PROPOSAL TESIS
Nama
NIM
Jurusan
Judul Tesis
:
:
:
:
Nadirah Latif
13.062.052.047
Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen Pembinaan Karakter Siswa Melalui Pendidikan
Agama Islam pada SMP Negeri 1 Tanete Rilau
Kabupaten Barru
yang dilakukan maka pembinaan karakter yang dilakukan dalam pendidikan dapat
menyeimbangkan antara kognitif, apektif dan psikomotor. Hal tersebut bertujuan
agar dapat melahirkan lulusan yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yang
pada intinya adalah pendekatan diri kepada Allah melalui pembentukan al-akhlak
al-Karimah. Hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual
seperti konsistensi, istiqamah, tawaddu, tawakal, ikhlas, kaffah, tawajjun, dan
ihsan.3
Sebagai generasi penerus bangsa, para siswa diharapkan mampu
memegang estafet perjuangan bangsa. Dan untuk mewujudkan hal tersebut
diperlukan generasi emas yang memiliki mentalitas yang kokoh agar mampu
menghadapi berbagai persoalan yang mereka hadapi di usianya. Dan sebagaimana
diketahui bahwa masa-masa siswa merupakan masa pencarian identitas diri, maka
seharusnya dibimbing secara terarah agar mereka mampu mengenal dirinya,
mengenal lingkungannya, budayanya, mengenal potensi dan kelemahannya.
Untuk itu dibutuhkan perhatian yang serius khususnya bagi orang tua, guru dan
lingkungan.4
Tujuan pendidikan adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud
dalam kesatuan esensial subjek dengan perilaku dan sikap hidup yang
dimilikinya.5 Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
3Ari Ginanjar, ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual, (Jakarta:
Arga, 2005), h. viii
norma, memiliki resiko dan bahkan membahayakan fisik dan masa depannya.
Salah satu prilaku yang sering terjadi di kalangan siswa adalah tawuran antar
pelajar. Prilaku ini disamping tidak memiliki nilai positif apapun, juga akan
beresiko terhadap cidera yang tentunya memerlukan biaya perawatan yang tidak
sedikit yang akhirnya akan membebani orang tua. Disamping itu menjadikan sang
anak tidak akan merasa aman karena dendam yang dikobarkan oleh pihak lawan.
Oleh sebab itu perlu adanya solusi yang tepat untuk menyelamatkan bangsa ini
dari kehancuran, yakni dengan pemberian atau pembinaan nilai-nilai karakter
Islam dalam kehidupan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
Hal tersebut bertujuan untuk mengarahkan siswa untuk menjadi pribadi
yang berkarakter. Sehingga kemerosotan moral, pergaulan bebas, penggunaan
obat-obat terlarang, pemerkosaan, pembunuhan, dan berbagai bentuk kejahatan
yang kebanyakan dilakukan oleh generasi yang kurang pemahamannya tentang
akhlak, kurangnya pendidikan akhlak serta pembinaan akhlak pada anak.
Walaupun demikian begitu banyaknya kegiatan yang dilakukan, masih belum
mampu menghantarkan siswa menjadi orang yang mempunyai akhlak mulia dan
mempunyai karakter yang baik.
Berdasarkan Pra Observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 15
Juni 2015, yang dilakukan kurang lebih 1 minggu bahwa kenyataan yang
ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Negeri 1 Tanete Rilau
Kabupaten Barru masih ada siswa yang tidak disiplin terutama pada pendidikan
agama Islam. Hal ini dapat di lihat dari prilaku peserta didik antara lain rendahnya
kualitas karakter siswa seperti adanya pelanggaran tata tertib sekolah seperti
belum menyelesaikan tugas PR dengan tepat waktu. Untuk itu guru pendidikan
agama Islam membentuk karakter pada siswa melalui pembelajaran di kelas
menggunakan RPP dengan memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan
pendidikan agama Islam agar para siswa paham bahwa pendidikan agama Islam
itu sangat bermanfaat bagi dirinya.
Melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji
lebih dalam, sehingga peneliti memilih judul Manajemen Pembinaan Karakter
Siswa Melalui Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 1 Kabupaten
Barru.
7Vincent Gaspersz, Sistem Informasi Manajemen, Cet. II; (Bandung: CV. Armico, 1988),
h.16.
10
15John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,
2003), Cet. Ke-27, h. 372
16Stephen P. Robbins, Management: Concepts and Practices, (New Jersey, Prentice Hall, 1984),
h. 5
17T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BP Fakultas Ekonomi, 2001), Cet. Ke-17, h. 10
11
12
Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS. At-Tharim/66:6)
Uraian di atas menunjukan bahwa implementasi teori-teori
manajemen dalam menjalankan organisasi memberikan keuntungan yang
tidak sedikit bagi kesuksesan dan keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan bersama, lebih jauh dapat meningkatkan mutu organisasi dalam
melakukan kegiatan-kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan.
Dari beberapa pendapat di atas tentang definisi manajemen bahwa
manajemen memiliki fungsi masing-masing yaitu:
a. Fungsi planning (perencanaan)
Fungsi manajemen yang pertama adalah perencanaan (planning)
yaitu menentukan tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan serta
13
20Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke5, h. 47
14
15
dan sumber daya bahan yang dimiliki organisasi. Dalam hal ini
kemampuan manajer atau pimpinan untuk mengerahkan sumber daya yang
ada dalam upaya mencapai tujuan sangat menentukan efektifitas organisasi
tersebut.
16
17
24Ibid, h. 68
25Ibid, h. 173
18
19
Dari satu segi pendekatan ini masih difokuskan lagi pada gaya
kepemimpinan (leadership style), sebab gaya kepemimpinan bagian dari
pendekatan perilaku pemimpin yang memusatkan perhatian pada proses
dinamika kepemimpinan dalam usaha mempengaruhi aktivitas individu
untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu situasi tertentu.
Hadari Nawawi menyatakan bahwa seseorang bisa menjalankan
fungsi kepemimpinan apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
29Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1997), h. 84-90
20
21
22
23
partisipatif
(partisipative
ini
didik
peserta
sebagai
approach),
sumber
pada
utama,
24
fungsi
utama
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian,
sasaran
atau
tujuan
yang
telah
ditetapkan
dalam
25
yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu
dipikirkan lagi. Miskawaih mengartikan karakter sebagai suatu keadaan
jiwa. Keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikirkan atau
dipertimbangkan secara mendalam. Sebagian para ahli mengaggap
karakter hampir sama dengan kepribadian, namun menurut Zubaidi dalam
bukunya menyebutkan bahwa ada perbedaan karakter dengan kepribadian,
kepribadian cendreung terbebas dari nilai. Karakter merupakan nilai dasar
perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia. Secara
universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama
berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja
sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness),
kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love),
tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi
(tolerance), dan persatuan (unity).
Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa karakter
siswa adalah tindakan yang dilakukan siswa berdasarkan keadaan jiwa
yang terjadi secara spontan dan tidak perlu dipikirkan lagi atau bertindak
karena telah dilatih secara terus-menerus dan menjadi sebuah kebiasaan
sehingga tindakan tersebut terjadi secara spontan.
26
Banyak faktor yang membuat siswa mampu bertindak baik atau sebaliknya
bertindak buruk. Heri Gunawan menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan karakter ada 2, yaitu:
1. Faktor Intern
Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah :
a.
c. Kehendak/Kemauan
Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku
adalah kehendak atau kemauan keras (azam).
27
2. Faktor Ekstern
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.
Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan
karakter. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri yang
terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah. Oleh
karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan melalui berbagai
media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di
lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal yang ada pada
masyarakat.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh
yang hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan
28
29
1. Jujur.
2. Tanggung Jawab.
3. Disiplin.
4. Visioner.
5. Adil.
6. Peduli.
7. Kerja Sama.
Menurut Mardia Hayati ada 18 nilai-nilai karakter minimal yang
harus dikembangkan di lingkungan sekolah, yaitu:
1.
2.
agama lain.
Jujur: Karakter jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.
4.
5.
6.
30
7.
8.
9.
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Rasa ingin tahu:Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
dirinya.
Peduli Sosial: Peduli sosial adalah karakter yang berkaitan dengan
sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
31
17.
18.
32
33
36Azyumardi Azra, Esei- esei Intelektual Muslim & Pendidikan Islam, ( Jakarta:
Logos, 1999), h. 3
34
37
35
36
37
40Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran
Agama Islam,(Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 7
38
Agama yaitu: Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih dan Ilmu Akhlak. Ketiga
ilmu pokok Agama ini kemudian dilengkapi dengan
pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al- Quran dan Al41Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama,
(Usaaha Nasional: Surabaya, 1981), h. 60
39
40
41
42
43
F. Kerangka Konseptual
Berdasarkan pembahasan landasan teori di atas bahwa pembinaan karakter
siswa melalui pendidikan agama Islam sangat berperan dalam pembentukan
karakter atau tingkah laku peserta didik. Pada dasarnya pembelajaran Pendidikan
Agama Islam diarahkan untuk membentuk karakter peserta didik dengan
pendekatan informatif, partisipatif, dan pendekatan eksperensial. Demikian pula
dengan memperhatikan nilai-nilai karakter yang harus dimiliki peserta didik,
faktor-faktor yang mempengaruhi dan Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
pembentukan karakter dan diharapkan peserta didik mengetahui, mengenal, dan
mempraktikkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
terbentuk peserta didik yang berkarakter unggul. Adapun bagan konseptual dapat
dilihat di bawah ini:
44
45
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan
KARAKTER SISWA
SMP NEGERI 1 TANETE RILAU
KABUPATEN BARRU
46
Pertama, Dalam penelitian ini sumber data primer berupa kata-kata atau
tindakan orang-orang yang diamati dan diwawancarai. Sumber data primer yang
dimaksud adalah Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa. Data
dihimpun oleh peneliti langsung dari hasil wawancara, hasil observasi dan
dokumen tertulis yang ada di SMP Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru.
Kedua, data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, peneliti
tidak langsung memperoleh data dari subjeknya. Oleh karena itu, data sekunder
yang ada di SMP Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru berupa dokumen
pribadi, dan dokumen resmi serta data-data yang ada pada papan potensi di SMP
Negeri 1 Tanete Rilau Kabupaten Barru.
47
48
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Simpulan
atau Verifikasi
49
50
G. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian akan dijabarkan di bawah ini:
Kegiatan
Tahun 2015
Penelitian
Juli
No.
1 2
1
Persiapan
Pengajuan Judul
Konsultasi
Proposal
Revisi
Seminar Proposal
Urus Izin
Penelitian
Menyusun
Instrumen
Uji Coba
Instrumen
Pengumpulan Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Menyusun Laporan
Penelitian
Konsultasi Laporan
Penelitian
Revisi
Seminar Hasil
Tesis
Revisi
Agustus
September
Oktober
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Nopember
4
51
52
H. Daftar Pustaka
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Aqib, Zainal, dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, Jakarta:
Gaung Persada Press, 2011
A ., Doni Koesoema, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global, Jakarta: Grasindo, 2010
Azra, Azumardi, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos, 1998
Fajri, Em Zul, dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta:
Dhifa Publiser, 2003
Faisal, Sanafiah, Metodologi Sosial, Jakarta: Erlangga, 2011
Ginanjar, Ari, ESQ: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan
Spiritual, Jakarta: Arga, 2005
Golemon, Daniel, Emitional Intelligence terjemahan, Jakata : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2000
Jauhari, Amir, dan Elisah, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011
Jogiyanto, H.M., Analisis dan Disain Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi, 1999
Mangunhardjana, A., Pembinaan, Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius,
1986
Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011
Maksudin, Pendidikan Karakter Non Dikotomik, Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2013
53
54