Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 165

Volume 3 No.2, Juli-Desember 2018


p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X

Pengembangan Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter


Peserta Didik

Development of Islamic Education in Character Formation Students

Yakub
immawanyakub@yahoo.co.id |Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstrak
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan pendidikan agama Islam telah
dilakukan oleh SMA Muhammadiyah 6 Kota Makassar dalam pembentukan karakter peserta
didiknya. Pengembangan ini dilakukan melalui: Pertama, pengembangan pendidikan agama
Islam dipengaruhi oleh faktor konstruksi pendidikan agama Islam, dan implementasinya.
Kedua, konfigurasi karakter peserta didik melalui formula sosiologis, psikologis, dan
keterpaduan sistem. Ketiga, kontribusi pengembangan pendidikan agama Islam terhadap
peningkatan respon masyarakat, peningkatan prestasi peserta didik, dan peningkatan mutu
layanan pendidikan.

Kata Kunci: Pengembangan, Pendidikan Agama Islam, Pembentukan Karakter, Peserta


Didik
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 166

Abstract

The results showed that the development of Islamic religious education has been
carried out bay SMA Muhammadiyah 6 Makassar in shaping the character of their students.
The development was done through: First, the development of Islamic religious education was
influenced by the construction of Islamic religious education, and implementation. Second, the
comfiguration of the character of students through the formula of sociological, psychological,
and integration of the system. Third, the development of Islamic religious education contributed
to the improvement of public response, an increase in learners’ achievements, and improving
the quality of education services.

Keywords: Development, Islamic Education, Character Formatian, Students

PENDAHULUAN Dalam hal pendidikan agama

T
ujuan pendidikan agama berkontribusi terhadap pembentukan
Islam yang dirumuskan karakter diakui oleh Muhammad Munir
oleh kongres pendidikan Mursi (1987:54) dengan memberikan
Islam se-dunia adalah seluas dan sedalam penegasan bahwa pendidikan agama
kebutuhan hidup manusia sebagai dapat mengembangkan intelektual, dan
makhluk individual dan sebagai makhluk sekaligus pembentukan karakter,
sosial yang dijiwai oleh ajaran agama. pandangan yang sama bahwa
Hal tersebut sejalan dengan pandangan pembentukan karakter hingga batas
Liam Gearon (2010:185) yang tertentu dipengaruhi oleh moral individu,
menyatakan bahwa pengajaran estetika, sosial dan sentimen keagamaan.
kewarganegaraan dapat dilakukan Demikian pula pernyataan bahwa
melalui pendidikan agama. Pandangan pendidikan agama dapat berkontribusi
yang berbeda datang dari L. Broadbent terhadap pengembangan pendidikan dan
(2002:176) yang menyatakan bahwa pengembangan pendidikan dapat
pendidikan agama memberikan mempengaruhi karakter peserta didik.
kontribusi terhadap pembentukan Pernyataan senada pun datang dari Ki
pendidikan kewarganegaraan, dan Hajar Dewantara (1962:166) dalam
pendidikan karakter. Demikian pula bagian pertama pendidikan berpandangan
pernyataannya yang lain bahwa bahwa pendidikan harus diarahkan pada
pendidikan agama berkontribusi terhadap pembinaan dan pembentukan karakter.
pengembangan sosial, budaya, dan Dualisme bentuk pendidikan
kewarganegaraan. populer di Indonesia yaitu pendidikan
umum dan pendidikan agama. Pendidikan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 167

umum membentuk lulusannya unggul Pendidikan Agama Islam sebagai Core


dalam bidang pengetahuan dan teknologi, Sistem Pendidikan
sedangkan pendidikan agama mengambil
bentuk lulusannya unggul dalam bidang
agama. Namun demikian, Islam memiliki
Berilmu Cakap
pandangan bahwa pendidikan agama dari
jenjang sekolah dasar, menengah sampai
Beriman Kreatif
perguruan tinggi umum, memiliki Sehat
Bertakwa

