Anda di halaman 1dari 25

BEST PRACTICE DESAIN PENDIDIKAN KARAKTER

DI SMA TRIMURTI SURABAYA

MAKALAH

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Nilai dan
Karakter Bangsa yang dibina oleh Dr. Harmanto, M. Pd.

oleh:
1. Iwan Yulianto 17070885001
2. Vivit Novia Harirotul Abadiah 17070885407
3. Arif Sobirin Wibowo 17070885412
4. Syamsul Musthofa 17070885415
5. Sutoyo Budiharto 17070885417
6. Siti Zahrotin Mauniyati 17070885420

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik dalam kehidupan dengan
melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang
dan orang lain. Karakter yang baik dibangun oleh diri sendiri dengan menjadi
personality yang baik. Menjadi personality yang mengendalikan diri sendiri
dalam menghadapi individu yang lain (Lickona, 2013, p. 81). Tempat kedua
untuk mengembangkan karakter seorang individu adalah sekolah setelah
keluarga. Sekolah merupakan tempat untuk menanamkan nilai disiplin dan
pembentukan karakter baik terkait dengan etika, moral dan agama (Hoon,
2014). Pendidikan karakter di sekolah juga harus mengembangkan
intelektual, karakter moral, karakter kewarganegaraan dan karakter
penampilan bersama (Shields, 2011).
Pendidikan karakter di Cina didasarkan pada transmisi nilai-nilai dalam
masyarakat Cina dan sebagian besar nilai-nilai ini telah didirikan pada ajaran
Konfusius, yaitu suatu ajaran dalam agama konghucu yang memfokuskan
pengajarannya pada perilaku moral dan kehidupan yang beretika (Mei-Ju
Chou, at al, 2013). Pendidikan karakter di Jepang diintegrasikan kedalam
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan
Jepang berhasil melibatkan siswa dalam kegiatan praktis yang menuntun
mereka untuk menginternalisasi pentingnya keberadaan anggota masyarakat
yang bertanggung jawab dan peduli (David Mccullough, 2008). Sementara itu
di Malaysia, pendidikan karakter juga diintegrasikan kedalam mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan, hal ini dapat mendorong siswa dalam
sosiokultural mereka untuk menemukan kebutuhan negara, budaya mereka
dan agama mereka, juga sebagai perubahan dalam komunitas global
(Vishalache Balakrishnan, 2010).
Melalui Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan
Pendidikan Karakter Indonesia mulai menerapkan pendidikan karakter yang
terintegrasi dalam kurikulum 2013. Dalam Perpres ini disebutkan, penguatan

2
pendidikan karakter (PKK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung
jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan
dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). PPK menurut
Perpres ini, memiliki tujuan: a). membangun dan membekali Peserta Didik
sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa
depan; b). mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan
bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui
pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
keberagaman budaya Indonesia; dan c). merevitalisasi dan memperkuat
potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik,
masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai
sejak tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu
melaksanakan pembentukan karakter secara kontekstual sesuai dengan
potensi lingkungan setempat. Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter
2010 juga memperoleh dukungan dari masyarakat madani dan Pemerintah
Daerah. Pemerintah menyadari bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental
yang memperkuat pendidikan karakter semestinya dilaksanakan oleh semua
sekolah di Indonesia, bukan saja terbatas pada sekolah-sekolah binaan,
sehingga peningkatan kualitas pendidikan yang adil dan merata dapat segera
terjadi. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat
memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik.
Desain pendidikan karakter disetiap jenjang sangat berbeda, misalnya
saja pendidikan karakter di sekolah dasar terintegrasi dengan mata pelajaran
yang sudah ada dan bukan merupakan mata pelajaran baru yang berdiri
sendiri serta bukan standar kompetensi baru. Oleh karena itu, guru dan
sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter ke dalam kurikulum, silabus, dan rencana program

