1
2.1 Konsep Budaya Dan Permasalahannya
1. Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang
berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi
operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku di
masyarakat
2. Sistem sosial meliputi hubungan kegiatan didalam masyarakat, baik yang
terjalin dalam lingkungan kerabat, maupun yang terjaddi dengan
masyarakat lebh luas serta dengan pemimpin-pemimpinnya.
3. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta cara penggunaannya
sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Dalam kebudayaan yang
terutama agraris misalnya dengan sendirinya sistem teknologi sesuai
dengan keperluan pertanian.
2
Disamping masalah tersebut dalam pembinaan dan pengembangan
kebudayaan kita perlu memperhatikan pengaruh kebudayaan asing selamanya bisa
masuk dari arah mana saja. Dengan komunikasi dan transportasi modern kontak
langsung dan tidak langsung antar budaya dan antar bangsa perlu diperhitungkan
pula pengaruh asing sebagai akibat pembangunan, pembangunan yang diartikan
sebagai usaha berencana ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
segala segi kehidupan secara lebih baik, dalam proses kegiatannya mendorong
pula pada pengambilan aliran teknologi dan ilmu pengetahuan guna mempercepat
usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ilmu budaya dasar semula dinamakan basic humanitis berasal dari bahasa
inggris the humanities. istilah ini berasal dari bahasa latin hunasu yang berarti
manusiawi berbudaya dan halus. Hamper setiap jaman, seni termasuk seni sastra
yang memegang peranan yang penting dalam the humanities. ini terjadi karena
seni merupakan ekspresi dari nilai-nilai kemanusiaan dan bukannya formulasi
mengenai nilai-nilai kemanusaiaan seperti yang terdapat dalam filsafat. Hamper
setiap jaman sastra mempunyai peranan penting karena sastra mempergunakan
bahasa, sementara itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hamper
semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usaha untuk memahami dirinya
sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.
Sastra juga didukung oleh cerita, dan sastra dimulai dengan cerita. Dengan
cerita orang lebih mudah mengmukakan gagasan dalam bentuk yang tidak
normatif. Sebagai seni yang bertulang dengan panggung cerita, mau tidak mau
karya sastra langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan atau sejarah.
Cerita dalam sastra mengisahkan peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa ini
mewakili peristiwa mental pikiran pengarangnya, sadar atau tidaknya pengarang
berusaha untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa kepada orang lain. Pada
waktu pengarang berusaha untuk mengkomunikasikan peristiwa kepada orang
3
lain. Pada waktu mengarang menulis, maka hadir didalam pikirannya boleh siapa
saja.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dibagi menjadi dua, karya sastra
yang menyurahkan aspirasi jamannya dan karya sastra menyurahkan gejala
jamannya. Ada juga tentunya yang mnyurahkan keduanya. Karya sastra yang
pertama mengajak para pembacanya untuk mengikuti apa yang dikhendaki di
zamannya. Kedua macam karya sastrea tersebut selalu menyampaikan masalah,
masalah ini yang disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh nya.
Masing masing tokok mempunyai tempramen, pendirian dan kemuan yang
berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik dari
tokoh sendiri maupun tokoh dengan tokoh yang lainnya.
Kasih saying berarti perasaan saying, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim, 1993:97),
cinta adalah rasa sangat suka atau sangat saying, ataupun sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih berarti perasaan sayang atau cinta kepada
atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasihan. Apabila unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung
jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu, yang dapat merasakan kasih
sayang pada pasangan, melaikan juga kepada orang lain.
Kemesraan berasal dari kata mesra yang artinya perasaan simpati yang
akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik laki-laki maupun perempuan yang
sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada
dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam.
Pemujaan dan belas kasihan, pemujaan berasal dari kata “Puja”, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata puja berarti penghormatan atau tempat
memuja kepada dewa-dewa atau berhala, dalam perkembangan kemudian,
4
pemujaan dapat ditunjukkan kepada orang yang dicintai, pahlawan yang
diagungkan. Sedangkan pemujaan adalah salah satu menifestasi cintai manusia
kepada tuhan yang diwujudkan dalam benuk komunikasi ritual, kecintaan manusia
kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, hal ini karena
pemujaan terhadap tuhan inti, nilai makna kehidupan sebenarnya. Apa sebab hal
itu terjadi adalah karena tuhan pencipta alam semesta.
5
menyenangkan. Plotinus menyatakan tentang ilmu yang indah dan
kebajikan yang indah.Orang yunani berbicara pula mengenai pikiran yang
indah dan adat kebiasaan yang indah.
2. keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyang kutbenda-benda yang dapa diserap dengan
penglihatanya berupa keindahan.
6
kesimbangan jiwa dan tindakannya ; hanya pikiran dan hatinya yang selalu
diliputi keresahan. Contohnya ialah penyair romantic Coleridge (1772-1834).
Keats member batas pemisah antara orang bisa dan seniman dan antara
seniman biasa dan seniman yang baik. Yang dapat memciptakan sesuatu yang
indah menurut dia, hanya seniman yang baik.
