Anda di halaman 1dari 18

44

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN


BUDAYA RELIGIUS SISWA STUDI KASUS DI SEKOLAH DASAR
NEGERI GRENJENG KOTA CIREBON

Novianti Muspiroh
Staf pengajar Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon
noviantimuspiroh.ak@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam peran kepala sekolah
dalam menciptakan budaya religius siswa: studi kasus di Sekolah Dasar Negeri Grenjeng
Kota Cirebon. Penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data berasalah
dari kepala sekolah, guru-guru, para siswa, orang tua siswa dan masyarakat umum. Alat
pengumpulan data meliputi wawacara mendalam, observasi mendalam, dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, display data dan konklusi
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Wujud budaya agama di Sekolah Dasar
Negeri Grenjeng meliputi: (a) pembelajaran baca tulis al-Qur’an (BTQ), (b) Pembiasaan
sikap senyum dan salam, (c) Pelaksanaan shalat berjamaah, (d) pemakaian jilbab
(berbusana muslim), (e) peringatan hari-hari besar Islam (PHBI). (2) strategi kepala sekolah
dalam mengembangkan budaya agama meliputi: (a). Perencanaan progam, (b) Memberi
teladan kepada warga sekolah. (2) Penciptaan budaya religius di sekolah berdampak kepada
sikap religius siswa di rumah dalam kehidupan sehari-hari. Peran kepala sekolah dalam
menjalankan program sekolah berbasis Islam di SDN Grenjeng diwujudkan dalam peran
sebagai pemimpin, manajer, pendidik, inovator, administrator, dan supervisor.

Kata kunci: pengaruh, peniruan, aktivitas positif, pembiasaan

A. Latar Belakang Masalah schooling) melainkan pendidikan sebagai


Pendidikan adalah kebutuhan hidup jaring-jaring kemasyarakatan (education
manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai as community networks). Pendidikan
individu, kelompok sosial, maupun diharapkan bisa memberikan sebuah
sebagai bangsa. Pendidikan sudah terbukti kontribusi positif dalam membentuk
dapat mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan
manusia yang merupakan karunia Allah antara kemampuan intelektual dan
SWT, serta memiliki kemampuan untuk moralitas. Dengan mensejajarkan dua
mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan, komponen ini pada posisi yang tepat,
sehingga kehidupan manusia semakin diharapkan bisa mengantarkan kita untuk
beradab (Fadjar, 1998: 53). menemukan jalan yang lurus, shirat al-
Pendidikan sejatinya merupakan mustaqim. Jalan yang akan dapat
proses pembentukan moral masyarakat membuka mata hati dan kesadaran
beradab, masyarakat yang tampil dengan kemanusiaan kita sebagai anak-anak
wajah kemanusiaan dan pemanusiaan yang bangsa. Sehingga krisis yang hampir saja
normal. Artinya, pendidikan yang menghempaskan kita ke jurang
dimaksudkan di sini lebih dari sekedar kebangkrutan dan kehancuran, dengan
sekolah (education not only education as segera dapat dilalui dan cepat berlalu.

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


45

Krisis moral yang melanda bangsa proses panjang dalam rangka


ini nampaknya menjadi sebuah mengantarkan manusianya untuk menjadi
kegelisahan bagi semua kalangan. seorang yang memiliki kekuatan
Bagaimana tidak dari maraknya kasus intelektual dan spiritual sehingga dapat
korupsi yang tidak pernah surut bahkan meningkatkan kualitas hidupnya di segala
mengalami peningkatan dari waktu ke aspek dan menjalani kehidupan yang
waktu. Di sisi lain krisis ini menjadi bercita-cita dan bertujuan pasti. Hal ini
komplek dengan berbagai peristiwa yang harus menjadi agenda pokok dalam setiap
cukup memilukan seperti tawuran pelajar, proses pembangunan bangsa. Pendidikan
penyalahgunaan obat terlarang, pergaulan moral ini bisa diaplikasikan pada
bebas, aborsi, penganiayaan yang disertai penanaman nilai-nilai agama di sekolah.
pembunuhan. Fenomena ini sesungguhnya Pengembangan nilai-nilai agama dalam
sangat berseberangan dengan suasana komunitas sekolah madrasah sudah pasti
keagamaan dan kepribadian bangsa adanya karena madrasah merupakan
Indonesia. Jika krisis ini dibiarkan begitu sekolah tingkat dasar berbasis agama yang
saja dan berlarut-larut apalagi dianggap mempunyai kurikulum berdominasi
sesuatu yang biasa maka segala kebejatan progam-progam keagamaan dibawah
moralitas akan menjadi budaya. Sekecil naungan departemen agama yang
apapun krisis moralitas secara tidak mempunyai landasan kokoh yang normatif
langung akan dapat merapuhkan nilai-nilai religius dan konstitusional. Dalam hal ini
kehidupan berbangsa dan bernegara. bukan berarti sekolah dasar berbasis umum
Realitas tersebut mendorong dibawah naungan dinas pendidikan dan
timbulnya berbagai gugatan terhadap kebudayaan tidak menanamkan nilai-nilai
efektifitas pendidikan agama yang selama agama. Sekolah dasar berbasis umum lebih
ini dipandang oleh sebagian besar menekankan pada aspek ilmu yang bersifat
masyarakat telah gagal. Kegagalan umum tetapi tetap menanamkan nilai-nilai
pendidikan agama ini disebabkan karena agama melalui pendidikan agama Islam
praktik pendidikannya hanya sebagai alat pembentukan moral.
memperhatikan aspek kognitif semata dari Pendidikan agama yang syarat
pertumbuhan nilai-nilai (agama), dan dengan pembentukan nilai-nilai moral
mengabaikan pembinaan aspek afektif dan (pembentukan afeksi) di sekolah umum,
konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad hanya memperhatikan aspek kognitif
untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-
agama. nilai (agama), dan mengabaikan
Krisis tersebut bersumber dari krisis pembinaan aspek afektif dan konatif-
moral, akhlak (karakter) yang secara volitif, yakni kemauan dan tekad untuk
langsung atau tidak langsung berkaitan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.
dengan pendidikan. Krisis karakter yang Pengajaran agama yang berorientasi
dialami bangsa saat ini disebabkan oleh kognitif semata hanyalah sekedar
kerusakan individu-individu masyarakat pengalihan pengetahuan tentang agama.
yang terjadi secara kolektif sehingga Pengalihan pengetahuan agama memang
menjadi budaya. Budaya inilah yang dapat menghasilkan pengetahuan dan ilmu
menginternal dalam sanubari masyarakat dalam diri orang yang diajar, tetapi
Indonesia dan menjadi karakter bangsa. pengetahuan ini belum menjamin
Ironis, pendidikan yang menjadi tujuan pengarahan seseorang untuk hidup sesuai
mulia justru menghasilkan output yang dengan pengetahuan tersebut. Oleh sebab
tidak diharapkan. itu, pengajaran agama menghasilkan
Pendidikan moral menjadi sangat pengetahuan hafalan yang melekat di bibir
penting bagi teguh dan kokohnya suatu dan hanya mewarnai kulit, tetapi tidak
bangsa. Pendidikan moral adalah suatu

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


46

mampu mempengaruhi orang yang lingkungan di sekolah. Untuk itu


mempelajarinya. membangun budaya religius sangat
Masalah pendidikan termasuk penting dan akan mempengaruhi sikap,
pendidikan agama merupakan kewajiban sifat dan tindakan siswa secara tidak
dan tanggungjawab semua pihak, baik langsung. Berdasarkan data yang kami
sekolah, lingkungan masyarakat, ataupun dapat melalui studi pendahuluan, hal ini
lingkungan rumah harus secara bersamaan menarik untuk ditindaklanjuti.
mengemban amanah pendidikan. Dalam
konteks sekolah, pendidikan merupakan B. Tinjauan Teori
tanggungjawab kepala sekolah dan warga Sekolah adalah lembaga yang
sekolah untuk mendidik dan membina bersifat kompleks dan unik. Bersifat
moral peserta didik. kompleks karena sekolah sebagai
Dalam konteks Indonesia, organisasi yang di dalamnya terdapat
berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 berbagai dimensi yang satu sama yang lain
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan saling berkaitan dan saling menentukan.
Nasional Pasal 3 pendidikan nasional Sedangkan sifat uniknya adalah
berfungsi mengembangkan kemampuan menunjukkan bahwa sekolah sebagai
dan membentuk watak serta peradaban organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang
bangsa yang bermartabat dalam rangka tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi
mencerdaskan kehidupan bangsa, lain. Ciri-ciri yang menempatkan sekolah
bertujuan untuk berkembangnya potensi memiliki karakter tersendiri, di mana
peserta didik agar menjadi manusia yang terjadi proses belajar mengajar, tempat
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang terselenggaranya pembudayaan kehidupan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, manusia (Wahdjosumidjo, 2007: 81).
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Karena sifatnya yang kompleks dan unik
menjadi warga negara yang demokratis itulah, sekolah sebagai organisasi
serta bertanggung jawab. memerlukan tingkat kordinasi yang tinggi.
Melihat fenomena di atas maka Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan
solusi yang ditawarkan adalah kepala sekolah.
pengembangan nilai-nilai religius di Kepala sekolah yang berhasil adalah
lembaga pendidikan. Berdasarkan studi apabila mereka memahami keberadaan
pendahuluan yang kami lakukan di sekolah sebagai organisasi yang kompleks
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Grenjeng. dan unik, serta mampu melaksanakan
SDN Grenjeng merupakan salah satu peranannnya sebagai seorang yang diberi
sekolah dasar yang menerapkan progam tanggungjawab untuk memimpin sekolah.
yang mendukung penanaman nilai-nilai Beberapa kepala sekolah digambarkan
Islam, dengan tujuan agar mampu adalah orang yang mempunyai harapan
meningkatkan dan memperkokoh nilai tinggi bagi para staf dan siswa, kepala
ketauhidan, pengetahuan agama dan pratik sekolah adalah mereka yang banyak
keagamaan siswa yang berada di mengerti tugas-tugas mereka dan meraka
lingkungan rendah sadar agama. Sehingga yang menentukan irama bagi sekolah
pengetahuan agama yang diperoleh di mereka (Lipham, 1985: 1560).
sekolah tidak hanya dipahami saja sebagai Kepala sekolah memiliki peran yang
sebuah pengetahuan akan tetapi bagaimana sangat penting terhadap pendidikan di
pengetahuan itu mampu diterapkan dalam sekolah. Hal ini dibuktikan dalam banyak
kehidupan sehari-hari. Karena dengan riset. Penelitian di negara bagian Texas
tertanamnya nilai-nilai budaya religius menemukan bahwa kepala sekolah
pada diri siswa akan memperkokoh memiliki dampak yang sangat besar
imannya dan aplikasinya nilai-nilai terhadap prestasi siswa (Branch,
keIslaman tersebut dapat tercipta dari Hanushek, dan Rivkin, 2013: 62-69).

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


47

Pemimpin sekolah yang efektif telah memberi teladan, memberikan dorongan,


terbukti secara signifikan meningkatkan memberi bantuan dan lain sebagainya.
kinerja semua siswa di sekolah, setidaknya Betapa banyak variabel arti yang
sebagian melalui dampaknya pada seleksi terkandung dalam kata memimpin atau
dan retensi guru yang baik. Kepala sekolah pemimpin hal itu memberi indikasi bahwa
yang tidak efektif memiliki efek negatif betapa luas tugas dan peranan kepala
yang sama besar pada kinerja sekolah sekolah sebagai seorang pemimpin
(DeMatthews dan Mawhinney, 2014: 844- organisasi dan lembaga pndidikan
881). (Wahdjosumidjo, 2007: 83).
Berdasar hal di atas menunjukkan Adapun peran kepala sekolah dalam
betapa penting peranan kepala sekolah kepemimpinan adalah kepribadian dan
dalam menggerakkan kehidupan sekolah sikap aktifnya dalam mencapai tujuan.
dalam mencapai tujuan. Ada dua hal yang Mereka aktif, berani membentuk ide,
harus diperhatikan dalam paparan di atas. kepala sekolah dalam hal ini cenderung
Hal ini adalah: (1) kepala sekolah berperan mempengaruhi perubahan suasana hati,
sebagai kekuatan sentral yang jadi dan tepat pada tujun keinginan khusus
kekuatan penggerak kehidupan sekolah. yang ditetapkan untuk urusan yang terarah.
(2) kepala sekolah harus memahami tugas Hasil kepemimpinan ini mempengaruhi
dan fungsinya demi keberhasilan sekolah, perubahan cara orang berfikir tentang apa
serta memiliki kepenulian kepada staf dan yang dapat diinginkan, dimungkinkan dan
para siswa. diperlukan.
Ada dua kata kunci yang dapat Melihat perkembangan sekolah yang
dipakai sebagai landasan untuk memahami semakin kompleks tersebut, maka peran
lebih jauh tugas dan fungsi kepala sekolah. kepala sekolah hendaknya tidak hanya
Kedua kata tersebut adalah ”kepala” dan sebagai pemimpin pembelajaran
”sekolah”. Kata kepala dapat diartikan (instructional leadership), namun harus
ketua atau pemimpin dalam suatu berupaya untuk mengelola sekolah dalam
organisasi atau sebuah lembaga di mana konteks yang lebih luas, yakni sekolah
menjadi tempat menerima dan memberi sebagai tempat proses pendidikan yang
pelajaran (Departemen Pendidikan dan melibatkan banyak elemen masyarakat
Kebudayaan Republik Indonesia. 1988: yang berkepentingan didalamnya.
420-796). Dengan demikian secara Sehingga sekolah hendaknya mempunyai
sederhana kepala sekolah dapat sistem yang baik untuk menunjang
didefinisikan sebagai seorang tenaga berhasilnya dan berlangsungnya proses
fungsional guru yang diberi tugas untuk tersebut dengan kondisi lingkungan dalam
memimpin suatu sekolah di mana hal ini lingkungan sekolah yang menjamin
diselenggarakan proses belajar mengajar, pencapaian kualitas yang diharapkan.
atau di mana terjadi interaksi antara guru Menurut Kyte (1972) sebagai kepala
yang memberi pelajaran pada murid, dan sekolah memiliki lima funsi dan peranan
murid yang menerima pelajaran. utama. Pertama, bertanggug jawab atas
Kata memimpin mengandung makna keselamatan, kesejahteraan, dan
luas, yaitu kemampuan untuk perkembangan murid-murid di lingkungan
menggerakkan sumber yang ada pada sekolah. Kedua, tanggung jawab atas
suatu sekolah sehingga dapat kesejahteraan dan keberhasilan profesional
didayagunakan secara maksimal untuk guru, ketiga berkewajiban memberikan
mencapai tujuan yang telah layann sepenuhnya yang berharga bagi
ditetapkan.Dalam praktik organisasi kata murid-murid dan guru-guru yang
memimpin mengandung konotasi memungkinkan dilakukan melalui
menggerakkan, mengarahkan, pengawasan resmi, bertanggung jawab
membimbing, melindungi, membina, mendapatkan bantuan mksimal dari semua