urgensi dan signifikansi dalam


pembentukan karakter peserta didik yaitu Berakhlak Mandiri
Mulia
dalam sikap, perilaku keberagamaan
Demokratis
peserta didik serta membangun moral dan Bertanggungj
awab
etika.
Operasionalisasi pendidikan
Pandangan tersebut didasarkan
agama Islam yang menjadi core sistem
pada fungsi dan tujuan pendidikan
pendidikan di SMA Muhammadiyah 6
nasional di Indonesia. Undang-Undang
Kota Makassar, hal ini sejalan dengan
Republik Indonesia Pasal 3 No 20 Tahun
konsep pengembangan pendidikan agama
2003 tentang sistem pendidikan nasional
Islam dimana keimanan dan ketakwaan
(UUSPN) diebutkan bahwa “Pendidikan
akan menjadi core sistem pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan
nasional. Hal tersebut dapat
membentuk watak serta peradaban
direalisasikan apabila rumusannya adalah
bangsa yang bermartabat dalam rangka
bahwa pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa,
untuk berkembangnya potensi peserta
bertujuan untuk berkembangnya potensi
didik agar menjadi manusia beriman dan
peserta didik agar menjadi manusia yang
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
warga negara yang demokratis serta
menjadi warga negara yang demokratis
bertanggung jawab
serta bertanggung jawab,” yang
selanjutnya dijabarkan di dalam
Gambar. 1
pengembangan silabus pendidikan agama
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 168

Islam. Hal ini berarti bahwa menurut berakhlak mulia, dan mampu menjaga
undang-undang sistem pendidikan kerukunan hubungan antar umat
nasional tersebut, pendidikan agama beragama, memahami, menghayati, dan
mempunyai peranan yang sangat besar mengamalkan nilai-nilai agama yang
dalam pencapaian tujuan pendidikan mengimbangi penguasaannya dalam ilmu
nasional dan sekaligus rumusan tujuan pengetahuan, teknologi dan seni. Tujuan
pendidikan nasional tersebut menjadi pembentukan karakter dalam pendidikan
dasar dalam pengembangan mutu agama lebih rinci menurut Agus Maimun
pendidikan agama Islam dalam (2003:3) adalah pertama, menanamkan
pembentukan karakter peserta didik. nilai-nilai untuk menangkis pengaruh
Secara makro, sumber nilai-nilai negatif atau cenderung negatif
pembentukan karakter di antaranya akibat arus globalisasi. Kedua,
didasarkan pada nilai-nilai ajaran agama. memerangi kecenderungan materialisme,
Hal tersebut dikarenakan kehidupan konsumerisme, dan hedonisme. Ketiga,
individu, masyarakat, dan bangsa selalu menanamkan pemahaman dan
didasarkan pada ajaran agama dan penghayatan nilai keadilan. Keempat,
kepercayaannya. Bahkan secara politis, menanamkan etos kerja yang mantap
kehidupan bernegara didasarkan pada sebagai bekal dalam menghadapi dunia
nilai-nilai ajaran agama. Pada tataran kerja dan realitas sosial.
mikro, pembentukkan karakter secara Namun realita yang terjadi,
khusus dilaksanakan melalui pendidikan adanya indikator pendidikan agama
agama Islam, karena misinya adalah termasuk di dalamnya pendidikan agama
mengembangkan nilai dan sikap. Pada Islam tidak maksimal mengubah
pendidikan agama Islam, pembentukan pengetahuan agama yang kognitif
karakter dikembangkan sebagai menjadi makna dan nilai menjadi afektif
(instructional effects) dan juga (nurturant yang dapat diinternalisasikan oleh peserta
effects). didik, pendidikan agama kurang peka
Secara umum pendidikan agama terhadap perubahan sosial, sehingga
dan keagamaan berfungsi untuk pendidikan agama Islam tidak banyak
membentuk manusia Indonesia yang berkontribusi terhadap pembentukkan
berkarakter yaitu beriman dan bertakwa karakter siswa, di antaranya; pertama,
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta fenomena berbagai penyimpangan
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 169

