Anda di halaman 1dari 10

Volume.

2
Nomor.2
Tahun.2017

Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Pada Siswa Melalui


Pembelajaran Sastra Dengan Model Permainan Gobak Sodor

Sabitul Kirom
Dosen Universitas Islam Balitar
Surel : sabitulkirom@unisbablitar.ac.id

Abstrak

Penelitian ini mendeskripsikan tentang pembelajaran sastra dengan model


permainan gobak sodor dalam menanamkan nilai pendidikan karakter yang terfokus
pada (1) pelaksanaan pembelajaran, (2) kendala yang dihadapi selama pembelajaran,
dan (3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini
termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa guru melaksanakan pembelajaran sastra dengan model permainan gobak
sodor untuk menanamkan nilai pendidikan karakter pada siswa. Kendala yang
dialami guru yaitu guru susah mengatur peserta didik selama proses pembelajaran
dan tempat yang digunakan sebagai arena untuk pembelajaran cukup luas. Guru
mengatasi kendala tersebut dengan mengatur peserta didik secara tegas selama
pembelajaran dan pengaturan jadwal dengan guru mata pelajaran lain.

Kata Kunci: Pembelajaran sastra, model permainan gobak sodor, nilai pendidikan
karakter, pembelajaran dengan permainan tradisional

Abstract
This study describes literary learning with gobak sodor game model in instilling
character education value focused on (1) learning implementation, (2) obstacles encountered
during learning, and (3) effort done to overcome the obstacle. This research belongs to
qualitative descriptive research. The results of this study indicate that teachers carry out
literary learning with gobak sodor game model to instill the value of character education in
students. Constraints experienced by teachers that teachers difficult to organize learners
during the learning process and the place used as an arena for learning is wide enough.
Teachers overcome these obstacles by organizing students strictly during learning and
schedule settings with other subject teachers.

Keywords: Literary learning, gobak sodor game model, character education value, learning
with traditional game
94 | | Vol 2 No 2 Tahun 2017

A. PENDAHULUAN yang disampaikan oleh pengarang melalui


Pembelajaran sastra di sekolah karyanya kepada pembaca. Amanat dalam
terintegrasi dalam pembelajaran bahasa karya sastra dapat ditemukan dengan
Indonesia. Pembelajaran sastra penting membaca secara utuh karya tersebut. Hal
diajarkan kepada peserta didik sebagai ini penting dilakukan supaya makna yang
salah satu sumber dalam terkandung dapat diketahui secara
pengimplementasian karakter pada anak. menyeluruh.
Menurut Rukayah1, kepekaan anak Permainan tradisional merupakan
terhadap cerita akan terlatih melalui suatu permainan yang memiliki hubungan
pembelajaran sastra. Semakin banyak erat dengan budaya tertentu. Permainan
cerita yang dibaca oleh anak maka tradisional adalah aset budaya yang
kepekaan terhadap cerita juga akan dipertahankan identitasnya di tengah
semakin berkembang. Dengan demikian, masyarakat. Permainan tradisional juga
kepekaan anak terhadap kehidupannya merupakan alat untuk menjaga hubungan
juga akan lebih baik. Melalui tokoh dalam dan kenyamanan sosial selain untuk
cerita tersebut, anak akan belajar menghibur diri.4
mengendalikan emosi, di antaranya rasa Perkembangan teknologi yang
cemas, benci, takut, dan bangga. pesat saat ini menyebabkan permainan
Karya sastra dengan nilai tradisional semakin terpinggirkan.
pendidikan karakter memiliki hubungan Padahal, permainan tradisional memiliki
yang sangat erat. Di dalam karya sastra berbagai manfaat khusunya dalam
banyak nilai pendidikan karakter yang menanamkan nilai karakter pada anak.
dapat diperoleh. Ratna2 menjelaskan Dharmamulya5 memaparkan bahwa
bahwa bagi sebagian orang, nasihat yang permainan tradisional mengandung
terdapat di dalam cerita lebih bermanfaat berbagai nilai positif bagi perkembangan
dibandingkan dengan hukum formal dan karakter anak, di antaranya rasa senang,
sanksi yang bersifat religi. Pada akhirnya rasa berteman, rasa bebas, patuh, saling
sebagian orang lebih mempercayai membantu, tanggung jawab, dan
dongeng, mitos, dan fiksi yang lain sebagai demokrasi. Tedjasaputra menambahkan
6

