SEMINAR PROPOSAL
SKRIPSI
REPRESENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
NOVEL JURAI (KISAH ANAK-ANAK EMAK DI SETAPAK IMPIAN)
KARYA GUNTUR ALAM
Oleh:
SITI DESIAH
4322319010090
Dosen Pembimbing:
1. Dr. H. Suherman, M. Pd.
2. Eka Nurul Mualimah, M. Pd.
dalam Novel “JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) karya Guntur
Alam”. Novel ini memuat banyak nilai-nilai pendidikan karakter seperti tanggung
jawab, kerja keras, dan semangat pantang menyerah dalam menghidupi mimpi
Secara Teoretis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pendidikan pada umumnya, dan bisa menambah
pengetahuan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter, terkhusus yang terkandung dalam Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di
Setapak Impian) Karya Guntur Alam. Dalam membentuk akhlak, dan moral peserta didik nantinya, dengan melalui pemanfaatan
sebuah karya sastra, terutama pada novel.
Secara Praktis
a. Bagi Lembaga Akademik, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sebuah wawasan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter
yang dapat diambil pelajarannya dalam novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak Impian) Karya Guntur Alam, selain
memberikan wawasan, selain itu diharapkan mampu memberikan motivasi bagi seluruh pelajar agar dapat lebih giat lagi dalam
belajar untuk melaih impian, serta dapat dijadikan untuk bahan penelitian yang lebih lanjut bagi mereka yang ingin melakukan
penelitian tentang karya sastra lainnya.
b. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat menjadi alternatif untuk memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang
terkandung di dalam karya sastra terutama dalam novel, terlebih lagi bagi penyuka karya sastra pada umumnya. Selain itu
diharapkan mampu mengembangkan keterampilan berbahasa, mengembangkan cipta rasa, meningkatkan pengetahua budaya,
serta menjunjung pembentukan karakter seseorang.
PENGERTIAN
REPRESENTASI
Menurut Stuart Hall yang dikutip Idawan Seto
Menurut Suwardi Endraswara (2013: 28) Wibowo (2011: 148), representasi terdiri dari
Representasi adalah gambaran apa saja yang tiga elemen penting, yaitu tanda, makna, dan
ada dalam sastra. Gambaran dapat disebut representasi itu sendiri. Tanda-tanda mencakup
citra. Sastra akan mencitrakan kehidupan simbol dan kata-kata yang digunakan untuk
manusia. Citra diri dan kelompok perlu merepresentasikan objek atau realitas tertentu.
diungkap secara reflektif, reflektif menghasilkan Makna merujuk pada interpretasi atau
fenomena budaya yang disebut refleksivitas. pemahaman yang diberikan pada tanda-tanda
Representasi merujuk pada daya pantul di balik tersebut oleh masyarakat atau kelompok
fenomena, sedangkan refleksivitas merujuk tertentu. Representasi itu sendiri merujuk pada
pada bagaimana antropolog sastra memancing, proses produksi dan reproduksi tanda-tanda
memberi umpan, dan memaknai sebuah dan makna yang terkait dengan objek atau
representasi. realitas tertentu.
PENGERTIAN PENGERTIAN
NILAI PENDIDIKAN
Menurut Loren Bagus (1996: 713) dalam
bahasa Inggris, istilah “nilai” mengacu Menurut Ahmad D. Marimba (1989:
pada nilai, apresiasi, atau perkiraan yang 19), merumuskan bahwa Pendidikan
melekat pada suatu objek. Objek yang sebagai bimbingan atau didikan
dimaksud bisa berupa barang material,
secara sadar oleh pendidik terhadap
kondisi, tindakan, perilaku, atau peristiwa
lainnya. Pada hakikatnya, nilai tersebut di
perkembangan anak didik, baik
atas dapat diartikan sebagai bentuk jasmani maupun ruhani, menuju
penghargaan atau keadaan yang berguna terbentuknya kepribadian yang
bagi manusia untuk dijadikan dasar utama.
penilaian dan pengambilan keputusan.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
KARAKTER KARAKTER
Menurut Sri Suwartini (2017: 222)
Menurut Lorens Bagus (1996: 392), Pendidikan karakter adalah sebuah
karakter berasal dari bahasa Inggris system yang menanamkan nilai-nilai
character, berasal dari istilah Yunani, karakter pada peserta didik, yang
character dari kata charassein yang mengandung komponen pengetahuan,
berarti membuat tajam atau kesadaran individu, tekad, srta adanya
membuat dalam. Karakter juga dapat kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap
berarti mengukir. Sifat utama ukiran
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
adalah melekat kuat di atas benda manusia, lingkungan, maupun bangsa,
yang diukir. sehingga akan terwujud insan kamil.