religiusitas di kalangan pelajar, kedua, beragama (religious counsciousness) dan


terjadi pergeseran sistem nilai, ketiga, pengalaman beragama (religiuos
adanya pengaruh arus deras budaya eksperience) yang membawa keyakinan
global yang negatif. Sa’id Agil Husin Al- yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah)
Munawar (2003:41) mengakui hal meliputi pekerjaan pikiran dan perasaan
tersebut, karena pendidikan agama berada peserta didik terhadap agama, baik sikap
pada benteng paling depan dalam beragama, acuh tak acuh, ataupun anti
menyiapkan sumber daya manusia yang agama; berarti ungkapan itu adalah
berkualitas bukan hanya kecerdasan akal proses mental yang mempengaruhi
tapi juga kecerdasan moral dan peserta didik sehingga hal tersebut dapat
pendidikan agama seharusnya membentuk karakter peserta didik.
memberikan kontribusi yang nyata dalam Aspek keterpaduan sistem (system
mewujudkan peserta didik yang semakin approach) dan ciri-ciri yang terkandung
berkarakter. di dalam pengembangan pendidikan
agama Islam adalah adanya tujuan,
METODE PENELITIAN adanya komponen sistem adanya fungsi
Jenis penelitian yang dipakai di yang menjamin dinamika dan kesatuan
dalam penelitian ini, adalah deskriptif kerja sistem dan adanya interaksi antar
kualitatif, dengan pendekatan sosiologis, komponen sistem pendidikan agama
psikologis dan pendekatan sistem (system Islam.
approach).
Aspek sosiologis pendekatan HASIL DAN PEMBAHASAN
fungsional pendidikan Islam dapat digali Hasil temuan penelitian ini berupa
melalui 2 (dua) hal, yaitu dimensi 3 (tiga) hal, yaitu: implentasi,
individual dan dimensi sosial. Secara konfigurasi, dan kontribusi. Implementasi
individual pendidikan Agama Islam manajemen pengembangan pendidikan
memiliki fungsi sebagai penyedia makna agama Islam SMA Muhammadiyah 6
(meaning function) dan fungsi identitas Kota Makassar dapat digali dari langkah-
(identity function). langkah yang dilakukan oleh sekolah
Aspek psikologis dapat dijelaskan tersebut melalui 3 (tiga) langkah yaitu:
bagaimana pengembangan pendidikan konseptualisasi, operasionalisasi, dan
agama Islam yang meliputi kesadaran institusionalisasi. Demikian pula hasil
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 170

temuan terkait dengan konfigurasi penciptaan situasi dan kondisi yang


karakter peserta didik dapat digali kondusif bagi pengembangan nilai
melalui 3 (tiga) aspek, yaitu: formula karakter pendidikan agama Islam yang
sosiologis, psikologis, dan keterpaduan didukung dengan kebijakan dan aturan
sistem. Selanjutnya hasil temuan sekolah, peraturan sekolah dan
kontribusi pengembangan pendidikan pelaksanaannya, sarana dan prasarana
agama Islam terhadap peningkatan penunjang, dan sikap dan perilaku kepala
pendidikan SMA Muhammadiyah 6 Kota sekolah, pendidik, dan tenaga
Makassar dalam 3 (tiga) hal, yaitu: kependidikan.
peningkatan respon masyarakat,
B. Konfigurasi Karakter Peserta
peningkatan prestasi peserta didik, dan
Didik
peningkatan layanan pendidikan tercapai
Untuk melihat bagaimana karakter
standar capaian mutu pendidikan. Hasil
peserta didik terbentuk diperlukan
temuan tersebut dapat dikemukakan
formula yang cukup baik, dan pekerjaan
sebagai berikut:
ini bukan sesuatu yang mudah.
A. Implementasi Pengembangan Konfigurasi formulanya adalah berupa
Pendidikan Agama Islam aspek sosiologis, psikologis dan
Implementasi secara konseptual keterpaduan sistem. Pengkatagorian nilai
melalui penetapan rencana strategik didasarkan pada pertimbangan bahwa
pengembangan sekolah dan rencana pada hakekatnya perilaku seseorang yang
strategik pengembangan penddikan berkarakter merupakan perwujudan
agama Islam, dan penetapan seven velues fungsi totalitas psikologis dan totalitas
sebagai identifikasi nilai-nilai karakter sosial dalam konteks interaksi dan
penddikan agama Islam terhadap berlangsung sepanjang hayat.
pembentukan karakter. Implementasi Konfigurasi karakter dalam konteks
pada tataran operasional dapat ditelusuri totalitas proses psikologis dan sosial
dengan pengembangan nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga)
karakter pendidikan agama Islam yang formula, yaitu: formula sosiologis,
tercermin dalam bidang kurikulum, formula psikologis, dan formula
kesiswaan, dan sarana prasarana. keterpaduan sistem.
Selanjutnya implementasi pada tataran Aspek sosiologis berupa
institusional dapat dibuktikan melalui kebutuhan individu akan mutu belajar,
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 171