fakta yakni sebagai hipermakna, hiperialis, permainan tradisional juga memiliki


dan hipereligi. manfaat untuk mengembangkan aspek
Nilai pendidikan karakter yang sosial pada anak yakni sebagai wahana
terdapat di dalam karya sastra dapat untuk mempelajari budaya tertentu, peran
ditemukan pada unsur amanat. Menurut sosial, dan peran jenis kelamin.
Kosasih3, amanat merupakan ajaran moral Salah satu jenis permainan
tradisional anak adalah permainan gobak
1
Rukayah, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran sodor. Permainan ini merupakan jenis
Sastra Anak Dengan Pendekatan Kooperatif Di
Sekolah (Surakarta: UNS Press, 2012), 13.
2 4
Nyoman Kutha Ratna, Peranan Karya Sastra, Seni, Sukirman Dharmamulya, “Dkk.(2008),” Permainan
Dan Budaya Dalam Pendidikan Karakter (Pustaka Tradisional Jawa, n.d., 19.
5
Pelajar, 2014), 196. Dharmamulya, 21.
3 6
Engkos Kosasih, Dasar-Dasar Keterampilan Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan Dan
Bersastra (Bandung: Yrama Widya, 2012), 71. Permainan (Grasindo, 2001), 41.
Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter … | 95

permainan beregu. Dalam praktiknya, bullying yang saat ini marak terjadi
permainan ini melatih berbagai merupakan hal yang harus ditanggulangi.
keterampilan yang berhubungan dengan Fenomena bullying tersebut merupakan
taktik, fisik, dan mental. Permainan ini salah satu bentuk kenakalan remaja.
dilakukan pada area berbentuk bujur Samani dan Hariyanto8 menjelaskan
sangkar. Permainan ini dilakukan oleh dua bahwa karakter adalah nilai dasar tiap
tim yang terdiri atas tim penjaga dan tim individu yang terbentuk karena pengaruh
pemaian. Setiap anggota tim pemain lingkungan maupun pengaruh hereditas
berusaha mencapai garis belakang dari yang membangun pribadi seseorang. Oleh
area pertandingan, sedangkan tim penjaga sebab itu, penanaman nilai karakter harus
berusaha mencegahnya. Jika ada salah dilakukan sejak usia dini.
satu tim pemain tersentuh oleh penjaga, Pelaksanaan pendidikan karakter
maka kedua tim bergantian sebagi pemain harus dilakukan secara
dan penjaga.7 berkesinambungan dan sistematis. Setiap
Pendidikan karakter merupakan hal yang dilakukan dalam proses
konsep pendidikan yang saat ini penanaman karakter harus saling terkait
dijalankan. Konsep pendidikan karakter dan tersusun secara teratur. Seseorang
ini diimplementasikan untuk membentuk yang memiliki karakter yang baik akan
karakter peserta didik yang kompeten dan mampu menjalani kehidupannya dengan
berbudi luhur. Pendidikan karakter teratur dan bahagia. Lickona9
diperuntukkan bagi peserta didik untuk mengungkapkan bahwa tanpa adanya
mengembangkan nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter, seseorang tidak akan
bangsa yang diharapkan dapat diterapkan hidup bahagia dan kehidupan di
dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam masyarakat tidak akan berjalan baik.
pelaksanaan pendidikan karakter, Tanpa adanya nilai-nilai karakter yang
pendidikan tidak hanya mencakup aspek baik, manusia tidak akan mampu
kognitif, tetapi juga mencakup aspek sikap mewujudkan kehidupan yang menjunjung
dan tindakan. Ketiga aspek tersebut dalam harkat dan martabat setiap individu.
pelaksanaannya harus mencerminkan Pelaksanaan pendidikan karakter
karakter positif yang tujuan akhirnya sejak usia dini, khususnya di tingkat
membentuk manusia yang kompeten dan Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah
berbudi luhur. (MI) memiliki tujuan tertentu.
Penanaman nilai karakter harus Kemendiknas 10 memaparkan bahwa
terus dikembangkan dalam
pelaksanaannya. Hal ini penting karena 8
Muchlas Samani and M. S. Hariyanto, “Konsep Dan
permasalahan yang dialami oleh peserta Model Pendidikan Karakter,” Bandung: PT. Remaja
didik semakin kompleks. Fenomena Rosdakarya, 2011, 43.
9
Thomas Lickona, “Character Matters (Persoalan
Karakter): Bagaimana Membantu Anak
Mengembangkan Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan
7
Ariyanti, “Meningkatkan Kegiatan Sosial Emosional Kebajikan Penting Lainnya,” Jakarta: PT Bumi
Melalui Permainan Gobag Sodor Pada Anak,” Jurnal Aksara, 2012, 22.
10
Ilmiah PG PAUD IKIP Veteran Semarang Vol. 2, No. Kementerian Pendidikan Nasional, “Bahan
2 (2014): 10–20. Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
96 | | Vol 2 No 2 Tahun 2017

