Anda di halaman 1dari 14

MODUL I

WAWASAN SENI TARI

1. Pendidikan Seni

Pendidikan seni adalah pemberian pengalaman estetik kepada siswa. Pengalaman estetik

adalah pengalaman menghayati nilai keindahan, bagaimanapun keindahan itu dimaknai.

Pemberian pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling berkaitan, yakni apresiasi

dan kreasi, (Jazuli, 2008:16). Pendidikan seni dalam konteks pendidikan secara lebih luas,

seperti dideklarasikan dalam konveksi internasional tahun 2006, ditujukan untuk memastikan

setiap anak dan orang dewasa mendapat hak memperoleh pendidikan dan mendapat peluang

terlibat dalam pengembangan dan keikutsertaan dalam bidang kebudayaan dan artistik secara

menyeluruh dan seimbang, (Rohendi, 2016:5).

Hakekatnya pendidikan seni adalah suatu proses kegiatan pembelajaran untuk

mengembangkan nilai-nilai yang bermakna di dalam diri manusia melalui pembelajaran seni.

Nilai-nilai yang dimaksud berkaitan dengan pengembangan imajinasi, intuisi, oikiran,

kreativitas, dan kepekaan rasa, (Jazuli 2008:17).

Seni dalam pendidikan formal akan diperhitungkan terhadap perencanaan

pembelajaran pada sekolah, jika dalam pembelajaran formal seni sebagai media pendidikan

Herbert Read (1970) dalam Hajar (2012 : 31) menyebutkan dengan istilah education through

art menandakan bahwa prinsip pendidikan didasari oleh seni. Dalam hal ini seni sebagai

sistem nilai dalam belajar dan mengajar, seni sebagai metode atau cara mengajar, seni

sebagai alat mendidik dan melatih keterampilan serta kecakapan hidup, seni sebagai karya

yang dapat dipelajari dan digunakan untuk menyatakan (mengekspresikan) gagasan, ide dan

melatih kemampuan berimajinasi.

1
2. Pendidikan Seni Tari

Pendidikan seni tari adalah pemberian pengalaman estetik kepada siswa. Pengalaman estetik

adalah pengalaman menghayati nilai keindahan, bagaimanapun keindahan itu dimaknai. Nilai

ekspresi dalam seni tari merupakan hasil pengolahan cipa, rasa, dan karsa. Istilah berekspresi

lebih dipahami sebagai ungkapan dalam arti penjiwaan karya seni tari. Jadi ketika siswa

berapresiasi dan berkreasi di dalam pertunjukan tari, justru telah terkandung unsur

berekspresi karena ekspresi dipahami sebagai penjiwaan.

Seni Tari merupakan bagian dari bentuk seni, dan seni (kesenian) merupakan bagian

dari kebudayaan manusia. Seni tari tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan seni lainnya,

karena di dalam seni tari terdapat unsur seni lainnya yang menunjang pada keberadaan seni

tari. Seni tari merupakan ungkapan perasaaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-

gerakan tubuh manusia. Dalam hal ini gerak merupakan bagian yang paling dominan sebagai

ungkapan ekspresi jiwa seseorang (Bahasa isyarat) dalam mengungkapkan perasaan bahagia,

sedih, gembira, marah, dan lain sebagainya.

Unsur pokok tari adalah gerak, tetapi gerak yang dimaksud bukanlah gerak wantah

(asli), melainkan gerak yang telah mengalami pengolahan yakni gerak yang sudah diperhalus

ataupun didistosri. Gerak merupakan bentuk refleksi spontan dari batin manusia, hingga

gerak dapat digunakan sebagai media komunikasi dengan sesama. Gerak dalam tari dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1) Gerak murni, gerak murni yakni gerak tarii dari hasil pengolahan gerak wantah yang

dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak

tersebut.

2) Gerak maknawi, gerak maknawi yakni gerak wantah yang telah diolah yang

mengandung sebuah pegertian atau makna.

