Anda di halaman 1dari 4

Makalah Nilai-Nilai Buku Pengayaan dan Buku Drama

Oleh:
Kelompok V

Buku Pengayaan (Non Fiksi) dan Buku Drama (Fiksi)

1. Buku Pengayaan (Non Fiksi)

A. Hakikat buku pengayaan (non fiksi)

Buku pengayaan adalah buku yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu. Karakteristik
buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa referensi baku mapel tertentu yang disusun sistematis &
sederhana disertai petunjuk pembelajaran. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan,
mengembangkan, dan memperkaya kemampuan siswa (Pusat Perbukuan 2008:12). Pendapat lainnya, buku
pengayaan atau buku pelajaran adalah jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar dan mengajar.
B. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Buku Pengayaan

1. Fungsi dan Tujuan Buku Pengayaan


a. Sebagai buku pelengkap perpustakaan atau pendamping buku teks
b. Sebagai alternatif dalam menambah pengetahuan dan kecakapan siswa diluar penggunaan buku teks
c. Sebagai penunjang buku teks yang digunakan di sekolah
d. Meningkatkan keterampilan siswa dan mengembangkan kepribadian siswa.
e. Meningkatkan jiwa solidaritas, kepekaan, sosial, dan menunbuhkan sikap demokratis.

C. Manfaat Buku pengayaan


Manfaat buku pengayaan yaitu buku pengayaan dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks,
keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya.
Buku jenis ini tidak semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik (siswa) namun dapat pula digunakan
oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya. Buku pengayaan dapat digunakan guru dalam memperkaya hasil
proses pembelajaran dan guru dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku-buku jenis ini.

D. Nilai-nilai dalam buku pengayaan (non fiksi)


Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu
lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat
elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau
diinginkan.Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama dengan individu yang satu.
Nilai yang terdapat dalam buku pengayaan (non fiksi) terkait dengan hal apa yang dapat diambil
dari buku yang dibaca. Nilai yang terdapat dalam buku pengayaan, seperti nilai pengetahuan, nilai manfaat
(kemanfaatan), nilai kebersihan, nilai sosial, nilai etika, dan lain sebaginya. Keberadaan nilai ini bergantung kepada
jenis buku yang dibaca.

2. Buku Drama (Fiksi)

a. Hakikat buku drama (fiksi)


Secara umum drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud
dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat
dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah. Naskah drama dapat
diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan
yang belum diterbitkan (pentaskan).
b. Nilai-nilai dalam buku drama (fiksi)
Drama biasanya menyajikan sesuatu yang berbeda, apalagi kalau disaksikan langsung di panggung. Dengan
menyaksikan secara langsung, kamu bisa melihat sendiri sekeren apa para aktor dan aktris membawakan karakter
mereka. Semua emosi dan penjiwaan akan terlihat dengan jelas. Bisa-bisa kamu pun akan merasakan emosi yang
dibawakan oleh para pemain drama. Setiap drama pasti dibuat dengan suatu tujuan. Salah satunya adalah untuk
menyampaikan pesan dan nilai-nilai khusus. Dalam sebuah drama bisa saja ada satu nilai. Namun bisa juga, dalam
satu drama ada banyak nilai sekaligus, dan itu sah-sah saja. Berikut nilai-nilai yang terdapat dalam drama, seperti:
1) Nilai sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan masyarakat, sifat yang suka
memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
2) Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
3) Nilai ekonomi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan dan asas-asas
produksi, distribusi, pemakaian barang, dan kekayaan (keuangan, tenaga, waktu, industri, dan perdagangan).
4) Nilai filsafat, yaitu nilai yang berkaitan dengan hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya.
5) Nilai politik, yaitu nilai yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya
pada perilaku.

Menurut Henning Nelms etika menelaah sebuah naskah, yang pperlu dicari adalah “bahan dramatic-nya ”.
. Di dalam sebuah skenario terdapat berbagai nilai. Selain nilai emosional, di dalam sebuah drama juga terdapat
nilai intelektual. Bedanya nilai emosional dan nilai intelektual ialah nilai intelektual yang disampaikan untuk
dimengerti, sedangkan nilai emosional bukan untuk dimengerti melainkan untuk dirasakan.
Gabungan nilai intelektual dan emosional akan menampilkan nilai lain yang menyebabkan drama tadi akan dapat
membangkitkan kesedihan atau kegembiraan lewat keindahan. Nilai ini yang disebut nilai abstrak. Selain dua nilai
tersebut ada juga nilai lain, yakni nilai dramatik. Nilai dramatik merupakan nilai-nilai yang menimbulkan suatu
konflik.
Tanpa nilai gramatik sebuah naskah drama tidak lagi berfungsi apa-apa.

