Anda di halaman 1dari 32

BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat Drama
Drama adalah proses lakon sebagai tokoh dalam peran, mencontoh, meniruh
gerak pembicaraan perseorangan, menggunakan secara nyata dari perangkat yang
dibayangkan, penggunaan pengalaman yang selalu serta pengetahuan, karakter dan
situasi dalam suatu lakuan, dialog, monolog, guna menghindarkan peristiwa dan
rangkaian cerita cerita tertentu Menurut Wood dan Attfield, 1996 (dalam Sariana,
2010:60). Diceritakan oleh pemasar online (Badudu, Aziz;2015; Kajian Drama
Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;
http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018).

Drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam
dialog atau pantomi, suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang
tokoh, terutama sebagai suatu cerita yang diperuntukkan buat dipentaskan di
panggung dramatik Benhart (dalam Taringan, 1984: 7). Diceritakan oleh pemasar
online (Badudu, Aziz;2015; Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan
Struktural; http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-
naskah-dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018).
Berdasarkan pendapat di atas, bisa disimpulkan, bahwa pengertian drama
lebih mengacu pada naskah lakon, yang melukiskan konflik manusia dalam bentuk
dialog, yang dipresentasikan melalui tontonan dengan menggunakan percakapan dan
action di hadapan penonton atau dipentaskan. Drama adalah kisah hidup dan
kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak
atau penonton dengan media: percakapan, gerak dan laku dengan tata pentas atau
dekor (layar, dst), didasarkan pada naskah tertulis dengan atau tanpa musik, nyanyian,
dan tarian.

B. Pendekatan Struktural
Analisis naskah drama dengan mengunakan pendekatan struktural adalah
menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan instrisik yang terdapat dalam naskah drama

3
4

tersebut. Adapun unsur-unsur instrisik dalam karya sastra drama yakni sebagai
berikut.

1. Judul
Judul merupakan kontak pertama antara pengarang dengan pembaca. Oleh
karena itu judul harus menarik. Sebagai kepala karangan peran judul sangat penting.
Judul karangan dapat menunjukkan unsur-unsur tertentu dari karya sastra, antara lain:
a. dapat menunjukkan tokoh utama;
b. dapat menunjukkan alur waktu, hal ini terdapat pada cerita yang disusun secara
kronologis;
c. dapat menunjukkan objek yang dikemukakan dalam suatu cerita;
d. dapat mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita;
e. dapat mengandung beberapa pengertian, misalnya tempat dan suasana. (Jones
dalam Maslikatin, 2007:12).

2. Babak dan Adegan


Salah satu ciri yang membedakan naskah drama dengan novel adalah
pembagian babak dan adegan. Babak merupakan bagian dari naskah drama yang
menerangkan semua peristiwa yang terjadi di suatu tempat, pada urutan waktu
tertentu, atau kesatuan peristiwa yang terjadi pada suatu tempat dan pada suatu urutan
waktu. Adegan ialah bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan
peristiwa yang disebabkan oleh datang dan perginya seorang atau lebih tokoh.
(Sumarjo & Saini KM dalam Maslikatin, 2007:42). Diceritakan oleh pemasar online
(Badudu, Aziz;2015; Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;
http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018). Ada drama yang hanya terdiri atas
satu babak misalnya drama monolog, dan ada drama yang terdiri atas beberapa babak.
Tiap babak bisa dibagi menjadi datu adegan atau beberapa adegan.
5

3. Wawancang dan Kramagung


Wawancang dan Kramagung merupakan ciri yang membedakan naskah drama
dari genre sastra yang lain (novel, novelet, cerpen). Wawancang ialah ucapan atau
dialog yang dilakukan tokoh cerita, sedangkan kramagung ialah petunjuk teknis yang
harus dilakukan tokoh cerita secara lahiriah yang disebut stage direction.
(Tambajong dalam Maslikatin, 2007:41). Diceritakan oleh pemasar online (Badudu,
Aziz;2015; Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;
http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018).
Naskah drama terdiri dari deretan dialog-dialog yang disebut wawancang.
Wawancang biasanya dilengkapi dengan kramagung. Keberadaan kramagung sangat
membantu mengarahkan pemain pemula. Meskipun demikian naskah-naskah drama
yang ditulis oleh pengarang yang mempunyai kelompok teater seringkali minim
kramagungung.

4. Tema
Tema merupakan pokok pikiran dalam karya sastra. Tema merupakan gagasan
pokok atau subjek master yang dikemukakan oleh penyair (Waluyo, dalam
Maslikatin. 2007:26).
Nurgiyantoro membagi tema menjadi dua yaitu tema mayor dan tema minor.
Tema mayor ialah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan umum karya
sastra itu, adapun makna-makna tambahan itulah yang disebut tema-tema minor.
Esten menyatakan ada tiga cara menentukan tema mayor, yaitu: (1) menentukan
persoalan mana yang menonjol (2) persoalan mana yang paling banyak menimbulkan
konflik (3) persoalan mana yang membutuhkan waktu penceritaan (Maslikatin,
2007:12). Diceritakan oleh pemasar online (Badudu, Aziz;2015; Kajian Drama
Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural
;http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018).
6

5. Tokoh dan Penokohan

Salah satu unsur penting dalam naskah drama adalah tokoh atau penokohan.
Karena tokoh yang harus menyampaikan misi pengarang di atas pentas. Penokohan
dan fisical describtion para tokoh dalam naskah drama seharusnya jelas. Sujiman
menyatakan tokoh cerita ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa dan
perlakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh cerita bisa terdiri dari satu orang
misalnya monolog, atau terdiri dari beberapa orang.
Berdasarkan tingkat kepentingan dalam cerita, tokoh bisa dibagi menjadi dua
yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama ialah tokoh yang diutamakan
penceritaannya dalam karya sastra (drama). Ia adalah tokoh yang paling banyak
diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh
bawahan ialah tokoh yang keberadaannya mendukung tokoh utama.
Setiap tokoh dalam cerita (drama) pasti mempunyai karakter yang berbeda-
beda. Perbedaan ini yang nantinya menimbulkan konflik dan membuat cerita hidup
serta dramatik.
Wellek (dalam Maslikatin, 2007:45). Diceritakan oleh pemasar online (Badudu,
Aziz;2015; Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;
http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018).membagi tokoh menjadi dua yaitu
watak bulat (round character) dan watak datar (flat character). Round character atau
watak bulat adalah watak tokoh yang berubah-ubah dari awal kemunculannya sampai
akhir cerita. Flat character atau watak datar adalah watak tokoh yang dari awal
kemunculannya sampai akhir cerita tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan fungsinya dalam drama, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi


empat macam, yaitu :
a. protagonis : peran utama (pahlawan) yang menjadi pusat cerita.
b. antagonis : peran lawan, sering juga menjadi musuh yang menyebabkan konflik.
7

c. tritagonis : peran penengah, bertugas mendamaikan atau menjadi perantara


protagonis dan antagonis.
d. peran pembantu : peran yang secara tidak langsung terlibat dalam konflik, tetapi
diperlukan untuk menyelesaikan berita. (Harymawan, dalam Maslikatin. 2007:45).

