Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MENCEGAH

BULLYING DI SEKOLAH
Oleh Nisa’ Kirana

Universitas Negeri Malang

e-mail : nisa.kirana.2301516@students.um.ac.id

ABSTRAK

Tujuan pendidikan karakter yang berkaitan dengan pembentukan mental dan sikap
anak didik dikelola dengan menanamkan nilai-nilai agama dan nilai tradisional
yang positif. Tujuan utama pendidikan karakter bisa dikatakan gagal atau belum
tercapai dapat dilihat secara jelas di era globalisasi seperti sekarang ini. Era
globalisasi menghadirkan teknologi informasi yang semakin canggih. Namun
kemajuan teknologi membawa dampak yang negatif. Salah satunya kemerosotan
akhlak. Dari fenomena di atas sangat jelas permasalahan sebuah lembaga
pendidikan adalah bagaimana sekolah tersebut dalam membentuk karakter peserta
didik. Mengingat semakin maraknya hal-hal negatif seperti bullying. Oleh karena
itu sangat penting bagi kita dalam membentuk nilai-nilai karakter melalui metode
pembiasaan.

Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Metode Pembiasaan, Bullying

ABSTRACT

The purpose of character education related to mental formation and attitudes of


students is managed by instilling Islamic values and positive traditional values.
The main purpose of character education can be said to be failing or not yet
achieved, it can be seen clearly in the era of globalization as it is today. The era
of globalization presents increasingly sophisticated information technology. But
technological advances have a negative impact. One of them is moral decline.
From the above phenomenon it is very clear that the problem of an education
institution is how the school in shaping the character of learners. Given the
increasingly widespread negative things as explained bullying. Therefore it is
very important for us to form the values of character through the habituation
method.

Keywords : Character education, Habituation method, Bullying.


