Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra setara dengan keindahan suatu cabang seni dalam karya sastra

berupa bahasa. Secara morfologis, sastra sering disebut dengan sastra yang

berarti kata-kata atau tulisan dalam suatu bahasa. Sastra dibagi menjadi dua

bagian, prosa dan puisi. Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat. Puisi

adalah karya sastra yang memiliki ikatan dengan aturan atau norma tertentu.

Sastra merupakan karya yang berdampak positif bagi pembentukan karakter

seseorang karena menurut Horace sastra selain berfungsi sebagai hiburan juga

sebagai alat pendidikan.

Karya sastra pada umumnya melihat suatu fenomena yang terjadi di

lingkungan sosial untuk mengungkap suatu permasalahan. Sastra dianggap

sebagai warisan budaya bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke

generasi dan diakui sebagai sarana pendidikan moral dan karakter (Clark

dalam Juanda, 2016: 2-3).

Seiring berkembangnya generasi saat ini cenderung menyimpang dari

perilakunya, menurunnya akhlak dan karakter dikalangan pelajar khususnya

pelajar. Hal ini disebabkan kurangnya karakter kuat yang tertanam dalam hati

mereka. Perlu adanya pendidikan karakter yang diberikan kepada mereka

sebagai isyarat untuk membimbing perilaku mereka.

1
2

GBHN mengamanatkan arah kebijakan di bidang pendidikan, antara

lain peningkatan kemampuan akademik dan profesional serta peningkatan

kesejahteraan tenaga kependidikan, agar tenaga kependidikan dapat berfungsi

secara optimal, terutama dalam meningkatkan budi pekerti atau budi pekerti

pendidik dan akhlak yang baik. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal

tersebut adalah dengan penguatan jati diri dan karakter melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan indikator penting yang menentukan kemajuan suatu

bangsa. Pendidikan yang berkualitas diperlukan agar tujuan bangsa yang

termaktub dalam Undang-Undang Dasar yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa dapat terlaksana dengan baik. Kenyataannya, bangsa Indonesia belum

sepenuhnya tercerahkan dengan baik. Bangsa Indonesia, khususnya para

mahasiswa, telah tercerahkan secara akademis, namun belum tercerahkan

dalam tindakan dan moral. Kita bisa melihat banyak kasus degradasi moral

bangsa, seperti korupsi, tawuran, dan konflik antarsuku. Gambaran suram ini

harus dicegah dengan sistem pendidikan. Pendidikan seharusnya tidak hanya

fokus pada kecerdasan, tetapi juga pendidikan karakter diperlukan untuk

mendukung bangsa yang cerdas dalam bertindak. Hal ini sejalan dengan

tujuan negara dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 3. Peran pekerja sosial di sekolah harus

diperhatikan. Diperlukan dorongan dari semua pihak untuk mewujudkan

pendidikan karakter ini, sehingga diperlukan peran pekerja sosial untuk

mengintervensi lingkungan guna menjamin tercapainya pendidikan karakter

ini. Karakter adalah nilai-nilai, kepribadian, atau ciri-ciri yang terbentuk dan
3

menjadi identitas seseorang. Karakter adalah sesuatu yang ada pada diri setiap

individu yang terbentuk dalam lingkungan keluarga sejak kecil. Namun,

karakter juga dapat dikembangkan dan diperkuat melalui pendidikan dan

sosialisasi.

Karakter erat kaitannya dengan nilai-nilai moral yang harus

dipraktikkan untuk membentuk pola dalam kepribadian individu yang tetap

sesuai dengan norma-norma masyarakat untuk berpikir dan bertindak sesuai

dengan nilai-nilai yang ditekankan dalam masyarakat. Ada kurang lebih 18

jenis nilai pendidikan karakter, antara lain: (1) religius, (2) jujur, (3) toleran,

(4) disiplin, (5) kerja keras, (6) mandiri, (7) kreatif, (8) demokratis, (9) rasa

ingin tahu, (10) berjiwa patriotik, (11) cinta tanah air, (12) menghargai

prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca,

(16)) sadar lingkungan, (17) sadar sosial, dan (18) bertanggung jawab.