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


48

instusi pembantu, kelima, bertanggung lebih jelasnya peneliti memilih lokasi


jawab untuk mempromosikan murid-murid penelitian ini adalah SDN Grenjeng
terbaik melalui berbagai cara (Kyte, 1972). merupakan salah satu dari sekolah dasar
umum yang menerapakan program sekolah
C. Metode Penelitian berbasis Islam.
Sugiyono (2007: 12) membedakan Penelitian dilakukan dari Oktober
pendekatan penelitian menjadi pendekatan 2017 sampai Juni 2018. Data yang kami
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan yang dapat diperoleh melalui observasi
digunakan dalam penelitian kami adalah mendalam, wawancara mendalam, dan
pendekatan kualitatif deskriptif. Karena dokumentasi. Sumber data yang kami
kita hanya menggunakan satu variabel dapatkan melalui observasi atau
dalam penelitian, dan data yang diperoleh pengamatan yakni bertempat di SDN
adalah berupa informasi-informasi dan Grenjeng adapaun sumber data yang kami
pendapat mengenai program berbasis dapatkan yang peroleh melalui wawancara
Islam pada sekolah dasar umum sebagai yaitu dengan narasumber dari beberapa
upaya penanaman sikap religius siswa guru, siswa dan orang tua siswa SDN
SDN Grenjeng. Adapun pengertian Grenjeng dan sumber data yang diperoleh
penelitian kualitatif menurut Kurniawan melalui dokumentasi yaitu dengan
(2017: 24) adalah penelitian yang datanya memotret area lingkungan sekolah.
adalah data kualitatif sehingga analisisnya Validasi data penelitian ini yaitu
juga analisis kualitatif atau penggambaran dilakukan melalui kredibilitas triangulasi
temuan lapangan yang nutaralistik atau apa waktu dan sumber dan melakukan
adanya sesuai dengan kondisi lapangan. perpanjangan pengamatan agar peneliti
Penelitian mencari makna dari semua data dan narasumber semakin akrab dan
yang tersedia, dan penelitian deskriptif semakin terbukti, sehingga tidak ada
adalah suatu penelitian yang dilakukan informasi yang disembunyikan. Selain itu
dengan tujuan utama untuk memberikan juga kami melakukan pengumpulan data
gambaran atau deskripsi tentang suatu dengan waktu yang relatif lama serta
keadaan secara objektif. Jadi dapat strategi multi metode (kombinasi teknik
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif pengumpulan data dengan wawancara.
deskriptif adalah penelitian dengan Observasi dan dokumentasi. Teknik
pencarian data apa adanya atau naturalistik analisis data yaitu dengan melakukan
sesuai dengan kondisi lapangan atau secara pengumpulan data, reduksi data, display
objektif yang digambarkan secara datadan penarikan kesimpulan.
mendalam dengan satu variabel.
Penelitian mengenai peran kepala D. Temuan
sekolah dalam menerapkan program 1. Penciptaan Budaya Religius di SDN
berbasis Islam pada sekolah dasar umum Grenjeng
sebagai upaya penanaman pembiasaan SDN Grenjeng merupakan
sikap religius ini peneliti lakukan di SDN sekolah umum yang bercirikhas Islam,
Grenjeng yaitu di jn. P. Grenjeng No. 32 hal tersebut dapat dilihat dari budaya
Kelurahan Harjamukti, Kecamatan sekolah yang mengedepankan budaya
Harjamukti, Kota Cirebon, Provinsi Jawa agama Islam didalamnya. Tujuan yang
Barat. Sekolah tersebut kami pilih setelah di gaungkan SDN Grenjeng adalah
kami melakukan pertimbangan dengan menghasilkan lulusan yang kuat,
melakukan studi pendahuluan sebelumnya. cerdas, terampil, berbudi luhur, dan
Dengan melakukan studi pendahuluan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa.
terlebih dahulu kami akan mendapatkan Tujuan selanjutnya adalah membangun
gambaran lebih jelas untuk mendapatkan sumber daya unggul sebagai sarana
permasalahan yang terjadi. Untuk alasan bersaing lembaga baik di tingkat

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


49

nasional maupun internasional lebih cepat dari hari biasanya atau


(Dok./BD/05 Oktober 2017). belum waktu duhur, memperingati hari-
Untuk membangun citra dan hari besar Islam (PHBI), dan pembiasaan
keunggulan suatu lembaga pendidikan salam dan sapa. Pelaksanaan
mutlak diperlukan strategi yang solid pembacaan asmaul husna dilakukan
yang mencakup strategi peningkatan setiap hari secara bersama-sama dan
mutu pendidikan dan SDM unggul serta dilanjut dengan membersihkan
pengembangan budaya agama sebagai lingkungan sekolah (setiap siswa
ciri khas SDN Grenjeng. Oleh sebab itu mengambil sampah yang terlihat
harus dilaksanakan dalam program- berserakan).
program kongkrit yang dilakukan Hal ini sesuai dengan hasil
secara konsisten dengan komitmen wawancara dengan Sugiarti selaku
tinggi dari semua unsur lembaga kepala SDN Grenjeng. Dia
pendidikan yang ada di SDN Grenjeng mengungkapkan bahwa:
yang mencakup guru, siswa, karyawan “Saya ingin melihat warga sekolah
serta kepala sekolah (Dok./BD/05 ini berprilaku islami sesuai norma
Oktober 2017). dan ajaran agama terlebih pada
Penciptaan budaya religius siswa, untuk itu saya tekankan
merupakan suatu program yang di kepada seluruh siswa muslimah
dalamnya terdapat nilai-nilai Islam, dianjurkan memakai jilbab setiap
dimana jika program berbasis Islam ini harinya, shalat jum’at berjamaah,
terlaksana dengan baik maka akan memperingati hari-hari besar Islam,
berpengaruh terhadap sikap siswa pembelajaran baca tulis al-Qur’an
dalam melaksanakan kehidupan sehari- dan berakhlaqul karimah dengan
hari seperti yang dicantumkan dalam pembiasaan salam, sapa, senyum
tujuan. Bukan hanya kepala sekolah sebagai budaya agama di SDN
yang berperan akan tetapi anggota Grenjeng ini “ (WW/KS/BA/05
dalam sekolah yaitu guru dan staff juga Oktober 2017).
ikut serta atas himbauan dari kepala
sekolah untuk mendukung keberhasilan Dari ungkapan kepala sekolah
program yang direncanakan. disebutkan bahwa pemakaian jilbab,
Berdasarkan pengamatan dan berbusana muslim, pembelajaran seni
wawancara secara langsung dengan baca al-Qur’an, serta pembiasaan
kepala sekolah, guru, dan siswa di SDN senyum, salam, sapa adalah salah satu
Grenjeng, dapat peneliti paparkan hasil dari budaya yang ada di SDN Grenjeng,
penelitian yang peneliti dapatkan hal itu sesuai yang dipaparkan oleh
diantaranya adalah yang pertama tentang Sugiarti, yaitu:
budaya agama di SDN Grenjeng. Budaya “Budaya agama di SDN Grenjeng ini
yang ada dan berkembang di SDN memang benar adanya, selain dari
Grenjeng meliputi: pembelajaran BTQ pemakaian wajib berjilbab yang
dilakukan setiap satu minggu sekali sudah menjadi ketentuan dari
sesuai dengan jadwal pembelajaran di sekolah, sebenarnya masih banyak
setiap kelas, sekaligus dengan cerminan budaya agama yang ada
pembacaaan doa sehari-hari. Untuk disini seperti halnya wajib
pelaksanaan shalat duhur berjamaah melaksanakan shalat berjamaah, dan
yaitu dilaksanakan pada hari selasa hidupnya kegiatan-kegiatan Islami
sampai hari kamis dan dilakukan secara oleh siswa” (WW/GR/BA/05
bergiliran untuk siswa kelas atas yaitu November 2017).
kelas 4, 5 dan 6. Pada hari jumat dan
sabtu tidak dilaksanakan karena pulang

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


50

Budaya agama di SDN Grenjeng kegiatan yang ada dan dilaksanakan


berjalan sangat baik karena ada oleh siswa di lingkungan sekolah ini
beberapa aktifitas di sekolah yang serta dukungan warga/komunitas
sangat islami dan hal tersebut berjalan sekolah yang ada. Seperti: shalat
baik. Budaya agama di sekolah ini jamaah setiap hari, shalat jumat
meliputi beberapa macam cerminan berjamaah di mushola, berqurban
juga simbol-simbol yang bisa secara dan berzakat, peka terhadap masalah
nampak dilihat dan diamati bersama, sosial misalnya melakukan bakti
hal ini sesuai yang dipaparkan oleh sosial dan lain-lain, bentuk lainnya
salah seorang guru dalam wawancara adalah mempengaruhi siswa untuk
penulis, dia berkata: menghormati guru, sesama siswa
Banyak hal yang bisa dilihat secara dan semua warga sekolah hal ini
nampak terhadap budaya yang ada di dilakukan dengan berjabat tangan
sekolah saya ini, diantaranya adalah dan mengucapkan salam ketika
pemakaian jilbab. Saat ini bertemu.” (WW/SSW/BA/10
pengembangannya masih Desember 2017).
terpengaruh oleh budaya teknologi
sehingga anak-anak masih lebih Dari beberapa macam budaya agama
cenderung enjoy main internet, asyik yang ada di SDN Grejneng Kota Cirebon,
dengan bermain laptop. Sehingga budaya agama tersebut dapat di pahami
anak-anak masih enggan dari penjelasan sebagai berikut:
melaksanakan kegiatan agama yang a. Program pembelajaran Baca Tulis al-
ada di sekolah ini. Akan tetapi usaha Qur’an
sekolah selalu menjaring mereka Program pembelajaran Baca Tulis
untuk ikut serta dan melaksanakan al-Qur’an (BTQ) adalah kegiatan
kegiatan keislaman sebagai aplikasi pembelajaran membaca dan menulis
terhadap budaya agama yang ada di yang ditekankan pada upaya memahami
sekolah ini, sehingga saya rasa informasi, tetapi ada pada tahap
pengembangan budaya agama di menghafalkan, lambang-lambang dan
sekolah ini tetap berjalan dengan mengadakan pembiasaan dalam
baik dan efektif “ (WW/SSW/BA/07 melafalkannya serta cara
Desember 2017). menuliskannya. Adapun tujuan dari
pembinaan dan pembelajaran baca tulis
Budaya agama di sekolah ini bisa al-Qur’an ini adalah agar dapat
terlihat dari sikap dan prilaku siswa- membaca kata-kata dengan kalimat
siswi, guru-guru, karyawan dan semua sederhana dengan lancar dan tertib serta
warga sekolah yang ada. Budaya agama dapat menulis huruf dan lambang-
di sekolah ini terbangun karena lambang Arab dengan rapih, lancar dan
komitmen semua warga sekolah, dan benar. Selain itu, bukan hanya untuk
adanya kebijakan kepala sekolah yang menjadikan siswa tahu tetapi dapat
secara tertulis dan tidak sudah dipahami menjadikan siswa mengerti dan
dan dilaksanakan oleh semua warga memahami konsep-konsep tersebut dan
sekolah. Hal tersebut sesuai yang menghubungkan suatu konsep dengan
dipaparkan guru pendidikan agama konsep lain dan mampu
Islam, beliau berkata: mengaplikasikan dan mendasari
Budaya agama di sekolah ini kegiatan sehari-hari yang dilakukannya
menurut saya adalah suatu rutinitas berdasarkan ajaran al-Qur’an. Dalam
yang dilaksanakan oleh semua warga hal ini, ibu Sugiarti merencanakan juga
sekolah yang ada budaya agama di adanya sertifikat dari sekolah bagi
sekolah ini adalah dalam bentuk