NILAI PENDIDIKAN
KARAKTER
Menurut Syamsul Kurniawan (2020: 41-42), ada kurang lebih 18 jenis nilai
pendidikan karakter, antara lain: (1) religius, (2) jujur, (3) toleran, (4) disiplin,
(5) kerja keras, (6) mandiri, (7) kreatif, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu,
(10) berjiwa patriotik, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)
bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16)) sadar
lingkungan, (17) sadar sosial, dan (18) bertanggung jawab.
SASTRA PUISI
Menurut Juni Ahyar (2019: 34), Puisi merupakan
Sumardjo & Saini (1997: 3) yang berpendapat
suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan
bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia
pikiran serta perasaan dari penyair dan secara
yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
imajinatif serta disusun dengan
ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan
gambaran konkret yang membangkitkan pesona
pengonsentrasian struktur fisik serta struktur
dengan alat bahasa. Sastra dapat berupa puisi,
batinnya. Penekanan pada segi estetik pada
drama, prosa fiksi. Sastra memiliki banyak
suatu bahasa serta penggunaan sengaja
fungsi, seperti memberikan hiburan,
pengulangan, meter dan rima merupakan hal
memberikan pesan moral, mengungkapkan
yang membedakan pada puisi dari prosa.
pandangan hidup dan nilai budaya, serta
Namun dari perbedaan tersebut masih saja
memotivasi pembaca untuk berpikir kritis.
diperdebatkan
DRAMA PROSA
CERPEN NOVEL
Rosy Yonalisa
“(2019)
Judul skripsi "Representasi Nilai-nilai pendidikan karakter
dalam novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak
”Representasi Pesan Pendidikan Karakter dalam Film Sokola Impian) karya Guntur Alam" sangat relevan dengan tema
Rimba” yang dibahas dalam ketiga jurnal yang disebutkan
sebelumnya. Pada ketiga jurnal tersebut, peneliti
membahas tentang representasi nilai-nilai pendidikan
Wisnu Hatami karakter dalam media massa, dan jurnal baru ini juga
membahas hal yang sama, hanya saja dalam bentuk
(2021) novel.
“Representasi Nilai Karakter pada Lirik Lagu Pesawat Kertas 365 Menganalisis representasi nilai-nilai pendidikan karakter
Hari JKT48” dalam novel JURAI dapat membantu untuk mengetahui
bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter diterjemahkan
dalam bentuk sastra dan bagaimana hal tersebut
Latif Jauhari diterima oleh pembaca. Penelitian ini juga dapat
(2017) membantu untuk menilai apakah novel ini dapat
berperan sebagai media pendidikan karakter yang efektif
“Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Daun Yang Jatuh bagi pembacanya.
Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye”
Waktu pelaksanaan
Jadwal Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli
Penetapan Bimbingan
Penyusunan instrumen
Revisi kisi-kisi instrument
Seminar proposal
Observasi
Pengambilan data
Pengolahan data
Penyesuaian laporan
Ujian dan perbaikan
METODE
Dalam penelitian ini, metode kualitatif digunakan oleh peneliti. Metode ini
didasarkan pada filsafat postpositivisme dan digunakan untuk meneliti situasi
alamiah. Peneliti berperan sebagai instrumen utama dan pengambilan sampel
dilakukan secara sengaja dan melalui proses snowbaal. Teknik pengumpulan
data menggunakan triangulasi dan analisis data bersifat induktif dan kualitatif.
Hasil dari penelitian kualitatif lebih memperhatikan makna daripada
generalisasi (Sugiyono: 2013: 15).
Teknik triangulasi data yang digunakan sebagai pemeriksaan melalui sumber lain.
Keabsahan data diperoleh dan diperiksa dengan cara berikut.
• Keabsahan data diperiksa dengan membaca untuk mempermudah dalam
menelaah sumber data penelitian sehingga diperoleh pemahaman dan
penghayatan yang memadai.
• Keabsahan data diperiksa dengan membaca dengan mengolah data tentang
interferensi. Pemilihan dilakukan dengan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
• Keabsahan data diperoleh dengan membaca dan mengolah data tentang nilai-
nilai pendidikan Karakter dalam Novel JURAI (Kisah Anak-anak Emak di Setapak
Impian) karya Guntur Alam.