2
BAGAN I (PENDIDIKAN SENI TARI)

FENOMENA SOSIAL KEBUDAYAAN

PENDIDIKAN SENI TARI

Education Throught Art

APRESIASI KREASI
Pengalaman Estetik
(Afeksi) (Psikomotor)
Olah rasa, olah cipta,
olah hati, olah raga

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan seni tari memiliki tujuan

mengembangkan eisiensi dan ekspresi jiwa anak yang diwujudkan melalui gerak, sebab lewat

gerakan anggota bdanlah manusia dapat mengekspresikan perasaannya. Untuk seni tari harus

diberikan sejak dini. Karena didalamnya mengandung berbagai unsur yang dapat

memberikan rasa senang dan gembira bagi anak.

3. Fungsi Tari

3.1 Fungsi Tari

Pada dasarnya segala aktivitas yang dilakukan manusia adalah untuk memenuhu kebutuhan

hidupnya, slah satunya berkesenian. Berkesenian erat hubungannya dengan pemenuhan

santapan estetis. Peanan tari sebagai cabang kesenian bukan hanya dapat memenuhi

kebutuhan itu, tetapi juga dapat menunjang kepentingan kegiatan manusia. Oleh karena itu,

3
peranan tari dalam kehidupan manusia mencakup tiga aspek, yaitu stimuluans individual,

sosial, dan komunikasi.

Tari mempunyai dua sifat yang mendasar yaitu, individual dan sosial. Sifat individual

karena tari merupakan ekspresi jiwa yang berasal dari individual. Sifat sosial karena gerak-

gerak tari tidak terlepas dari pengaruh dari keadaan dan mnegacu kepada kepentingan

lingkungannya, sehingga tari dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi guna menyampaikan

ekspresi jiwa kepada orang lain. Sifat individual tampak pada setiap bentuk ekspresi,

meskipun tidak selalu sama, sedangkan tujuan untuk kepentingan bersama merupakan

cerminan sifat sosial.

Fungsi selalu menunjuk kepada pengaruh terhadap sesuatu, dan dikatakan fungsional

apabila memiliki hubungan dalam relasi. Fungsi tari dalam kehidupan manusia di antaranya

adalah : untuk kepentingan upacara, untuk hiburan, sebagai seni pertunjukan dan media

pendidikan. Dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Tari Sebagai Sarana Upacara

Upacara merupakan satu tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan menurut adat

kebiasaan atau keagamaan yang menandai kesakralan suatu peristiwa. Serangkaian tindakan

tersebut dilakukan berulang-ulang, dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hai, alam,

lingkungan, serta penguasanya. Di lingkungan masyarakat yang masih kental adat

istiadatnya, seni pertunjukan memiliki fungsi ritual. Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu untk upacara keagamaan, upacara adat berkaitan dengan

peristiwa alamiah, dan upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia.

a) Upacara keagamaan

Tari-tarian kegamaan adalah tari-tarian yang digunakan dalam peristiwa yang

berkaitan dengan keagamaan. Jenis tari semacam itu sampai sekarang masih bisa dilihat di

4
pulau Bali sebagai tempat berkembangnya agama Hindu Dharma maupun di daerah-daerah

yang masih kuat kepercayaan animism dan dinamisme. Macam- macam jenis tari yang

termasuk tarian keagamaan antara lain adalah tari Pendet, Rejang, Keris, dan tari Pasraman

yang berasal dari Bali. Di Irian Jaya adalah tari Ndi dan tari Mon, di Sumatera terdapat tari

Gandal dan tari Tor-tor, dan di Maluku ada tari Sapu dan tari Buluh Gila.

b) Upacara adat berkaitan dengan peristiwa alamiah

Merupakan upacara yang berlangsung sesuai dengan kepentingan msyarakat di

lingkungannya. Selama adat masih dipergunakan upacara semacam itu akan berlangsung

terus secara turun temurun. Peristiwa alamiah di sini maksudnya adalah peristiwa-peristiwa

yang terjadi karena kehendak alam ataupun yang berhubungan dengan alam, seperti bercocok

tanam sesuai dengan musimnya, minta hujan, dan sebagainya. Upacara semacam ini banyak

kita jumpai di daerah-daerah di Indonesia, dan biasanya dilengkapi dengan tari-tarian.

c) Upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia

Upacara adat yang berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia adalah peristiwa-

peristiwa yang erat hubungannya dengan keberadaan hidup manusia, seperti kelahiran,

kedewasaan, perkawinan, dan kematian. Juga peristiwa ynag berhubungan dengan aktivitas

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti berburu, berperang, penyembuhan

dari sakit, penyambutan, bermain, dan sebagainya. Dari penjelasan di atas, ada beberapa ciri

khas yang dapat diklasifikasikan dalam tari upacara, yaitu :

1. Gerakanya imitative yaitu meniru gerak alam sekitarnya, seperti binatang dan

tumbuh-tumbuhan,

2. Ungkapan geraknya banyak didominir oleh kehendak jiwa,

5
3. Ada suasna mistik atau religious, dan sering mnegandung kekuatan magis serta

keramat,

4. Perwujudan tarinya erat hubungannya dengan peristiwa-peristiwa hidup yang menjadi

tujuannya,

5. Perbendaharaan gerak htari terbatas, sederhana dan sering diulang-ulang,

6. Pelaksanaannya dilakukan secara kolektif/bersama,

7. Banyak menggunakan pola lantai garis lingkaran dan garis lurus,

8. Musk iringannya sangat sederhana dan berkesan monoton (konstan),

9. Unsur pelengkap sajian tari belum mendapatkan perhatian, seperti tata rias dan

busana,

10. Penyelenggarannya dilaksanakan di tempat-tempat terbuka,

11. Tidak terikat oleh waktu (sering berubah menurut kondisi alam), baik dalam

penyelenggaraan maupun lamanya pertunjukan.

2) Tari Sebagai Hiburan

Fungsi tari sebagai sarana hiburan disajikan untuk kepentingan menghibur

masyarakat. Dalam hal ini seni tari digunakan dalam rangka memeriahkan suasana pesta hari

perkawinan, khitanan, syukura, dan peringatan hari-hari besar, nasional, dan peresmian-

peresmiangedung. Seni tari dalam acara tersebut sebagai ungkapan rasa senang dan bersyukur

yang diharapkan akan memberikan hiburan bagi orang lain. Adapun yang tergolong tarian

hiburan tentu saja yang erat hubungannya dengan tujuan hiburan itu sendiri. Misalnya dapat

berupa tari pergaulan antara pria dan wanita, seperti tari Ketuk Tilu (Jawa Barat), Cipat-cipit

(Banyumas Jaw Tengah), Lengso (Maluku), Joget (Bali).

6
3) Tari Sebagai Seni Pertunjukan atau Tontonan

Tari pertunjukan atau disebut juga tari tontonan perlaksanaannya disajikan untuk

dinikmati. Tari yang berfungsi sebagai pertunjukan ini dapat diamati pada pertunjukan tari

untuk kemasan pariwisata, untuk festival seni. Pertunjukan tari yang digunakan pada acara-

acara tersebut sudah dikemas dan dipersiapkan menjadi sebuah tari bentuk yang telah

melewati suatu proses penataan, baik gerak tarinya maupun musik iringannya sesuai dengan

kaidah-kaidah artistiknya.

4) Tari sebagai Media Pendidikan

Pendidikan seni merupakan pendidikan sikap estetis guna membantu membentuk

manusia seutuhnya yang seimbang dan selaras dengan perkembangan fungsi jiwa,

perkembangan pribadi yang memperhatikan lingkungan sosial, budaya, dan dalam hubungan

dengan Tuhan. Pendidikan seni berfungsi untuk mngembangkan kepekaan estetis melalui

kegiatan berapresiasi dan pengalaman berkarya kreatif. Dengan demikian, tujuan pendidikan

seni untuk mengembangkan kemampuan berapresiasi dan berkarya kreatif. Hal itu berarti

pendidikan seni di sekolah umum bukan ditekankan untuk mencapai tujuan prestasi atau

profesi kesenimanan, melainkan untuk mencapai tujuan pendidikan umum. Pendidikan seni

di sekolah umum dapat merupakan pembekalan untuk belajar lebih lanjut.

Nilai-nilai pendidikan tari secara dangkal dapat diketemukan pada gerak-gerak

lembut-kasar, aturan-aturan tertentu, tema-tema yang digunakan, sikap-sikap gerak yang ada

di dalamnya, dan sebagainya. Semuanya itu kiranya sangat membantu sikap, perilaku, dan

pola piker seseorang, sehingga senantiasa terkontrol dalam setiap aktivitasnya.

7
3.2 Tujuan Seni Tari

Dalam tata kehidupan manusia sellau mengalami perubahan sesuai dengan kepentingannya.

Hal itu mnegakibatkan pergeseran nilai-nilai budaya maupun perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Demikian pula orang menari sellau mempunyai tujuan yang

berubah-ubah, karena tari diciptakan oleh individu atau kelompok yang dipengaruhi

lingkungan budyanya yang khas.

Adapun bentuk tujuan tari dapat digolongkan menjadi lima, yaitu:

1) Tarian Rakyat

Tari rakyat maksudnya adalah tari yang hidup, tumbuh, dan berkembang di kalangan

rakyat kebanyakan. Pada zaman feudal perkembangan tari terjadi pada dua lingkungan, yaitu

lingkungan istana dan lingkungan rakyat. Kedua lingkungan itu, masing-masing mempunyai

bentuk dan corak yang khas selaras dengan struktur sosial kehidupannya. Sementara itu, pada

dasarnya bentuk dan atujuan tarian rakyat mencerminkan berbagai kepentingan yang ada

pada lingkungannya, seperti pada saat usai panen padi tari Tayub sebagai simbol kesuburan

selalu hadir dalam pesta syukuran keoada Dewi padi.

Ciri-ciri tari rakyat antara lain adalah bentuknya yang tradisional merupakan ekspresi

kerakyatan, biasanya pengembangan dari tarian primitif, bersifat komunal (kebersamaan),

geraknya serta pola lantai masih sederhana dan sering diulang-ulang.

2) Tarian Sosial

Tarian sosial sering diidentifikasikan dengan tari pergaulan, karena tujuannya untuk

keakraban atau meluaskan pergaulan dengan orang lain (sosial). Tarian ini lebih bersifat

rekreasional dan bertema gembira, sehingga sering mengalami perubahan. Penarinya adalah

pria dan wanita yang berpasang-pasangan. Pada masa pemerintahan feudal tarian semacam

8
ini tumbuh subur, baik dilingkungan istana maupun di luar tembok istana. Mengingat pada

saat itu emansipasi belum seperti sekarang ini, kedudukan wanita masih dianggap rendah,

sehingga sifat kegembiraan dari tarian sosial lebih banyak dirasakan oleh kaum pria, yakni

sebagai hiburan. Contoh tarian soaial yaitu Ketuk Telu, Ronggeng (Jawa Barat), Lengso

(Maluku), Tayub (Jawa Tengah), Joget (Bali).

3) Tarian Etnis (Bangsa)

Tari etsin adalah tari yang dipergelarkan pada tempat dan waktu berkaitan dengan

peristiwa-peristiwa budaya untuk diketahui bangsa lain. Dengan kata lain, tarian ini untuk

mempertunjukkan perbedaan kebudayaan dari suatu bangsa atau suku bangsa kepada

bnagsa/suku bangsa lain, kadangkala bersifat rasial dan religius. Di Indonesia yang terdiri

dari banyak suku bangsa yang sekaligus juga banyak memiliki tari dengan latar belakang

budaya yang khas dari setiap daerah. Sekarang, tari etnis banyak dimanfaatkan untuk

kepentingan pariwisata, yakni untuk memperlihatkan salah satu bentuk kebudayaan daerah

maupun bangsa kepada orang lain yang bukan berasal dari daerah tersebut atau Negara

Indonesia.

4) Tarian Spektakuler

Tujuan utama tari spektakuler adalah untuk membuat takjub penonton, yaitu dengan cara

melebih-lebihkan tema cerita, memperlihatkan kehebatan tektik gerak (akrobatik), dan

penampilan sensasional. Dengan demikian sasaran tarian ini adalah untuk hiburan, terutama

yang dapat dirasakan oleh penonton ketika saat menikmati saja, sehingga kurang memberikan

pengamalan estetis atau memeberikan bobot nilai artistik. Adapun yang dapat dikatergorikan

sebagai tarian spektakuler antara lain adalah Break Dance, tari yang banyak menggunakan

media gerak pencak silat, Crops de Ballet, Reog.