Pendidikan karakter merupakan sebuah aset yang sangat penting di

dalam kehidupan manusia yang harus diterapkan sejak dini mungkin. Karena

dengan adanya pendidikan karakter yang diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari diharapkan dapat membentuk karakter manusia. Pendidikan karakter

merupakan cara berpikir dan berperilaku yang khas pada setiap individu agar

dapat hidup dan bekerja sama dalam lingkungan keluarga, masyarakat,

bangsa, dan negara. Lebih jauh lagi, nilai-nilai pendidikan karakter sangat

penting untuk dipelajari, terutama bagi generasi muda. Menyadari pentingnya

pendidikan karakter, Presiden Joko Widodo secara khusus mengeluarkan

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan


4

Karakter atau dikenal juga dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),

yaitu gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan

untuk memperkuat karakter anak. Siswa melalui harmonisasi perkembangan

spiritual, emosional, intelektual, dan fisik, yang melibatkan kerjasama antara

lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan

Nasional Revolusi Mental (GNRM). Melalui Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK), pemerintah mendorong peningkatan kemampuan literasi dasar, kritis,

kreatif, komunikatif, dan berpikir kolaboratif bagi generasi muda. Selain itu,

pendidikan karakter juga dapat diperoleh melalui berbagai media. Salah satu

media yang memberikan nilai adalah novel. Selain sebagai hiburan, novel

juga memberikan pelajaran bagi pembacanya. Novel memainkan peran yang

sangat penting dalam memberikan perspektif untuk mendekati kehidupan

dengan cara yang imajinatif dan artistik.

Novel merupakan salah satu genre sastra yang berbentuk prosa fiksi.

Novel menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah karangan

prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap

pelaku. Novel menyajikan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata.

Memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik, sebuah novel biasanya menceritakan

tentang kehidupan manusia dengan bermacam-macam masalah dalam

interaksinya dengan lingkungan dan sesamanya. Novel merupakan bagian

dari karya sastra. Karya sastra dapat menjadi sarana pembentukan karakter

bangsa berbasis budaya karena isi yang terkandung dalam cerita merupakan
5

cerminan kehidupan. Sisi kehidupan manusia memang sangat menarik untuk

dikaji. Perkembangan novel di Indonesia sendiri sangat pesat sekali, terbukti

dengan banyaknya novel-novel baru yang diterbitkan. Novel tersebut

memiliki banyak macam tema, salah satunya mengenai pendidikan karakter.

Salah satu novel yang dapat dijadikan sebagai acuan yang mengandung nilai-

nilai pendidikan karakter adalah novel Jurai (Kisah Anak-Anak Emak Di

Setapak Impian) yang ditulis oleh pengarang berbakat dan mempunyai

banyak karya bernama Guntur Alam.

Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya

Guntur Alam banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung

di dalamnya. Novel tersebut memiliki nilai dan pesan yang berisi amanat atau

nasehat yang baik dalam memahami arti kehidupan, dan juga bisa menjadi

salah satu contoh untuk menumbuhkan pendidikan karakter bagi para

pembaca.

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

menganalisa nilai-nilai pendidikan Karakter yang terdapat dalam novel

JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian, kemudian peneliti

membuat judul penelitian ini dalam sebuah Skripsi yang berjudul

“Representasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel JURAI (Kisah

Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam”. Karena di dalam

novel tersebut banyak sekali nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung.

Tanggung jawab, kerja keras, dan pantang menyerah menghidupi mimpi

anak-anaknya untuk sekolah setinggi mungkin.


6

B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini

difokuskan pada representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel

JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam.

2. Subfokus penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas

maka subfokus penelitian ini akan membahas:

a. nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel JURAI

(Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam.

b. Representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel JURAI

(Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Nilai-nilai pendidikan karakter apa sajakah yang terkandung di dalam

Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur

Alam?

