Rensi Yuliatni
Universitas Palangkaraya
Abstract
Indonesia needs quantitative and qualitative human resources who can be the main supporter
of development. Education plays a very important role in fulfilling these human resources. The
aim of character education is to improve the general management of schools and educational
outcomes, which leads to the development of students’ complete character and nobility of
character. The author plans to write an article with the title “Personality Education and
Education Quality in Indonesia”. In current developments, many children use technology for
entertainment and lack good social and moral values in society. Therefore, to form a quality
generation, character education is needed which fosters a sense of responsibility to take
advantage of technological developments in the digital era. Character education can also
create optimal dimensions of child development, namely cognitive, physical, social emotional,
creative and spiritual. The aim of character education is to form and develop people who are
devoted to God Almighty, obey the principles of legal supremacy, carry out cross-cultural
communication, apply the noble values of national culture, and strengthen spiritual, moral and
ethical foundations.
. Keywords: character, education, human resources
Abstrak
Indonesia membutuhkan sumber daya manusia kuantitatif dan kualitatif yang dapat menjadi
pendukung utama pembangunan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
pemenuhan sumber daya manusia tersebut. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk
meningkatkan pengelolaan umum sekolah dan hasil pendidikan, yang bermuara pada
berkembangnya karakter dan keluhuran budi pekerti peserta didik secara utuh. Penulis
berencana untuk menulis artikel dengan judul “Pendidikan Kepribadian dan Mutu Pendidikan di
Indonesia”. Dalam perkembangan sekarang, banyak anak-anak yang menggunakan teknologi
untuk hiburan dan kurang memiliki nilai-nilai sosial dan moral yang kurang baik di masyarakat.
Oleh karena itu, untuk membentuk generasi yang berkualitas diperlukan pendidikan karakter
yang menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk memanfaatkan perkembangan teknologi di
era digital. Pendidikan karakter juga dapat menjadikan dimensi perkembangan anak secara
optimal yaitu kognitif, fisik, sosial emosional, kreatif dan spiritual. Tujuan pendidikan karakter
adalah membentuk dan mengembangkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, menaati prinsip-prinsip supremasi hukum, melaksanakan komunikasi lintas budaya,
menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memantapkan landasan spiritual, moral, dan
etika.
Kata Kunci: karakter, pendidikan, sumber daya manusia
.
Rensi Yuliatni
Pendahuluan
.Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan suatu hal yang sangat penting, karena pendidikan dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk bangsa yang bermartabat, dan mencetak generasi unggul.
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, yakni merupakan makna
hakiki dalam pendidikan untuk menemukan potensi diri dengan menyesuaikan setiap bakat dan minat serta
kebutuhan yang dimiliki setiap anak agar menjadi lebih manusiawi. Pendidikan tidak hanya berfokus pada
ilmu pengetahuan, tetapi berbasis pengembangan diri, sikap dan perilaku yang baik agar dapat menjalankan
kehidupan dengan intelektual dan karakter yang diperoleh dari pengalaman belajar Membangun karakter
menjadi salah satu tujuan dari pendidikan yang terrmuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
“Pendidikan ialah usaha sadar dan terencana sebagai upaya mewujudkan proses pembelajaran daasana
belajar yang secara aktif mengembangkan potensi diri peserta didik agar mempunyai kekuatan spiritual
keagamaan, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian dan pengendalian diri, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Oleh karena itu, pendidikan karakter sangatlah penting
diibangun sejak dini, pendidikan karakter harus dibina dan terus dikembangkan naik melalui pendidikan
formal ataupun non-formal. Bangsa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi Dividen) Akan ada
jumlah orang yang masuk akal pada tahun 2045 usia kerja historis (15-64 tahun). Masyarakat Indonesia
agar masyarakat usia kerja dapat menggunakannya, jika dikelola dengan baik, hal ini dapat memberikan
manfaat demografis yang berharga. Untuk membangun generasi emas Indonesia perlu dilakukan
pendidikan, khususnya pengembangan karakter, serta bekal cara berpikir dan bertindak, moralitas sebagai
bagian dari pembangunan bangsa. Generasi Emas merupakan generasi yang diharapkan menjadi generasi
penerus bangsa. Ki, dita harus mewarisi negara dan negara dan terus beroperasi sebagaimana adanya.
Kualitas diri, produktivitas, dan kepribadian yang baik. Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah
proses mengembangkan pikiran kepribadian (karakter) dan pikiran (kecerdasan) anak (Yussuf, 2016).
Pelatihan kepribadian merupakan faktor penting dalam meningkatkan daya saing suatu negara dengan
generasi emas yang cemerlang diharapkan mampu membawa perubahan sangat baik bagi bangsa dan
kemajuan nasional.Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem ini pasal 3 Bab 2
Pendidikan Nasional menyatakan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, berfungsinya pendidikan nasional
mengembangkan keterampilan, membentuk karakter dan peradaban suatu bangsa martabat dalam rangka
kehidupan berbangsa, pembentukan tujuan mengembangkan potensi kemanusiaan siswa beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, marga negara yang sehat, berpengetahuan,
kompeten, kreatif, mandiri dan baik orang yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal ini juga terlihat dari
tujuan pendidikan nasional. Kecerdasan intelektual bukanlah hal pertama yang ingin dicapai
pencapaianendidikan di negeri ini merupakan suatu akhlak mulia yang ingin dicapai awal. Ternyata inilah
tujuan awalnya yang dapat dilakukan oleh pendidikan karakter adalah dengan menanamkan moralitas pada
masyarakat. Luar biasa. Menurut Creasy yang dikutip oleh Zubaedi (2011:6) siswa mengatakan mereka
didorong untuk melakukan hal tersebut melalui pendidikan karakter tumbuh dan berkembang dengan
kemampuan berpikir dan tekun perhatikan prinsip moral dalam hidup dan berani lakukan hal yang benar
meskipun menghadapi kesulitan. Menurut Mohammad Atiyah Al Abrash, kutipan Bulan Lokib (2009:28)
Tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak mulia, kesiapan hidup dunia dan akhirat, bersiap untuk
mencari makan, mendorong antusiasme ilmiah, persiapkan subjek siswa agar tujuannya jelas secara
khusus, pendidikan karakter dan pendidikan pada umumnya tercaku membentuk kepribadian yang mulia.
Moralitas sebenarnya diatribusikan kepada pelakunya diikalangan pelajar, dimulai dari praktik menyontek
yang terjadi saat ini berbudaya, minum, merokok di area tersebut sekolah, narkoba, pesta pora dan seks,
perkelahian pelajar penyebaran video porno dikalangan pelajar. Munculnya berbagai tindakan asusila yang
mana pelakunya adalah siswa menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter di Indonesia belum
sepenuhnya berhasil. Pendidikan karakter harus menghasilkan manusia yang berakhlak mulia memang
mulia, tapi justru membuat orang tidak bermoral. Jika dicermati, sebenarnya Indonesia mempunyai konsep
pendidikan karakter yang baik dimulai dari ngarsa sung tuladha, ing Oleh Madhya Mangun Khalsa,
Tutankhamun Handayani dan Ki Hajar Dewantoro Hingga saat ini, sudah ada 18 skala kepribadian yang
dibuat pemerintah. Namun nilai-nilai karakter tersebut tidak dapat diterapkan dengan baik maksimum.
Namun ternyata, masalahnya bukan pada statistik kepribadiannya masalahnya adalah metode atau proses
transfer nilai.
Metode
Kajian ini merupakan studi literatur. Kajian ini dilakukan dengan menganalisis
literatur yang berkaitan dengan manajemen pendidikan dan pendidikan karakter. Data
yang dianalisis adalah artikel dari jurnal internasional, jurnal nasional yang terakreditasi,
buku dan sumber lain yang relevan. Pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat
dan mengolah data untuk memahami fenomena yang terjadi (Creswell, 2012). Analisis
konsep dilakukan dengan melakukan sintesis dari beberapa artikel untuk menemukan
relevansi pendidikan dengan karakter.
Kesimpulan
Pendidikan keterampilan di Indonesia harus memiliki peningkatan, dengan adanya
pendidikan karakter meningkatkan kaulitas sumber daya manusia dan memberi kreativitas
terhadap para siswa untuk menghasilkan nila-nilai karakter yang sesuai dengan Pancasila.
Banyak hal yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia
melalui pendidikan karakter, salah satunya adalah Menyelenggarakan pelatihan yang
berkualitas dapat menghasilkan efektivitas pelatihan. Masalah ini dapat dilihat ketika
proses pendidikan dikelilingi oleh lingkungan dan faktor-faktor yang mendukungnya
(Zhuang Et al., 2019) dan kemampuan bersiap menghadapi tantangan dan perubahan
kebutuhan material negara secara ekonomi dan sosial (Faisal dan Martin, 2019).
Penerapan pendidik di era 4.0 yang dikelola dengan baik tentunya akan memberikan
kualitas yang baik (Ahad et al., 2018). Hal yang paling mendasar dalam administrasi
pendidikan adalah mengubah cara berpikir (Baltaru dan Soysal, 2018). Selain itu, lembaga
pendidikan, serta sekolah dan universitas untuk menyempurnakan, mengembangkan dan
memodifikasi model sistem kendali (Chen et al., 2019)
Saran
Berdasarkan simpulan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan karakter di
sekolah masih relevan dengan sumber daya manusia. Terdapat beberapa saran yang
dapat diberikan kepada para guru agar lebih memperhatikan muridnya dan melakukan
pembelajaran yang kreatif.
References
Robinson, P., & Lowe, J. (2015). Literature reviews vs systematic reviews. Public Health
Association of Australia, 39(2), 103. https://doi.org/10.1111/1753-6405.12393
Rungfamai, K. (2018). State, university, and society: Higher educational development and
University functions in shaping modern Thailand. Higher Education, 5(6), 75–80.
https://doi.org/10.1007/s10734-018-0335-1
Seretny, M., & Gaur, D. (2020). The model of sustainable marketing as a responsible
approach to Marketing in the era of industry 4.0. Sustainable Development and Social
Responsibility, 1(6), 283–289. https://doi.org/10.1007/978-3-030-32922-8
Abi, A. R. (2017). Paradigma Membangun Generasi Emas Indonesia Tahun 2045. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 2(2), 8-90.
https://doi.org/10.17977/um019v2i22017p085
Amran, A., Perkasa, M., Jasin, I., Satriawan, M., & Irwansyah, M. (2019). Model
Pembelajaran Berbasis Nilai Pendidikan Karakter Untuk Generasi Indonesia Abad 21.
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 22(2), 233.
https://doi.org/10.24252/lp.2019v22n2i5
Yusuf, M. (2016). Pendidikan Karakter Menuju Generasi Emas 2045. Inova Pendidikan,
2(4), 9–16