Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pendidikan Seni Budaya


“Teater Nusantara”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA    : EDNI KURNIAWATI


Guru Mapel : Kirenius, S.Pd.K

SMA PERMATA KASIH NANGA PINOH


KABUPATEN MELAWI
TAHUN AJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Nanga Pinoh, 18 November 2019

                                                                                               Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A.      Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C.      Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A.      Pengertian Teater Tradisional ....................................................................................... 2
1.      Arti Teater ................................................................................................................... 2
2.      Definisi Teater Tradisional ............................................................................................ 2
B.       Jenis Seni Teater .......................................................................................................... 3
a.      Teater Rakyat ............................................................................................................... 3
b.      Teater Klasik ................................................................................................................ 3
c.       Teater Transisi ............................................................................................................. 4
C.      Contoh Teater Tradisional ............................................................................................ 4
BAB III : PENUTUP ...................................................................................................... 11
A.       Kesimpulan ................................................................................................................ 11
B.       Saran ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku
penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas
(bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah)
yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau
rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari
refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik
lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan
simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.
Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk
mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul
bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak
hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan
kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat.
Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok
masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan
politik.

B.            Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1)        Pengertian Teater ?
2)        Jenis-jenis Teater ?
3)        Contoh Teater Tradisional ?

C.           Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)        Menjelaskan Pengertian Teater
2)        Menyebutkan Jenis-jenis Teater
3)        Menyebutkan Contoh Teater Tradisional

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Teater Tradisional


1.        Arti Teater
Kata “Teater” berasal dari kata yunani kuno yakni theatron, yang dalam bahasa inggris
seeing place dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton” adalah cabang dari seni
pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakan
gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Teater
merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya
sebagai unsure utama yang menyatakan dirinya yang mewujudkan dalam suatu karya seni
pertunjukan (pementasan) yang didukung dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang
dijalin dalam cerita (lakon).
Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas :
Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit :
Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan
media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor,
musik, nyanyian, tarian, dsb. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk, arja, reog, lenong,
topeng, dagelan, sulapan akrobatik, bahkan pertunjukan band dan lain sebagainya. Dalam arti
sempit/khusus: drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas,
disaksikan oleh penonton, dengan media percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor
(setting), didasarkan atas naskah yang tertulis (hasil dari seni sastra) dengan atau tanpa musik,
nyanyian, tarian.

2.        Definisi Teater Tradisional


Sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman
tersebut, terdapat tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk
mendukung upacara ritual. Dimana Teater tradisional adalah merupakan bagian dari suatu
upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat.
Penyebutan teater pada saat itu sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan
belum merupakan suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan
upacara, unsur-unsur teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari
spontanitas rakyat dalam masyarakat lingkungannya.
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari
satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater
tradisional itu berbeda- beda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-
cara di mana teater tradisional lahir.

2
Teater tradisional atau yang juga dikenal dengan istilah “Teater daerah” adalah
merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para pemainnya berasal dari daerah setempat
dengan membawakan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan
dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang hidup di lingkungan tersebut,
misalnya mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam teater tradisional, segala sesuatunya
disesuaikan dengan kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial masyarakat, serta
struktur geografis masing-masing daerah. Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri yang spesifik
kedaerahan dan menggambarkan kebudayaan lingkungannya.
Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan dari
teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat inprovisasi). Sifatnya
supel, artinya dipentaskan disembarang tempat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didaerah-
daerah seluruh Indonesia. Teater tradisional tidak menggunakan naskah. Sutradara hanya
menugasi pemain untuk memainkan tokoh tertentu. Para pemain di tuntut mempunyai
spontanitas dalam berimprovisasi yang tinggi. Contoh teater tradisional antara lain: ludruk (Jawa
timur), ketoprak (Jawa tengah), dan lenong (Jawa barat).

B.            Jenis Seni Teater


a.    Teater rakyat
Sifat teater rakyat sama halnya seperti tradisional, yaitu improvisasi, sederhana, spontan
dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Contohnya antara lain: Makyong dan Mendu didaerah
Riau dan Kalimantan Barat, Randai dan Bakaba di Sumatera Barat, Ketoprak, Srandul, Jemblung
di Jawa Tengah dan lain sebagainya.
b.   Teater Klasik
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita,
pelaku yang terlatih, gedung pertunjukkan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan
kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik
tampak dalam jenis teater ini. Contohnya: wayang kulit, wayang orang dan wayang golek.
Ceritanya statis, tetapi memiliki daya tarik berkat kretatifitas dalang atau pelaku teater tersebut
dalam menghidupkan lakon.

c.    Teater Transisi
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya
penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Jenis teater seperti komedi istambul,
sandiwara dardanela, srimulat dan sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan ludruk atau
ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor dan properti lain
menggunakan tehnik barat.

3
C.           Contoh Teater Tradisional
1.        Ketoprak

Ketoprak merupakan teater tradisional yang populer di Jawa Tengah. Pada mulanya


Ketoprak hanyalah permainan orang - orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh
lesung di bulan Purnama, yang disebut gejogan.
Pada perkembangannya menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang
lengkap. Semula disebut ketoprak lesung, kemudian dengan dimasukkannya musik gendang,
terbang, suling, nyanyian dan lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan,
maka lengkaplah Ketoprak sebagaimana yang sekarang kita kenal. Ketoprak pertama kali
dipentaskan sekitar tahun 1909.
2.        Lenong

Lenong merupakan teater tradisional Betawi yang menggunakan musik Gambang


Kromong. Lenong terbagi menjadi Lenong Denes dan Lenong Preman. Tontonan Lenong Denes
(yang lakonnya tentang raja - raja dan pangeran) sekarang sudah jarang kita jumpai, karena
hampir tidak ada penerusnya. Pertunjukan Lenong Preman (yang lakonnya tentang rakyat
jelata) seperti yang kita kenal sekarang, pada mulanya dimainkan semalam suntuk. Karena jaman
berkembang dan tuntutan keadaan, maka terjadi perubahan- perubahan. Bersamaan
dengan diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta (Taman Ismail Marzuki), lenong yang tadinya
hanya dimainkan di kampung - kampung, oleh SM. Ardan dibawa ke Taman Ismail Marzuki,
tapi waktu pertunjukannya diperpendek menjadi satu sampai dua setengah jam saja.

4
Teater tradisional Betawi yang lain adalah Topeng Betawi, Topeng Blantek dan Jipeng
(Jinong). Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar, Topeng Blantek
menggunakan musik Tabuhan Rebana Biang dan Jipeng atau Jinong menggunakan musik
Tanjidor.  Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkan sejarahnya, Lenong
mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.
3.             Longser

Longser merupakan teater tradisional di Jawa Barat. Menurut pendapat, kata Longser


berasal dari kata "Melong"  yang berarti melihat dan "seredet" yang berarti tergugah. Diartikan
bahwa siapa yang melihat  pertunjukan hatinya akan tergugah.
Sebagaimana dengan tontonan teater tradisional yang lain, tontonan Longser juga
bersifat hiburan. Sederhana, jenaka dan menghibur. Tontonan Longser bisa diselenggarakan di
mana saja, karena tanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannya dengan duduk
melingkar.
4.        Ludruk

Ludruk merupakan teater tradisional di Jawa Timur yang bersifat kerakyatan. Asalnya


dari Jombang. Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Pada perkembangannya, Ludruk
menyebar ke daerah - daerah di sebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri sampailah ke
Jawa Tengah.
Pada tontonan Ludruk, semua perwatakan dimainkan oleh laki - laki. Cerita yang
dilakonkan biasanya tentang sketsa kehidupan rakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan
perjuangan melawan penindasan. Unsur parikan atau kidungan di dalam Ludruk pengaruhnya
sangat besar. Misalnya, parikan yang dilantunkan oleh Cak Durasim di zaman penjajahan
Jepang, membuat Cak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang.