6. Alur
Alur merupakan susunan cerita. Oemarjati menyatakan alur adalah struktur
penyusunan kejadian-kejadian dalam cerita yang disusun secara logis dan rangkaian
kejadian itu saling terjadi dalam hubungan kausalitas. Plot dibagi menjadi lima
bagian, yaitu:
a. situation, pengarang menggambarkan suasana awal cerita. Pada tahapan ini belum
ada konflik, pengarang hanya memperkenalkan tokoh-tokohnya dan situasi.
b. generatin circumtanses (cerita mulai bergerak). Pada tahapan ini pengarang mulai
mengenakan konflik pada tokoh cerita.
c. rising action, cerita mmulai memuncak. Pada tahapan ini persoalan-persoalan
mulai menuju puncak.
d. climax (cerita mencapai puncak). Pada tahapan ini konflik yang dialami tokoh
mencapai puncak.
e. denouement atau penyelesaian. Pada tahap ini pengarang memberi penyelesaian
dari permasalahan-permasalahan yang ada. (Tasrif dalam Maslikatin, 2007:16)
Berdasarkan susunan peristiwa-peristiwa dalam cerita, alur dapat dibedakan
menjadi dua yaitu alur lurus dan alur sorot balik (flash back). Susunan alur lurus
terjadi apabila peristiwa-peristiwa dalam cerita disusun mulai dari situation, generatin
circumtanses, rising action, climax, denouement. Alur sorot balik (flash back) terjadi
apabila susunan peristiwa dalam cerita disusun terbalik mulai daridenouement,
climax, rising action, generatin circumtanses, situation.
Berdasarkan kualitas jalinan peristiwa-peristiwa dalam cerita terdapat alur erat
dan alur longgar. Alur erat terjadi apabila kualitas jalinan peristiwa-peristiwa dalam
cerita sangat erat, sehingga apabila salah satu bagian cerita dihilangkan keutuhan
8

cerita akan terganggu. Alur longgar terjadi apabila kualitas jalinan peristiwa-peristiwa
dalam cerita tidak erat, terdapat degresi, sehingga apabila degresi itu dilepaskan atau
dihilangkan keutuhan cerita tidak terganggu.
Berdasarkan kuantitas jalinan peristiwa dalam cerita terdapat dua macam alur,
yaitu alur tunggal dan alur ganda. Cerita beralur tunggal terjadi kalau dalam cerita itu
hanya terdapat satu bangunan alur. Alur ganda terjadi apabila dalam cerita itu terdapat
dua jalinan cerita atau lebih misalnya alur Mekar karena Memar karya Alex
Tobing, Supernova karya Dewi Lestari.
Berdasarkan cara penyelesaian permasalahan dalam cerita terdapat dua
macam alur yaitu alur tertutup dan alur terbuka. Alur tertutup terjadi apabila
penyelesaian (denoument) persoalan diberikan oleh pengarang. Alur terbuka terjadi
apabila penyelesaian persoalan dalam cerita diserahkan kepada pembaca.

7. Konflik
Secara umum, konflik adalah pertentangan, percekcokan dan perselisihan.
Wellek (1989) menyatakan konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada
pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan
aksi balasan.
Tarigan (dalam Maslikatin, 2007) Diceritakan oleh pemasar online (Badudu,
Aziz;2015; Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;
http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018). membagi konflik menjadi dua
yaitu konflik fisik atau konflik eksternal dan konflik psikologis atau konflik internal.

Konflik fisik di bagi menjadi tiga yaitu : (1) konflik antara manusia dengan
manusia (2) konflik antara manusia dengan masyarakat (3) konflik antara manusia
dengan alam. Konflik batin dibagi menjadi dua yaitu : (1) konflik ide yang satu
dengan ide yang lain (2) konflik seseorang dengan kata hatinya.

8. Latar
9

Latar (Setting) adalah tempat terjjadinya peristiwa dalam cerita atau lingkungan
yang mengelilingi pelaku. Latar juga menunjukkan local colour atau warna lokal.
Cerita yang berlatar budaya Jawa aka menggunakan dialog logat Jawa dan tata rias
maupun tata pakaian yang menggambarkan orang Jawa. Penyajian latar yang berhasil
dapat menciptakan warna kedaerahan yang kuat sehingga dapat menghidupkan cerita.
(Lubis dalam Maslikatin, 2007:17). Diceritakan oleh pemasar online (Badudu,
Aziz;2015; Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;
http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018).

Nugiyantoro menyatakan fungsi latar adalah (1) untuk menggambarkan situasi


(ruang dan waktu); (2) untuk proyeksi keadaan batin para tokoh cerita.
Berdasarkan fungsinya, latar dibedakan menjadi lima bagian yaitu:
a. tempat terjadinya peristiwa, baik tempat diluar atau di dalam rumah yang
melingkupi tokoh;
b. lingkungan kehidupan, menyangkut lingkungan tempat, lingkungan pekerjaan;
c. sistem kehidupan, sesuai dengan lingkungan kehidupan tokoh;
d. alat-alat atau benda-benda kehidupan;
e. waktu terjadinya peristiwa, meliputi musim, iklim, bulan tahun, dan sebagainya.
(Pradopo dalam Maslikatin, 2007:17).
9. Tipe Drama
Tipe drama ialah sifat yang dominan dalam drama. Tipe drama ada empat
macam, antara lain: tragedi, komedi, melodrama, farce (Tarigan dalam Maslikatin,
2007:47). Boulton merinci tipe drama lebih lengkap lagi menjadi 17 macam. Adapun
penjelasan ke-17 tipe drama tersebut yakni.
a. Tragedi adalah drama yang penuh dengan kesedihan, penderitaan, dan minimal
seorang tokoh mati. Penggarapan drama tipe ini bersifat serius, permasalahan yang
diangkat juga serius. Tipe tragedi menonjolkan unsur intrik, pembunuhan,
kesengsaraan, suasana suram, kesakitan dsb. Drama tipe ini mudah dikenali
(terutama di Indonesia) karena kebanyakan drama Indonesia menampilkan
kesedihan dan kesengsaraan atau ketidakadilan.
10

b. Melodrama berisi kejadian-kejadian yang menyedihkan namun berakhir dengan


kegembiraan. Boulton menyatakan tipe drama ini sebagai drama tragedi yang
miskin. Permasalahan yang diangkat bisa serius tetapi penggrapannya tidak serius.
Kesedihan ditampilkan secara berlebihan begitu pula kegembiraanya juga
ditampilkan secara berlebihan. Drama-drama tradisional (ludruk, lenong) biasanya
bertipe melodrama.
c. Heroic play atau drama kepahlawanan ialah drama yang menceritakan perjuangan
para pahlawan untuk meraih kemerdekaan. Perjuangan dalam drama modern tidak
dibatasi pada peperangan, tetapi bisa dalam arti luas, misalnya perjuangan para
buruh dalam drama Marsinah Nyanyian dari dalam Kubur.
d. Drama Problema (problem play) ialah drama yang menceritakan problema yang
ada di masyarakat, baik problem sosial maupun moral.
e. Drama komedi ialah drama yang bertujuan membuat orang tertawa. Permasalahan
yang diangkat dalam drama tragedi adalah permasalahan serius demikian juga
penggarapannya, tetapi sifatnya serius.
f. Comedy of errors atau drama kekeliruan/kesalahan ialah komedi yang
kelucuannya memanfaatkan kesalahan-kesalahannya yang dilakukan oleh tokoh-
tokohnya.
g. Comedy of manners ialah drama komedi yang kelucuannya disebabkan tingkah
aneh para tokohnya.
h. Sentimental comedy ialah drama komedi yang menampilkan adegan-adegan yang
membuat penonton bersimpatik dan dapat meneteskan air mata bukan karena sedih
namun karena senang yang berlebihan.
i. Comedy of character or humor ialah komedi yang serius. kelucuannya bukan
karena kekonyolannya, tetapi karena karakter tokoh-tokohnya.
j. Farce (lawak) ialah drama yang hanya bertujuan memnuat orang tertawa
terpingkal-pingkal tanpa pendalaman tema maupun watak. Lawak biasanya
menghalalkan segala cara untuk menciptakan kelucuan.
11

