Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan

kekayaan budaya tradisional yang melimpah, kekayaan kebudayaannya tersebut

diantaranya adalah seni Tari, Musik, Pakaian Tradisional, Upacara Adat dan lain

sebagainya. Kebudayaan tersebut diantaranya tersebar dibeberapa kota atau

kabupaten seperti Kota Palembang, Muaraenim, Prabumulih, OKU Selatan, OKU

Timur dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis meneliti sebuah

kekayaan kebudayaan yang berada di Kabupaten OKU Timur.

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah salah satu kabupaten di

Provinsi Sumatera Selatan. Ibukota Kabupaten ini terletak di Martapura. Ogan

Komering Ulu Timur terbentuk sebagai pemekaran Kabupaten Ogan Komering

Ulu. Kabupaten ini terkenal sebagai salah satu daerah yang maju dan terdepan di

Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten OKU Timur sendiri merupakan kabupaten

hasil pemekaran dari kabupaten OKU. Kebudayaan yang berkembang di OKU

Timur sendiri cukup banyak, diantaranya, tari Minur dan tari Sabai untuk tarian

asli OKU Timur, sedangkan tarian yang dibawa dan dikembangkan oleh para

pendatang ialah Kuda Lumping, Jatilan, Reog, Topeng Ireng dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat tarian Topeng Ireng yang berkembang

di desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 OKU Timur.

1
Berbicara tentang kebudayaan itu sendiri, ada baiknya kita membahas

pengertian kebudayaan, menurut Koentjaraningrat, kebudayaan berasal dari

bahasa sanskerta yakni buddhayah yang kata dasarnya adalah budhi yang berarti

budi atau akal. Dengan kata lain, kata budhayah dimaknai sebagai cipta, rasa dan

karsa yang erat kaitannya dengan kebudayaan. Sedangkan Rizali (dalam

Sumardjo, dkk 2010:11), berpendapat bahwa kebudayaan adalah berkaitan erat

dengan makna, nilai dan simbol.

Seni adalah sebuah karya hasil pemikiran kretif manusia yang didalamnya

mengandung nilai-nilai keindahan. Plato berpendapat(dalam Wardhana 1990:7),

bahwa seni bukanlah imitasi suatu yang tampak atau terlihat, melainkan dasarnya

yang kembali merujuk kepada prinsip-prinsip yang alami. Sedangkan Ki Hajar

Dewantara (dalam Wardhana 1990:8), berpendapat bahwa seni adalah segala

perbuatan manusia yang timbul dari dalam perasaannya yang memiliki unsru

keindahan, sehingga ketika seni tersebut dinikmati oleh manusia, manusia tersebut

mampu tergerak hatinya. Seni sendiri terbagi atas beberapa cabang seni yaitu Seni

Musik, Seni Tari, Seni Sastra atau Tutur, Seni Rupa dan Seni Teater.

Seni tari dalam perkembangannya dikelompokkan menjadi beberapa

cabang tari diantaranya tari tradisonal, tari tradisional klasik, tari kreasi dan tari

modern. Tari tradisional adalah tarian yang tumbuh dan perkembanganya disekitar

masyarakat, sehinggal pelaku dan penikmat tarian itu sendiri ialah masyarakat itu

sendiri, contoh tariannya adalah tari Kuda Lumping, Tari Tanggai, Tari Saman.

tari tradisional klasik yakni tari yang tumbuh serta perkembangannya

dilingkungan keraton atau kerajaan, contoh tariannya adalah tari Bedaya, Tari

2
Serimpi Tari Gagahan dan lain sebagainya. Tari Kreasi adalah tari yang

dikembangkan dari gerak tari tradisional, sehingga terbentuk tarian baru, contoh

tariannya adalah tari Kipas Batuta, tari Seluang Mudik. Sedangkan tari Modern

adalah tari yang perkembangannya di era modern seperti saat ini, contoh

tariaannya adalah BreakDance, K-Pop dance, gangnam style dan lain sebagainya.