5
5.        Mamanda

Mamanda merupakan teater tradisional yang berasal dari Banjarmasin, Kalimantan


Selatan. Tahun 1897, datanglah rombongan bangsawan Malaka ke Banjar Masin, yang ceritanya
bersumber dari syair Abdoel Moeloek. Meskipun masyarakat Banjar sudah mengenal
wayang, topeng, joget, Hadrah, Rudat, Japin, tapi rombongan Bangsawan ini mendapat tempat
tersendiri di masyarakat.
Pada perkembangannya nama Bangsawan merubah menjadi Badamuluk. Dan
berkembang lagi menjadi Bamanda atau mamanda. Kata Mamanda berasal dari kata “mama”
yang berarti paman atau pakcik dan “nda” yang berarti yang terhormat. Mamanda berarti Paman
yang terhormat. Struktur dan perwatakan pada tontonan Mamanda sampai sekarang tidak
berubah. Yang berubah hanyalah tata busana, tata musik dan ekspresi artistiknya.
6.        Arja

Arja merupakan teater tradisional di Bali. Cukup banyak bentuk teater tradisional yang
ada di Bali. Arja juga merupakan teater tradisional Bali yang bersifat kerakyatan. Penekanan
pada pertunjukan Arja adalah tarian dan nyanyian. Pada awalnya tontonan Arja dimainkan oleh
laki - laki, tapi pada perkembangannya lebih banyak pemain wanita, karena penekanannya pada
tari.
Arja umumnya mengambil lakon dari Gambuh, yaitu yang bertolak dari cerita Gambuh.
Namun seiring perkembangan, dimainkan juga lakon dari Ramayana dan Mahabharata. Tokoh
- tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung (Inye, Condong) pelayan wanita, Galuh atau
Sari, Raja Putri, Limbur atau Prameswari, mantri, dll.
7.        Kemidi Rudat

6
Kemidi Rudat merupakan teater tradisional kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun
bernuansa Melayu. Dengan instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan. Bahkan lakon -
lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lama dan dialognya diucapkan dalam bahasa
Melayu.
8.        Kondobuleng

Kondobuleng merupakan teater tradisional yang berasal dari suku Bugis, Makassar.


Kondobuleng berasal dari kata "kondo" yang berarti bangau dan "buleng" yang berarti putih.
Yang kalau di artikan berarti bangau putih. Tontonan Kondobuleng ini mempunyai makna
simbolis.
Sebagaimana teater tradisional umumnya, tontonan Kondobuleng juga dimainkan
secara spontan. Ceritanya simbolik, tentang manusia dan burung bangau. Dan dimainkan dengan
gaya lelucon, banyolan yang dipadukan dengan gerak stilisasi. Yang unik dari tontonan ini
adalah tidak adanya batas antara karakter dengan properti yang berlangsung pada adegan
tertentu. Mereka pelaku, tapi pada adegan yang sama mereka adalah perahu yang sedang
mengarungi samudera. Tapi pada saat itu pula mereka adalah juga penumpangnya.
9.        Dulmuluk

7
Dulmuluk merupakan teater tradisional di Palembang, Sumatera Selatan. Nama
dulmuluk diambil dari nama tokoh cerita yang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Teater
tradisional Dulmuluk ini juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan.
Tontonan Dulmuluk ini juga menggunakan sarana tari, nyanyi dan drama sebagai
bentuk ungkapannya. Musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena
pemain juga menyanyikan dialog-dialognya. Humor dan banyolan sangat dominan dalam
tontonan Dulmuluk, yang memadukan unsur-unsur tari, nyanyi dan drama ini.
10.    Randai

Randai merupakan teater tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.


