Anda di halaman 1dari 12

Laporan Seni Budaya

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Ujian Praktek MenulisMata Pelajaran :
Seni Budaya
Yang dibimbing oleh : Ibu Yanti Herawati, S.pd

Disusun oleh :

Nama : Hanisa Maulani


Kelas : XII IPA 3

SMA NEGERI 1 PASAWAHAN


Jalan Terusan Kapten HalimPasawahan - Purwakarta
2020 - 2021
1. Menganalisis Musik Tradisional ( Keroncong )
Lagu Bengawan Solo - Cip. Gesang Martohartono
Tokoh dari pencipta dan penyanyi lagu Bengawan Solo
 Rangkuman Mengenai Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun di
Indonesia, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Menjadikan musik tradisional
sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih
menyentuh pada musik komersial umum. Contohnya
Musik keroncong. Musik keroncong ini merupakan genre musik yang lahir dari
perpaduan budaya Barat serta Timur. Genre musik ini cukup digemari oleh
masyarakat Indonesia. Awal mula kepopuleran musik keroncong adalah pada awal
abad ke-20. Saat itu musik keroncong lebih dikenal sebagai tradisi musik rakyat dari
Kampung Tugu.

Ciri-ciri musik tradisional :


Musik tradisional memiliki karakteristik khas, baik dari segi melodi, aransemen khas.
1. Ide musik baik vokal maupun cara memainkan ditularkan
2. Diwariskan secara langsung tidak tertulis yang kemudian dilafalkan;
3. Jika dengan vokal, syair lagunya harus berbahasa daerah
4. Alunan melodi dan iramanya juga menunjukkan ciri khas kedaerahan
5. Menggunakan alat alat musik khas daerah

Selain ciri di atas, berikut adalah beberapa ciri lain yang menandakan suatu
musik menjadi seni musik tradisional.

1. Syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat


2. Dipelajari secara lisan atau mulut ke mulut dari generasi lama ke generasi
penerusnya
3. Menggunakan instrumen atau alat musik khas daerah setempat
4. Cenderung dapat dipelajari secara lisan
5. Cenderung bersifat informal meskipun beberapa seni musik tradisional
dianggap sakral dan digunakan untuk Upacara adat maupun keagamaan.
6. Pengolahannya berdasarkan cita rasa masyarakat dan pendukungnya meliputi
nilai kehidupan tradisi, pandangan hidup, pendekatan falsafah, rasa etis dan
estetis, serta ungkapan budaya lingkungan yang diterima sebagai tradisi
pewarisan yang dilimpahkan ke generasi selanjutnya
7. Tidak memiliki notasi,artinya seniman musik tradisional langsung belajar
dengan cara mendengarkan dan memempraktikkannya
8. Merupakan budaya turun temurun dari masyarakat dan bahkan memiliki
sistem pewarisan (seperti upacara adat atau syarat adat tertentu) yang
dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi
 Fungsi dari Musik Tradisional
musik tradisional memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :

1. Musik tradisional sebagai pengiring tarian. Musik tradisional dalam


hal ini bertindak untuk menghadirkan suasana yang sesuai dengan tarian
tersebut.
2. Musik tradisional sebagai sarana hiburan. Musik tradisional dalam hal
ini bertindak untuk mengalihkan fikiran dari rutinitas sehari-hari agar
para penduduk merasa lebih rileks.
3. Musik tradisional sebagai sarana pengembangan diri. Musik
tradisional dalam hal ini bertindak untuk membuat orang di dalamnya
lebih kreatif dalam pembuatan dan pertunjukan musik tradisional
tersebut.
4. Musik tradisional sebagai sarana adat budaya. Musik tradisional
dalam hal ini bertindak sebagai pengiring ritual adat daerah tersebut.
5. Musik tradisional sebagai sarana ekonomi. Musik tradisional dalam
hal ini bertindak sebagai mata pencaharian para pembawa pertunjukan
musik tradisional tersebut.

Lirik Lagu Bengawan Solo - Gesang


Bengawan SoloRiwayatmu iniSedari dulu jadi...
Perhatian insaniMusim kemarauTak seberapa airmuDimusim hujan
air..Meluap sampai jauhMata airmu dari SoloTerkurung gunung seribuAir
meluap sampai jauh
Dan akhirnya ke lautItu perahuRiwayatnya duluKaum pedagang
selalu...Naik itu perahu

 Menganalisis Musik Tradisional lagu "Bengawan Solo"


Lagu Bengawan Solo karya Gesang ini termasuk dalam langgam
keroncong, bersukat 4/4 yang terdiri dari 32 birama yang terbagi
dalam empat bagian atau empat bait, belum termasuk intro dan
coda. Intro pada lagu Bengawan Solo terdiri dari empat birama
diisi flute sebagai melodi utama. Analisis struktur dan bentuk
pada lagu ini akan diuraikan dalam masing-masing bagian (bait
pertama, bait kedua, bait ketiga dan bait keempat).
a. Bait pertama (bagian Angkatan atau permulaan) yaitu birama
1 sampai dengan birama 8. Terdiri dari frase anteseden dan
konsekwen. Frase anteseden terdiri dari motif a dan b,
sedangkan frase konsekwen terdiri dari motif c dan d.
b. Bait kedua pada lagu Bengawan Solo ini terdapat pada
birama ke-9 sampai birama ke-16. Terdiri dari frase anteseden
dan konsekwen. Frase anteseden terdiri dari motif a dan b,
sedangkan frase konsekwen terdiri dari motif c dan d.
c. Bait Ketiga yaitu birama 17 sampai dengan birama 24. Terdiri
dari frase anteseden dan konsekwen. Frase anteseden terdiri
dari motif e dan f, sedangkan frase konsekwen terdiri dari
motif e dan g.
d. Bait Keempat di lagu ini adalah pengulangan seperti pada
bait kedua. Bait keempat terletak pada birama ke-25 sampai
birama ke-32. Terdiri dari frase anteseden dan konsekwen.
Frase anteseden terdiri dari motif a dan b, sedangkan frase
konsekwen terdiri dari motif c dan d.

2. Menganalisis Musik Modern ( Pop )


Lagu Berita Kepada Kawan - Cip. Ebiet G. Ade

Rangkuman Mengenai Musik Modern

Musik Modern adalah musik yang muncul setelah akhir


Masa musik klasik sampai masa sekarang ini. Beberapa kriteria musik modern antara
lain menggunakan tangga nada diatonis dan menggunakan alat musik akustik dan
elektronik.
Perkembangan teknologi juga turut mempengaruhi dunia musik, pembentukan suara
suara buatan yang dilakukan oleh alat elektronik maupun komputer dengan program
musiknya "teknologi komputerisasi" juga menjadi bagian dari musik modern.

Ciri ciri musik modern


1. Menggunakan bahasa nasional atau internasional
2. Terpengaruh dengan era modern
3. Tempo cenderung lebih cepat
4. Menggunakan alat musik modern
5. Gaya musik tidak mengacu pada aturan tertentu
6. Pencipta diketahui
7. Musik dipengaruhi dengan tren yang sedang digandrungi
8. Menggunakan 7 tangga nada
Sejauh ini memang musik modern memang sulit dibatasi oleh definisi tertentu.
Musik modern dapat dikatakan sebagai suatu bentuk musik yang terus mengikuti
perkembangan zaman. Musik ini akan selalu disesuaikan dengan selera
penggemar. Dengan demikian musik modern yang telah ada mampu bertahan
hingga saat ini.

 Not angka lagu Berita Kepada Kawan - Ebiet G. Ade


Lirik Lagu
Berita
Kepada Kawan
Ebiet G. Ade

Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan


Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan


Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih

Kawan coba dengar apa jawabnya


Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut kukabarkan semuanya


Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya


Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Kawan coba dengar apa jawabnya


Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Menganalisis Musik Modern Lagu berjudul "Berita Kepada Kawan" karya


Ebiet G. Ade. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) lagu Berita kepada
Kawan terdiri atas tiga bagian, dengan urutan kalimat A 'BC C' Coda. Pengolahan
motif yang terdapat pada lagu didominasi oleh pembesaran dan pemerkecilan
nilai nada, (2) syair lagu Berita kepada Kawan merupakan puisi yang memiliki
pola rima bebas dengan tema bencana alam, (3) secara denotatif.

3. Musik kontemporer
. Harry Roesli

Harry Roesli memiliki nama lengkap Djauhar Zahrsyah Fachrudin Roesli, lahir
pada tahun 1951 di Bandung Jawa Barat. Ayahnya adalah seorang jenderal
sedangkan ibunya bekerja sebagai seorang dokter. Harry Roesli juga cucu dari
seorang pujangga besar Marah Roesli. Bakat seni yang sangat kental merupakan
warisan dari atmosfer keluarga yang juga mencintai seni. Harry Roesli
merupakan seorang figur yang memiliki perjalanan hidup yang menarik, mulai
dari perjalanan pendidikan, karier musik, kiprahnya di dunia sosial sampai urusan
asmara yang mempertemukannya dengan wanita yang sampai saat ini tetap setia
menjadi istrinya yaitu Kania Perdani Handiman.

Harry Roesli resmi menikah dengan sang istri Kania Perdani Handiman pada
tahun 1981 dan dikaruniai dua anak laki-laki kembar, Layala Khrisna Patria dan
Lahami Khrisna Parana. Kedua putranya tidak secara formal memperlajari seni,
tetapi sampai saat ini kedua anaknya menjadi penerus salah satu cita-cita Harry
yang memiliki empati terhadap anak-anak jalanan untuk dibina.

Sebagai seorang seniman Harry Roesli tidak secara gamblang memproklamirkan


dirinya sebagai seorang komposer yang “biasa-biasa saja”, namun dia lebih
lantang menyuarakan apa yang ingin dia lakukan dari pada memikirkan hal-hal
yang bersifat eksplisit dan implisit. Mack mengatakan bahwa “Harry memang
merupakan seorang komposer, tetapi bukan dalam arti murni, sebab dia lebih
mirip seorang seniman “pluralistik“, dimana menciptakan karya hanya
merupakan salah satu aspek usahanya (Wawancara, 8 Januari 2012).

Harry Roesli menuangkan berbagai kreativitas seninya terhadap idealisme


seorang “seniman sosial” yang bergerak untuk memperhatikan kehidupan
anak-anak jalanan. Ia berdiri dalam tiga paradigma yang kritis terhadap rezim
pemerintahan yang kurang sejalan dengan pemikirannya, mendidik dan berkarya
sebagai seorang seniman yang utuh.

Selain sebagai seorang seniman, Harry Roesli juga sebagai seorang pelatih musik.
Karya-karyanya yang seolah jauh dari nilai komersil merupakan alat yang
digunakan dalam mengekspresikan perasaan hatinya terhadap situasi sosial dan
politik yang sedang terjadi. Beberapa dari ekspresi itu sering ditularkan kepada
anak didiknya lewat berbagai cara, termasuk mewadahi para anak-anak jalanan
lewat pelatihan musik.

Sosok Harry Roesli yang memiliki banyak dimensi dalam kehidupannya


diasosiasikan dalam satu komunitas. Segala bentuk kegiatan berkesenian yang
terjadi di dalamnya dihimpun dalam RMHR. Di dalam tubuh RMHR sendiri
terdapat banyak produk, salah satunya adalah Depot Kreasi Seni Bandung
(DKSB). Terlepas dari berbagai persoalan di dalamnya, RMHR masih tetap eksis
dan memiliki formula yang unik dalam merekrut anak-anak jalanan dan melatih
musiknya.

Beberapa anak-anak jalanan dididik menggunakan metode tertentu. Salah satu


indikatornya adalah mereka mampu memainkan beberapa dari karya Harry Roesli
yang terkenal dengan “musik kolase”-nya dengan tingkat kompleksitas yang
cukup tinggi. Hal ini tidak terlepas dari persoalan metode pengajaran yang baik.
Gordon (1980: 10) mengatakan bahwa: “Although learning takes place wether
method is appropriate or not, it is most efficient and meaningful when method is
appropriate”, artinya metode merupakan yang tepat akan memberikan hasil yang
sangat efisien dan berarti bagi sebuah pelatihan musik itu sendiri.

2. Kiprah di Dunia Musik

Harry Roesli memang seorang seniman yang “fluktuatif”, dalam arti tidak
memiliki pakem tertentu terhadap penuangan ide-ide dalam karya-karyanya. Dia
selalu mengalir. Titik balik kariernya yang semakin mantap berawal dari
keputusannya untuk melanjutkan studi yang ia dapat melalui beasiswa di
Rotterdam Conservaorium Den Haag, Belanda. Pada saat itu gaya bermusiknya
banyak terinspirasi pada John Milton Cage Jr, band Gentle Giant dan komposer
Frank Zappa. Ini dapat diidentifikasi melalui komparasi secara auditif.

Yang agak membedakannya dari Fank Zappa, Mas Harry selalu mengutamakan
aktivitas sosial yang konkret di luar musiknya sendiri. Dilihat dari sudut ini, Mas
Harry juga biasa disebut sebagai seorang “pembantu sosial karismatik” yang
menggunakan medium musik demi berbagai tujuan sosial tertentu (Mack)

Sementara itu, Mack juga pernah menulis tentang pendapat Harry Roesli
mengenai keadaan musik Indonesia yang aktual:

‘Kalau bicara soal musik harus membedakan antara musik sebagai industri dan
musik sebagai ekspresi kesenian. Kalau musik sebagai komoditi dagang, jika
secara estetis bagus, ya laku.Dan di kita kondisinya cukup maju. Terlihat dari
pemusik yang aksentuasinya dengan dagang kini sudah bisa hidup dibanding
dengan tahun-tahun sebelumnya. Berarti musik sebagai komoditi dagang sudah
jalan baik.Tapi di samping itu juga ada musik yang berdiri di daerah kesenian.
Musik-musik kesenian ini merupakan dialog dia dengan seni, tidak ada
kontaminasi dengan dunia dagang. Nah, di jalur ini memang kurang banyak
tampil’. (Bandung Pos, 18 Mei 1994)
Pernyataannya itu seolah memberikan stigma bahwa dia adalah seorang
“seniman sejati”, bukan artis yang berorientasi pada nilai-nilai komersil. Selain
berkarya, Harry banyak terlibat dalam beberapa kegiatan yang bukan hanya
mengusung misi kemanusiaan tetapi memiliki dampak yang cukup besar.

Pada tanggal 12 April 1975, Nama Harry Roesli mulai dikenal luas dengan
pergerakannya membuat pertunjukan “Rock Opera Ken Arok” di Gedung
Merdeka Bandung. Harry Roesli lebih cenderung menamakan kegiatannya itu
Wayang Orang Kontemporer. Pergelaran yang banyak menarik perhatian itu
dipentaskan ulang pada 2 Agustus 1975 di Balai Sidang Jakarta. Rock Opera Ken
Arok-nya mulai merambah ke berbagai daerah di Indonesia termasuk ke
Semarang pada Januari 1976. Tetapi, pergelarannya dihentikan oleh yang
berwajib dengan alasan naskah pertunjukan terlambat tiba di meja pemberi izin.
Pencekalan pergelaran memang sering terjadi pada masa Orde Baru. Yang jelas,
pencekalan itu bukan karena musik rock atau jenis musik lain yang diramu oleh
Harry Roesli, melainkan karena aspek bahasa atau liriknya yang kurang berkenan
di telinga para penguasa “Orde Baru” saat itu.

3. Gaya Musik Harry Roesli

Harry Roesli merupakan seniman yang duduk diantara beberapa “kursi”.


Pengkategorian itu dapat dibedakan berdasarkan riwayat hidupnya yang berawal
dengan para sahabatnya membentuk band yang bernama “Philosophy Gang of
Harry Roesli”pada tahun 1973-1979yang sukses menghasilkan album pertama
yang dinamai sama dengan nama bandnya. Bandnya itu domotori oleh Albert
Warnerin (gitar), Janto Soedjono (drum, perkusi), Indra Rivai (keyboard), Harry
Pochang (harmonika, vokal) dan Dadang Latief (gitar). Rully, adik dari istri
Harry Roesli mengatakan bahwa “proses bermusik seorang Harry Roesli selama
hidupnya sangat dipengaruhi oleh orang – orang yang berada di sekitarnya
ataupun kecendrungan musik dari luar negeri dan juga pengalaman dia
mendapatkan pendidikan” (manuskrip pribadi).

Bersama bandnya, Harry Roesli berhasil membuat sebanyak 13 album yang


terhitung cukup produktif, yaitu:

Philosophy Gang of Harry Roesli – Musica record – Lion Record 1973


Titik Api – Aktuil Musicollection 1976 (album solo)
Ken Arok – Eterna 1977 (album solo)
Tiga Bendera – Musica Studio’s 1977 (album solo)
Gadis Plastik – Chandra Recording 1977 (album solo)
LTO – Musica Studio’s 1978 (album solo)
Harry Roesli dan Kharisma 1 – Aneka Nada (1977)
Musik Akustik Monticelli – Hidayat Audio (1977) (kompilasi)
Harry Roesli dan Kharisma 2 – Aneka Nada (1978)
Jika Hari Tak Berangin – Aneka Nada (1978) (album solo)
Daun – SM Recording (1978) (album solo)
Ode dan Ode – Berlian Record (1978) (album solo)
Kota Gelap – Purnama Record (1979) (album solo)
Di beberapa album tersebut, terdapat beberapa benang merah dan ciri-ciri yang
menggambarkan secara umum gaya bermusik seorang Harry Roesli. Di Album
pertama, Harry Roesli tampak menggabungkan berbagai nuansa, seperti rock,
funk, folk, blues, R&B serta jazz. Harry tidak ingin terkotak dalam satu genre
musik karena dia ingin bebas memainkan apa yang disukainya. Harry didukung
oleh pemusik yang paham kemauannya seperti Albert Warnerin yang memiliki
sentuhan progresif dalam pola permainan gitarnya, Harry Pochang dengan
permainan harmonikanya yang ‘bluesy’ (kental dengan blues), dan Indra Rivai
yang saat itu juga tergabung sebagai pemain keyboard Bimbo dan memberikan
kontribusi yang unik melalui permainan keyboard–nya.

Pada album keduanya yaitu “Titik Api” sampai ke album keempatyaituTiga


Bendera” , disinilah Harry mulai memadukan antara unsur musik tradisi
(pentatonik) yang direpresentasikan melalui instrumen musik gamelan, terompet
pencak, karinding dan lain-lain. Sebagai representasi dari unsur musik modern
(diatonik) menggunakan instrumen gitar, bas, drum, keyboard dan lain-lain.
Karya Harry ini banyak ditentang oleh para pemusik tradisi pada saat itu. Mereka
beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh Harry merusak musik tradisi.
Tetapi tidak semua pemusik tradisi pada saat itu menentang, ada pula yang
mendukung Harry, salah satunya adalahRaden Ading Afandiyang dikenal sebagai
pendiri group “Lingga Binangkit” dan “Patria”.

Pada album “Gadis Plastik”sampai album “Kota Gelap”, Harry mulai


meninggalkan “gaya” musik yang memadukan musik tradisi dengan musik
modern dan kembali pada format album pertama. Yang membedakannya kali ini,
Harry dipengaruhi oleh beberapa “band Barat” yang sedang popular saat itu
yang dibawakan oleh group dari luar negeri, seperti Gentle Giant, Pink Floyd,
Santana, Emerson lake and Palmer, Jimie Hendrix, Frank Zappa, dan lain-lain.
Secara tidak langsung Harry memperkenalkan gaya kontrapung-nya (suatu
komposisi musik dengan gaya bersahut-sahutan atau jalur melodi berlawanan)
Gentle Giant, struktur harmoni para pemusik Barat pada saat itu, gaya komposisi
dan penulisan liriknya Frank Zappa semuanya menjadi ide pokok yang terdapat
juga dalam karya-karya Harry Roesli.

Lirik juga menjadi senjata yang tak kalah pentingnya bagi seorang Harry Roesli.
Melalui lirik ia menyampaikan pesan-pesan yang tersirat dan penuh dengan ruang
untuk berinterpretasi. Denny Sakrie (seorang pengamat musik) mengulas tentang
gaya penulisan lirik yang terdapat pada lagu “Malaria”:

‘Ketrampilan Harry Roesli merangkai lirik pun telah terurai jelas jika disimak,
Sensitivitas Harry Roesli sebagai seniman memang setajam pisau. Harry merasa
rakyat, sebagai wong cilik, merupakan makhluk tiada daya sama sekali. Namun,
Harry beranggapan bahwa jangan anggap remeh rakyat kecil. bagi Harry, rakyat
kecil memang tak lebih dari seekor nyamuk, yang sekali tebas langsung mati
terkapar. Namun nyamuk itu adalah malaria, yang mampu menyebar virus
mematikan dalam arti sebenarnya. Ah kang harry memang terampil bertamsil
kata. Dia piawai berfilosofi.’ (manuskrip keluarga).

Anda mungkin juga menyukai