Novianti Muspiroh
Staf pengajar Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
noviantimuspiroh.ak@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam peran kepala sekolah
dalam menciptakan budaya religius siswa: studi kasus di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng
Kota Cirebon. Penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data berasalah
dari kepala sekolah, guru-guru, para siswa, orang tua siswa dan masyarakat umum. Alat
pengumpulan data meliputi wawacara mendalam, observasi mendalam, dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, display data dan konklusi
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Wujud budaya agama di Sekolah Dasar
Negeri Grenjeng meliputi: (a) pembelajaran baca tulis al-Qur’an (BTQ), (b) Pembiasaan
sikap senyum dan salam, (c) Pelaksanaan shalat berjamaah, (d) pemakaian jilbab
(berbusana muslim), (e) peringatan hari-hari besar Islam (PHBI). (2) strategi kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya agama meliputi: (a). Perencanaan progam, (b) Memberi
teladan kepada warga sekolah. (2) Penciptaan budaya religius di sekolah berdampak kepada
sikap religius siswa di rumah dalam kehidupan sehari-hari. Peran kepala sekolah dalam
menjalankan program sekolah berbasis Islam di SDN Grenjeng diwujudkan dalam peran
sebagai pemimpin, manajer, pendidik, inovator, administrator, dan supervisor.
antara guru dan siswa, antara siswa Pemaparan dari Mahmud selaku
dengan sesama siswa serta seluruh siswa kelas enam SDN Grenjeng
karyawan yang ada. diperkuat dari ungkapan Sugiarti, yang
Pernyataan tersebut diungkapkan memberi penjelasan bahwa:
oleh kepala sekolah, Sugiarti sebagai Pelaksanaan shalat berjamaah
berikut: sangat penting dan harus
Penting bagi SDN Grenjeng untuk dilaksanakan di sekolah ini karena
melaksanakan shalat berjamaah di dengan shalat berjamaah yang
sekolahan, shalat jum’at yang dilaksanakan di sekolah akan dapat
dilaksanakan di sekolahan menambah keakraban dan
mempunyai banyak hikmah salah kerukunan antara sesama warga
satunya adalah memperkuat tali sekolah, selain itu dengan adanya
silaturrahim dan mempersatukan shalat berjamaah disini agar
ikatan emosional antara kepala mushola ini juga dapat difungsikan
sekolah dengan warga sekolah, dengan baik” (WW/GR/BA/07 Mei
antara guru dan siswa, antara siswa 2018).
dengan sesama siswa serta seluruh
karyawan yang ada” Adapun pelaksanaan dari shalat
(WW/KS/BA/07 Mei 2018). berjamaah dilaksanakan secara
bergantian pada tiap minggunya. Hal itu
Senada dengan apa yang disebabkan karena keterbatasan
diungkapkan kepala sekolah, dengan tempat/mushola yang hanya bisa
shalat berjamaah di sekolah dapat menampung 80% dari jumlah
mempererat hubungan antar warga keseluruhan siswa yang ada.
sekolah. Siwa dengan siswa juga d. Pembiasaan Senyum dan Salam
terlihat akrab, dan terjadi hubungan Ciri khas yang dimiliki oleh SDN
komunikasi yang harmonis. Grenjeng adalah Pembiasaan senyum
Hal ini di dukung oleh pernyataan dan salam, hal ini merupakan
salah satu siswa kelas enam bernama pengembangan budaya agama yang
Mahmud yang berhasil peneliti dipertahankan dan dikembangkan oleh
wawancarai. Dalam pernyataannya dia sekolah. Pembiasaan senyum dan salam
memaparkan bahwa: merupakan sebuah tahapan dari budaya
Setelah saya mengikuti shalat agama yang dikembangkan sebagai
berjamaah di sekolah, saya proses penanaman nilai-nilai Islam
merasakan hal menyenangkan sekali. dalam pribadi muslim. budaya senyum
Karena saya akan bertemu teman- dan sapa di SDN Grenjeng bertujuan
teman saya dari kelas lain dan agar siswa memiliki tatakrama (akhlaq)
bertemu guru-guru saya, setelah yang baik, guru juga memiliki sikap
shalat berjamaah biayasanya kami saling menghargai terhadap sesama,
berdiskusi dengan teman-teman juga kepala sekolah juga menghargai semua
guru. Jadi dengan adanya shalat guru, karyawan serta siswa.
