Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Dasar Dasar Pendidikan

Vol. 1 No 1, Oktober 2023

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SATUAN


PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Sindy Anzani

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

sindyanzani64@gmail.com

Abstrak
Penguatan pendidikan karakter di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar masih kurangnya peran
dari tokoh masyarakat, seperti alim ulama, niniak mamak, cadiak pandai, dan tokoh masyarakat dalam
penanaman penerapan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian tentang penguatan pendidikan karakter Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan
Pendidikan Sekolah Dasar. Fokus penelitian ini untuk mengetahui Penguatan Pendidikan Karakter
di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Penelitian ini bersumber dari kuisioner yang disebarkan kepada
informan. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis
deskriptif. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Penguatan Pendidikan
Karakter di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi
penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Sekolah dasar diimplementasikan ke dalam
mutan pembelajaran, proses penanaman nilai-nilai karakter siswa dilaksanakan saat proses
pembelajaran berlangsung. Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
direalisasikan melalui penguatan pendidikan karakter berbasis sekolah, budaya sekolah, dan berbasis
masyarakat.

Kata Kunci : Penguatan, Pendidikan karakter, siswa

Abstrak
The role of public figures such as the cleric, niniak mamak (traditional leaders), and cadiak
pandai (scholars) are not optimum yet in supporting the character education in elementary schools.

1
For this reason, it is necessary to conduct a research on the strengthening character education in
elementary schools. This research aims to analyze the strengthening character education in
elementary schools. The type of this research was descriptive qualitative. Data were collected by
distributing an open-ended questionnaire to the informants. Then, the data were analyzed in three
stages, namely data reduction, data display, and data verification/conclusion. The results described
that the strengthening character education in elementary schools was into the content of learning in
which the character values were inculcated to the students during the learning process. It can be
concluded that strenghtening character education in elementary schools is carried out by school-
based, school culture-based, and community-based characters education.

Keywords : strenghtening, characters education , students

PENDAHULUAN beriman serta bertakwa kepada Tuhan

Pendidikan ialah salah satu faktor Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

yang berarti dalam kehidupan manusia. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta jadi

Proses pendidikan terjalin sejauh


kehidupan manusia semenjak dia lahir
sampai wafat. Pendidikan bisa
berlangsung di manapun, baik di rumah,
di sekolah, maupun di area sekitar.
Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pembelajaran Nasional
mengatakan bahwa “Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran, agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.
Pendidikan bertujuan agar
berkembangnya kemampuan partisipasi
peserta didik supaya jadi manusia yang

2
masyarakat negeri yang demokratis dan pendidikan kita menitik beratkan pada
bertanggung jawab (Noor, 2018).1 aspek pengetahuan (kognitif), tetapi
mengabaikan aspek nilai atau perilaku
Pendidikan hendaknya
peserta didik dalam pendidikan.
membentuk insan yang cerdas dan
Pembelajaran yang hanya berorientasi
berkarakter, sehingga akan menciptakan
pada “angka”. Hal tersebut
bangsa yang unggul dalam prestasi dan
memperlihatkan ketidaksesuaian dengan
santun berinteraksi sesuai dengan nilai-
pengamalan Undang-undang tersebut.
nilai luhur bangsa. Hal ini juga dipertegas
Proses pembelajaran karakter bisa
oleh Bung Karno dalam Muchlas et al.,
diibaratkan dalam suatu kalimat bahwa
(2013), yang menyatakan bahwa, bangsa
apa yang ditanam sama dengan apa yang
ini wajib dibentuk dengan mendahulukan
nanti akan diperoleh. Hal ini berarti
pembangunan kepribadian (character
bahwa pembuatan kepribadian anak saat
buliding) sebab character building inilah
ini masih dalam sesi pembentukan
yang akan membuat Indonesia jadi
karakter sangat mempengaruhi terhadap
bangsa yang besar, maju serta jaya dan
kepribadiannya di masa depan
bermartabat.2 Jika character building ini
(Amaruddin et al., 2020).4 Anak usia
tidak dicoba, hingga bangsa Indonesia
sekolah dasar ialah anak yang sedang
menjadi bangsa kuli.
tumbuh serta masa yang tepat untuk
Akan tetapi, penerapan menanamkan karakterkarakter yang baik.
pembelajaran di Indonesia belum sesuai Anak pada usia ini biasa meniru ataupun
dengan peraturan Undang-Undang menjajaki nilai serta sikap yang terdapat
Indonesia Nomor. 20 Tahun 2003 tentang di sekitarnya (Aini, 2018).5
Sistem Pendidikan Nasional yaitu
Karakter adalah kualitas atau
pembelajaran yang tidak hanya
kekuatan mental atau moral, akhlak atau
membentuk manusia yang pintar, tetapi
budi pekerti individu yang merupakan
juga berkarakter. Pengembangan aspek
kepribadian khusus yang membedakan
pengetahuan, perilaku, serta keahlian
dengan individu lain (Munawwaroh,
semestinya berjalan dengan seimbang
2019). Sedangkan pendidikan karakter
(UU No. 20 Tahun 2003).3 Dunia

