Abstract
Pesantren is one of the oldest Educational Institutions in Indonesia, and is a boarding school
education that promotes moral and ethics which is the original attitude of the Indonesian
people so that character education in boarding schools is very well maintained. Islamic
boarding schools have a considerable role in efforts to educate the life of the nation which is
the mandate of our constitution. The methodology in this study uses a mix method
(qualitative and quantitative) focusing its attention on aspects of culture in Pesantren, the
patterns of life of the santri and the behavior of santri. We focused on the location of this
study in the Misbahul Huda Al-Amiriyah Kambangan Islamic Boarding School in Lebaksiu
District, Tegal Regency.
13
14 Eko Eddya Supriyanto
lingkungan kultur Pendidikan yang profan dan dunia religious. Titik temu
intens dan tidak terputus. tersebut ada pada tujuan dari
Ciri pendidikan dalam pondok pesantren yang bermuara pada
pesantren antara lain adalah adanya tafaqquh fi’i-din atau mempelajari
hubungan yang akrab antara kiai-kiai, ilmu agama secara mendalam.
tunduknya santri kepada kiai, hidup Meskipun di pesantren Al-Amiriyah
hemat dan sederhana, semangat sendiri tetap mengadopsi
menolong antar sesama santri, jiwa pembelajaran ilmu umum dengan
tolong-menolong dan persaudaraan adanya Madrasah Ibtidaiyah (MI),
sangat mewarnai pergaulan di pondok Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan
pesantren, Pendidikan disiplin sangat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
di tekankan dalam kehidupan di Aspek lain yang memuat moral
pondok pesantren, berani menderita, sufistik juga terintegrasi dalam bentuk
dan kehidupan agama yang baik kajian fiqh sebagai ilmu pokok yang
karena pesantren adalah tempat dipelajari pada pondok, ilmu fiqh ini
pendidikan dan pengajaran agama. diwarnai oleh pikiran-pikiran sufisme
(Ghazali, 2003) atau fiqh sufistik. Oleh sebab itu,
Pengaruh budaya santri terhadap integrasi ilmu-ilmu tersebut
perilaku santri sangatlah kental, merupakan proyeksi dari
dimana budaya lingkungan pembentukan karakter terhadap para
masyarakat dan kebiasaan dapat santri yang harapannya dapat
membentuk karakter seorang anak. mengarahkan pada kesuksesan hidup
Ketika di pondok pesantren para lulusannya. Pola tersebut
pembentukan karakter santri diyakini akan memunculkan sikap
mempunyai kualifikasi unggul dengan mental positif pada diri santri
adanya materi fiqh, aqidah maupun sehingga membentuk sikap
akhlaq akan memberikan wawasan kolektivitas yang menjadi dasar
pengetahuan santri tidak hanya pada terwujudnya culture value system
ranah kognitif semata. Melainkan juga (system nilai budaya) yaitu suatu
dalam konteks sikap dan perbuatan rangkaian dari konsepsi-konsepsi
sehari-hari. Pondok pesantren abstrak yang hidup dalam alam
mempunyai otoritas tersendiri dalam pikiran sebagian besar dari seluruh
membentuk budayanya, mengadakan santri, mengenai tidak hanya apa yang
proses belajar dan mengajar secara dianggap penting dan berharga, tetapi
integrative serta komprehensif. juga mengenai apa yang dianggap
Kondisi di Pondok Pesantren remeh dan tidak berharga dalam
Misbahul Huda Al-Amiriyah hidup. Dengan demikian, system nilai
Kambangan tidak jauh beda dengan budaya tidak saja berfungsi sebagai
pondok salaf lain dalam hal majelis. suatu pedoman tetapi juga suatu
Posisi Kyai Syamsul sebagai pemimpin pendorong perilaku santri dalam
tertinggi sangat vital dalam dunia kehidupannya, sehingga berfungsi
juga sebagai suatu sistem tata perilaku pada Forum Group Discussion (FGD)
santri. (Zuhriy, 2011) dengan pakar untuk adaptasi skema
Mengadopsi rantai nilai pada rantai nilai (value chain) ini apabila
model proses bisnis pendidikan diterapkan pada institusi pondok
karakter pada pendidikan tinggi, pesantren. Untuk lebih jelasnya bisa
penulis mencoba membuat skema dilihat gambar 1.1 dibawah ini.
yang kemudian sudah didiskusikan
Pesantren
Pesantren
Budaya Organisasi
Berbagai unit dan satuan kerja di Pesantren
Industri
Manajemen Pondok Pesantren
Materi keagamaan
Feedback Regulasi Life Skill Pemerintah
Pemerintah pembentukan moral
Gambar 1.2 Proses Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren
Pada gambar diatas lebih fokus pada penulis melakukan pembatasan dalam
aspek mutu lulusan dari pondok yang pembahasan serta menempatkan
sudah mendapatkan proses pelayanan CATWOE analysis ini dalam rangka
Pendidikan di Pesantren yang akan mengetahui transformasi peran
muncul output atau lulusan yang pondok pesantren dalam Pendidikan
mempunyai karakter dan moralitas karakter.
yang lebih baik. Dari gambar diatas Penjelasan dari analisis CATWOE
tersebut jika diaplikasikan dalam diatas adalah sebagai berikut:
sebuah gambar, proses Pendidikan 1) Customers
karakter di pondok pesantren. Penerima manfaat atau customer
Namun setidaknya ada beberapa dari berhasilnya Pendidikan
hal yang sebenarnya menarik karakter di pesantren adalah
manakala proses pembentukan pemerintah, masyarakat dan dunia
karakter santri melalui proses budaya usaha/kerja. Dengan keberhasilan
pendidikan pesantren salaf pada penerapan Pendidikan karakter
Pesantren Misbahul Huda Al-Amiriyah bagi santri/siswa tentu
Kambangan, penulis mencoba memberikan manfaat yang luas
mentransformasikan peran pondok bagi pemerintah, masyarakat dan
pesantren dalam Pendidikan karakter dunia kerja.
generasi bangsa dalam bentuk analisis 2) Actors
CATWOE yang dijabarkan sebagai Penentu keberhasilan dari
berikut: kegiatan pembentukan karakter
Customers Pemerintah, Masyarakat siswa/santri adalah pengurus
dan dunia kerja pondok pesantren dan dewan guru
Actors Pengurus Pondok
Pesantren dan Dewan 3) Transformation Process
Guru Sebuah program dan kebijakan
Transformation Materi Pembentukan tentu membutuhkan materi yang
Process Karakter Santri/Siswa
Worldview Terbentuknya Santri yang mempunyai capaian-capaian dan
berkarakter target. Maka dalam proses
Owner Masyarakat dan bangsa pelaksanaan Pendidikan karakter
Indonesia
Environmental Kebijakan pendidikan di pesantren membutuhkan materi
Constraints karakter, tata tertib, pembentukan karakter
budaya pesantren
santri/siswa yang disusun dengan
Sekedar pengetahuan, dalam Soft melihat kemampuan siswa dan
System Methodology (SSM) CATWOE disesuaikan dengan kurikulum
analysis ini digunakan untuk menguji yang sudah ditetapkan.
root definition atau masalah terhadap 4) Worldview
sistem yang ada dalam pola Sebuah program Pendidikan
pelaksanaan pendidikan karakter. karakter tentu tujuannya adalah
Namun jika dirunut terlalu jauh maka terbentuknya santri/siswa yang
REVIEW JURNAL