Tari Topeng Ireng tergolong kedalam tarian tradisional rakyat, dimana

tarian tersebut tumbuh serta perkembangannya dilingkungan masyarakat sekitar

gunung merapi. Tari topeng ireng sendiri merupakan tari pertunjukkan yang

berfungsi sebagai sarana hiburan, tarian tersebut terutama dalam tari Topeng

Ireng Tunas Jaya tampil dalam acara hajatan, seperti pernikahan, khitanan, atau

saat perayaan hari besar nasional seperti HUT Kemerdekaan RI.

Tari Topeng Ireng bukanlah tarian asli masyarakat OKU Timur, melainkan

tarian tradisional yang berasal dari masyarakat sekitar lereng gunung merapi di

kota Magelang, kemudian tarian tersebut dibawa oleh transmigran dari kota

Magelang ke Kabupaten OKU Timur, terutama transmigran yang menetap di desa

Jatisari, yang kemudian menetap lalu menyebarkan kesenian tari topeng ireng

didesa Jatisari. Penggagas tarian tersebut ialah masyarakat Blok F desa Jatisari,

yang sekarang diketuai oleh bapak Kelik Agustinus dan Mbah Darmidi.

2. Fokus dan Subfokus Penelitian

2.1 Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah “Analisis Gerak Tari Topeng Ireng

Tunas Jaya di Desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 Oku Timur”.

3
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih terperinci serta tidak

menjurus ke hal-hal yang dapat membuat penelitian ini keluar dari konteks

pembahasannya, maka subfokus dalam penelitian ini, yaitu :

a. Sanggar tari topeng ireng tunas jaya di desa Jatisari sebagai tempat

diselenggarakannya penelitian.

b. Gerak tari topeng ireng sebagai objek kajian dalam penelitian ini.

3. Rumusan Masalah

Rumusan penelitian ini yaitu “Bagaimana analisis Gerak Tari Topeng

Ireng Tunas Jaya di Desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 Oku Timur?”.

4. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk menganalisis Gerak Tari

Topeng Ireng Tunas Jaya di Desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 Oku Timur.

5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang struktur gerak tari pada kesenian.

b. Manfaat Praktis

i. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang Topeng Ireng

Tunas Jaya dalam bentuk teori.

ii. Sebagai bahan literatur kelompok Kesenian Topeng Ireng Tunas

Jaya dalam mengembangkan tari Topeng Ireng.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka

1.1 Analisis

Analisis atau Analysis adalah suatu usaha untuk mengamati secara

detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-

komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk dikaji lebih lanjut.

Analisa berasal dari kata Yunani kuno analisis yang artinya melepaskan.

Analisis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali, dan

luein yang berarti melepas sehingga jika digabungkan maka artinya adalah

melepas kembali atau menguraikan.

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan dan sebagainya (Alya dalam Maryanti 2013:5). Sedangkan

Tasman dalam bukunya berpendapat bahwa analisis adalah suatu tindakan

pikir ketika menarik kesimpulan dari sekian banyak data atau fakta dengan

teliti ( A. Tasman, 2010:71)

1.2 Gerak

Pengertian gerak secara umum ialah perpindahan posisi tubuh

manusia dari sisi satu kesisi lainnya. Sedangkan dalam tari gerak adalah

perpindaahan posisi tubuh atau perubahan bentuk tubuh yang diberi

sentuhan seni didalamanya. Gerak tari juga berarti gerak yang ditata

dengan memperhatikan unsur, ruang, waktu, estetika dan didukung oleh

irama (Soedarsono dalam Elvandari, 2010:27).

5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gerak adalah peralihan

tempat atau kedudukan. Seharusnya cukup jelas bahwa gerak adalah

bahasa komunikasi yang luas, dan variasi dari berbagai kombinasi unsur-

unsurnya terdiri beribu-ribu “kata” gerak, juga dalam konteks tari gerak

sebaiknya dimengerti sebagai bermakna dalam kedudukan dengan lainnya

(Smith, 1985:16). gerak tari banyak dipengaruhi oleh kondisi budaya serta

lingkungan hidup atau letak geografisnya (Setyobudi, dkk 2006:101).

1.3 Tari

Tari adalah bentuk yang didalamnya terdapat ekspresi, bentuk

hadir karena adanya kreasi pembuat atau penciptanya (Rochayati

2014:16). Menurut Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia yang

diwujudkan dalam gerak-gerak ritmis yang indah (Elvandari, 2010:4).