Teater Randai bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba yang berarti “cerita”. Kaba yang
berbentuk gurindam dan pantun didendangkan dengan iringan saluang, rabab, bansi dan
rebana. Tontonan berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak - gerak tari yang
bertolak dari silat. Gerak - gerak silat ini disebut gelombang.
Cerita - cerita yang digarap menjadi tontonan adalah cerita - cerita lisan berupa legenda
dan dongeng yang cukup popular di tengah masyarakat. Randai adalah tontonan yang
menggabungkan musik, nyanyian, tari, drama dan seni bela diri silat. Umumnya
dipertontonkan dalam rangka upacara adat maupun festival.
11.    Makyong

Maknyong merupakan teater tradisional yang berasal dari pulau Mantang, Riau. Pada
mulanya tontonan makyong berupa tarian dan nyanyian, tapi seiring perkembangan,

8
kemudian dimainkan cerita - cerita rakyat, legenda dan cerita kerajaan. Makyong juga digemari
oleh para bangsawan dan para sultan, sehingga sering dipertontonkan di istana - istana.
Tontonan Makyong diawali dengan upacara yang dipimpin oleh seorang panjak
(pawang) agar semua yang terlibat dalam persembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari,
nyanyi dan musik mendominasi tontonan. Tidak seperti tontonan teater tradisional lainnya
dimana umumnya dimainkan oleh laki - laki, pada tontonan Makyong yang mendominasi justru
perempuan. Kalau pemain laki - laki muncul, mereka selalu memakai topeng, sementara pemain
wanita tidak memakai topeng. Cerita lakon yang dimainkan berasal dari sastra lisan
berupa dongeng dan legenda yang sudah dikenal oleh masyarakat disana.

No Nama Provinsi Ibukota Nama Teater Indonesia

1 Aceh Banda Aceh Didong

2 Sumatera Utara Medan Bangsawan dan Tumut-tumut

3 Sumatera Barat Padang Randai dan Bakaba

4 Riau Pekanbaru Makyong

5 Kepulauan Riau Tanjung Pinang Makyong

6 Jambi Jambi Nengade

7 Bengkulu Bengkulu Nadai batebah

8 Sumatera Selatan Palembang Dulmuluk

Kepulauan Bangka
9 Pangkal Pinang Timot kesambet
Belitung

10 Lampung Banda Lampung Warahan

11 Banten Serang Ubrug

12 Jawa Barat Bandung Banjet, Rudet dan Tarling

13 DKI Jakarta Jakarta Lenong

14 Jawa Tengah Semarang Kethoprak

15 DI Yogyakarta Yogyakarta Garasi

16 Jawa Timur Surabaya Ludruk dan Reog

9
17 Bali Denpasar Drama gong

18 Nusa Tenggara Barat Mataram Cupak gerantang

19 Nusa Tenggara Timur Kupang Kemidi rudat

20 Kalimantan Utara Tanjungselor Mendu

21 Kalimantan Barat Pontianak Abstrak mendu

22 Kalimantan Tengah Palangkaraya Bawi lamus

23 Kalimantan Selatan Banjarmasin Mamanda

24 Kalimantan Timur Samarinda Mamanda

25 Gorontalo Gorontalo Cipoa

26 Sulawesi Utara Manado Pagi dan bening

27 Sulawesi Barat Mamuju Koa-koayang

28 Sulawesi Tengah Palu Copo palu

29 Sulawesi Selatan Makassar Kondobuleg

30 Sulawesi Tenggara Kendari Gandrang bulo

31 Maluku Utara Sofifi cakalele

32 Maluku Ambon Kalana hitate bulane

33 Papua Barat Manokwari -

34 Papua Jayapura Nug Nug Wan

10
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya
(seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam
cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional
di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh
unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya
masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak
terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi
seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya
pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki
peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah
masyarakat. Seni Teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen
yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada
semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi
makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa
diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah
satu negara yang hebat dalam dunia seni.

B.       Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya penulis pribadi. Saya
menyadari makalha ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon kritik dan
sarannya untuk kesempurnaan pembuatan makalah dikemudian hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-
rambet.pdf
http://ogetgote.wordpress.com/documents/free-download-kumpulan-makalah/makalah-seni-
teater/
http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-seni-teater.html
http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Teater
http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html
http://www.warnetgadis.com/2016/12/gadis-net-makalah-tentang-teater-lengkap.html

12

Anda mungkin juga menyukai