Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGAPRESIASI NILAI-NILAI DALAM BUKU


PENGAYAAN DAN DRAMA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

MARIA OKTAVIANA
VANI
JAYA DINATA
THEODORA NURMALA. A
MARIA ANASTASIA. D
IKE LESTARI
YOGA PRATAMA

SMK BINA KUSUMA NANGA PINOH


TAHUN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Nanga Pinoh, 18 November 2019

                                                                                               Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian buku pengayaan dan drama.................................................................. 2
B. Langkah-langkah.................................................................................................... 4
C. Jenis-jenis............................................................................................................... 4
D. Tujuan..................................................................................................................... 5
E. Contoh.................................................................................................................... 5
F. Unsur-unsur............................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................. 7
B. Saran....................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka...............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Buku itu sumber ilmu, membaca sebagai kuncinya. Sebuah buku mampu
mengungkapkan sesuatu, menggambarkan seseorang dan menceritakan selaksa peristiwa
dalam rangkaian sejarah kehidupan. Buku merupakan jendela dunia yang bisa memberikan
banyak pengetahuan, isnpirasi, dan pencerahan. Dengan membaca buku, kita bisa
menjelajahi dunia, melahirkan karya bahkan mengubah peradaban.
Sebuah sejarah panjang pembuatan buku, mencerminkan perjuangan panjang manusia
dalam menciptakan karya, mengubah peradaban dari zaman ke zaman. Sekarang, dunia
perbukuan sudah semakin modern, dengan desain yang menarik, berwarna, tata letak yang
bagus, proses pembuatan yang singkat, serta hasil yang banyak. Berkaca ke masa lalu, betapa
membuat tulisan untuk dibukukan itu memerlukan ketelitian, ketelatenan, kesabaran dan
tentu saja pengabdian yang total, dengan segala keterbatasan sarana. Maka, hargailah buku
sebagai sumber ilmu pengetahuan. Membaca merupakan kunci pembuka kemanfaatan sebuah
buku. Dengan membaca, kita semakin banyak tahu. Semakin banyak tahu, semakin besar
kemauan kita untuk memulai dan mengubah sesuatu menjadi lebih berarti

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan buku pengayaan dan buku drama?
2. Apa saja langkah-langkah dalam menyusun buku pengayaan dan drama?
3. Apa tujuan dibuatnya buku pengayaan dan buku drama?
4. Berikan salah satu contoh buku pengayaan dan buku drama
5. Apa sajakah unsur-unsur dari buku pengayaan dan buku drama?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BUKU PENGAYAAN DAN DRAMA


1. Buku Pengayaan
Buku pengayaan adalah buku yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata
pelajaran tertentu. Karakteristik buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa
referensi baku mapel tertentu yang disusun sistematis & sederhana disertai petunjuk
pembelajaran. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan,
mengembangkan, dan memperkaya kemampuan siswa (Pusat Perbukuan 2008:12).
Pendapat lainnya, buku pengayaan atau buku pelajaran adalah jenis buku yang digunakan
dalam aktivitas belajar dan mengajar.
Berdasarkan dominasi materi/isi yang disajikan di dalamnya, buku pengayaan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu kelompok buku pengayaan: (1) pengetahuan,
(2) keterampilan, dan (3) kepribadian. Setiap jenis buku pengayaan kadang-kadang sulit
dibedakan, namun jika dikaji berdasarkan materi/isi yang mendominasi di dalamnya
maka dapat ditetapkan ke dalam salah satu jenis buku pengayaan.
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan menambah
kekayaan wawasan akademik pembacanya.Contoh judul buku pengayaan pengetahuan
adalah: Tanaman Obat Penyembuh Ajaib karya Herminia de Guzman-Ladion, Konsep-
konsep Dasar Sistem Informasi Geografis karya Eddy Prahasta.
Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya penguasaan keterampilan bidang tertentu.Contoh judul buku pengayaan
keterampilan adalah:Membuat Mesin Tetas Elektronik karya Kelly S, Budidaya Ayam
Bangkok karya Dudung Abdul Muslim, Petunjuk Perawatan Anggrek karya Hadi
Iswanto.
Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang.Contoh judul buku pengayaan
kepribadian:Layar Terkembang karya St. Takdir Alisyahbana, Merakit dan Membina
Keluarga Bahagia karya W. Jay Batra dkk.