tujuan pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran bahasa


sebagai berikut. Pertama, Indonesia merupakan salah satu sumber
mengembangkan potensi afektif setiap penanaman nilai pendidikan karakter.
individu. Kedua, mengembangkan perilaku Selanjutnya, permaian tradisional gobak
baik yang sesuai dengan budaya bangsa sodor juga merupakan salah satu
yang religius. Ketiga, penanaman tanggung permainan tradisional yang sarat akan
jawab dan jiwa kepemimpinan. Keempat, nilai budaya, khususnya budaya Jawa yang
mengembangkan sikap kreatif, mandiri, dalam praktiknya banyak terkandung
dan berwawasan kebangsaan. Kelima, unsur karakter positif khususnya bagi
mewujudkan sekolah menjadi tempat perkembangan anak. Oleh karena itu,
belajar yang aman, menyenangkan, penuh topik yang terkait dengan pembelajaran
persahabatan, dan penuh kekuatan. sastra dengan model permainan
Nilai pendidikan karakter pada tradisional gobak sodor untuk
penelitian ini didasarkan pada nilai menanamkan nilai pendidikan karakter
karakter yang dikeluarkan oleh pada siswa MI Al Ma`arif 02 Margomulyo
Kemendiknas. Menurut Kemendiknas11, ini menarik untuk diteliti.
pengembangan nilai pendidikan karakter
berdasarkan empat sumber, yaitu (1) B. METODE PENELITIAN
agama, (2) pancasila, (3) budaya, dan (4) Metode penelitian yang digunakan
tujuan pendidikan. Berdasarkan empat hal dalam penelitian ini yaitu metode
tersebut maka ditetapkanlah nilai penelitian kualitatif. Metode penelitian
pendidikan karakter, yakni (1) religius, (2) kualitatif memiliki tujuan untuk
jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja memahami fenomena yang terjadi pada
keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) subjek penelitian secara holistik dengan
demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) metode alamiah.12 Jenis penelitian yang
semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, digunakan mengacu pada penelitian
(12) menghargai prestasi, (13) deskriptif yang berhubungan dengan
bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, pendeskripsian mengenai hal tertentu.
(15) gemar membaca, (16) peduli Penelitian ini dilaksanakan di MI
lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) Al Ma`arif 02 Margomulyo Blitar selama
tanggung jawab. tiga bulan. Penelitian ini mendeskripsikan
Berdasarkan paparan tersebut, berbagai fakta dan hubungan kausal yang
dapat diketahui bahwa pembelajaran ditemukan selama penelitian secara
sastra dan permainan tradisional gobak akurat, teliti, dan sistematis. Penelitian ini
sodor memiliki pengaruh kuat dalam mengkaji tentang pelaksanaan
penanaman nilai pendidikan karakter pembelajaran sastra dengan model
pada anak. Pembelajaran sastra yang permainan tradisional gobak sodor untuk
menanamkan nilai pendidikan karakter
pada siswa MI Al Ma`arif 02 Margomulyo
Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk
Daya Saing Dan Karakter Bangsa,” Jakarta: TP,
12
2010, 7. Prof Moleong, “Dr. Lexy J,” Metodologi Penelitian
11
Nasional, 9–10. Kualitatif, 2005, 6.
Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter … | 97