2. Bagaimana representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel

JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam?


7

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari

disusunnya penelitian iniadalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di

dalam novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya

Guntur Alam.

2. Untuk mengetahui representasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam

novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur

Alam.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan sebuah manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi pendidikan pada umumnya, dan bisa menambah pengetahuan

mengenai nilai-nilai pendidikan karakter, terkhusus yang terkandung

dalam Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya

Guntur Alam. Dalam membentuk akhlak, dan moral peserta didik

nantinya, dengan melalui pemanfaatan sebuah karya sastra, terutama

pada novel.

2. Secara Praktis
8

a. Bagi Lembaga Akademik, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan sebuah wawasan mengenai nilai-nilai pendidikan

karakter yang dapat diambil pelajarannya dalam novel JURAI (Kisah

Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam, selain

memberikan wawasan, selain itu diharapkan mampu memberikan

motivasi bagi seluruh pelajar agar dapat lebih giat lagi dalam belajar

untuk melaih impian, serta dapat dijadikan untuk bahan penelitian

yang lebih lanjut bagi mereka yang ingin melakukan penelitian

tentang karya sastra lainnya.

b. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat menjadi alternatif

untuk memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di

dalam karya sastra terutama dalam novel, terlebih lagi bagi penyuka

karya sastra pada umumnya. Selain itu diharapkan mampu

mengembangkan keterampilan berbahasa, mengembangkan cipta

rasa, meningkatkan pengetahua budaya, serta menjunjung

pembentukan karakter seseorang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Peneliatian

1. Refresentasi

Representasi berasal dari kata bahasa Inggris "representation"

yang berarti penggambaran, gambaran, atau penggambaran. Ini mengacu

pada proses pengungkapan informasi penting dalam bentuk lisan atau

tulisan yang membantu membentuk tindakan yang sesuai. Dalam sastra,

representasi adalah penggambaran orang, ide, atau sesuatu melalui

bahasa, visual, pertunjukan, atau lisan. Representasi sastra menggunakan

bahasa sebagai alatnya dan memiliki hubungan penting antara apa yang

material dan apa yang dibentuk. Representasi dapat memiliki tujuan

untuk merepresentasikan dunia secara realistis atau untuk menyampaikan

esensi orang, objek, pengalaman, dan ide secara lebih abstrak.

Representasi juga merupakan proses mengkode dan menampilkan

simbolik yang mencerminkan posisi ideologi.

Menurut KBBI, representasi adalah perbuatan atau keadaan yang

mewakili. Marcel Danesi mengatakan bahwa representasi adalah proses

perekaman gagasan, pengetahuan, atau pesan secara fisik dengan

menggunakan tanda-tanda seperti gambar, suara, dan sebagainya untuk

menampilkan kembali apa yang diindra, dibayangkan, atau dirasakan.

9
10

2. Nilai Pendidikan Karakter

a. Nilai

Dalam bahasa Inggris, istilah “nilai” mengacu pada nilai,

apresiasi, atau perkiraan yang melekat pada suatu objek. Objek yang

dimaksud bisa berupa barang material, kondisi, tindakan, perilaku,

atau peristiwa lainnya. Pada hakekatnya, nilai tersebut di atas dapat

diartikan sebagai bentuk penghargaan atau keadaan yang berguna

bagi manusia untuk dijadikan dasar penilaian dan pengambilan

keputusan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dapat

diartikan sebagai sifat-sifat penting atau hal-hal yang bermanfaat

bagi umat manusia.

b. Pendidikan

Ada dua pengertian terkait pendidikan. Yang pertama,

pengertian luas yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal

yang dapat diterima dan dilakukan oleh siapa saja, termasuk

lingkungan. Yang kedua, pengertian yang lebih sempit, menyatakan

bahwa pendidikan hanya ditujukan untuk anak-anak dan hanya

dilakukan oleh lembaga pendidikan tertentu untuk membantu mereka

mencapai masa dewasa.