identitas kepribadian, keyakinan, dan didasarkan pada berkembangnya suatu


pandangan hidup setiap peserta didik proses pengejawantahan, dan penanaman
berkontribusi terhadap pembentukan nilai-nilai agama Islam secara luas ke
karakter peserta didik. dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Demikian halnya dengan aspek Nilai-nilai karakter pendidikan agama
psikologis berupa kebiasaan beragama Islam peserta didik adalah nilai-nilai
individual, dan sosial yang berkaitan karakter agama Islam sebagaimana
dengan ajaran-ajaran agama, kegiatan diterima oleh peserta didik baik di dalam
ibadah baik ritual ibadah (ketuhanan) pikiran, perasaan dan tindakannya adalah
maupun kemanusiaan, kegiatan-kegiatan kontribusi yang sangat berharga dari
yang muncul dari masyarakat sekolah pengembangan pendidikan agama Islam.
yang beragama, dan suasana kehidupan Nilai-nilai karakter pendidikan agama
beragama di lingkungan sekolah seiring Islam inilah yang menjadi kontribusi
kesadaran beragama yang ada di sekolah pengembangan pendidikan agama Islam
berkontribusi terhadap pembentukan itu berjumlah 7 (tujuh) nilai-nilai
karakter peserta didik. karakter (seven values), dengan rincian
Selanjutnya hasil temuan peneliti sebagai berikut: (1) Integrity attitude
menunjukan bahwa aspek keterpaduan (sikap kebanggaan diri); (2) First in
sistem berupa keterpaduan komponen islamic moral and academic achievement
pendidika agama Islam melalui (unggul dalam moral Islam dan prestasi
keterpaduan tujuan, keterpaduan materi, akademik); (3) Build and maintain
dan keterpaduan proses berkontribusi friendships (membangun dan menjaga
terhadap pembentukan karakter peserta persahabatan); (4) Innovative and
didik. creative (kreatif dan inovatif); (5)
Respect and trusted (menghormati dan
C. Kontribusi Pengembangan
dipercaya); (6) Discipline of self
Pendidikan Agama Islam dalam
development (disiplin mengembangkan
Pembentukan Karakter Peserta
diri); (7) Care and positive contribution
Didik
to society (peduli dan pengabdian pada
Konstribusi pengembangan
masyarakat).
pendidikan agama Islam dalam
Kontribusi pengembangan penddikan
pembentukan karakter peserta didik SMA
agama Islam terhadap pembentukan 7
Muhammadiyah 6 Kota Makassar
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 172

(tujuh) nilai-nilai karakter peserta didik Pengembangan pendidikan agama


SMA Muhammadiyah 6 Kota Makassar Islam dalam pembentukan karakter
adalah terangkum dalam 3 (tiga) hal, peserta didik dicapai melalui konstruksi
yaitu: Pertama kontribusi sosiologis pendidikan SMA Muhammadiyah 6 Kota
berupa peningkatan respon masyarakat; Makassar, konstruksinya berupa model
Kedua kontribusi psikologis berupa lembaga pendidikan hasil transformasi
prestasi akademik dan non akademik fungsionalisasi Masjid, model sekolah
peserta didik ; dan ketiga kontribusi swasta dibawa naungan yayasan
keterpaduan sistem berupa peningkatan Muhammadiyah berkarakter Islam, dan
mutu layanan pendidikan hingga tercapai sebuah bentuk lembaga pendidikan Islam
standar dengan nilai 81 pringkat B (Baik) yang berkomitmen pada mutu.
berdasarkan SK penetapan hasil Implementasi pengembangan
akreditasi BAP-SM nomor 106SK/BAP- pendidikan agama Islam SMA
SM/X/2015. Muhammadiyah 6 Kota Makassar dapat
ditelusuri melalui 3 (tiga) faktor, yakni:
PENUTUP konseptualisasi pengembangan
Pendidikan agama Islam (PAI) pendidikan agama Islam; operasionalisasi
yang dikembangkan, memberikan pengembangan pendidikan agama Islam;
kontribusi terhadap pembentukan dan institusionalisasi pengembangan
karakter peserta didik. Pengembangan pendidikan agama Islam.
ini dipengaruhi oleh faktor konstruksi Konseptualisasi pengembangan
pendidikan agama Islam, dan pendidikan agama Islam, yaitu dengan
implementasinya. Pembentukan karakter penetapan rencana strategis
peserta didik tersebut terjadi melalui pengembangan sekolah dan rencana
formula sosiologis, psikologis, dan strategis pengembangan pendidikan
keterpaduan sistem. Kontribusi agama Islam. Operasionalisasi
pengembangan pendidikan agama Islam pengembangan pendidikan agama Islam
berupa peningkatan respon masyarakat, dapat dilakukan dengan pengembangan
peningkatan prestasi akademik dan non nilai-nilai karakter yang tercermin dalam
akademik, serta peningkatan mutu bidang intrakurikuler, ekstrakurikuler,
layanan pendidikan dengan tercapai dan penyiapan sarana prasarana
standar mutu pendidikan. penunjang. Institusionalisasi, strategi
Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 173