1
Noor, T, Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No 20 Tahun 2003. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 (1), hlm.123–144.
2
Amaruddin, H., Atmaja, H. T., & Khafid, M, Peran Keluarga Dan Media Sosial Dalam Pembentukan
Karakter Santun Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 10 (1), hlm.19-22
3
UU RI No.20 Tahun 2003, tentang Sisdiknas, (Citra Umbara, Bandung, 2003), hlm.5.
4
Amaruddin, H., Atmaja, H. T., & Khafid, M, Op.cit, hlm.19-22.
5
Aini, D. F. N, Self Esteem Pada Anak Usia Sekolah Dasar Untuk Pencegahan Kasus Bullying. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), Vol. 6 (1), hlm.36

3
sebagai “the deliberate effort to help kurikulum persekolahan adalah adanya
people understand, care about, and act revisi terhadap kurikulum 2013 yang
upon core ethical values”, dimana dalam mengharuskan adanya pengintegrasian
hal ini mengandung tiga aspek yaitu PPK dalam perangkat dan pembelajaran.
pengetahuan, hati/ rasa dan tindakan atas
Selama ini, pembelajaran informal
dasar nilai yang menjadi acuannya
paling utama dalam lingkungan keluarga
(Lickona, 1991).6 Aspek- aspek yang perlu
belum membagikan kontribusi berarti
dibentuk dalam mempraktikkan
dalam menunjang pencapaian kompetensi
pembelajaran Pendidikan karakter di
serta pembentukan karakter peserta didik.
sekolah ialah perhatian tanpa batasan di
Kesibukan aktivitas serta pekerjaan orang
sekolah, menghasilkan kultur moral
tua yang relatif besar, minimnya
positif di sekolah, serta melibatkan orang
pengetahuan orang tua dalam mendidik
tua serta warga masyarakat bagaikan
anak di lingkungan keluarga, pengaruh
teman dalam pembelajaran Pendidikan
pergaulan di lingkungan terdekat, serta
karakter.
pengaruh media elektronik ditengarai
Sedangkan menurut Samani, et al dapat menimbulkan dampak negatif
(2012), pendidikan karakter merupakan terhadap pertumbuhan serta pencapaian
proses pemberian tuntunan kepada hasil belajar peserta didik. Salah satu
peserta didik untuk menjadi manusia alternatif untuk menanggulangi kasus
seutuhnya yang berkarakter dalam tersebut merupakan lewat pembelajaran
ukuran hati, pikiran, raga, serta rasa dan Pendidikan karakter terpadu, yaitu
karsa. Penyelenggaraan PPK dalam memadukan serta memaksimalkan
kegiatan Intrakurikuler sebagaimana aktivitas pembelajaran informal di
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a lingkungan keluarga dengan
merupakan penguatan nilai-nilai karakter pembelajaran resmi di sekolah. Dalam
melalui kegiatan penguatan materi perihal ini, waktu belajar peserta didik di
pembelajaran, metode pembelajaran sekolah butuh dimaksimalkan supaya
sesuai dengan muatan kurikulum kenaikan kualitas hasil belajar bisa
berdasarkan ketentuan peraturan dicapai, yang diutamakan dalam
perundang-undangan.7 Dampak dari penguatan karakter peserta didik.8
adanya peraturan presiden terhadap
6
Lickona, T, Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility, Bantam
Books
7
Samani, Muchlas, & Hariyanto, Pendidikan Karakter, (PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.6
8
Wulandari, Y., & Kristiawan, M, Strategi Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa
Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi
Pendidikan), Vol. 2 (2), hlm 12