Sartono (2008:14) mengemukakan bahwa tari adalah alat ekspresi ataupun

sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain. Berdasarkan uraian

di atas dapat disimpulkan bahwa tari adalah gerakan yang ritmis , ini

mengisyaratkan bahwa gerakaan lebih besar kaitannya dengan pola

waktunya sebagai bagian dari sebuah proses.

1.4 Topeng Ireng

Topeng ireng adalah salah satu kesenian tradisional yang

berkembang di daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Topeng Ireng

yang juga dikenal sebagai kesenian Dayakan ini adalah bentuk tarian

rakyat kreasi baru yang merupakan hasil metamorfosis dari kesenian

Kubro Siswo (Wikipedia Indonesia : Topeng Ireng).

6
Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, kesenian Topeng

Ireng mulai berkembang di tengah masyarakat lereng Merapi Merbabu

sejak zaman penjajahan Belanda dan dilanjutkan perkembangannya tahun

1960-an. Pada saat zaman Pemerintahan Belanda, pemerintah jajahan pada

masa lalu melarang masyarakat berlatih silat sehingga warga

mengembangkan berbagai gerakan silat itu menjadi tarian rakyat. Tarian

itu diiringi dengan musik gamelan dan tembang Jawa yang intinya

menyangkut berbagai nasihat tentang kebaikan hidup dan penyebaran

agama Islam. Setelah itu perkembangan Seni Pertunjukan Topeng Ireng

berkembang apabila umat Islam membangun masjid atau mushola,

sebelum mustaka (kubah) dipasang maka mustaka tersebut akan diarak

keliling desa. Kirab tersebut akan diikuti seluruh masyarakat disekitar

masjid dengan tarian yang diiringi rebana dan syair puji-pujian. Dalam

perjalanannya kesenian tersebut berkembang menjadi kesenian Topeng

Ireng.

Nama Topeng Ireng sendiri berasal dari kata Toto Lempeng Irama

Kenceng. Toto artinya menata, lempeng berarti lurus, irama berarti nada,

dan kenceng berarti keras. Oleh karena itu, dalam pertunjukan Topeng

Ireng para penarinya berbaris lurus dan diiringi musik berirama keras dan

penuh semangat. Tarian ini sebagai wujud pertunjukan seni tradisional

yang memadukan syiar agama Islam dan ilmu beladiri atau pencaksilat.

Tak heran, Topeng Ireng selalu diiringi dengan musik yang rancak dan

7
lagu dengan syair Islami. (topengirengcdmblogspot.blogspot.com : asal-

usul-topeng-ireng).

Selain sebagai syiar agama Islam, pertunjukan Topeng Ireng juga

menggambarkan tentang kehidupan masyarakat pedesaan yang tinggal di

lereng Merapi Merbabu. Dari gerakannya yang tegas menggambarkan

kekuatan fisik yang dimiliki oleh masyarakat desa saat bertarung maupun

bersahabat dengan alam guna mempertahankan hidupnya.

Sebelum dikenal dengan nama Topeng Ireng, seni pertunjukan ini

dikenal dengan nama kesenian Dayakan. Hal ini bukan tanpa alasan, nama

Dayakan ini didasarkan pada kostum yang digunakan oleh para penari.

Busana bagian bawah yang digunakan oleh para penari menyerupai

pakaian adat suku Dayak. Sekitar tahun 1995, kata Dayakan dinilai

mengandung unsur SARA, kemudian kesenian ini diubah menjadi

kesenian Topeng Ireng. Namun, sejak tahun 2005 nama Dayakan

dipopulerkan lagi sehingga menjadikan kesenian ini dikenal dengan dua

nama, Topeng Ireng dan Dayakan.

Tari Topeng Ireng yang pada mulanya berfungsi sebagai media

dakwah atau penyebaran ajaran agama Islam, dalam perkembangannya

sekarang menjadi kesenian yang bersifat Hiburan, namun tetap

mempertahankan syair lagu yang masih bernuansa religi. (visitmagelang.id

: tahukah-kamu-apa-itu-topeng-ireng-dayakan).