pengembangan pendidikan agama Islam psikologis pembentukan karakter peserta


adalah dengan cara pembentukan didik adalah melalui 3 (tiga) aspek, yaitu
institution culture atau school culture pertama, ajaran agama Islam yang
(budaya sekolah) yaitu proses meliputi individual, dan sosial, Kedua,
internalisasi nilai-nilai karakter kegiatan ibadah baik ritual ibadah
pendidikan agama Islam dalam (ketuhanan) maupun kemanusiaan dan
kehidupan sehari-hari. Penciptaan situasi Ketiga, suasana kehidupan beragama di
dan kondisi yang kondusif bagi lingkungan sekolah seiring kesadaran
pengembangan nilai karakter pendidikan beragama yang ada di sekolah. formula
agama Islam yang dilakukan SMA keterpaduan sistem pendidikan Islam
Muhammadiyah 6 Kota Makassar dengan melalui 3 (tiga) asprek, yaitu: Pertama,
melalui 4 (empat) komponen, yaitu keterpaduan tujuan, kedua, keterepaduan
kebijakan dan aturan sekolah, peraturan materi, dan ketiga, keterpaduan proses.
sekolah dan pelaksanaannya, Ketiga formula tersebut membentuk
ketersediaan dan keterpakaian sarana konfigurasi seven values atau nilai-nilai
prasarana pengembangan pendidikan karakter peserta didik SMA
agama Islam, dan sikap dan perilaku Muhammadiyah 6 Kota Makassar.
kepala sekolah, pendidik, dan tenaga
kependidikan DAFTAR PUSTAKA
Konfigurasi karakter peserta didik Maimun, Agus. Profil Pendidikan Agama
SMA Muhammadiyah 6 Kota Makassar Islam (PAI) Model Sekolah Umum
Tingkat Dasar. Jakarta: Depag RI
dapat diformulasikan ke dalam 3 (tiga)
Dirjen Kelembagaan Agama
formula yaitu formula sosiologis, formula Islam Direktorat Madrasah dan
psikologis, dan formula keterpaduan Pendidikan Umum Proyek
Pemberdayaan Kelembagaan dan
sistem. formula sosiologis pembentukan
Ketatalaksanaan Pada Madrasah
karakter peserta didik dapat dibentuk dan PAI pada Sekolah Umum
melalui dalam 4 (empat) aspek, yaitu: Tingkat Dasar, 2003.
pertama, aspek dimensi individual.
Al-Munawar, Sa’id Agil Husein.
Kedua aspek identitas atau jati diri. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an
Ketiga, aspek identitas kepribadian, Dalam Sistem Pendidikan Islam.
keyakinan, dan pandangan hidup, dan Jakarta: Ciputat Press, 2003.

keempat, aspek fungsi struktural. formula


Jurnal Tarbawi| Volume 3|No 2| p-ISSN : 2527-4082, e-ISSN : 2622-920X| 174

Gearon, Liam. Citizenship Making Links Broadbent, L. Issues in Religious


WithReligius Education,Learning Education. London: Routledge
to Teach Citizenship in The Falmer, 2002.
Secondary School. Canada:
Routledge, 2010. Munir Mursi, Muhammad. Al-Islamiyah
Usuluha wa Tatawwuruha fi al-
Republik Indonesia. Undang-Undang RI Arabiyah. Kairo: Dar al-Ma’arif,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang 1987.
Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sinar Grafika, 2011. Dewantara, Ki Hajar. Bagian Pertama
Pendidikan. Yogyakarta: Majelis
Luhur Persatuan Taman siswa,
1962.

Anda mungkin juga menyukai