3
pembelajaran (RPP) yang sudah ada (Sri Judiani, 2010). Pendidikan IPS
berperan dalam pendidikan nilai-nilai dan karakter siswa dalam bentuk kerja
sama, cinta tanah air, dan gotong royong. Pada standar isi, IPS sangat kental
dengan nilai-nilai yang merajut kebhinekaan, sejarah bangsa, rasa tanggung
jawab, saling menghargai, dan sebagainya (Towaf, 2014).
Desain pendidikan karakter yang tepat untuk siswa SMA adalah model
integrasi tindak tutur direktif. Bentuk tindak tutur direktif dalam konteksnya
memiliki fungsi kompetitif, bertentangan, menyenangkan atau bekerja sama.
Sedangkan jenis tuturan direktif ada tiga, yaitu perintah (command),
permintaan (request), dan saran (suggest) (Mulyani, 2010). Pendidikan
karakter diintegrasikan dalam pembelajaran melalui tiga tahap, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian (Anik Ghufron, 2010).
Desain pendidikan karakter untuk setiap jenjang usia tidak sama, disesuaikan
dengan perkembangan, fisik, psikomotrik dan afektifnya. Model pendidikan
untuk pengembangan karakter pada remaja diintegrasikan dalam peraturan
sekolah, pembelajaran dan kegiatan ektrakurikuler. Model pendidikan untuk
pemantapan karakter pada usia dewasa dilakukan dengan strategi penyadaran
dan evaluasi diri melalui forum seminar, menulis karya ilmiah dan diskusi.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Trimurti
Suarabaya, pengembangan pendidikan karakter telah terlaksana dengan baik.
Namun masih ada sedikit kekurangan dalam menyusun program
pembelajaran yang teringerasi dengan visi dan misi sekolah. Oleh karena itu,
dalam pembahasan kali ini kami menawarkan desain pendidikan karakter dari
permodelan visi dam misi sekolah hingga keterlaksanaan RPP di dalam kelas.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan kali adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah desain pedidikan karakter yang baik di sekolah?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembahasan kali ini adalah sebagai berikut.
1. Merancang dan mendeskripsikan pendidikan karakter di sekolah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah
SMA Trimurti bernaung di bawah Yayasan Pendidikan SMA Trimurti
yang beralamat di Jl. Gubernur Suryo No. 3 Surabaya. Trimurti adalah suatu
istilah yang terdapat dalam salah satu agama atau kepercayaan. Tidak
mengherankan jika sebagian anggota masyarakat beranggapan bahwa SMA
yang bernama Trimurti ini dikelola oleh salah satu agama yang ada di
Indonesia. Anggapan dan pendapat yang demikian itu perlu diluruskan. Para
pendiri bersepakat memberi nama Trimurti karena sasaran pokok yang ingin
dicapai ada tiga, yaitu:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, melaksanakan segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Ingin membentuk manusia yang berakhlak dan berbudi luhur.
3. Ingin membentuk manusia yang pandai, cerdas, dan cakap.
Para pendiri yakin ilmu yang melekat pada akhlak yang tidak baik, tidak
terbungkus dalam jiwa yang luhur, maka tidak mungkin memenuhi tugasnya
sebagai pendukung peradaban bangsa, melainkan menjadi perusak peradaban
bangsa. Tidak kurang jumlahnya orang pandai menjadi pendusta, penipu,
koruptor yang sangat merugikan rakyat. Lebih-lebih pada waktu itu sudah
terdengar adanya penyakit terutama di kalangan anak-anak muda yakni krisis
akhlak. Termasuk pula di kalangan orang tua yang bisa mengendalikan diri
akibat membanjirnya budaya asing.
Jadi ilmu itu seharusnya melekat pada akhlak yang baik yang dibungkus
dalam jiwa yang luhur dan diikat oleh tali susila yang jujur. Hidup hendaknya
hormat menghormati, tolong menolong, toleran, tertib dan berakhlak baik
terhadap sesamanya, masih belum cukup apabila tidak disertai ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jadi sebagai manusia yang pancasila
hubungan horizontal dan vertikal harus dilaksanakan. Kalau ketiga unsur di
atas (bertaqwa, berilmu, berakhlak) telah mendarah daging dan menulang
sumsum dalam diri, tercapailah apa yang dicita-citakan bersama yakni

5
manusia seutuhnya. Ketiga unsur itulah yang lebur menyatu dalam istilah
Trimurti. Harapan tersebut dituangkan didalam visi dan misi sebagai berikut
sebagai kerangka dalam mengelola SMA Trimurti agar sesuai dengan cita-
cita para pendiri.
Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : SMA TRIMURTI SURABAYA
2. NPSN : 20532118
3. NSS : 304056001014
4. Akreditasi : Akreditasi A
5. Alamat : Jl. GUBERNUR SURYO No.3 SURABAYA
6. Kodepos : 123456
7. Nomer Telpon : 031-5315608
8. Nomer Faks : 0315466251
9. Email : trimurti@sby.dnet.net.id
10.Jenjang : SMA
11.Status : Swasta
12.Situs : www.smatrimurti.sch.id
13.Lintang : -7.26228240602873
14.Bujur : 112.74385303258896
15.Ketinggian : 5
16.Luas tanah : 3600M2
17.Waktu Belajar : Sekolah Pagi
18.Nama Kepala Sekolah : Syarif Andri Setiawan, S.Kom
19.Prestasi : 1. JUARA 1 SEKOLAH ADIWIYATA
TAHUN 2008
2. JUARA 1 ECO SCHOOL TAHUN 2011
3. SEKOLAH ADIWIYATA SURABAYA
TAHUN 2013
20.Jumlah Siswa : TAHUN AJARAN 2016 – 2017 : 836
SISWA
TAHUN AJARAN 2017-2018 : 717 SISWA
21.Jumlah kelulusan : TAHUN AJARAN 2016 – 2017 : 286
SISWA
TAHUN AJARAN 2017-2018 : 295 SISWA

6
B. Program Penanaman Nilai Karakter di SMA Trimurti dan Penerapan di dalam RPP

SMA Trimurti Surabaya


Visi :
Terbentuknya manusia susila, cakap, dan bertanggung jawab

Misi :
1. Membekali siswa dengan prinsip Ketuhanan dan kemasyarakatan.
2. Mentransformasikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dilandasi akhlak mulia.
3. Membentuk sikap intelektual dengan menjunjung tinggi nilai etika.
4. Menumbuhkan empati siswa terhadap lingkungan sekitar.
5. Memperkaya wahana siswa dengan pendidikan karakter.

QA Target
Visi (Quality Indikator
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Assurance)
SUSILA 5S (Senyum, 3 S (senyum,salam, sapa) Siswa melakukan 3S Siswa melakukan 3S ke semua Siswa melakukan 3S ke
Salam, Sapa, ketika bertemu guru ke semua guru guru atau tamu semua guru atau tamu
Sopan & /orang lain dansenyum ke tamu serta pro aktif
Santun)
Sopan & santun dalam Sopan & santun dalam Sopan & santun dalam bertutur Sopan & santun dalam
bertutur kata bertutur kata kata bertutur kata

Multicultural Siswa dapat Siswa bisa menari 1 Siswa bisa menari masing- Siswa bisa menari
menampilkan minimal 3 tarian Jawa dan Luar masing 1 tarian Jawa, Luar masing-masing 1 tarian
jenis nyanyian dan tarian Jawa serta bisa Jawa serta Internasionaldan Jawa, Luar Jawa dan
multiculture (Jawa, Luar menyanyikansatu 1 bisa menyanyikan masing- Internasional dan bisa

7
Jawa, Internasional) lagu Jawa masing satu 1 lagu Jawa dan menyanyikan masing-
Luar Jawa masing 1 lagu Jawa,
Luar Jawa dan
Internasional

Religius Sadar /biasa melakukan Hafal bacaan doa Hafal bacaan doa ibadah dan Hafal bacaan doa
ibadah wajib/rutin ibadah dan melakukan melakukan ibadah wajib ibadah dan melakukan
ibadah wajib ibadah wajib

Biasa membaca kitab Dapat membaca kitab Biasa membaca kitab suci Biasa membaca kitab
suci suci suci

Hafal ayat-ayatpilihan Agama islam : Agama islam : Agama islam :


dari kitab suci Hafal 12 Surat Jus Hafal 18 Surat Jus Amma Hafal 24 Surat Jus
Amma Agama kristen : Amma
Agama kristen : Hafal doa Bapa Kami & Agama kristen :
Hafal doa Bapa Pengakuan iman rasul Hafal doa Bapa Kami,
Kami Agama katolik : Pengakuan iman rasul
Agama katolik : Hafal Kredo, Bapa Kami & & 10
Hafal Kredo Salam Maria hukum Allah
Agama hindu : Agama hindu : Agama katolik :
Hafal Mantram Hafal Mantram Trisandya Hafal Kredo, Bapa
Trisandya & Mantram Kramaning Kami &
Sembah Salam Maria
Agama hindu :
Hafal Mantram
Trisandya
& Mantram Kramaning