Keats sendiri mempunya negative capability yang baik. Ini terlihat antara
lain dari ketidak puasannya terhadap sajak-sajaknya sendiri. Misalnya dia
mengakui bahwa endymion mempunyai banyak kesalahan. Sekalipun dalam
sajaknya ini dapat membuat batasan mengenai sesuatu yang indah, akan tetapi ia
merasa bahwa sajak ini ternyata bukan sesuatu yang indah, dan dengan demikian
tidak berhasil mengungkapkan keindahan sendiri.
Ada persamaan hakiki antara john keats dan Coleridge dalam menaggapi
hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan
imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk konsep keindahan.
7
sebelum ada imajinasi yang menghubungkan seniman itu dengan konsepnya
sendiri.
Negative capability juga identik dengan proses mencari. Proses inilah yang
kadang-kadang menyebabkan seseorang seniman tidak produktif, seperti yang
sudah dilihat pada Coleridge. Sajak-sajaknya tidak banyak dan jarak antara
penulisan suatu sajak dengan sajak lainnya cukup lama, tapi justru inilah yang
menyebabkan semua sajaknya matang.
5.3 Renungan
Dalam teori metafisika. Plato menjelaskan bahwa adanya ide pada taraf
yang tertinggi sebagai realita ilahi itu. Karya seni yang dibuat manusia hanyalah
merupakan nimemis (tiruan) dari relita dunia. Sedangkan dalam teori psikologik
dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan bahwa
sadar diri seseorang seniman. Dari teori permainan yang masih tergolong teori
psikologik dengan tokohnya Frederick schiller dan Hebert spencer menyatakan
bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main.
5.4 Keserasian
Keserasian berasal dari kata “serasi” dan dari kata “rasi” artinya cocok,
kena benar dan sesuai benar. Kata cocok, kena bena dan sesuai mengandung
unsure perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian
perpaduan misalnya orang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian atas
dengan bagian bawah. Sebaliknya bila serasi benar akan membuat orang puas
8
karenanya atau orang yang bekulit hitam kurang pantas bila memkai baju warna
hijau, karena warna itu justru menenggelamkan kulitnya. Pertentangan pun
menghasilkan kesrasian, misalnya dalam dunia musik pada hakekatnya irama
yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek
dan keras lembut. Keserasian identik dengan keindahan karena sesuatu yang serasi
tampak indah dan yang tidak serasi tidak tampak indah.
Dalam menciptakan seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori
subyektif. Teori subyektif menyatakan bahwa keindahan itu terciptanya nilai-nilai
estetik yang mempunyai kuliatas yang telah melekat pada benda tersebut.
Sedangkan dalam teori pertimbangan yang merupakan cabang- cabang teori
obyektif menyatakan bahwa keindahan merupakan suatu kualitas dari benda,
sebagai contohnya adalah bangunan arsitektur yunani kuno.
5.5 Kehalusan
Kehalusan berasal dai kata “halus” artinya tidak kasr, lembut, sopan, baik,
beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, mempunyai kesopanan dan
keadaban. Halus bagi manusia adalah suatu sikap yakni sikap yang hakus, lembut
dalam tutur kata, tingka laku, dan gerak perbuatannya.
Penderitaan berasal dari kata “derita”. Kata derita itu sendiri berasal dari
bahasa sansekerta “dhra” artinya menahan atau menangung. Derita artinya
menanggung atau merasakan kesengsaraan, kelaparan, kepanasan, dan lain-lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitas bertingkat-
tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga
menentukan berta tidkanya intensitas penderitaan.
9
dimulai sejak kecil yaitu sering sakit, lemah serta kematian ayahnya ketika ia
masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri membaca dan
merenungkan diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
Keadilan mengandung pengertian suatu hal yang tidak sebelah, atau tidak
memihak atau tidak sewenang-wenang. Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan
yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika diakui hak hidup, maka sebaliknya
wajib mempertahankan hak hidup tersebut dengan bekerja keras tanpa merugikan
orang lain. Jadi keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau
keharmonisan antara menurut hak dan menjalankan kewajiban. Jia kita hanya
menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita
akan mengarahkan kepada pemerasan dan memperbudak oranglain. Keadilan
sosial yang menjadi dasar Negara kita merupakan landasan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur yang merata: adil di bidang politik, hukum,
ekonomi, dan kebudayaan.
10
Sikap suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat.
Azaz yang menuju terciptanya keadilan sosial itu dituangkan dalam berbagai
langkah dan kegiatan, antara lain melalui 8 jalur pemeratan, yaitu :
2. Keadilan Distribusi
3. Keadilan Komulatif
7.3 Kejujuran
7.4 Pembalasan
11
Pembalasan berasal dari kata balas artinya cara atau perbuatan
memulangkan kembali yang dikenakannya. Dalam kaitannya dengan keadilan
pembalasan dapat bersifat positif cenderung pada aspek-aspek jasmani.
Pembalasan yang bersifat postif ialah pembalasan yang dilakukan atas dasar
saling menjaga dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Pembalasan
dalam arti negative inilah kiranya yang paling popular dalam masyarakat.
