Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI

DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.102 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.102.01

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TRADISIONAL


DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK USIA DINI

HAPIDIN1-YENINA2
Jln. Rawamangun Muka Raya, 13220, Jakarta Timur
Email: hapidin1964@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to develop the various types of traditional play into
traditional educational play in early childhood education institutions. This development model is
expected to build the character of young children. This research used the method of development
model which is conducted through two stages of testing models. The first trial is conducted in
PAUD Al-Muhajirin which involve 10 pupils. The second trial is conducted in PAUD Tunas
Vignolia which involve 10 pupils. The reseach found that the effective implementation of
traditional educational play model can develop the character of young children’s. This play model
support integratively the whole aspect of young children’s development and build positive aspects
of young children’s character.

Key Word : Traditional play, character, educational traditional play

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan berbagai jenis permainan tradisional
menjadi model permainan tradisional edukatif pada anak usia dini. Pengembangan model ini
diharapkan dapat mengembangkan karakter anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian dan pengembangan yang dilakukan melalui 2 tahap uji coba model. Uji coba
model pertama dilakukan di lembaga PAUD Al-Muhajirin dengan jumlah murid 10. Uji coba
model kedua dilakukan di lembaga PAUD Tunas Vignolia dan PAUD Aisyah dengan melibatkan
murid berjumlah 20. Penelitian menemukan bahwa implementasi model permainan tradisional
edukatif secara efektif dapat meningkatkan karakter anak usia dini. Melalui permainan tradisional
edukatif akan membantu anak mengembangkan berbagai aspek perkembangan secara holistik dan
terintegrasi serta terbangunnya berbagai karakter positif.

Kata Kunci : Permainan tradisional, karakter, permainan tradisional edukatif

Karakter merupakan salah satu ciri yang khas atau spesifik dan
bagian fundamental dalam proses entitas individu, keluarga,
pendidikan pada berbagai jenis, jalur masyarakat, budaya dan bangsa
dan jenjang. Karakter juga menjadi secara keseluruhan. Sebagai entitas,
sentrum dalam pembangunan pada karakter menjadi episentrum dalam
setiap bangsa, tidak terkecuali pembangunan nasional bangsa
bangsa Indonesia. Karakter menjadi Indonesia yang harus dibangun

201
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 2, November 2016

melalui berbagai pilar kehidupan karakter dan peradaban bangsa yang


berbangsa dan bernegara. bermartabat.
Dalam Undang-Undang nomor Arah tujuan tersebut sejalan
20 tahun 2003 tentang Sistem dengan Undang-Undang Nomor 17
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Tahun 2007 tentang Rencana
telah dirumuskan fungsi dan tujuan Pembangunan Nasional Jangka
pendidikan nasional yang harus Panjang 2005-2025 yang
digunakan dalam mengembangkan menegaskan bahwa visi
upaya pendidikan di Indonesia. Pada Pembangunan Nasional adalah
pasal 3 undang-undang tersebut terwujudnya karakter bangsa yang
diungkapkan bahwa “pendidikan tangguh, kompetitif, berakhlak
nasional berfungsi mengembangkan mulia, dan bermoral berdasarkan
dan membentuk watak serta Pancasila, yang dicirikan dengan
peradaban bangsa yang bermartabat watak dan perilaku manusia dan
dalam rangka mencerdaskan masyarakat Indonesia yang beriman
kehidupan bangsa, bertujuan untuk dan bertakwa kepada Tuhan Yang
berkembangnya potensi peserta didik Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
agar menjadi manusia yang beriman bertoleran, bergotong royong,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang berjiwa patriotik, berkembang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, dinamis dan berorientasi iptek. Dari
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Undang-Undang tersebut jelas sekali
menjadi warga negara yang bahwa bangsa Indonesia menjadikan
demokratis serta bertanggung karakter sebagai salah satu indikator
jawab”. keberhasilan dalam pembangunan di
Arah tujuan pendidikan bidang pendidikan nasional, dan
nasional tersebut sangat jelas bahwa pendidikan karakter merupakan alat
pendidikan pada setiap jenis, satuan untuk mencapai tujuan tersebut.
dan jenjang pendidikan harus Pembangunan karakter bangsa
diarahkan pada pengembangkan (nation character building) hanya
dapat dicapai jika setiap satuan, jenis