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


51

siswa yang lulus dalam pembelajaran Berkaitan dengan pembelajaran


BTQ. baca tulis al-Qur’an (BTQ), Sugiarti
Dengan adanya program BTQ selaku kepala sekolah mengungkapkan
diharapkan siswa memiliki kemampuan bahwa:
membaca dan menulis al-Qur’an, Adanya pembelajaran seni baca al-
karena menurut penuturan Ibu Sugiarti Qur’an di SDN Grenjeng adalah
bahwa di kelas atas masih ada siswa mempunyai satu tujuan yang akan
yang belum bisa memahami huruf kami capai yaitu agar seluruh siswa
hijaiyah dengan benar. Tujuan yang berada di SDN Grenjeng bisa
pengajaran baca tulis al-Qur’an adalah lancar membaca al-Qur’an dan yang
membina manusia secara pribadi dan lebih penting tindakan dan prilaku
kelompok sehingga mampu membaca siswa berdasarkan pada ajaran al-
dan menulis al-Qur’an serta mampu Qur’an” (WW/KS/BA/05 Januari
menjalankan fungsinya sebagai hamba 2018).
Allah dan khalifah-Nya guna
membangun dunia sesuai dengan Lebih lanjut kepala sekolah juga
konsep yang ditetapkan oleh al-Qur’an. mengungkapkan bahwa salah satu
Selain itu juga, adanya pembelajaran tujuan diadakannya pengembangan diri
doa sehari-hari, metode pembiasaan pembelajaran seni baca al-Qur’an,
merupakan metode yang paling efektif dimaksudkan agar sekolah yang
diterapkan dalam proses menghafal doa notabennya adalah sekolah umum
harian untuk siswa di Pendidikan Anak seperti halnya dengan SDN Grenjeng,
Usia Sekolah Dasar. Metode ini dirasa agar bisa menyamai/sejajar bahkan
paling ringan karena tidak ada unsur mempunyai nilai lebih baik
pemaksaan pada anak, anak dikenalkan dibandingkan dengan madrasah pada
pada satu doa yang kemudian dibaca umumnya. Hal ini ditegaskan oleh
secara berulang-ulang yang menjadikan kepala sekolah dalam wawancara
anak terbiasa mendengar sehingga si peneliti sebagai berikut:
anak menjadi hafal dengan sendirinya. Banyak fenomena sekarang anak-
Program pembelajaran baca tulis anak dari sekolah umum kurang
al-Qur’an (BTQ) di SDN Grenjeng bisa membaca al-Qur’an dengan
merupakan progam wajib yang lancar dan baik, padahal dia adalah
diperuntukkan bagi seluruh siswa. seorang muslim. Oleh karenanya
Pembelajaran baca tulis al-Qur’an ini saya rasa penting SDN Grenjeng
dimasukkan dalam satu rumpun mewajibkan seluruh siswa
pembelajaran pengembangan diri yang mengikuti pembelajaran baca tulis
kedua pembelajaran tersebut al-Qur’an. Selain agar bisa
dimasukkan dalam penilaian raport membaca dengan baik juga lulusan
siswa. SDN Grenjeng bisa
Pembelajaran baca tulis al- sejajar/menyamai siswa madrasah
Qur’an, sebagai salah satu budaya yang ibtidaiyah bahkan kalau bisa
ada di SDN Grenjeng dan merupakan mempunyai nilai lebih baik dari
rumpun pelajaran dari bidang madrasah” (WW/KS/BA/05
pengembangan diri yang wajib diikuti Desember 2017).
oleh semua siswa, mempunyai tujuan
agar seluruh siwa yang berada di SDN Ungkapan diatas didukung oleh
Grenjeng bisa lancar membaca al- pernyataan seorang guru, yaitu
Qur’an dan yang lebih penting tindakan mengungkapkan bahwa:
dan prilaku siswa berdasarkan pada Di zaman yang semakin moderen
ajaran al-Qur’an. ini, semua siswa, terlebih siswa

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


52

yang berasal dari sekolah umum


dalam hal ini SDN Grenjeng Di SDN Grenjeng ini menurut
diharapkan mampu mendidik anak- adalah lain dari pada SD pada
anak dengan baik, dan yang lebih umumnya, karena meskipun berciri
penting anak sekolah harus bisa khas sekolah umum tetapi lingkungan
membaca al-Qur’an dengan baik sekolah terwujud budaya agama yang
jangan sampai lulus SDN tidak bisa memang dikembangkan dan
membaca, diharapkan lulusan SDN dilaksanakan serta berusaha
Grenjeng bisa sejajar dengan dipertahankan.
madrasah ibtidaiyah bahkan lebih Salah satu yang membedakan
mempunyai nilai yang positif” dengan sekolah lain adalah lingkungan
(WW/GR.WAKASIS/BA/06 sekolah, lingkungan sekolah di SDN
September 2017). Grenjeng terasa lain karena di sana
hidup budaya agama seperti halnya
Adanya pembelajaran baca tulis al- pemakaian wajib. Hal ini sesuai yang
Qur’an menurut hasil wawancara diungkapkan oleh Sugiarti: “Yang
peneliti bertujuan agar siswa SDN menjadikan SDN Grenjeng berbeda
Grenjeng bisa bersaing dengan madrsah dengan sekolah lainnya adalah suasana
yang diharapkan lulusan SDN Grenjeng lingkungan yang ada, disini hidup
bisa membaca al-Qur’an dengan baik budaya agama seperti halnya
dan benar serta dapat mengamalkan pemakaian wajib berjilbab”
ajaran al-Qur’an sebagai landasan (WW/GR/BA/07 November 2017).
dalam berprilaku sehari-hari. Dan Pemakaian jilbab adalah salah
pembelajaran baca tulis al-Qur’an satu budaya agama yang berkembang di
sebagai rumpun pembelajaran SDN Grenjeng, dan semua warga
pengembangan diri merupakan salah sekolah menjalankan serta
satu wujud dari budaya agama di SDN melaksanakannya dengan baik dan
Grenjeng. penuh tanggungjawab. Hal tersebut
b. Pemakaian Wajib Berjilbab terlihat ketika peneliti secara langsung
Pemakaian jilbab merupakan mendatangi tempat penelitian (SDN
tindak lanjut dari pengembangan Grenjeng) pada tanggal 17 Juli 2017
budaya agama yang digagas oleh kepala sewaktu peneli melihat pemakaian
sekolah di SDN Grenjeng. Pemakaian wajib berjilbab (Ob./Ba/17 Juli 2017).
jilbab diharapkan secara langsung dapat Pemakaian jilbab dan berbusana
melatih siswa berprilaku Islami dan muslim juga dilaksanakan oleh warga
berakhlakul karimah sebagai atribut sekolah dengan baik serta penuh
dirinya untuk menjadi seorang yang tanggungjawab. Hal ini sesuai observasi
berpribadi muslim. Mengenai hal ini yang dilakukan peneliti pada tanggal 15
Sugiarti selaku kepala sekolah Oktober 2017 sewaktu peneliti melihat
menjelaskan bahwa: secara langsung busana siswa di bulan
Dengan adanya pemakaian jilbab ramadhan yang lalu (Ob./Ba/15
(berbusana muslim/muslimah) pada Oktober 2017).
hari jum’at dan pada bulan c. Pelaksanaan Shalat Berjamaah
ramadhan diharapkan secara Pelaksanaan shalat bersama di
langsung dapat melatih siswa sekolah adalah salah satu budaya agama
berprilaku Islami dan berakhlakul di SDN Grenjeng, pelaksanaan shalat
karimah sebagai atribut dirinya berjamaah dimaksudkan untuk
untuk menjadi seorang yang memperkuat tali silaturrahim dan
berpribadi muslim/muslimah mempersatukan ikatan emosional antara
(WW/KS/BA/05 Nopember 2017). kepala sekolah dengan warga sekolah,

