halnya novel. Cerpen merupakan salah satu karya

sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia

melalui tulisan pendek dan singkat. Cerpen juga merupakan sebuah

cerita singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni

perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian.

b. Jenis-Jenis Cerpen

Berdasarkan jumlah kata cerpen dibagi menjadi 3 (tiga)

bagian yaitu:

1) Cerpen Mini (flash): cerpen dengan jumlah kata antara 750-

1000 kata.

2) Cerpen Ideal: cerpen dengan jumlah kata antara 3000-4000

kata.
1

3) Cerpen Panjang: cerpen yang jumlah kata 4000-10.000 kata.

Berdasarkan teknik pengarangnya cerpen dibagi menjadi 2

(dua) bagian yaitu:

1) Cerpen Sempurna, adalah teknik penulisan cerpen oleh

pengarang dimana cerpen yang ditulis hanya terfokus pada

satu tema dan memiliki plot yang sangat jelas, serta

penyelesaiannya mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada

umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada fakta.

2) Cerpen Tak Utuh, adalah teknik penulisan cerpen yang

dimana pengarang menulis cerpen dengan tidak terfokus

pada suatu tema atau berpencar, susunan plot atau alurnya

tidak tertata, serta cerita akhir yang tidak selesai. Cerpen

jenis ini umumnya bersifat kontemporer dan cerita yang

ditulis berdasarkan gagasan atau ide yang orisinil.

c. Ciri-Ciri Cerpen

1) Jalan cerita lebih pendek dari novel

2) Sebuah cerpen memiliki jumlah kata yang tidak lebih dari

10.000 kata

3) Cerita cerpen pada umumnya berasal dari kehidupan sehari-

hari

4) Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya

5) Tokoh dalam cerita digambarkan mengalami masalah atau

suatu konflik hingga pada tahap penyelesaiannya


2

6) Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah

dipahami pembaca

7) Kesan yang ditinggalkan dari cerpen sangat mendalam

sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita

yang disajikan

8) Pada umumnya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.

9) Memiliki alur cerita tunggal dan lurus

10) Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak

mendalam serta singkat

d. Unsur-Unsur Cerpen

1) Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik merupakan suatu unsur pembangun

sebuah karya sastra yang berasal dari dalam karya itu

sendiri. Dalam cerpen unsur intrinsik terdiri dari tema, alur

atau plot, setting, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang,

gaya bahasa dan amanat. Kepaduan antar unsur instrinsik

inilah yang membuat sebuah cerpen berwujud. Hal-hal

yang terkandung di dalam unsur instrinsik sangat berkaitan

erat dengan jiwa serta batin para sastrawan. Jika dilihat dari

sudut pembaca, unsur-unsur cerita inilah yang akan

dijumpai ketika membaca sebuah cerpen.

2) Unsur Ekstrinsik Cerpen


3

Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur

yang membentuk cerpen dari luar, berbeda dengan unsur

instrinsik yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur

ekstrinsik cerpen pada umumnya dari keadaan masyarakat

saat dimana cerpen tersebut dibuat oleh pengarang.

Unsur ekstrinsik memiliki banyak sekali pengaruh terhadap

penyajian amanat ataupun latar belakang dari cerpen

tersebut. Unsur ekstrinsik ialah unsur-unsur yang berada di

luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi

bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur

ekstrinsik berperan sebagai unsur yang memengaruhi

bangunan cerita. Sebagimana halnya unsur instrinsik,

unsur ekstrinsik terdiri atas beberapa unsur sebagai

berikut.

a) Keadaan subjektivitas individu pengarang misalnya:

keyakinan, dan pandangan hidup.

b) Keadaan psikologis, pengarang, pembaca, atau

penerapan prinsip psikologis dalam karya.

c) Keadaan lingkungan pengarang, seperti ekonomi,

sosial, dan politik.

d) Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni,

agama, dan sebagainya.