202
Pengembangan Model Permainan . .
Hapidin, Yenina

dan jenjang pendidikan memiliki menghasilkan anak yang sudah cakap


komitmen serta menjadi salah satu dalam membaca, menulis dan
tujuan utama dari mulai pendidikan berhitung yang sekaligus memenuhi
anak usia dini, baik yang hasrat orang tua (keluarga) dan para
diselenggarakan dalam keluarga, penyelenggara sekolah dasar yang
masyarakat dan lembaga mementingkan prasyaratan akademik
persekolahan (pendidikan formal). seperti itu dalam penerimaan murid
Dalam hal pembentukan karakter baru.
sebagaimana amanah undang-undang Distorsi layanan pendidikan
di atas, Pendidikan Anak Usia Dini seperti itu pada akhirnya hanya
(PAUD) menjadi satuan pendidikan menghasilkan siswa yang cerdas
yang fundamental dalam secara intelektual tetapi lemah dari
membangun akar karakter pada anak sudut karakter dan akhlak. Dampak
sebagai calon generasi muda dan lebih lanjutnya adalah munculnya
warga masyarakat. Oleh karena itu berbagai perilaku buruk yang muncul
sudah selayaknya berbagai lembaga ketika mereka berada pada
PAUD mengarahkan kurikulum dan pendidikan lanjutan sampai pada
proses pembelajarannya pada tingkatan mahasiswa dan sebagai
pembangunan karakter. anggota masyarakat. Perilaku
Dalam kondisi nyata, fokus negatif seperti permusuhan, tawuran,
penyelenggaraan pendidikan pada pelecehan, dan bentuk lainnya yang
anak usia dini banyak yang bergeser sejenis sudah menjadi informasi
ke arah pementingan penguasaan faktual dalam berbagai berita, baik
akademik, khususnya pada bidang yang dilakukan siswa sekolah,
membaca, menulis dan berhitung. mahasiswa maupun kelompok
Banyak lembaga PAUD yang masyarakat.
melupakan jati dirinya sebagai Permasalahan seperti ini sudah
pembangun pondasi karakter pada tentu tidak boleh dibiarkan dan harus
anak usia dini. Mereka terjebak pada mencari model untuk
kebutuhan sesaat dengan kebanggaan mengembalikan fungsi hakiki dalam

203
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 2, November 2016

memberikan layanan PAUD. Sebagai tradisional dapat membangun


salah satu bentuk solusi untuk karakter anak usia dini ?”.
mengembalikan fungsi hakiki dalam Adapun tujuan dari penelitian
memberikan layanan PAUD adalah ini adalah sebagai berikut:
melalui model permainan tradisional 1. Mengembangkan model
yang sejatinya menjadi bentuk permainan tradisional yang
menyenangkan, bermakna dan
kearifan lokal untuk membangun
kontekstual.
berbagai karakter pada anak usia 2. Mendeskripsikan proses
dini. pemerolehan karakter pada anak
usia dini.
Permainan tradisional
3. Menelaah efektivitas
merupakan bentuk ekspresi dan pengembangan model permainan
apresiasi dari tradisi masyarakat tradisional dalam membangun
karakter anak usia dini.
dalam menciptakan situasi serta
kegiatan yang gembira dan
METODE PENELITIAN
menyenangkan. Melalui permainan
Penelitian ini dilaksanakan
tradisional, setiap anggota
dengam menggunakan metode
masyarakat dapat berkumpul,
pengembangan model yang dikenal
berinteraksi dan berekspresi, baik
dengan research and development.
secara fisik, mental serta emosi.
Metode ini dipilih sesuai dengan
Permainan tradisional
sasaran dan tujuan akhir penelitian
merupakan salah satu aset budaya
ini yang ditujukan untuk menemukan
yang mempunyai ciri khas
serta mengembangkan model
kebudayaan suatu bangsa yang
permainan tradisional menjadi model
diharapkan bisa membangun karakter
permainan edukatif yang dapat
anak usia dini.
dipergunakan sebagai alternatif
Berdasarkan latar belakang
pembelajaran pada lembaga PAUD.
masalah yang telah dikemukakan,
Model permainan tradisional
penelitian ini menyampaikan
edukatif merupakan salah satu model
rumusan masalah “Bagaimana
yang dimasukan dalam kategori
penggunaan model permainan
model paramorf sebagaimana