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


53

antara guru dan siswa, antara siswa Pemaparan dari Mahmud selaku
dengan sesama siswa serta seluruh siswa kelas enam SDN Grenjeng
karyawan yang ada. diperkuat dari ungkapan Sugiarti, yang
Pernyataan tersebut diungkapkan memberi penjelasan bahwa:
oleh kepala sekolah, Sugiarti sebagai Pelaksanaan shalat berjamaah
berikut: sangat penting dan harus
Penting bagi SDN Grenjeng untuk dilaksanakan di sekolah ini karena
melaksanakan shalat berjamaah di dengan shalat berjamaah yang
sekolahan, shalat jum’at yang dilaksanakan di sekolah akan dapat
dilaksanakan di sekolahan menambah keakraban dan
mempunyai banyak hikmah salah kerukunan antara sesama warga
satunya adalah memperkuat tali sekolah, selain itu dengan adanya
silaturrahim dan mempersatukan shalat berjamaah disini agar
ikatan emosional antara kepala mushola ini juga dapat difungsikan
sekolah dengan warga sekolah, dengan baik” (WW/GR/BA/07 Mei
antara guru dan siswa, antara siswa 2018).
dengan sesama siswa serta seluruh
karyawan yang ada” Adapun pelaksanaan dari shalat
(WW/KS/BA/07 Mei 2018). berjamaah dilaksanakan secara
bergantian pada tiap minggunya. Hal itu
Senada dengan apa yang disebabkan karena keterbatasan
diungkapkan kepala sekolah, dengan tempat/mushola yang hanya bisa
shalat berjamaah di sekolah dapat menampung 80% dari jumlah
mempererat hubungan antar warga keseluruhan siswa yang ada.
sekolah. Siwa dengan siswa juga d. Pembiasaan Senyum dan Salam
terlihat akrab, dan terjadi hubungan Ciri khas yang dimiliki oleh SDN
komunikasi yang harmonis. Grenjeng adalah Pembiasaan senyum
Hal ini di dukung oleh pernyataan dan salam, hal ini merupakan
salah satu siswa kelas enam bernama pengembangan budaya agama yang
Mahmud yang berhasil peneliti dipertahankan dan dikembangkan oleh
wawancarai. Dalam pernyataannya dia sekolah. Pembiasaan senyum dan salam
memaparkan bahwa: merupakan sebuah tahapan dari budaya
Setelah saya mengikuti shalat agama yang dikembangkan sebagai
berjamaah di sekolah, saya proses penanaman nilai-nilai Islam
merasakan hal menyenangkan sekali. dalam pribadi muslim. budaya senyum
Karena saya akan bertemu teman- dan sapa di SDN Grenjeng bertujuan
teman saya dari kelas lain dan agar siswa memiliki tatakrama (akhlaq)
bertemu guru-guru saya, setelah yang baik, guru juga memiliki sikap
shalat berjamaah biayasanya kami saling menghargai terhadap sesama,
berdiskusi dengan teman-teman juga kepala sekolah juga menghargai semua
guru. Jadi dengan adanya shalat guru, karyawan serta siswa.
berjamaah ini saya merasakan dapat Pernyataan diatas diungkapkan
mempererat hubungan komunikasi kepala sekolah kepada peneliti:
harmonis antar warga sekolah, siswa Budaya senyum dan sapa adalah ciri
dengan siswa, siswa dengan guru khas kita sebagai umat Islam dan hal
dan kepala sekolah dengan guru itu berusaha saya terapkan di SDN
maupun siswa” (WW/KS/BA/10 Grenjeng, tujuan saya adalah agar
Mei 2018). siswa memiliki tatakrama (akhlaq)
yang baik, guru juga memiliki sikap
saling menghargai terhadap sesama,

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


54

dan saya juga lebih bisa menghargai sekolah saya ini. Sekolah ini sangat
guru-guru, siswa, dan karyawan menjaga nilai-nilai Islam. Salah satu
yang ada” (WW/KS/BA/05 Mei yang dapat saya rasakan adalah
2018). setiap bertemu dengan guru dan
sesama siswa saya dianjurkan untuk
Dari Pembiasaan senyum dan menyapa dan mengucap salam, dan
salam terlihat nuansa Islam yang hidup hal itu sudah saya lakukan semenjak
dan berkembang di SDN Grenjeng. saya duduk di kelas satu dengan
Pembiasaan senyum dan salam di SDN adanya budaya ini, melatih saya
Grenjeng ditekankan kepada seluruh untuk hidup saling menghargai”
siswa-siswi yang baru bergabung di (WW/SW/BA/14 Mei 2018).
sekolah ini. Dimaksudkan agar sejak
dini siswa bisa mengikuti budaya yang e. Peringatan Hari-Hari Besar Agama
sudah dilaksanakan oleh warga SDN Islam (PHBI)
Grenjeng. Budaya agama di sekolah ini
Pembiasaan senyum dan sapa tidak hanya wajib shalat berjamaah,
dibudayakan dan diperkenalkan setiap pemakaian jilbab pada waktu mengikuti
aktivitas pembelajaran. Sikap tersebut pembelajaran pendidikan agama Islam,
ditekankan dari awal, selanjutnya mengucap salam, berpakaian sopan dan
prilaku itu berjalan dengan sendirinya, berbusana muslim, dan berprilaku
hal ini terbukti dari siswa yang duduk sopan santun kepada semua warga
dikelas dua dan tiga tetap sekolah, akan tetapi salah satu
membudayakan kebiyasaan senyum dan pengembangan budaya yang ada adalah
sapa. Budaya senyum dan sapa adalah peringatan PHBI pada hari-hari besar
wajib dan berlaku untuk semua warga agama Islam.
sekolah di SDN Grenjeng. Salah satu contoh dari peringatan
Dalam observasi yang peneliti hari-hari besar (PHBI) sebagai budaya
lakukan sikap senyum dan salam agama yang ada di SDN Grenjeng
dipraktekkan langsung siswa kepada adalah nampak terlihat ketika bulan
saya. Pada waktu peneliti tiba di Ramadhan selama 15 hari penuh siswa
sekolah, ada salah seorang siswa yang wajib memakai busana
menyapa dengan senyum: muslim/muslimah dan mengikuti
“Assalamualaikum....., serentak saya pesantren Ramadhan yang selain diisi
menjawab waalaikum salam....dan dengan materi-materi agama juga diisi
bertanya: apakah hari ini sekolah masih oleh beberapa perlombaan Islami yang
aktif?...” (Ob./Ba/14 Mei 2018). dapat menambah semangat siswa untuk
Sikap senyum dan sapa sudah menjalankan ibadah puasa serta
menjadi rutinitas semua warga sekolah. meningkatkan rasa iman dan taqwa
Dengan adanya pembiasaan senyum siswa, hal ini selaras dengan yang
dan sapa melatih siswa dan guru serta diungkapkan oleh Sugiarti, dia
semua warga sekolah untuk hidup mengungkapkan bahwa:
saling menghargai sesama. Hal ini Pada bulan Ramadhan selama 15
seperti di ungkapkan oleh Arif salah hari mengikuti kegiatan pesantren
satu siswa kelas enam yang mengatakan Ramadhan dan wajib
bahwa: mendengarkan mauidhah hasanah
”Saya merasakan sekolahan saya ini yang mendatangkan ustad dari luar.
lain dengan sekolah-sekolah pada Untuk ukuran sekolah umum
umumnya, sekolah ini terasa seperti adanya pesantren ramadan saya
madrasah ibtidaiyah karena suasana tahu tidak semua sekolah
madrasah bisa saya rasakan di mengadakan. Pada bulan