4

2. Hakikat Nilai Moral

a. Pengertian Moral

Dalam karya sastra, moral dipandang sebagai ucapan dan

ucapan. Moral adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh

pengarang kepada pembaca, dimana makna sebuah karya sastra

disampaikan melalui cerita. Dalam hal ini, pengarang

menyampaikan pesan moral kepada pembaca baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui karya sastra. Pada umumnya nilai

moral mengajarkan tentang baik buruknya perbuatan, sikap,

kewajiban, akhlak, budi pekerti, adab, dll. Menurut Darajat (Iye:

2019) moral merupakan kelakuan yang sesuai ukuran (nilai-nilai)

masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar,

yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan

(tindakan) tersebut.

b. Bentuk-Bentuk Moral

Rachel (Fadhila: 2022) mengatakan bahwa pengertian nilai

moral adalah seperangkat penilaian yang didasarkan pada upaya

untuk mengarahkan tindakan manusia untuk melakukan hal-hal

yang baik berdasarkan akal. Seseorang yang sadar berbuat baik

berdasarkan standar yang diterapkan dalam hidupnya akan lebih

mudah menjadi orang baik. Nilai moral yang dikemukakan oleh

Rachel (Fadhila: 2022) menggunakan empat kelompok nilai moral.

Keempat bentuk itu adalah:


5

1) Nilai Moral Keberanian

Nilai moral keberanian adalah keadaan di mana

seseorang harus mengutamakan hati nuraninya, yang

menyatakan bagi dirinya sendiri keputusan untuk

mengambil resiko. Keberanian itu sendiri ada ketika ada

dua hal yang berlebihan, yaitu kepengecutan dan

kecerobohan. Kepengecutan sendiri merupakan perilaku

yang lari dari masalah yang ada, sedangkan kecerobohan

adalah sikap seseorang yang berani mengambil banyak

resiko untuk mempertahankan sikap yang seharusnya sesuai

dengan kebutuhan untuk melawan lingkungan (Fadhila,

2022). Oleh karena itu, seseorang harus berani melindungi

dirinya dari bahaya pada saat-saat tertentu.

2) Nilai Moral Kedermawanan

Pengertian kedermawanan adalah keinginan untuk

memberi dengan segenap hartanya untuk membantu orang

yang lebih membutuhkan pertolongan. Kedermawanan juga

dapat diartikan sebagai kebaikan yang diberikan dengan

tulus tanpa mengembalikannya, yang seperti hakikat

pengorbanan dan kedermawanan.

3) Nilai Moral Kejujuran

Setiap orang harus memiliki sifat jujur untuk

menjalani kehidupan tanpa rasa takut yang ada pada dirinya,


6

karena perkataannya tidak sesuai dengan fakta. Sejujurnya,

mudah bagi orang lain untuk mempercayai seseorang.

Kebajikan integritas umumnya merupakan karakter yang

mengecualikan seseorang dari perilaku yang tidak sesuai

dengan kebajikannya.

4) Nilai Moral Kesetiaan

Nilai moral kesetiaan adalah perilaku yang

menyangkut ketulusan yang ditunjukkan seseorang kepada

orang lain. Rachel (Fadhila: 2022) mengatakan bahwa

loyalitas adalah moralitas yang menyangkut hubungan

antara seseorang dengan orang-orang yang dikenalnya,

seperti keluarga dan kerabat, sebagai tanda sebagai makhluk

sosial. Pengertian loyalitas keluarga adalah komunikasi

yang dilakukan sejak kecil, meskipun jarak merupakan

salah satu faktor pembeda loyalitas keluarga.

3. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan suatu usaha

dalam mewujudkan tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ada

dalam kurikulum pendidikan. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia merupakan bentuk penerapan kurikulum, bentuk pencapaian

tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia, dan upaya peningkatan

kemampuan siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya


7

dipelajari dalam lingkup teori semata. Siswa diharapkan mampu

menggunakan kemampuannya secara fungsional, otentik dan utuh

dalam berkomunikasi.

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan. Hal ini

mengakibatkan pembelajaran yang dilakukan harus bisa disesuaikan

dengan situasi yang akan dihadapi siswa saat ia berkomunikasi

menggunakan kemampuaan berbahasanya. Pada saat pembelajaran

bahasa terjadi, siswa harus dihadapkan pada kondisi pembelajaran

bahasa yang mirip dengan bagaimana siswa menggunakan bahasa

dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kemampuan komunikasi

siswa mendukung isi pembelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri. Isi

pembelajaran tersebut meliputi bahan ajar yang berisikan kemampuan-

kemampuan berbahasa. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

meliputi komponen berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi

aspek-aspek sebagai berikut: (1) mendengarkan (menyimak), (2)

berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis.