4
Berdasarkan Peraturan Presiden kurikulum sesuai dengan ketentuan
nomor 87 tahun 2017 penyelenggaraan peraturan per undang undangan.9
PPK pada Satuan Pendidikan Pendidikan
Dalam hal pelaksanaan
Nonformal sebagaimana dimaksud dalam
Pendidikan karakter tersebut masih
pasal 4 huruf a angka 2 dilaksanakan
kurangnya peran dari tokoh masyarakat,
melalui satuan Pendidikan Nonformal
seperti alim ulama, niniak mamak, cadiak
berbasis keagamaan dan satuan
pandai, tokoh masyarakat dalam
Pendidikan Nonformal lainnya.
penanaman penerapan pendidikan
Penyelenggaraan PPK pada Satuan
karakter terhadap peserta didik. Dan pada
Pendidikan Pendidikan Nonformal
saat pembelajaran di sekolah, setiap
merupakan penguatan nilai-nilai karakter
materi mata pelajaran yang di ajarkan
melalui materi pembelajaran dan metode
masih belum terlaksananya pembelajaran
pembelajaran dalam pemenuhan muatan
Pendidikan karakter disetiap mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru.
METODE PENELITIAN data yang diperoleh sebagai bahan

Metode penelitian adalah cara penelitian yang dilakukan

ilmiah dari peneliti untuk mengumpulkan


HASIL DAN PEMBAHASAN
data dengan tujuan untuk diolah sehingga
Pendidikan karakter merupakan
mendapatkan suatu analisis secara ilmiah.
suatu proses mencerdaskan individu atau
Penelitian ini menggunakan pendekatan
peserta didik agar terbentuk perilaku
kualitatif10. Sebab sumber data maupun
yang mulia, terbiasa melakukan perintah
hasil penelitian dalam penelitian
Tuhan, menumbuhkan kepekaan sosial,
kepustakaan (library research) berupa
menumbuhkan rasa tanggung jawab,
deskripsi kata-kata. Sumber-sumber
peduli dan amanah serta memiliki
dalam penelitian ini diperoleh dari data
kepribadian yang mulia. Berdasarkan
yang sebenarnya dengan menekankan
hasil dapat dijelaskan bawah pendidikan
pada pengutipan artikel serta jurnal
karakter adalah pendidikan yang
terakreditasi yang dipublikasikan. Studi
berhubungan dengan pembentukan
literatur dalam penelitian ini dilakukan
pribadi seseorang untuk menjadi lebih
penulis melalui proses membaca,
baik. Pendidikan karakter ini merupakan
menyimpulkan, dan mengembangkan
ciri khas seseorang. Jika karakter
seseorang baik, maka baik pula tingkah

9
Perdana, N. S, . Implementasi Peranan Ekosistem Pendidikan Dalam Penguatan Pendidikan
Karakter Peserta Didik. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2), hlm.32
10
Suryana, METODOLOGI PENELITIAN, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2020), hlm.1.

