Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik dalam kehidupan dengan
melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang
dan orang lain. Karakter yang baik dibangun oleh diri sendiri dengan menjadi
personality yang baik. Menjadi personality yang mengendalikan diri sendiri
dalam menghadapi individu yang lain (Lickona, 2013, p. 81). Tempat kedua
untuk mengembangkan karakter seorang individu adalah sekolah setelah
keluarga. Sekolah merupakan tempat untuk menanamkan nilai disiplin dan
pembentukan karakter baik terkait dengan etika, moral dan agama (Hoon,
2014). Pendidikan karakter di sekolah juga harus mengembangkan
intelektual, karakter moral, karakter kewarganegaraan dan karakter
penampilan bersama (Shields, 2011).
Pendidikan karakter di Cina didasarkan pada transmisi nilai-nilai dalam
masyarakat Cina dan sebagian besar nilai-nilai ini telah didirikan pada ajaran
Konfusius, yaitu suatu ajaran dalam agama konghucu yang memfokuskan
pengajarannya pada perilaku moral dan kehidupan yang beretika (Mei-Ju
Chou, at al, 2013). Pendidikan karakter di Jepang diintegrasikan kedalam
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan
Jepang berhasil melibatkan siswa dalam kegiatan praktis yang menuntun
mereka untuk menginternalisasi pentingnya keberadaan anggota masyarakat
yang bertanggung jawab dan peduli (David Mccullough, 2008). Sementara itu
di Malaysia, pendidikan karakter juga diintegrasikan kedalam mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan, hal ini dapat mendorong siswa dalam
sosiokultural mereka untuk menemukan kebutuhan negara, budaya mereka
dan agama mereka, juga sebagai perubahan dalam komunitas global
(Vishalache Balakrishnan, 2010).
Melalui Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan
Pendidikan Karakter Indonesia mulai menerapkan pendidikan karakter yang
terintegrasi dalam kurikulum 2013. Dalam Perpres ini disebutkan, penguatan
pendidikan karakter (PKK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung
jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan
dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). PPK menurut
Perpres ini, memiliki tujuan: a). membangun dan membekali Peserta Didik
sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa
depan; b). mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan
bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui
pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan
keberagaman budaya Indonesia; dan c). merevitalisasi dan memperkuat
potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik,
masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai
sejak tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu
melaksanakan pembentukan karakter secara kontekstual sesuai dengan
potensi lingkungan setempat. Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter
2010 juga memperoleh dukungan dari masyarakat madani dan Pemerintah
Daerah. Pemerintah menyadari bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental
yang memperkuat pendidikan karakter semestinya dilaksanakan oleh semua
sekolah di Indonesia, bukan saja terbatas pada sekolah-sekolah binaan,
sehingga peningkatan kualitas pendidikan yang adil dan merata dapat segera
terjadi. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat
memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik.
Desain pendidikan karakter disetiap jenjang sangat berbeda, misalnya
saja pendidikan karakter di sekolah dasar terintegrasi dengan mata pelajaran
yang sudah ada dan bukan merupakan mata pelajaran baru yang berdiri
sendiri serta bukan standar kompetensi baru. Oleh karena itu, guru dan
sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter ke dalam kurikulum, silabus, dan rencana program
pembelajaran (RPP) yang sudah ada (Sri Judiani, 2010). Pendidikan IPS
berperan dalam pendidikan nilai-nilai dan karakter siswa dalam bentuk kerja
sama, cinta tanah air, dan gotong royong. Pada standar isi, IPS sangat kental
dengan nilai-nilai yang merajut kebhinekaan, sejarah bangsa, rasa tanggung
jawab, saling menghargai, dan sebagainya (Towaf, 2014).
Desain pendidikan karakter yang tepat untuk siswa SMA adalah model
integrasi tindak tutur direktif. Bentuk tindak tutur direktif dalam konteksnya
memiliki fungsi kompetitif, bertentangan, menyenangkan atau bekerja sama.
Sedangkan jenis tuturan direktif ada tiga, yaitu perintah (command),
permintaan (request), dan saran (suggest) (Mulyani, 2010). Pendidikan
karakter diintegrasikan dalam pembelajaran melalui tiga tahap, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian (Anik Ghufron, 2010).
Desain pendidikan karakter untuk setiap jenjang usia tidak sama, disesuaikan
dengan perkembangan, fisik, psikomotrik dan afektifnya. Model pendidikan
untuk pengembangan karakter pada remaja diintegrasikan dalam peraturan
sekolah, pembelajaran dan kegiatan ektrakurikuler. Model pendidikan untuk
pemantapan karakter pada usia dewasa dilakukan dengan strategi penyadaran
dan evaluasi diri melalui forum seminar, menulis karya ilmiah dan diskusi.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Trimurti
Suarabaya, pengembangan pendidikan karakter telah terlaksana dengan baik.
Namun masih ada sedikit kekurangan dalam menyusun program
pembelajaran yang teringerasi dengan visi dan misi sekolah. Oleh karena itu,
dalam pembahasan kali ini kami menawarkan desain pendidikan karakter dari
permodelan visi dam misi sekolah hingga keterlaksanaan RPP di dalam kelas.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan kali adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah desain pedidikan karakter yang baik di sekolah?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembahasan kali ini adalah sebagai berikut.

1. Merancang dan mendeskripsikan pendidikan karakter di sekolah


BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil SMA Trimurti Surabaya

SEJARAH SINGKAT

SMA TRIMURTI SURABAYA berdiri pada tanggal 8 Agustus 1954 oleh 8 orang
pendidik yang sebagian besar adalah mantan tentara pelajar. Merupakan sekolah
umum, tidak mengafiliasikan pada agama tertentu. Terletak  di Jalan Gubernur
Suryo No.3 Surabaya, bersebelahan dengan gedung GRAHADI.

VISI
Terbentuknya manusia susila, cakap dan bertanggung jawab.

MISI

1. Membekali siswa dengan prinsip Ketuhanan dan Kemasyarakatan


2. Mentransformasikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh
akhlak mulia
3. Membentuk sikap intelektual dengan menjunjung tinggi etika
4. Memperkaya wahana dan menumbuhkan empati serta peduli terhadap
lingkungan

Sarana & Prasarana


Ruang Kelas Modern & Nyaman
Seluruh ruang kelas SMA Trimurti Surabaya dilengkapi dengan  LCD TV 51
inchi sebagai media pembelajaran dan AC (Air Conditioner) untuk
mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif dan interaktif. Setiap
ruang dan tempat-tempat strategis juga selalu dipantau CCTV dan
tenaga security selama 24 jam untuk menambah rasa aman  pada warga
sekolah.

Laporan SMS Checkclock Harian


Untuk memantau kehadiran siswa setiap hari, SMA Trimurti Surabaya
menggunakan 2 mekanisme, yaitu :

1. Absensi sidik jari melalui mesin fingerprint (checkclock)


2. Absensi manual di kelas sebagai konfirmasi dan penguat
Dari hasil checkclock siswa di pagi hari tersebut maka akan dikirimkan
beritanya ke Orang Tua masing-masing melalui pesan singkat SMS.
Laboratorium Lengkap
SMA Trimurti memiliki 5 ruang laboratorium dengan peralatan lengkap
sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar, yaitu :

1. Laboratorium Biologi
2. Laboratorium Kimia
3. Laboratorium Fisika
4. Laboratorium Bahasa
5. Laboratorium Komputer
SMA Trimurti Surabaya
Visi :
Terbentuknya manusia susila, cakap, dan bertanggung jawab

Misi :
1. Membekali siswa dengan prinsip Ketuhanan dan kemasyarakatan.
2. Mentransformasikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dilandasi akhlak
mulia.
3. Membentuk sikap intelektual dengan menjunjung tinggi nilai etika.
4. Menumbuhkan empati siswa terhadap lingkungan sekitar.
5. Memperkaya wahana siswa dengan pendidikan karakter.

QA
Visi (Quality Indikator
Assurance) Kelas X

SUSILA 5S (Senyum, 3 S (senyum, salam, sapa) Siswa melakukan 3S ke


Salam, Sapa, ketika bertemu guru /orang lain semua guru dan senyum ke
Sopan & tamu
Santun)
Sopan & santun dalam bertutur Sopan & santun dalam
kata bertutur kata

Multicultural Siswa dapat menampilkan Siswa bisa menari 1 tarian


minimal 3 jenis nyanyian dan Jawa dan Luar Jawa serta
tarian multiculture (Jawa, Luar bisa menyanyikan satu 1 lagu
Jawa, Internasional) Jawa