8
1.5 Struktur

Membahas tentang struktur dalam tarian maka melingkupi tentang

apa yang ada di dalam karya tari tersebut. Struktur selalu disandingkan

dengan bentuk dan saling mengkait satu sama lain. Di dalam bentuk seni

terdapat struktur yang ibarat sebuah bangunan. Maka struktur merupakan

pondasi atau bagian terpenting sehingga bentuk seni tersebut dapat

terwujud (Rochayati, 2014:17). Menurut Suharto (dalam Rochayati,

2014:18) menyatakan struktur dalam tari terbagi atas tiga hal yaitu bagian

awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Pada pembahasan ini yang perlu

ditekankan adalah pemahaman tentang pembagian gugus, kalimat, frase,

motif, dan hitungan.

2. Gugus

Gugus jika dalam sebuah karya tulis ialah suatu kumpulan kalimat

yang membentuk sebuah paragraf, yang mana susunan antar kalimat

tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Suharto berpendapat

istilah gugus dalam tari ini lebih berkaitan karena ciri-ciri tertentu serta

keutuhan sebagai kelompok, baik dari segi pola gerak, maupun pola

iringannya yang digunakan (dalam Rochayati, 2014:44).

1.6 Motif

Menurut Suharto bahwa didalam sebuah tarian, satuan atau unit

terkecil ialah motif, dimana ia terdiri dari kepal, badan, tangan, kaki yang

semuanya ditetapkan melalui sikap dan gerak (Rochayati,2014:39).

Sedangkan Preson (dalam Smith 1998:35) motif gerak adalah pola gerak

9
yang paling sederhana, tetapi didalamnya memiliki suatu kapabilitas untuk

dikembangkan lagi. Kesimpulan dari uraian para ahli tersebut adalah

bahwa motif adalah pola gerak paling sederhana yang dasarnya memiliki

pengembangan yang logis, dan bisa disebut sebagai bentuk dasar tari

dalam sebuah tarian.

1.7 Frase

Menurut Rochayati (2014:41) frase dapat berupa motif atau

beberapa motif yang menjadi frase angkatan atau frase seleh, frase

angkatan dapat ditemui pada awal gerak sebuah motif dalam tarian,

sedangkan frase seleh dapat kita temukan pada akhir gerakan sebuah frase.

Peneapan suatu motfi pada awal akan sangat menentukan warna dari

keseluruhan motif yang nantinya akan membentuk gerak tari. Motif dapat

berlangsung pendek atau kemungkinan menjadi panjang seperti sebuah

kalimat (Smith, 1985:60).

1.8 Kalimat

Melalui pengulangan, maupun penyatuan antara motif gerak

dengan frase gerak maupun bagian frase gerak yang satu dengan frase

gerak yang lainnya sehingga membentuk struktur tari secara keseluruhan

dan dapat disebut sebagai kalimat (Rochayati, 2014:42). Menurut Suharto

(dalam Rochayati, 2014:42) istilah kalimat memang sangat luas

hubungannya dengan kalimat dalam bahasa. Walaupun sebenarnya istilah

kalimat tersebut tidak seluruhnya berkaitan dengan kalimat dalam bahasa.

10
Akan tetapi penggunaan istilah kalimat dalam tari lebih dikaitkan dengan

pengertian periode musik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat

adalah penggabungan antara motif gerak dengan frase gerak atau

penyatuan antara gerak frase yang satu dengan gerak frase yang lainnya

sehingga terbentuk suatu kalimat yang terdapat dalam struktur tari.

2. Kajian Terdahulu yang Relevan

Penulis membandingkan penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan terlebih dahulu oleh Tri Aveni Rinsi (2014) Mahasiswa Universitas

PGRI Palembang, Jurusan Sendratasik dengan judul “Analisis Gerak Tari

Gegerit Melalui Pendekatan Berlapis Ganda Sebagai Tari Tradisi di

Kabupaten Lahat” metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif dengan data berupa kata-kata.

3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka yang menyatakan tentang

urutan langkah dalam melakukan penelitian. Berdasarkan kerangka teori

Rochayati (2014:38) maka disusunlah kerangka konseptual yang

digunakan untuk mendukung dalam pembahasan tentang struktur gerak

tari yang terkandung dalam sebuah karya seni yang meliputi gugus,

kalimat, frase, motif, hitungan. Kerangka konseptual dalam penelitian ini

dapat di lihat pada bagan berikut ini:

11
BUDAYA OKU TIMUR

Tari Topeng Ireng

Pendekatan Berlapis
Ganda

Kalimat Kalimat Frase Motif

Hasil

Sumber : (Rochayati, 2014:39)

12
BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

1. Definisi Operasioal

Analisis : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan, perbuatan dan sebagainya (Alya dalam Maryanti

2013:5).

Gerak : Gerak tari adalah gerak yang ditata dengan

memperhatikan unsur, ruang, waktu, estetika dan didukung

oleh irama (Soedarsono dalam Elvandari, 2010:27).

Tari : Menurut Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia

yang diwujudkan dalam gerak-gerak ritmis yang indah

(Elvandari, 2010:4).

Topeng Ireng : topeng ireng berarti toto lempeng irama kenceng .

(visitmagelang.id : tahukah-kamu-apa-itu-topeng-ireng-

dayakan).

2. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh

peneliti, tanpa pengetahuan metodologi penelitian tidak mungkin seseorang akan

mampu melaksanakan penelitian secara ilmiah (Iskandar, 2008:1).

13
3. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada kelompok seni Tari Topeng Ireng

Tunas Jaya di desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 Kabupaten OKU

Timur. Waktu observasi dilakukan pada 2 Oktober 2018 sampai penelitian

berlangsung.

4. Objek dan Informan Peneliti

Objek dalam penelitian ini adalah penari yang menarikan kesenian

Topeng Ireng di desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 Kabupaten

OKU Timur., yang akan ditinjau dari struktur gerak tari kesenian Topeng

Ireng. Informan penelitian ini yaitu Bapak Kelik merupakan pemilik serta

seniman yang banyak mengetahui tentang sejarah dan seluruh bagian dari

kesenian Topeng Ireng, Arif sebagai penari dan Mbah Darmidi sebagai

sesepuh dari kesenian Topeng Ireng di desa Jatisari.

5. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dalam ranah penelitian kualitatif,

dimana menurut Sugiyono penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, sehingga metode penelitian ini

menggunakan obyek yang apa adanya, tidak manipulasi oleh peneliti. Oleh

karena itu pengumpulan data pada penelitian ini nantinya dilakukan

dengan tahapan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya data-

data yang sudah dikumpulkan akan dianalisis dan dipaparkan secara

deskriptif.

14
6. Data dan Sumber Data

Pelaksanakan penelitian ini sumber data yang digunakan yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer

diperoleh melalui pengumpulan data dengan teknik wawancara pada

narasumber dan observasi langsung pada penari ketika bergerak saat

pertunjukan berlangsung ataupun saat tidak langsung, sedangkan sumber

data sekunder diperoleh melalui buku dan catatan yang berhubungan

dengan penelitian. Adapun sumber data yang diperoleh dari :

1. Nama : Darmidi

Usia : 70 Tahun

Pekerjaan : Sesepuh/Petani

Alamat : Jatisari

2. Nama : Kelik

Usia : 36 Tahun

Alamat : Jatisari

Pekerjaan : Ketua/Petani

3. Nama : Arif

Usia : 24

Alamat : Jatisari

Pekerjaan : Penari/Petani

7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif, penulis menggunakan

teknik pengumpulan data yang khas kualitatif seperti observasi dan

15
wawancara yang umumnya mutlak digunakan. Tetapi sesungguhnya tidak

terbatas pada observasi dan wawancara saja, dalam penelitian kualitatif,

teknik lain seperti dokumen, riwayat hidup subyek, karya-karya tulis

subyek, publikasi teks, dan lain-lain. Penelitian ini akan memperoleh data

yang didapat dari seniman/pelaku kesenian Topeng Ireng di desa Jatisari

Kecamatan Madang Suku 1 Kabupaten OKU Timur narasumber

(informan). Penelitian ini juga didukung dengan alat tulis dan rekaman

yang digunakan untuk merekam informasi serta untuk mendokumentasi

kesenian Kuda Lumping di desa Mainan Kabupaten Banyuasin.

8. Teknik Observasi

Secara mudah observasi sering disebut juga sebagai metode

pengamatan. Observasi adalah cara pengamatan dan pencatatan secara

teliti dan sistematis atas gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti.