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha yang disadari oleh

pendidik untuk membantu peserta didik mengembangkan

kepribadiannya, baik secara fisik maupun spiritual, baik secara


11

formal, informal, maupun nonformal. Ini adalah proses yang

berlangsung terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai-

nilai tinggi (baik nilai-nilai insani maupun ilahiyah).

Pendidikan berarti membantu menumbuhkan kepribadian dan

membentuk rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan

terhadap diri manusia bisa dibandingkan dengan makan, yang

memberikan kekuatan, kesehatan, dan pertumbuhan. Tujuannya

adalah mempersiapkan generasi berikutnya untuk menjalani hidup

dengan efektif dan efisien.

c. Karakter

Karakter berasal dari bahasa Inggris character, berasal dari

istilah Yunani, character dari kata charassein yang berarti membuat

tajam atau membuat dalam. Karakter juga dapat berarti mengukir.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter

adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain.

Karakter adalah ciri atau sifat dasar yang menentukan tingkah

laku dan kepribadian seseorang atau tokoh dalam cerita. Dalam

karya sastra, karakter sering digunakan untuk membangun konteks

dan memberikan kesan emosional pada cerita. Dalam kehidupan

sehari-hari, karakter juga dapat digunakan untuk menggambarkan

tingkah laku dan perilaku seseorang yang memberikan informasi


12

tentang kepribadian dan integritas dirinya. Dalam kedua konteks ini,

karakter sangat penting dalam membentuk bagaimana kita

memahami dan menilai orang atau tokoh tertentu.

Nilai-nilai pendidikan karakter memegang peranan penting

dalam perkembangan individu, terutama dalam menentukan tingkah

laku dan sikap mereka. Dalam sastra dunia, nilai-nilai tersebut

seringkali diintegrasikan ke dalam cerita untuk memberikan pesan

moral dan memberikan pengaruh positif pada pembaca.

Nilai-nilai pendidikan karakter yang sering dijumpai dalam

novel antara lain: kejujuran, toleransi, kerja keras, rasa tanggung

jawab, persahabatan, dan kasih sayang. Melalui interaksi antar tokoh

dan peristiwa yang terjadi dalam cerita, pembaca dapat memahami

pentingnya nilai-nilai tersebut dan bagaimana mereka dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka sendiri. Pendidikan

karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang

berasal dari pandangan yang terumuskan dalam tujuan pendidikan

nasional.

d. Novel

Novel berasal dari bahasa latin “novelius” yang diturunkan

dari kata “novies” yang berarti “baru”. Dikatakan baru sebab novel

muncul belakangan dibanding dengan bentuk puisi dan drama.


13

Novel menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah

karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Novel adalah bentuk prosa fiksi panjang yang menceritakan

kisah atau petualangan dari sejumlah karakter dalam alur cerita.

Novel biasanya memiliki jumlah halaman yang lebih banyak

daripada cerpen atau novella dan memiliki subplot dan subtema yang

kompleks.

Novel dapat mencakup berbagai genre, seperti fiksi ilmiah,

petualangan, misteri, roman, dan banyak lagi. Karakter dalam novel

biasanya memiliki latar belakang yang kompleks dan berkembang

seiring berjalannya cerita. Alur cerita dalam novel biasanya lebih

panjang dan kompleks dibandingkan cerpen atau novella, dan bisa

berlangsung dalam beberapa tahun atau bahkan berabad-abad.

Novel memiliki tujuan untuk menghibur, memberikan

wawasan, atau menyampaikan pesan moral atau sosial. Beberapa

novel juga dapat memiliki tujuan untuk mempelajari sejarah, budaya,

atau membantu pembaca memahami masalah sosial atau politik.