Nilai-nilai drama akan dipaparkan sebagai berikut:


a) Nilai Didaktis
Nilai didaktis merupakan nilai yang menyoroti khusus tenteng nilai pendidikan di dalam suatu drama
tersebut. Adapun nilai-nilai pendidikan antaralain:
1) Pendidikan watak
Nilai pendidikan yang dapat diambil dari tokoh-tokoh dalam drama, sementara untuk menilai watak
tokoh-tokoh tersebut perlu dipahami dengan tepat bagaimana cara pengarang menggambarkan
perwatakannya tersebut. Dalam drama, kebanyakan karakter tokoh dilukiskan dalam dialog-dialog antar
tokoh, dan dari dialog-dialog tersebut tercermin watak atau karakter para tokohnya.
2) Pendidikan sikap hidup
Nilai pendidikan ini yang diambil dalam suatu drama untuk dapat menyikapi dalam sebuah
kehidupan.
3) Pendidikan moral
Pendidikan ini nilai yang dapat diambil dari sebuah drama yang menyoroti tentang berbagai moral
yang terjadi di masyarakat.
b) Nilai Sosial
Woods menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum dan pengarah pada tingkah laku
dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Nilai Budaya
Menurut Koentjoro Ningrat menyatakan bahwa kebudayaan hanya dimiliki manusia yang tumbuh
serta berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Nilai-nilai budaya tersebut meliputi:
1) Bahasa
Bahasa merupakan cerminan budaya suatu daerah bahkan bangsa.
2) Sistem pengetahuan
Dengan sistem ini pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang tergambar dalam drama kita dapat
menilai budaya yang masih dipakai dalam pementasan drama tersebut.
3) Sistem peralatan
Dengan melihat sistem peralatan yang diperankan dalam pementasan drama, kita akan dapat
mengetahui kebudayaan yang dianut.
4) Sistem religi
Sistem religi merupakan suatu kepercayaan terhadap Tuhan. Menggambarkan nilai-nilai kepercayaan yang dianut.

Perhatikan kutipan cerpen di bawah ini ya.


"Berkali-kali majikannya, seorang bandar narkoba, menawarinya untuk bekerja sebagai pengedar
barang haram tersebut sekaligus sebagai wanita tuna susila. Tetapi, ia bersikeras walau sebagai
pembantu gajinya sangat kecil. Ia tidak tertarik sedikit pun pada penghasilan yang lumayan besar seperti
yang didapat oleh perempuan-perempuan cantik yang sering berkumpul di rumah majikannya itu.

Lama-lama ia tidak tahan juga, apalagi setelah sang majikan memaksanya untuk mengikuti
keinginannya, yaitu menjadikannya seorang wanita tunasusila. Ia bertahan pada pendiriannya dan pergi
meninggalkan istana penuh dosa itu."

Dalam teks di atas, dapat kita mengambil nilai moral bahwa saat ditimpa musibah atau kesulitan
hidup, kita tidak boleh terjebak oleh nafsu dunia. Kita harus tetap berpegang teguh pada pendirian kita
dan pada ajaran agama.
Nilai moral biasanya dapat diketahui ketika dalam sebuah cerita ada sikap dari tokoh yang dapat kita
teladani. Biasanya sikap yang dapat diteladani yaitu sikap-sikap terpuji.
Pada paragraf yang lainnya, ditemukan nilai yang lain yaitu nilai budaya. Perhatikan kutipan teks
berikut ini.

"Dengan berbekal keterampilan di bidang bangunan, Mamat mampu membiayai hidupnya dan
menyewa sepetak kamar di pinggiran kota. Kebahagiaannya makin lengkap setelah dari rahim istrinya
lahir seorang anak sehat walaupun saat itu usianya baru enam belas."

Dalam teks di atas terdapat nilai budaya yang dapat kita ambil yaitu, masyarakat strata sosial
menengah ke bawah yang hidupnya berkecukupan.
Nilai budaya biasanya dapat diketahui dari perilaku kehidupan sosial masyarakat yang berupa
kebiasaan hidup, tradisi, adat, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap.
Itu dia contoh nilai-nilai yang terkandung buku fiksi cerpen karya S. Rais yang berjudul "Sandal Jepit
Merah". Ada banyak lho contoh nilai-nilai lain yang terkandung dari sebuah cerita fiksi.

Kesimpulan
Pada dasarnya baik buku fiksi dan nonfiksi memiliki nilai-nilai yang sama. Hal yang membedakannya ada pada
penulisan cerita. Jika tulisan fiksi lebih imajinatif dan lebih memberikan penggambaran, sedangkan nonfiksi
menyajikan tulisan yang berdasarkan data dan tidak ada unsur tambahan sedikitpun.

Anda mungkin juga menyukai