Kecamatan Panggungrejo Kabupaten digunakan guru yaitu dongeng dan cerita


Blitar. Selaian itu, penelitian ini juga pendek. Dongeng dan cerita pendek dipilih
mengkaji tentang kendala yang dialami karena peserta didik tertarik dengan
guru dalam mengimplementasikan cerita-cerita tersebut.
pembelajaran sastra dengan model Pembelajaran sastra di sekolah
permainan tradisional gobak sodor serta memiliki peranan penting dalam
upaya yang dilakukan oleh guru untuk penanaman nilai pendidikan karakter
mengatasi berbagai kendala tersebut. pada peserta didik. Rukayah13
Pada penelitian ini, hasil menjelaskan bahwa antara tujuan akhir
penelitian disajikan secara kualitatif pembelajaran bahasa Indonesia dengan
deskriptif. Data yang digunakan dalam karakteristik sastra yang digunakan
penelitian ini diperoleh dari hasil dari sebagai bahan ajar memiliki relevansi
wawancara, observasi, dan dokumentasi. yang erat. Pengajaran bahasa Indonesia
Subjek dalam penelitian ini adalah guru memiliki tujuan yang kompleks dalam
dan siswa MI Al Ma`arif 02 Margomulyo menumbuhkembangkan potensi peserta
Blitar. Teknik pengumpulan data yang didik, tidak hanya terfokus pada
digunakan adalah observasi langsung, kemampuan komunikasi, tetapi juga
wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan mengasah kemampuan berpikir dan
keabsahan data yakni dengan triangulasi. bernalar, kreativitas, kepekaan emosi,
Selanjutnya, teknik analisis data yakni serta memperluas wawasan anak. Jika
dengan pemilahan data, intepretasi data, hanya menggunakan materi ajar yang
dan penarikan simpulan. bersifat teknik dan ilmiah maka tujuan
tersebut akan sulit untuk diwujudkan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Oleh sebab itu, bahan ajar yang berkaitan
Hasil Pelaksanaan Pembelajaran dengan sastra memiliki kedudukan yang
Berdasarkan temuan penelitian penting untuk mewujudkan tujuan
dari hasil observasi dan wawancara tersebut.
diketahui bahwa guru di MI Al Ma`Arif 02 Pembelajaran sastra memiliki
Margomulyo Kecamatan Panggungrejo hubungan positif dengan penanaman nilai
Kabupaten Blitar sudah mengajarkan pendidikan karakter. Hal ini karena pada
materi sastra dalam pembelajaran. Materi umumnya pembelajaran sastra membahas
sastra tersebut terintegrasi dalam tentang berbagai nilai kehidupan yang
pembelajaran bahasa Indonesia. Guru di memiliki relevansi dalam pembentukan
MI Al Ma`Arif 02 Margomulyo telah karakter manusia. Sastra yang sudah
mengajarkan materi sastra mulai di kelas dimasukkan dalam pendidikan memiliki
1, 2, 3, 4, 5, dan 6. peranan positif dalam mengembangkan
Guru di MI Al Ma`Arif 02 aspek afektif, kognitif, psikomotorik.
Margomulyo juga memanfaatkan Sastra juga berperan dalam
pembelajaran sastra untuk menanamkan
nilai pendidikan karakter pada peserta 13
Rukayah, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran
didik. Salah satu sumber belajar yang Sastra Anak Dengan Pendekatan Kooperatif Di
Sekolah, 10.
98 | | Vol 2 No 2 Tahun 2017

