Anda di halaman 1dari 14

PORTOFOLIO SBK

“TEATER”

Disusun Oleh : Lina Karlina

Kelas : XII – A

YAYASAN NURUL AMANAH RANCAK


SMA NURUL AMANAH
Jalan Raya Tasik Garut Km.31 Rancak-Neglasari-Salawu-Tasikmalaya
Email : smas.nurul.amanah@gmail.com
KABUPATEN TASIKMALAYA
PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan syarat untuk
mengikuti ujian akhir semester SBK tentang TEATER .

Adapun tugas SBK ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
sayai tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan tugas ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki tugas ilmiah
biologi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari tugas ilmiah SBK tentang TEATER bisa
ada manfaatnya bagi pembaca dan penulis..

Salawu, 29 Februari 2020

Lina Karlina

Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku
penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas
(bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah)
yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau
rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari
refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik
lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan
simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.
Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk
mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul
bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak
hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan
kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat.
Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok
masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan
politik.(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013)
Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi mengenai tetaer di makalah ini sengaja disusun
dan di kemas dengan judul “Seni Teater dan perannya dalam Masyarakat”. Seperti apa
pembahasannya, mari kita telusuri pembahasan selanjutnya

1.2  Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui apa dan seperti apa itu seni teater.
  Untuk dijadikan bahan pembelajaran.
  Untuk memperoleh nilai dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.

Page 3
1.3  Rumusan Masalah
       Apa itu teater?
       Bagaimana sejarah teater?
       Bagaimana peran teater dalam lingkup sosial masyarakat?
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu bab I yang berjudul
Pendahuluan yang menjelaskan mulai dari latar belakang penulisan, tujuan penulisan, rumusan
masalah, dan sistematika Penulisan. Kemudian bab II yang berjudul pembahasan, disini
merupakan inti dari keseluruhan pembahasan. Keseluruhan pembahasan ditutup dengan bab III
yang berjudul Penutup, yang mencantumkan kesimpulan dan saran.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang
tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni.
Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan
naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-
ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat
memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima.
Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila
kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki
nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk
mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi
sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak hanya untuk
hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat
tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud
menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya,
kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.(http://.wikipedia.org.id, di unduh
17 April 2013) Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi mengenai tetaer di makalah ini sengaja
disusun dan di kemas dengan judul “Seni Teater dan perannya dalam Masyarakat”. Seperti apa
pembahasannya, mari kita telusuri pembahasan selanjutnya

Page 4
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Seni teater
2.2 Pengertian teater
Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan
sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan teater dapat
kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan, tingkat- tingkat hidup, siklus hidup
(kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan
kekhasan dalam tata cara penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai
seni teater terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni
teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
Arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya
wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.
Arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas,
disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan laku dengan atau tanpa
dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik, nyanyian dan tarian.
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu
karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang
dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.(w.w.w.geoogle.com,diunduh 17
april 2013)
2.3 Sejarah perkembangan teater di Indonesia
Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti seeing Place
(Inggris). Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para
pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang tertulis
dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa
harus membayangkan.
Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan
bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah teater kuno di
Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa
persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.

Page 5
Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka agama,
lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian,
melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara keagamaan
lebih menonjolkan penceritaan.Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan,
sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk
menyebut pertunjukan drama dengan istilah teater.
1. Teater Tradisional
Kasim Achmad dalam bukunya Mengenal Teater Tradisional di Indonesia (2006) mengatakan,
sejarah teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman itu, ada
tanda-tanda bahwa unsur-unsur teater tradisional banyak digunakan untuk mendukung upacara
ritual. Teater tradisional merupakan bagian dari suatu upacara
keagamaan ataupun upacara adat-istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat kita. Pada saat
itu, yang disebut “teater”, sebenarnya baru merupakan unsur-unsur teater, dan belum merupakan
suatu bentuk kesatuan teater yang utuh. Setelah melepaskan diri dari kaitan upacara, unsur-unsur
teater tersebut membentuk suatu seni pertunjukan yang lahir dari spontanitas rakyat dalam
masyarakat lingkungannya.
2. Teater Transisi (Modern)
Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai
mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. Kelompok teater yang masih tergolong
kelompok teater tradisional dengan model garapan memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat,
dinamakan teater bangsawan. Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis,
meskipun masih dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan).
Cara penyajian cerita dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai memperhitungkan
teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah teater tradisional berkenalan
dengan teater non-tradisi. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater tradisional berkenalan
juga dengan teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar tahun
1805 yang kemudian berkembang hingga di Betawi (Batavia) dan mengawali berdirinya gedung
Schouwburg pada tahun 1821 (Sekarang Gedung Kesenian Jakarta).
Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater non-tradisi dimulai sejak Agust Mahieu mendirikan
Komedie Stamboel di Surabaya pada tahun 1891, yang pementasannya secara teknik telah
banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa), yang pada saat itu masih belum

