OLEH
Naufal Ridwan (22)
KELAS : 11 IPS 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini, Indonesia diramaikan dengan Drakor (Drama Korea) yang sangat
meledak di Indonesia. Drama Korea saat ini sangat digemari oleh generasi muda, terutama
perempuan. Namun, sangat disayangkan karena minat membaca di Indonesia sangat rendah
membuat Indonesia saat ini dalam kondisi darurat membaca. Menurut Wakil Menteri
Keuangan Indonesia, Indonesia memiliki nilai tingkat literasi yang rendah dibanding dengan
negara tetangga, Vietnam, meskipun anggaran pendidikan yang dikeluarkan oleh APBD
sama, yaitu sekitar 20%. Seakan mendukung pernyataan tersebut, UNESCO bahkan
menyebutkan bahwa tingkat literasi membaca di Indonesia hanya 0,001%. Hal ini berarti dari
1000 orang, hanya 1 orang yang memiliki minat membaca tinggi. Generasi muda saat ini
lebih dominan menonton film bergenre romantis daripada membaca cerpen bergenre
romantis. Indonesia termasuk kedalam 3 besar penggemar K-pop di dunia, tidak hanya
menonton Drakor saja, penggemar K-pop ini biasanya juga rela menghabiskan uang dengan
jumlah yang besar demi idola mereka. Tidak ada salahnya mengidolakan K-pop namun,
alangkah baiknya jika kita mencintai produk-produk lokal seperti membaca cerpen yang
ditulis oleh penduduk negeri ini. Tidak hanya K-pop, menonton anime dan bermain game pun
lebih banyak diminati oleh generasi saat ini daripada membaca cerpen.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dibuatnya Analisis Nilai-nilai Kehidupan pada cerpen Kembali Pulang karya
Ernawati Sinaga adalah untuk mengetahui apa saja nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya Analisis Nilai-nilai Kehidupan pada cerpen Kembali pulang ini, diharapkan para
pembaca dapat mengambil beberapa manfaat, seperti :
Menurut Richard T. Schaefer dan Robert P. Lmm, Nilai adalah suatu gagasan bersama-sama
(kolektif) mengenai apa yang dianggap penting, baik, layak dan diinginkan, sekaligus mengenai
yang dianggap tidak penting, tidak baik, tidak layak dan tidak diinginkan dalam hal kebudayaan.
Nilai merujuk kepada suatu hal yang dianggap penting pada kehidupan manusia, baik itu sebagai
individu ataupun sebagai anggota masyarakat. Menurut Louis O. Kattsof, Nilai dibagi menjadi
dua macam oleh Louis, dimana terdapat nilai intristik yang merupakan nilai yang semulanya
sudah bernilai, dan yang kedua adalah nilai instrumental dimana nilai merupakan hasil dari
sesuatu akibat digunakan sebagai sarana dalam mencapai suatu tujuan. Menurut Soerjono
Soekanto, Pengertian nilai menurut Soerjono Soekanto adalah konsepsi abstrak yang ada dalam
diri manusia, hal ini dikarenakan nilai dapat dianggap baik dan dapat pula dianggap buruk. Nilai
baik selalu menjadi simbol kehidupan yang dapat mendorong ontegritas sosial sedangkan nilai
yang buruk akan memberikan dampak yang berarati seperti halnya dampak yang terjadi pada
konflik.
Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa nilai adalah konsep umum tentang sesuatu
yang dianggap baik dimana keberadaannya dicita-citakan, diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama di dalam kelompok
masyarakat tersebut, mulai dari unit kesatuan sosial terkecil hingga yang terbesar, mulai dari
lingkup suku, bangsa, hingga masyarakat internasional.
Ada tiga kategori yang harus ia tunjukkan, yang menyatakan bahwa ia mengadopsi suatu nilai
yaitu
a. Memilih
b. Menghargai
c. Bertindak
Nilai kehidupan menuntut adanya kebebasan dari bentuk tekanan, tidak adanya paksaan
dari lingkungan hidup seseorang, berdasarkan pada keyakinan diri sendiri, dan kerelaan
untuk memilih nilai kehidupan.
Memilih dengan bebas dari berbagai alternatif nilai kehidupan. Ketika seseorang memilih
untuk menganut suatu nilai, ia akan dihadapkan pada lebih dari satu alternatif pilihan nilai
kehidupan. Ia bebas untuk memilih nilai kehidupan yang mana yang ia sukai.
