Anda di halaman 1dari 17

MAKNA TARIAN PADA TRADISI KOJAN DI DUSUN MLANGI

DISUSUN OLEH:

Muhammad Isnan Rizqi Mubarok (0053707510)

Nabil Hidayatulloh (0068813980)

PEMBIMBING:

Nadya Nalatilfitroh,S.Pd.

MA Assalafiyyah Mlangi – Sleman

Jalan Kiai Masduqi, Mlangi, Nogotirto, Gamping

Kabupaten Sleman,Daerah Istimewa Yogyakarta


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesian merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai kelompok etnis,
budaya, agama, dan lain-lain. Indonesia memiliki potensi menjadi bangsa yang kaya akan
suku, dan budaya sehingga berpotensi untuk negara multikultural yang besar. Yogyakarta
yang berada di bagian Kawasan pulau Jawa yang dikenal terdapat suku yang mempunyai
kebudayaan dan kesenian. Kesenian yang dimaksud merupakan kesenian yang tumbuh dan
berkembang secara turun temurun dilingkungan masyarakat serta kompleks aktivitas
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat yang biasanya berwujud benda-benda
hasil manusia, juga merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa
keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dalam jiwa
manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain, misalnya mitos berfungsi menentukan
norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat serta nilai-nilai kebudayaan.
Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Sebagai masyarakat yang hidup turun temurun akan budaya, tentunya harus
mempersiapkan diri demi berlangsungnya kebudayaan itu sendiri didalam lingkungan kita.
Proses berlangsungnya kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari segi adat
istiadat, atau kesenian yang berlangsung hingga saat ini, dengan hal tersebut masyarakat
dapat melihat makna yang terdapat dalam adat istiadat atau keseniaan yang mereka
pertahankan selama ini masih dalam pemahaman atau makna yang sama atau telah
mengalami pergeseran makna kesenian. Makna itu sendiri adalah arti atau maksud yang
ingin disampaikan, dari pengertian tersebut diketahui bahwa makna dalam suatu adat
istiadat adat kesenian sangat perlu diperhatikan, dengan tersampaikannya makna dalam
suatu prosesi maka penikmat seni, atau pelaku kesenian tersebut telah mempertahankan
hasil kebudayaan yang telah mereka jaga secara turun temurun.
Mlangi merupakan tanah perdikan oleh adiknya Mbah kyai Nur Iman yakni
pangeran Mangkubumi. Ky Nur Iman menjadikan tanah perdikan tersebut sebagai kampung
santri. Bila kita kaji lebih jauh lagi, dusun Mlangi ini mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap syair islam, terutama di Kawasan Yogyakarta. Salah satunya gagasan
mengenai patok negoro sementara asal mula kampung mlangi berasal dari kata
mulang,mulang-i yang artinya pengajaran dan pengajian, karena di dusun ini Ky Nur Iman
rutin melakukan pengajian dan pengajaran agama. Sejarah tersebut mempengaruhi tradisi
dan kebudayaan di desa Mlangi. Salah satu tradisi yang menarik adalah tradisi yang
bernama Kojan. Kojan merupakan tradisi yang berupa kesenian berisi tentang sholawat
disertai dengan gerakan. Gerakan yang dilakukan dengan iringan lantunan sholawat
membuat kami tertarik untuk mengetahui makna yang terkandung di dalamnya, berdasarkan
latar belakang terebut kami tertarik melakukan penelitian dengan judul Makna Tari Pada
Tradisi Kojan di Dusun Mlangi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana makna tari atau gerakan yang terdapat pada tradisi kojan di Dusun Mlangi ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui makna dari teri atau gerakan yang terdapat pada tradisi kojan di
Dusun Mlangi

1.4. Manfaat Penelitian


Bagi Peneliti
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang tradisi yang berada di lingkungan
sekitar pondok pesantren
Bagi Pembaca
1. Diharapkan engetahui makna tari atau gerakan yang terdapat pada tradisi kojan di
dusun mlangi
2. Diharapkan hasil peneliti ini dapat menambah pengetahuan berupa makna dari tari
tradisi kojan di Dusun Mlangi
BAB II
KAJIAN PUSAKA
2.1 Kajian Teori
A. Makna
Pengertian makna dalam kamus liunistik dalam Novita dijabarkan menjadi:
1.Maksud pembicara
2.Pengaruh penerapan Bahasa dalam pemakaian persepsi manusia atau kelompok
3.Cara menggunakan symbol atau lambing
Menurut Riadi muclisin (2013), makna adalah hubungan antara makna dengan
pengertian. Aminnudin, mengemukakan bahwa makna merupakan hubungan
antara Bahasa dengan Bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa
sehingga dapat saling mengerti.
B. Pengertian Tari
C. Unsur Pertunjukan Tari
Menurut Soedarsono 1997:41 (dalam Susanti Dwi : 2015) , (dalam Nuvita
Ayu
:2019) mengatakan bahwa dalam pembuatan sebuah tari ada elemen-elemen atau
unsr-unsur tari yang sangat diperlukan ataupun mendukung seperti, gerak, music,
kostum, tata rias, lighting, level dan dinamika. Soedarsono menyatakan apabila di
perinci, ada cukup banyak elemen-lemen kompsisi tari yang harus diketahui,
yaitu: gerak tari, tema, kostum, tata rias, property, pementasan.
Menurut Maxanthi (2018:12) (dalam Novita ayu: 2019) dalam bukunya yang
berjudul “ Tari Dinggu” mengatakan bahwa Tari merupakan alat ekspresi ataupun
sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton/penikmat).
Sebagai alat tai mampu menciptkan untaian gerak yang dapat membuat
penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya. Hal itu
dikarenakan tari merupakan sebuah ungkapan pernyataan dan ekspresi gerak yang
memuat komentar-komentar mengenai realitas kehidupan yang mampu merasuk
dibenak penikmatnya. Unsur utama tari itu sendiri adalah unsur esensial dan
pokok yang harus melekat dalam sebuah Tari. Maka dari itu, unsur utama ini
menjadi poin penting keberhasilan suatu tariyang dibawakan. Berikut unsur
utama dalam seni tari : wiraga (raga), wirama (irama), wirasa (rasa).

D. Gerak
“Gerak” merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupan. Sehingga orang
cenderung menerima “gerak” begitu saja tanpa mempertanyakan keberadaannya.
Dalam koreografi “gerak” adalah dasar ekspresi, oleh sebab itu “gerak” kita
pahami sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosiona di ekspresikan lewat
medium yang tidak rasional, atau tidak berdasarkan pada pikiran, tetapi pada
perasaan, sikap, imajinasi, yakni gerak tubuh, sedang materi ekspresinya adalah
Gerakan-gerakan yang sudah dipolakan menjadi bentuk yang dapat
dikomunikasikan ecara langsung lewat perasaan.(hadi Sumandiyo,2011:10) dalam
(Novita Ayu)
Dalam Novita Ayu Menurut (Wahyuningtyas, 2020:25) dalam bukunya yang
berjudul “Pembelajaran Tari dalam Kurikulum PAUG” berpendapat bahwa Gerak
atau yang biasa disebut dalam seni tari sebagai wiraga ini merupakan unsur utama
dari seni tari. Sebuah Tari harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis,
dan estetis. Tanpa adanya gerakan, sebuah Tari tidak memiliki makna. Karena
gerak merupakan hal baku yang yang harus ada dalam sebuah Tari. Gerak tari
selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Anggota tubuh yang dimaksud
yaitu anggota tubuh bagian atas terdiri dari kepala, mata dan raut wajah; bagian
tengah antara lain lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, dan jari-jari
sedangkan bawah yaitu kaki. Berikut adalah macam-macam gerak :
a. Gerak imitative gerakan yang dilakukan sebagai hasil dari eksplorasi atau
pengamatan gerak yang ada di dalam alam dan lingkungan sekitarnya
selain gerak manusia. Misalnya Gerakan hewan tertentu, tumbuhan atau
benda lain yang memiliki ciri gerakan tertentu.
b. Gerak imitatif, Gerakan yang telah direkayasa oleh manusia dan
membentuk suatu Tari. Gerakan imajinatif ini terdiri dari gerak maknawi
dan gerak murni.
 Gerak maknawi adalah gerak tari yang memiliki makna atau maksud
tertentu. Gerak tersebut biasanya memiliki ciri khas yang mudah dimengerti
oleh penonton. Misalnya gerak menolak, melamun, menarik, dan
sebagainya.
 Gerak murni Gerakan biasa yang tidak memiliki makna tertentu, namun
masih mengandung unsur keindahan. Gerakan ini dibuat hanya agar suatu
Tari tampak terlihat indah.
Unsur-unsur gerakan dalam sebuah karya seni tari dapat juga dibagi menjadi
beberapa macam seperti :
a. Berdasarkan aktivitasnya
 Gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tenpa berpindah
tempat.

Gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan
berpindah tempat, seperti gerak geser, meluncur, dan melompat.
a. Berdasarkan bentuknya
 Gerak reaistik / gerak wantah adalah gerak yang dilakukan oleh seseorang
sesuai denga napa yang dilihatnya.
 Gerak stilir adalah gerak yang sudah diubah dengan cara diperhalus.
 Gerak simbolik adalah gerak yamh hanya sebagai symbol.
b. Berdasarkan sifatnya
 Gerak lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunaan
kekuatan otot.
 Geak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot.
 Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh seseorang yang
gerakannya secara perlahan.

c. Tata rias dan busana (kostum)


d. Iringan tari

Menurut Bagong Sudito, seni tari adalah seatu seni yang berupa gerak ritmis yang
menjadi alat expresi manusia.
Tari merupakan kegiatan kreatif dan konstruktif yang dapat menimbulkan intensitas
emosional dan makna. Menurut Amir rochyatmo (1986:73), tari adalah gerak ritmis yang
indah sebagai ekspresi jiwa manusia, dengan memperhatikan unsur ruang dan waktu.
B. jenis tari sebagai berikut:

1.Tari Tunggal
Tarian ini ditampilkan oleh seorang penari. Namun, pada kesempatan tertentu, jenis
tari tunggal bisa dipertunjukkan oleh beberapa penari dalam satu kali acara.
Contoh tari tunggal di antaranya adalah Tari Ngremo dari Jawa Timur, Tari Kancet dari
Kalimantan Timur, Tari Gambyong dari Jawa Tengah, dan masih banyak yang lainnya.

2.Tari Berpasangan
Tari berpasangan adalah jenis tarian yang dipentaskan oleh dua penari. Sebagian
gerakan yang ditampilkan biasanya berlainan satu sama lain, tetapi membentuk satu
kesatuan utuh yang padu.
Tari berpasangan bisa dibawakan oleh dua penari pria, dua penari perempuan, atau
perempuan dan pria. Contoh tari berpasangan adalah Tari Payung, Tari Bambangan Cakil,
Tari Legong, dan Tari Yosim.
3.Tari Kelompok
Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari di mana antara satu
pearl dengan penari yang lain gerakannya berbeda. Meski geraknya tidak sama, gerakan
tersebut ada hubungan yang merupakan jalinan untuk mencapai keterpaduan.
Jadi, dalam tari kelompok ini penyajiannya berbeda sekali dengan tari tunggal maupun
tari massal.
Tari kelompok dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Tari kelompok tanpa dialog, contoh: Tari Bedhaya, Tari Srimpi

 Tari Kelompok menggunakan dialog

Tari kelompok menggunakan dialog dibagi menjadi dua, yaitu :

 Berdialog Prosa, contoh: Wayang orang


 Berdialog tembang, contoh: Langendriyan

Tari Massal
Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak penari dengan ragam gerak yang
sama, dan antara penari satu dengan penari yang lain, tidak ada jalinan gerak yang saling
melengkapi. Dalam tari massal ini busana/kostum bisa sama/seragam, bisa juga berbeda
dan mungkin juga ada pembagian penari dengan pola lantai yang berlainan.
Contoh tari massal adalah Tari Gambyong, Tari Golek, Tari Jaranan, Tari Wanara, dan
lain sebagainya
D. Tradisi
Pada Kamus antropologi sama dengan adat istiaat, yakni kebiasaan-kebiasaan yang
beesifat magsi-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi mengenai nilai-
nilai budaya. Tradisi merupakan suatu adat maupun Kerutinan turun temurun yang
diwariskan oleh nenek moyang serta masih dilestarikan oleh warga, dengan menyangka
serta memperhitungkan bahwasannya Kerutinan yang terdapat yakni yang sangat benar
serta sangat bagus.
Soerjono Soekanto Beliau berpendapat bahwa tradisi ialah Sesuatu wujud aktifitas yang
dilaksanakan oleh sesuatu kelompok orang ataupun warga secara terus menerus
(langgeng)
E. Tradisi Kojan
Tradisi Kojan adalah kesenian yang bernuansa islam kesenian ini muncul pertama kali
di Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman kesenian ini di dirikan oleh Sayid Abdurrahman
pada tahun1918 pertama kali muncul untuk beribadah juga bertujuan untuk berdakwah
Kojan itu dari nenek moyang disini dulu. tradisi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
dan mahabbah kepada kanjeng Nabi, sebagai sarana, yang di waos maulud barzanji.
Karangan syekh jafar. Bagaimana tandanya seneng sering baca shalwat, nek coro mriki
sampai dikojan kan dan dingelikan , saking senangnya sama kanjeng Nabi. Dengan
keunikan yang ada di tradisi kojan ini maka kami melakukan penelitian.

F. Mlangi
Dusun Mlangi terletek di Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Mlangi adalah sebuah desa atau tanah perdikan yang diberikan oleh Sultan
Hamangkubuwono I kepada saudaranya BPH Sandiyo dan merupakan wilayah yang
terbentuk setelah berdirinya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Mlangi berdiri
menjadi sebuah wilayah yang sah pada tahun 1757. Dusun ini terletak di sebelah barat
daya Keraton Ngayokyakarta Hadiningrat dan merupakan salah satu wilayah Pathok
Negoro.

Masyarakat Mlangi merupakan salah satu kategori masyarakat yang berpegang teguh
kepada ajaran islam. Banyak dari kegiatan-kegiatan yang ada di Mlangi selalu dikaitkan
dengan agama. Salah satu contohnya peringatan slametan yang merupakan bentuk rasa
syukur mereka terhadap Allah swt yang diberikan kepada mereka. Life style atau gaya
hidup masyarakat Mlangi juga mencermikan dari agama itu sendiri, dari cara berpakaian
hingga kebiasaan sehari-hari yang selalu diselimuti oleh kegiatan spritualitas

Penelitian terdahulu

No Judul penelitian Peneliti Hasil Penelitian


1. peringatan maulid nabi Lubis, M Ridho Berdasarkan penelusuran tersebut ,
Muhammad SAW Dusun hasil dari penelitian ini menunjukan
Mlangi, Desa ada peran serta hadis yg mendasari
Nogotirto,Gamping Sleman, peringatan maulid nabi saw di mlangi ,
Yogyakarta. sebut saja hadis hadis yang mengajari
cinta kepada nabi , bersolawat kepada
nabi saw , sedekah, syiiran dan
pemilihan imam sholat ,selain itu di
alektikan agama dan budaya membuat
kekhasan kebanggaan tersendiri bagi
masyarakat mlangi . dialek tersebut
bisa dilihat dari prosesi sholawat
ngelik,tari kojan yang tercermin dalam
peringatan maulid nabi di mlangi
tersebut

2. Nilai dan fungsi kesenian kojan Mustangin,Ahm Kesenian kojan merupakan kesenian
dalam masyarakat Mlangi ad yang bemuansa Islam kesenian ini
muncul pertama kali di Mlangi,
Nogotirto, Gamping, Sleman.
Kesenian ini didirikan oleh Sayyid
Abdurrahman pada tahun 1918.
pertama kaii muncui disamping untuk
beribadah juga bertujuan untuk
berdakwah. 2. Struktur kesenian Kojan
dalam penyajiannya menggunakan
busana yang· sederhana. Salah satu
instrumen yang dipakai merupakan
ciri khas Islam yakni rebana. Para
personelnya adalah laki-laki semua
dan beragama Islam. Bentuk
perpaduan seni rodat dan solawat yang
merupakan gabungan dari seni tari dan
syair-syair yang ada dalam kitab Al
Barjanzi mampu memberikan
keindahan, kedinamisan serta
kelincahan dalam penyajiannya.
Sehingga bisa memberikan nilai
tersendiri baik nilai agama maupun
sosial budaya. 3. Adapun nilai-nilai
yang terkandung dalam kesenian kojan
adalah sebagai berikut: a. Nilai
Keagamaan, dimana dalam kesenian
ini dijadikan sebagai sarana untuk
mencapai pertanggungjawabkan
kepada Tuhan. Tujuan utama para
pemain adalah beribadah dan
berdakwah Nilai Sosial Budaya,
dimana dalam kesenian ini merupakan
wadah terjadinya proses sosialisasi
dan intemalisasi. Sehingga antara
pemain dan masyarakat terjalin
hubungan ang sangat intim. Kesenian
ini juga dapat menanamkan kebiasaan
gotong royong dan menambah
persahabatan serta persaudaraan.
Disamping itu juga bisa memberikan
hiburan tersendiri bagi masyarakat
serkitamya.
3 Estetika tari pakareng Jamaludin Kesimpulan dalam penelitiannya
samboritta di kelurahan yakni berfokus pada estetika tari
kalase’reng Kecamatan pekareng samboritta, jika dilihat
Bontonompo Kabupaten dari makna estetis Gerakan ini
Gowa merupakan tentang Gerakan yang
menjadi pedoman bagaimana cara
bersikap dalam kehidupan,
khususnya bagi sorang Wanita
suku Makassar. Tari ini umumnya
menggambarkan tentang
kepribadian Wanita suku
Makassar.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian atau metode ilmiah adalah sebuah prosedur atau langkah-langkah
dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Secara terperinci Almack mendefinisikan
metode ilmiah sebagai sebuah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Berangkat dari pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa adanya metode penelitian memiliki fungsi yang sangat penting dan menjadi pedoman
untuk mengerjakan suatu penelitian, agar dapat menghasilkan karya tulis yang maksimal.

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan
Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai proedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Menurut keduanya, pendekatan dengan metode kualitatif diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara utuh.

Diantara alasan kami mengambil metode penelitian kualitatif ini adalah karena
penelitian ini mencoba mengungkapkan fenomena yang berkenaan dengan tradisi kojan.

3.2.Instrument penelitian

Pada penelitian ini instrument penelitiannya adalah manusia (penelitian itu sendiri).
Peneliti pada penelitian kualitatif disebut human instrument. Human instrument berfungsi
menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menilai kualitas data,
menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya.

Dalam penelitian kuatitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun


selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan
instrument penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan mmbandingkan
dengan data yang telah ditemukan melalui observasi.

3.3.Sumber Data

Data dapat diartikan sebagai fakta atau keterangan-keterangan yang akan diolah
dalam kegiatan penelitian. Menurut sumber datanya, data penelitian dapat digolongkan
sebagai data primer dan data skunder. Data primer atau data tangan pertama, adalah data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data skunder
atau data tangan ke dua, yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
oleh peneliti dari subjek penelitiannya.

a. Data primer, dalam penelitian ini berupa data poko yang dijadikan sebagai objek
kajian, yaitu berupa data dari lapangan, hasil wawancara dengan pengurus kojan,
anggota, masyarakat, observasi terhadap proses kojan dan bentuk kojan.
b. Data Sekunder, dalam penelitian ini berupa data-data pendukung lainnya, baik berupa
buku-buku, software, maupun internet.

3.4. Teknik pengumpulan data

a.Wawancara

Menurut Maloeng dalam buku Hardiyansyah bahwa wawancara adalah percaakapan


dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (yang
mengajukan pertanyaan) dan narasumber(yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut).

Dalam penelitian ini, penelii melakukan kegiatan wawancara kepada pelaku tradisi (kojan),
kepada masyarakat sekitar dusun Mlangi.

Pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara terencana;

1) Wawancara terencana, yaitu peneliti melakukan wawancara dengan subjek penelitian


sesuai bahan pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti.

b.Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan keterangan atau bahan-bahan secara


sintetis dan actual, media yang digunakan saat dokumentasi adalah tab dan alat tulis yang
mendukung penelitian agar memperoleh data yang akuat.

Peneliti dapat memperoleh informasi dari sumber tertulis suatu dokumen yang ada pada
iforman yang nantinya dapat dijadikan sebagai sumber pendukung untuk mengetahui makna
tar pada tradisi kojan di Dusun Mlangi, kemudian data yang didapatkan dari hasil
dokumentasi merupakan data yang valid dan tidak diragukan kebenarannya pada kegiatan
penelitian ini telah mendapat beberapa dokumentasi dari hasil penelitian baik berupa gambar,
audio, maupun secara tertulis, dari segi gambar diperoleh beberapa foto ketika sedang
wawancara, kemudian slanjutnya dokumentasi berupa audio yakni berupa rekaman proses
wawancara peneliti dengan para nforman, dan selanjutnya peneliti memperoleh beberapa
rangkuman jawaban atau informasi yang diperoleh dilapangan kemudian peneliti
menuangkan informasi tersebut pada buku atau kertas yang peneliti gunakan sebelumnya
dalam mendapatkn informasi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah menjabarkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, teori-teori


yang telah mengukuhkan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan, maka
pada bab ini dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan
dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentas. Pembahasan
dalam bab ini dapat melalui hasil pengumpulan data melalui dokumentasi, observasi,
wawancara terhadap informan yang dibutuhkan dalam penelitian, serta diskusi yang
terfokuskan terhadap masalah yang diteliti. Pada bab hasil penelitian dan
pembahasan ini, akan menguraikan beberapa hal mengenai hasil wawancara pada
bulan januari 2024 yang dilakukan di MTs Assalafiyyah Mlangi Yogyakarta. Trkait
dengan makna tarian pada tradisi kojan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.


Menurut Maelong pada bukunya metodologi penelitian kualitatif:

“”Bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,


dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada, dari segi penelitian ini, para penulis masih
tetap mempersoalkan latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan
untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
dengan berbagai metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode yang
biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan
dokumen”

BAB V

KESIMPULAN

Menurut bapak Mujiburrohman pemaknaan tari kojan itu tergantung dari sudut
pamdang masing-masing. Awal mula kojan di Dusun mlangi dibawa oleh habaib
dari yaman pada tahun 90an(1900), sebelumnya tradisi kojan aslinya tradisi
pesisir tepatnya di daerah pekalongan,purworeja,jombang. Antusias masyarakat
pada masa itu baik, peminatnya juga banyak karna hiburan zaman dahulu hanya
seputar pertumjukan-pertunjukan seperti kojan itu sendiri. Tujuan dan manfaat
kojan adalah suatu bentuk mengekspresikan bentuk kecintaan terhadap nabi
Muhammad, selain itu juga menjadi sarana dakwah. Perlengkapan kostum yang
perlu disiapkan ketika kojan dipentaskan tidaklah banyak melainkan hanya
blangkon, sorjan, keris, sarung, adajuga yang memakai jubah.

Tari kojan dipentaskan yang pasti 1 tahun sekali ketika memperingti maulid
nabi, di luar itu juga ada Sebagian pondok yang mengadakan mementaskan
kojan di acara khataman, dan juga acara haul mbah Nur Iman. Kojan
dipentaskan untuk umum, tetapi yang mementaskan kojan adalah masyarakat
lokal Dusun Mlangi sendiri. Unsur kostum tradisi kojan adalah menyimbolkan
agama islam, unsur gerak tidak pindah dari tempat duduk hanya bandan
condong ke kiri, kanan, depan dan menggerakan tangan. Jumlah pemain kojan
biasannya ganjil misalnya 5,7,9.

Pementasan kojan hanya untuk laki-laki dan perbaris bukan berdasarkan


umur melainkan tinggi badan masing-masing. Tetapi di bedakan di setiap remaja
sendiri dan dewasa juga sendiri. Aturan hitung setiap gerak disesuaikan
berdasarkan irama, hadroh.
Daftar Pustaka

Bola.com

Lubis, M Ridho(2019) ‘peringatan maulid nabi Muhammad SAW Dusun Mlangi, Desa
Nogotirto,Gamping Sleman, Yogyakarta

Mustangin, Ahmad(2004) ‘Nilai dan fungsi kesenian kojan dalam masyarakat Mlangi’

Gramedia.com

Widodo, M Wahyu, dkk KANDUNGAN NILAI HISTORIS DALAM NOVEL


GLONGGONG KARYA JUNAEDI SETIYONO: KAJIAN SOSIOLOGIO SASTRA

KANDUNGAN NILAI HISTORIS DALAM NOVEL GLONGGONG KARYA JUNAEDI


SETIYONO: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Muhammad Wahyu Widodo dan Sri
Wahyuningtyas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta pos-el: mwmwahyu@gmail.com

Supriyanti, Melina, dkk Menelisik Sejarah dan Nilai-Nilai Budaya Dari Keberadaan Masjid
Angke Jakarta

BUDAYA DAN KEBUDAYAAN: TINJAUAN DARI BERBAGAI PAKAR, WUJUD-


WUJUD KEBUDAYAAN, 7 UNSUR KEBUDAYAAN YANG BERSIFAT UNIVERSAL
bagian budaya
http://e-journal.uajy.ac.id/17653/4/MTA022223.pdf tradis

Anda mungkin juga menyukai