204
Pengembangan Model Permainan . .
Hapidin, Yenina

kriteria yang disampaikan oleh Penelitian ini dilaksanakan


Molenda (2002). Model paramorf pada lembaga PAUD yang ada di
wilayah Kabupaten Bogor.
terdiri atas tiga jenis yakni (1) model
Pemilihan di wilayah Bogor
konseptual, (2) model prosedural dan didasarkan pada asumsi dan
(3) model matematik. verifikasi empirik tentang
penggunaan permainan tradisional
Model permainan tradisional
yang masih cenderung dilakukan.
edukatif yang akan dikembangkan Hal tersebut sangat dimungkinkan
pada tahap pertama penelitian ini mengingat kabupaten Bogor
merupakan daerah yang luas dan
adalah jenis model konseptual
memiliki banyak ruang terbuka untuk
sedangkan pada tahap kedua (tahun anak-anak melakukan permainan
kedua) penelitian akan menggunakan tradisional. Waktu penelitian
model konseptual dan model dilakukan dalam dua tahun kegiatan.

prosedural. Adapun tahap Populasi dan Sampel


pengembangan model yang Penelitian ini menggunakan
dipertimbangkan dalam penelitian ini sampel lembaga PAUD di
adalah pengembangan model yang Kecamatan Jonggol, Kabupaten
disarankan oleh Wills (1995, 2000) Bogor. Kecamatan Jonggol terdiri
yang menggunakan pengembangan atas 14 Desa/Kelurahan serta
model CID atau Constuctivist memiliki 62 lembaga PAUD
Instructional Design dan langkah (Dapodik-Dikmas, Dirjen PAUD &
pengembangan model yang Dikmas). Populasi desa/kelurahan di
disarankan Borg dan Gall. kecamatan Jonggol terdiri dari (1)
Pengembangan model Balekambang, (2) Bendungan, (3)
pembelajaran ini didasarkan pada Cibodas, (4) Jonggol, (5) Singajaya,
teori konstruktivisme yang disusun
oleh Piaget (konstruktivisme (6) Singasari, (7) Sirnagalih, (8)
kognitif) dan Vygotsky Sukajaya, (9) Sukamaju,
(konstruktivisme sosial). Proses (10)Sukamanah, (11) Sukanegara,
pengembangan model ini dikenal
(12) Sukasirna, (13) Weninggalih
dengan 4D (Divine, Design,
Development, Dissemination). dan (14) Sukagalih. Berdasarkan
kluster desa/kelurahan tersebut
Tempat dan Waktu Penelitian

205
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 2, November 2016

kemudian dipilih secara acak pengembangan karakter anak usia


(random) 1 kelurahan yakni dini melalui model permainan
tradisional.
kelurahan Jonggol.
Kelurahan Jonggol memiliki HASIL PENELITIAN
9 satuan PAUD dan dipilih secara Hasil Penelitian Tahap 1
acak 1 lembaga PAUD untuk uji Sesuai dengan roadmap
coba model pertama dan 2 lembaga penelitian, pada tahap 1 penelitian ini
satuan PAUD sejenis untuk uji coba telah menghasilkan
model kedua. Untuk uji coba model (1) Instrumen asesmen karakter
pertama diperoleh lembaga PAUD anak usia dini.
Al-Muhajirin dan untuk uji coba (2) Hasil pengujian validitas dan
model kedua terpilih PAUD Tunas reliabilitas instrumen asesmen
Vignolia dan PAUD Aisyah. Pada karakter.
masing-masing lembaga PAUD (3) Data hasil asesmen karakter
dipilih 10 anak sebagai partisipan anak usia dini.
dan fokus dari penelitian ini. Jumlah (4) Deskripsi data gambaran
keseluruhan anak usia dini sebagai permainan tradisional yang
partisipan dalam penelitian adalah 30 pernah dipergunakan di lokasi
anak dan 3 lembaga PAUD. penelitian.
(5) Rancangan model permainan
Teknik Analisis Data tradisional edukatif.
Analisis data penelitian
menggunakan analisis data
Adaptasi dan Pengembangan
kuantitatif dan data kualitatif.
Analisis data kuantitatif dilakukan Model Permainan Tradisional
untuk mengukur prosentase Pada adaptasi model, peneliti
pencapaian pengembangan karakter menggunakan 3 pilihan permainan
anak usia dini. Analisis data
tradisional yang pernah dilakukan di
kualitatif dengan cara menganalisis
data dari hasil catatan lapangan dan lokasi penelitian yakni (1) permainan
wawancara selama penelitian. Teknik congklak, (2) permainan lompat tali
analisis data yang digunakan
dan (3) permainan engklek.
bertujuan untuk mengetahui