Memilih dengan bebas dari berbagai alternatif dengan mempertimbangkan akibat dari
masing-masing alternatif. Ketika seseorang memilih untuk menganut suatu nilai, ia harus
memperhitungkan resiko atau konsekuensi atau akibat dari pemilihan nilai kehidupan itu,
dan tahu yang akan terjadi karena pilihannya itu.
Nilai yang di pilih adalah nilai yang dipandang positif. Untuk itu, nilai itu harus dihargai,
dihormati, dan dipelihara. Maka nilai itu akan membuat orang yang memilihnya merasa
bahagia.
e. Mengakui Pilihannya
Setelah memilih suatu nilai kehidupan, seseorang seharusnya bertindak dan berperilaku
sesuai dengan pilihan nilainya itu. Nilai itu memberi arah pada kehidupannya. Bobot nilai
itu dapat diukur dengan banyaknya waktu, tenaga, dan harta yang dikorbankan demi nilai
yang diyakininya. nilai kehidupan tersebut juga dapat menjadi suatu pola kehidupan.
Orang yang menghargai nilai kejujuran akan selalu berusaha untuk jujur. Oleh karena itu,
kejujuran akan menjadi kebiasaan hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal dan menganut berbagai macam nilai
kehidupan. Di antara nilai-nilai kehidupan itu bisa saja dianggap tidak penting bagi
seseorang, tetapi bisa agak penting, penting, atau sangat penting bagi orang lain. Semuanya
tergantung pada pilihan dan pertimbangan masing-masing pribadi, serta dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi kehidupannya. Beberapa contoh nilai kehidupan itu antara lain :
Pergaulan saat ini sangat tidak baik untuk remaja sekarang karena sudah banyak yang
mengikuti gaya barat dan mengikuti sinetron-sinetron yang ditayangkan. Remaja saat ini harus
banyak diperhatikan agar tidak masuk ke pergaulan bebas. Pergaulan bebas dapat merusak
masa depan kita. Oleh sebab itu kita harus lebih aktif dengan organisasi agar tidak terjerumus
ke pergaulan bebas.
2. Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler agar mendapatkan pengalaman lebih banyak
3. Mengikuti kegiatan organisasi sekolah agar lebih bertanggung jawab , disiplin dan jujur
Kegiatan organisasi seperti osis dapat menciptakan rasa bertanggung jawab pada diri siswa
sehingga siswa akan disiplin dan bersikap jujur. Hal tersebut dapat menjadi pembekalan yang
baik untuk remaja masa kini.
4. Mengikuti setiap organisasi yang ada di lingkungan rumah agar dapat lebih dewasa dan mandiri
Mengikuti karang taruna atau remaja masjid akan membuat kita lebih dewasa, dapat menjadi
pemimpin dan mandiri. Organisasi tersebut pasti akan membuat kita melakukan hal yang sama
sekali belum pernah dilakukan dan itu akan membuat kita mandiri. Organisasi itu pun pasti
akan mengadakan rapat di setiap acara dan dapat mmbuat pemikiran kita lebih dewasa.
Sejak kita lahir pasti kita sudah memiliki agama dari orang tua. Saat kita beranjak dewasa kita
harus bisa menaati aturan yang diajarkan oleh agama kita masing-masing. Setiap agama pasti
memiliki aturan yang berbeda-beda. Maka dari itu kita harus mengikuti aturan yang telah
dibuat dengan baik.
6. Memiliki banyak teman agar mengerti tentang kesetiaan , cinta dan kasih sayang
Teman akan mengajarkan kita banyak hal. Karena, sifat orang lain berbeda-beda. Ada teman
yang baik dan ada juga yang pura-pura baik. Jika kita memiliki banyak teman kita akan
ngerasain susah-seneng bareng dan arti kebersamaan. Kita juga bakal berusaha untuk setia
kepada teman kita dan memberikan semua kasih sayang kita saat teman kita membutuhkannya
7. Melatih kemampuan yang ada didalam diri agar dapat prestasi dari kemampuan yang dimiliki
Setiap manusia pasti diberi kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang akademis dan
nonakademis. Kemampuan yang ada pada diri kita akan terlihat bila kita terus melatih
kemampuan itu. Kemampuan yang terlatih akan membuat kita berprestasi dan mencapai apa
yang kita inginkan nantinya.