Religius Sadar / biasa melakukan ibadah Hafal bacaan doa ibadah dan
wajib / rutin melakukan ibadah wajib

Biasa membaca kitab suci Dapat membaca kitab suci

Hafal ayat-ayat pilihan dari Agama islam :


kitab suci Hafal 12 Surat Jus Amma
Agama kristen :
Hafal doa Bapa Kami
Agama katolik :
Hafal Kredo
Agama hindu :
Hafal Mantram Trisandya

CAKAP Multilingual Siswa mampu presentasi 10 Memperkenalkan diri dengan


menit dalam bahasa Jepang bahasa Jepang

Melakukan dialog 10 menit Bercerita dengan bahasa


dengan bahasa Inggris Inggris selama 5 menit

Technology Siswa mampu membuat Mampu membuat produk


skill produk berbasis IT menggunakan Ms Office
(Word, Excel dan Power
Point)

Siswa mampu Mampu menggunakan media


mempublikasikan produknya Online untuk
menggunakan internet mempublikasikan produknya

Sense of arts Siswa dapat menampilkan seni 1. Menampilkan 2 jenis seni


tari, karawitan dan tari
menghasilkan produk seni rupa 2. Memainkan 1 alat
karawitan
Mastery siswa dapat tuntas di atas nilai Dapat tuntas di atas nilai
learning KKM yang di tentukan KKM yang di tentukan

Komunikasi Siswa mampu melakukan mampu melakukan presentasi


efektif presentasi 10 menit dalam Bahasa
Indonesia

Enterpreneur Siswa mampu membuat mampu membuat 1 produk


produk kreatif dan inovatif kreatif dan inovatif

Siswa mampu Siswa mampu


mempublikasikan produknya mempublikasikan produknya

BERTANG Integritas Siswa jujur dalam mengerjakan Mampu bersikap jujur dalam
GUNG ujian mengerjakan ujian
JAWAB

Siswa mampu mematuhi tata Mampu mematuhi tata tertib


tertib

Gotong Siswa mampu bekerjasama Mampu bekerjasama dengan


royong teman sekelas

Siswa mampu menjaga Mampu menjaga kebersihan


kebersihan lingkungan lingkungan kelas

Siswa memiliki nilai-nilai Memiliki nilai-nilai


kemanusiaan kemanusiaan dengan
berpartisipasi untuk sedekah
Leadership Siswa memiliki jiwa seorang 1. Mampu melakukan
leadership presentasi di depan kelas
minimal 1 kali

2. Mampu menunjukan
kemandirian dan
tanggung jawab dengan
melakukan kegiatan
perkemahan pramuka di
sekolah

Sehat Siswa mampu berlari sejauh 1. Siswa mampu berenang


2400 m dan berenang sejauh dengan 1 gaya
100 m 2. Siswa mampu lari jarak
pendek (100 m)

Siswa mengetahui dampak dari 1. Siswa mengetahui bahaya


merokok, narkoba, dan seks merokok dan kandungan
bebas zat-zat berbahaya dalam
rokok