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


55

Ramadhan siswa-siswi dari kelas mempunyai pribadi yang bersosial


satu dan dua selalu melaksanakan terhadap masyarakat.
kegiatan keislaman tahun kemarin Dari beberapa peringatan hari-
dan sekarang siswa-siswi hari besar PHBI yang telah
mengadakan beberapa perlombaan dilaksanakan di sekolah, dapat
seperti lomba adzan, seni baca al- mengembangkan budaya agama dan
Qur’an, lomba berpidato, lomba melatih warga sekolah untuk selalu
nasyid, yang pesertanya adalah tanggap dan melaksanakan peringatan
semua siswa-siswi kelas satu dan hari-hari besar Islam.
dua” (WW/GR/BA/12 Juni 2018). Dari beberapa hasil wawancara
peneliti baik dengan kepala sekolah,
Apa yang diungkapkan oleh dewan guru dan sebagian siswa yang
Sugiarti dibuktikan oleh peneliti dalam peneliti wawancarai, semua
observasi di lapangan yang melihat berpendapat dan mengatakan hal yang
secara langsung kegiatan di bulan sama terhadap budaya agama di SDN
Ramadhan. Adanya perlombaan serta Grenjeng, bahwa budaya agama di SDN
kegiatan pesantren Ramadhan memang Grenjeng berkembang dan dilaksanakan
terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai serta dipertahankan oleh warga sekolah
dengan pengamatan peneliti pada yang ada, budaya agama di sekolah ini
tanggal 16 Juni sewaktu peneliti meliputi: penambahan ekstra
mengamati acara perlombaan dan pengembangan diri baca tulis al-Qur’an
pesantren Ramadhan SDN Grenjeng yang wajib diikuti oleh siswa-siswi
(Ob/Ba/16 Juni 2018). yang berada di kelas satu, penanaman
Kegiatan hari besar Islam lainnya sikap salam jika bertemu siapa saja di
yang dilaksanakan di sekolah adalah sekolah ini, pelaksanaan shalat
menyembelih qurban pada hari raya berjamaah, pemakaian wajib berbusana
Idul Adha. Pada hari itu semua guru, muslim, peringatan hari-hari besar
karyawan dan siswa berkumpul di Islam (PHBI) salah satu contoh
sekolah untuk memperingati hari raya meliputi peringatan di bulan Ramadhan
Idul Adha dan menyembelih qurrban. wajib melaksanakan pesantren
Hal ini sesuai dengan ungkapan kepala Ramadhan.
sekolah bahwa:
Ketika tiba hari raya qurban, wajib 2. Sikap religius siswa di rumah dalam
bagi sekolah untuk menyembelih kehidupan sehari-hari
hewan qurban, dan saya selaku Sikap seseorang dapat
kepala sekolah mewajibkan seluruh dipengaruhi oleh kebiasaan dan teman
warga sekolah untuk merayakan terdekatnya, oleh karena itu kepala
bersama di sekolah dengan sekolah SDN Grenjeng melaksanakan
menyembelih qurban yang nantinya program berbasis Islam agar siswa
di bagikan kepada warga yang ada di mempunyai akhlakul karimah, dan
sekita lingkungan sekolah” mampu menjalankan tugasnya sebagai
(WW/KS/BA/16 Juni 2018). makhluk ciptaan Allah SWT
sebagaimana manusia diciptakan
Tujuan diadakannya penyem- sebagai khalifah untuk dapat menjaga
belihan hewan qurban adalah sebagai bumi dan seiisinya dengan baik bukan
wahana siswa untuk bisa memotivasi malah merusak sesuai dengan yang
diri gemar bersedekah dengan terjadi pada saat ini.
memberikan sebagian harta kepada Pembiasaan sikap religius anak
fakirmiskin, dan melatih siswa yang paling utama dipengaruhi oleh
orang tua di rumah, yang kami temukan

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


56

berdasarkan interaksi wawancara bisa sejajar dengan madrasah ibtidaiyah


dengan orang tua siswa SDN Grenjeng bahkan lebih baik dalam hal
kesadaran beragamanya kurang. Hal ini pengembangan nilai agama Islam.
juga merupakan salah satu latar Dalam pengembangan budaya agama di
belakang dibuatnya progam berbasis sekolah ini kepala sekolah merupakan
Islam. figur yang pertama memberikan
Dalam penelitian yang penulis tauladan kepada semua warga sekolah.
lakukan, penulis mendapatkan data Budaya agama sendiri menurut
melalui wawancara dengan beberapa kepala sekolah mempunyai makna
orang tua siswa yaitu bapak Dedi ayah prilaku seseorang yang mempunyai
dari Tegar siswa kelas 2 SDN Grenjeng nilai ibadah sebagai pondasi dan
mengutarakan bahwa Tegar selalu sebagai salah satu landasan dalam
antusias untuk mengaji dan menjalankan agama Islam, karena
melaksanakan shalat, berdo’a sebelum budaya agama Islam sebagai pondasi
melakukan kegiatan sehari-hari seperti dan landasan dalam menjalankan agam
makan dan tidur. Ibu Suneni ibu dari Islam, maka penting budaya agama ini
Harfif Faqih siswa kelas 3 SDN dilaksanakan, dikembangkan dan
Grenjeng mengutarakan bahwa dalam dipertahankan di sekolah ini, budaya
melaksanakan kehidupan sehari-hari agama yang kepala sekolah gagas dan
Harfif selalu bersikap sopan dengan sudah dijalankan oleh semua warga
selalu berpamitan ketika akan berangkat sekolah adalah memakai jilbab dan
sekolah tetapi masih sungkan berbusana muslim.
melakukan shalat. Ibu Sumiyati, ibu Dalam penelitian yang kami
dari Nafis siswa kelas 3 SDN Grenjeng lakukan, kami mendapatkan data
mengutarakan Nafis selalu antusias melalui wawancara bahwa program
mengaji dan selalu bersikap sopan sekolah berbasis Islam di SDN
tetapi dalam melaksanakan shalat masih Grenjeng sudah berjalan selama satu
malas, hal ini dikarenakan lingkungan tahun yang dibuat oleh kepala sekolah.
keluarga yang kurang religius sehingga Kepala sekolah menerapkan Program
berdampak pada sikap siswa. Ibu berbasis Islam yang terdiri dari
Neneng, ibu dari Nisa Nur A pembelajaran BTQ, pembacaaan doa
mengutarakan bahwa Nisa siswi kelas 5 sehari-hari, pembacaan asmaul husna di
SDN Grenjeng selalu berdo’a dalam setiap pagi sebelum melaksanakan
melakukan kegiatan kehidupan sehari- pembelajaran, shalat berjamaah dan
hari seperti makan, tidur, masuk WC pola hidup bersih. Penerapan program
dan lain-lain, antusias mengaji dan berbasis Islam sudah terlihat dari
lebih rajin melaksanakan shalat. Ibu adanya pemasangan bingkai yang
dari Amel siswi kelas 5 SDN Grenjeng, bertuliskan asmaul husna di setiap
Amel selalu bersikap sopan, lebih lorong sekolah, gambar-gambar
antusias mengaji tetapi dalam bertuliskan kata-kata bernilai Islam
pelaksanaan shalat masih belum seperti “kebersihan sebagian dari
konsisten. iman”, “tiada kata seindah do’a”,
“dengan agama hidup menjadi terarah”,
3. Peran kepala sekolah dalam hadits tentang menuntut ilmu, dan
menjalankan program sekolah berbasis poster-poster panduan melakukan
Islam di SDN Grenjeng kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
Budaya agama yang ada di SDN sesuai dengan ajaran Islam dan lain
Grenjeng merupakan gagasan dari sebagainya. Terlihat juga kebersihan
kepala sekolah, hal ini dimaksudkan lingkungan sekolah, kamar mandi yang
agar sekolah yang notabennya umum