8
Sembah
CAKAP Multilingual Siswa mampu presentasi Memperkenalkan diri Presentasi selama 5 menit Presentasi selama 10
10 menit dalam bahasa dengan bahasa Jepang dalam bahasa Jepang menit dalam bahas
Jepang Jepang

Melakukan dialog 10 Bercerita dengan Melakukan dialog dengan Melakukan dialog


menit dengan bahasa bahasa Inggris selama bahasa Inggris dalam waktu 5 dengan bahasa Inggris
Inggris 5 menit menit dalam waktu 10 menit

Technology Siswa mampu membuat Mampu membuat 1. Mampu membuat produk 1. Mampu membuat
skill produk berbasis IT produk menggunakan menggunakan Ms Office produk
Ms Office (Word, (Word, Excel dan Power menggunakan Ms
Excel dan Power Point) Office (Word, Excel
Point) 2. Mampu membuat produk dan Power Point)
desain grafis 2. Mampu membuat
3. Mampu memotong dan produk desain grafis
menggabungkan video 3. Mampu memberi
efek pada video

Siswa mampu Mampu menggunakan Mampu menggunakan media Mampu menggunakan


mempublikasikan media Online untuk Online untuk mempublikasikan media Online untuk
produknya menggunakan mempublikasikan produknya mempublikasikan
internet produknya produknya

Sense of arts Siswa dapat 1. Menampilkan 2 1. Menampilkan 3 jenis seni 1. Menampilkan 3


menampilkan seni tari, jenis seni tari tari jenis seni tari
karawitan dan 2. Memainkan 1 alat 2. Memainkan 2 alat 2. Memainkan 2 alat
menghasilkan produk karawitan karawitan karawitan

9
seni rupa 3. Mampu membuat gambar 3. Mampu membuat
perspektif yaitu desain gambar perspektif
interior dan eksterior yaitu desain interior
dan eksterior &
Karya seni murni
dua dimensi serta
tiga dimensi

Mastery siswa dapat tuntas di atas Dapat tuntas di atas Dapat tuntas di atas nilai KKM Dapat tuntas di atas
learning nilai KKM yang di nilai KKM yang di yang di tentukan nilai KKM yang di
tentukan tentukan tentukan

Komunikasi Siswa mampu melakukan mampu melakukan mampu melakukan presentasi mampu melakukan
efektif presentasi presentasi 10 menit 10 menit dalam Bahasa presentasi 10 menit
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam Bahasa
Indonesia Indonesia, Bahasa
Inggris dan Bahasa
Jepang

Enterpreneur Siswa mampu membuat mampu membuat 1 Siswa mampu membuat 2 Siswa mampu membuat
produk kreatif dan produk kreatif dan produk kreatif dan inovatif 3 produk kreatif dan
inovatif inovatif inovatif

Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu


mempublikasikan mempublikasikan mempublikasikan produknya mempublikasikan
produknya produknya produknya

BERTANG Integritas Siswa jujur dalam Mampu bersikap jujur Mampu bersikap jujur dalam Mampu bersikap jujur

10
GUNG mengerjakan ujian dalam mengerjakan mengerjakan ujian dalam mengerjakan
JAWAB ujian ujian

Siswa mampu mematuhi Mampu mematuhi tata Mampu mematuhi tata tertib Mampu mematuhi tata
tata tertib tertib tertib

Gotong Siswa mampu Mampu bekerjasama Mampu bekerjasama antar Mampu bekerjasama
royong bekerjasama dengan teman sekelas kelas antar seluruh warga
sekolah

Siswa mampu menjaga Mampu menjaga Mampu menjaga kebersihan Mampu menjaga
kebersihan lingkungan kebersihan lingkungan lingkungan sekolah kebersihan lingkungan
kelas sekolah
Siswa memiliki nilai- Memiliki nilai-nilai Memiliki nilai-nilai Memiliki nilai-nilai
nilai kemanusiaan kemanusiaan dengan kemanusiaan dengan kemanusiaan dengan
berpartisipasi untuk berpartisipasi untuk sedekah berpartisipasi untuk
sedekah sedekah dan melakukan
bakti sosial