berjamaah ini saya merasakan dapat Pernyataan diatas diungkapkan
mempererat hubungan komunikasi kepala sekolah kepada peneliti:
harmonis antar warga sekolah, siswa Budaya senyum dan sapa adalah ciri
dengan siswa, siswa dengan guru khas kita sebagai umat Islam dan hal
dan kepala sekolah dengan guru itu berusaha saya terapkan di SDN
maupun siswa” (WW/KS/BA/10 Grenjeng, tujuan saya adalah agar
Mei 2018). siswa memiliki tatakrama (akhlaq)
yang baik, guru juga memiliki sikap
saling menghargai terhadap sesama,
dan saya juga lebih bisa menghargai sekolah saya ini. Sekolah ini sangat
guru-guru, siswa, dan karyawan menjaga nilai-nilai Islam. Salah satu
yang ada” (WW/KS/BA/05 Mei yang dapat saya rasakan adalah
2018). setiap bertemu dengan guru dan
sesama siswa saya dianjurkan untuk
Dari Pembiasaan senyum dan menyapa dan mengucap salam, dan
salam terlihat nuansa Islam yang hidup hal itu sudah saya lakukan semenjak
dan berkembang di SDN Grenjeng. saya duduk di kelas satu dengan
Pembiasaan senyum dan salam di SDN adanya budaya ini, melatih saya
Grenjeng ditekankan kepada seluruh untuk hidup saling menghargai”
siswa-siswi yang baru bergabung di (WW/SW/BA/14 Mei 2018).
sekolah ini. Dimaksudkan agar sejak
dini siswa bisa mengikuti budaya yang e. Peringatan Hari-Hari Besar Agama
sudah dilaksanakan oleh warga SDN Islam (PHBI)
Grenjeng. Budaya agama di sekolah ini
Pembiasaan senyum dan sapa tidak hanya wajib shalat berjamaah,
dibudayakan dan diperkenalkan setiap pemakaian jilbab pada waktu mengikuti
aktivitas pembelajaran. Sikap tersebut pembelajaran pendidikan agama Islam,
ditekankan dari awal, selanjutnya mengucap salam, berpakaian sopan dan
prilaku itu berjalan dengan sendirinya, berbusana muslim, dan berprilaku
hal ini terbukti dari siswa yang duduk sopan santun kepada semua warga
dikelas dua dan tiga tetap sekolah, akan tetapi salah satu
membudayakan kebiyasaan senyum dan pengembangan budaya yang ada adalah
sapa. Budaya senyum dan sapa adalah peringatan PHBI pada hari-hari besar
wajib dan berlaku untuk semua warga agama Islam.
sekolah di SDN Grenjeng. Salah satu contoh dari peringatan
Dalam observasi yang peneliti hari-hari besar (PHBI) sebagai budaya
lakukan sikap senyum dan salam agama yang ada di SDN Grenjeng
dipraktekkan langsung siswa kepada adalah nampak terlihat ketika bulan
saya. Pada waktu peneliti tiba di Ramadhan selama 15 hari penuh siswa
sekolah, ada salah seorang siswa yang wajib memakai busana
menyapa dengan senyum: muslim/muslimah dan mengikuti
“Assalamualaikum....., serentak saya pesantren Ramadhan yang selain diisi
menjawab waalaikum salam....dan dengan materi-materi agama juga diisi
bertanya: apakah hari ini sekolah masih oleh beberapa perlombaan Islami yang
aktif?...” (Ob./Ba/14 Mei 2018). dapat menambah semangat siswa untuk
Sikap senyum dan sapa sudah menjalankan ibadah puasa serta
menjadi rutinitas semua warga sekolah. meningkatkan rasa iman dan taqwa
Dengan adanya pembiasaan senyum siswa, hal ini selaras dengan yang
dan sapa melatih siswa dan guru serta diungkapkan oleh Sugiarti, dia
semua warga sekolah untuk hidup mengungkapkan bahwa:
saling menghargai sesama. Hal ini Pada bulan Ramadhan selama 15
seperti di ungkapkan oleh Arif salah hari mengikuti kegiatan pesantren
satu siswa kelas enam yang mengatakan Ramadhan dan wajib
bahwa: mendengarkan mauidhah hasanah
”Saya merasakan sekolahan saya ini yang mendatangkan ustad dari luar.