k. Drama of ideas ialah drama yang mengungkapkan ide-ide yang penuh komplikasi
dari tokoh-tokohnya. Banyak drama Indonesia yang bertipe drama idea. Biasanya
muncul bersamaan dengan drama bertipe problema, atau drama bertipe tragedi.
l. Dedaktic play atau drama propaganda ialah drama yang memberi pengajaran pada
penontonnya. Drama ini berisi doktrin atau ajaran-ajaran agama, poltik, sosial.
Drama-drama pesanan atau perayaan-perayaan, baik perayaan hari besar agama
maupun perayaan hari besar kenegaraan biasanya bertipe drama propaganda.
m. History play atau drama sejarah berisi peristiwa sejarah yang sesuai dengan kurun
waktu, tempat-tempat, tokoh, dan peristiwa-peristiwa sejarah. Meskipun sifatnya
imajinatif, unsur ketepatan waktu, tempat dan peristiwa dalam drama sejarah harus
diperhatikan pada drama tipe ini.
n. Drama tragi-komedi ialah drama pencampuran antara tragedi dan komedi, bisa
berawal kesedihan dan berakhir kegembiraan atau sebaliknya. Mengadopsi drama
tragedi dan drama komedi. Sifat drama tragi-komedi pun juga sama dengan drama
tragedi dan drama komedi yaitu mengangkat permasalah yang serius dan
penggarapannya juga serius.
o. Symbolic play atau drama simbolik ialah drama yang menampilkan tokoh-tokoh
atau peristiwa-peristiwa simbolik. Drama simbolik biasanya untuk menyamarkan
sesuatu atau menyembunyikannya dari pemerintah.
p. Drama tari ialah drama yang berupa tari atau sendratari. Di Indonesia banyak
drama sendra tari, yang biasanya menceritakan kisah-kisah Mahabarata dan
Ramayana beserta variasi-variasinya.
q. Pantomime ialah drama yang menampilkan gerak-gerak berwatak.

10. Teknik Dialog


Dialog merupakan bagian yang sangat penting dalam naskah drama karena
naskah drama merupakan deretan-deretan dialog. Dialog merupakan bagian dari
naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan yang lain (Sumardjo
dalam Maslikatin, 2007:45). Diceritakan oleh pemasar online (Badudu, Aziz;2015;
12

Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;


http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018). Dialog juga sering disebut wawan
kata. Sudjiman menyatakan dialog juga mencerminkan pikiran para tokoh cerita,
sehingga dapat mengungkapkan watak para tokoh cerita. Boulton membagi teknik
dialog menjadi dua bagian, yaitu:
a. the technique of dialogue individuals : teknik dialog sendiri (monolog);
b. the technique of dialogue conversation : teknik percakapan, dialog antara tokoh
satu dengan tokoh yang lain.
Selain dua teknik tersebut, dalam drama naskah maupun drama pentas kadang-
kadang terdapat prolog dan epilog. Prolog berarti pembukaan, kata atau peristiwa
pendahuluan yang diucapkan oleh pemeran utama. Epilog berarti bagian penutup
pada karya sastra, yang fungsinya menyampaikan intisari atau menafsirkan maksud
karya sastra itu oleh pemeran utama. (KBBI dalam Maslikatin, 2007:46). Diceritakan
oleh pemasar online (Badudu, Aziz;2015; Kajian Drama Analisis Naskah dengan
Pendekatan Struktural; http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-
drama-analisis-naskah-dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018).

11. Gaya bahasa


Tarigan (1985:5). Diceritakan oleh pemasar online (Badudu, Aziz;2015;
Kajian Drama Analisis Naskah dengan Pendekatan Struktural;
http://serabutjangkarmata45.blogspot.com/2015/06/kajian-drama-analisis-naskah-
dengan.html; Diakses tanggal 16 September 2018) Mengemukakan “gaya bahasa
adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan dengan
jalan memperbandingkan sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain
yang lebih umum”.
Macam-macam majas secara umum:
a. Majas perbandingan
Kiasan kata-kata yang menyatakan perbandingan untuk memperoleh kesan dan
juga respon terhadap pendengar atau pembaca. Menilai atau pandangan tentang
bagaimana membuat perbandingan, Majas Perbandingan dibagi menjadi:
13

b. Asosiasi atau perumpamaan


Asosiasi pembicaraan atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada
dasarnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Ini kiasan ditandai dengan
penggunaan kata-kata seperti, seperti, bagaikan, dan sejenisnya.
c. Metafora
Metafora adalah kiasan yang mengungkapkan ekspresi langsung dalam bentuk
perbandingan analogis. Penggunaan kata atau kelompok kata bukan arti
sebenarnya.
d. Personifikasi
Personifikasi adalah kiasan yang membandingkan benda mati tampaknya memiliki
sebagai sifat manusia.
e. Alegori
Alegori yang diumumkan, melalui kiasan atau penggambaran. Alegori kiasan
yang membandingkan terkait satu sama lain dalam suatu kesatuan yang utuh.
f. Simbolik
Simbolik adalah kiasan yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan
benda-benda, hewan, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
g. Metonymy
Metonymy adalah kiasan yang menggunakan fitur atau label dari suatu objek
untuk menggantikan obyek tersebut.Pengungkapan penggunaan nama untuk
benda-benda lain ke dalam merek, karakteristik, atau atribut.
h. Hiperbola
Hiperbola adalah sosok tokoh pidato dalam bentuk pernyataan berlebihan fakta
dengan tujuan memberi kesan mendalam atau meminta perhatian.

C. Analisis Naskah Drama


“JANGAN SEBUT AKU ANAK KORUPTOR”
Oleh: Hamzah Utina
Para Pemain:
14

PAK BURHAN : TOKOH MAYSRAKAT (48 TAHUN)


BU KIRA : ISTRI PAK BURHAN (47 TAHUN)
PAK ZAINAL : SANG KORUPTOR (52 TAHUN)
BU ANISA : ISTRI PAK ZAINAL (47 TAHUN)
BU SARCE : ISTRI PAK RIO (45 TAHUN)
PAK HASAN : TOKOH MASYARAKAT (45 TAHUN)
MINARTI : JANDA MUDA (27 TAHUN)
RENO : ANAK PAK BURHAN (16 TAHUN)
PAK POLISI : 40 TAHUN
AISYA : ANAK PAK BURHAN (15 TAHUN)
FAISAL : TEMAN SEKELA FAISAL (16 TAHUN)
IRMA : SEKRETARIS PAK ZAINAL (25 TAHUN)
SUKMA : ANAK PAK RIO (16 TAHUN)
RIZAL : ANAK PAK ZAINAL (16 TAHUN)

CERITA INI MENGISAHKAN SEORANG ANAK SANG KORUPTOR YANG


TERUS MENDAPAT PERLAKUAN TIDAK ADIL. SUKMA SEBAGAI ANAK
SANG KORUPTOR TIDAK INGIN DIEJEK TERUS-MENERUS OLEH TEMAN-
TEMAN SEKOLAHNYA, HINGGA AKHIRNYA IA MEMUTUSKAN UNTUK
PINDAH KE DESA. TAPI, ANEHNYA TEMAN SUKMA YANG BERNAMA
RIZAL JUSTRU KENA HUKUM KARMA DARI PERNYATAAN DAN
PENGHINAANNYA TERHADAP SUKMA, AYAHNYA JUGA TERJERAT
DALAM PUSARAN KORUPSI.
01. RUANG TAMU SEDERHANA DI RUMAH KELUARGA PAK BURHAN
PENTAS MENGGAMBARKAN RUANG TAMU YANG SEDERHANA MILIK
KELUARGA PAK BURHAN. DI RUANG TAMU TERDAPAT SEBUAH KURSI
UKIR DAN TV BERUKURAN 29 INCI. SORE ITU KELUARGA PAK BURHAN
YANG TERDIRI DARI ISTRI PAK BURHAN BERNAMA BU MIRA DAN
ANAKNYA, RENO SERTA AISYA BERKUMPUL DI RUANG TAMU
15