8. Berusaha tidak menyakiti orang lain agar hidup lebih sejahtera, aman dan damai
Banyak diantara kita yang ingin sekali hidup aman dan damai. Semua itu dapat terwujud
apabila kita dapat menjaga perasaan orang lain. Kita harus memiliki sifat yang bersahabat
kepada orang sekitar dan menjaga ucapan kepada orang yang belum dikenal. Itu akan membuat
orang lain nyaman kepada kita sehingga mereka akan membuat kita nyaman berada disekitar
mereka
Tidak semua memiliki sifat percaya diri. Banyak sekali orang-orang yang tidak percaya diri
akan dirinya sendiri yang membuat orang itu bertergantungan kepada orang lain. Disaat kita
mencoba sesuatu yang baru maka kita akan mengenal dunia yang baru seperti pengalaman
baru, teman baru, suasana baru dll. Hal-hal yang awalnya hanya dicoba dapat membuat kita
jadi lebih berani mencoba hal yang baru. Saat keberanian itu muncul maka percaya diri kita
akan semakin tinggi.
Di Indonesia kita hidup dengan hal yang segalanya telah mudah.semua hal yang diperlukan
oleh masyarakat telah di sediakan oleh pemerintah. Kita sebagai 1masyarakat hanya tinggal
menggunakan dan menjaga fasilitas yang telah disediakan agar tetap dapat digunakan dengan
baik.2
C. Cerpen
1. Definisi
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif
fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya
1
Afna Sekar Pratiwi, “Analisis Nilai-Nilai Kehidupan”(
https://afnasekar138.wordpress.com/2016/04/02/nilai-kehidupan/) Diakses pada 3 Februari 2021
2
fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti
tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih
panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah
situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel
pada tradisi penceritaan lisan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah sebuah karangan pendek berbentuk
prosa yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang berisikan nasehat dan relatif
singkat ceritanya.
2.Makna Cerpen
Cerpen dengan judul Cinta Sesaat ini bermakna bahwa dalam menjalin suatu
persahabatan jangan di campuri dengan rasa cinta yang sesaat karena dapat menyebabkan
rasa sakit dalam hati yang menyebabkan rusaknya persahabtan dan dalam mengambil
keputusan harus di pertimbangkan dahulu baik buruknya untuk ke depannya.
3. Sejarah Cerpen
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah
terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam
bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang
untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada
naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan
kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.
Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya,
konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotussebagai hasil temuan seorang budak
Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal
dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal
sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah
Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang
binatang sebagai pemeran(tokoh) utama. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil,
dan sebagainya.
Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita
kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite atau Mitos lebih mengarah pada cerita yang terkait
dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan
legenda mengandung pengertian sebagai sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat.
Contoh Banyuwangi.
Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran
Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang
mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan
dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa
hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal
abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karyaGeoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya
Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah
(yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di
dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka
tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang
paling populer di Eropa adalah “novella” kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya
dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada
cerita-cerita pendek.
Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang
diperhalus, “nouvelle”, oleh pengarang-pengarang sepertiMadame de Lafayette. Pada 1690-an,
dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal
adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya
Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang
hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.
4.Ciri-ciri Cerpen
Dengan membaca penjelasan cerpen seperti yang ada diatas, dapat disimpulkan bahwa
dengan telah menguraikan didapatkan ciri-ciri cerpen sebagai berikut :
5.Unsur-Unsur Cerpen
Dalam cerpen dibangun oleh berbagai macam unsur, unsur dalam cerpen dibagi menjadi
2 yaitu Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik
1. Unsur Intrinsik
Unsur Instrinsik ialah unsur pembangun cerita yang berasal dari dalam cerita itu sendiri,
berikut macam-macam unsur Instrinsik :
a. Tema
Tema yakni titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita, pengarang menentukan
tema sebelum mengarang pembaca menemukan tema setelah membaca seluruh cerita.
b. . Alur
-Tahap perumitan.
-Tahap peleraian.
-Tahap penyelesaian
c. Tokoh
Jenis-jenis tokoh :
Penokohan
Penokohan ialah, proses pengarang dalam menampilkan tokoh. Cara pengarang menampilkan
perwatakan tokoh :
d. Latar
Latar tempat
Latar waktu
Latar suasana
f. Amanat
Ialah, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik tersurat maupun
tersirat amanat disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
Unsur Ekstrinsik
1. Unsur Ekstrinsik ialah unsur yang tidak secara langsung melekat dan membangun cerita
yang berasal dari luar, unsur ekstrinsik antara lain :3
3
Created by : DosenPendidikan.com,”Cerpen adalah” (https://www.dosenpendidikan.co.id/cerpen-
adalah/) Diakses pada 3 Februari 2021
merujuk pada situasi politik dan tingkat peradaban masyarakat saat karya sastra itu
diciptakan ( disarikan dari ber
C. SINOPSIS
Cerpen kembali pulang menceritakan tentang seorang perpempuan bernama Warsiyah
yang kehilangan suami bernama Sholeh yang dibakar hidup-hidup karena dituduh mencuri
kotak amal di masjid sehabis shalat subuh. Sholeh dikenal warga sebagai seorang pemabuk,
penjudi dan perampok. Tuduhan yang dilemparkan kepada Sholeh tidak memiliki bukti yang
cukup karena Warsiyah bercerita kepada seorang Kiyai yang dikenal santun, shaleh dan
disegani di kampungnya itu bahwa suaminya itu sering shalat subuh dengan menunggu
jama’ah pulang karena merasa dirinya tak pantas, Ia juga sering membagikan makanan pada
anak yatim dan pengemis di jalanan pada hari jum’at.