Page 6
menggunakan naskah drama/lakon. Dilihat dari segi sastra, mulai mengenal sastra lakon dengan
diperkenalkannya lakon yang pertama yang ditulis oleh orang Belanda F.Wiggers yang berjudul
Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada tahun 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan
lewat Karina Adinda, Lelakon Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya, yang
menggunakan bahasa Melayu Rendah.
Setelah Komedie Stamboel didirikan muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara Dardanella
(The Malay Opera Dardanella) yang didirikan Willy Klimanoff alias A. Pedro pada tanggal 21
Juni 1926. Kemudian lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi
Bangsawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera Abdoel Moeloek, Sandiwara Tjahaja
Timoer, dan lain sebagainya. Pada masa teater transisi belum muncul istilah teater. Yang ada
adalah sandiwara. Karenanya rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara,
sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada Zaman Jepang dan permulaan
Zaman Kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi
masyarakat Indonesia baru dikenal setelah Zaman Kemerdekaan. , diunduh 17 April 2013)
2.4 Unsur-unsur teater menurut urutannya
1. Tubuh manusia sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
2. Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh, gerak suara,gerak bunyi dan gerak rupa)
3. Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
4. Bunyi sebagai efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
5. Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
6. Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)
Teater sebagai hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai
unsur utamanya dengan unsur -unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat dikatakan bahwa
teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.
2.5 Bentuk Teater Indonesia berdasarkan pendukungnya
a) Teater rakyat yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan, bentuk teater
ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang kaku, sifat nya
spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
b) Teater Keraton yaitu Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan

Page 7
kaum bangsawan. Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan terbatas dengan tingkat
artistik sangat tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang dekat dengan dewa-
dewa. Contoh;teater wayang
c) Teater Urban atau kota-kota. Teater ini Masih membawa idiom bentuk rakyat dan
keraton teater jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya kelompok-
kelompok baru dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru sebagai
fenomena modern dalam seni pertunjukan di Indonesia.
d) . Teater kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe
melainkan sebagai individu . dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk tumbuh
dengan kreatifitas yang tanpa batas. Pendukung teater ini masih sedikit yaitu orang-orang yang
menggeluti teater secara serius mengabdikan hidupnya pada teater dengan melakukan pencarian,
eksperimen berbagai bentuk teater untuk mewujudkan teater Indonesia masa kini.
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan berkembang
secara turun menurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual
kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan. Misalnya : untuk memulai menanam padi harus
diadakan upacara khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah
dan terjaga dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih maka
dilaksanakan upacara panen. Juga peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang (kelahiran,
khitanan, naik pangkat/ status dan kematian dll) selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater
dengan penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita, dengan acara, tatacara yang unik dan
menarik.
2.6 Teater sebagai seni kolektif
Teater merupakan seni yang cukup istimewa, dalam proses pembuatan karya pun sangat panjang
dengan latihan (fisik/mental) serta melibatkan orang banyak atau berbagai kelompok yang
membutuhkan kerja sama sehingga mewujudkan suatu karya yang maksimal. Adapun orang-
orang yang terlibat langsung adalah actor/aktris, sutradara, produser, manager, art director dan
penata teknis. Teater merupakan karya seni yang istimewa karena kisahnya yang menunjukan
kehidupan didunia atau masyarakat sehari-hari yang dapat dinikmati oleh media audio visual.
Teater juga karya seni gabungan dari berbagai seni, yaitu seni gerak atau peran, seni suara dan
seni sastra.