Secara umum novel memiliki struktur yang terdiri dari

pengenalan karakter, pengembangan konflik, kisah perkembangan,

dan resolusi konflik. Alur cerita dalam novel seringkali tidak

bergaris dan bisa melibatkan alur waktu yang berubah-ubah, sudut


14

pandang yang berbeda, atau bahkan pengulangan dari suatu

peristiwa.

Pada dasarnya, novel adalah bentuk sastra yang sangat populer

dan banyak diterima oleh masyarakat, serta memiliki banyak variasi

dan gaya yang berbeda-beda.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Pada hakikatnya peneliti membutuhkan penelitian terdahulu untuk

merelevankan hasil yang sudah ada dengan hasil penelitian yang baru. Selain

itu juga untuk bahan dan sumber penelitian berikutnya. Ada beberapa hasil

yang relevan dengan penelitian terdahulu, yaitu sebagai berikut:

1. Jurnal pertama menganalisis representasi pesan pendidikan karakter dalam

film "Sokola Rimba". Penelitian ini menemukan bahwa film tersebut

berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya pendidikan karakter

bagi pembentukan pribadi yang baik dan berkualitas.

2. Jurnal kedua meneliti representasi nilai karakter pada lirik lagu "Pesawat

Kertas 365 Hari" dari JKT48. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu

tersebut berhasil menyampaikan nilai-nilai karakter seperti kerja keras,

tekad, dan semangat untuk mencapai tujuan.

3. Jurnal ketiga membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam

novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" karya Tere Liye.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel tersebut berhasil


15

menyampaikan nilai-nilai karakter seperti keberanian, kejujuran, dan

pengorbanan dalam mencapai tujuan hidup.

Kesimpulannya, ketiga jurnal menunjukkan bahwa media massa dapat

berperan sebagai media pendidikan karakter yang efektif dan

menyenangkan bagi masyarakat.


BAB III

METODE PENELITIAN

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pada penelitian ini tempat yang digunakan untuk melakukan

penelitian adalah Sekretariat Kwartir Cabang Lebak (Sanggar Pramuka),

Rumah (Kampung Ciranca, RT 007, RW 002, Desa Cijaku, Kecamatan

Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten), dan Lingkungan Kampus.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama kurang lebih

3 bulan, yaitu semenjak surat pengajuan judul di acc, bulan november

oleh Ketua program studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Dihitung mulai

dari peng-acc-an judul, penganalisisan data, pengumpulan data, sampai

dengan pemeriksaan data (November 2022 s.d. Januari 2023).

D. Latar Penelitian

Proses penelitian ini diambil dari beberapa latar, diantaranya: Tempat

tinggal sementara peneliti selama berkuliah (Sekretariat Kwartir Cabang

Lebak), kampung halaman peneliti (Kampung Ciranca, RT 007, RW 002,

Desa Cijaku, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten), dan

lingkungan Kampus.

16
17

Penelitian ini bermula pada saat judul skripsi di acc oleh Ketua

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Ibu Eka Nurul Mualimah, M.

Pd. (bulan November), sampai pada tahap pemeriksaan data (bulan Januari).

E. Metode dan Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode kualitatif digunakan oleh peneliti.

Metode ini didasarkan pada filsafat postpositivisme dan digunakan untuk

meneliti situasi alamiah. Peneliti berperan sebagai instrumen utama dan

pengambilan sampel dilakukan secara sengaja dan melalui proses

snowbaal. Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi dan

analisis data bersifat induktif dan kualitatif. Hasil dari penelitian

kualitatif lebih memperhatikan makna daripada generalisasi

(Sugiyono:2015: 15).

F. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah sebuah hasil pencatatan penelitian, data itu bisa

berupa angka ataupun fakta yang bisa dijadikan bahan atau sumber untuk

menyusun tentang informasi. Data yang digali dalam penelitian ini

adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berwujud kata-

kata, ujaran-ujaran atau peristiwa.


18

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek data yang dapat diperoleh. Sumber data

dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu sumber data berupa

orang, sumber data berupa tempat atau benda, dan sumber data berupa

simbol (paper).

Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebuah

Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur

Alam. Berikut merupakan penjelasan terkait sumber data yang digunakan

oleh peneliti:

a. Judul Novel: JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian)

b. Penulis: Guntur Alam

c. Jumlah Halaman: 306 halaman

d. Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

e. Cetakan: cetakan pertama Maret 2013

f. ISBN: 978-979-22-9338-8

G. Subyek Penelitian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) subyek penelitian,

adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembumbutan

sebagai sasaran

Pada penelitian ini peneliti mendapatkan sebuah data bukan hanya dari

Novel yang diteliti saja, tetapi dari jurnal-jurnal onile, dan buku.
19

H. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian atau memecahkan masalah.

Pada penelitian ini peneliti mengunakan Teknik Analisis Isi.

Analisis isi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mengevaluasi dan menguraikan isi suatu teks, seperti buku, film, karya

seni, dan media lain. Dalam penelitian, analisis isi sering digunakan untuk

mengetahui bagaimana suatu teks merepresentasikan suatu isu atau nilai

tertentu.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur dasar analisis isi meliputi tiga langkah utama:

perencanaan, pelaksanaan, dan analisis data.

a. Perencanaan: Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan skala penilaian

atau kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi isi teks.

b. Pelaksanaan: Dalam tahap ini, peneliti membaca teks secara

keseluruhan dan mencatat setiap bagian yang memenuhi kriteria atau

skala penilaian yang telah ditetapkan.

c. Analisis Data: Dalam tahap ini, peneliti menganalisis data yang

dikumpulkan dan menyimpulkan bagaimana teks merepresentasikan

suatu isu atau nilai tertentu.


20

Hasil dari analisis isi dapat membantu peneliti menemukan pola dan

tren dalam representasi suatu isu atau nilai tertentu dalam suatu teks. Hal

ini dapat membantu dalam penentuan sejauh mana suatu teks memenuhi

standar atau kriteria tertentu, seperti standar pendidikan karakter.

I. Prosedur Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung dalam

pengumpulan dan setelah data selesai dikumpulkan. Beriringan dengan

pengumpulan data, dilakukan analisis (interpretasi) dengan maksud

mempertajam pengamatan fokus serta memperdalam masalah yang relevan

dengan permasalahan pokok yang diteliti. Analisis data selama proses

pengumpulan data sangat penting artinya bagi peneliti untuk melakukan

pengkajian terhadap permasalahan yang dikaji. Sedangan analisis data setelah

data dikumpulkan merupakan kelanjutan dari analisis sebelumnya untuk

memaparkan data secara sistematis serta memastikan prosisi, hipotesa,

konsep atau pola yang telah dibangun berdasarkan data lapangan. Peneliti

kualitatif biasanya melengkapi data yang ada apabila menemukan data yang

telah disajikan kurang sepurna sesuai dengan fokus penelitian.

J. Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pembuktian keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan


21

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam

penelitian ini, penulis melakukan wawancara dan observasi untuk

mendapatkan sebanyak mungkin data yang berkaitan dengan pertanyaan

penelitian. Untuk menghindari inkonsistensi dalam laporan penelitian,

penulis membandingkan temuan dari wawancara dengan dokumen yang

dibuat oleh responden, yaitu rencana pembelajaran. Selain itu, penulis

juga menanyakan kepada kepala sekolah tentang kegiatan responden

terkait dengan pertanyaan penelitian, untuk dibandingkan dengan laporan

hasil wawancara. Hal ini dilakukan untuk memperoleh derajat

kehandalan dan kepastian dalam hasil penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

DEWI, S. (2015). Nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel bidadari-bidadari


surga karya tere liye.

Laili, F. N. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Daun Yang


Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere LiyE.

Syamsul Kurniawan, M. (2020). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: AR-RUZZ


MEDIA.

Yonalisa, R. (2019). Refresentasi Nilai Pendidikan Karakter dalam film sokola


rimba.

22

Anda mungkin juga menyukai