Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

P endidikan agama Islam (PAI) sebagai program kurikuler merupakan


bagian utuh dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu,
kurikulum dan pembelajaran PAI perlu diberikan kepada semua peserta
didik (siswa dan mahasiswa) muslim di semua jalur dan jenjang
pendidikan. Untuk menjamin fungsi dan perannya dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional, PAI dirancang, dikembangkan, dilaksanakan, dan
dievaluasi dalam konteks pengejawantahan tujuan pendidikan nasional.
Semua hal tersebut merupakan landasan dan kerangka pikir untuk
memahami profil mata kuliah PAI secara utuh.
Secara konstitusional, PAI merupakan bagian integral dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional yang bersifat sistemik dan
berkelanjutan agar peserta didik menjadi orang-orang beriman, bertakwa,
dan berakhlak mulia, sebagaimana amanat yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3 yang menyatakan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab,”
Undang-Undang di atas secara tegas menyebutkan bahwa tujuan
pendidikan nasional diarahkan pada pembentukan empat aspek yaitu:
aspek religius, aspek moral, aspek intelektual, dan aspek kebangsaan. Ke
semua aspek itu diwujudkan dalam rangka membentuk manusia yang
utuh dan paripurna (insan kamil). Pendidikan agama mengambil peran
utama dalam membina aspek religius dan aspek moralitas.
Selanjutnya dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012
Tentang Pendidikan Tinggi kembali dikukuhkan wajib adanya mata kuliah
pendidikan agama, yang sudah dapat dipastikan merupakan suatu
entitas utuh psikopedagogis / andragogis dalam kurikulum program
diploma dan sarjana. Secara konseptual dan paradigmatik, tujuan akhir
atau capaian pembelajaran (learning outcomes) pendidikan agama Islam
adalah terbentuknya kepribadian mahasiswa secara utuh (kaffah) dengan
menjadikan ajaran Islam sebagai landasan berpikir, bersikap, dan
berperilaku dalam pengembangan keilmuan dan profesinya. Artinya
kepribadian yang utuh hanya dapat diwujudkan apabila pada diri setiap
mahasiswa tertanam iman dan takwa kepada Allah Swt. Namun, perlu
dicatat bahwa keimanan dan ketakwaan, hanya akan terwujud apabila
ditopang dengan pengembangan elemen-elemennya, yakni: wawasan /
pengetahuan tentang Islam (Islamic knowledge), sikap keberagamaan
ii
(religion dispositions), keterampilan menjalankan ajaran Islam (Islamic
skills), komitmen terhadap Islam (Islamic committment), kepercayaan diri
sebagai seorang muslim (moslem confidence), dan kecakapan dalam
melaksanakan ajaran agama (Islamic competence). Secara keseluruhan
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia sangat diperlukan oleh setiap
mahasiswa muslim agar mau dan mampu mewujudkan ajaran Islam
dalam kehidupan pribadi, pengembangan keilmuan dan profesinya secara
aktif, kreatif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai seorang muslim
yang taat beragama.
Adapun visi, misi, dan tujuan PAI di PT sebagai berikut. Visi PAI di
PT adalah terbentuknya mahasiswa yang memiliki kepribadian utuh
(kaffah) dengan menjadikan ajaran Islam sebagai landasan berpikir dan
berperilaku dalam pengembangan kepribadian, keilmuan, dan profesinya.
Misi PAI di PT adalah mengembangkan potensi keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia mahasiswa, dengan menjadikan ajaran Islam sebagai
landasan berpikir dan berperilaku dalam pengembangan keilmuan,
profesi, kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara khusus
misi MKWU-PAI dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengembangkan potensi keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia /
karakter baik mahasiswa (misi psikopedagogis)
2. Menyiapkan mahasiswa untuk berkehidupan Islami baik sebagai
pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan sebagai warga
negara yang baik (misi psikososial)
3. Membangun budaya spiritualitas sebagai determinan utama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara (misi sosiokultural)
4. Mengkaji dan mengembangkan pemahaman ajaran Islam yang
terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu (misi akademik).
Berdasarkan visi dan misi di atas, MKWU PAI bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam
secara komprehensif (kaffah) dalam pengembangan keilmuan, profesi,
dan kehidupan bermasyarakat. Adapun secara spesifik tujuan MKWU
PAI adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
mahasiswa.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan ibadah ritual
(maḫdhah) mahasiswa
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
memecahkan problematika kehidupan dengan berlandaskan pada
ajaran Islam
4. Meningkatkan kematangan dan kearifan berpikir dan berperilaku
mahasiswa dalam pergaulan global
5. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mahasiswa dalam
mengembangkan disiplin ilmu dan profesi yang ditekuninya, sebagai
bagian dari ibadah (ghairu maḫdhah).

iii
Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan di atas diperlukan proses
PAI secara koheren dan utuh yang dapat mengembangkan seluruh
potensi beragama mahasiswa berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang berfungsi sebagai elemen
pengorganisasian (organizing element) kurikulum MKWU PAI di PT.
Dalam konteks pendidikan tinggi, proses pendidikan ini dimaksudkan
untuk mengembangkan seluruh potensi positif mahasiswa dalam
pengembangan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia baik secara
pribadi maupun secara kolektif yang sistemik dalam perwujudan
Tridarma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat) yang diperkuat dengan penciptaan lingkungan yang
religius. Dalam konstelasi psiko-sosial, baik sebagai pribadi, anggota
keluarga, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara
Indonesia, pada dasarnya pendidikan ini berdasar pada nilai-nilai agama
yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan dalam bingkai
Pancasila dan NKRI.
Secara paradigmatik kurikuler terdapat irisan antara mata kuliah
pendidikan agama Islam, mata kuliah pendidikan Pancasila, dan mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila
menitikberatkan Pancasila sebagai dasar negara dan filsafat bangsa,
sedangkan PAI berperan untuk memperkokoh ke lima sila dalam
Pancasila, khususnya sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pendidikan kewarganegaraan menitikberatkan kewajiban dan hak
sebagai warga negara yang seimbang dan bertanggung jawab,
sedangkan PAI berperan memperkokoh makna kewajiban dan hak
secara bertanggung jawab kepada diri sendiri, masyarakat, bangsa dan
negara, terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, PAI
sebagai entitas yang menjadi sumber rujukan dan ukuran keberhasilan
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam
membangun warga Negara yang baik dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berketuhanan Yang
Maha Esa.
Secara filosofis PAI memiliki visi holistik-eklektis yang memadukan
secara serasi pandangan idealisme, perenialisme, esensialisme,
progresivisme, dan sosiorekonstruksionisme dalam konteks
keindonesiaan. Secara sosiopolitik dan kultural pendidikan agama
memiliki misi mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni bangsa yang
memiliki kecerdasan beragama (religius intelligence). Kecerdasan ini
merupakan prasyarat untuk membangun keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia.
Bertolak dari visi tersebut, maka PAI mengemban misi
multidimensional, yakni:
1. Mengembangkan potensi keimanan dan ketakwaan mahasiswa
sebagai misi psikopedagogis;

iv
2. Menyiapkan mahasiswa untuk hidup dan berkehidupan pribadi,
anggota keluarga, anggota masyarakat, dan sebagai warga negara
yang religius sebagai misi psikososial;
3. Membangun budaya beragama sebagai salah satu determinan
kehidupan yang damai, sejahtera, dan rukun sebagai misi
sosiokultural;
4. Memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan (research and/or
development) untuk membangun pendidikan agama sebagai sistem
pengetahuan terpadu (integrated knowledge system/synthetic
discipline) baik yang dikembangkan oleh perseorangan maupun oleh
komunitas / lembaga akademik melalui program magister dan doktor
pendidikan agama Islam.
Untuk itu, pendidikan agama Islam secara
psikopedagogis/andragogis dan sosiokultural dirancang, dilaksanakan,
dan dievaluasi dalam konteks pengembangkan kecerdasan beragama
yang secara psikososial tercermin dalam penguasaan pengetahuan
agama, perwujudan sikap beragama, penampilan keterampilan
melaksanakan ajaran agama, pemilikan komitmen terhadap agamanya,
pemilikan keteguhan iman dan takwa, dan penampilan kecakapan
beragama, yang kesemua itu memancar dari dan mengkristal kembali
menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
Keseluruhan kemampuan itu merupakan pembekalan bagi setiap warga
negara untuk secara sadar melakukan partisipasi aktif hidup beragama
yang merupakan perwujudan dari tanggung jawab sebagai seorang
muslim dan warga negara yang baik.
Untuk mewujudkan visi dan memenuhi misinya, PAI di PT memilih
dan mengorganisasikan substansi materi sebagai berikut:
1. Mengapa dan bagaimana mempelajari Islam di perguruan tinggi untuk
mengembangkan manusia seutuhnya, dan sebagai sarjana muslim
yang profesional;
2. Bagaimana esensi dan urgensi bertuhan sebagai determinan dalam
pembangunan manusia beriman dan bertakwa kepada Allah Swt yang
bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah;
3. Bagaimana agama Islam dapat menjamin kebahagiaan dunia dan
akhirat, dalam konteks kehidupan modern yang cenderung pada
kehidupan materialistik dan hedonistik.
4. Bagaimana mengintegrasikan iman, Islam dan ihsan dalam
membentuk manusia seutuhnya (insan kamil)
5. Bagaimana membangun paradigma Qurani dalam menghadapi
perkembangan sains dan teknologi modern yang sangat maju;
6. Bagaimana membumikan Islam di Indonesia agar Islam dirasakan
sebagai kebutahan hidup, bukan sebagai beban hidup dan kewajiban;
7. Bagaimana Islam membangun persatuan dalam keberagamaan yang
dinamis dan kompleks dalam kontek kehidupan sosial budaya
Indonesia yang plural;

v
8. Bagaimana Islam menghadapi tantangan modernisasi, untuk
menunjukkan kompatibilitas Islam dengan dunia modern saat ini
9. Bagaimana kontribusi Islam dalam pengembangan peradaban dunia
yang damai, bersahabat, dan sejahtera lahir dan batin secara
bersama sama;
10. Bagaimana peran masjid dalam membangun umat yang religius-
spritualistis, sehat rohani dan jasmani, cerdas (emosional, intelektual,
dan spiritual) dan sejahtera;
11. Bagaimana implementasi Islam yang raḫmatan lil ‘alamīn, sebagai
rangkuman dan evaluasi keseluruhan proses pembelajaran PAI
Dalam penyajian Buku Bahan Belajar Mahasiswa (B3M),
keseluruhan elemen tujuan pendidikan agama Islam diorganisasikan
sebagai pengalaman belajar (learning experiences) berbasis kompetensi
inti dan kompetensi dasar dengan menggunakan kerangka kerja saintifik,
yakni: mengamati / menelusuri konsep dan teori, menanya,
mengumpulkan informasi / data, menalar / membangun argumentasi, dan
mendeskripsikan / mengomunikasikan hasil penalarannya, yang
dirumuskan secara adaptif sesuai dengan konteksnya. Setiap bab secara
holistik mengakomodasi masing-masing kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD) yang relevan.

vi

Anda mungkin juga menyukai