Kalau pengamatan dilakukan dengan sambil lalu dan tidak memenuhi

prosedur dan aturan yang jelas tidak bisa disebut observasi (Soeratno,

2008:85).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi

adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan dan

mendapatkan data-data yang diperlukan. dan bertujuan untuk

mendeskripsikan kesenian Topeng Ireng yang akan diamati, individu yang

terlibat yaitu seniman kesenian Topeng Ireng, penari dan aktivitas perilaku

yang dimunculkan saat pertunjukan.

16
Pada pengumpulan data observasi penulis akan melakukan

pengamatan secara langsung pada penari saat bergerak dalam kesenian

Topeng Ireng desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 Kabupaten OKU

Timur.dan hal-hal terkait dengan kesenian Topeng Ireng

9. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam

berwawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan

responden. Karena sifatnya yang “berhadap-hadapan”, maka pemberian

kesan baik terhadap responden mutlak diperlukan. Wawancara merupakan

salah satu cara pengumpulan informasi dengan tanya-jawab secara

bertatap muka dengan responden (Arsyad, 2008:90).

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat menghasilkan

makna dalam suatu topik tertentu. Alat bantu yang dipergunakan untuk

kelancaran wawancara adalah alat tulis, buku catatan, alat perekam suara

(handycam, handphone) dan kamera. Wawancara dalam penelitian ini

dilakukan pada narasumber Bapak Kelik selaku seniman dan pelestari

kesenian Topeng Ireng.

Untuk memperoleh informasi, penulis mengajukan pertanyaan

tentang masalah yang sesusai pada kesenian Topeng Ireng. Informasi di

dapat dari Bapak Kelik sebagai seniman kesenian Topeng Ireng dan Bapak

Darmidi sebagai sesepuh dalam kesenian Topeng Irng Tunas Jaya.

17
10. Teknik Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008:82), Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang

berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,

film, dan lain-lain.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dokumentasi

adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh berupa dokumen-

dokumenm dan catatan-catatn yang ada, baik berupa catatan transkip,

buku, foto, dan video.

Penelitian ini akan dilengkapi dengan Teknik dokumentasi yang meliputi :

- Foto : adalah gambar diam yang dihasilkan oleh kamera yang mengabadikan

moment suatu objek atau kejadian yang lampau atau yang telah terjadi, dan

- Catatan/referensi : adalah sekumpulan data berbentuk tulisan yang memberikan

keterangan atau informasi yang relevan dengan penelitian.

- Video : adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,

mentransmisikan menata ulang gambar bergerak.

11. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,

credibility (validitas interbal), transferability (validitas eksternal),

18
dependability (reliabilitas), dan confirmability(obyektifitas) (Sugiyono,

2008:121).

Untuk mengetahui keabsahan data yang telah diperoleh dalam

penelitian ini, maka penulis berperan penting secara langsung dilapangan

dalam pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

12. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2008:89), teknik analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2010:337).

Aktivitas dalam analisis data kualitatif di lakuka secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Aktivitas dalam analisis data , yaitu data reduction, data display,

dan conclusion drawing/verification.

13. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

19
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan Mengacu pada teori di atas

bahwa dalam reduksi data, penulis akan memilah-milah dari semua data

yang terkumpul maka akan diambil data yang penting atau yang pokok

saja. Data yang dipilih tentang Struktur Gerak Tari pada Kesenian Topeng

Ireng di desa Jatisari Kecamatan Madang Suku 1 Kabupaten OKU Timur.

14. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Data yang telah dipilih tersebut disusun kembali

dalam bentuk teks atau uraian. Sehingga data tentang Struktur Gerak Tari

pada Kesenian Topeng Ireng yang diperlukan dan yang berhubungan

dengan pokok permasalahan dapat disusun dengan sistematis dan saling

berhubungan dalam bentuk teks dan uraian data yang satu dengan yang

lainnya sehingga akan lebih mudah dipahami.

15. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan buktu-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono,

2010:345). Pada penelitian ini jika data-data tentang Analisis Gerak Tari

pada Kesenian Kuda Lumping yang diperlukan dan masalah yang

berhubungan dengan pokok permasalahan tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat maka kesimpulan pada hasil penelitian ini akan berubah dari

kesimpulan awal.

20

Anda mungkin juga menyukai