PENDAHULUAN (Suwartini, 2017). Pendidikan
karakter sangat penting
Salah satu faktor terpenting
dikembangkan karena orang-orang
dalam kemajuan suatu bangsa yaitu pada zaman sekarang tidak hanya
pendidikan. Pendidikan berperan melihat pada tingginya jenjang
penting dalam membentuk pendidikan dan gelar yang diraih,
kepribadian dan karakter yang melainkan juga pada karakter pribadi
berguna bagi kehidupan pribadi dan setiap orang. Pendidikan karakter
sosial. Pendidikan merupakan misi yang pertama kali perlu ditanamkan
yang tidak mudah dalam kepada siswa adalah karakter yang
membangun manusia yang memiliki melekat dalam diri siswa. Terdapat
karakter sebagai fondasi untuk masa delapan belas nilai karakter yang
depannya nanti. Daniel Goleman telah dirumuskan oleh Kementerian
(dalam buku Multiple Intelligences) Pendidikan dan Kebudayaan sebagai
menjelaskan bahwa kecerdasan sarana untuk membangun dan
emosional dan sosial dalam menguatkan karakter bangsa melalui
kehidupan diperlukan 80% pendidikan. Diantaranya yaitu
sementara 20%-nya yaitu religious, jujur, toleransi, disiplin,
kecerdasan intelektual. Dalam hal ini
kerja keras, kreatif, mandiri,
pendidikan karakter diperlukan demokratis, rasa ingin tahu,
untuk membangun kehidupan yang semangat kebangsaan, cinta tanah
lebih baik dan beradab. UU No. 17 air, menghargai prestasi,
Tahun 2007 tentang Prioritas bersahabat/komunikatif, cinta damai,
Pembangunan Nasional sebagaimana gemar membaca, peduli lingkungan,
yang dituangkan dalam Rencana peduli sosial, dan tanggung jawab.
Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 Bullying akhir-akhir ini banyak
dalam mewujudkan masyarakat yang terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini
berakhlak mulia, bermoral, beretika, dipengaruhi banyak faktor salah
berbudaya, dan beradab berdasarkan satunya yaitu kurangnya karakter
falsafah Pancasila. yang baik pada anak. Segala bentuk
penindasan atau kekerasan bertujuan
Pendidikan karakter menyakiti yang dilakukan terus
merupakan prosedur yang menerus disebut bullying. Bullying
menumbuhkan nilai-nilai karakter terjadi saat seseorang merasa lebih
terhadap pelajar meliputi waasan, kuat, lebih hebat pada faktor fisik
pemahaman diri, keteguhan hati, dan dan mentalnya dibandingkan orang
komponen semangat serta langkah lain. Bullying sangat beragam
mengimplementasikan nilai-nilai, jenisnya antara lain, bullying fisik,
baik terhadap Tuhan Yang Maha bullying verbal, tindakan pengucilan,
Esa, diri sendiri, orang lain, cyber bullying, bullying seksual, dll.
lingkungan, maupun masyarakat,
sehingga akan terwujud insan kamil
Dari keseluruhan tindakan bullying satu jawaban terhadap beragam
sangat merugikan bagi korban. persoalan bangsa yang saat ini
banyak dilihat, didengar, dan
Berdasarkan latar belakang di dirasakan, yang mana banyak
atas maka penulis membuat rumusan persoalan muncul yang diidentifikasi
masalah dalam artikel ini adalah bersumber dari gagalnya pendidikan
sebagai berikut : dalam menyuntikkan nilai-nilai
1. Apa makna pendidikan karakter? moral terhadap peserta didik. Hal ini
2. Bagaimana cara mencegah tentunya sangat tepat, karena tujuan
tindakan bullying di sekolah? pendidikan bukan hanya melahirkan
insan cerdas, namun juga
Adapun tujuan dari penulisan menciptakan insan yang berkarakter
artikel ini adalah sebagai berikut: baik.
Menerapkan pendidikan
1. Mengetahui dan memahami
karakter salah satunya yaitu dengan
makna pendidikan.
penerapan nilai religius di sekolah
2. Mencegah tindakan bullying
yang bersumber dari ajaran agama
dengan pembekalan pendidikan
yang dianutnya, dengan harapan
karakter.
peserta didik dapat memahami dan
mengamalkan ajaran dalam
HASIL TELAAH
kehidupan sehari-hari.
MAKNA PENDIDIKAN
Nilai Religius
KARAKTER DI SEKOLAH
Nilai karakter yang dijadikan
Pendidikan karakter adalah
sebagai sikap dan perilaku yang
salah satu program yang saat ini
patuh dalam hal melaksanakan ajaran
