PROGRESIVISME
molinpcy@gmail.com
Abstrak :
Tujuan penulisan artikel ini yakni untuk mengetahui pemahaman tentang pengimplementasian
pendidikan karakter berbasis aliran filsafat progresivisme. Metode penelitian yang digunakan
oleh penulis dalam menyusun artikel ilmiah ini adalah studi kepustakaan. Dalam metode
tersebut penulis menggunakan buku-buku dan berbagai artikel ilmiah sebagai referensi untuk
membedah lebih lanjut tentang judul artikel ini dan yang berkaitan dengan pendidikan
karakter, aliran filsafat progresivisme serta pengimplementasian aliran filsafat progresivisme
dalam pendidikan karakter. Dengan artikel ini pembaca diharapkan dapat memahami
pengertian pendidikan, pendidikan berkarakter, filsafat, filsafat progresivisme, pembaca juga
dapat mengetahui bentuk-bentuk peranan filsafat progresivisme terhadap pendidikan karakter
serta mampu menerapkan aliran progresivisme dalam pendidikan berkarakter dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik melalui lingkungan yang ada disekitarnya seperti sekolah,
guru, orang tua, dan masyarakat.
A. PENDAHULUAN
Ada begitu banyak kasus yang berkaitan dengan karakter di bidang pendidikan
yang seakan-akan standar aturan atau norma mulai dilanggar. Fakta saat ini
menunjukkan bahwa moral atau karakter bangsa Indonesia kini mulai mengalami
kelunturan. Indonesia telah mengalami beberapa permasalahan dan bencana nasional
sebagai akibat dari kemerosotan moral atau karakter pada masyarakatnya, yang telah
mempengaruhi berbagai dalam bidang kehidupan sosial, agama, hukum serta
politiknya.
Data KPAI menunjukkan terdapat 161 kasus di bidang pendidikan hingga akhir
Mei 2018 yang didapat oleh peneliti pada 10 Juli 2018, dengan informasi korban
tawuran sebanyak 23 kasus, pelaku tawuran 31 kasus, anak-anak korban kekerasan
atau perundungan sebanyak 36 kasus, anak yang menjadi pelaku kekerasan atau
perundungan sejumlah 41 kasus, dan peserta didik yang dikeluarkan dari sekolah
dilatar belakangi oleh kebijakan sekolah sejumlah 30 kasus. Hal tersebut terjadi terjadi
sebab dalam pengembangan karakter dalam konteks lingkungan hidupnya kurang
optimal. Jika dilihat dari jumlah kejadiannya, peserta didik yang terlibat dalam sejumlah
perilaku tersebut menunjukkan bahwa terjadi kemerosotan karakter seseorang yang
serius. Hal lain yang menjadi permasalahan atau tantangan bagi Indonesia yakni
kurangnya pemahaman tentang etika, ancaman daya saing antar bangsa yang
rendah, kurangnya kegiatan berolahraga menyebabkan melemahnya fisik anak
Indonesia.
Agar pola pikir individu berubah menjadi rasional yang berdampak pada
pengembangkan karakter yang baik dan sesuai dengan karakter bangsa Indonesia,
diperlukan juga peranan filosofi atau filsafat pendidikan. Menurut Effendi (2021),
filsafat adalah pengetahuan tentang keberadaan dan penerapan akal untuk menjalani
kehidupan dan menemukan kebenaran. Adapun filsafat pendidikan terdiri dari aliran
progresivisme, perenialisme, rekontruksionisme, dan esensialisme.
Salah satu filsuf bernama John Dewey yang memelopori aliran filsafat
progresivisme. Proses pendidikan filsafat progresivisme berpusat pada siswa, guru
hanya berperan menjadi fasilitator. Siswa perlu dipersiapkan untuk mampu
menghadapi dan mengatasi masalah (Fadlillah, 2017). Sementara ada beberapa nilai
pendidikan karakter yang dapat diaplikasikan dalam aliran filsafat progresivisme. Hal
tersebut diharapkan pada siswa untuk mampu menyelesaikan permasalahan serta
potensi yang dimilikinya dapat berkembang.
Untuk mengupas dan membahas lebih lanjut mengenai judul diatas, penulis
memecahnya menjadi beberapa sub tema. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pembaca dalam memahami isi artikel. Sub tema yang akan dibahas adalah sebagai
berikut: 1) Pengertian pendidikan karakter; 2) Pengertian filsafat pendidikan; 3) Aliran
filsafat progresivisme; 4) Peranan filsafat progresivisme dalam pembentukan karakter.
B. METODE
Dalam penulisan artikel ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan.
Dalam metode ini penulis menggunakan buku-buku serta artikel-artikel ilmiah ataupun
jurnal sebagai referensi untuk membedah lebih lanjut tentang judul artikel yang
digarap. Penggunaan studi kepustakaan dilakukan dengan cara memahami,
menganalisis, menggali dan mengevaluasi dari berbagai sumber-sumber kajian yang
digunakan.
Penggunaan metode studi kepustakaan atau tinjauan literatur memiliki
manfaat untuk menghasilkan ide-ide yang akan menjadi landasan untuk penelitian.
Pendekatan ini memiliki keuntungan yang memungkinkan penulis untuk
mengklarifikasi dan membahas topik yang diteliti. Sementara sumber yang digunakan
penulis sebagian berasal dari buku, artikel, jurnal ilmiah, dan berasal dari hasil
penelitian. Yang kemudian akan dibuat kesimpulan dengan menggabungkan pokok-
pokok pembahasan yang merupakan hasil dari sejumlah sumber yang dikutip oleh
penulis dan dituangkan dalam artikel.
