Anda di halaman 1dari 5

FINAL SEJARAH TARI

PRODI SENI TARI JURUSAN SENI PERTUNJUKAN


INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) ACEH
TP 2020/2021

NILAI NAMA MAHASISWA DHEA DELIANA DARLIN


NIM 201121001
TANGGAL 18 JANUARI 2021

1. Tuliskan 3 defenisi tari menurut para ahli !


2. Apa yang dimaksud dengan tari klasik dan tari rakyat?
3. Pada masyarkat purba ungkapan-ungkapan gerak tari sudah memiliki nilai estetis dan
sudah mulai menemukan bentuk. Dari penjelasan tersebut, anda tuliskan 2 contoh tari dan
penjelasnnya !
4. Bagaimanakah betuk tari dan kebudayaan di Indonesia setelah mendapat pengaruh budaya
Hindu? terdapat mitologi tari dalam kebudaya Hindu, coba anda deskripsikan maksud dari
penjelasan tersebut !
5. Ceritakan secara singkat pengaruh keberadaan tari pada zaman era globalisasi saat ini!
6. Deskripsikan secara singkat sejarah tari di Indonesia !
Jawaban :

1. 3 defenisi tari menurut para ahli

1. Soedarsono
Menurut Soedarsono menyatakan bahwa seni tari ialah sebuah ekspresi jiwa manusia
yang melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis.

2. La Meri
Pakar seni yang satu ini memiliki keahlian dalam tari etnis Amerika, koreografi, dan
guru. Di masa mudanya, beliau mulai mempelajari seni tari dengan mempelajari tari
balet. Seni tari menurut beliau adalah ekspresi simbolis dalam wujud lebih tinggi yang
harus diinternalisasikan untuk menjadi bentuk yang nyata.

3. Enoch Atmadibrata
Pakar seni yang lahir di Garut ini merupakan salah satu seniman yang dikenal karena
karya-karya koregrafinya. Beliau juga menerima penghargaan Satya Lencana
Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia tahun 2003. Menurut beliau, seni tari
adalah susunan sikap tubuh di dalam ruang, berlandaskan irama dan gerak.

2. Pengertian tari klasik adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton, hidup dan
berkembang sejak zaman feodal, dan diturunkan secara turun temurun di kalangan
bangsawan. Tari klasik umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain berpedoman
pada pakem tertentu (ada standarisasi), memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang
dalam, serta disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan,
hingga kostum yang dikenakan.

Ciri khas tari klasik:

Berpedoman pada pakem tertentu (ada standardisasi)Mempunyai nilai estetis yang tinggi
dan makna yang dalamDisajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak,
riasan, hingga kostum yang dikenakan.

Contoh :

Tari Serimpi
Tari  Serimpi merupakan sebuah tarian klasik dari Yogyakarta. Tarian ini ditampilkan
oleh empat orang penari wanita yang cantik dan anggun. Kata serimpi itu sendiri berarti
empat.
Namun ada juga Serimpi yang ditarikan oleh lima penari yaitu pada Serimpi
Renggowati. Selain berarti empat, istilah serimpi juga dikaitkan dengan kata 'impi' yang
berarti mimpi. Maksudnya, seseorang yang melihat tarian ini mungkin akan merasa
seperti berada di alam mimpi. Pertunjukkan tarian Serimpi biasanya berlangsung selama
3/4 jam sampai I jam.
Komposisi empat penari mewakili empat mata angin, timur, selatan, barat dan utara.
Juga empat unsur dunia, meliputi grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah).

Tari klasik ini awalnya hanya berkembang di Kraton Yogyakarta. Menurut


kepercayaan, Serimpi adalah seni yang luhur dan merupakan pusaka Kraton.

Tari rakyat adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan masyarakat lokal,
hidup dan berkembang sejak zama n primitif dan diturunkan secara turun temurun sampai
sekarang. Cirinya: kental dengan nuansa sosial, merujuk pada adat dan kebiasaan
masyarakat, serta memiliki gerak, rias dan kostum yang sederhana. Contohnya: tari
lengger, tari buncis, tari ndulak dan tari orek-orek.

3. - Tari sisingaan atau gotong singa merupakan salah satu jenis pertunjukan rakyat jawa
barat, subang seperti bajidoran dan genjring berupa keterampilan memainkan tandu
berisi boneka singa penunggang
- Tari Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki
pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh
pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari
kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya
gamelan.

4. Masuknya pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia juga telah melahirkan


akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli. Hal ini
terjadi karena antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia asli, sama-
sama kuat.

Terlepas dari berbagai macam teori yang muncul tentang penyebaran agama Hindu-
Budha ke Indonesia, tidak semua pengaruh budaya India ditiru oleh masyarakat
Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia telah memiliki Local Genius yaitu
kemampuan masyarakat Indonesia untuk menyaring dan mengolah budaya asing ynag
masuk dan disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Pengaruh Hindhu Buddha dalam bidang seni dan budaya dapat dilihat dari
penyelenggaraan upacara keagamaan seperti : seni tari, seni sastra, sesaji, dan arsitektur
pada bangunan candi dan seni relief. Salah satu tradsi megalitikum adalah punden
berudak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami perbuatan
bangunan candi. Jika kita memperhatikan candi borobudur, akan terlihat bahwa
bangunannya beberbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya
paduan budaya India-Indonesia.