206
Pengembangan Model Permainan . .
Hapidin, Yenina

Berdasarkan ketiga pilihan jenis pembelajaran, (4) memuat didaktik-


permainan tradisional tersebut metodik, (5) menggunakan
kemudian dikembangkan model media/alat edukatif, (6)
permainan tradisional edukatif yang menggambarkan prosedur permainan
dapat dijadikan pilihan pembelajaran dan (7) memiliki sasaran serta
secara terintegrari pada anak usia cakupan asesmen.
dini. Setiap jenis permainan Ketujuh kriterium tersebut
tradisional dikonstruksi sedemikian akan menjadi acuan dan pijakan
rupa menjadi pembelajaran dalam menganalisis setiap permainan
terintegrasi untuk mengembangkan tradisional menjadi model permainan
berbagai aspek perkembangan anak. edukatif.
Sebelum pengembangan Kriterium pertama
desain pembelajaran berbasis memberikan syarat bahwa sebuah
permainan tradisional tersebut, model permainan edukatif harus
peneliti melakukan adaptasi dan mengandung pijakan filosofis atau
pengembangan permainan tradisional pandangan fisolofis yang mencakup
menjadi permainan tradisional idealisme dari sudut pendidikan,
edukatif. Pengembangan model sosiologis, psikologis dan
permainan tradisional menjadi sebagainya. Kriterium ini menjadi
permainan tradisional edukatif pijakan yang paling mendasar untuk
dilakukan dengan menyusun acuan memenuhi kriterium permainan
konsep atau kriterium model sebagai sebuah model.
permainan edukatif. Permainan Kriterium kedua berkaitan
edukatif sebagai model harus dengan rumusan konsep tujuan yang
memenuhi beberapa kriterium terkandung dalam permainan.
konsep. Konsep tujuan sesungguhnya dapat
Kriterium yang dimaksud ditelaah dan dijabarkan dari pijakan
mencakup: (1) mengandung pijakan filosofis yang mendasarinya.
filosofi, (2) mengandung tujuan yang Kriterium ketiga memberikan
spesifik, (3) memiliki konten penjelasan bahwa model permainan

207
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 2, November 2016

edukatif harus mengandung konten menggambarkan urutan langkah atau


(isi) program pembelajaran yang prosedur pelaksanaan yang rinci,
menjadi konsensus akademik dalam jelas dan tepat. Prosedur ini akan
bidang pendidikan anak usia dini. menjadi panduan teknis bagi subjek
Kandungan konten yang dimaksud yang akan melakukan atau
mencakup isi (muatan) pembelajaran mempraktikan permainan yang
literasi (bahasa), sains, matematika, dimaksud.
studi sosial dan seni. Kriterium terakhir (ketujuh)
Adapun kriterium keempat memberikan gambaran bahwa model
berkaitan dengan kemungkinan permainan edukatif harus
dipilih dan dikembangkannya mengandung sasaran dan cakupan
didaktik-metodik dalam model asesmen (penilaian), baik terhadap
permainan yang dimaksud. Didaktik- sasaran konten perkembangan,
metodik berkaitan dengan pilihan konten program dan aktivitas
alternatif metode-metode permainan atau sasaran lainnya.
pembelajaran yang menyenangkan
(joyful learning), kontekstual Hasil Penelitian Tahap 2
(contextual learning) dan bermakna Validasi Pakar dan Perbaikan
(meaningful learning). Validasi pakar dilakukan
Kriterium kelima berkaitan dengan menggunakan analisis
dengan penggunaan media atau alat kuantitatif dan juga kualitatif.
permainan. Model permainan Analisis kualitatif dilaksanakan
edukatif harus memberikan dengan menggunakan instrumen
kemungkinan dikembangkannnya validasi pakar yang menghasil data
berbagai media atau alat yang skor hasil kajian pakar disertai
mendukung terlaksananya model dengan catatan pendapat pakar
permainan edukatif. terkait dengan 7 kriterium yang
Kriterium keenam dijadikan acuan pengembangan
menunjukkan bahwa model model.
permainan edukatif harus