Nasionalis Siswa mampu menyanyikan Siswa mampu menyanyikan


lagu Kebangsaan dan minimal lagu Indonesia Raya dan 1
3 lagu nasional lagu nasional
B. Analisis Pendidikan Karakter di SMA TRIMURTI, Surabaya.
Analisis penerapan pendidikan karater di lakukan di SMA TRIMURTI,
Surabaya. Berlamat di Jl. Gubernur Suryo Surabaya.
Melihat hasil observasi dilapangan, desain pendidikan pendidikan
karakter di SMA TRIMURTI Surabaya sudah terancang dengan baik. Hal ini
dapat kita lihat dari Visi dan Misi sekolah yang dirancang berlandaskan nilai-
nalai karater yang akan dikembangkan oleh sekolah. Visi sekolah yang telah
dirancang kemudian dijabarkan di dalam beberapa indikator untuk
mempermudah ketercapaian pendidikan karakter yang diinginkan. Rancangan
pendidikan karakter di SMA TRIMURTI ini dilaksanakan secara berjenjang
dengan target yang berbeda. Masing-masing jenjang memiliki ketercapaian
pendidikan karakter yang inginkan sesuai dengan kemampuan siswa di setiap
jenjang. Dengan demikian desain yang telah dibentuk oleh sekolah ini, sudah
baik.
Namun dalam sebuah desain, hendaknya bukan hanya terfokus pada Visi
dan Misi saja namun juga pada implementasinya di setiap item. Kekurangan
dalam desain pendidikan karakter di SMA TRIMURTI dapat dilihat dalam
penginterasikan visi dan misi sekolah yang belum terbaca dalam perangkat
pembelajaran. Di dalam perangkat pembelajaran guru masih belum
menjelaskan pendidikan karakter yang ingin dicapai. Dengan demikian,
keterlaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini belum terlaksana dengan
sempurna. Dari fakta inilah kemudian, kami menawarkan desain pendidikan
karater disekolah yang terancang secara sistematis.
C. Desain Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan sebuah kegiatan
untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis
PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan melibatkan seluruh sistem, struktur,
dan pelaku pendidikan di sekolah. Pengembangan PPK berbasis budaya
sekolah termasuk di dalamnya keseluruhan tata kelola sekolah, desain
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta pembuatan peraturan
dan tata tertib sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya
sekolah berfokus pada pembiasaan dan pembentukan budaya yang
merepresentasikan nilai-nilai utama PPK yang menjadi prioritas satuan
pendidikan. Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan kegiatan di
sekolah yang tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif.
Langkah-langkah pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, antara lain dapat
dilaksanakan dengan cara:
Langkah-langkah pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, antara lain
dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Menentukan Nilai Utama PPK
Sekolah memulai program PPK dengan melakukan asesmen awal.
Salah satu kegiatan asesmen awal adalah bahwa satuan pendidikan
memilih nilai utama yang akan menjadi fokus dalam pengembangan
pembentukan dan penguatan karakter di lingkungan mereka. Pemilihan
nilai utama ini didiskusikan, dimusyawarahkan, dan didialogkan dengan
seluruh pemangku kepentingan sekolah (kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, dan peserta didik). Bersamaan dengan itu,
dirumuskan pula sejumlah nilai pendukung yang dipilih dan relevan.
Sekolah mendeskripsikan bagaimana jalinan antarnilai utama tersebut,
yaitu antarnilai utama yang dipilih dengan nilai pendukung.. Seluruh
pemangku kepentingan menyepakati nilai utama yang menjadi prioritas
serta nilai pendukung, dan jalinan antarnilai dalam membentuk karakter
warga sekolah, dan sekaligus tertuang dalam visi dan misi sekolah. Nilai
utama yang dipilih oleh satuan pendidikan menjadi focus dalam rangka
pengembangan budaya dan identitas sekolah.
Seluruh kegiatan, program, dan pengembangan karakter di
lingkungan satuan pendidikan berpusat pada nilai utama tersebut, dan
berlaku bagi semua komunitas sekolah. Satuan pendidikan menjabarkan
nilai utama ini dalam indicator dan bentuk perilaku objektif yang bisa
diamati dan diverifikasi. Dengan menentukan indikator, satuan
pendidikan dapat menumbuhkan nilainilai pendukung yang lain melalui
fokus pengalaman komunitas sekolah terhadap implementasi nilai
tersebut. Dari nilai utama dan nilai-nilai pendukung yang sudah
disepakati dan ditetapkan oleh satuan pendidikan, sekolah bisa membuat
tagline yang menjadi moto satuan pendidikan tersebut sehingga
menunjukkan keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah. Contoh:
“Membentuk Pemimpin Berintegritas”,“Sekolah Cinta”, “Sekolah
Budaya”, dan lain-lain. Satuan pendidikan dapat pula membuat logo
sekolah, himne, dan mars sekolah yang sesuai dengan branding-nya
masing-masing.
a. Menyusun Jadwal Harian/Mingguan
b. Mendesain KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
b. Evaluasi Peraturan Sekolah
c. Pengembangan Tradisi Sekolah
d. Pengembangan Kegiatan kokurikuler
e. Ekstrakurikuler (Wajib dan Pilihan)
Desain pendidikan karakter di sekolah dapat disajikan sebagai berikut.
1. Visi dan misi sekolah yang beorientasi pada penerapan pendidikan
karakter.
Visi dan misi sekolah harus dirancang berdasarkan lima karatkter yang
dikembangkan oleh Gerakakan PPK yakni religus, nasionalis, mandiri,
gotong royong dan integritas. Dalam pengembangan visi misi pendidikan
karakter disekolah harus berdasarkan nilai-nilai moral universal, holistik,
terintegrasi, partisipatif, kearifan lokal, kecakapan abad 21, adil dan
iklusif, selaras dengan perkembangan peserta didik dan terukur. Tidak
hanya itu, pelaksana dan pemangku dalam pengembangan pendidikan
karater sekolah harus terdiri dari Dinas Pedidikan, pengawas sekolah, dan
satuan pendidikan (kepala sekolah, pendidik, tenaga pendidikan, komite
sekolah). Apabila kita rancang dalam bentuk skema, maka desain awal
pendidikan karakter yang dikembangan adalah sebagai berikut.
Dinas