5. Rendahnya apresiasi masyarakat (terutama generasi muda) terhadap nilai-nilai sosial dan
budaya berpengaruh pula pada perkembangan kesenian tradisi di Indonesia. Seni tradisi
yang berpangkal pada kebiasaan hidup dan budaya masyarakat Indonesia, lambat laun
telah tergeser dengan perkembangan zaman. Padahal jika ditilik lebih dekat, semua jenis
seni tradisi merupakan bagian dari jiwa masyarakatnya. Pola hidup sederhana yang
terwujud dalam karya-karya seni warisan leluhur sudah banyak ditinggalkan oleh generasi
yang “menganggap dirinya modern”. Kesenian dalam perwujudan karya yang memiliki
nilai estetika tinggi seperti seni ludruk, wayang kulit, tarian tradisional, seni lukis
tradisional, olah raga tradisional, dan beberapa seni tradisi lain sudah jarang diminati.
Arus globalisasi telah banyak merubah pola pikir dan pandangan generasi muda
Indonesia terhadap nilai-nilai seni tradisional. Yang semula seni tradisi dijadikan
kebanggaan bangsa, kini telah berubah menjadi sesuatu yang tak bernilai lagi. Banyak
generasi muda Indonesia yang salah dalam menyerap arti globalisasi, mereka lebih
mengarah dan terpengaruh dengan “westernisasi”. Hanya sedikit orang yang masih
mempertahankan seni tradisi dengan tujuan agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman. 

Kemajuan yang salah arti dan berakibat terbunuhnya jati diri kebudayaan. Kebudayaan
bangsa sendiri yang tersingkir dan tergantikan dengan budaya luar yang belum tentu
sesuai dengan kepribadian bangsa. Dan secara tidak langsung budaya leluhur kita tidak
hanya dipelajari, tetapi banyak diakui menjadi milik bangsa lain karena generasinya
kurang memperhatikan nasib budaya sendiri. Yang sangat memprihatinkan adalah jika
seni tradisi semakin lama semakin tersudut oleh perkembangan zaman, maka tak ayal jika
suatu saat tradisi hanya tinggal catatan sejarah. Dan generasi masa depan Indonesia hanya
bisa mendengar cerita tentang budayanya, bukan menjadi pelaku budayanya. Maka kita
sebagai mahasiswa seni terutama seni tari harus bisa membangkitkan kembali jati diri
bangsa melalui seni tari.

6. - ZAMAN PRASEJARAH 
Zaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia. Bangsa-
bangsa primitif percaya pada daya magis dari tari. Dari tarian ini dikenal tari
Kesuburan dan Hujan, tari Eksorsisme, dan Kebangkitan, tari Perburuan dan Perang.
Bentuk dan wujud tariannya cenderung menirukan gerak alam lingkungannya yang
bersifat imiatatif. Sebagai contoh menirukan binatang yang akan diburu, pemujaan
dan penyembuhan penyakit.

- ZAMAN INDONESIA HINDU 


Pada zaman Indonesia hindu, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan India. Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia hindu adalah seperi tari-
tarian adat dan keagamaan yang disempurnakan menjadi tarian klasik yang
berkarakteristik tinggi, seperti wayang wong dan wayang topeng. 

- ZAMAN INDONESIA ISLAM 


Seni tari pada permulaan Islam berbentuk sederhana dan hanya dilakukan oleh orang-
orang yang datang dari luar jazīrah ‘Arab, seperti orang-orang Sudan, Ethiopia, dan
lain-lain. Menari biasa dilakukan pada hari-hari gembira, seperti hari raya dan hari-
hari gembira lainnya. Namun pada zaman Indonesia islam, seni mengalami kekayaan
penggarapan yang kebanyakan di keraton yaitu kasutanan dan kesultanan, kedua
kerajaan tersebut mengembangkan identitas seni tarinya menjadi 2 jenis tari yaitu
kasunanan dan kasultanan. 

- ZAMAN PENJAJAHAN 
Pada zaman penjajahan ini, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada dalam
suasana peperangan dan penjajahan. 

- ZAMAN SETELAH MERDEKA HINGGA SAAT INI


Setelah merdeka sampai saat ini, peran tari mulai difungsikan untuk keagamaan
ataupun sebagai hiburan dan muncul banyak kreasi-kreasi baru ataupun inovasi
terhadap seni tari klasik. Kita lantas mengenal adanya seni tari modern yang
umumnya digali dari tarian traditional. Tarian ini lebih mengutamakan keindahan,
irama gerak dan memfokuskan pada hiburan. Seni pada zaman sekarang berbeda
halnya dengan tarian abad-abad sebelumnya. 

Anda mungkin juga menyukai