C. PEMBAHASAN
Menurut Simon Philips, karakter adalah sekumpulan prinsip dan nilai yang
membentuk kerangka keyakinan, sikap, dan tindakan seseorang (Muslich, 2011).
Karakter merupakan suatu kepribadian yang dapat dinilai dari sudut pandang etika
atau moral. Karakter identik dengan moral, moralitas yaitu cara berpikir, perasan,
perkataan, dan tindakan (Asmani, 2011). Selain itu menurut Koesoema (2007)
kepribadian adalah suatu sifat yang dimiliki seseorang baik yang bersifat intrinsik
maupun ekstrinsik yang dibentuk oleh lingkungannya.
2. Filsafat Pendidikan
Philoshopia yakni kata yang berasal dari bahasa Yunani dan memiliki arti
filsafat. Dalam bahasa Yunani philo yang berarti cinta dan shopia yang berarti bijak
atau kebijakan. Oleh karena itu Poedjawijatna beranggapan bahwa arti kata
filsafat yaitu cinta terhadap kebijakan. Definisi filsafat menurut Hasan (2015),
filsafat merupakan usaha manusia yang bertujuan untuk memanifestasi kebenaran
dengan pola pikir yang terstruktur. Dapat dikemukakan dari beberapa pengertian
filsafat pendidikan diatas, filsafat pendidikan adalah suatu upaya penerapan yang
sistematis dari filsafat yang menjadi dasar untuk seseorang dalam meningkatkan
kualitas hidup mereka.
Pendidikan dan filsafat adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dan saling
berkaitan. Hal tersebut dikarenakan pendidikan melibatkan kegiatan pewarisan
nilai-nilai filosofis yang tercipta untuk menjalani dan mencukupi kebutuhan di
kehidupan yang lebih ideal. Peradaban bangsa dibangun atas dasar cita-cita dan
tujuan filsafat untuk menghasilkan pendidikan. Filsafat pendidikan kemudian
muncul sebagai landasan bagi perkembangan pemikiran dan perilaku seseorang.
Hubungan filsafat dan pendidikan yang berlangsung bermula dari kultural atau
budaya yang menghasilkan filsafat pendidikan (Gandhi,2011).
Hadirnya aliran filsafat progresivisme ini dilatar belakangi oleh beberapa tokoh,
salah satu tokoh yang menjadi pelopor hadirnya aliran filsafat progresivisme
adalah John Dewey. Menurutnya aliran progresivisme ini lebih memprioritaskan
pada aspek manfaat pendidikan untuk keefektifan dalam hidup. Aliran
progresivisme didefinisikan oleh Isna (2017) yaitu aliran yang memberikan
perubahan dan memprioritaskan ilmu pengetahuan, kemampuan berpikir
seseorang dan pendidikan karakter pada peserta didik agar dapat menyelesaikan
masalah dengan pola pikir yang sistematis.
Salah satu aliran dalam aliran filsafat yakni aliran progresivisme merupakan
salah satu aliran yang dijadikan dasar atau landasan dalam proses
mengembangkan pendidikan karakter. Dalam aliran progresivisme pendidikan
dipandang sebagai proses realisasi perkembangan (Ma’ruf,dalam Fadlillah, 2017).
Tujuan dari filsafat progresivisme di dalam sebuah pendidikan harus fokus pada
pemberian pengalaman secara empiris kepada siswa, pada akhirnya dalam
membentuk karakter diri siswa harus dapat mempunyai kepribadian untuk terus
mencoba hal baru dan belajar. Selain itu, pendidikan juga dapat menjadi sumber
pengalaman dan upaya untuk memecahkan masalah di kehidupan serta dapat
menemukan solusi pada setiap masalahnya.
Pendidikan merupakan salah satu hal yang diselenggarakan secara sistematis dalam
perwujudan dalam sebuah proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
meningkatkan kemempuannya untuk memperkuat kepribadian diri, kecerdasan, serta
agama yang dianutnya. Sebuah potensi atau bakat yang diperlukan dirinya maupun dalam
masyarakat dan lingkungannya. Pendidikan memiliki tujuan untuk mendukung manusia
menjadi individu yang lebih cerdas dan berperilaku yang baik. Dalam membangun individu
yang cerdas mungkin prosesnya sederhana, tetapi menjadikan individu yang bermoral
tampaknya jauh lebih menantang. Hadirnya aliran filsafat progresivisme ini dilatar
belakangi oleh beberapa tokoh, salah satu tokoh yang menjadi pelopor hadirnya aliran
filsafat progresivisme adalah John Dewey. Menurutnya aliran progresivisme ini lebih
memprioritaskan pada aspek manfaat pendidikan untuk keefektifan dalam hidup. Aliran
progresivisme didefinisikan oleh Isna yaitu aliran yang memberikan perubahan dan
memprioritaskan ilmu pengetahuan, kemampuan berpikir seseorang serta pedidikan
karakter pada peserta didik agar dapat menyelesaikan masalah dengan pola pikir yang
sitematis. Salah satu aliran dalam aliran filsafat yakni aliran progresivisme merupakan
salah satu aliran yang dijadikan dasar atau landasan dalam proses mengembangkan
pendidikan karakter. Tujuan dari filsafat progresivisme di dalam sebuah pendidikan harus
fokus pada pemberian pengalaman secara empiris kepada siswa, pada akhirnya dalam
membentuk karakter diri siswa harus dapat mempunyai kepribadian untuk terus mencoba
hal baru dan belajar.
DAFTAR RUJUKAN