Visi
(Berorientasi Pada Pendidikan Karakter)
Kepala Sekolah Pengawas

Misi
Komite Sekolah
(Berorientasi Pada Pendidikan Karakter)

Tata Usaha
Skema ini memnunjukkan bahwa, pengembangan pendidikan karakter di
sekolah tidak hanya serta merta berkenaan dengan visi dan misi atau branding
yang akan dikembangkan, melainkan melibatkan seluruh elemen yang ada.
Berikut daftar tabel penjelasan dalam skema sebagai berikut.
Desain PPK Berbasis Budaya Sekolah di MTs.N. 1 Pontianak
No Topik Model Implementasi
1 Branding Sekolah berbudaya, beragama dan sarat
prestasi
a. Melaksanakan apel pagi setiap dua
minggu 1 kali
b. Menghormati guru
c. Fullday school, masuk pukul 06.45-16.15
d. Sholat zuhur dan ashar berjamaah
e. Mengambangkan kegiatan ekstrakulikuler
akademik dan nonakademik
f. HP dititipkan pada guru BK
g. Konseling setiap waktu (terjadwal)
h. Beasiswa prestasi
2 Norma peraturan 1. Siswa wanita menggunakan baju longgar
untuk siswa (tidak ketat), menggunakan jilbab, tidak
menggunakan riasan.
2. Siswa laki-laki tidak boleh bertindik,
menggunakan riasan seperti wanita,
rambut rapi, dan dilarang merokok.
3. Budaya senyum , sapa dan salam pada
guru, kepala madrasah, dan TU.
4. Sebelum dan sesudah KBM diawali
dengan membaca doa belajar dan surah-
surah pendek.
5. Buku hijau sebagai catatan prestasi yang
baik ataupun buruk pada siswa
6. Dilarang membawa HP.
3 Norma untuk guru 1. Disiplin, tepat waktu, bertanggung jawab
untuk smeua warga sekolah.
2. Menjadi teladan bagi seluruh siswa.
4 Tradisi sekolah 1. Sosialisai kepada orang tua, satu semeter
dua kali pertemuan bersama kepala
madrasah, wakil kepala dan guru BK
2. Melaksanakan seluruh acara bernuasa
Islam (ceramah, hari raya kurban,
halalbihalal, hari jadi sekolah, dll)
5 Kegiatan ko Belajar di sumber belajar, beberapa guru
kulikuler melakukan kunjungan karya wisata sesuai
dengan bidangnya masing-masing dan seusai
dengan materi yang diajarakan
6 Kegiatan 1. Mengembangkan ekstrakulikuler wajib
ekstrakulikuler (pramuka)
2. Ekstrakulikuler akademik (ekskul mata
pelajaran terkait dengan olimpade dan
karya tulis ilmiah)
3. Ekstrakulikuler non akademik (futsal,
voli, tari, hafalan quran, paskibra, dll)
4. Dari kegiatan ini semua bisa menjadi awal
untuk memperoleh beasiswa
Tambahan: Kerjasama dengan perusahaan yang ada di sekitar sekolah
untuk pengembangan sekolah. Jiwa enterpreunership, kemampuan
menulis proposal yang memiliki nilai jual. Hal itu harus diasah. Kepsek
melakukan pendekatan proaktif dengan orangtua.
7. Perancangan program mingguan

D. Contoh Pengintegrasian Pendidikan Karakter di RPP


RPP
Satuan Pendidikan : MTs.N 1
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Program : VII
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Materi : Perubahan dan kesinambungan masyarakat Indonesia pada
masa praaksara secara kronologis
Sub Materi : Zaman prakasara
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam interaksi
secara efektif dengan lingkungan sosialdan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (factual, konseptural, prosedural, dan
metakognitif) berdasarkan ras ingin tahunya dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kajian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lainyang sama dalam sudut
pandang/teori