208
Pengembangan Model Permainan . .
Hapidin, Yenina

Gambaran pendapat pakar berinteraksi dan mengembangkan


yang dilakukan secara kuantitatif berbagai aspek perkembangan.
maupun kualitatif menunjukkan 2. Permainan tradisional merupakan
bahwa model konseptual dan bentuk permainan yang berakar
prosedural yang terdapat dalam dan dikembangkan secara
ketiga jenis permainan tradisional kontekstual sesuai dengan adat
edukatif telah memenuhi syarat dan kultur (budaya) yang
untuk dipergunakan uji coba di berkembang secara alamiah.
lapangan. Namun demikian, peneliti 3. Permainan tradisional yang
tetap mempertimbangkan beberapa berbasis kearifan lokal dapat
saran kualitatif yang telah dituliskan diadaptasi dan dikembangkan
kedua pakar untuk melakukan menjadi permainan tradisional
perbaikan pada model yang telah edukatif yang dapat diintegrasikan
dikembangkan. Pertimbangan dan kedalam rencana pelaksanaan
saran pakar terhadap ketiga jenis pembelajaran harian (RPPH) di
permainan tradisional edukatif lembaga PAUD.
menjadi fokus untuk melakukan 4. Proses adaptasi permainan
perbaikan pada konstruksi tradisional menjadi permainan
permainan. tradisional edukatif yang
dikonstruksi dalam kegiatan
Temuan Penelitian pembelajaran anak usia dini perlu
Berdasarkan paparan di atas, memenuhi 7 kriteria pokok yakni:
penelitian ini memperoleh beberapa (1) pijakan filosofis
temuan sebagai berikut : (2) tujuan spesifik
1. Secara alamiah (natural), anak usia (3) muatan konten program
dini membutuhkan aktivitas (4) asupan didaktik-metodik
bermain untuk menyalurkan enerji (5) media/alat permainan
yang ada dalam dirinya. Proses (6) prosedur permainan
penyaluran enerji tersebut akan (7) multi sasaran asesmen
membantu anak usia dini belajar

209
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 2, November 2016

Penggunaan model permainan Melalui pengalaman interaksional


tradisional edukatif terbukti secara ini, anak usia dini saling mempelajari
efektif dapat meningkatkan hasil berbagai pengetahuan, nilai, sikap
perolehan karakter anak usia dini. dan perilaku. Permainan tradisional
memberikan gambaran sebagai
KESIMPULAN DAN SARAN pengalaman bermain yang bersifat
Penelitian ini menyimpulkan kontinum (terus menerus) dan
bahwa pengembangan model membuat anak larut atau hanyut serta
permainan tradisional menjadi asyik (immersion). Permainan seperti
permainan tradisional edukatif secara ini dapat membangun perilaku yang
efektif dapat meningkatkan karakter terpola dan terbentuk menjadi suatu
positip pada anak usia dini. Melalui 7 karakter.
kriterium yang ditemukan dalam Permainan tradisional
penelitian ini, permainan tradisional edukatif terbukti secara efektif dapat
dapat dikembangkan menjadi membantu meningkatkan
permainan tradisional edukatif. pemerolehan karakter anak usia dini.
Adapun ketujuh kriterium yang Permainan tradisional edukatif dapat
ditemukan mencakup (1) membantu anak menguasai berbagai
mengandung pijakan filosofi, (2) karakter positif yang dikembangkan
mengandung tujuan yang spesifik, dalam setiap permainan.
(3) memiliki konten pembelajaran, Berdasarkan kesimpulan
(4) memuat didaktik-metodik, (5) penelitian di atas, penelitian ini
menggunakan media/alat edukatif, memberikan saran dan rekomendasi
(6) menggambarkan prosedur sebagai berikut :
permainan dan (7) memiliki sasaran 1) Kementerian Ristek dan Dikti
serta cakupan asesmen. perlu melakukan penelusuran
Permainan tradisional dan pemetaan sebaran
edukatif memberikan sejumlah permainan tradisional Indonesia
kesempatan dan pengalaman sebagai warisan budaya yang
berinteraksi antar anak usia dini. diterunkan dari generasi ke

210
Pengembangan Model Permainan . .
Hapidin, Yenina

generasi. Permainan tradisional budaya dan karakter bangsa.


dapat dijadikan rujukan konsep Para pendidik dapat
untuk mengembangkan berbagai megggunakan permainan
aspek perkembangan pada anak tradisional sebagai permainan
usia dini. Selain itu, permainan yang mengasyikan (immersion
tradisional juga dapat play) sehingga dapat menjadikan
dikembangkan menjadi model anak senang, belajar dan
permainan edukatif serta bermakna.
menjadi acuan teori
pembelajaran yang modern. DAFTAR PUSTAKA
2) Universitas negeri Jakarta David H. Elkind dan Fred Sweet,
How To Do Character,
melalui lembaga Penelitian dan
http://www.goodcharacter.co
Jurusan Pendidikan Anak Usia m
dini perlu memberikan
Direktorat Jenderal PAUD dan
dukungan dan komitmen untuk Dikmas. Dapodik. (Online).
menghidupkan dan
Direktorat Penddikan Anak Usia
mengembangkan permainan Dini (2010), Permainan
Tradisional pada Lembaga
tradisional sebagai warisan
Kelompok Bermain. Jakarta,
budaya Indonesia, bahkan
Direktorat Pembinaan Pendidikan
menjadi warisan budaya global.
Anak Usia Dini. (2011).
Perlu kajian akademik yang Pedoman Pendidikan Karakter
pada Pendidikan Anak Usia
sunggung-sungguh dan
Dini. Jakarta
mendalam untuk membangun
Hamzuri dan Tiarma R. Siregar
teorisasi pembelajaran melalui
(2001), Permainan
model permainan. Tradisional Indonesia,
(Jakarta: Direktorat
3) Praktisi PAUD perlu
Permuseuman dan Museum.
mencermati dan lebih respek
Ingrid Pramling, Samuelsson,
dalam menggunakan berbagai
Marilyn Fleer, (2009) Play and
jenis permainan tradisional Learning in Early Childhood
Settings. International
sebagai bagian dari pendidikan
Perspectives

211
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 10 Edisi 2, November 2016

Melbourne:Springer.com. Pembelajaran Guru Menuju


Lembaga PAUD Efektif.
Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan Surabaya: Intelektual Club.
Karakter: Strategi Mendidik
Anak di Zaman Global. Jakarta: Sugiyono (2008), Metode Penelitian
Grasindo. Kuantitatif, Kualitatatif dan
R&D. Bandung:Alfabeta.
Mayke, S. Tedjasaputra (2001),
Bermain, Mainan, dan Syah, (2008), Psikologi Pendidikan
Permainan Untuk Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Anak Usia Dini. Jakara: Bandung: Remaja Rosdakarya.
Grasindo.
Sue Dockett, Marilyn Fleer (2002),
Mulyana, Rohmat. (2004). Play and Pedagogy in early
Mengartikulasikan Pendidikan Childhood: Bending the Rules
Nilai. Bandung: Alfabeta. (Australia: Thomson.

Megawangi,R. (2004). Pendidikan Thomas Lickona (2012), Pendidikan


Karakter, Solusi yang Tepat Karakter. terjemahan Saut
Untuk Membangun Bangsa. Pasaribu. (Bantul: Kreasi
Jakarta: Indonesia Heritage Wacana Offset.
Foundation.
www.komnasham.go.id. UU No.20
Megawangi, Ratna (2007), Semua Tahun 2003 tentang Sistem
Berakar Pada Karakter :Isu- Pendidikan Nasional.
Isu Permasalahan Bangsa
Jakarta: Lembaga Penerbit Willis, Jerry. (1995). A Recursive,
FEUI. Reflective Instructional
Design Model Based on
Molenda, Michael, Sharon E. Costructivist-Interpretivist
Smaldino, James D. Russel, Theory. Educational
Robert Heinich. (2002). Technology. (Online)
Instrctional Technology and
Media for Learning. Ohio Willis, Jerry. (2000). The Maturing
Pearson Merril Prestise Hall. of Costructivist Instructional
Design: Some Basic
Sulhan, Najib. (2006). Principles that Can Guide
Pembangunan Karakter pada Practice.. Educational
Anak: Manajemen Technology. (Online)

212

Anda mungkin juga menyukai