Leadership Siswa memiliki jiwa 1. Mampu 1. Mampu melakukan 1. Mampu melakukan


seorang leadership melakukan presentasi di depan kelas presentasi di depan
presentasi di minimal 2 kali kelas minimal 3
depan kelas kali
minimal 1 kali 2. Mampu menunjukan
kemandirian dan tanggung 2. Mampu
2. Mampu jawab dengan melakukan menunjukan
menunjukan kegiatan perkemahan kemandirian dan
kemandirian dan pramuka di luar sekolah tanggung jawab

11
tanggung jawab dengan melakukan
dengan melakukan kegiatan
kegiatan perkemahan
perkemahan pramuka di luar
pramuka di sekolah
sekolah
Sehat Siswa mampu berlari 1. Siswa mampu 1. Siswa mampu berenang 1. Siswa mampu
sejauh 2400 m dan berenang dengan 1 dengan 2 gaya berenang dengan 2
berenang sejauh 100 m gaya 2. Siswa mampu lari jarak gaya jarak 100 m
2. Siswa mampu lari menengah (1500 m) 2. Siswa mampu lari
jarak pendek (100 jarak jauh (2400 m)
m)

Siswa mengetahui 1. Siswa mengetahui 1. Siswa mengetahui bahaya 1. Siswa mengetahui


dampak dari merokok, bahaya merokok merokok dan kandungan bahaya merokok
narkoba, dan seks bebas dan kandungan zat-zat berbahaya dalam dan kandungan zat-
zat-zat berbahaya rokok zat berbahaya dalam
dalam rokok 2. Siswa mengetahui bahaya rokok
dari narkoba dan 2. Siswa mengetahui
mengetahui jenis-jenis bahaya dari narkoba
narkoba yang beredar di dan mengetahui
masyarakat umum jenis-jenis narkoba
yang beredar di
masyarakat umum
3. Siswa mampu
mengetahui bahaya
seks bebas

12
Nasionalis Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu menyanyikan Siswa mampu
menyanyikan lagu menyanyikan lagu lagu Indonesia Raya dan 2 lagu menyanyikan lagu
Kebangsaan dan minimal Indonesia Raya dan 1 nasional Indonesia Raya dan 3
3 lagu nasional lagu nasional lagu nasional

13
Nama : Iwan Yulianto

Sekolah : SMA Trimurti Surabaya

Sekolah : SMA Trimurti


Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester :X/1
Materi Pokok : Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha
1. Kerajaan Kutai
2. Kerajaan Tarumanegara
3. Kerajaan Kalingga
4. Kerajaan Sriwijaya
5. Kerajaan Mataram Kuno
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Kompetensi Dasar : Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat,


pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan
Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan
contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini

Indikator : Melalui media teka-teka silang siswa dapat menganalisis


perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan
budaya pada masa kerajaan Kutai serta menunjukkan
contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
Strategi SAL : Crossword Puzzle
Karakter yang dibangun : Gotong royong, mandiri
Langkah-Langkah :
1. Kelas akan dibagi menjadi 5 kelompok sesuai materi yang akan dibahas.
a. Kelompok Kutai
b. Kelompok Tarumanegara
c. Kelompok Kalingga
d. Kelompok Sriwijaya
e. Kelompok Mataram Kuno
Guru : Kalian saya beri waktu tiga menit untuk membentuk kelompok sesuai
materi yang akan dibahas dan yang paling cepat membentuk kelompok akan
mendapat tambahan poin kelompok.

2. Bagilah tugas masing-masing kepada tiap kelompok untuk mendiskusikan


tugas yang telah diterima.
Guru : Dalam waktu 45 menit, diskusikan dengan kelompok anda sesuai
materi dari bahasan kelompok anda masing-masing, kemudian buatlah

14
sebuah crossword puzzle (teka-teki silang) dengan cara-cara sebagai
berikut :
a. Cari dan tulislah kata-kata kunci seperti istilah, lokasi/tempat, atau nama-
nama yang berhubungan dengan materi.
b. Buatlah kisi-kisi yang dapat di isi dengan kata-kata yang dipilih (seperti
dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.
c. Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang
telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah pada kata-kata tersebut.

3. Bagikan teka-teki silang yang sudah selesai tersebut, kepada kelompok lain
dan seterusnya.
Guru : Berikan teka-teki silang yang sudah dibuat oleh kelompok anda
kepada kelompok lain dengan urutan kelompok Kutai diberikan kepada
Kelompok Tarumanegara, Kelompok Tarumanegara kepada kelompok
Kalingga dan seterusnya hingga terakhir tugas kelompok Mataram Kuno
diberikan kepada kelompok Kutai.
Dalam waktu hitungan ke 5 semua teka-teki silang sudah diberikan kepada
kelompok lain. Saya mulai hitungan.. 1.... 2... 3... 4... 5 Selesai.