5
lakunya. Maka dia akan berguna bagi dan penataan ruang kelas. Kegiatan ini
masyarakat. Terlepas dari karakter siswa mampu meningkatkan prestasi belajar
yang muncul dan semakin kuat, hasil dari siswa baik secara kognitif maupun afektif,
penelitian ini juga menunjukkan bahwa berupa pengembangan karakter
peran keluarga, sekolah, dan masyarakat kemandirian, integritas, dan saling
dalam penerapan model tersebut pasti menghargai satu sama lain. Pelaksanaan
dibutuhkan. Dalam hal bermain / berlatih tersebut yaitu adanya perbedaan
teater di sekolah, peran Pembina sangat pendapat, situasi kelas, dan ruang kelas
diperlukan. Dia akan melakukannya yang sempit.
melatih keterampilan siswa dalam teater
Selanjutnya solusi yang diberikan
sert memasukkan nilai karakter dalam
yaitu dengan mengadakan musyawarah,
setiap sesi pelatihan. Di dalam prosesnya,
mengingatkan kembali pada peserta
dukungan orang tua berperan penting,
didik, dan meminimalisir sarana
baik untuk dukungan materiil maupun
prasarana yang diletakkan di dalam kelas
spiritual. Selanjutnya, Orang tua juga
dengan catatan tidak mengurangi makna
diminta untuk mengamati dan menginput
dan fungsi sarana dan prasarana tersebut.
karakter pada siswa saat berada di rumah
Berdasarkan hasil wawancara dapat
(Ambarita, 2020).11
disimpulkan bahwa Pelaksanaan
Berdasarkan hal tersebut bahwa penguatan Pendidikan karakter ini sudah
pendidikan karakter adalah penerapan ada semenjak dahulu. Pelaksanaannya
nilai moral terhadap siswa yang disepakati oleh guru Bersama warga
diwujudkan dengan tingkah laku atau sekolah. Salah satunya kesepakatan kelas.
sikap siswa. Pembelajaran yang Kesepakatan kelas dibuat oleh guru dan
diterapkan untuk menanamkan nilai-nilai peserta didik melalui kegiatan
atau sikap baik bagi peserta didik musyawarah. Kegiatan musyawarah ini
sehingga dapat diwujudkan dalam bertujuan pula untuk meningkatkan
lingkungan dan tingkah laku sehari-hari karakter saling menghargai satu sama lain
Pelaksanaan Penguatan Pendidikan dan meningkatkan karakter berani
Karakter berbasis kelas melalui kegiatan menyampaikan pendapat. Kesepakatan
menajemen kelas sudah dilaksanakan kelas biasanya berisi peraturan atau
dengan mengintegrasikan nilai karakter di norma yang harus ditaati oleh semua
dalamnya, yakni dilaksanakan melalui warga kelas. Hal ini bertujuan untuk
kegiatan kesepakatan kelas, kontrol kelas, mendisiplinkan peserta didik dan

