DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
Nadya Nalatilfitroh,S.Pd.
PENDAHULUAN
1. Bagaimana makna tari atau gerakan yang terdapat pada tradisi kojan di Dusun Mlangi ?
1. Mengetahui makna dari teri atau gerakan yang terdapat pada tradisi kojan di
Dusun Mlangi
D. Gerak
“Gerak” merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupan. Sehingga orang
cenderung menerima “gerak” begitu saja tanpa mempertanyakan keberadaannya.
Dalam koreografi “gerak” adalah dasar ekspresi, oleh sebab itu “gerak” kita
pahami sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosiona di ekspresikan lewat
medium yang tidak rasional, atau tidak berdasarkan pada pikiran, tetapi pada
perasaan, sikap, imajinasi, yakni gerak tubuh, sedang materi ekspresinya adalah
Gerakan-gerakan yang sudah dipolakan menjadi bentuk yang dapat
dikomunikasikan ecara langsung lewat perasaan.(hadi Sumandiyo,2011:10) dalam
(Novita Ayu)
Dalam Novita Ayu Menurut (Wahyuningtyas, 2020:25) dalam bukunya yang
berjudul “Pembelajaran Tari dalam Kurikulum PAUG” berpendapat bahwa Gerak
atau yang biasa disebut dalam seni tari sebagai wiraga ini merupakan unsur utama
dari seni tari. Sebuah Tari harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis,
dan estetis. Tanpa adanya gerakan, sebuah Tari tidak memiliki makna. Karena
gerak merupakan hal baku yang yang harus ada dalam sebuah Tari. Gerak tari
selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Anggota tubuh yang dimaksud
yaitu anggota tubuh bagian atas terdiri dari kepala, mata dan raut wajah; bagian
tengah antara lain lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, dan jari-jari
sedangkan bawah yaitu kaki. Berikut adalah macam-macam gerak :
a. Gerak imitative gerakan yang dilakukan sebagai hasil dari eksplorasi atau
pengamatan gerak yang ada di dalam alam dan lingkungan sekitarnya
selain gerak manusia. Misalnya Gerakan hewan tertentu, tumbuhan atau
benda lain yang memiliki ciri gerakan tertentu.
b. Gerak imitatif, Gerakan yang telah direkayasa oleh manusia dan
membentuk suatu Tari. Gerakan imajinatif ini terdiri dari gerak maknawi
dan gerak murni.
Gerak maknawi adalah gerak tari yang memiliki makna atau maksud
tertentu. Gerak tersebut biasanya memiliki ciri khas yang mudah dimengerti
oleh penonton. Misalnya gerak menolak, melamun, menarik, dan
sebagainya.
Gerak murni Gerakan biasa yang tidak memiliki makna tertentu, namun
masih mengandung unsur keindahan. Gerakan ini dibuat hanya agar suatu
Tari tampak terlihat indah.
Unsur-unsur gerakan dalam sebuah karya seni tari dapat juga dibagi menjadi
beberapa macam seperti :
a. Berdasarkan aktivitasnya
Gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tenpa berpindah
tempat.
Gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan
berpindah tempat, seperti gerak geser, meluncur, dan melompat.
a. Berdasarkan bentuknya
Gerak reaistik / gerak wantah adalah gerak yang dilakukan oleh seseorang
sesuai denga napa yang dilihatnya.
Gerak stilir adalah gerak yang sudah diubah dengan cara diperhalus.
Gerak simbolik adalah gerak yamh hanya sebagai symbol.
b. Berdasarkan sifatnya
Gerak lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunaan
kekuatan otot.
Geak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot.
Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh seseorang yang
gerakannya secara perlahan.
Menurut Bagong Sudito, seni tari adalah seatu seni yang berupa gerak ritmis yang
menjadi alat expresi manusia.
Tari merupakan kegiatan kreatif dan konstruktif yang dapat menimbulkan intensitas
emosional dan makna. Menurut Amir rochyatmo (1986:73), tari adalah gerak ritmis yang
indah sebagai ekspresi jiwa manusia, dengan memperhatikan unsur ruang dan waktu.
B. jenis tari sebagai berikut:
1.Tari Tunggal
Tarian ini ditampilkan oleh seorang penari. Namun, pada kesempatan tertentu, jenis
tari tunggal bisa dipertunjukkan oleh beberapa penari dalam satu kali acara.
Contoh tari tunggal di antaranya adalah Tari Ngremo dari Jawa Timur, Tari Kancet dari
Kalimantan Timur, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, dan masih banyak yang lainnya.
2.Tari Berpasangan
Tari berpasangan adalah jenis tarian yang dipentaskan oleh dua penari. Sebagian
gerakan yang ditampilkan biasanya berlainan satu sama lain, tetapi membentuk satu
kesatuan utuh yang padu.
Tari berpasangan bisa dibawakan oleh dua penari pria, dua penari perempuan, atau
perempuan dan pria. Contoh tari berpasangan adalah Tari Payung, Tari Bambangan Cakil,
Tari Legong, dan Tari Yosim.
3.Tari Kelompok
Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari di mana antara satu
pearl dengan penari yang lain gerakannya berbeda. Meski geraknya tidak sama, gerakan
tersebut ada hubungan yang merupakan jalinan untuk mencapai keterpaduan.
Jadi, dalam tari kelompok ini penyajiannya berbeda sekali dengan tari tunggal maupun
tari massal.
Tari kelompok dibedakan menjadi dua, yaitu:
Tari Massal
Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak penari dengan ragam gerak yang
sama, dan antara penari satu dengan penari yang lain, tidak ada jalinan gerak yang saling
melengkapi. Dalam tari massal ini busana/kostum bisa sama/seragam, bisa juga berbeda
dan mungkin juga ada pembagian penari dengan pola lantai yang berlainan.
Contoh tari massal adalah Tari Gambyong, Tari Golek, Tari Jaranan, Tari Wanara, dan
lain sebagainya
D. Tradisi
Pada Kamus antropologi sama dengan adat istiaat, yakni kebiasaan-kebiasaan yang
beesifat magsi-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi mengenai nilai-
nilai budaya. Tradisi merupakan suatu adat maupun Kerutinan turun temurun yang
diwariskan oleh nenek moyang serta masih dilestarikan oleh warga, dengan menyangka
serta memperhitungkan bahwasannya Kerutinan yang terdapat yakni yang sangat benar
serta sangat bagus.
Soerjono Soekanto Beliau berpendapat bahwa tradisi ialah Sesuatu wujud aktifitas yang
dilaksanakan oleh sesuatu kelompok orang ataupun warga secara terus menerus
(langgeng)
E. Tradisi Kojan
Tradisi Kojan adalah kesenian yang bernuansa islam kesenian ini muncul pertama kali
di Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman kesenian ini di dirikan oleh Sayid Abdurrahman
pada tahun1918 pertama kali muncul untuk beribadah juga bertujuan untuk berdakwah
Kojan itu dari nenek moyang disini dulu. tradisi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
dan mahabbah kepada kanjeng Nabi, sebagai sarana, yang di waos maulud barzanji.
Karangan syekh jafar. Bagaimana tandanya seneng sering baca shalwat, nek coro mriki
sampai dikojan kan dan dingelikan , saking senangnya sama kanjeng Nabi. Dengan
keunikan yang ada di tradisi kojan ini maka kami melakukan penelitian.
F. Mlangi
Dusun Mlangi terletek di Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Mlangi adalah sebuah desa atau tanah perdikan yang diberikan oleh Sultan
Hamangkubuwono I kepada saudaranya BPH Sandiyo dan merupakan wilayah yang
terbentuk setelah berdirinya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Mlangi berdiri
menjadi sebuah wilayah yang sah pada tahun 1757. Dusun ini terletak di sebelah barat
daya Keraton Ngayokyakarta Hadiningrat dan merupakan salah satu wilayah Pathok
Negoro.
Masyarakat Mlangi merupakan salah satu kategori masyarakat yang berpegang teguh
kepada ajaran islam. Banyak dari kegiatan-kegiatan yang ada di Mlangi selalu dikaitkan
dengan agama. Salah satu contohnya peringatan slametan yang merupakan bentuk rasa
syukur mereka terhadap Allah swt yang diberikan kepada mereka. Life style atau gaya
hidup masyarakat Mlangi juga mencermikan dari agama itu sendiri, dari cara berpakaian
hingga kebiasaan sehari-hari yang selalu diselimuti oleh kegiatan spritualitas
Penelitian terdahulu
2. Nilai dan fungsi kesenian kojan Mustangin,Ahm Kesenian kojan merupakan kesenian
dalam masyarakat Mlangi ad yang bemuansa Islam kesenian ini
muncul pertama kali di Mlangi,
Nogotirto, Gamping, Sleman.
Kesenian ini didirikan oleh Sayyid
Abdurrahman pada tahun 1918.
pertama kaii muncui disamping untuk
beribadah juga bertujuan untuk
berdakwah. 2. Struktur kesenian Kojan
dalam penyajiannya menggunakan
busana yang· sederhana. Salah satu
instrumen yang dipakai merupakan
ciri khas Islam yakni rebana. Para
personelnya adalah laki-laki semua
dan beragama Islam. Bentuk
perpaduan seni rodat dan solawat yang
merupakan gabungan dari seni tari dan
syair-syair yang ada dalam kitab Al
Barjanzi mampu memberikan
keindahan, kedinamisan serta
kelincahan dalam penyajiannya.
Sehingga bisa memberikan nilai
tersendiri baik nilai agama maupun
sosial budaya. 3. Adapun nilai-nilai
yang terkandung dalam kesenian kojan
adalah sebagai berikut: a. Nilai
Keagamaan, dimana dalam kesenian
ini dijadikan sebagai sarana untuk
mencapai pertanggungjawabkan
kepada Tuhan. Tujuan utama para
pemain adalah beribadah dan
berdakwah Nilai Sosial Budaya,
dimana dalam kesenian ini merupakan
wadah terjadinya proses sosialisasi
dan intemalisasi. Sehingga antara
pemain dan masyarakat terjalin
hubungan ang sangat intim. Kesenian
ini juga dapat menanamkan kebiasaan
gotong royong dan menambah
persahabatan serta persaudaraan.
Disamping itu juga bisa memberikan
hiburan tersendiri bagi masyarakat
serkitamya.
3 Estetika tari pakareng Jamaludin Kesimpulan dalam penelitiannya
samboritta di kelurahan yakni berfokus pada estetika tari
kalase’reng Kecamatan pekareng samboritta, jika dilihat
Bontonompo Kabupaten dari makna estetis Gerakan ini
Gowa merupakan tentang Gerakan yang
menjadi pedoman bagaimana cara
bersikap dalam kehidupan,
khususnya bagi sorang Wanita
suku Makassar. Tari ini umumnya
menggambarkan tentang
kepribadian Wanita suku
Makassar.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah sebuah prosedur atau langkah-langkah
dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Secara terperinci Almack mendefinisikan
metode ilmiah sebagai sebuah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Berangkat dari pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa adanya metode penelitian memiliki fungsi yang sangat penting dan menjadi pedoman
untuk mengerjakan suatu penelitian, agar dapat menghasilkan karya tulis yang maksimal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai proedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Menurut keduanya, pendekatan dengan metode kualitatif diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara utuh.
Diantara alasan kami mengambil metode penelitian kualitatif ini adalah karena
penelitian ini mencoba mengungkapkan fenomena yang berkenaan dengan tradisi kojan.
3.2.Instrument penelitian
Pada penelitian ini instrument penelitiannya adalah manusia (penelitian itu sendiri).
Peneliti pada penelitian kualitatif disebut human instrument. Human instrument berfungsi
menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menilai kualitas data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya.
3.3.Sumber Data
Data dapat diartikan sebagai fakta atau keterangan-keterangan yang akan diolah
dalam kegiatan penelitian. Menurut sumber datanya, data penelitian dapat digolongkan
sebagai data primer dan data skunder. Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data skunder
atau data tangan ke dua, yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
oleh peneliti dari subjek penelitiannya.
a. Data primer, dalam penelitian ini berupa data poko yang dijadikan sebagai objek
kajian, yaitu berupa data dari lapangan, hasil wawancara dengan pengurus kojan,
anggota, masyarakat, observasi terhadap proses kojan dan bentuk kojan.
b. Data Sekunder, dalam penelitian ini berupa data-data pendukung lainnya, baik berupa
buku-buku, software, maupun internet.
a.Wawancara
Dalam penelitian ini, penelii melakukan kegiatan wawancara kepada pelaku tradisi (kojan),
kepada masyarakat sekitar dusun Mlangi.
b.Dokumentasi
Peneliti dapat memperoleh informasi dari sumber tertulis suatu dokumen yang ada pada
iforman yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber pendukung untuk mengetahui makna
tar pada tradisi kojan di Dusun Mlangi, kemudian data yang didapatkan dari hasil
dokumentasi merupakan data yang valid dan tidak diragukan kebenarannya pada kegiatan
penelitian ini telah mendapat beberapa dokumentasi dari hasil penelitian baik berupa gambar,
audio, maupun secara tertulis, dari segi gambar diperoleh beberapa foto ketika sedang
wawancara, kemudian slanjutnya dokumentasi berupa audio yakni berupa rekaman proses
wawancara peneliti dengan para nforman, dan selanjutnya peneliti memperoleh beberapa
rangkuman jawaban atau informasi yang diperoleh dilapangan kemudian peneliti
menuangkan informasi tersebut pada buku atau kertas yang peneliti gunakan sebelumnya
dalam mendapatkn informasi.
BAB IV
BAB V
KESIMPULAN
Menurut bapak Mujiburrohman pemaknaan tari kojan itu tergantung dari sudut
pamdang masing-masing. Awal mula kojan di Dusun mlangi dibawa oleh habaib
dari yaman pada tahun 90an(1900), sebelumnya tradisi kojan aslinya tradisi
pesisir tepatnya di daerah pekalongan,purworeja,jombang. Antusias masyarakat
pada masa itu baik, peminatnya juga banyak karna hiburan zaman dahulu hanya
seputar pertumjukan-pertunjukan seperti kojan itu sendiri. Tujuan dan manfaat
kojan adalah suatu bentuk mengekspresikan bentuk kecintaan terhadap nabi
Muhammad, selain itu juga menjadi sarana dakwah. Perlengkapan kostum yang
perlu disiapkan ketika kojan dipentaskan tidaklah banyak melainkan hanya
blangkon, sorjan, keris, sarung, adajuga yang memakai jubah.
Tari kojan dipentaskan yang pasti 1 tahun sekali ketika memperingti maulid
nabi, di luar itu juga ada Sebagian pondok yang mengadakan mementaskan
kojan di acara khataman, dan juga acara haul mbah Nur Iman. Kojan
dipentaskan untuk umum, tetapi yang mementaskan kojan adalah masyarakat
lokal Dusun Mlangi sendiri. Unsur kostum tradisi kojan adalah menyimbolkan
agama islam, unsur gerak tidak pindah dari tempat duduk hanya bandan
condong ke kiri, kanan, depan dan menggerakan tangan. Jumlah pemain kojan
biasannya ganjil misalnya 5,7,9.
Bola.com
Lubis, M Ridho(2019) ‘peringatan maulid nabi Muhammad SAW Dusun Mlangi, Desa
Nogotirto,Gamping Sleman, Yogyakarta
Mustangin, Ahmad(2004) ‘Nilai dan fungsi kesenian kojan dalam masyarakat Mlangi’
Gramedia.com
Supriyanti, Melina, dkk Menelisik Sejarah dan Nilai-Nilai Budaya Dari Keberadaan Masjid
Angke Jakarta