4. Batasi waktu pengerjaan teka teki silang


Guru : Setiap kelompok mempunyai waktu 30 menit untuk menyelesaikan
teka-teka silang yang ditugaskan untuk kelompoknya.

5. Beri penghargaan kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling


cepat dan benar!
Guru : Kelompok yang sudah selesai mengerjakan teka teki silang segera
mengacungkan tangan dan menyerahkan kepada saya.
Tiga Kelompok yang paling cepet selesai akan mendapat penghargaan 10
poin nilai
Pengerjaan teka-teki silang bisa dimulai dari sekarang!

C. Analisis Pendidikan Karakter di SMA TRIMURTI, Surabaya.


Melihat hasil observasi dilapangan, desain pendidikan pendidikan
karakter di SMA TRIMURTI Surabaya sudah terancang dengan baik. Hal ini
dapat kita lihat dari Visi dan Misi sekolah yang dirancang berlandaskan nilai-
nalai karater yang akan dikembangkan oleh sekolah. Visi sekolah yang telah
dirancang kemudian dijabarkan di dalam beberapa indikator untuk
mempermudah ketercapaian pendidikan karakter yang diinginkan. Rancangan
pendidikan karakter di SMA TRIMURTI ini dilaksanakan secara berjenjang
dengan target yang berbeda. Masing-masing jenjang memiliki ketercapaian
pendidikan karakter yang inginkan sesuai dengan kemampuan siswa di setiap

15
jenjang. Dengan demikian desain yang telah dibentuk oleh sekolah ini, sudah
baik.
Namun dalam sebuah desain, hendaknya bukan hanya terfokus pada Visi
dan Misi saja namun juga pada implementasinya di setiap item. Kekurangan
dalam desain pendidikan karakter di SMA TRIMURTI dapat dilihat dalam
penginterasikan visi dan misi sekolah yang belum terbaca dalam perangkat
pembelajaran. Di dalam perangkat pembelajaran guru masih belum
menjelaskan pendidikan karakter yang ingin dicapai. Dengan demikian,
keterlaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini belum terlaksana dengan
sempurna. Dari fakta inilah kemudian, kami menawarkan desain pendidikan
karater disekolah yang terancang secara sistematis.

D. Desain Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah


Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan
untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis
PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur,
dan pelaku pendidikan di sekolah. Pengembangan PPK berbasis budaya
sekolah termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola sekolah, desain
Kurikulum Sekolah, serta pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah.
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus pada
pembiasaan dan pembentukan budaya yang merepresentasikan nilai-nilai
utama PPK yang menjadi prioritas satuan pendidikan. Pembiasaan ini
diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di sekolah yang tercermin dari
suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif. Langkah-langkah
pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, antara lain dapat dilaksanakan
dengan cara:
Langkah-langkah pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, antara lain
dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Menentukan Nilai Utama PPK
Sekolah memulai program PPK dengan melakukan asesmen awal.
Salah satu kegiatan asesmen awal adalah bahwa satuan pendidikan
memilih nilai utama yang akan menjadi fokus dalam pengembangan