B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggungjawab, peduli,
santun, cinta damai dalam mempelajari peristiwa sejarah.
3.1 Memahami berpikir kronologi, perubahan dan kesinambungan dalam
kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya, geografis,
dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu- Buddha, dan
Islam
4.1 Menyajikan hasil analisis kronologi, perubahan, dan kesinambungan
dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya,
geografis, dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-
Buddha, dan Islam
C. Indikator
Afektif
1.1.1 Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
2.1.1 Mengembangkan sikap toleran, respontif dan pro-aktif terhadap
perkembangan zaman praaksara di kepulauan Indonesia
2.1.2 Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran IPS.
Kognitif
3.1.1 Mendeskripsikan perubahan dan kesinambungan masyarakat Indonesia
pada masa praaksara secara kronologis
Psikomotorik
4.1.1 Meriview perubahan dan kesinambungan masyarakat Indonesia pada
masa praaksara secara kronologis
4.1.2 Pengajuan pertanyaan, pendapat, dan menjawab petanyaan pada saat
proses pembelajaran berlangsung
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses belajar mengajar siswa diharapkan mampu :
Afektif
1. Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa.
2. Mengembangkan sikap toleran, respontif dan pro-aktif terhadap
perkembangan praaksara di kepulauan Indonesia
3. Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran IPS.
Kognitif
1. Menjelaskan pengertian dari zaman pra akasara
2. Menyebutkan secara runtut perekembangan zaman pra aksara di
Indonesia
3. Menjelaskan pembagian zaman di Indonesia
4. Mejelaskan zaman batu di Indonesia
5. Menjelaskan zaman logam di Indonesia
6. Menyebutkan manusia purba yang hidup pada zaman pra aksara di
Indonesia
7. Mengklasifikasikan manusia purba yang hidup pada zaman pra aksara di
Indonesia
Psikomotorik
1. Meriview perubahan dan kesinambungan masyarakat Indonesia pada
masa praaksara secara kronologis
2. Pengajuan pertanyaan, pendapat, dan menjawab petanyaan pada saat
proses pembelajaran berlangsung
E. Materi Pembelajaran
Zaman Prasejarah
F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Saintifik
 Model : Discovery learning
 Metode : Ceramah bervariasi dan diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
Nilai Budaya
Waktu
No Kegiatan Pembelajaran Dan Karakter
(Menit)
Bangsa
1. Pendahuluan 15’
Kegiatan Awal Sopan Santun
- Memberikan salam Religius dan
- Membaca basmalah disiplin
- Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa Disiplin
- Menginformasi KD dan tujuan pembelajaran Rasa ingin tahu
yang ingin dicapai dalam pembelajaran Semangat
- Motivasi (Guru menginformasikan Rasa Ingin tahu
pentingnya menjaga peninggalan-peninggalan
masa lampau)
- Tes Awal – Lisan (Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa tentang peralihan
zaman pra aksara)
2. Kegiatan Inti 55’
Mengamati: Berkerja Keras
 Siswa membaca buku teks. (Basic Literacy) Rasa Ingin Tahu
 Siswa menemukan permasalah yang diberikan
oleh guru berdasarkan buku teks. Percaya diri
Menanya: Bertangunggung
 Siswa mengajukan pertanyaan berkenaan jawab
dengan materi pembelajaran(Basic Literacy) Jujur
Mengeksplorasi:
 Ssiwa mengorganisir permasalahan
 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi dalam kegiatan pembelajaran Jujur
Ingin bertanya
 Siswa mengumpulkan data dan informasi
Menghargai
terkait materi pembelajaran (Libary Literacy)
 Guru membantu siswa untuk menyiapkan
rencana permasalahannya
Mengasosiasi:
 Siswa memecahkan permasalahan dari bahan
bacaan secara mandiri (Basic Literacy)
 Siswa menganalisis informasi dan data yang
didapat dari bacaan dan sumber lain. (Basic
Toleransi
Literacy)
Jujur
Mengomunikasikan:
Pengetahuan
 Siswa mempresentasikan hasil kajian. (Basic
Literacy)
 Membuat laporan hasil analisis dalam bentuk
tulisan (review). (Basic Literacy)
Menghargai
Konfirmasi:
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan
 Guru membimbing ke penegasan esensi
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
3. Kegiatan Akhir:
- Guru dan siswa menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
- Test Akhir (tertulis)
- Guru memberikan tugas tidak terstruktur
kepada siswa (membaca buku Hal. 1-62) +/- 20’
30 menit di rumah. Sopan Santun
- Guru menginformasikan materi yang akan Religius dan
datang disiplin
- Hamdalah Disiplin
- Salam penutup Rasa ingin tahu
H. Media, Alat dan Sumber Belajar Semangat
Media : Buku Teks
Alat : Spidol dan Papan Tulis
Sumber Belajar :
 Buku IPS yang relevan
 Eksplorasi Internet (jika diperlukan)
I. Penilaian
1) Penilaian Kognitif
Kisi-Kisi Posttest :
Post Test : Tertulis
Nama Madrasah : MTs.N. 1 Pontianak
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Program : VII
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Bentuk Soal : Isian
Jumlah Soal : 5 soal
Alokasi Waktu : 5 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
interaksi secara efektif dengan lingkungan sosialdan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (factual, konseptural, prosedural, dan
metakognitif) berdasarkan ras ingin tahunya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kajian
tampak mata.
4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lainyang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi Dasar :
3.1 Memahami berpikir kronologi, perubahan dan kesinambungan dalam
kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya,
geografis, dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-
Buddha, dan Islam
4.1 Menyajikan hasil analisis kronologi, perubahan, dan kesinambungan
dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial,
budaya, geografis, dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa
Hindu- Buddha, dan Islam

No
Bentuk
Indikator Soal Urut
Soal
Soal
Setelah proses belajar mengajar siswa Isian
diharapkan mampu :
3.1.1.1 Menjelaskan pengertian dari zaman
pra akasara
3.1.1.2 Menyebutkan secara runtut
perekembangan zaman pra aksara di
Indonesia
3.1.1.3 Menjelaskan pembagian zaman di
Indonesia
3.1.1.4 Mejelaskan zaman batu di Indonesia
3.1.1.5 Menjelaskan zaman logam di
Indonesia
3.1.1.6 Menyebutkan manusia purba yang
hidup pada zaman pra aksara di
Indonesia
3.1.1.7 Mengklasifikasikan manusia purba
yang hidup pada zaman pra aksara di
Indonesia

SOAL
KEMENTERIAN AGAMA
MTs.N. 1 PONTIANAK
Alamat : Jl. H. Hanura Telp. 772641 Pontianak
Post Test
Mata Pelajaran : IPS Kelas/Program : VII
Hari/Tanggal : Waktu : 10 Menit
Perintah!
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat
2. Bacalah soal dengan seksama
3. Tidak boleh ada coretan dan kertas soal harus dalam kondisi keadaan bersih
dan rapi
4. Jawaban ditulis menggunakan lembar jawaban dan menggunakan bolpoint
1. Zaman praaksara adalah adalah ....
2. Zaman logam dikenal juga dengan nama ….

Kunci Jawaban:
Soal Jawaban Skor
1. Zaman praaksara adalah 1. Zaman sebelum 5
adalah .... mengenal tulisan 5
2. Zaman logam dikenal juga 2. Zaman perundagian
dengan nama ….

Rubrik Penilaian Post Test:


No Soal Kategori Jawaban Skor
1-2 Benar 5
Salah 0
Tanpa Jawaban 0

Pedoman Penilaian:
Setiap jawaban yang benar diberi skor : 5
Skor maksimal : 10
Nilai maksimal : 100
Skor yang diperoleh
Nilai siswa : X 100
Skor maksimal

2) Penilaian Psikomotor
(Tanya Jawab)
Aspek yang
Skor Nilai
No Nama dinilai
1 2 3
1
2
3
dst
Keterangan :
1. Keberanian mengajukan pertanyaan
2. Keberanian menjawab pertanyaan
3. Kemampuan menjawab pertanyaan
Aspek Yang Kriteria Skor
Dinilai
Keberanian  Mampu menyampaikan gagasan atau hal-hal yang 3
menyampaikan terkait dengan permasalahan yang sedang dibahas
pendapat  Kurang mampu menyampaikan gagasan atau hal- 2
hyang terkait dengan permasalahan yang sedang
dibahas
 Tidak mampu menyampaikan gagasan atau hal-hal 1
yang terkait dengan permasalahan yang sedang
dibahas
Kemampuan  Bisa menemukan hal prisnip yang harus ditanyakan 3
bertanya pada pokok permasalahn
 Kurang bisa menemukan hal prisnip yang harus 2
ditanyakan pada pokok permasalahn
 Tidak bisa menemukan hal prisnip yang harus 1
ditanyakan pada pokok permasalahn
Penguasaan  Menyampaikan jawaban yang tepat sesuai dengan 3
materi landasan teori dan konsep
 Menyampaikan jawaban yang tepat sesuai dengan 2
landasan teori dan konsep
 Menyampaikan jawaban yang tepat sesuai dengan 1
landasan teori dan konsep
Skor :
3 = Sangat baik
2 = Baik
1 = Cukup

Pedoman Penskoran
Jumlah Skor
Nilai= x 100
Skor maksimal

3) Penilaian Afektif (Mengunakan Jurnal Afektif Siswa)


Jurnal Siswa
Aspek Pengamatan
N Religius Disiplin Kejujuran
Nama Siswa Nilai
o Pertemuan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
2
3
4

Note:

Keterangan:
1. Tanda “ √ ” diberikan pada siswa yang melakukan kegiatan positif
selama kegiatan pembelajaran setiap pertemuan
2. Tanda “ – “ diberikan pada setiap pertemuan, apabila terjadi
kejadian khusus pada siswa tertentu dan kemudian diisi berupa
narasi yang diletakkan di dalam kolom “Note” sebagai bukti
kejadian tersebut.
3. Penilaian berlangsung selama kegiatan pembelajaran Sejarah
4. Religius
 Mengucap salam saat dimulainya/diakhirnya pembelajaran
 Membaca do’a (pada jam pertama)
Disiplin
 Masuk tepat waktu (pada jam pertama ataupun selepas
istirahat)
 Mengerjakan semua tugas yang berikan oleh guru
 Berpenampilan dan berpakain rapi sesuai dengan tata tertib
MAN 1 Pontianak
Kejujuran
 Mengerjakan soal post test, PTS, PAS, dan tugas lainnya
dengan kemampuan sendiri tanpa meminta bantuan dari orang
lain
 Tidak berbohong selama kegiatan pembelajaran
Kriteria Nilai:
Rentang Nilai Keterangan
A 86 – 100 Baik Sekali
B 75 – 85 Baik
C 60 – 74 Cukup
K < 60 Kurang

Mengetahui, Pontianak, Mei 2018


Kepala Madrasah MTs.N. 1 Guru Mata Pelajaran IPS

____________________________ ___________________________

DAFTAR RUJUKAN
Albertus, Doni Koesoema. 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh.
Yogyakarta: Kanisius.

Ardianto Tola, 2013, Jurnal Litera, Volume 12, No 1, Tindak Tutur Direktif Guru
dalam Wacana Kelas Tuna Rungu,
https://www.researchgate.net/publication/308305338.
Darmiyati Zuhri, 2013, Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi
dalam Pembelajaran Bidang Studi di Sekolah Dasar,
http://eprints.uny.ac.id/id eprint/23940.
Ismail,Muhamad. 2014, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 2, No 1, Pengembangan
Model Pengembangan karakter di Sekolah Dasar,
www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php.diksar/article/view/5437.
Jeynes, W. H. 2017. A Meta-Analysis on the Relationship Between Character
Education and Student Achievement and Behavioral Outcomes. Education
and Urban Society 1–39, DOI: 10.1177/0013124517747681

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Konsep dan


pedoman penguatan pendidikan karakter tingkat sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama. Jakarta.

Lee, A. (2014). Implementing character education program through music and


integrated activities in early childhood settings in Taiwan.International
Journal ofMusic Education. 1–12

Lickona, T,. 2013. Education for Character (Mendidik Untuk Membentuk


Karakter). Jakarta: Bumi Aksara.

Machin, 2014, Indonesian Journal of Science Education, Vol 3 No 1,


Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi
Pada Pembelajran Materi
Pertumbuhanhttps://doi.org/10.15294/jpii.v3i1.2898.
Towaf,Siti Malikhah 2014, Jurnal ilmu Pendidikan, Vol 2, No 1, Pendidikan
Karakter Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
http://dx.doi.org/10.17977/jip.v.20i1.4380.

Anda mungkin juga menyukai