1. Nama :Indri Monika

Judul :Nilai Moral Dalam Lima Cerpen Tahun 2018


8
Jurnal :Jurnal Universitas Gunung Jati

URL :https://www.jurnal.ugj.ac.id/index.php/PBB/article/view/

7394
B.
Simpulan :Karya sastra yang diciptakan oleh pengarang pasti

mengandung nilai tertentu yang akan disampaikan kepada

pembaca, misalnya nilai moral. Moral adalah ajaran

tentang baik buruknya perilaku seseorang. Pembaca

diharapkan dapat menemukan dan mengambil nilai

tersebut. Nilai moral yang terkandung dalam cerita

pendek mencerminkan pandangan hidup penagrang yang

bersangkutan disampaikan melalui suatu cerita untuk

pembaca. adapun cerpen yang diangkat adalah Durian

Ayah, Lekaki yang Menderita bila Dipuji, Si Pengarang

Muda, Karomah Sebatang Lidi, dan Misteri Seorang

Tukang Cukur. Dari hasil analisis 5 cerpen tahun 2018

terdapat beberapa nilai moral, yaitu sabar dan berusaha,

rendah hati, kecurangan dan plagiarism, ikhlas dan jangan

melihat seseorang dari tampak luar. Dari masing-masing

kelima puisi tersebut berkaitan dengan unsur-unsur dalam

bermasyarakat dan bagaimana penerapannya dalam

kehidupan. Nilai moral tidak luput hanya sebatas dalam

cerpen, namun penerapannya dalam kehidupan membuat

nilai moral disisipkan dalam berbagai karya untuk

dijadikan contoh, pelajaran, dan pesan bagi setiap

pembaca.

2. Nama : Muhamad Doni Sanjaya, Muhamad Rama Sanjaya dan

Desta Mustika

Judul : Analisis Nilai Moral Dalam Kumpulan Cerpen Keluarga

Ku Tak Semurah Rupiah Karya R Ayi Hendrawan


9

Hasil Penelitian yang Relevan


10

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana sebuah teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka pemikiran adalah

kerangka logis yang menduduki masalah penelitian di dalam kerangka

teoritis yang relevan dan didukung oleh hasil penelitian sebelumnya, yang

menangkap, menjelaskan, dan menunjukan perspektif terhadap masalah

penelitian.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dibuat oleh penulis maka

diharapkan dalam menganalisis cerpen dapat mengetahui nilai moral.

Dengan demikian penulis akan lebih mudah memahami.


11

Hasil

Temuan
12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode

deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek artikel

(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode

deksriptif adalah suatu pemecahan masalah yang berusaha

menggambarkan kenyataan yang terjadi. Metode deskriptif digunakan

untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya tentang analisis nilai

moral dalam cerpen Menyerah Bukan Pilihan Karya Dwi Fitriawati.

Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh melalui data-data yang

dikumpulkan dengan beragam sarana, antara lain wawancara, pengamatan,

dokumen atau arsip, dan tes.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih

menggunakan metode tersebut karena menyesuaikan dengan tujuan yaitu

untuk melakukan penelitian mengenai Nilai Moral dalam Kumpulan Cerita

Pendek Menyerah Bukan Pilihan Karya Dwi Fitriawati dan Implikasinya

terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia.


1

B. Teknik Penelitian

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

isi. Analisis isi merupakan teknik yang dapat digunakan peneliti untuk

mengkaji perilaku manusia secara tidak langsung melalui analisis terhadap

komunikasi mereka seperti: buku teks, esay, koran, novel, artikel majalah,

lagu, gambar iklan, dan semua jenis komunikasi yang dapat dianalisis.

Teknik analisi isi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan cara memfokuskan analisis teks sastra yang ada dalam cerpen yang

dipilih yaitu cerpen Menyerah Bukan Pilihan Karya Dwi Fitriawati.

Analisi isi digunakan untuk mendeskripsikan mengenai Nilai Moral pada

cerita pendek tersebut. Adapun dalam karya sastra, isi yang dimaksud

mengenai pesan-pesan yang ada di dalamnya. Namun teknik analisis ini

digunakan untuk menganalisis tentang Nilai Moral pada kumpulan cerita

pendek Menyerah Bukan Pilihan.