16
pembentukan dan penguatan karakter di lingkungan mereka. Pemilihan
nilai utama ini didiskusikan, dimusyawarahkan, dan didialogkan dengan
seluruh pemangku kepentingan sekolah (kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, dan peserta didik). Bersamaan dengan itu,
dirumuskan pula sejumlah nilai pendukung yang dipilih dan relevan.
Sekolah mendeskripsikan bagaimana jalinan antarnilai utama tersebut,
yaitu antarnilai utama yang dipilih dengan nilai pendukung.. Seluruh
pemangku kepentingan menyepakati nilai utama yang menjadi prioritas
serta nilai pendukung, dan jalinan antarnilai dalam membentuk karakter
warga sekolah, dan sekaligus tertuang dalam visi dan misi sekolah. Nilai
utama yang dipilih oleh satuan pendidikan menjadi focus dalam rangka
pengembangan budaya dan identitas sekolah.
Seluruh kegiatan, program, dan pengembangan karakter di
lingkungan satuan pendidikan berpusat pada nilai utama tersebut, dan
berlaku bagi semua komunitas sekolah. Satuan pendidikan menjabarkan
nilai utama ini dalam indikator dan bentuk perilaku objektif yang bisa
diamati dan diverifikasi. Dengan menentukan indikator, satuan
pendidikan dapat menumbuhkan nilai-nilai pendukung yang lain melalui
fokus pengalaman komunitas sekolah terhadap implementasi nilai
tersebut.
Desain pendidikan karakter di sekolah dapat disajikan sebagai
berikut.
1. Visi dan misi sekolah yang beorientasi pada penerapan pendidikan
karakter.
Visi dan misi sekolah harus dirancang berdasarkan lima karakter yang
dikembangkan oleh Gerakakan PPK yakni religus, nasionalis, mandiri,
gotong royong dan integritas. Dalam pengembangan visi misi pendidikan
karakter disekolah harus berdasarkan nilai-nilai moral universal, holistik,
terintegrasi, partisipatif, kearifan lokal, kecakapan abad 21, adil dan
iklusif, selaras dengan perkembangan peserta didik dan terukur. Tidak
hanya itu, pelaksana dan pemangku dalam pengembangan pendidikan
karater sekolah harus terdiri dari Dinas Pedidikan, pengawas sekolah, dan

17
satuan pendidikan (kepala sekolah, pendidik, tenaga pendidikan, komite
sekolah). Apabila kita rancang dalam bentuk skema, maka desain awal
pendidikan karakter yang dikembangan adalah sebagai berikut.
Dinas

Visi
(Berorientasi Pada Pendidikan Karakter)
Kepala Sekolah Pengawas

Misi
Komite Sekolah
(Berorientasi Pada Pendidikan Karakter)

Tata Usaha

Waka Waka Waka Waka


Kurikulum Kesiswaan Sapras Humas

OSIS

Wali Kelas

Siswa Siswa Siswa

Skema ini menunjukkan bahwa, pengembangan pendidikan karakter di


sekolah tidak hanya serta merta berkenaan dengan visi dan misi atau
branding yang akan dikembangkan, melainkan melibatkan seluruh elemen
yang ada. Berikut daftar tabel penjelasan dalam skema sebagai berikut.
Desain Best Practice PPK Berbasis Budaya Sekolah
No Topik Model Implementasi
1 Branding Sekolah berbudaya, beragama dan sarat
prestasi
a. Melaksanakan apel pagi setiap dua
minggu 1 kali
b. Menghormati guru
c. Fullday school, masuk pukul 06.45-16.15
d. Sholat zuhur dan ashar berjamaah
e. Mengambangkan kegiatan ekstrakulikuler
akademik dan nonakademik
f. HP dititipkan pada guru BK
g. Konseling setiap waktu (terjadwal)

18
h. Beasiswa prestasi
2 Norma peraturan 1. Siswa wanita menggunakan baju longgar
untuk siswa (tidak ketat), menggunakan jilbab, tidak
menggunakan riasan.
2. Siswa laki-laki tidak boleh bertindik,
menggunakan riasan seperti wanita,
rambut rapi, dan dilarang merokok.
3. Budaya senyum , sapa dan salam pada
guru, kepala madrasah, dan TU.
4. Sebelum dan sesudah KBM diawali
dengan membaca doa belajar dan surah-
surah pendek.
5. Buku hijau sebagai catatan prestasi yang
baik ataupun buruk pada siswa
6. Dilarang membawa HP.
3 Norma untuk guru 1. Disiplin, tepat waktu, bertanggung jawab
untuk semua warga sekolah.
2. Menjadi teladan bagi seluruh siswa.
4 Tradisi sekolah 1. Sosialisai kepada orang tua, satu semeter
dua kali pertemuan bersama kepala
madrasah, wakil kepala dan guru BK
2. Melaksanakan seluruh acara bernuasa
Islam (ceramah, hari raya kurban,
halalbihalal, hari jadi sekolah, dll)
5 Kegiatan ko Belajar di sumber belajar, beberapa guru
kulikuler melakukan kunjungan karya wisata sesuai
dengan bidangnya masing-masing dan seusai
dengan materi yang diajarakan
6 Kegiatan 1. Mengembangkan ekstrakulikuler wajib
ekstrakulikuler (pramuka)
2. Ekstrakulikuler akademik (ekskul mata
pelajaran terkait dengan olimpade dan
karya tulis ilmiah)
3. Ekstrakulikuler non akademik (futsal,
voli, tari, hafalan quran, paskibra, dll)
4. Dari kegiatan ini semua bisa menjadi awal
untuk memperoleh beasiswa
Tambahan: Kerjasama dengan perusahaan yang ada di sekitar sekolah
untuk pengembangan sekolah. Jiwa enterpreunership, kemampuan
menulis proposal yang memiliki nilai jual. Hal itu harus diasah. Kepsek
melakukan pendekatan proaktif dengan orangtua.
7. Perancangan program mingguan