Page 8
2.7 Teater sebagai Imitasi Kehidupan
1. Ciri-ciri teater sebagai imitasi kehidupan
Plot atau alur cerita sebagai bentuk kehidupan manusia
Adanya suatu action sebagai pelukisan hidup manusia
Adanya hubungan bahasa pentas dan sastra
Pemeran (penokohan atau perwatakan)
Konflik manusia merupakan dasar lakon
Dialognya banyak berorientasi pada dialog hidup masyarakat
2. Ciri-ciri peran dramatis dalam pertunjukan teater
Peran merupakan kreasi yang dilakukan oleh actor atau aktris
Peran yang dibawakan bersifat alamiah dan wajar
Peran disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasanny
2.8 Peranan penyutradaraan dalam menciptakan struktur penyajian teaterSutradara yaitu
orang yang mengoordinasikan segala anasir Pementasan. Sejak latihan dimulai sampai selesai.
Maka dari itu sutradara harus menguasai segi artistic dan segi teknis pementasan. Adapun
tugas dan peranan sutradara adalah : Memilih pemain Menjelaskan penafsiran lakon kepada
pemain Menyusun rencana pembiayaan Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan
tata cahaya Menyusun program teaterikal Melatih para pemain Mewujudkan lakon di atas
pentas Memberikan dorongan moral dan mengamati pertunjukan selama pertunjukan
berlangsung
2.9 Persiapan Pementasan Teater
1. Pemilihan peran
Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau aktris biasanya disebut
casting. Ada lima macam teknik casting yaitu: Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar
kecakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran yang dibawaka Casting ti type,
yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik pemain Antitype casting, yaitu
pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang dibawakan (berlawanan dengan
watak dan cirri fisiknya sendiri),Casting to emotional temperament, yaitu pemilihan pemeran
berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran Therapeutic casting, yaitu pemilihan

Page 9
pemeran dengan maksud untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologi dalam
diri seseorang
2. Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting
Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana
keterampilan seseorang actor dalam berperan ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan
egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakannya
3. Hal yang harus diperhatikan oleh pemeran:
 Kreasi yang dilakukan actor atau aktris
 Peran yang dibawakan harus bersifat Alamiah dan wajar
 Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan
tujuan dari pementasan.
 Peran yang dibakan harus diosesauikan dengan periode tertentu dan watak yang harus
direpresentasikan.
4. Menunjukan pola permainan (blocking)
Dalam seni peran setiap tokoh harus mampu memerintah badan, suara, emosi dan semua
situasi dramatic. Ia harus mampu membantu dan mengontrol Adapun contoh permainan
(blocking) gerak-gerak pokok yang harus disiapkan oleh pemeran, yaitu:
 Latihan tubuh
 Latihan suara
 Observasi dan imajinasi
 Latihan konsentrasi
 Latihan teknik
Gerak tambahan yaitu gerakan yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
ekspresi dari drama.
2.10 Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana
1) . Memerankan karakterisasi peran
Karakter berkaitan erat dengan penokohan dan perwatakan. Watak tokoh menjadi nyata
terbaca dalam dialog dan catatan samping.

Page 10
Berdasarkan peranan terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
 Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
 Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.
 Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis maupun antagonis).
Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya, terdapat tokoh-tokoh sebagai
berikut:
a. Tokoh sentral,yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon. Tokoh sentral merupakan
biang keladi pertikaian (protagonist dan antagonis).
b. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga disebut
perantara tokoh sentral (tritagonis).
c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dari mata
rantai cerita.
2). Mementaskan teater Nusantara
Pementasan teater merupakan kerja atau karya kolektif. Keberhasilan suatu pementasan
tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga melibatkan berbagai unsur secara serentak
dan kelompok yang mendukung pementasan.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam pementasan:
a. Aktor atau aktris sebagai tokoh yang memerankan langsung cerita.
b. Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor atau aktris dan pekerja teknis
dalam pementasan.
c. Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan
d. Manager yang mengatur pelaksanaan pementasan.
e. Penata pentas yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas, pengaturan pentas
seperti pengaturan pentas, dekorasi, Tata lampu (lighting), tata suara, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis pentas
f. Penata artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang banyak berhubungan dengan
pemenyasan secara langsung, seperti tata rias, tata busana, tata musik dan efek suara.
Untuk mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang baik di segala pihak, kita
pun harus menentukan cerita apa yang akan dimainkan. Hal tersebut berkaitan dengan

Page 11
cerita di Nusantara, misalnya Ande-ande Lumut, Si Kabayan, Jaka Tarup, Bawang Merah
Bawang Putih, terjadinya Gunung Tngkuban Perahu, Danau Toba. April 2013)
2.11 Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat
Pertunjukkan teater rakyat tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada
amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan
kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial
yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama,
kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.Semua itu tercermin dalam bentuk garapan
teaternya. Bentuk-bentuk garapan teater rakyat selalu
dan merupakan cerminan kehidupan sosial. Apa yang diungkapkan dalam garapan teaternya
adalah suasana hati, perasaan, dan nurani, serta keadaan jiwa. Oleh karena itu, teater
merupakanmedia ungkap seniman teater sebagai wakil dari nurani masyarakat pendukungnya.

Berikut fungsi-fungsi teater dalam lingkup sosial masyarakat.


a. Teater berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan ide-ide keindahan (presentasi estetis).
Manusia bisa tersentuh oleh ungkapan-ungkapan seniman lewat media teater. Bagaimana
indahnya hidup rukun dengan sesama dan bagaimana indahnya hidup berdampingan dengan
alam. Kadang-kadang, ide-ide itu tidak semuanya menyenangkan penonton. Bisa saja penonton
setelah melihat pertunjukkan teater merasa benci, marah, takut, haru, atau sedih. Semua
perasaan itu luruh menjadi perasaan tunggal, yaitu indah (estetis). Menonton sebuah
pertunjukkan teater adalah belajar menafsirkan ide-ide apa yang dikomunikasikan oleh
seniman teater kepada khalayak. Oleh sebab itu, penonton dituntut untuk tidak hanya
menggunakan emosinya dalam menyaksikan pertunjukkan, tetapi juga pikirannya agar bisa
mengambil hikmah dari apa yang telah disaksikannya. Dalam sebuah pertunjukkan, selalu ada
tema, isi, serta pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Menonton adlah proses belajar
memahami gagasan atauide yang disampaikan oleh orang lain (seniman). Jika kamu tidak
paham, pertunjukkan teater tersebut tiada bermanfaat. Oleh sebab itu untuk memahami
sebuah pertunjukkan, kamu harus sering menonton pertunjukkan teater agar hati dan
pikiranmu terasa menerjemahkan sebuah karya drama.

Page 12
b. Teater berfungsi untuk alat propaganda, misalnya program-program pemerintah,
propaganda politik, atau program-program yayasan tertentu yang berhubungan dengan jasa
layanan masyarakat. Program-program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah
sering dititipkan pada pertunjukkan teater rakyat. Misalnya, menyosialisasikan program
Keluarga Berencana (KB), sadar hukum, disiplin nasional, bebas narkoba, atau hidup sederhana.
(http://.seniteater.co.id, diunduh 15 April 2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya
(seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam
cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater
tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini
disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung
kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari
yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang
sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya
pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki
peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya
adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau
argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
3.2 Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada
semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan mendalami isi
makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa

Page 13
diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai
salah satu negara yang hebat dalam dunia seni

DAFTAR PUSTAKA
(http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/BentukseniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y
(http://.seniteater.co.id, diunduh 15 April 2013)
(http://.wikipedia.org.id, di unduh 17 April 2013

Page 14

Anda mungkin juga menyukai