Novel ini menggunakan gaya bahasa yang menarik sehingga membuat pembaca dapat
merasakan suasana seperti yang dialami tokoh sekaligus membuat pembaca tidak cepat
merasa bosan saat membacanya. Nilai kehidupan dalam cerita merupakan bagian yang dapat
memengaruhi karakter pembaca, layaknya sebuah ceramah yang dibungkus dengan kata-kata
yang indah dan teratur dapat membuat hati para pembava terseuntuh.
BAB III
METODOLIGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 10 hari terhitung dari tanggal 9 Januari - 19
Februari 2021 dan area penelitian tidak di batasi dengan tempat.
B. Latar Penelitian
Penelitian mengenai Analisis Nilai-nilai Kehidupan pada Cerpen Kembali Pulang
Karya Ernawati Sinaga. Dilatar belakangi dengan adanya stigma yang buruk dari masyarakat
tentang perilaku seorang “ Soleh” Si Pemabuk. Masyarakat hanya menilai dari luar saja
tentang perilaku negatif yang tercermin di kehidupan sehari hari “Soleh” tanpa pernah tau
bagaimana kehidupan spritual Soleh.
Yang bisa di garisbawahi dari penelitian tentang analisis nilai nilai kehidupan pada
cerpen Kembali pulang ini adalah bagaimana kita sebagai remaja atau siswa dapat membaca
secara utuh dari sebuah bahan bacaan, melihat makna yang terkandung dari isi cerita tersebut.
Karena seringkali remaja dengan mudahnya membaca secara superfisial dan menterjemahkan
isi bacaan dengan siple karea yang terlihat dalam bahan bacaan tersebut antara lain melihat
kehidupan di luar sana yang begitu keras, kasar dan tidak manusiawi. Hal ini yang sering di
adop oleh para remaja, tanpa mereka berfikir panjang terlebih dahulu. Emosional yang tidak
terkendali mengakibatkan perilaku perilaku remaja tidak terkontrol.
Dari cerpen ini remaja diajak memaknai dan membaca secara utuh tentang kisah
seseorang untuk dapat di lihat dari sisi baik dari kehidupan nya. Setelah menbaca dan
menganalisis kehidupan dari cerita cerpen ini, remaja dapat memaknai tentang emosional,
perilaku kekerasan, pengambilan keputusan yang salah serta kehidupan spiritual. Olehkarena
itu banyak sekali kisah kisah kehidupan seseorang yang memiliki nilai buruk di
mata ,manusia namun sangat berarti sisi baiknya di mata Allah. pembelajaran ini lah yang
akan kelompok ambil untuk bahan penelitian dalam menganalisis nilai kehidupan seseorang
secara humanistik dari sebuah cerita singkat yang berjudul “ Kembali Pulang “ , baik nilai
nilai perilaku, sopan santun, bersosial dan berkehidupan spriritual.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yanggg dilakukan adalah deskriptif. Menurut Nazir (1988), metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut Sugiyono (2005)
menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat
Fokus penelitian ini difokuskan untuk menganalisis nilai nilai kehidupan yang
tekandung dari sebuah bahan bacaan. Dalam hal ini adalah sebuah cerita pendek yang
berjudul Kembali Pulang.
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti, antara lain :
c. Mencari verbatim yang mengandung makna positif dari cerpen Kembali Pulang
d. Mencari verbatim yang mengandung makna negatif dari cerpen Kembali Pulang
e. Mencari verbatim yang mengandung makna kehidupan sosial dari cerpen Kembali Pulang
f. Mencari verbatim yang mengandung makna emosional atau perilaku kekerasan dari cerpen
Kembali Pulang
g. Mencari verbatim yang mengandung makna kehidupan spiritual dari cerpen Kembali Pulang
Nama :
JUDUL : Analisis Nilai-nilai Kehidupan pada Cerpen Kembali Pulang Karya Ernawati Sinaga