11
Anshori, I, Penguatan Pendidikan Karakter di Madrasah. Halaqa: Islamic Education Journal, Vol. 1 (2),
hlm.11

6
mengembangkan karakter kemandirian menerapkan nilai- nilai utama PPK yang
serta integritas dalam diri peserta didik. menjadi prioritas satuan pendidikan.
Efek negatif pendidikan karakter dapat Pembiasaan ini diintegrasikan dalam
mengurangi hasil perilaku remaja. keseluruhan kegiatan sekolah yang
tercermin dari suasana dan lingkungan
Dengan implementasi program
sekolah yang kondusif.13
pendidikan karakter, lebih sedikit contoh
perilaku negatif. Efek ini tampak Budaya sekolah sangat
mengurangi pelanggaran seperti rujukan, mempengaruhi prestasi dan perilaku
keterlambatan, dan suspensi. Selain itu, peserta didik dari sekolah tersebut.
pendidikan karakter program yang terkait Budaya sekolah merupakan jiwa dan
dengan modifikasi perilaku intervensi kekuatan sekolah yang memungkinkan
memang tampak lebih menguntungkan sekolah dapat tumbuh berkembang dan
hasil implementasi pendidikan karakter melakukan adaptasi dengan berbagai
(Diggs & Akos, 2016). Pelaksanaan PPK
12
lingkungan yang ada. 14
Budaya sekolah
melalui kegiatan kontrol kelas. kegiatan yang positif akan mendorong semua
kontrol kelas merupakan kegiatan yang warga sekolah untuk bekerja sama yang
dirancang untuk menanggulangi dan didasarkan saling percaya, mengundang
mencegah terjadinya pelanggaran partisipasi seluruh warga, mendorong
terhadap kesepakatan kelas yang sudah munculnya gagasan-gagasan baru, dan
dibuat oleh masing-masing kelas. memberikan kesempatan untuk
Pendidikan karakter berbasis budaya terlaksananya pembaharuan di sekolah
sekolah merupakan sebuah kegiatan yang semuanya ini bermuara pada
untuk menciptakan iklim dan lingkungan pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah
sekolah yang mendukung praksis yang baik dapat menumbuhkan iklim
penguatan pendidikan karakter yang yang mendorong semua warga sekolah
mengatasi ruang-ruang kelas dan untuk belajar, yaitu belajar bagaimana
melibatkan seluruh sistem, struktur, dan belajar dan belajar bersama.
pelaku pendidikan di sekolah. Penguatan
Dalam budaya sekolah akan
pendidikan karakter berbasis budaya
tumbuh suatu iklim bahwa belajar adalah
sekolah berfokus pada pembiasaan dan
menyenangkan dan merupakan
pembentukan budaya sekolah yang
12
Diggs, C., & Akos, P, The Promise of Character Education in Middle School: A Meta-Analysis. Middle
Grades Review, Vol.2 (2), hlm.4.
13
Munawwaroh, A, Keteladanan Sebagai Metode Pendidikan Karakter, Jurnal Penelitian Pendidikan
Islam, Vol. 7 (2), hlm.141
14
Rachmadyanti, P, Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar Melalui Kearifan
Lokal, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol. 3 (2), hlm.201

7
kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan. menguntungkan, meskipun ada
Belajar merupakan motivasi yang muncul hubungan sebab akibat (Eriksen et al.,
dari dalam diri sendiri bukan karena 2014).15
tekanan dari luar dalam segala bentuknya.
Berdasarkan hal tersebut dapat
Salah satu dampak kurangnya Pendidikan
dijelaskan bahwa penguatan Pendidikan
karakter adalah meningkatnya bulliying
karakter dapat dilakukan dengan
di sekolah. Penjelasan psikologis mengapa
menekankan pembentukan dan
bullying mempengaruhi hasil di masa
pembiasaan nilai-nilai utama dalam
depan membedakan antara tween efek
keseharian sekolah yang melibatkan
menjadi korban dan menjadi pelaku
seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
bullying. Pembohongan terkait erat
Pendidikan karakter merupakan dinamika
dengan pelecehan dan kekerasan
pengembangan kemampuan yang
Penjelasan psikologis tentang mengapa
berkesinambungan pada diri manusia
bullying memengaruhi hasil di masa
untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai
depan dibedakan menjadi tween efek
sehingga menghasilkan disposisi aktif dan
menjadi korban dan menjadi pelaku
stabil.
bullying. Pembohongan terkait erat
dengan pelecehan dan kekerasan yang
ada diketahui memiliki konsekuensi
jangka panjang yang tidak

Eriksen, T. L. M., Nielsen, H. S., & Simonsen, M, Bullying in elementary school, Journal of Human
15

Resources, Vol. 49 (4), hlm.839–871.

8
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Penguatan pendidikan karakter
Aini, D. F. N. (2018). Self Esteem Pada
pada sekolah dasar dapat direalisasikan
Anak Usia Sekolah Dasar Untuk
melalui berbasis sekolah, budaya sekolah,
Pencegahan Kasus Bullying.
dan berbasis masyarakat. Penguatan
Jurnal Pemikiran Dan
pendidikan karakter berbasis kelas
Pengembangan Sekolah Dasar
dilakukan dengan cara : integrasi proses
(JP2SD), 6(1), 36.
pembelajaran di dalam kelas melalui isi
https://doi.org/10.22219/jp2sd.
kurikulum dalam mata pelajaran, baik
v6i1.5901
secara tematik maupun terintegrasi,
memperkuat manajemen kelas dan pilihan Amaruddin, H., Atmaja, H. T., & Khafid,

metodologi dan evaluasi pengajaran yang M. (2020). Peran Keluarga Dan

tepat, dan mengembangkan muatan lokal Media Sosial Dalam

sesuai dengan kebutuhan daerah. Pembentukan Karakter Santun

Penguatan pendidikan karakter berbasis Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal

budaya sekolah dilakukan dengan cara: Pendidikan Karakter, 10(1).