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


57

bersih dan adanya jadwal piket harian dengan saya. Ada yang perlu kami
yang diterapkan di setiap kelas. bantu.....terkait penelitian ibu....?” (Ob./
Peran kepala sekolah dalam Duk /4 Oktober 2017)
mengembangkan budaya agama bisa Dengan sikap beliau yang terbuka
dilihat dari sikap kepala sekolah yang kepada semua orang yang berada di
nampak seperti ada usaha untuk lingkungan sekolah, hal ini
mengembangkan budaya agama, ada menunjukkan salah satu bentuk
usaha kepala sekolah untuk dukungan kepala sekolah dalam
mempertahankan budaya agama serta mendukung pengembangan budaya
adanya usaha kepala sekolah untuk agama di sekolah. Karena dalam
menjadikan sekolah dengan suasana pemaparan di atas dijelaskan salah satu
Islami melalui budaya agama yang ada dari budaya agama yang ada di SDN
di SDN Grenjeng. Grenjeng adalah budaya menyapa,
Dalam wawancara peneliti mengucap salam dan bersalaman ketika
dengan kepala sekolah ketika peneliti bertemu.
menanyakan tentang peran kepala Kepala sekolah sangat
sekolah terhadap pengembangan mendukung terhadap pengembangan
budaya agama, beliau mengungkapkan budaya agama yang ada, hal ini
bahwa: diperkuat dengan pendapat salah
“Untuk mengembangkan dan seorang komite sekolah
menjalankan budaya agama saya mengungkapkan:
akui sulit, semua itu butuh proses, “Saya merasakan kepala sekolah
tetapi saya yakin jika kita berusaha loyal terhadap tugas dan
pasti semua akan berhasil, saya kewajibannya, terlebih dalam
tetap optimis pengembangan pengembangan budaya agama
budaya agama di sekolah ini tahun beliau sangat mendukung sekali.
demi tahun akan mengalami Bentuk peran beliau yang saya
perubahan yang signifikan terlebih amati dan saya rasakan adalah
pada prilaku akhlak siswa akan dalam bentuk keikutsertaan beliau
mencerminkan nilai-nilai Islam, dalam setiap kegiatan keagamaan,
serta dapat melaksanakan ajaran beliau juga ramah mudah bergaul
dan syariat Islam dengan baik” dengan siapa saja dan ketika
(WW/KS/ DUK /20 Mei 2018). bertemu dengan siapapun selalu
tersenyum dan menyapa. Saya rasa
Adapun peran kepala sekolah itu adalah sikap dukungan beliau
terhadap pengembangan budaya agama terhadap pengembangan budaya
dapat dilihat juga dari loyalitas, agam di sekolah” (WW/KTU/
semangat, prilaku sehari-hari serta DUK /4 Juli 2017).
saling mengingatkan dan saling
memberi masukan kepada guru-guru Dari beberapa hasil wawancara di
terkait budaya agama yang ada di atas dapat dipahami bahwa kepala
sekolah ini. sekolah mempunyai dukungan yang
Pada prilaku misalnya, pada saat tinggi terhadap pengembangan budaya
peneliti datang ke sekolah, peneliti agama di SDN Grenjeng.
masih di tempat parkir motor, tiba-tiba a. Peran kepala sekolah sebagai
kepala sekolah keluar dari sebuah pemimpin
ruangan, beliau langsung menyapa dan Kepala sekolah sebagai
senyum kepada saya sambil berkata: pemimpin harus mampu
“Assalamualaikum...Bagaimana memberikan petunjuk dan
khabarnya bu....sambil bersalaman pengawasan meningkatkan kemauan

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


58

tenaga kependidikan, membuka melaksanakannya. Jadi secara tidak


komunikasi dua arah dan langsung sikap dan tindakannya
mendelegasikan tugas. Seorang dapat di contoh oleh guru, staf dan
kepala sekolah juga harus mampu siswa yang ada.
menggerakkan anggota orgnisasinya Kepala sekolah dalam
agar tercapainya sebuah tujuan yang pengembangan budaya agama
telah direncanakan. Di SDN sementara pengamatan peneliti yang
Grenjeng Ibu Sugiarti selaku kepala didapat adalah dengan mebuat
sekolah cukup mampu dalam progam-progam keislaman seperti
memimpin sekolah terlihat dari jamah shalat berjamaah di sekolah,
bagaimana beliau mampu pemakaian jilbab wajib bagi siswa
mewujudkan program yang telah muslim, penambahan muatan lokal
direncanakan. seni baca al-Qur’an dan lain
Pengembangan budaya agama sebagainya yang sudah dipaparkan di
juga dilakukan dengan memberikan atas.
motivasi sehingga nantinya siswa Yang perlu diperhatikan oleh
melakukan suatu pekerjaan di dasari setiap kepala sekolah terhadap
dengan nilai agama dan muncul dari perannya sebagai pendidik,
keinginannya untuk melaksanakan mencakup dua hal pokok yaitu
ajaran-ajaran agamanya. sasaran atau kepada siapa perilaku
b. Peran kepala sekolah sebagai sebagai pendidik itu diarahkan.
manajer Sedangkan yang kedua, yaitu
Sebagaimana yang telah bagaimana peranan sebagai pendidik
dikemukakan di atas bahwa selain itu dilaksanakan. Selain itu hal yang
sebagai pemimpin seorang kepala harus diperhatikan oleh kepala
sekolah juga sebagai seorang sekolah yakni bukan hanya mendidik
manajer yang harus mau dan mampu di sekolah melainkan mengawasi
mendayagunakan seluruh sumber kegiatan siswa di rumah dan harus
daya sekolah dalam rangka sering berkomunikasi dengan wali
mewujudkan visi, misi dan mencapai murid agar mengetahui sejauh mana
tujuan. Begitu pula di SDN Grenjeng perkembangan siswa. Ibu sugiarti
kepala sekolah telah mengatur sebagai seorang kepala sekolah
program-program yang diberikan sekaligus sebagai pendidik yang
pemerintah sekaligus program yang memiliki kewajiban untuk
di buat oleh sekolah yaitu program mengunjungi rumah siswa yang
berbasis Islam. bermasalah dan mengajaknya untuk
c. Peran kepala sekolah sebagai kembali untuk bersekolah seperti
pendidik biasanya, dan selalu menjalin
Kepala sekolah di SDN komunikasi dengan orang tua.
Grenjeng dalam kaitan sebagai Sebagai pendidik juga tentunya
pendidik dalam pengembangan harus menanamkan sikap-sikap yang
budaya agama, sementara yang baik, setiap ada siswa yang
peneliti amati kepala sekolah di SDN bermasalah kepala selalu
Grenjeng ini selalu menjadikan memberikan nasihat kepada siswa
pribadinya sebagai teladan yang dan memberikan punishment yang
baik, artinya sebelum merubah dan mendidik kepada siswanya, dan
menyuruh para guru, staf, dan siswa tentunya Ibu sugiarti bisa menjadi
untuk melaksanakan aktifitas di tauladan yang baik.
sekolah dengan nuansa religius,
terlebih dahulu kepala sekolah

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


59

d. Kepala sekolah sebagai inovator Dalam pelaksanaan program


Kepala sekolah sebagai berbasis Islam, kepala sekolah SDN
inovator akan tercermin dari cara- Grenjeng membuat, merencanakan,
cara ia melakukan pekerjaannya mengorganisasikan,
secara konstruktif, kreatif, delegatif, mengadministrasikan dan memantau
rasional, dan objektif, pragmatis, pelaksanaan kegiatan bahkan beliau
keteladanan, disiplin serta adaptel ikut serta dalam melakukan kegiatan
dan fleksibel. Kata Inovasi berbarti tersebut. Selain itu peran kepala
ada sesuatu hal yang baru yang sekolah bertugas mengayomi
belum pernah ada. Disini kepala anggotanya. Seperti yang diutarakan
sekolah SDN Grenjeng menciptakan oleh ibu May selaku guru
inovasi baru dengan menciptakan pembelajaran BTQ bahwa pada saat
program berbasis Islam yang pembacaan asmaul husna beliau ikut
bertujuan untuk menanamkan sikap serta dan yang penulis lihat di lain
religius siswa di rumah. Hal ini waktu beliau memberikan contoh
sangat menarik karena masih belum yang baik seperti mengambil sampah
banyak dilakukan di sekolah dasar yang berserakan dan membuangnya
umum pada khususnya. ke tempat sampah.
e. Kepala sekolah sebagai
administrator E. Pembahasan
Sebagai administrator sekolah, Peran kepala sekolah dalam
kepala sekolah mempunyai tugas dan menerapkan program berbasis Islam di
tanggungjawab melaksanakan sekolah dasar umum sebagai upaya
fungsi-fungsi administrasi yang penanaman pembiasaan sikap religius
diterapkan ke dalam kegiatan- siswa. Salah satu acuan indikator
kegiatan sekolah yang dipimpinnya, keberhasilan kepala sekolah di ukur dari
seperti membuat rencana atau mutu pendidikan yang ada di sekolah yang
program tahunan, menyusun dipimpinnya. Sebaliknya juga keberhasilan
organisasi sekolah, melaksanakan sekolah ditentukan keprofesionalan kepala
pengoordinasian dan pengarahan, sekolah. Lebih lanjut seperti yang
dan melaksanakan pengelolaan diungkapkan oleh Supriadi (2008: 346)
kepegawaian. bahwa “Erat hubungannya antara mutu
Kepala sekolah SDN Grenjeng kepala sekolah dengan berbagai aspek
mengadministrasi program berbasis kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah,
Islam, bahkan beliau mempunyai iklim budaya sekolah, dan menurunnya
rencana untuk membuat sertifikat perilaku peserta didik”. Adanya program
untuk pembelajaran BTQ. berbasis Islam di SDN Grenjeng dalam
f. Kepala sekolah sebagai supervisor mengupayakan penanaman sikap religius
Kepala sekolah sebagai siswa membuktikan bahwa kepala sekolah
supervisi, maka ia harus mampu sangat memiliki mutu untuk memajukan
melakukan berbagai pengawasan dan sekolah. Selain itu juga kepala sekolah
pengendalian untuk meningkatkan sangat berpengaruh terhadap pengelolaan
kinerja tenaga kependidikan. Di pendidikan seperti pengelolaan mutu
SDN Grenjeng kepala sekolah pendidikan, pengelolaan satuan unit
mengawasi pelaksanaan program pendidikan, pengelolaan administrasi,
berbasis Islam serta menilai kinerja pengelolaan kurikulum, pengelolaan
guru. Kepala sekolah merencanakan keungan pengelolaan antara sekolah
penempatan guru yang sesuai dengan dengan masyarakat, pengelolaan tenaga
usia dan keterampilan guru. pendidik dan kependidikan dan
pengelolaan peserta didik.

