Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Pengertian Teater Tradisional ....................................................................................... 2
1. Arti Teater ................................................................................................................... 2
2. Definisi Teater Tradisional ............................................................................................ 2
B. Jenis Seni Teater .......................................................................................................... 3
a. Teater Rakyat ............................................................................................................... 3
b. Teater Klasik ................................................................................................................ 3
c. Teater Transisi ............................................................................................................. 4
C. Contoh Teater Tradisional ............................................................................................ 4
BAB III : PENUTUP ...................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 11
B. Saran ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku
penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas
(bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah)
yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau
rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari
refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik
lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan
simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.
Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk
mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul
bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak
hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan
kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat.
Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok
masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan
politik.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1) Pengertian Teater ?
2) Jenis-jenis Teater ?
3) Contoh Teater Tradisional ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan Pengertian Teater
2) Menyebutkan Jenis-jenis Teater
3) Menyebutkan Contoh Teater Tradisional
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Teater tradisional atau yang juga dikenal dengan istilah “Teater daerah” adalah
merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para pemainnya berasal dari daerah setempat
dengan membawakan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar dan
dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang hidup di lingkungan tersebut,
misalnya mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam teater tradisional, segala sesuatunya
disesuaikan dengan kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial masyarakat, serta
struktur geografis masing-masing daerah. Teater Tradisional mempunyai ciri-ciri yang spesifik
kedaerahan dan menggambarkan kebudayaan lingkungannya.
Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan dari
teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat inprovisasi). Sifatnya
supel, artinya dipentaskan disembarang tempat. Jenis ini masih hidup dan berkembang didaerah-
daerah seluruh Indonesia. Teater tradisional tidak menggunakan naskah. Sutradara hanya
menugasi pemain untuk memainkan tokoh tertentu. Para pemain di tuntut mempunyai
spontanitas dalam berimprovisasi yang tinggi. Contoh teater tradisional antara lain: ludruk (Jawa
timur), ketoprak (Jawa tengah), dan lenong (Jawa barat).
c. Teater Transisi
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya
penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Jenis teater seperti komedi istambul,
sandiwara dardanela, srimulat dan sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan ludruk atau
ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor dan properti lain
menggunakan tehnik barat.
3
C. Contoh Teater Tradisional
1. Ketoprak
4
Teater tradisional Betawi yang lain adalah Topeng Betawi, Topeng Blantek dan Jipeng
(Jinong). Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar, Topeng Blantek
menggunakan musik Tabuhan Rebana Biang dan Jipeng atau Jinong menggunakan musik
Tanjidor. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkan sejarahnya, Lenong
mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.
3. Longser
5
5. Mamanda
Arja merupakan teater tradisional di Bali. Cukup banyak bentuk teater tradisional yang
ada di Bali. Arja juga merupakan teater tradisional Bali yang bersifat kerakyatan. Penekanan
pada pertunjukan Arja adalah tarian dan nyanyian. Pada awalnya tontonan Arja dimainkan oleh
laki - laki, tapi pada perkembangannya lebih banyak pemain wanita, karena penekanannya pada
tari.
Arja umumnya mengambil lakon dari Gambuh, yaitu yang bertolak dari cerita Gambuh.
Namun seiring perkembangan, dimainkan juga lakon dari Ramayana dan Mahabharata. Tokoh
- tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung (Inye, Condong) pelayan wanita, Galuh atau
Sari, Raja Putri, Limbur atau Prameswari, mantri, dll.
7. Kemidi Rudat
6
Kemidi Rudat merupakan teater tradisional kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun
bernuansa Melayu. Dengan instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan. Bahkan lakon -
lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lama dan dialognya diucapkan dalam bahasa
Melayu.
8. Kondobuleng
7
Dulmuluk merupakan teater tradisional di Palembang, Sumatera Selatan. Nama
dulmuluk diambil dari nama tokoh cerita yang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Teater
tradisional Dulmuluk ini juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan.
Tontonan Dulmuluk ini juga menggunakan sarana tari, nyanyi dan drama sebagai
bentuk ungkapannya. Musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena
pemain juga menyanyikan dialog-dialognya. Humor dan banyolan sangat dominan dalam
tontonan Dulmuluk, yang memadukan unsur-unsur tari, nyanyi dan drama ini.
10. Randai
Maknyong merupakan teater tradisional yang berasal dari pulau Mantang, Riau. Pada
mulanya tontonan makyong berupa tarian dan nyanyian, tapi seiring perkembangan,
8
kemudian dimainkan cerita - cerita rakyat, legenda dan cerita kerajaan. Makyong juga digemari
oleh para bangsawan dan para sultan, sehingga sering dipertontonkan di istana - istana.
Tontonan Makyong diawali dengan upacara yang dipimpin oleh seorang panjak
(pawang) agar semua yang terlibat dalam persembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari,
nyanyi dan musik mendominasi tontonan. Tidak seperti tontonan teater tradisional lainnya
dimana umumnya dimainkan oleh laki - laki, pada tontonan Makyong yang mendominasi justru
perempuan. Kalau pemain laki - laki muncul, mereka selalu memakai topeng, sementara pemain
wanita tidak memakai topeng. Cerita lakon yang dimainkan berasal dari sastra lisan
berupa dongeng dan legenda yang sudah dikenal oleh masyarakat disana.
Kepulauan Bangka
9 Pangkal Pinang Timot kesambet
Belitung
9
17 Bali Denpasar Drama gong
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya
(seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam
cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional
di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh
unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya
masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak
terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi
seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya
pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki
peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah
masyarakat. Seni Teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen
yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada
semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi
makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa
diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah
satu negara yang hebat dalam dunia seni.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya penulis pribadi. Saya
menyadari makalha ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon kritik dan
sarannya untuk kesempurnaan pembuatan makalah dikemudian hari.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-
rambet.pdf
http://ogetgote.wordpress.com/documents/free-download-kumpulan-makalah/makalah-seni-
teater/
http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-seni-teater.html
http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Teater
http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html
http://www.warnetgadis.com/2016/12/gadis-net-makalah-tentang-teater-lengkap.html
12