19
20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran sekolah dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa dirasa
sangat penting. Pemerintah telah membuat program Penguatan Pendidikan
Karakter beserta segala instrumennya untuk diterapkan di dalam sekolah baik
itu melalui pembelajaran di kelas, budaya sekolah, maupun berbasis
masyarakat. Desain Pendidikan Karakter yang diterapkan di sekolah
disesuaikan dengan jenjang dan visi misi dari sekolah tersebut. Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi
dan talenta seluruh peserta didik. Salah satu satuan pendidikan yang
diobservasi dalam laporan ini adalah SMA Trimurti, pelaksanaan PPK pada
sekolah tersebut belum maksimal. Oleh karena itu, penyusun merancang Best
Practice Desain Pendidikan Karekter yang akan diterapkan pada sekolah
menengah tersebut dengan harapan pelaksanaan penguatan pendidikan
katrakter dapat berjalan dengan maksimal.

B. Saran
Pelaksanaan Desain Pendidikan Karakter (Best Practice) dirancang
sebagai penguatan pelaksanaan program sekolah. Desain ini tidak akan
terlaksana secara maksimal jika tidak dilaksanakan sebuah evaluasi
berkelanjutan dari pemegang kebijakan pada satuan pendidikan. Penyusun
berharap laporan rancangan ini dapat bermanfaat bagi seluruh sekolah
terumata sekolah sasaran. Selanjutnya disarankan kepada pihak sekolah untuk
melakukan evaluasi secara berkelanjutan dan berkala agar dapat terlaksana
dengan maksimal.

21
Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Upacara Pembukaan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS)

Gambar 2. Siswa baru dalam acara Pengenalan Lingkungan Sekolah

22
Gambar 3. Penerapan Sikap salam, sapa dan santun

Gambar 4. Penerapan Sikap salam, sapa dan santun

Gambar 5. Kegiatan pembelajaran di Perpustakaan

23
Gambar 6. Kegiatan Pembagian Zakat kepada Warga

Gambar 7. Kegiatan Pondok Ramadhan di sekolah

24
DAFTAR RUJUKAN

Albertus, Doni Koesoema. 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh.


Yogyakarta: Kanisius.

Ardianto Tola, 2013, Jurnal Litera, Volume 12, No 1, Tindak Tutur Direktif Guru
dalam Wacana Kelas Tuna Rungu,
https://www.researchgate.net/publication/308305338.
Darmiyati Zuhri, 2013, Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi
dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar,
http://eprints.uny.ac.id/id eprint/23940.
Ismail,Muhamad. 2014, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 2, No 1, Pengembangan
Model Pengembangan karakter di Sekolah Dasar,
www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php.diksar/article/view/5437.
Jeynes, W. H. 2017. A Meta-Analysis on the Relationship Between Character
Education and Student Achievement and Behavioral Outcomes. Education
and Urban Society 1–39, DOI: 10.1177/0013124517747681

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Konsep dan


pedoman penguatan pendidikan karakter tingkat sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama. Jakarta.

Lee, A. (2014). Implementing character education program through music and


integrated activities in early childhood settings in Taiwan.International
Journal ofMusic Education. 1–12

Lickona, T,. 2013. Education for Character (Mendidik Untuk Membentuk


Karakter). Jakarta: Bumi Aksara.

Machin, 2014, Indonesian Journal of Science Education, Vol 3 No 1,


Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi
Pada Pembelajran Materi
Pertumbuhanhttps://doi.org/10.15294/jpii.v3i1.2898.
Towaf,Siti Malikhah 2014, Jurnal ilmu Pendidikan, Vol 2, No 1, Pendidikan
Karakter Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
http://dx.doi.org/10.17977/jip.v.20i1.4380.

25

Anda mungkin juga menyukai