2. Buku Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Drama adalah hidup yang
dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara
VII dibuat istilah Sandiwara.

2
Drama (Yunani Kuno) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian
untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti
“aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas
panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan
dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
Berdasarkan etimologi (asalusul bentuk kata), kata drama berasal dari bahasa
Yunani dram yang berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan
(dialog) dan gerak-gerik para pemain (akting) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik
itu memeragakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat
langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan. Hal ini akan
tampak nyata bila kita bandingkan dengan cerita pendek atau novel. Pembaca cerita
pendek atau novel harus aktif membayangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi, gerak-
gerik tokoh, dan percakapannya. Namun, dalam drama hal itu tidak perlu dilakukan oleh
penonton karena semuanya sudah diperagakan/ditampilkan secara lengkap di atas
panggung.
Drama sering disebut sandiwara atau teater. Kata sandiwara berasal dari bahasa
Jawa sandi yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti ajaran
yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan. Mengapa? Karena lakon
drama sebenarnya mengandung pesan/ajaran (terutama ajaran moral) bagi penontonnya.
Penonton menemukan ajaran itu secara tersirat dalam lakon drama. Misalnya, orang yang
mcnebar kejahatan akan menuai kehancuran.
Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang
diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang
kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon
serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin
berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi.
Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga
mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.
Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action
tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang
sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian
drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-
masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog
dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas
dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan
untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut
hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.

3
B. LANGKAH-LANGKAH
1. Langkah-langkah menyusun buku pengayaan
Dalam menulis buku pengayaan (baik pengetahuan, keterampilan, maupun
kepribadian) harus memerhatikan tiga kriteria pokok, yaitu:
a. Memiliki kesesuaian dengan tujuan pendidikan;
b. Menyesuaikan dengan perkembangan ilmu;
c. Mengembangkan kemampuan bernalar.
Ketiga kriteria ini harus terpenuhi dalam mengusung materi atau isi buku
pengayaan. Buku pengayaan dapat digunakan untuk mendidik pembaca dalam rangka
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kriteria pertama, “memiliki kesesuaian dengan tujuan pendidikan” dijadikan dasar
karena materi buku pengayaan diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan
pendidikan. Materi buku pengayaan harus sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tentu saja, kriteria
ini tidak terungkap secara eksplisit dalam materi buku pengayaan melainkan materi atau
isi buku tersebut memiliki kesesuaian dengan upaya pencapaian tujuan ini. Oleh karena
itu, seorang penulis dapat mengusung materi dalam buku pengayaan berdasarkan
indikator dari kriteria ini, yaitu materi atau isi (a) mendukung pencapaian tujuan
pendidikan; (b) mengembangkan tujuan pendidikan, dan (c) tidak bertentangan dengan
tujuan pendidikan.
2. Langkah-langkah menyusun buku drama

C. JENIS-JENIS
1. Buku Pengayaan
a. Tidak mengacu pada kurikulum yang ada pada sekolah-sekolah;
b. Bersumber dari data dan fakta;
c. Hanya berisi materi, tetapi tidak berisi latihan;
d. Terus mengalami perkembangan materi;
e. Menggunakan bahasa yang sederhana dan menarik;
f. Menggunakan ragam bahasa ilmiah atau non ilmiah;
g. Disajikan dalam bentuk deskripsi, ilustrasi, dan gambar-gambar kreatif.
2. Drama
a. Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan
dipentaskan.
b. Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi.

4
c. Drama terdiri dari dialog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang
diwujudkan.
d. Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog watak-wataknya.