mengembangkan kepribadian dan aspek Permainan gobak sodor


social.14 merupakan salah satu jenis permainan
Sikap apresiatif anak juga dapat tradisional. Permainan tradisional
dikembangkan dalam pembelajaran sastra memiliki banyak nilai karakter di
di sekolah. Pembelajaran sastra akan dalamnya. Sujarno15 memaparkan bahwa
melatih berbagai sikap positif anak di permainan tradisional adalah hasil budaya
antaranya melatih pola pikir dan perilaku yang didalamnya mengandung unsur nilai
anak pada tataran afektif, kognitif, dan positif terhadap perkembangan anak
psikomotorik. Selain itu, pembelajaran dalam rangka berkreasi, berolah raga,
sastra akan berdampak positif pada aspek serta melatih hidup sopan dan terampil.
pengembangan karakter positif pada diri Permainan tradisional juga merupakan
anak. salah satu wujud dari budaya tertentu.
Guru di MI Al Ma`Arif 02 Permaian tradisional gobak sodor
Margomulyo menggunakan berbagai yang digunakan sebagai model
model pembelajaran dalam mengajarkan pembelajaran sastra di MI Al Ma`Arif 02
materi sastra. Model pembelajaran Margomulyo sudah dimodifikasi dan
tersebut disesuaikan dengan karakter disesuaikan dengan materi pembelajaran
peserta didik. Model pembelajaran yang sastra. Dalam praktiknya, aturan-aturan
digunakan oleh guru adalah model yang ada di permainan gobak sodor tetap
pembelajaran yang menarik, aktif, dan seperti permainan aslinya. Permainan
menyenangkan. Berdasarkan hasil dilakukan pada area berbentuk bujur
wawancara dan observasi terhadap guru- sangkar. Permainan ini dimainkan secara
guru di MI Al Ma`Arif 02 Margomulyo beregu yang terdiri dari dua tim. Salah
diketahui bahwa ada guru yang satu tim berposisi menjadi tim penjaga
menggunakan model permainan dan tim lain sebagai pemain yang
tradisional gobak sodor dalam dilakukan secara bergantian. Perbedaan
mengajarkan materi sastra. Model ini antara permainan gobak sodor yang
dipilih supaya siswa selalu aktif dan digunakan dalam pembelajaran materi
tertarik selama mengikuti pembelajaran. sastra dengan permainan aslinya yaitu
Selain itu, gobak sodor juga merupakan terletak pada penggunaan sastra dalam
salah satu jenis permainan tradisional permainan. Jika dalam permainan aslinya,
yang sarat akan nilai-nilai karakter dan tim pemain berusaha mencapai garis
budaya. Melalui pembelajaran sastra belakang dari arena dengan berlari untuk
dengan menggunakan model permainan mengecoh tim penjaga, maka dalam
tradisional gobak sodor diharapkan permainan yang sudah dimodifikasi ini tim
implementasi penanaman nilai karakter pemain harus mampu menjawab berbagai
pada peserta didik dapat terwujud secara pertanyaan atau tugas yang diajukan oleh
nyata. tim penjaga. Pertanyaan yang diajukan

