PENDAHULUAN
1
1.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data laporan ini dilakukan dengan metode wawancara
narasumber.
1.6 Topik
Wawancara ini membahas tentang Tari Bedana Tradisional Lampung.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perkumpulan dalam mengkaji ajaran Islam. Tetapi, seiring berjalannya waktu,
tarian ini lebih sering ditarikan secara berpasang-pasangan dan pada saat ini yang
menarikannya boleh berpasangan antar pria dan wanita, yang di dalam Islam,
sebenarnya diharamkan pria dan wanita untuk berpasangan jika belum menikah
(muhrim).
4
6. Susun sikhih Pelajaran dalam kehidupan sehari-hari haruslah
dijadikan sebuah pengalaman.
7. Mutokh mejong Memberikan penghormatan salam untuk saling
menghargai.
8. Mutokh moloh Jangan lupa dengan kewajiban dalam aturan agama
Islam.
9. Mutokh laju Beriktiar dan kembali bekerja sehari hari
5
2.5 Musik Pengiring Tari Bedana Tradisional
Musik yang mengiringi Tari Bedana Tradisional ini adalah musik-musik
yang bernuansa dan berasal dari Jazirah Arab, karena tarian ini merupakan tarian
yang berasal dari daerah tersebut. Alat musik pengiring tersebut terdiri dari
Gambus dan Rebana. Dalam Tari Bedana Tradisional juga, memiliki syair-syair
yang bernuansa keIslaman, biasanya syair-syair tersebut berupa puji-pujian dan
sholawat-sholawat yang di dalamnya terkandung pesan-pesan ajaran Islam.
Tabuhan pada tarian ini mempunyai pakem-pakem yang dipakai, tabuhan
tersebut diantaranya:
1. Tabuhan awal disebut Tazwir
2. Setelah Tazwir selesai dimainkan, lalu masuk ke tabuhan rebana; tabuhan
rebananya ada tiga, yaitu:
a. Tabuhan pertama yaitu Takzim atau yang biasa disebut Tahtim
(penyebutan tahtim dikarenakan masyarakat susah dalam menyebut
istilah Takzim).
b. Tabuhan kedua yaitu tabuhan yang mengiringi lantunan syair-syair
lagu, pukulan tersebut yaitu TD TTT D T D.
c. Tabuhan ketiga yaitu tabuhan Tahto, tabuhan ini merupakan tabuhan
penutup yang menandakan tarian tesebut sudah berakhir.
Setelah adanya akulturasi antara budaya Arab dan Lampung, maka
tabuhan dan syair-syair yang mengiringi tarian ini sudah mencirikan Lampung,
tetapi tidak mengufangi makna keIslaman yang terkandung dala Tari Bedana
Tradisional ini.
6
Renak ya rening air di pinggan
Air di bambu mana tempatnya
Sakitlah pening boleh ditahan
Sakitlah rindu apa obatnya
Anak lah Arab pulang ke Arab
Sampai di Arab memeting Gambus
Kami berharap beribu harap
Berharap tuan budi yang bagus
Ki ngitung bangikni bung haga dang jadi awi
Ki ngitung bangik bandung haga dang lipang lagi
Dang niku khabai panas beno ku keni payung
Dang niku khabai tikkas cawamu sai ku pegang
Sanak gugur di tohot mena burung kacici
Beno nyak khatong luwot kik wat salam jak keti
Kegeringku jak lunik balak mati jadi judu
Ya Allah mati sakik lipang jama karindu
Lipang jama karindu hati pugapa-gapa
Ya Allah Ya Tuhanku sina sai pandai dia
Allah maha mengerti kehancuranni jiwa
Gham lipang lain mati kehaga sai tuha
Ulun tuha mu nyepok jelma sai papa
Nyepok mantu sai gegoh sai pintokh bijaksana
Titipan jama Tuhan hukhik kelwan mati
Kilu tetapkan iman awal sampai akhir
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesmipulan
Tari Bedana Tradisional adalah sebuah tarian yang pada zaman dahulu,
diperkirakan berasal dari Jazirah Arab pada sekitar tahun 1430, tarian ini pada
zaman dahulunya dibawa oleh pedagang-pedagang yang ingin menyebarkan
ajaran Islam, mereka membawakan tarian ini. Namun, baru pada tahun 1960—
1970an lah tarian mulai dikenal di Nusantara.
Nama “Bedana” disebut bedana dikarenakan pada saat pedagang-pedagang
tersebut menempuh perjalanan yang panjang dari Jazirah Arab ke Nusantara,
mereka singgah ke tempat-tempat yang strategis, dan di sana tarian ini
mempunyai nama penyebutan yang beragam; di Sumatera bagian timur atau
sekarang kita ketahui sebagai Riau, Deli Serdang, Bengkulu, dan disana dikenal
dengan nama “Zapin”, daerah Kalimantan menyebutnya “Jifin”, di daerah
Sulawesi Selatan disebut “Japeng”, dan di Sumatera Selatan—Bengkulu
menyebutnya dengan “Tari Dana”. Sedangkan di daerah Lampung menyebutnya
dengan nama ”Bedana”, ini dikarenakan lantunan vokal dari penyanyi bersyair
“ya dana.. ya.. dana”. Maka dari itu kata dana diberi tambahan imbuhan awalan
“be” dimana dalam bahasa lampung “be” berarti melakukan/melaksanakan
(seperti acara begawi ”melakukan gawi”, maka disebutlah Tari Bedana
Tradisional).
Tari Bedana Tradisional ini berbeda dengan tari bedana kreasi sembilan
ragam gerak yang kita ketahui saat ini, perbedaan tersebut terletak pada ragam
geraknya, kalau pada tari bedana kreasi, gerak-gerak yang dipakai tersebut sudah
mengalamai pengubahan bentuk dari gerakan tari bedana tradisional tersebut.
Pada tarian ini gerak yang dipakai diantarnya: takzim, langkah surabaya, pecah,
susun sirih, tahto, dst.
Tarian ini pada zaman dahulu berfungsi sebagai sarana silaturahmi antar
sesama umat muslim, karena tarian ini dahulu ditarian di masjid atau surau pada
ssat mekhanai-mekhanai Lampung mempelajati kajian Islam. Busana yang
dikenakan pun harus menutup aurat. Tarian ini diiringi musik tabuhan yang
terbagi atas, Tabuhan Tazwir (Pembuka), Tabuhan Pengiring tarian yang diiringi
8
syair sholawat yang berisi pujian-pujian kepada Allah SWT yang disebut Tabuh
Tandoh, dan ditutup dengan Tabuhan Tahto, pertanda tarian sudah selesai.
3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai generasi penerus bangsa, mau untuk mempelajari
lagi taria-tarian tradisional yang sudah hampir punah, hal ini bertujuan untuk
menjaga eksistensi dari budaya tarian tersebut.
Penulis juga mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk
dapat terus meningkatkan kualitas.
9
LAMPIRAN
10
Daftar Pertanyaan Wawancara mengenai Tari Bedana Tradisional:
11
Pertanyaan: Dimana tarian ini ditarikan?
Jawaban: Pada zaman dahulu tarian ini ditarikan di surau atau masjid.
Pertanyaan: Apa saja busana yang digunakan dari Bedana Tradisional tersebut?
Jawaban: Busana yang digunakan pada tarian ini ada zaman dahulu menggunakan
pakaian yang tertutup (pakaian muslim). Karena tarian ini sangat kental
dengan ajaran agama islam makanya semua penari menggunakan
pakaian tertutup. Busana yang digunakan oleh wanita yaitu baju
kurung, mengenakan kumbut (kerudung), menggunakan kaos kaki.
Karena pada saat menari rok nya diangkat. Sedangkan busana yang
dikenakan pada pria adalah baju muslim, tertutup, dan mengenakan
kopyah (kupluk). Dan menggunakan aksesoris yaitu gelang duri, papan
jajar, bulu sertei.
Pertanyaan: Apa saja ragam gerak yang terdapat dalam Bedana Tradisional
tersebut?
Jawaban: Ragam gerak yang digunakan dalam tarian bedana tradisi mencakup
gerakan sebagai berikut yaitu takzim, langkah surabaya, pecah, sirih,
dan tahto.
Pertanyaan: Apa sajakah alat musik pengiring yang digunakan dalam Bedana
Tradisional baku tersebut?
Jawaban: Musik pengiring yang digunakan dalam tarian bedana tradisi memakai
alat musik Gambus dan Rebana. Perlu diketahui tarian bedana ini
berasal dari Arab untuk menyebarkan agama Islam yang syair nya
merupakan puji-pujian atau sholawatan
Pertanyaan: Apa saja nama Tabuhan dan pakem-pakemnya yang terdapat pada
Bedana Tradisional tersebut?
Jawaban: Nama tabuhan yang terdapat pada Bedana Tradisional tradisi sbb:
- Tabuhan Awal: Tazwir
- Setelah itu masuk rebana
1. Tabuhan 1: Takzim atau tahtim (karena masyarakat susah
menyebut Takzim)
12
2. Tabuhan 2: Tabuh yang mengiringi lantunan lagu (TD TTT D T D)
3. Tabuhan 3: Tahto (sebagai tanda tarian habis)
13