MENYAKSIKAN SIARAN TELEVISI. DAN SEPERTI BIASA, KELUARGA PAK


BURHAN SELALU INGIN MENYAKSIKAN SIARAN BERITA. PERHATIAN
KELUARGA PAK BURHAN MULAI TERTUJU PADA BERITA SEPUTAR
KORUPSI DAN SUAP. DI LAYAR KACA DIBERITAKAN SEORANG
ANGGOTA DEWAN YANG BERASAL DARI SALAH SATU PARTAI MENJADI
TERSANGKA DALAM KASUS KORUPSI DAN SUAP. SEMENTARA DI SAAT
YANG SAMA PAK BURHAN TIBA-TIBA
MUNCUL.
PAK BURHAN : Anak-anak, Ayah datang bawah martabak. Ayo siapa yang mau?
AISYA : Aku! Aku!
RENO : Aku juga, Ayah.
BU MIRA : Tidak usah saling berebut, anakku. Semua pasti dapat. Tuh, masih
banyak.
PAK BURHAN : Eh, tunggu dulu (sambil memperhatikan layar kaca), bukankah itu
Pak
Rio, ayahnya Sukma teman kamu, Reno?
RENO : Benar, Ayah. Itu ayahnya Sukma.
AISYA : Kasihan Sukma. Dia sudah pasti akan terpukul dengan berita ini.
RENO : Itu sudah pasti, Aisya. Sukma akan terpukul dan tidak ingin hal ini
terjadi pada dirinya.
02. WARUNG KOPI “IDAMAN” MILIK MINARTI
SEBUAH WARUNG KOPI SEDERHANA “IDAMAN” DI TEPI JALAN, YANG
TAK LAIN MILIK SEORANG JANDA MUDA, MINARTI. WARUNG TERSEBUT
TAK TERLALU BESAR DAN HANYA BERISI SEBUAH MEJA DAN DUA
BUAH BANGKU PANJANG.
PAK HASAN : Minarti, tolong kopinya satu, ya.
MINARTI : Kopi susu atau kopi biasa, Pak Hasan?
PAK HASAN : Kopi biasa aja, Min.
MINARTI : Baik, Pak Hasan!
16

BELUM SAMPAI TIGA MENIT, TIBA-TIBA MUNCUL PULA PAK BURHAN


DAN LANGSUNG DUDUK BERHADAPAN DENGAN PAK HASAN.
PAK HASAN : Eh, Pak Burhan. Apa kabar?
PAK BURHAN : Alhamdulillah sehat, Pak Hasan. Oh ya, Minarti, tolong kopi susu
satu,ya.
PAK HASAN : Pak Burhan, apa tadi malam nonton berita?
PAK BURHAN : Berita apa, Pak Hasan?
PAK HASAN : Berita anggota Dewan dari salah satu partai menjadi tersangka
korupsi dan suap dana bansos.
PAK BURHAN : Saya kemarin sore dan juga malam memang sempat melihat berita
seputar korupsi di Tanah Air.
PAK HASAN : Terus, apa tanggapan Pak Burhan tentang hal itu?
PAK BURHAN : Yaaa, sangat prihatin dan benci, bahwa ternyata korupsi di negeri
ini tak pernah berhenti. Seolah-olah negeri ini banyak menampung pejabat-pejabat
yang tidak tahu malu mencuri uang rakyat (sedikit marah). Terus terang saja, Pak
Hasan, saya baru mendengar yang namanya korupsi sudah sangat benci dan alergi.
PAK HASAN : Oh, begitu. Lalu, menurut Pak Burhan hukuman apa yang paling
pantas diterapkan kepada para koruptor di negeri ini?
PAK BURHAN : Hukuman mati! (bersemangat)
PAK HASAN : Apa? Hukuman mati?
PAK BURHAN : Ya, hukuman mati. Itulah yang paling pantas diberikan kepada para
koruptor di negeri ini.
PAK HASAN : Tapi, apakah hukuman mati bisa efektif untuk memberantas korupsi
di Indonesia?
PAK BURHAN : Bisa, asalkan pemerintah memiliki keberanian dalam menerapkan
hukuman mati ini.
PAK HASAN : Betul, Pak Burhan.
PAK BURHAN : Nah, coba jika Pak Hasan lihat di Amerika, Jepang, Tiongkok,
Korea Selatan menerapkan hukuman mati ini. Sedangkan di negara-negara
17

Arab menerapkan hukum potong apabila warganya kedapatan mencuri.


PAK HASAN : Wah, ini sungguh sadis, Pak Burhan.
PAK BURHAN : Bahkan, ada yang lebih sadis lagi, yaitu hukuman mati diterapkan
di Korea Utara. Koruptor dikurung bersama harimau yang kelaparan hingga tubuhnya
dicabik-cabik dan dimakan binatang buas tersebut hingga akhirnya si koruptor
meninggal dalam keadaan mengenaskan. Nah, persoalannya, berani nggak
pemerintah menerapkan hukuman mati ini kepada koruptor?
PAK HASAN : Pak Burhan, kenyataannya hukuman mati yang diterapkan di negeri
ini sepertinya tidak efektif. Contohnya, hukuman mati kepada para gembong narkoba.
Tetap saja para gembong narkoba ini masih melakukan aktivitasnya meracuni anak-
anak negeri yang tak berdosa ini.
PAK BURHAN : Terus, kalau menurut Pak Hasan, bagaimana cara menghentikan
korupsi di negeri ini?
PAK HASAN : Kalau menurut saya, ada satu cara yang perlu dipertimbangkan yaitu
menanamkan IMTAQ kepada para pejabat. Nah, apabila IMTAQ para
pejabat ini kuat, maka kecil kemungkinan dia melakukan korupsi,
karena takut kepada ancaman Allah.
PAK BURHAN : Memang, Pak Hasan, dalam menetapkan suatu hukuman adalah
suatu dilema bagi pemerintah. Cuma saya heran, para koruptor ini tidak
pernah takut dengan ancaman Allah.
PAK HASAN : Jangankan uang rakyat, dana Al-Qur’an aja dikorupsi. Ini sudah
keterlaluan sekali, Pak Burhan.
PAK BURHAN : Ya, itulah hidup, Pak Hasan. Hidup adalah pilihan. Jadi, apapun
akan dilakukan untuk memperkaya dirinya apakah dengan cara halal atau haram.
Oke, Pak Hasan, saya mau pergi dulu.
PAK HASAN : Silakan, Pak! Minarti, berapa harga kopinya dan dua biji kue?
MINARTI : Semuanya lima ribu rupiah, Pak!
PAK HASAN : Minarti, jangan panggil aku ‘Pak’. Aku masih muda. Dan kebetulan
aku sudah duda dan kamu janda.
18

MINARTI : Jadi, Minarti harus panggil apa?


PAK HASAN : Panggil aja ‘Bang Hasan’.
MINARTI : Baik, Pak Hasan. Eh maaf… Bang Hasan.
PAK HASAN : Begitu dong. Itu kan lebih romantis.
MINARTI : Terus, maksud Abang apa?
PAK HASAN : Minarti, kalau kamu nggak keberatan, aku ingin mengisi relung
hatimu. Artinya aku ingin kamu menjadi istri Abang. Minarti, sejujurnya aku katakan,
bahwa aku sangat mencintaimu. Aku ingin menjadi ayah dari anakmu. Apa kamu
bersedia, Minarti?
MINARTI : Saya pikir-pikir dulu ya, Bang. Saat ini saya belum bisa memutuskan.
PAK HASAN : Lalu kapan Minarti?
MINARTI : Tunggu aja ya, Bang. Tapi, apa benar Abang mencintai Minarti?
PAK HASAN : Benar, Minarti. Abang sungguh mencintaimu. Tapi, baiklah Minarti,
Abang tunggu jawaban kamu. Abang pergi dulu.
03. TERAS SEKOLAH
PENTAS YANG MENGGAMBARKAN TERAS SEKOLAH SEDANG
BERKUMPUL BEBERAPA SISWA MEMBICARAKAN AYAH SUKMA.
SEMENTARA DALAM WAKTU BERSAMAAN TIBA-TIBA MUNCUL PULA
SUKMA.
RIZAL : Eh, teman-teman, awas ada anak koruptor mau lewat. Kok, masih berani-
beraninya muncul di sini. Nggak tahu malu.
SUKMA : Aku mohon, jangan sebut aku anak koruptor. Mestinya kalian mengasihani
aku. Bukan sebaliknya, mengejekku.
SUKMA LANGSUNG PERGI DARI HADAPAN TEMAN-TEMANNYA. DALAM
WAKTU YANG SAMA, MUNCUL RENO, TEMAN AKRAB SUKMA.
RIZAL : Hahaha, anak koruptor minta dikasihani.
RENO : Jangan gitu, dong! Kasihan Sukma. Itu bukan salah dia.
RIZAL : Reno, sejak kapan kamu jadi pahlawan? Wah, rupanya kamu mau belain
anak koruptor itu.
19

