DESAIN KOMUNIKASI VISUAL TELKOM CREATIVE INDUSTRIES SCHOOL BANDUNG 2014
Abstrak Tari tradisional mengandung berbagai macam filosofi , diantaranya dalam gerakan, pakaian yang di gunakan, aksesoris yang dipakai . Sebagai contoh setiap gerakan tarian jogja berhubungan erat dengan tindak-tanduk seorang wanita. Dalam hubungan ini ada menyentuh perbedaan lingkungan dua corak , yaitu di keraton dan teledek. Maka dari itu walaupaun tarian sama namun gerakan juga bisa berbeda-beda tergantung lingkungan ataupun bisa juga dengan sedikit aransemen dari aslinya.Oleh karena itu diperlukan media yang bisa membantu mengenalkan tarian tradisional tersebut kepada masyarakat khususnya kepada para remaja
Game Java Dance merupakan suatu aplikasi yang berguna membantu proses pembelajaran bagi anak-anak dan sekaligus sebagai sarana hiburan yang dapat mengenalkan tari tradisional dari jawa dan filosofinya.Game ini memiliki hal yang menarik untuk dimainkan , baik dari sisi grafis maupun gameplay.
Kata Kunci: Game Rhytm, Tari , Tradisional , Pembelajaran , Simulasi A. Pendahuluan Latar Belakang Masalah Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari diadakan sesuai dengan kebudayaan setempat dengan cara dalam konteks yang berbeda-beda. Tari diadakan untuk upacara- upacara yang berkaitan dengan adat dan kepercayaan, namun ada juga yang melaksanakannya sebagai hiburan atau rekreasi. Sistem sosial dan lingkungan alam mempengaruhi bentuk dan fungsi tari pada suatu komunitas suku dan budaya.tari adalah salah satu ekspresi budaya yang sangat kaya, tetapi paling sulit untuk dianalisis dan diinterpretasikan. Mengamati gerak laku sangat mudah, tetapi tidak mengetahui maknanya. Tari dapat diinterpretasikan dalam berbagai tingkat persepsi. Untuk memahami maksud yang hendak dikomunikasikan dari sebuah tarian, orang perlu tahu tentang kapan, kenapa, dan oleh siapa tari dilakukan. Dalam mengukur kedalaman sebuah tarian atau menjelaskan sebuah pertunjukan dari kebudayaan lain, dituntut pemahaman cara dan pandangan hidup masyarakat yang menciptakan dan menerima tarian tersebut (Kuper via Snyder, 1984:5).
Selanjutnya dalam pembicaraan tentang estetika atau keindahan tari, jenis- jenis tari yang dilakukan sebagai pelepas kekuatan emosional dan fisik tidak akan dibahas, karena dalam tingkat ini keperluan teknik gerak belum disadari. Keterampilan gerak biasanya dikuasai secara instingtif dan intuituf. Tari sebagai ungkapan seni mulai hadir ketika orang mulai sadar akan pentingnya teknik atau keterampilan gerak, dan ketika itu orang mulai mengatur gerak, artinya mulai ada tuntutan keteraturan atau bentuk. Sejalan dengan pertumbuhan itu mulai tumbuh kepekaan nilai pengalaman dan perasaan yang dihayati secara lebih mendalam. Masalah dasar dalam kesenian adalah pengaturan yang terkendali dari suatu medium dalam rangka mengkomunikasikan imaji-imaji dari pengalaman manusia (Ellfeldt, 1976:160).
Tari tradisional dalam budaya rakyat didukung oleh masyarakat petani atau masyarakat pedesaan. Sebagaimana budaya tradisi istana, budayatradisi rakyat muncul dalam perkembangan kebudayaan Indonesia setelahadanya pembeda sosial antara kelas kerajaan dengan kelas rakyat atauantara negara dengan pemerintahan desa. Konsep peisahan itu tidakdapat dielakkan mengingat akan kekuasaan absolut para penguasa padajaman Hindia Belanda, di mana kedudukan yang kuat pada puncaktatanan kemasyarakatan dan kekuasaan magis politis yang diwariskandalam kerajaan begitu kuat berakar dalam kebudayaan Jawa. Dalam konsentris kerajaan Jawa, dapat dilihat konsep- konsep yang menegaskankekuasaan tradisional Sultan sebagai sumber satu-satunya dari segenapkekuatan dan kekuasaan (Soemarjan, 1986). Lingkaran terakhir dalamkonsentris kerajaan Jawa, disebutkan daerah manca negara. Daerahtersebuh walaupun secara formal diakui sebagian dari kerajaan, tetapisistem yang berlaku serbab berbeda yang diberlakukan di daerahtersebut.
Rumusan Masalah Bisakah media game menjadi perantara pengenalan tari tradisional kepada masyarakat?
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian bisa menjadikan semua lapisan masyarakat mengenal kebudayaan mereka , karena cenderung masyarakat menegah keatas acuh kepada kebudayaan mereka , khususnya tari tradisional. Karena kebanyakan orang menengah keatas lebih memilih bermain game dari pada mempelajari tari tradisional.
B. Tinjauan Penelitian Penelitian yang berkenaaan dengan pengenalan tari tradisional melalui media game kepada masyarakat khususnya dipulau jawa menurut pendapat penulis sejauh ini, penelitian seperti itu belum pernah dilakukan. C. Landasan Teori Definisi Game Game adalah sebuah permainan komputer interaktif yang di kendaikan oleh mikroprosesor . Komputer dapat meniptakan bahan-bahan maya untuk digunakan dalam sebuah permainan seperti permainan seperti kartu dan dadu, Sebuah permainan komputer atau video game menggunakan satu atau lebih alamat input , biasanya sebuah tomol atau kombinasi dari joystick ,sebuah keyboard dan mouse atau trackball atau sebuah controller ataupun sebuah alay yang mempunyai sensor gerak. Sebuah video game adalah permainan yang biasanya melibatkan player berinteraksi dengan alat pengendali atau controller untuk menghasilkan umpan balik seara viseual dalam sebuah layar video. Video game biasanya juga mempunyai sistem pemberian hadiah yang diberikan kepada pemain apabila menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang berada didalam aturan atau rule set game tersebut. Game dapat dimainkan di berbagai perangkat seperti PC, Console , Smartphone dll 3D Animasi 3D Animasi adalah animasi yang digambarkan pada kordinat x, y , z , menurut Maffei (2005) animasi 3D menggunakan konsep keyframe dalam sebuah scene pada suatu objek yang akan diberi animasi. Pose-pose penting dari objek tersebut . Perananan Permainan Adapun beberapa kelebihan game dalam media pembelajaran 1. Sistem pendidikan lebih inovatif dan interaktif 2. Mampu menimbulkan rasa senang dalam proses belajar mengajar 3. Mampu memvisualisasikan materi dengan baik 4. Relatif mudah dan fleksibel Fungsi Tari Fungsi tari merupakan keberadaan tari yang memiliki nilai dan hasil guna yang memberi manfaat pada masyarakat khususnya dalam kehidupan sosial (Hidayat, 2005 : 5). Sementara itu, Sedyawati (1986 : 179), mengemukakan bahwa fungsi tari sebagai pemanggil kekuatan supranatural (ghaib), pemujaan arwah nenek moyang, dan sebagai perlengkapan upacara.Pendapat lain diungkapkan oleh Soedarsono (1976 : 12) yang membagi fungsi tari menjadi 3 yaitu 1) Tari Sebagai Upacara yang khusus berfungsi sebagai sarana upacara agama dan adat, 2) Tari Bergembira atau tari pergaulan, 3) Tari Teatrikal atau Tontonan. Tari yang berfungsi sebagai sarana dalam upacara adat banyak terdapat di daerah-daerah bertradisi kuat dan memiliki system kepercayaan yang kuat pula. Sebagai tari bergembira atau tari pergaulan yang digunakan sebagai sarana mengungkapkan rasa gembira atau untuk pergaulan antara wanita dan laki-laki. Sebagai tari teatrikal atau tontonan yang merupakan tarian yang garapannya khusus untuk dipertunjukkan dan diselenggarakan ditempat-tempat pertunjukan khusus. Misalnya, Gedung Pertunjukan, Panggung, maupun Arena Terbuka. Jazuli (1994 : 43 - 46) mengatakan bahwa fungsi tari diantaranya adalah tari untuk upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai pertunjukan, dan tari sebagai media pendidikan.
a. Tari Untuk Sarana Upacara Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1.1. Upacara keagamaan yaitu jenis tari-tarian yang digunakan dalam peristiwa keagamaan. Jenis tarian semacam ini masih bisa dilihat dipulau Bali sebagai pusat perkembangan agama Hindhu. Jenis tarian ini diselenggarakan di Pura-Pura pada waktu tertentu dan merupakan tarian sesaji yang bersifat religius. 1.2. Upacara adat yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat di lingkungannya selama adat masih dipergunakan. 1.3 Upacara adat yang berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia seperti kelahiran, perkawinan, penobatan, dan kematian.
b. Tari Sebagai Hiburan Hiburan lebih menitikberatkan pada pemberian kepuasan perasaan tanpa mempunyai tujuan yang lebih dalam seperti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari apa yang dilihatnya. Oleh karena itu, tari hiburan dapat dikategorikan sebagai tari yang bobot nilainya ringan. Bagi pelaksana (penari) mungkin hanya sekedar untuk menyalurkan hati atau kesenangan seni, misalnya untuk perayaan suatu pesta / perayaan hari besar atau ulang tahun. c. Tari Sebagai Pertunjukan dan Tontonan Tari sebagai pertunjukan mengandung pengertian untuk mempertunjukkan sesuatu yang dinilai seni, tetapi senantiasa berusaha untuk menarik perhatian dan dapat memberikan kepuasan sejauh aspek jiwa melibatkan diri dalam pertunjukan itu dan memperoleh kesan setelah dinikmati sehingga menimbulkan adanya perubahan dan wawasan baru. d. Tari Sebagai Media Pendidikan Pendidikan seni merupakan pendidikan sikap estetis guna membantu membentuk manusia seutuhnya dan selaras dengan perkembangan pribadi yang memperhatikan lingkungan sosial, budaya dan hubungan dengan Tuhan.
Sumandiyo Hadi (2005 : 13-26) mengemukakan lima fungsi tari yaitu : 1. Tari Sebagai Keindahan Tujuan seni yang utama tidak lain hanyalah mengenai keindahan. Bahkan keindahan itu seolah- olah harus ada dalam seni termasuk seni tari. Karena seni tari selalu dihubung-hubungkan dengan unsurkeindahan. 2. Tari Sebagai Kesenangan Sebagaimana keindahan, kesenangan juga merupakan sifat relatifbagi manusia. Kesenangan terletak pada hubungan yang terdapat antara obyek dengan manusia. Sehubungan dengan hal itu, biasanya orang merasa senang karena obyek keindahan dapat ditangkap memenuhi selera. 3. Tari Sebagai Sarana Komunikasi Pada hakikatnya semua seni termasuk seni tari bermaksud untuk dikomunikasikan. Seni tari juga mempunyai keistimewaan yaitu berupa ekspresi manusia yang akan menyampaikan pesan dan pengalaman subyektif si pencipta atau penata tari kepada penonton atau orang lain. 4. Tari Sebagai Sistem Simbol Tari sebagai system simbol adalah sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan secara konvensional digunakan bersama, teratur dan benar-benar dipelajari sehingga memberi pengertian hakikat manusia yaitu suatu kerangka yang penuh dengan arti untuk mengorientasikan dirinya kepada orang lain. 5. Tari Sebagai Supraorganik Gejala supraorganik adalah semua yang ada dibalik aktifitas dan artifaknya. Gejala seperti itu sifatnya lebih abstrak dan bersifat lebih tak teraba. Maksudnya bahwa fenomena supraorganik hanya dapat dikatakan akan tetapi tidak dapat ditunjukkan mana wujud dan fenomenanya.
Menurut Rien . T . Segers yang diterjemahkan oleh Suminto (1978 : 5) tari juga dapat dilihat dari fungsinya sebagai suatu system symbol atau disebut juga semiotik. Semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs atau tanda-tanda, dan berdasarkan pada signs system (kode) atau system tanda. Sistem simbol dekat sekali kaitannya dengan seni tari karena di dalam tari mempunyai symbol-simbol tertentu dalam tiap penyajiannya seperti pada gerak, kostum dan rias.
D. Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif Jenis penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, karena dapat mengungkap fakta-fakta atau gejala-gejala dari orang-orang yang serta prilaku yang diamati sesuiai kenyataan yang ada, melihat, mengamati, tanpa ada ikut campur peneliti terhadap kondisi yang terjadi. Sehubungan dengan itu menurut Moleong (2004: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, prilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik, dan dengan suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Teknik pengumpulan data berdasarkan instrument penelitian adalah strudy kepustakaan, observasi dan wawancara, dokumentasi untuk mendapatkan data yang akurat seperti perekam, pemotretan, dokumentasi.
Tahapan Penelitian Kualitatif
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan. Putera (2011:24) berpendapat bahwa penelitian kualitatif memiliki alur, yakni sebagai berikut 1. Grand tour perjalanan awal melakukan penjajakan fenomena yang ada. 2. Menganalisis secara kritis temuan awal dan menentukan fokus. 3. Menganalisis data ketika awal masuk ke lapangan. Sementara Santana (2010:61) berpendapat bahwa, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ialah, 1. Pertama-tama merupakan proses peneliti yang melakukan penganalisaaan sejak di lapangan, ketika mengerjakan pengumpulan data (analysis on site). 2. Lalu membuka keseluruhan data yang telah terkumpul dalam upaya mengidentifikasi data ke dalam kegiatan pertranskripsian dan penandaan tema-tema dan kategori-kategori yang dinilai memiliki kesamaan maupun pertautan tertentu (run the data open). 3. Focus analysis yakni, membahas berbagai data yang telah terkumpul ke dalam kode-kode ataupun tanda-tanda 4. Deepen analysis, data yang telah dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan tema menjadi bahan untuk dianalisis lebih mendalam, analisis ini berdasarkan kepada literatur yang ada 5. Menguji kembali apa yang telah ditemukan kepada nara sumber atau pembimbing atau orang- irang yang memiliki otoritas terkait dengan bahasan studi (present analysis to owners) 6. Peneliti layak menuliskan laporan hasil temuan (write up thesis) Sehingga jika dilihat dari pendapat para ahli, maka berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yakni, 1. Melakukan proses analisa di lapangan atau grand tour, untuk mencari fenomena, issue yang ada mengenai sampah, mengumpulkan informasi dan data yang mendukung mencatat situasi yang ada melalui instrumen catatan lapangan. Lalu dianalisis dan mencari permasalahan yang layak untuk diteliti lalu menentukan fokus dan mereduksi data yang tidak termasuk ke dalam fokus perancangan. 2. Kembali ke lapangan untuk melakukan triangulasi dengan tujuan penggalian informasi lebih dalam 3. Mengidentifikasikan dan mengelompokkan hasil temuan berdasarkan kategori. 4. Membuang bagian-bagian dari temuan yang tidak ada hubungannya dengan ruang penelitian. 5. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian atau write up the thesis.
Metode Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau didalam museum. Pengertian studi kepustakaan menurut beberapa Ahli yaitu: Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan: Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.(Nazir,1988: 111).[1] Selanjutnya menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topic penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori- teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber- sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.
E. kerangka Berpikir
Yes
Uji Coba Eror & Bug Metode Study Pustaka Metode Kualitatif Metode Kusioner Pembuatan Desain Game Pembuatan Tombol Navigasi Import Objek Suara Implementasi End Multimedia Game Flowchart Storyboard Autodesk Maya Marveleous Designer Unity 3D Adobe Photoshop Perancangan Game Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Tinjaun Penelitian
F. Pembahasan dan Kesimpulan Dalam pembahasan ini mengkaitkan tentang konsep dari game tersebut meliputi 70% data benda-benda tradisional dan benda-benda pustak, dan 30% data dari cara-cara atau tahap- tahap pembuatan game. Game Konsep: a) Judul game : Java dance b) Genre : Rhytm , Action c) Audience a) Primary : Anak anak (7 12 tahun) b) Secondary : Remaja Orang tua ( 13 40 tahun ) d) Game Sistem : Gadget / PC e) Logline : Penari yang memainkan tari-tarian tradisional jawa dengan gerakan yang gemulai
Dari pembahasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa dijaman modern tari tradisional mulai dilupakan , terutama untuk masyarakat golongan menengah keatas. Dari masalah tersebut digarapkan perancangan game Java Dance ini menjadi salah satu solusi untuk mengenalkan tari tradisional jawa kepada masyarakat
G. Daftar Pustaka
Amir Rohkyatmo. 1986. Pengetahuan Tari Sebuah Pengantar dalamPengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kabudayaan
Supardjan. 1982. Pengantar Pengetauan Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Hidayat, 2005 : 5
Pertanyaan
1. Apa game ini mengangkat tarian pakem / kontemporer? 2. Jenis tarian apa dan daya tarik utama dari game ini? 3. Apa fungsi dari game ini?
Jawab
1. Game ini lebih mengangkat tarian tradisional yang kontemporer , karena untuk pakem sendiri sumber yang benar-benar asli sudah sangat jarang ditemui di masyarakat , dan untuk tarian pakem biasanya digunakan untuk tarian-tarian yang sangat sakral 2. Jenis tarian yang ditambilkan lebih ke tarian tunggal dan ganda , dan daya tarik game ini adalah dari segi desain interface dan karakter yang real , sehingga saat memainkanya kita seperti menonton pertunjukan tarian tradisional 3. Fungsi dari game ini adalah mengenalkan tari tradisional jawa tengah dan filosofinya
Hakikat seni yang diuraikan di soal dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yakni pendidikan seni yang berbasis kebutuhan masyarakat yang dimaksud dapat membantu bagi berbagai kepentingan kebutuhan masyarakat