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


60

Seperti yang kita ketahui bahwa musuh, aman dan selamat, hati menjadi
peran kepala sekolah salah satunya adalah tenang, disenangi oleh banyak orang dan
sebagai manajer, pendidik, motivator, masih banyak lagi khasiat-khasiat dan
administrator, dan supervisor yang fadhillah-fadhillah dari asmaul husna.
merencanakan, melaksanakan dan Progam pembacaan Asmaul Husna di SDN
mengevaluasi sebuah program yang ada di Grenjeng diharapkan dapat menanamkan
sekolah, bukan hanya peran-peran nilai ketauhidan dalam diri siswa dan
tersebut, kepala sekolah juga berperan menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai
sebagai pemimpin yang bertugas dengan ajaran Islam.
memimpin sekolah. Begitupula dalam hal Pembiasaan shalat berjama’ah di
ini, Ibu Sugiarti selaku kepala sekolah juga SDN Grenjeng dilakukan dengan tujuan
merencanakan, melaksanakan dan agar siswa dapat melaksanakan shalat tepat
mengevaluasi program ini. waktu dan timbul rasa persaudaraan yang
Berkaitan dengan kebiasaan ini, ingin saling mengenal. Seperti yang telah
menurut Ahmad Amin (1998: 21) bahwa dipaparkan dengan adanya shalat
suatu perbuatan bila diulang-ulang berjamaah diharapkan dapat timbulnya
sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan perasaan ukhuwah dan menambah
ini disebut dengan adat kebiasaan. Dari semangat beribadah, dalam suasana teratur
pengertian tersebut bila dikaitkan dengan dibawah pimpinan seorang imam. Untuk
pendidikan dapatlah diambil suatu itu dengan adanya program shalat
pelajaran bahwa kebiasaan itu merupakan berjamaah di sekolah ini, sekolah
suatu alat yang baik pula digunakan untuk mengupayakan agar siswa di rumah juga
mendidik anak, sehingga Islam pun dapat memiliki rasa kesaudaraan bukan
menggunakannya sebagai metode hanya dengan keluarganya sendiri
mendidik. diharapkan dapat diterapkan melainkan juga dengan orang lain dan
dalam kehidupan sehari-hari siswa di terus melaksanakan shalat berjamaah di
rumah karena pada umumnya anak zaman rumah.
sekarang kurang membiasakan membaca Progam hidup bersih yang
doa ketika hendak melakukan sesuatu. ditanamkan di SDN Grenjeng bertujuan
Pembiasaan pembacaan Asmaul untuk menciptakan lingkungan bersih dan
Husna dilakukan setiap pagi hari sebelum sehat, kebersihan adalah upaya manusia
pembelajaran. Berbicara tentang Asmaul untuk memelihara diri dan lingkungannya
Husna mengundang suatu pendahuluan, dari segala yang kotor dalam mewujudkan
yakni dengan mengingatkan bahwa fitrah dan melestarikan kehidupan yang sehat
insting keberadaan dalam diri setiap insan dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat
(Qurais Shihab, 1999:18). Disana bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat
tertampung berbagai emosi manusia adalah salah satu faktor yang dapat
seperti rasa takut, harap cemas, cinta, memberikan kebahagiaan. Sebaliknya
kesehatan, pengagungan, pencucian dan kotor juga tidak saja merusak keindahan
berbagai macam lainnya yang menghiasi tetapi juga menyebabkan timbulnya
jiwa manusia. Pembacaan asmaul husna berbagai penyakit, dan sakit merupakan
dapat diartikan sebagai rutinitas suatu salah satu faktor yang mengakibatkan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang penderitaan. Dalam Pustaka Media
secara tetap dengan tujuan untuk berdo’a Syariah, ajaran kebersihan tidak hanya
memohon kepada Allah, maka kita akan merupakan slogan atau teori belaka, tetapi
memperoleh pahala, memperoleh harus dijadikan pola hidup praktis, yang
ketenangan, memperoleh ketentraman mendidik manusia hidup bersih sepanjang
kebahagiaan dan kemuliaan, memperoleh masa, bahkan dikembangkan dalam hukum
maghfirah, memperoleh kesuksesan, Islam, hal itu merupakan dasar dari tujuan
memperoleh pertolongan, terhindar dari penerapan hidup bersih di SDN Grenjeng

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877


61

yang diwujudkan dengan adanya jadwal


piket rutin di setiap kelas, pembersihan DeMatthews, David, dan Hanne
lingkungan setelah pembacaan Asmaul Mawhinney. 2014. “Social Justice
Husna dan poster-poster himbauan Leadership and Inclusion: Exploring
kebersihan di sekitar sekolah. Demikian Challenges in an Urban District
pula dengan penciptaan budaya religius Struggling to Address Inequities”,
melalui tegur, sapa, dan salam, program dalam Educational Administration
baca tulis al-Qur’an, perayaan hari besar Quarterly. Vol 50, Issue 5, Dec
Islam, dan penggunaan busana islami ikut 2014: 844-881.
memperkaya program tersebut. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. 1988. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
F. Kesimpulan Balai Pustaka.
Program berbasis Islam di SDN Fadjar, A. Malik. 1998. Visi Pembaruan
Grenjeng sebagian besar siswa memang Pendidikan Islam. Jakarta: Lembaga
sudah menanamkan sikap religius. Adanya Pengembangan Pendidikan dan
progam berbasis Islam di SDN Grenjeng Penyusunan Naskah Indonesia.
merupakan upaya kepala sekolah yang Kurniawan, Asep. 2017. Metodologi
diwujudkan melalui pembelajaran BTQ, Penelitian Pendidikan. Cirebon:
pembiasaan doa sehari-hari, pembacaan Eduvision.
asmaul husna, shalat berjamaah dan Kyte, G.C., 1972. The Principal at work
berpakaian islami (jilbab), perayaan hari- Rivised Edition. Boston: Gin and
hari besar Islam, tegur sapa salam dalam Company.
menanamkan sikap religius siswa yang Lipham, James M., Robb E. Rankin, James
tidak diterapkan di rumah dan mulai A. Hoeh, Jr. 1985. The
terhapuskan oleh perkembangan zaman. Principalship: Concepts,
Program yang diterapkan juga tidak dapat Competencies, and Cases. New
dilepaskan dari peran kepala sekolah York, N.Y.: Longman.
sebagai manajer, pemimpin, motivator, Shihab, Qurais. 1999. Membumikan Al-
pendidik, administrator, dan supervisor Qur'an, Fungsi dan Peran Wahyu
yang telah merencanakan, melaksanakan dalam Masyarakat. Bandung:
dan mengevaluasi program tersebut. Mizan.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Referensi : Supriadi, Dedi. 2008. Mengangkat Citra
Amin, Ahmad. 1998. Etika.Ilmu Akhlak. dan Martabat Guru. Yogyakarta:
Jakarta : Bulan Bintang. Adicita Karya Nusa.
Branch, Gregory, Eric Hanushek, and Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan
Steven G. Rivkin, “School Leaders Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik
Matter: Measuring the impact of dan Permasalahannya. Jakarta: PT.
effective principals,” dalam Raja Grafindo Persada.
Education Next. 13 (1), Winter 2013:
62-69.

Novianti Muspiroh Vol. 2 No.2 ISSN 2549-0877

Anda mungkin juga menyukai