RENO : Hei, Rizal. Sukma itu teman kita juga. Hanya kebetulan dia lagi mendapat
musibah. Itu yang kalian harus pahami.
RIZAL : Masa korupsi dibilang musibah. Yang benar aja kamu, Reno.
RENO : Rizal, kamu itu nggak ngerti-ngerti juga, ya. Coba kalau kamu mendapat
musibah yang sama seperti yang dialami Sukma. Nah, apa yang kamu lakukan? Ingat,
Rizal, ayahmu juga seorang pejabat negara. Maka hati-hatilah kamu. Jadi, kalian
harus minta maaflah pada Sukma.
FAISAL : Rizal, aku setuju apa yang dikatakan Reno tadi. Justru sebaliknya, kita
harus memberi dorongan moril kepada Sukma. Dia itu lagi mendapat musibah dan itu
bukan kemauannya. Sukma nggak salah. Tapi orang tuanyalah yang salah.
RENO : Benar kata Faisal. Kusarankan padamu, Rizal, alangkah baiknya kamu minta
maaf kepada Sukma. Kasihan, batinnya sangat tertekan.
RENO KEMUDIAN MENINGGALKAN MEREKA.
RIZAL : Baiklah, teman-teman, mari kita maaf kepada Sukma.
RIZAL DAN KELIMA TEMANNYA MENINGGALKAN TERAS SEKOLAH
MENUJU KEKELAS UNTUK MENEMUI SUKMA.
04. RUANG TAMU DI RUMAH PAK RIO
PENTAS YANG MENGGAMBARKAN RUANG TAMU DI RUMAH KELUARGA
PAK RIO. TERDAPAT SEBUAH KURSI SOFA MERAH TUA AGAK
KECOKELATAN. BUSARCE, ISTRI PAK RIO, SEDANG DUDUK SAMBIL
MEMBACA KORAN. TAK LAMA KEMUDIAN MUNCULLAH SUKMA DI
HADAPAN IBUNYA.
BU SARCE : Sukma, kok kamu pulangnya lebih awal? Ada apa?
SUKMA : Saya malu, Bu.
BU SARCE : Ibu paham apa yang kamu alami, Sukma.
SUKMA : Sukma tidak mau sekolah lagi. Sukma ingin bunuh diri saja.
BU SARCE : Jangan kamu lakukan itu. Itu dosa besar, anakku.
SUKMA : Habis gimana lagi, Bu. Di sekolah aku tidak punya tempat lagi. Dan
hampir semua siswa membenciku.
20

BU SARCE : Sukma, kamu harus sabar, ya. Apa yang kau alami sama dengan Ibu.
Malu sama tetangga.
SUKMA : Jadi harus bagaimana, Bu?
BU SARCE : Sukma, anakku, (sambil memeluk Sukma, tidak tahan meneteskan air
matanya)… kita akan pindah ke desa ibu. Kita akan jual rumah ini dan membangun
sebuah rumah di desa.
SUKMA : Lalu, Sukma akan sekolah di mana, Bu?
BU SARCE : Nanti kamu akan sekolah di SMA Negeri 1 Mekar Jaya, tak jauh dari
pusat kecamatan.
SUKMA : Memangnya di desa Ibu ada SMA?
BU SARCE : Ada.
SUKMA : Lalu, kapan kita akan pindah?
BU SARCE : Minggu depan.
SUKMA : Lalu, bagaiamana dengan Ayah?
BU SARCE : Ayahmu sudah ditahan KPK.
SUKMA : Kapan?
BU SARCE : Tadi pagi KPK dan polisi telah membawa ayahmu.
SUKMA : Nanti malam kita jenguk Ayah.
BU SARCE : Iya, anakku. Tapi sekarang, kamu makan dulu, lalu istirahat.
SUKMA : Baik, Bu! (Sukma meninggalkan ruang tamu, disusul Bu Sarce)
05. RUANG KANTOR PAK ZAINAL
PENTAS YANG MENGGAMBARKAN RUANG KANTOR. DI RUANGAN INI
TAMPAK PAK ZAINAL MONDAR-MANDIR KE SANA-SINI. IA BENAR-
BENAR BINGUNG DAN PUSING, SEBAB KASUS KORUPSI YANG
MENJERATNYA SUDAH MULAI TERCIUM OLEH KPK. DI SAAT YANG
SAMA TIBA-TIBA MUNCUL SEKRETARISNYA, IRMA.
PAK ZAINAL : Irma, jika ada orang datang, katakan saja Bapak tidak ada, ya.
IRMA : Tapi, Pak …
21

PAK ZAINAL : Katakan saja Bapak tidak ada. Bapak akan keluar melalui pintu
belakang dan langsung pulang ke rumah.
IRMA : Baik, Pak.
06. RUANG TAMU DI RUMAH PAK ZAINAL
SEBUAH RUANG TAMU YANG TERKESAN SANGAT MEWAH TERDAPAT
KURSI SOFA DAN PERABOT LAINNYA YANG CUKUP MAHAL. DI RUANG
TAMU SURTI SEDANG MEMBERSIHKAN PERABOTAN RUMAH. PADA
SAAT YANG SAMA, MUNCUL PULA RIZAL DAN LANGSUNG
MENGHIDUPKAN TELEVISI. TAK LAMA KEMUDIAN BU ANISA MASUK
RUANG TAMU.
BU ANISA : Surti, beres membersihkan perabot, kamu langsung bersihkan kamar
tamu, ya!
SURTI : Baik, Nyonya.
BU ANISA : Oh ya, Rizal, apa kamu tidak ada PR hari ini?
RIZAL : Tidak ada, Bu.
TIBA-TIBA PINTU DEPAN DIKETUK DAN BU ANISA MEMBUKAKAN
PINTU.
POLISI : Maaf, Bu, kami mengganggu. Apa betul ini rumah Pak Zainal?
BU ANISA : Iya betul. Ada apa, Pak?
POLISI : Kami dari Kepolisian ingin bertemu dengan Bapak Zainal.
BU ANISA : Pak polisi, kalau boleh saya tahu, ada apa sebenarnya mau menemui Pak
Zainal?
POLISI : Maaf, Bu, kami ada surat perintah untuk menangkap Pak Zainal atas
tuduhan korupsi.
BU ANISA : Tidak… tidak mungkin Bapak melakukan korupsi. Ini pasti fitnah.
RIZAL MENGHAMPIRI IBUNYA.
RIZAL : Ada apa, Bu? Kenapa di rumah kita ada polisi?
POLISI : Bu, waktu kami tidak banyak. Jadi tolong panggil Pak Zainal.
BU ANISA : Rizal, coba bangunkan ayahmu.
22

RIZAL : Baik, Bu!


PAK ZAINAL MENEMUI TAMUNYA. TAPI KETIKA IA MELIHAT POLISI,
RAUT MUKANYA LANGSUNG BERUBAH JADI PUCAT.
POLISI : Maaf, Pak. Kami akan menangkap.
PAK ZAINAL : Eh, tunggu dulu. Ada surat perintah?
POLISI : Ada, Pak!
POLISI SEGERA MEMBORGOL KEDUA TANGAN PAK ZAINAL.
PAK ZAINAL : Bu, Rizal, maafkan Ayah.
RIZAL : Bu, kenapa Ayah dibawa polisi? Apa salah Ayah?
BU ANISA : Rizal, ayahmu terlibat… korupsi.
RIZAL : Korupsi? Tidak mungkin ayah melakukan itu. Aku malu, Bu. (Rizal
langsung memeluk ibunya sambil berlinang air mata). Bu, kenapa Ayah tega
melakukan itu? Mungkin inilah hukum karma yang harus kuterima, Bu. Sebab
sebelumnya aku mengejek Sukma anak koruptor.
BU ANISA : Ibu pun tak mengerti, anakku. Ayo, kita masuk saja ke dalam.
07. WARUNG KOPI “IDAMAN” MILIK MINARTI
SORE ITU WARKOP MINARTI RAMAI PENGUNJUNG, TERMASUK PAK
BURHAN. TAK LAMA KEMUDIAN MUNCUL PAK HASAN.
PAK HASAN : Wah, ngopi lagi, Pak Burhan.
PAK BURHAN : Iya, Pak Hasan.
PAK HASAN : Oh ya, Pak Burhan. Barusan saya lihat Pak Zainal ditangkap polisi
dan KPK.
PAK BURHAN : Mungkin itu adalah pilihan Pak Zainal. Siapa suruh mencuri uang
rakyat.
PAK HASAN : Saya benar-benar tak habis pikir dengan Pak Zainal. Sudah
menikmati fasilitas negara dan gaji besar, masih juga korupsi.
PAK BURHAN : Bukankah saya pernah katakan, bahwa untuk menghentikan korupsi
di negeri ini hanya hukuman mati dengan cara digantung atau hokum potong tangan.
Maaf, Pak Hasan, saya harus buru-buru pergi, nih.
23

PAK BURHAN DENGAN PENGUNJUNG LAINNYA MENINGGALKAN


WARKOP MINARTI. TINGGAL PAK HASAN DAN MINARTI.
PAK HASAN : Gimana Minarti? Apa sudah ada jawaban?
MINARTI : Sudah, Bang.
PAK HASAN : Terus, apa Minarti menerima lamaran Abang?
MINARTI : Iya, Bang. Minarti menerima lamaran Abang. Tapi Bang …
PAK HASAN : Tapi apa, Minarti?
MINARTI : Apa Bang Hasan serius mencintai Minarti?
PAK HASAN : Minarti, Abang serius mencintai kamu, Minarti. Abang akan
melakukan apa saja untuk kamu, Minarti. Asal kamu mau jadi Istri abang.
MINARTI : Sekarang Minarti baru yakin dan sepenuhnya menerima lamaran Abang.
PAK HASAN : Wah, Abang senang sekali mendengarnya, Minarti.
PAK HASAN TAMPAK BEGITU GEMBIRA SETELAH MENDENGAR
JAWABAN MINARTI. LALU, IA PUN MENINGGALKAN WARKOP SANG
PUJAAN HATI.
1. Sinopsis
Naskah drama berjudul “Jangan Sebut Aku Anak Koruptor” mengisahkan
sukma seorang anak koruptor yang menjadi korban buly teman-temannya disekolah,
ia selalu menjadi bahan hinaan temannya terutama rizal yang selalu menjadi
provokator, meskipun begitu ada satu orang yang selalu membelanya yaitu reno. Di
lain sisi ada kisah romansa yang terjadi antara pak hasan dan minarti yaitu janda
pemilik warung kopi yang selalu menjadi tempat nyaman pak hasan dan pak burhan
untuk mendiskusikan masalah korupsi di Indonesia. Suatu hari rizal sang provokator
rupanya mendapat karma, ayahnya pak zainal juga terjerat kasus korupsi dan harus
dibawa oleh polisi. Drama ini ditutup dengan adegan romansa minarti yang menerima
pinangan pak hasan.

2. Babak dan Adegan


24

Pada naskah drama yang berjudul “Jangan sebut aku anak koruptor” karya
Hamzah Utina, mengisahkan seorang anak sang koruptor yang terus mendapat
perlakuan tidak adil. Dalam naskah drama ini juga terdiri dari beberapa babak dan
adegan, yaitu tujuh babak dan setiap babak memiliki adegannya masing-masing, dan
terdapat perubahan peristiwa pada setiap babak.
Babak pertama "Ruang tamu sederhana di rumah keluarga Pak Burhan"
menggambarkan keluarga yang sederhana sedang menyaksikan siaran televisi, dan
Pak Burhan selalu ingin menyaksikan siaran berita dan tertuju pada korupsi dan suap.
PAK BURHAN : eh, tunggu dulu(sambil memperhatikkan layar kaca),
bukankah itu Pak Rio, ayahnya Sukma teman kamu, Reno?
RENO : Kasihan Sukma. Dia sudah pasti akan terpukul dengan berita ini.

Babak kedua " Warung kopi IDAMAN milik Minarti


Warung pemilik janda muda ini tidak terlalu besar dan hanya berisi sebuah meja
dan dua buah bangku panjang, dan terdapat pembahasan di warung tersebut mengenai
Pak Rio yang menjadi tersangka korupsi dan suap dana bansos.
PAK HASAN : Pak Burhan, apa tadi malam nonton berita ?
PAK BURHAN : Berita apa, Pak Hasan ?
PAK HASAN : Berita anggota Dewan dari salah satu partai menjadi
tersangka
korupsi dan suap dana bansus.
PAK BURHAN : Saya kemarin sore dan juga malam memang sempat
melihat berita seputar korupsi di tanah air

Untuk babak ketiga " teras sekolah" Menggambarkan teras sekolah sedang
berkumpul membicarakan ayah Sukma
RIZAL : eh, teman-teman, awas ada anak koruptor mau lewat. Kok,
masih berani-beraninya muncul disini. Nggak tahu malu.
SUKMA : Aku mohon jangan sebut aku anak koruptor. Mestinya kalian
mengasihani aku. Bukan sebaliknua, mengejekku.

Babak keempat "Ruang tamu dirumah pak Rio" Menggambarkan ruang tamu
dirumah keluarga pak Rio.
BU SARCE : Sukma, kok kamu pulangnya lebih awal? Ada apa?
SUKMA : saya malu, Bu.
BU SARCE : Saya paham apa yang kamu alami, Sukma.
25

Babak kelima " Ruang kantor pak Zainal" Menggambarkan Pak Zainal yang
kebingungan sebab kasus korupsi yang menjeratnya sudah mulai tercium oleh KPK
PAK ZAINAL : Irma, jika ada orang datang, katakan saja bapak tidak
ada, ya.
IRMA : Tapi, Pak.....

Babak keenam " Ruang taku dirumah pak Zainal" Menggambarkan suasana
yang mulai tegang karena polisi datang untuk menangkap pak Zainal atas kasus
korupsi.
POLISI : Maaf, bu, kamu mengganggu. Apa betul ini rumah pak Zainal?
BU ANNISA : Iya betul. Ada apa, pak?
POLISI : kami dari kepolisian ingin bertamu dengan Bapak Zainal
BU ANNISA : Pak polisi, kalau boleh saya tahu, ada apa sebenarnya mau
menemui Pak Zainal?
POLISI : Maaf bu, kami ada surat perintah untuk menangkap Pak Zainal
atas tuduhan korupsi.

Babak ketujuh " warung kopi IDAMAN milik Minarti Menggambarkan


perbincangan ringan di warkop mengenai Pak Zainal dan percintaan Pak Hasan
dengan Minarti
PAK HASAN : oh ya, Pak Burhan. barusan saya lihat Pak Zainal
ditangkap polisi dan KPK
PAK BURHAN : mungkin itu adalah pilihan pak Zainal. Siapa suruh
mencuri uang Rakyat.
PAK HASAN : gimana Minarti ? Apa sudah ada jawaban ?
MINARTI : sudah bang.

3. Wawancang dan Kramanggung

PAK BURHAN: Eh, tunggu dulu (sambil memperhatikan layar kaca),


bukankah itu Pak Rio, Ayahnya Sukma teman kamu, Reno ?
RENO : Benar Ayah itu ayahnya Sukma.
AISYA : Kasihan Sukma. Dia sudah pasti akan terpukul dengan berita ini.
RENO : Itu sudah pasti, Aisya. Sukma akan terpukul dan tidak ingin hal
ini terjadi pada dirinya
26

Dari data tersebut dapat kita tentukan wawancang dan kramagungnya.


Wawancang terdapat pada tulisan yang dicetak tebal, sedangkan kramagung terdapat
pada tulisan yang dicetak miring.

4. Tema
Tema :
- Mayor : naskah drama berjudul ‘jangan sebut aku anak koruptor’ memilki
tema mayor korupsi, hal ini dapat dibuktikan dengan dialog tokoh yang
banyak menyinggung masalah korupsi salah satunya dialog antara pak burhan
dan pak hasan sebagai berikut :

PAK BURHAN : Saya kemarin sore dan juga malam memang sempat
melihat berita seputar korupsi di Tanah Air.
PAK HASAN : Terus, apa tanggapan Pak Burhan tentang hal itu?
PAK BURHAN : Yaaa, sangat prihatin dan benci, bahwa ternyata korupsi
di negeri ini tak pernah berhenti. Seolah-olah negeri ini banyak
menampung pejabat-pejabat yang tidak tahu malu mencuri uang rakyat
(sedikit marah). Terus terang saja, Pak Hasan, saya baru mendengar yang
namanya korupsi sudah sangat benci dan alergi.
PAK HASAN : Oh, begitu. Lalu, menurut Pak Burhan hukuman apa yang
paling pantas diterapkan kepada para koruptor di negeri ini?
PAK BURHAN : Hukuman mati! (bersemangat)
PAK HASAN : Apa? Hukuman mati?
PAK BURHAN : Ya, hukuman mati. Itulah yang paling pantas diberikan
kepada para koruptor di negeri ini.
PAK HASAN : Tapi, apakah hukuman mati bisa efektif untuk
memberantas korupsi di Indonesia?
PAK BURHAN : Bisa, asalkan pemerintah memiliki keberanian dalam
menerapkan hukuman mati ini.
PAK HASAN : Betul, Pak Burhan.
PAK BURHAN : Nah, coba jika Pak Hasan lihat di Amerika, Jepang,
Tiongkok, Korea Selatan menerapkan hukuman mati ini. Sedangkan di
negara-negara Arab menerapkan hukum potong apabila warganya
kedapatan mencuri.
PAK HASAN : Wah, ini sungguh sadis, Pak Burhan.
PAK BURHAN : Bahkan, ada yang lebih sadis lagi, yaitu hukuman mati
diterapkan di Korea Utara. Koruptor dikurung bersama harimau yang
kelaparan hingga tubuhnya dicabik-cabik dan dimakan binatang buas
tersebut hingga akhirnya si koruptor meninggal dalam keadaan
27

mengenaskan. Nah, persoalannya, berani nggak pemerintah menerapkan


hukuman
mati ini kepada koruptor?
- Minor : sedangkan tema minor dalam naskah drama berjudul ‘jangan sebut
aku anak koruptor’ adalah kisah romansa antara pak hasan dan minarti, hal ini
dibuktikan dengan dialog antara pak hasan dan minarti, yaitu sebagai berikut :

PAK HASAN : Minarti, kalau kamu nggak keberatan, aku ingin mengisi
relung hatimu. Artinya aku ingin kamu menjadi istri Abang. Minarti,
sejujurnya aku katakan, bahwa aku sangat mencintaimu. Aku ingin
menjadi ayah dari anakmu. Apa kamu bersedia, Minarti?
MINARTI : Saya pikir-pikir dulu ya, Bang. Saat ini saya belum bisa
memutuskan.
PAK HASAN : Lalu kapan Minarti?
MINARTI : Tunggu aja ya, Bang. Tapi, apa benar Abang mencintai
Minarti?
PAK HASAN : Benar, Minarti. Abang sungguh mencintaimu. Tapi,
baiklah Minarti,Abang tunggu jawaban kamu. Abang pergi dulu.

5. Tokoh dan Penokohan

a. PAK BURHAN : TOKOH MAYSRAKAT (48 TAHUN)


Penyayang dapat dilihat pada kalimat:
“ Anak-anak, Ayah datang bawah martabak. Ayo siapa yang mau?”

Kritis dapat dilihat pada kalimat:


“Yaaa, sangat prihatin dan benci, bahwa ternyata korupsi di negeri
ini tak pernah berhenti. Seolah-olah negeri ini banyak menampung
pejabat-pejabat yang tidak tahu malu mencuri uang rakyat (sedikit
marah). Terus terang saja, Pak Hasan, saya baru mendengar yang
namanya korupsi sudah sangat benci dan alergi.”

b. BU KIRA : ISTRI PAK BURHAN (47 TAHUN)


Penyayang dapat diihat pada kalimat:
“Tidak usah saling berebut, anakku. Semua pasti dapat. Tuh, masih
banyak.”

c. PAK ZAINAL : SANG KORUPTOR (52 TAHUN)


28

Licik dapat dilihat pada kalimat:


“Irma, jika ada orang datang, katakan saja Bapak tidak ada, ya.” “Katakan
saja Bapak tidak ada. Bapak akan keluar melalui pintu belakang dan
langsung pulang ke rumah.”

d. BU ANISA : ISTRI PAK ZAINAL (47 TAHUN)


Jujur dapat dilihat pada kalmat:
“Rizal, coba bangunkan ayahmu.”

e. BU SARCE : ISTRI PAK RIO (45 TAHUN)


Tegar dapat dilihat pada kalimat:
“Sukma, kamu harus sabar, ya. Apa yang kau alami sama dengan Ibu.
Malu sama tetangga.”

Sabar dapat diihat pada kalimat:


“Sukma, anakku, (sambil memeluk Sukma, tidak tahan meneteskan air
matanya)… kita akan pindah ke desa ibu. Kita akan jual rumah ini dan
membangun sebuah rumah di desa.”

f. PAK HASAN : TOKOH MASYARAKAT (45 TAHUN)


Kritis dapat dilihat pada kalimat:
“Pak Burhan, kenyataannya hukuman mati yang diterapkan di negeri
ini sepertinya tidak efektif. Contohnya, hukuman mati kepada para
gembong narkoba. Tetap saja para gembong narkoba ini masih
melakukan aktivitasnya meracuni anak-anak negeri yang tak berdosa
ini.”

Romantis dapat dilihat pada kalimat:


“Minarti, Abang serius mencintai kamu, Minarti. Abang akan
melakukan apa saja untuk kamu, Minarti. Asal kamu mau jadi Istri
abang.”

g. MINARTI : JANDA MUDA (27 TAHUN)


Sopan dapat dilihat pada kalimat:
“Tunggu aja ya, Bang. Tapi, apa benar Abang mencintai Minarti?”

h. RENO : ANAK PAK BURHAN (16 TAHUN)


29

Baik dapat dilihat pada kalimat:


“Jangan gitu, dong! Kasihan Sukma. Itu bukan salah dia.”

i. PAK POLISI : 40 TAHUN


Tegas dapat dilihat pada kalimat:
“Bu, waktu kami tidak banyak. Jadi tolong panggil Pak Zainal.”

j. AISYA : ANAK PAK BURHAN (15 TAHUN)


Baik dapat dilihat pada kalimat:
“Kasihan Sukma. Dia sudah pasti akan terpukul dengan berita ini.”

k. FAISAL : TEMAN SEKELA FAISAL (16 TAHUN)


Baik dapat dilihat pada kalimat:
“Rizal, aku setuju apa yang dikatakan Reno tadi. Justru sebaliknya, kita
harus memberi dorongan moril kepada Sukma. Dia itu lagi mendapat
musibah dan itu bukan kemauannya. Sukma nggak salah. Tapi orang
tuanyalah yang salah.”

l. IRMA : SEKRETARIS PAK ZAINAL (25 TAHUN)


Penakut dpat dilihat pada kalimat:
“Tapi, Pak …”

m. SUKMA : ANAK PAK RIO (16 TAHUN)


Mudah putus asa dapat dilihat pada kalimat:
“Sukma tidak mau sekolah lagi. Sukma ingin bunuh diri saja.”

n. RIZAL : ANAK PAK ZAINAL (16 TAHUN)


Sombong dapat dilihat pada kalimat:
“Eh, teman-teman, awas ada anak koruptor mau lewat. Kok, masih berani
beraninya muncul di sini. Nggak tahu malu.”

6. Alur dan Konflik


a. Alur
1) Situation
30

Pentas menggambarkan ruang tamu yang sederhana milik keluarga


pak Burhan.Di ruang tamu terdapat sebuah kursi ukir dan TV berukuran 29
inci.sore itu keluarga pak Burhan yang terdiri dari istri pak Burhan bernama bu
Mirna dan anaknya.reno dan Aisya berkumpul diruang tamu menyaksikan
siaran televisi. Dan seperti biasa,keluarga pak Burhan selalu ingin
menyelesaikan siaran berita.
2) Cerita mulai bergerak (generation circumtanses)
Ada berita di TV bahwa ayah Sukma ditangkap KPK karena kasus
korupsi
3) Mulai memuncak
Sukma di ejek oleh temannya di kelas, karena sukma anak koruptor
4) Puncak
Sukma pulang lebih awal dari sekolah, dan tidak mau bersekolah lagi
karena di ejek olah teman-temannya.
5) Penyelesaian
Rizal yang terus mengejek Sukma akhirnya mendapatkan karma
ternyata ayahnya tersandung kasus korupsi..dan akhirnya Rizal pun meminta
maaf kepada Sukma.
b. Konflik
Konflik yang digunakan naskah drama ini yaitu termasuk konflik fisik yaitu
manusia dengan manusia

7. Latar
a. Latar tempat

1) Ruang tamu

Sore itu keluarga pak Burhan yang terdiri dari istri pak Burhan
bernama bu mira dan anaknya Reno serta Aisya, berkumpul di ruang
tamu menyaksikan siaran televisi.

2) Warung kopi

Sebuah warung kopi “Idaman” di tepi jalan, yang tak lain milik
seorang janda muda, Minarti.
31

3) Teras /koridor sekolah


Beberapa siswa berkumpul di teras sekolah, membicarakan ayah
Sukma, dalam waktu bersamaan tiba-tiba muncul Sukma.

4) Ruang kantor

Di ruangan itu tampak pak Zainal sedang mondar-mandir, ia benar


benar bingung…

b. Latar waktu

1) Sore

Sore itu keluarga pak Burhan…

c. Latar alat

1) Alat rumah tangga, seperti kursi dan televisi

Sore itu bu Sarce, istri Pak Rio, sedang duduk sambil membaca koran
Sore itu keluarga pak Burhan yang terdiri dari istri pak Burhan
bernama bu mira dan anaknya Reno serta Aisya, berkumpul di ruang
tamu menyaksikan siaran televisi.

2) Alat di warung kopi

Warung tersebut hanya berisi sebuah meja dan dua buah bangku
panjang.
3) Latar lingkungan kehidupan

Latar lingkungan pinggiran kota atau suatu kota kecil. Karna dalam naskah
tersebut penduduknya terlihat berkecukupan tapi masih terdapat warung
kopi kecil.
32

Sebuah warung kopi “Idaman” di tepi jalan, yang tak lain milik
seorang janda muda, Minarti.
Latar lingkungan sekolah, karna dalam naskah drama tersebut ada adegan
yang terjadi di sekolah.

Rizal dan kelima temannya meninggalkan teras sekolah.

8. Tipe Drama
Naskah drama dengan judul ‘Jangan Sebut Aku Anak Koruptor termasuk
kedalam tipe Melodrama, karena dalam naskah awalnya menceritakan kesedihan dan
kemalangan tokoh utama;

RIZAL : Eh, teman-teman, awas ada anak koruptor mau lewat. Kok,
masih berani-beraninya muncul di sini. Nggak tahu malu.
SUKMA : Aku mohon, jangan sebut aku anak koruptor. Mestinya kalian
mengasihani aku. Bukan sebaliknya, mengejekku.

Dan memiliki akhir yang bahagia bagi beberapa tokoh, namun sebaliknya pada
keluarga Rizal yang memiliki akhir yang tidak bahagia, karena ayahnya ditangkap
atas tuduhan korupsi Maka dari itu, drama ini termasuk kedalam tipe Melodrama.

BU ANISA : Rizal, ayahmu terlibat… korupsi.


RIZAL : Korupsi? Tidak mungkin ayah melakukan itu. Aku malu, Bu.
(Rizal langsung memeluk ibunya sambil berlinang air mata). Bu, kenapa
Ayah tega melakukan itu? Mungkin inilah hukum karma yang harus
kuterima, Bu. Sebab sebelumnya aku mengejek Sukma anak koruptor.

9. Teknik Dialog

Teknik dialog yang digunakan pada naskah tersebut dapat dilihat fari
keseluruhan isi naskah menggunakan the technique of dialogue conversation yaitu
teknik percakapan, fialog diantara satu tokoh dengan tokoh yang lain.

10. Gaya Bahasa


33

Naskah drama tersebut menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami oleh
pembaca, sehingga pembaca tidak memerlukan waktuyang terlalu lama untuk
membaca dan memahami naskah tersebut.
Majas yang terdapat dalam naskah drama ini yaitu:
1. Metafora yaitu kiasan yang mengungkapkan ekspresi langsung dalam
bentuk perbandingan analogis. Penggunaan kata atau kelompok kata bukan
arti sebenarnya. Majas ini terdapat pada kalimat:
Seolah-olah negeri ini banyak menampung pejabat-pejabat yang tidak
tahu malu mencuri uang rakyat (sedikit marah)

2. Sarkasme yaitu salah satu jenis majas. Tujuan dari sarkasme dimaksudkan
untuk menyindir, atau menyinggung seseorang atau sesuatu. Sarkasme dapat
berupa penghinaan yang mengekspresikan rasa kesal dan marah dengan
menggunakan kata-kata kasar. Majas ini dapat melukai perasaan seseorang.
Majas ini terdapat dalam kalimat:
Awas ada anak koruptor, berani-beraninya muncul di sini.

3. Gaya Bahasa percakapan

PAK HASAN : Minarti, jangan panggil aku ‘Pak’. Aku masih muda.
Dan kebetulan aku sudah duda dan kamu janda.
MINARTI : Jadi, Minarti harus panggil apa?
PAK HASAN : Panggil aja ‘Bang Hasan’.
MINARTI : Baik, Pak Hasan. Eh maaf… Bang Hasan.
PAK HASAN : Begitu dong. Itu kan lebih romantis.
MINARTI : Terus, maksud Abang apa?

11. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan oleh penulis naskah menurut kelompok kami
adalah; tidak merundung pihak lemah, karena setiap hal yang kita perbuat akan
kembali kepada kita. Amanah adalah tanggung jawab pemimpin, maka jangan disia-
siakan karena pertanggunjawaban tidak hanya di dunia saja namun sampai akhirat.
34

Anda mungkin juga menyukai