14 15
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Berbasis Sujarno, “Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam
Sastra: Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Melalui Permainan Tradisional Di Kabupaten Cilacap,” Jurnal
Pengajaran Sastra (Pustaka Pelajar, 2013), 19. Partrawidya Vol.11, No. 1 (2010): 145─175.
Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter … | 99

berkaitan dengan materi sastra yang berpengaruh terhadap hasil pembelajaran


sudah diajarkan oleh guru sebelumnya. yang dievaluasi oleh guru yang
Jika tim pemain mampu menjawab menunjukkan hasil yang postif. Selain itu,
pertanyaan tersebut, maka tim pemain nilai-nilai karakter yang ada pada
dapat melewati halangan dari tim penjaga. permainan tradisional gobak sodor juga
Akan tetapi, jika tim pemain tidak dapat bisa diterapkan secara nyata, di antaranya
menjawab pertanyaan maka tim pemain jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
harus bergantian posisi dengan tim mandiri, tanggung jawab, dan
penjaga. bersahabat/komunikatif.
Banyak nilai karakter yang dapat
diterapkan kepada peserta didik dengan Kendala yang Dialami Guru
melakukan permainan tardisional, salah Berdasarkan hasil observasi dan
satunya permainan gobak sodor. Menurut wawancara diketahui bahwa terdapat
Sujarno16, di dalam permaianan berbagai kendala yang dialami guru ketika
tradisional banyak terkandung nilai menggunakan model permainan
karakter di antaranya tanggung jawab, tradisional gobak sodor dalam
ketaatan, edukatif, sportifitas, hiburan, pembelajaran sastra. Kendala tersebut
solidaritas, serta kebebasan . Oleh karena yakni guru terkadang susah mengatur
itu, permainan tradisional merupakan peserta didik selama proses pembelajaran.
media yang tepat dalam mendukung Hal ini karena model permainan gobak
perkembangan anak. Permainan sodor yang digunakan dalam
tradisional juga dapat digunakan untuk pembelajaran membuat peserta didik
menumbuhkankembangkan berbagai ramai sendiri dan terkadang mengganggu
wujud komunikasi sebagai ungkapan pembelajaran di kelas yang lain. Kendala
sosial dalam pergaulan dan sosialisasi lain yang dihadapi yaitu arena yang
anak terhadap kawan sepermainannya.17 digunakan dalam model permainan gobak
Berdasarkan hasil observasi dan sodor. Hal ini karena model permainan ini
wawancara diketahui bahwa penggunaan membutuhkan arena yang cukup luas dan
model permainan gobak sodor dalam di luar kelas. Halaman yang terdapat di MI
pembelajaran sastra memiliki banyak Al Ma`Arif 02 Margomulyo tidak terlalu
keunggulan dibandingkan model luas dan biasanya jadwalnya bersamaan
konvensional. Selama pembelajaran dengan pembelajaran keolahragaan.
peserta didik terlihat aktif, tertarik dengan Permainan gobak sodor
pembelajaran, dan tidak ada yang merupakan salah satu jenis permainan
mengantuk ataupun bosan. Ketertarikan tradisional. Menurut Dharmamulya18,
peserta didik dalam menerima materi permainan tradisional dapat
sastra juga semakin baik. Hal ini juga diklasifikasikan menjadi tiga pola yakni
permainan dengan bernyanyi, permainan
16
17
170. dengan ketangkasan dan kemampuan
Suharsimi Arikunto and dkk, Permainan
Tradisional Di Daerah Istimewa Yogyakarta Jilid 2 fisik, serta permainan dengan pola pikir.
(Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah
18
Istimewa Yogyakarta, 2006), 1. Dharmamulya, “Dkk.(2008),” 9.
100 | | Vol 2 No 2 Tahun 2017

Berdasarkan penjelasan tersebut, berbagai upaya untuk mengatasi kendala


permainan tradisional gobak sodor yang dihadapi ketika
termasuk ke dalam pola ke dua yang lebih mengimplementasikan pembelajaran
menekankan pada aspek ketangkasan dan sastra dengan model permainan
kemampuan fisik. Dengan demikian, jika tradisional gobak sodor. Upaya yang
model permainan ini diterapkan dalam dilakukan guru yaitu guru lebih tegas
pembelajaran akan berpengaruh terhadap dalam mengatur peserta didik selama
sikap dan perilaku anak ketika melakukan kegiatan pembelajaran berlangsung.
permainan tradisional ini yakni cenderung Sebelum memulai pembelajaran, guru
ramai. menjelaskan kepada peserta didik
Permainan tradisional gobak mengenai berbagai hal yang boleh
sodor termasuk ke dalam jenis permainan dilakukan dan tidak boleh dilakukan
beregu. Permainan ini membutuhkan kerja selama pembelajaran berlangsung. Hal
sama antar anggota tim yang baik. Tiap yang tidak boleh dilakukan di antaranya
anggota dalam tim harus pandai dalam adalah peserta didik tidak boleh ramai
menyusun strategi. Dengan demikian, para sendiri supaya tidak mengganggu
pemain akan lebih ramai dibandingkan pembelajaran di kelas yang lain.
dengan jenis permainan individu. Upaya lain yang dilakukan oleh
Permainan tradisional gobak guru yaitu berkomunikasi dengan guru
sodor membutuhkan tempat yang cukup mata pelajaran lain, khususnya mata
luas. Permainan ini dilakukan pada area pelajaran keolahragaan terkait pengaturan
berbentuk bujur sangkar yang terdiri atas jadwal. Hal ini karena arena yang
dua tim yakni tim penjaga dan tim pemain. digunakan dalam pembelajaran sastra
Setiap anggota tim pemain berusaha dengan model permainan tradisional
mencapai garis belakang dari arena gobak sodor membutuhkan tempat yang
pertandingan, sedangkan tim penjaga cukup luas dan berada di luar kelas.
berusaha mencegahnya.19 Dengan Tempat yang tepat untuk melakukan
demikian, model pembelajaran sastra yang pembelajaran tersebut yaitu di halaman
menggunakan permainan gobak sodor sekolah.
membutuhkan tempat yang cukup luas Berbagai upaya yang dilakukan
dan di luar kelas. Lahan yang dapat oleh guru tersebut sebagai wujud nyata
digunakan yaitu halaman sekolah. untuk menciptakan keefektivan proses
pembelajaran. Menurut Fadillah20
Upaya yang Dilakukan Guru untuk pembelajaran merupakan suatu proses
Mengatasi Kendala yang Dialami kegiatan untuk membelajarkan siswa
Berdasarkan hasil observasi dan secara terintegrasi yang memperhatikan
wawancara diketahui bahwa guru MI Al berbagai aspek, di antaranya karakteristik
Ma`Arif 02 Margomulyo telah melakukan siswa, lingkungan belajar, dan strategi
pembelajaran. Proses pembelajaran yang
19
Ariyanti, “Meningkatkan Kegiatan Sosial
20
Emosional Melalui Permainan Gobag Sodor Pada M Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD
Anak,” 12. (Yogyakarta: Ar Ruzz media, 2012), 132.
Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter … | 101

baik, terencana, dan efektif akan pembelajaran sastra dengan model


mewujudkan kualitas pembelajaran yang permainan tradisional gobak sodor. Upaya
dihasilkan positif dan sesuai dengan yang dilakukan guru yaitu guru lebih tegas
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. dalam mengatur peserta didik selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
D. SIMPULAN Upaya lain yang dilakukan oleh guru yaitu
Berdasarkan temuan penelitian, berkomunikasi dengan guru mata
analisis data, dan pembahasan terhadap pelajaran lain, khususnya mata pelajaran
pembelajaran sastra dengan model keolahragaan terkait pengaturan jadwal.
permainan tradisional gobak sodor di MI
Al Ma`Arif 02 Margomulyo, maka dapat
ditarik simpulan sebagai berikut. DAFTAR PUSTAKA
Pertama, guru melaksanakan
pembelajaran sastra dengan model Arikunto, Suharsimi, and dkk. Permainan
permainan tradisional gobak sodor untuk Tradisional Di Daerah Istimewa
Yogyakarta Jilid 2. Yogyakarta: Dinas
menanamkan nilai pendidikan karakter
Kebudayaan Provinsi Daerah
pada siswa MI Al Ma`Arif 02 Margomulyo. Istimewa Yogyakarta, 2006.
Permaian gobak sodor yang digunakan
sebagai model pembelajaran sastra sudah Ariyanti. “Meningkatkan Kegiatan Sosial
dimodifikasi. Jika dalam permainan Emosional Melalui Permainan Gobag
aslinya, tim pemain berusaha mencapai Sodor Pada Anak.” Jurnal Ilmiah PG
PAUD IKIP Veteran Semarang Vol. 2,
garis belakang dari arena dengan berlari
No. 2 (2014): 10–20.
untuk mengecoh tim penjaga, maka dalam
permainan yang sudah dimodifikasi ini tim Dharmamulya, Sukirman. “Dkk.(2008).”
pemain harus mampu menjawab berbagai Permainan Tradisional Jawa, n.d.
pertanyaan atau tugas yang diajukan oleh
Fadillah, M. Desain Pembelajaran PAUD.
tim penjaga supaya bisa mencapai garis
Yogyakarta: Ar Ruzz media, 2012.
belakang dari arena.
Kedua, kendala yang dialami guru Kosasih, Engkos. Dasar-Dasar
dalam mengimplementasikan Keterampilan Bersastra. Bandung:
pembelajaran sastra dengan model Yrama Widya, 2012.
permainan tradisional gobak sodor yaitu Lickona, Thomas. “Character Matters
guru terkadang susah mengatur peserta (Persoalan Karakter): Bagaimana
didik selama proses pembelajaran. Membantu Anak Mengembangkan
Kendala lain yang dihadapi yaitu arena Penilaian Yang Baik, Integritas, Dan
yang digunakan dalam model permainan Kebajikan Penting Lainnya.” Jakarta:
gobak sodor yang cukup luas dan di luar PT Bumi Aksara, 2012.
kelas.
Ketiga, guru sudah melakukan
bebagai upaya untuk mengatasi kendala Moleong, Prof. “Dr. Lexy J.” Metodologi
yang dialami dalam mengimplementasikan Penelitian Kualitatif, 2005.
102 | | Vol 2 No 2 Tahun 2017

Nasional, Kementerian Pendidikan. “Bahan


Pelatihan Penguatan Metodologi
Pembelajaran Berdasarkan Nilai-
Nilai Budaya Untuk Membentuk
Daya Saing Dan Karakter Bangsa.”
Jakarta: TP, 2010.

Ratna, Nyoman Kutha. Peranan Karya


Sastra, Seni, Dan Budaya Dalam
Pendidikan Karakter. Pustaka Pelajar,
2014.

Rukayah. Pedoman Pelaksanaan


Pembelajaran Sastra Anak Dengan
Pendekatan Kooperatif Di Sekolah.
Surakarta: UNS Press, 2012.

Samani, Muchlas, and M. S. Hariyanto.


“Konsep Dan Model Pendidikan
Karakter.” Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.

Sujarno. “Nilai-Nilai Yang Terkandung


Dalam Permainan Tradisional Di
Kabupaten Cilacap.” Jurnal
Partrawidya Vol.11, No. 1 (2010):
145─175.

Tedjasaputra, Mayke S. Bermain, Mainan


Dan Permainan. Grasindo, 2001.

Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter


Berbasis Sastra: Internalisasi Nilai-
Nilai Karakter Melalui Pengajaran
Sastra. Pustaka Pelajar, 2013.

Anda mungkin juga menyukai