membiasakan nilai-nilai dalam keseharian https://doi.org/10.21831/jpk.v1

sekolah, keteladanan orang dewasa di 0i1.30588

lingkungan pendidikan, melibatkan Ambarita. (2020). Pembentukan Karakter


ekosistem sekolah, ruang yang luas pada Peserta Didik Mendukung SDGs
segenap potensi siswa melalui kegiatan 2030. Seminar Nasional Program
kokurikuler dan ekstra-kurikuler, Studi Pendidikan Guru Sekolah
memberdayakan manajemen sekolah, dan Dasar, 1–14.
mempertimbangkan norma, peraturan
Anshori, I. (2017). Penguatan Pendidikan
serta tradisi sekolah. Penguatan
Karakter di Madrasah. Halaqa:
Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
Islamic Education Journal, 1(2), 11.
dilakukan dengan cara: potensi
https://doi.org/10.21070/halaqa
lingkungan sebagai sumber pembelajaran
.v1i2.1243
seperti keberadaan serta dukungan pegiat
seni & budaya, tokoh masyarakat, dan Diggs, C., & Akos, P. (2016). The Promise
sinkronisasi program dan kegiatan of Character Education in Middle
melalui kerja sama dengan pemerintah School : A Meta-Analysis. Middle
daerah dan juga masyarakat serta orang Grades Review, 2(2), 4.
tua siswa.

9
Eriksen, T. L. M., Nielsen, H. S., & https://doi.org/10.24176/re.v8i2
Simonsen, M. (2014). Bullying in .2358
elementary school. Journal of
Ramdani, E. (2018). Model Pembelajaran
Human Resources, 49(4), 839–871.
Kontekstual Berbasis Kearifan
https://doi.org/10.3368/jhr.49.4.
Lokal sebagai Penguatan
839
Pendidikan Karakter. Jupiis:
Lickona, T. (1991). Educating for Character : Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial,
How Our School Can Teach Respect 10(1), 1.
and Responsibility. Bantam Books. https://doi.org/10.24114/jupiis.
v10i1.8264
Muchlas, Samani, & Hariyanto. (2013).
Konsep dan Model : Pendidikan Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan
Karakter. Bandung: PT Remaja Pendidikan Karakter Bagi Siswa
Rosdakarya. PT Remaja Sekolah Dasar Melalui Kearifan
Rosdakarya Lokal. Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar, 3(2), 201.
Munawwaroh, A. (2019). Keteladanan
https://doi.org/10.30870/jpsd.v
Sebagai Metode Pendidikan
3i2.2140
Karakter. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 7(2), 141. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
https://doi.org/10.36667/jppi.v7 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
i2.363 Pendidikan Nasional. Jakarta :
Departemen Nasional Republik
Noor, T. (2018). Rumusan Tujuan
Indonesia.
Pendidikan Nasional Pasal 3
Undang-Undang Sistem Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017).
Pendidikan Nasional No 20 Strategi Sekolah Dalam
Tahun 2003. Wahana Karya Ilmiah Penguatan Pendidikan Karakter
Pendidikan, 3(1), 123–144. Bagi Siswa Dengan
Memaksimalkan Peran Orang
Perdana, N. S. (2018). Implementasi
Tua. JMKSP (Jurnal Manajemen,
Peranan Ekosistem Pendidikan
Kepemimpinan, Dan Supervisi
Dalam Penguatan Pendidikan
Pendidikan), 2(2).
Karakter Peserta Didik. Refleksi
https://doi.org/10.31851/jmksp.
Edukatika : Jurnal Ilmiah
v2i2.1477
Kependidikan, 8(2).

10
11

Anda mungkin juga menyukai