5) Tarian Sebagai Bentuk Seni

9
Gerak-gerak dalam tari telah dipertimbangkan oleh Sang koreografer agar memiliki nilai

artristik yang berbobot. Tari adalah sebuah ungkapan, penyataan dan bahasa yang membawa

misi-misi tertentu agar membekas pada diri penontonnya. Tari sebagai ekspresi seni

menciptakan gambaran gerak yang dapat membuat kita lebih peka terhadap realita yang ada

disekitar kita. Dengan demikian, tari merupakan pengalaman yang berguna untuk lebih

memperkaya peranan dan pertumbuhan seseorang.

4 Jenis-Jenis Tari

Jenis tari adalah macam-macam tarian yang terdapat di Indonesia, dan mulai tarian yang

paling sederhana hingga yang indah dan kompleks. Jenis- jenis tari dapat dikelompokkan

menjadi tiga, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Jenis tari berdasarkan Pola Garapan

Jenis tari berdasarkan atas pola garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu tari tradisional

dan tari kreasi baru.

a. Tari tradisional

Tari tradisional adalah tari yang telah mengalami satuan perjalanan hidup yang cukup

lama dan memiliki nilai-nilai masa lampau yang mempunyai hubungan ritual. Ditinjau dari

nilai artistiknya tari tradisional dikelompokkan menjadi dua, yaitu tari tradisional rakyat dan

tari tradisional klasik.

b. Tari kreasi

Tari kreasi baru adalah tari yang telah mengalami pengembangan atau bertolak dari pola-

pola tari yang sudah ada. Tari kreasi merupakan garapan baru yang lebih bebas dalam

mengungkapkan gerak dan tidak selamanya berpijak pada pola-pola yang sudah ada.

2) Jenis Tari berdasarkan Koreografisnya

10
Jenis tari berdasarkan koreografisnya dapat dibagi menjadi tiga, yakni tari tunggal, tari duet

(berpasangan), dan tari kelompok. Tari tunggal yaitu jenis tari yang ditarikan atau dibawakan

oleh seorang penari, sedangkan tari tunggal yang ditarikan oleh beberapa orang disebut tari

masal. Contohnya tari gatotkaca, tari Badaya, tari Topeng. Tari duet berpasangan yaitu

bentuk tarian yang dibawakan secara berpasangan yang satu sama lain saling merespon. Tari

berpasangan sering dihubungkan dengan tari pergaulan dan tari perang. Contoh jenis tari ini

antara lain tari tari serampang dua belas, tari merak.

3) Jenis Tari Berdasarkan Temanya

a. Jenis tari berdasarkan temanya dibedakan menjadi dua yaitu tari dramatik dan non

dramatik. Tari dramatik adalah tari yang dalam pengungkapannya memakai ceritera. Tari

dramatik mengandung arti bahwa gagasan yang dikomunikasikan sangat kuat dan penuh

daya pikat, dinamika, dan banyak ketegangan, dan dimungkinkan melibatkan konflik

antar orang seorang dalam dirinya atau dengan orang lain. Tari non darmatik adalah tari

yang tidak menggunakan ceritera ataupun drama. Misalnya tari Gandrung di Bali, tari

Tayub di Jawa Tengah. Oleh Karena itu, tari bila ditinjau atas dasar temanya dapat

dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

1. Tari Pantomim

Bentuk tari pantomime adalah tari yang mengacu atau meniru suatu objek tertentu dan

berusaha agar supaya mirip/serupa dengan objek yang ditiru. Objeknya bias berasal dari

kehidupan manusia, binatang, dan keadaan alam. Untuk tari yang meniru binatang, tari

Kelinci, Kijang, Kera, dan Kupu-kupu, dan tari Merak. Untuk tari yang mengacu pada

kehidupan manusia, seperti tari Nelayan, Batik, Tani, tari yang menggambarkan seorang yang

berkarakter sombong, dan sebagainya. Untuk tari yang meniru alam adalah tari minta hujan.

2. Tari Erotik

11
Maksud tari erotic adalah tarian yang mengandung unsur pencintaan (erotis). Jenis tarian

erotic bersifat hiburan (pergaulan) dan melukiskan sesuatu yang berhubungan antara pria dan

wanita. Tarian ini bias dilakukan secara tunggal, berpasangan, maupun kelompok. Contohnya

antara lain adalah tari Gatutkaca Gandrung, Gambiranom, Klana Topeng (tunggal), Karonsih

(berpasangan), Oleg Tambulilingan, Joget, Srampang Dua Belas, Maengket, Lenso

(berpasangan).

3. Tari Kepahlawanan

Pada dasarnya tari kepahlawanan dilatarbelakangi oleh perjuangan, seperti perjuangan

dalam perang, menetang penderitaan, kebebasan dari pembelengguan. Misalnya tari Sang

Hyanguntuk mengusir roh-roh jahat, tari Baris (Bali), tari Seudati (Aceh), tari Mandau

(Kalimantan), tari Lawung, Kamo Tinanding, Handaka Bugis (Jawa Tengah).

Tinjauan terhadap tema tari ternyata sangat erat hubungannya dengan fungsi tari. Dengan

kata lain, seringkali tema tari terwujud karena ada fungsi. Misalnya tema erotic ada karena

tari berfungsi untuk pergaulan, tema kepahlawanan Karena tari berfungsi untuk menggugah

semangat.

12
RANGKUMAN
1. Pendidikan seni adalah pemberian pengalaman estetik kepada siswa. Pengalaman estetik

adalah pengalaman menghayati nilai keindahan, bagaimanapun keindahan itu dimaknai.

Pemberian pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling berkaitan, yakni

apresiasi dan kreasi.

2. Dilingkungan masyarakat yang masih kental adat istiadatnya, seni pertunjukan memiliki

fungsi ritual. Upacara menajdi bagian penting di dalam kehidupan suatu msyarakat,

karena berfungsi sebagai media pembinaan kehidupan sosial untuk membentuk norma-

norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat pendukungnya. Fungsi seni

pertunjukan (seni tari) dalam kehidupan manusia secara garis besar dapat dikelompokkan

menajdi empat yaitu : sebagai sarana upacara ritual, sebagai hiburan, sebagai pertunjukan

atau tontonan dan sebagai media pendidikan.

3. Jenis tari secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni jenis tari berdasarkan

pola garapannya, jenis tari berdasarkan koreografernya, dan jenis tari berdasarkan

temanya. Jenis tari berdasarkan pola garapan dapat digolongkan menjadi dua yaitu tari

tradisional kerakyatan dan tari tradisional klasik, sedangkan berdasarkan koreografernya

dapat digolongkan menjadi tiga yakni tari tunggal (solo), tari duet (berpasangan), dan tari

kelompok. Tari berdasarkan temanya dikelompokkan kedalam dua kategori yakni tari

dramatik dan tari non dramatik.

4. Seni tari adalah gerak yang diungkapkan melalui gerak ritmis dan indah serta

mengandung maksud. Ungkapan tersebut ada yang dinyatakn secara jelas sehingga

mudah dirasakan dan dimengerti oleh orang lain, ada pula yang diungkapkan secara

simbolik atau abstrak sehingga sulit untuk dimengerti. Tetapi semuanya tetap

mengandung unsur keindahan.

13
5. Watak gerak berbeda dengan makna gerak, walaupun keduanya sering terpadu di dalam

suatu gerak. Watak gerak dapat terungkap melalui bagian-bagian dari tubuh manusia.

Selain makna dan watak gerak, komposisi tari juga merupakan hal penting untuk

diketahui dan dipahami oleh seorang calon pendidik tari disamping koreografer.

Komponen komposisi meliputi gerak tari, desain lantai, desain atas, desain musik, desain

keramik, dinamika, koreografi kelompok, tema, rias dan busana, properti tari,

pementasan tata lampu hingga penyusunan acara.

14

Anda mungkin juga menyukai