C. Fokus dan Subfokus

1. Fokus

Pada penelitian ini, untuk mempermudah dalam menganalisis hasil

penelitian, maka penelitian ini pun difokuskan mengenai Nilai Moral

dalam cerita pendek Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi Fitriawati.

Cerpen dengan judul Menyerah Bukan Pilihan ini merupakan salah

satu cerpen karya penulis Dwi Fitriawati pada tahun 2020. Cerpen
2

Menyerah Bukan Pilihan memiliki jumlah halaman yakni 190 halaman

dan diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo.

2. Subfokus

Dengan subfokus masalahnya adalah mengenai Nilai Moral yang

terdiri dari beberapa macam yaitu Nilai Moral Keberanian, Nilai Moral

Kedermawanan, Nilai Moral Kejujuran, Nilai Moral Kesetiaan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu sarana untuk memperoleh

informasi. Kualitas data penelitian dapat dipengaruhi oleh dua hal pokok

yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Selain

itu, dalam penelitian kualitatif instrumen atau alat penelitian adalah

peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus

menegaskan bagaimana peneliti kualitatif bersedia melakukan penelitian,

yang kemudian terjun ke lapangan. Oleh karena itu, dalam penelitian

kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci.

Dengan demikian, peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian

kualitatif. Selanjutnya, setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka

kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang

telah ditemukan melalui observasi. Sehingga instrumen penelitian yang

dibuat adalah sebagai berikut.


3

Tabel 3.1

Tabel Instrumen Nilai Moral dalam Kumpulan Cerpen Menyerah

Bukan Pilihan

Aspek Nilai Moral

No. Judul
Kutipan Keberanian Kedermawanan Kejujuran Kesetiaan
Cerpen

Tabel 3.2

Instrumen Rekapitulasi Nilai Moral dalam Kumpulan Cerpen

Menyerah Bukan Pilihan


No. Aspek Nilai Moral Jumlah Persentase (%)

1. Nilai Moral Keberanian

2. Nilai Moral Kedermawanan

3. Nilai Moral Kejujuran

4. Nilai Moral Kesetiaan

Jumlah Keseluruhan

Rumus untuk menghitung persentase temuan nilai moral dalam

kumpulan cerpen Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi Fitriawati adalah

sebagai berikut.

x
∑= x 100%
y
4

Keterangan:

∑ : Data yang dicari

x : Jawaban dari data

y : Jumlah Sampel

100% : Bilangan Tetap

E. Teknik Pencatatan Data

Teknik yang digunakan dalam pencatatan data hasil penelitian ini

adalah menganalisis Nilai Moral dalam Kumpulan Cerita Pendek

Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi Fitriawati dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, teknik pencatatan data

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membaca keseluruhan kumpulan cerita pendek Menyerah Bukan

Pilihan karya Dwi Fitriawati

2. Mengidentifikasi nilai moral dalam cerpen Menyerah Bukan

Pilihan karya Dwi fitriawati

3. Menganalisis Nilai Moral Keberanian, Nilai Moral

Kedermawanan, Nilai Moral Kejujuran, Nilai Moral Kesetiaan.

4. Mencatat hasil analisis pada tabel analisis

5. Menyimpulkan mengenai nilai moral dalam tabel tersebut

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


5

Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan sebagai tahapan

yang tidak dapat dipisahkan dari tubuh pengetahuan pada penelitian

kualitatif (Mekarisce: 2020). Teknik keabsahan data adalah suatu standar

kebenaran bahan penelitian, hal ini lebih menekankan pada data dari pada

sikap atau jumlah orang. Pada dasarnya uji keabsahan data dalam sebuah

penelitian hanya ditekankan pada uji validitas dan realibilitasnya adalah

instrumen penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang di uji

adalah datanya. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat

dinyatakan valid jika tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek yang penelitian.

Teknik pemeriksaan keabsahan data tidak hanya digunakan untuk

menyanggah apa yang telah dituduhkan dalam konsep penelitian kualitatif

bahwa penelitian ini tidak ilmiah, tetapi metode untuk memverifikasi

keakuratan data ini merupakan langkah yang tidak dapat dipisahkan dari

penelitian kualitatif.

Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuhlah

langkah sebgai berikut:

Pertama, penulis mencari referensi mengenai buku kumpulan

cerpen terbitan tahun 2010 ke atas serta memilih kumpulan cerita pendek

Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi Fitriawati

Kedua, penulis membaca keseluruhan kumpulan cerpen tersebut

dan mencari tau mengenai permasalahan yang ada pada kumpulan cerpen

Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi Fitriawati


6

Ketiga, penulis memutuskan memilih permasalahan mengenai nilai

moral berdasarkan maslaah atau peristiwa yang ada dalam kumpulan cerita

pendek Menyerah Bukan Pilihan karya Dwi Fitriawati

Keempat, penulis mengidentifikasi dan menganalisa bagian-bagian

kalimat yang termasuk ke dalam penelitian pada Nilai Moral Keberanian,

Nilai Moral Kedermawanan, Nilai Moral Kejujuran, Nilai Moral

Kesetiaan.

Kelima, penulis menarik sebuah kesimpulan.


7

DAFTAR PUSTAKA

Alika, N. C. A., Suntoko., dan Nuhasanah, E. 2022. Nilai moral pada kumpulan
cerpen
Perempuan patah hati yang kembali menemukan cinta melalui mimpi
Karya
Eka Kurniawan Serta Rekomendasinya sebagai bahan ajar di sekolah.
Jurnal
Pendidikan dan Konseling. Vol 4 (6).

Fadhila, Z, A., dan Saraswati, E. 2022. Nilai Moral Dalam Cerpen “Anting”
Karya
Ratna Indraswari Ibrahim. Jurnal Metamorfosa. Vol 10 (1):48-60.

Febriyanti, N., dan Dewi, A. D. 2021. Pengembangan Nilai Moral Peserta Didik
Dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Kewarganegaraan.
Vol 5
(2).
Fitriani., Fitriani, Y., dan Ardiansyah, A., 2021. Nilai-Nilai Moral, Budaya dan
Religius dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2018 Doa yang
Terapung.
Jurnal Pendidikan Tambusai. Vol 5 (1).

Hassibuan, A., 2022. Analisis Nilai Moral dalam Kumpulan Cerpen Para
perempuan
di Tanah Serambi Karya Rinal Sahputra. Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol 13

(1).

Irawati, R., Millah, N., dan Sahmini, M. 2019. Analisis Nilai Moral Pada Tokoh
dalam
Cerpen “Keadilan” Karya Putu Wjijaya Dengan Menggunakan Teori
Sigmund
Freud. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol 2 (6).

Iye, R., dan Harziko. 2017. Nilai-Nilai Moral dalam Tokoh Utama pada Novel
Satin
Merah Karya Brahmanto Anindito dan Rie Yanti. Jurnal Ilmiah
Kebahasaan
dan Kesusatraan. Vol 7 (2).

Layali, A., Darmuki, A., dan Setiyono, J. 2021. Analisis Nilai Moral dalam Novel
Ibu,
8

Sedang Apa? Karya Edi AH Iyubenu dan Hubungannya dengan


Pembelajaran
di SMA. Jurnal Educatio. Vol 7 (3): 705-712. Mekarisce, A. 2020. Teknik
pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif di bidang kesehatan
masyarakat. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat. Vol 12 (3).

Monika, I. 2022. Nilai Moral Dalam Lima Cerpen Tahun 2018. Prosiding Bina
Basa
V. Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon.

Nurohmah., dan Dewi, A. D. 2021. Penanaman Nilai Moral dan Karakter di Era
Pandemi melalui Pendidikan dengan Mengimplementasikan Nilai-
Nilai
Pancasila. Journal of Education, Psychology and Counseling.

Safitri, N., Kuswanto, W., dan Alamsyah, A. 2019. Metode Penanaman Nilai-
Nilai
Agama dan Moral Anak Usia Dini. Journal of Early Chilhood education.
Vol
1(2).

Sanjaya, D.M. Sanjaya, R.M., dan Mustika, D. 2021. Analisis Nilai Moral dalam
Kumpulan Cerpen Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah Karya R Ayi
Hendrawan
Supriadi dan Relevansinya Terharap Pembelajaran Sastra di SMA. Jurnal
Bahasa Indonesia Sastra. Vol 5 (1): 19-24.

Tarsinih, E. 2018. Kajian Terhadap Nilai-Nilai Sosial Dalam Kumpulan Cerpen


“Rumah Malam Di Mata Ibu” Karya Alex R. Nainggolan Sebagai
Alternatif
Bahan Ajar. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai