Anda di halaman 1dari 9

JENIS TARI MENURUT FUNGSI DAN TUJUANNYA

Fungsi tari antara lain sebagau berikut :


seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai
media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media
pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai media
katarsis. - See more at: http://kuliahseni.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsijenisdan-peran-senitari.html#sthash.A1sgIzvx.dpuf
seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai
media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media
pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai media
katarsis. - See more at: http://kuliahseni.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsijenisdan-peran-senitari.html#sthash.A1sgIzvx.dpuf
a.Seni tari sebagai sarana upacara.
Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak
macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting
dalam kehidupan manusia..
b.Seni tari sebagai hiburan
Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan
menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang
sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan.
Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.
c.Seni tari sebagai penyaluran terapi.
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat
mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat
tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak
langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini
pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.
d.Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, se[erti mendidik anak untuk
bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai
keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan
seseorang.
e.Seni tari sebagai media pergaulan.
Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa
orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana
pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan
tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.

f.Seni tari sebagai media pertunjukkan


Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi
sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari ini
biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan,
diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih
menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap,
mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan
tujuan.
g.Seni tari sebagai media katarsis Katarsis
berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih
mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam
penghayatan seni Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering
disebut tradisi berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan
berkembang secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga
merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang secara turun
menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah
Nusantara.
Berdasarkan fungsinya, tari di bagi menjadi tiga jenis, yaitu tari upacara, tari
pergaulan atau hiburan, dan tari pertunjukkan.
Tari Upacara.
a.Upacara keagamaan.
contoh : Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain
(bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang
(Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda
(Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda (plores)
Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).
b.Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton)
contoh : Tari Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta),
Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan
(Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang) Tari Patudu dan Tari Pojoge
(Makassar) Tari Gembu (Sumenep).
c.Upacara Penting dalam kehidupan manusia
contoh : Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi
Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan dengan
tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan
dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara
kematian menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari

Ma'Randing (Sulawesi) Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau


(Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).
TARI PERGAULAN
Tari pergaulan ialah jenis tari yang ditampilkan untuk menyampaikan suatu
pernyataan kerukunan sesama serta keakraban antar mereka, yang pada
saat ini ikut menari pada tari pergaulan ini. Kita dapat menyaksikan
penonton ikut menari, mereka pada saat peristiwa tari pergaulan akan
terlibat langsung menari.
Contoh yang tergolong tari pergaulan :
-

tari tayuban
tari jaipongan

tari bangreng

tari ketuk 3 an

TARI PERTUNJUKAN
Apa yang dimaksud dengan tari pertunjukan ? Tari pertunjukan adalah suatu
jenis tari yang bersifat khusus untuk di tonton oleh sekelompok orang yang
hanya merupakan penonton belaka, dan kelompok penonton tidak berbaur
benar benar terpisahkan dari penarinya.
Pada tarian pertunjukan para penarinya menyampaikan suatu pernyataan
yang tertulis dalam suatu judul/tema atau yang melatar belakangi tariaanya.
Tarian ini dapat menyampaikan suasana gembira, sedih gagah, patriotik,
juga bisa menampilkan suasana alam, kisah binatang, kisah percintaan dan
sebagainya.
Contoh yang tergolong bentuk tarian pertunjukan ini :
-

tari merak

tari kijang

tarian klasik

tarian topeng

tari jaipongan

drama tari

sendra tari

Tujuan tari dibagi menjadi 5 :


1. Tari Rakyat
Adalah Tari tumbuh hidup dan berkembang didaerah tersebut dan akhirnya
menjadi ciri khas daerah tersebut .
Ciri Ciri : Bentuknya tradisional, Merupakan ekspresi kerakyatan, Gerakan
Sederhana dan diulaang ulang, Bersifat kebersamaan
Contoh : Jaran kepang , Jatilan , Rodat , Sintren
2.

Tari Sosial
Adalah Tari yang sering dilakukan dalam tari pergaulan karena ayunannya ,
keakraban dan pergaulan dengan orang laki dan wanita
Contoh : Ronggeng , Ketuk tilu , Joget , Lengsu , Tayub

3.

Tari Etnis
Adalah Tari yang dipergelarkan pada tempat dan waktu berkaitan dengan
kebudayaan

4.

Tari Spektakuler
Adalah Tari yang intren pada saat ini dan membuat takjub penontonnya
Contoh : Brigdance , Reog , Balet

5.

Tari Ekspresi Seni


Adalah sebuah ungkapan pernyataan dan bahasa yang membawa misi misi
tertentu agar membekas bagi penontonnya

SIMBOL-SIMBOL DALAM TARI

Smith (1985: 290), mengungkapkan dalam suatu tulisan tentang manusia sebagai makhluk
yang mampu menggunakan simbol, menunjuk pentingnya konteks dalam makna simbol. Smith
(1985: 310), berpendapat bahwa tanpa suatu kompleks simbol, pikiran relasional tidak akan
mungkin terjadi. Manusia memiliki kemampuan untuk mengisolasi hubungan hubungan dan
mengembangkannya dalam makna abstrak.
Yaswarau (2007: 23) mengatakan bahwa:
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya, karena memiliki keistimewaan
sebagai karunia Tuhan, yakni akal budi (kadang juga akal sehat, nurani). Akal budi manusia itu
mencakup kemampuan berpikir, daya cipta, karsa dan rasa. Kemampuan bersuara pada manusia
ditingkatkan menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi
dengan bahasa ini bisa terjadi karena adanya kemam
puan untuk menciptakan lambang (symbol): bunyi-bunyi yang melambangkan sesuatu dan
sesuatu itu bisa makna, maksud, gagasan, konsep dan sebagainya.

Manusia berfikir, berperasaan dan bersikap dengan ungkapan-ungkapan yang simbolis.


Ungkapan-ungkapan simbolis ini merupakan ciri khas manusia yang membedakannya dari
hewan. Cassirer menegaskan, bahwa manusia itu tidak pernah melihat, menemukan dan
mengenal dunia secara langsung kecuali melalui berbagai simbol. Hanya manusia yang dapat
melakukan simbolisasi terhadap sesuatu. Manusia merupakan makhluk yang mampu
menggunakan, mengembangkan, dan menciptakan lambang-lambang atau simbol-simbol untuk
berkomunikasi dengan sesamanya (Ahimsa dalam Sumandiyo, 2003). Penggunaan simbol dalam
wujud budaya, tentunya dilakukan penuh kesadaran, pemahaman, dan penghayatan yang tinggi,
serta dianut secara tradisional dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Simbol atau tanda dapat dilihat sebagai konsep-konsep yang dianggap oleh manusia
sebagai pengkhasan sesuatu yang lain. Suatu simbol menstimulasi atau membawa suatu pesan
yang mendorong pemikiran atau tindakan. Simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, atau
bentuk-bentuk tulis yang diberi makna oleh manusia. Bentuk primer simbolisasi oleh manusia
adalah melalui bahasa. Tetapi manusia juga berkomunikasi melalui tanda dan simbol dalam
bentuk lain seperti lukisan, tarian, musik, arsitektur, pakaian, perhiasan, dan lain lain. Begitu
juga yang terdapat pada masyarakat Suku Dayak Bakumpai yang penuh dengan simbol-simbol.
Salah satu contohnya pada tari Parang Maya ini banyak simbol-simbol yang muncul didalamnya.
Sesajen yang disajikanpun menandakan simbol-simbol yang bermakna. Dari bentuk busana
hingga properti yang digunakan di dalam tari Parang Maya ini juga mengandung makna tertentu.
Begitu juga dengan gerakan-gerakan tari yang dilakukan dalam Tari Parang Maya serta musik
pengiring khususnya syair pengiring tarian tersebut pun terdapat sebagai simbol yang bermakna.
Komunikasi antar budaya adalah proses komunikasi simbolik, interpretatif, transaksional,
dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki perbedaan derajat
kepentingan, memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang
disampaikan dalam bentuk prilaku tertentu sebagai makna yang diperlukan (Liliweri, 2003: 1213). Komunikasi interaktif adalah komunikasi yang dilakukan komunikator dan komunikan
dalam dua arah namun masih berada pada tahap rendah (Wahlstrom dalam Liliweri, 2003: 24).

Apabila masuk ketahap tinggi, misalnya saling mengerti perasaan dan tindakan bersama
maka komunikasi tersebut masuk ke dalam tahap komunikasi transaksional (Hybels dan Sandra
dalam Liliweri, 2003: 24). Manusia adalah makhluk budaya sekaligus bersimbol. Ia bebas
berbuat dan bertindak, berfikir dan menentukan suatu keputusan. Tanpa terkecuali bagi
masyarakat Suku Dayak Bakumpai yang berada di Kabupaten Barito Kuala.
Dalam suatu sistem budaya dapat ditemui empat perangkat simbol yang masing-masing
mempunyai fungsi tersendiri bagi manusia-manusia yang bersangkutan dalam tindakan antar
mereka. Keempat perangkat simbol tersebut dikemukakan oleh Hidajat (2011: 16), yaitu:
1. Simbol-simbol konstitutif yang terbentuk sebagai kepercayaan
kepercayaan dan biasanya merupakan inti dari agama;
2. Simbol-simbol kognitif yang membentuk ilmu pengetahuan;
3. Simbol-simbol penilaian moral yang membentuk nilai-nilai dan aturan
aturan; serta
4. Simbol-simbol pengungkapan perasaan atau simbol-simbol ekspresif.
Dari keempat perangkat simbol tersebut penulis menganalisis makna simbol tari Parang
Maya Suku Dayak Bakumpai baik dalam bentuk gerak, busana, properti dan iringan/musik tari
tersebut ke dalam simbol konstitutif, simbol kognitif, simbol penilaian moral dan simbol
ekspresif.
Pengetahuan manusia atas kemampuan menggunakan simbol (simbolisasi) inilah yang
kemudian melahirkan berbagai macam kajian mengenai fungsi simbol dalam kehidupan
manusia. Menurut Hamburg dalam Hidajat (2011), setidaknya ada tiga fungsi simbol yaitu
sebagai:
1. ekspresi, seperti terungkap dalam mitos, seni, dan bahasa;
2. institusional, seperti terungkap dalam pandangan dunia alami;
3. commonsense, yang terbangun dan terekfleksi dengan bahasa;
4. konseptual, terungkap dalam sistem tanda-tanda seperti terdapat dalam
dunia sains.

De Saussure dalam Sumandiyo (2003: 3-4) menyatakan bahwa hubungan antara bentuk dan
makna tidak bersifat pribadi, tetapi sosial, yakni didasari oleh kesepakatan (konvensi) sosial.
Para strukturalis, merujuk pada de Saussure, melihat tanda sebagai pertemuan antara bentuk dan
makna. De Saussure menggunakan istilah signifiant (signifier,ing.; penanda, Ind.) untuk segi
suatu tanda, dan signifi (signified, ing.; petanda, Ind.) untuk segi maknanya. Dengan demikian
mereka melihat tanda sebagai sesuatu yang menstruktur (proses pemaknaan berupa kaitan antara
penanda dan petanda) dan terstruktur (hasil proses tersebut) di dalam kognisi manusia.
Dalam teori de Saussure, signifiant bukanlah bunyi bahasa secara konkrit, tetapi merupakan
citra tentang bunyi bahasa (image acoustique). Dengan demikian, apa yang ada dalam kehidupan
kita dilihat sebagai bentuk yang mempunyai makna tertentu. Bahasa yang disampaikan,
diungkapkan dan digambarkan melalui bahasa gerak tubuh para penari. Secara umum gerak tari
yang dilakukan mengungkapkan suatu maksud di dalamnya. Gerakan-gerakan pada tari ini
memiliki makna yang berbeda apabila gerak-gerak tersebut dilakukan di daerah lain dengan
bentuk gerak, dan tempo yang berbeda pula.
Whitehed (Hidajat, 2011: 18) mengemukakan bahwa:
Pikiran manusia berfungsi secara simbolis apabila beberapa komponen pengalamannya
menggugah kesadaran, kepercayaan, perasaan, dan gambaran mengenai komponen-komponen
lain dalam pengalamannya. Perangkat komponen yang terdahulu adalah simbol dan perangkat
komponen yang kemudian membentuk makna simbol. Keberfungsian organis yang
menyebabkan adanya peralihan dari simbol kepada makna itu akan disebut referensi.
Jika mengkaji teori-teori yang dikemukakan di atas, maka setiap simbol akan senantiasa
memiliki makna, baik yang tersirat maupun yang tersurat, sehingga tari Parang Maya Suku
Dayak Bakumpai tentunya ada simbol dan makna yang menarik untuk dianalisis, ditafsirkan, dan
dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai