DISUSUN OLEH:
NAMA : DESI NILA SARI
NIM : 118180028
KELAS : VI A / PGSD
c. Ruang
Ruang adalah salah satu unsu pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak,
karena setiap gerak yang dibuat memiliki disain ruangan dan berhubungan dengan
benda-benda lain dalam dimensi ruang dan waktu, jadi tidak mungkin gerak lahir
tanpa adanya ruang.maka dari itu, penari dapat bergerak, menari, atau membuat
gerakan-gerakan tari karena adanya ruang.
Ruang di dalam tari dapat dibedakan dari ruang yang diciptakan oleh penari dan
ruang pentas atau ruang penari melakukan gerak.
1. Ruang yang diciptakan oleh penari adalah ruang yang langsung berhubungan
dengan penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat
dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan tidak berpindah tempat.
2. Ruang atau tempat penari melakukan gerak adalah wujud ruang secara nyata,
merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak.
Tidak boleh dilupakan juga bahwa dalam ruang, baik itu ruang yang diciptakan oleh
penari maupun ruang tempat menari, meliputi: garis, volume, arah, level, dan fokus.
d. Waktu
Yang dimaksud dengan waktu, adalah elemen yang membentuk gerak tari. Selain
unsur tenaga, unsur waktu ini tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena
merupkan suatu struktur yang saling berhubungan, hanya perannya saja yang berbeda.
Elemen waktu berkaitan denganritme tubuh dan ritme lingkungan. Unsur waktu
sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas sehingga unsur tampak
hidup. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat maupun lambat akan
memberikan daya hidup pada sebuah tarian.
Faktor-faktor yang sangat penting dalam unsur waktu, adalah :
1. Tempo, berarti kecepatan gerak tubuh kita, yang dapat dilihat dari
perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan.
2. Ritme, dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap
perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah kepada ukuran cepat atau
lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari (Syafi’i
2002:6.20)
Gerakan-gerakan yang dilakukan penari di atas pentas dapat memberikan kesan
berbeda kepada penonton, misalnya :
1. Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang selalu dalam tempo dan
gerakan-gerakan cepat , apa yang anda rasakan ? mungkin saja anda atau
penonton lain mempunyai kesan bahwa tarian itu aktif, dinamis dan tidak
membosankan. Tetapi ,bisa pula sebaliknya anda atau pula penonton yang
lainnya merasa lelah atau capek karena gerakan tersebut selalu dilakukan
dalam tempo yang cepat
2. Anda menonton sebuah pertuunjukan tari yang selalu dalam tempo dan
gerakan-gerakan yang lambat apa yang anda rasakan ? mungkin anda akan
merasa tenang, damai serasa mengalun . Tetapi tidak menutup
kemungkinan penonton lain merasa jenuh karena dengan tempo dan
gerakan yang lambat terus menerus serasa membosankan.
3. Anda menonton sebuah pertunjukan tari dengan gerakan dan tempo yang
berbeda. Suatu saat gerakannya sangat cepat dan mengalun , saat
berikutnya cepat dan mengentak apa yang anda rasakan ? mungkin anda
suatu saat terbuai dengan alunan yang lembut dan disaat yang lain anda di
ajak untuk terjaga dan bergairah dengan tempo yang cepat .
C. Jenis-Jenis Tari
1. Jenis Tari Berdasarkan Pola Gerakan
Jenis tari berdasarkan atas pola garapannya dapat dibagi menjadi :
a. Tari Tradisional, merupakan tari yang ada sejak zaman nenek moyang dan
diwariskan secara turun temurun. Tari tradisi dibagi menjadi tari tradisi
kerakyatan dan klasik.
1) Tari Tradisional Kerakyatan, tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan
masyarakat umum atau rakyat biasa. Tari tradisional kerakyatan biasanya
digunakan sebagai tari hiburan, pergaulan, juga sebagai wujud rasa syukur.
Memiliki ciri-ciri bentuk gerak, irama, ekspresi, dan rias busana yang
sederhana serta sering disajikan secara berpasang-pasangan atau kelompok.
Contohnya; tari Jaran Kepang, Kuda Lumping (Jawa), tari Jaipong (Jawa
Barat), tari Banyumasan, tari Payung, Lilin (Sumatera Barat), tari Saman
(Aceh), dan lain-lain.
2) Tari Tradisional Klasik, dikembangkan oleh kaum bangsawan di istana.
Bentuk gerak tarinya baku dan tidak bisa diubah. Pengembangan tari
tradisional klasik lebih sulit karena hanya bisa dilakukan dalam kelompok
bangsawan tersebut. Fungsi tari klasik biasanya digunakan sebagai sarana
upacara kerajaan dan adat. Bentuk gerak, penghayatan, irama, rias, dan
busananya terkesan lebih mewah dan estetis. Contohnya; tari Topeng Klana
(Jawa Barat), tari Beskalan, tari Ngremo (Jawa timur), tari Bedhaya, tari
Serimpi, tari Sawung (Jawa Tengah), tari Pakarena (Sulawesi Selatan), tari
Rejang (Bali).
b. Tari Kreasi, adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak
tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak tari kreasi berasal
dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, rias,
busanan dan irama iringannya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Bentuk gerak tari baru misalnya operet (mempertegas lagu dan cerita), pantomim
(gerak patah-patah penuh tebakan), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan,
terlihat tak beraturan tapi terkonsep). Contohnya; tari Tenun, tari Wiranata, tari
Panji Semirang (Bali), tari Kijang, tari Angsa, tari Kupu-Kupu, tari Merak (Jawa),
tari Lebonna, tari Bosara (Sulawesi Selatan), dan lain-lain.
2. Jenis Tari Berdasarkan Koreografi
Jenis tari berdasarkan koreografi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Tari tunggal, merupakan bentuk tari yang ditarikan secara individu/ sendiri, baik
perempuan atau laki-laki. Penari memiliki tanggung jawab pribadi untuk menghapal
gerak dan formasi dari awal sampai akhir pementasan. Tari tunggal biasanya memiliki
alur cerita atau penokohan yang mengambil tema seperti kepahlawanan atau
percintaan. Contohnya; tari Panji Semirang (Bali), tari Topeng (Jawa Barat), tari
Golek (Jawa Tengah).
2. Tari Berpasangan, bisa dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan, sesama
laki-laki, atau sesama perempuan. Penari harus memperhatikan keselarasan geraknya
dengan gerak pasangannya. Mereka harus saling mengisi dan melengkapi, juga
melakukan respons dan kerja sama. Contohnya; tari Gale-Gale (Papua), tari Payung
(Melayu), tari Cokek (Jakarta), tari Piso Surit (Batak), dan lain-lain.
3. Tari kelompok, adalah bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga orang atau lebih. Tari
jenis ini memerlukan kerjasama yang lebih baik lagi. Keselarasan gerak dan
permainan komposisi sangat menentukan. Untuk pergelaran sendra tari atau drama tari
penari harus dapat diajak kerja kelompok berdasarkan alur cerita atau keterkaitan para
pemeran tokohnya. Contohnya; tari Bedhaya Ketawang (6 orang, Surakarta, Jawa
Tengah), tari Bedhaya Semang (6 orang, Yogyakarta), tari Lawung (4 orang, Jawa
Tengah), tari Kecak, tari Janger (Bali).
3. Jenis Tari Berdasarkan Tema
Jenis tari berdasarkan temanya dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Tari dramatik , adalah tari yang dalam pengungkapannya menggunakan cerita
,tari dramatik bisa dilakukan oleh seorang penari atau lebih dan atau banyak orang. Tari
dramatik di Indonesia pada umunya berbentuk drama tari yang berdialog maupun yang
berdialog. Drama tari yang berdialog ada 2 macam yakni drama tari yang berdialog
puisi atau tembang dan drama tari yang berdialog prosa liris.]\
2. Tari nondramatik, adalah tari yang tidak yang tidak menggunakan cerita
ataupun yang mengandung unsur drama .