lain dengan sekolah-sekolah pada Untuk ukuran sekolah umum
umumnya, sekolah ini terasa seperti adanya pesantren ramadan saya
madrasah ibtidaiyah karena suasana tahu tidak semua sekolah
madrasah bisa saya rasakan di mengadakan. Pada bulan
bersih dan adanya jadwal piket harian dengan saya. Ada yang perlu kami
yang diterapkan di setiap kelas. bantu.....terkait penelitian ibu....?” (Ob./
Peran kepala sekolah dalam Duk /4 Oktober 2017)
mengembangkan budaya agama bisa Dengan sikap beliau yang terbuka
dilihat dari sikap kepala sekolah yang kepada semua orang yang berada di
nampak seperti ada usaha untuk lingkungan sekolah, hal ini
mengembangkan budaya agama, ada menunjukkan salah satu bentuk
usaha kepala sekolah untuk dukungan kepala sekolah dalam
mempertahankan budaya agama serta mendukung pengembangan budaya
adanya usaha kepala sekolah untuk agama di sekolah. Karena dalam
menjadikan sekolah dengan suasana pemaparan di atas dijelaskan salah satu
Islami melalui budaya agama yang ada dari budaya agama yang ada di SDN
di SDN Grenjeng. Grenjeng adalah budaya menyapa,
Dalam wawancara peneliti mengucap salam dan bersalaman ketika
dengan kepala sekolah ketika peneliti bertemu.
menanyakan tentang peran kepala Kepala sekolah sangat
sekolah terhadap pengembangan mendukung terhadap pengembangan
budaya agama, beliau mengungkapkan budaya agama yang ada, hal ini
bahwa: diperkuat dengan pendapat salah
“Untuk mengembangkan dan seorang komite sekolah
menjalankan budaya agama saya mengungkapkan:
akui sulit, semua itu butuh proses, “Saya merasakan kepala sekolah
tetapi saya yakin jika kita berusaha loyal terhadap tugas dan
pasti semua akan berhasil, saya kewajibannya, terlebih dalam
tetap optimis pengembangan pengembangan budaya agama
budaya agama di sekolah ini tahun beliau sangat mendukung sekali.
demi tahun akan mengalami Bentuk peran beliau yang saya
perubahan yang signifikan terlebih amati dan saya rasakan adalah
pada prilaku akhlak siswa akan dalam bentuk keikutsertaan beliau
mencerminkan nilai-nilai Islam, dalam setiap kegiatan keagamaan,
serta dapat melaksanakan ajaran beliau juga ramah mudah bergaul
dan syariat Islam dengan baik” dengan siapa saja dan ketika
(WW/KS/ DUK /20 Mei 2018). bertemu dengan siapapun selalu
tersenyum dan menyapa. Saya rasa
Adapun peran kepala sekolah itu adalah sikap dukungan beliau
terhadap pengembangan budaya agama terhadap pengembangan budaya
dapat dilihat juga dari loyalitas, agam di sekolah” (WW/KTU/
semangat, prilaku sehari-hari serta DUK /4 Juli 2017).
saling mengingatkan dan saling
memberi masukan kepada guru-guru Dari beberapa hasil wawancara di
terkait budaya agama yang ada di atas dapat dipahami bahwa kepala
sekolah ini. sekolah mempunyai dukungan yang
Pada prilaku misalnya, pada saat tinggi terhadap pengembangan budaya
peneliti datang ke sekolah, peneliti agama di SDN Grenjeng.
masih di tempat parkir motor, tiba-tiba a. Peran kepala sekolah sebagai
kepala sekolah keluar dari sebuah pemimpin
ruangan, beliau langsung menyapa dan Kepala sekolah sebagai
senyum kepada saya sambil berkata: pemimpin harus mampu
“Assalamualaikum...Bagaimana memberikan petunjuk dan
khabarnya bu....sambil bersalaman pengawasan meningkatkan kemauan
Seperti yang kita ketahui bahwa musuh, aman dan selamat, hati menjadi
peran kepala sekolah salah satunya adalah tenang, disenangi oleh banyak orang dan
sebagai manajer, pendidik, motivator, masih banyak lagi khasiat-khasiat dan
administrator, dan supervisor yang fadhillah-fadhillah dari asmaul husna.
merencanakan, melaksanakan dan Progam pembacaan Asmaul Husna di SDN
mengevaluasi sebuah program yang ada di Grenjeng diharapkan dapat menanamkan
sekolah, bukan hanya peran-peran nilai ketauhidan dalam diri siswa dan
tersebut, kepala sekolah juga berperan menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai
sebagai pemimpin yang bertugas dengan ajaran Islam.
memimpin sekolah. Begitupula dalam hal Pembiasaan shalat berjama’ah di
ini, Ibu Sugiarti selaku kepala sekolah juga SDN Grenjeng dilakukan dengan tujuan
merencanakan, melaksanakan dan agar siswa dapat melaksanakan shalat tepat
mengevaluasi program ini. waktu dan timbul rasa persaudaraan yang
Berkaitan dengan kebiasaan ini, ingin saling mengenal. Seperti yang telah
menurut Ahmad Amin (1998: 21) bahwa dipaparkan dengan adanya shalat
suatu perbuatan bila diulang-ulang berjamaah diharapkan dapat timbulnya
sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan perasaan ukhuwah dan menambah
ini disebut dengan adat kebiasaan. Dari semangat beribadah, dalam suasana teratur
pengertian tersebut bila dikaitkan dengan dibawah pimpinan seorang imam. Untuk
pendidikan dapatlah diambil suatu itu dengan adanya program shalat
pelajaran bahwa kebiasaan itu merupakan berjamaah di sekolah ini, sekolah
suatu alat yang baik pula digunakan untuk mengupayakan agar siswa di rumah juga
mendidik anak, sehingga Islam pun dapat memiliki rasa kesaudaraan bukan
menggunakannya sebagai metode hanya dengan keluarganya sendiri
mendidik. diharapkan dapat diterapkan melainkan juga dengan orang lain dan
dalam kehidupan sehari-hari siswa di terus melaksanakan shalat berjamaah di
rumah karena pada umumnya anak zaman rumah.
sekarang kurang membiasakan membaca Progam hidup bersih yang
doa ketika hendak melakukan sesuatu. ditanamkan di SDN Grenjeng bertujuan
Pembiasaan pembacaan Asmaul untuk menciptakan lingkungan bersih dan
Husna dilakukan setiap pagi hari sebelum sehat, kebersihan adalah upaya manusia
pembelajaran. Berbicara tentang Asmaul untuk memelihara diri dan lingkungannya
Husna mengundang suatu pendahuluan, dari segala yang kotor dalam mewujudkan
yakni dengan mengingatkan bahwa fitrah dan melestarikan kehidupan yang sehat
insting keberadaan dalam diri setiap insan dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat
(Qurais Shihab, 1999:18). Disana bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat
tertampung berbagai emosi manusia adalah salah satu faktor yang dapat
seperti rasa takut, harap cemas, cinta, memberikan kebahagiaan. Sebaliknya
kesehatan, pengagungan, pencucian dan kotor juga tidak saja merusak keindahan
berbagai macam lainnya yang menghiasi tetapi juga menyebabkan timbulnya
jiwa manusia. Pembacaan asmaul husna berbagai penyakit, dan sakit merupakan
dapat diartikan sebagai rutinitas suatu salah satu faktor yang mengakibatkan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang penderitaan. Dalam Pustaka Media
secara tetap dengan tujuan untuk berdo’a Syariah, ajaran kebersihan tidak hanya
memohon kepada Allah, maka kita akan merupakan slogan atau teori belaka, tetapi
memperoleh pahala, memperoleh harus dijadikan pola hidup praktis, yang
ketenangan, memperoleh ketentraman mendidik manusia hidup bersih sepanjang
kebahagiaan dan kemuliaan, memperoleh masa, bahkan dikembangkan dalam hukum
maghfirah, memperoleh kesuksesan, Islam, hal itu merupakan dasar dari tujuan
memperoleh pertolongan, terhindar dari penerapan hidup bersih di SDN Grenjeng