D. TUJUAN
1. Tujuan dari Buku Pengayaan
a. Saat menulis buku pengayaan, penulis perlu memerhatikan kesesuaian materi dengan
tujuan pendidikan. Kemudian, materi juga sebaiknya mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan sehingga tetap relevan untuk digunakan. Selain itu, dalam menulis buku
pengayaan, materi juga sebaiknya juga ditulis untuk mengembangkan kemampuan
bernalar pembacanya.

b. Materi yang sesuai nantinya akan menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan
pendidikan. Materi yang disajikan sebaiknya mampu mengembangkan potensi peserta
didik untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu,
pembaca juga diharapkan dapat meningkatkan akhlak mulia, kreatif, cakap, mandiri,
dan menjadi seorang yang demokratis. Dengan begitu, tujuan pendidikan dapat diraih
melalui penulisan dan penggunaan buku pengayaan di lingkungan pendidikan.

2. Tujuan dari Drama


a. Untuk menghibur dan membahagiakan intruksi kepada para penonton.
b. Mendapatkan suatu pengetahuan, pengetahuan seni keindahan dan pengalaman.
c. Untuk menghibur secara santai dan pengalaman tentang estetika.

E. CONTOH
1. Contoh Buku Pengayaan
Bentuk-bentuk dari buku pengayaan seperti:
a. Buku atau bacaan umum: komik, cerpen, novel
b. Buku motivasi: biografi, kesejarahan
c. Buku keterampilan: cara merajut, menjahit
d. Buku pengetahuan: pelajaran atau buku trik-trik belajar

2. Contoh Buku Drama


Drama Romeo dan Juliet bertema masalah percintaan yang berakhir dengan
kematian, berdasarkan temanya drama Romeo dan Juliet memiliki amanat:
Meskipun manusia begitu cermat dan teliti merencanakan sesuatu, Tuhan jugalah yang
menetukan apa yang terjadi. Manusia tidak kuasa melawan garis nasib yang ditetapkan
oleh Tuhan.

5
Amanat drama yang dipaparkan diatas adalah versi penulis. Amanat drama Romeo
dan Juliet dapat ditafsirkan berbeda-beda oleh penonton atau pembacanya. Sedangkan
unsur ekstrinsik (unsur luar) dalam drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya
dialog atau percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah
dipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.

F. UNSUR-UNSUR
1. Unsur-unsur Buku Pengayaan
a. Kesesuaian ilustrasi dengan bahasa
b. Keterpahaman bahasa atau ilustrasi
c. Ketepatan dalam menggunakan bahasa
d. Ketepatan dalam menggunakan gambar/foto/ilustrasi
2. Unsur-unsur Buku Drama
a. Tokoh
b. Perwatakan atau Penokohan
c. Setting
d. Tema
e. Alur atau Plot
f. Amanat atau Pesan Pengarang

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Buku pengayaan adalah buku yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata
pelajaran tertentu. Karakteristik buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa referensi
baku mapel tertentu yang disusun sistematis & sederhana disertai petunjuk pembelajaran.
Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan, mengembangkan, dan
memperkaya kemampuan siswa (Pusat Perbukuan 2008:12). Pendapat lainnya, buku
pengayaan atau buku pelajaran adalah jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar dan
mengajar.
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Drama adalah hidup yang
dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Dalam
bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat
istilah Sandiwara.

B. SARAN
Dalam pembuattan makalah ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun supaya kami dapat membuat makalah yang jauh lebih baik untuk kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://westbatavia.blogspot.com/2015/04/3-contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik.html
https://www.niahidayati.net/menelusuri-sejarah-buku.html
http://kiatberbahasa.blogspot.com/2018/04/buku-pengayaan-non-fiksi-dan-buku-drama.html
https://putriastini.wordpress.com/2014/02/19/makalah-drama/
http://suherlicentre.blogspot.com/2008/06/menulis-buku-pengayaan.html
https://www.zenius.net/prologmateri/bahasa-indonesia/a/1150/buku-pengayaan

Anda mungkin juga menyukai