sudah dilaksanakan oleh seluruh
agama sesuai dengan keyakinan dan
lembaga pendidikan di Indonesia.
sikap toleran terhadap pemeluk
Hal ini terjadi karena kesadaran
agama lain disebut Nilai religius.
untuk pembinaan akhlak dan
Nilai religius sangat dibutuhkan
karakter dianggap sebagai tanggung
peserta didik dalam menghadapi
jawab semua pihak dan tempat yang
perubahan zaman dan degradasi
cocok untuk menerapkan pendidikan
moral saat ini. Dalam hal ini peserta
karakter adalah sekolah. Sekolah
didik diharapkan mampu berperilaku
merupakan salah satu bagian dari
dengan baik sesuai ketentuan dan
pendidikan yang memiliki peranan
ketetapan agama. Ada beberapa cara
penting dalam membekali generasi
yang dapat dilakukan dalam
bangsa ilmu pengetahuan dan
penanaman nilai religius di sekolah,
keterampilan yang nantinya bisa
antara lain : 1) terintegrasi melalui
menjadi modal dasar untuk bertahan
mata pelajaran, 2) melalui kegiatan
hidup di tengah masyarakat.
ekstrakurikuler, 3) melalui budaya
Pendidikan karakter tentunya
sekolah, dan 4) melalui kegiatan
dimaksudkan untuk menjadi salah
pembiasaan.
Nilai Tradisional  Bersalaman sambil mencium
Pengaruh modernisasi yang tangan
saat ini berkembang semakin pesat,
menimbulkan sebuah tantangan Menumbuhkan Pendidikan
besar dalam pembentukan karakter karakter dapat dilakukan melalui
anak melalui permainan tradisional. pembiasaan yang salah satunya
Adanya pengaruh modernisasi dapat adalah bersalaman sambil mencium
menimbulkan anggapan bahwa tangan yang dilakukan oleh peserta
permainan tradisional kurang didik kepada guru. Tujuannya
menarik. Sehingga, perlu dilakukan menjadi komunikasi non verbal
upaya agar permainan tradisional untuk saling mendoakan dan
dapat menjadi aktivitas yang menarik menjaga silaturahmi yang dapat
untuk dilakukan dan menimbulkan menumbuhkan kepedulian dan
minat agar anak bersemangat dalam empati.
memainkan.  Pembiasaan 5S (Senyum,
Permainan tradisional anak Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
merupakan unsur-unsur kebudayaan, Pembiasaan 5S termasuk
karena permainan ini memberikan rangkaian dari nilai karakter religius
pengaruh terhadapat perkembangan yang ditanamkan kepada peserta
kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial didik dengan tujuan untuk
anak di kemudian hari. Kegiatan menumbuhkan sikap toleransi, saling
permainan tradisional diantaranya: menghargai, komunikatif, dan peduli
1) marsitekka (permainan engklek) sesama. Pembiasaan 5S
2) tarantintin (petak umpet) 3) menumbuhkan rasa senang bergaul,
congklak, dsb. berbicara, dan bekerja sama dengan
Melalui permainan ini sikap orang lain sebagai wujud dari
gotong royong, demokrasi,
persahabatan yang terjalin lewat
persatuan, maupun kepatuhan dapat komunikasi yang intens dilakukan
ditanamkan pada anak. Selain itu, setiap hari.
permainan juga dapat mendorong BULLYING
anak untuk berinteraksi, belajar Bullying (penindasan/risak)
bersosialisasi dengan lingkungan, yaitu segala bentuk penindasan atau
serta mengendalikan perasaan. kekerasan yang dilakukan dengan
Nilai Akhlak sengaja oleh satu orang atau
Nilai akhlak dapat tercermin sekelompok orang yang lebih kuat
pada perilaku, tabiat, dan kebiasaan atau berkuasa terhadap orang lain.
yang dilaksanakan secara terus Berdasarkan hasil data dari
menerus. Pada penerapannya di Konsorsium Nasional
sekolah dapat dilakukan melalui Pengembangan Sekolah Karakter
pembiasaan-pembiasaan, sebagai tahun 2014 menyebutkan, hampir
berikut: setiap sekolah di Indonesia ada kasus
bullying. Dari Januari 2011 hingga
Agustus 2014 tergambar sbb: dan mengajarkan rasa empati kepada
terdapat 61 kasus di tahun 2011, 130 teman sebaya.
kasus di tahun 2012, 91 kasus di Guru dan staf sekolah memiliki
tahun 2013, 87 kasus di tahun 2014. tanggung jawab yang besar dalam
Faktor utama yang membuat menciptakan lingkungan yang
pelaku melakukan tindakan tersebut nyaman, aman, dan mendukung
adalah daya rekam yang kuat perkembangan karakter seluruh
mengamati dan melihat langsung peserta didik. Guru harus mengawasi
kejadian-kejadian yang terjadi di dan mengamati siswanya dengan
sekitarnya, terutama lingkungan baik, teliti, jeli, dan perhatian. Jika
keluarga dan masyarakat. Tidak ada perubahan fisik dan perilaku dari
menuntut kemungkinan para pelaku siswa maka segera melakukan
bullying menirukan dan mencontoh pendekatan persuasive.
adegan kekerasan di media televisi Penerapan program anti-bully
atau media sosial. dapat membantu mengurangi insiden
Salah satu strategi mencegah perundungan di lingkungan sekolah.
bullying adalah dengan cara Sekolah Ramah Anak juga salah satu
mengajarkan peserta didik cara program dari Dinas Pendidikan
merespons situasi tindakan bullying untuk menjadikan anak Indonesia
secara efektif. Mendorong peserta menjadi generasi yang unggul dan
didik agar melaporkan tindakan bully melindungi anak dari kekerasan fisik
kepada guru, orang tua, maupun maupun mental.
warga sekolah. SIMPULAN
Pencegahan bully melalui Penanaman nilai-nilai religius,
pendidikan yaitu dengan belajar tradisional, dan akhlak apabila
nilai-nilai berempati terhadap ditanamkan sejak dini kepada anak
perasaan orang lain dalam maka akan terbentuk karakter yang
lingkungan sekolah, hal ini sangat baik atau memiliki pribadi yang
menekankan pada pengembangan berbudi pekerti sesuai dengan nilai-
nilai-nilai sosial dan emosional nilai pancasila.
mereka. Hasilnya mereka lebih Menanamkan nilai-nilai
mampu memahami bahwa karakter pada anak salah satunya
perundungan dapat merugikan orang dapat dilakukan dengan cara
lain. bermain, salah satunya adalah
Orang tua memegang peran permainan tradisional. Dalam
penting dalam mencegah bully di permainan tradisional, pendidikan
sekolah. Orang tua harus karakter yang tertanam adalah
memberikan dukungan dan gotong royong, demokrasi,
perlindungan serta komunikasi yang persatuan, dan sikap sportivitas
terbuka dengan anak. Orang tua dalam diri anak.
harus memberikan contoh yang tepat Selanjutnya yaitu nilai-nilai
untuk membentuk sikap yang positif religius, perilaku yang patuh dalam
hal melaksanakan ajaran agama dalam Merdeka Belajar. APKS
sesuai dengan keyakinannya masing- PGRI Kabupaten Sidoarjo:
masing. Dalam hal ini peserta didik Idea Dwija.
diharapkan mampu berperilaku Karimah, Akhlakul A. 2023. Strategi
dengan baik sesuai ketentuan dan Efektif Menuju Sekolah Dasar
ketetapan agama. Bebas Bully. APKS PGRI
Pada penerapan nilai akhlak di Kabupaten Sidoarjo: Idea
sekolah dapat dilakukan melalui Dwija.
pembiasaan 5S (senyum, salam, Roifah, M. 2023. Stop Bullying
sapa, sopan dan santun). Pembiasaan dengan 3S. APKS PGRI
5S menumbuhkan rasa senang Kabupaten Sidoarjo: Idea
bergaul, berbicara, dan bekerja sama Dwija.
dengan orang lain sebagai wujud dari Fauzia, N. 2023. Pendidikan
persahabatan yang terjalin lewat Karakter Melalui Budaya
komunikasi yang intens dilakukan Positif 5S. APKS PGRI
setiap hari. Kabupaten Sidoarjo: Idea
Pencegahan bully melalui Dwija.
pendidikan yaitu dengan belajar Wibowo, Haryo R. 2023. Fenomena
nilai-nilai berempati terhadap Bullying di Kalangan Pelajar.
perasaan orang lain dalam APKS PGRI Kabupaten
lingkungan sekolah. Orang tua harus Sidoarjo: Idea Dwija.
memberikan contoh yang tepat untuk Munawwarah, H. 2021. Penanaman
membentuk sikap yang positif. Guru Nilai-Nilai Karakter Melalui
harus mengawasi dan mengamati Permainan Tradisional Pada
siswanya dengan baik, teliti, jeli, dan Anak Usia Dini. Universitas
perhatian. . Jika ada perubahan fisik Negeri Medan.
dan perilaku dari siswa maka segera Omeri, Nopan. 2015. Pentingnya
melakukan pendekatan persuasive. Pendidikan Karakter Dalam
Dunia Pendidikan. Media
DAFTAR RUJUKAN Neliti.
Paputungan, L. 2022. Implementasi
Pendidikan Karakter di
Sekolah Berorientasi Nilai
Religius. APKS PGRI
Kabupaten Sidoarjo: Idea
Dwija.
Laeli, Santi I. 2022. Pentingnya
Pendidikan Karakter Siswa

Anda mungkin juga menyukai