Yang dinilai pada manusia adalah perbuatan dan tingkah laku. Artinya
seberapa jauh mutu perbuatan dan tingkah laku itu ia perankan. Manusia itu sesuai
dengan kodaratnya adalah mahluk moral. Oleh karena itu manusia cenderung
untuk berbuat baik. Apabila manusia cenderung menjadu jahat maka sebenarnya
yang membuat jahat itu adalah lingkungannya,. Sudah tentu yang dinilai jahat itu
perbuatan dan tingkah lakunya.
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang
mutlak kebenarannya.
12
Mengenal :
Mengerti :
Tahap kedua untuk mengenal pandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati :
Meyakini :
8.3 Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam hati.
Baik keinginan, harapan maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa yang akan datang.. dengan demikian, cita-cita mempunyai
pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Cita-cita
atau keinginan merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam rohani
manusia. Keinginan atau kemauan juga disebut karsa. Sebab itu pula dari sudut
etika dapat dibedakan :
13
Keinginan yang Baik : kemauan-kemauan yang sifatnya luhur.
Keinginan buruk : keinginan yang mengandung unsur merugikan.
Menurut sifatnya, manusia dapat mempunyai hati yang keras, yang lunak, dan
yang lemah. Mereka yang mempunyai hati keras akan berusaha sekuat tenaga
untuk mencapai cita-cita atau keinginan. Orang yang berkemauan keras tidak
mengenal putus asa dan tidak akan berhenti berusaha sebelum cita-citanya
tercapai. Keinginan atau cita-cita orang yang berhati lemah mudah hilang kalau
menghadapi tantangan yang dirasa berat.
8.4 Kebajikan
Menurut Alex Gunur yang menguraikan masalah etika, kalau manusia itu
berbuat baik adalah katrena hal itu menurut kodratnya manusia itu merupakan
mahluk yang baik, mahluk yang bermoral.
14
Sopan ialah tingkah laku atau tindakan yang sesuai dengan norma-norma
susila yang berlaku dalam suatu masyarakat. Orang yang sopan biasanya
juga bersifat rendah hati dalam sikap.
Kebajikan dalam Bentuk Kesemuan
Kebajikan semu artinya kebajikan yang diselimuti dengan pamrih, karena
itu kebajikan semu tidak berbeda dengan kejahatan, atau justru lebih
berbahaya dari kejahatan yang dilakukan secara terang-terangan.
9.3 Pengabdian
15
c. Pengabdian kepada negara
d. Pengabdian kepada Tuhan
9.4 Kesadaran
Banyak jenis kesadaran yang dialami oleh manusia. Kesadaran akan harga diri,
kesadaran akan tanggung jawabnya kepada keluarga, kesadaran atau kewajiban
terhadap negara kesadaran akan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan
sebagiannya.
9.5 Pengorbanan
Kegelisahan adalah hidup manusia. Tiap manusia tidak akan lepas dari
rasa gelisah itu cukup lama singgah dihati manusia atau sekedar bergantung
kepada masalah dan pribadi yang disinggahi.
16
a. Kecemasan tentang kenyataan/obyektif
b. Kecemasan neoritis/saraf
c. Kecemasan moril
10.2 Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing yang berarti tersendiri atau terpisah
sendiri. Sehingga keterasingan berarti terpisah tersendiri. Orang hidup dalam
keterasingan, karena sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat misalnya mencuri, bersikap angkuh, sombong.
10.3 Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga
kata kesepian berarti sunyi atau lengang, tidak berteman. Jika diperhatikan
sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian serupa tetapi sebenarnya tidak
sama. Akan tetappi keterasingan dan kesepian ada hubungannya. Beda antara
keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
10.4 Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu pikiran
atau mendua, atau apa saja yang dipikirkan tidak searah, kema tujuannya tidak
jelas. Itu semua akibat pikiran tidak dapat konsentrasi. Ketidak pastian atau
ketidak tentuan adalah bagian dari hidup manusia. Setiap orang hidup pernah
mengalaminya.
Ada beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab
itu antara lain :
a. Obsesi
b. Phobia
c. Kompulsi
d. Delusi
e. Halusinasi
17
f. Keadaan emosi.
pada kodratnya manusia adalah makhluk sosial. sejak lahir kedunia selalu
disambut dengan, tato di tangan suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
tidak ada manusia yang luput dari pergaulan hidup. Ada dua hal yang mendorong
hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kebutuhan hidup dan
dorongan kodrad
dorongan kodrad
Sifat, keadaan atau pembawa alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia
sejak manusia diciptakan oleh Tuhan, misalnya menangis, bergembira, berpikir,
berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan itu semua. kodrad
juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan karena binatang dan tumbuh-
tumbuhan perlu makan berkembang biak dan mati
Yang mirip dengan kodrad manusia adalah binatang tetapi biar bagaimanapun
besar sekali yang membedakan antara kedua makhluk itu adalah bahwa manusia
memiliki Budi kehendak. Budi adalah akal, kemampuan untuk memiliki, kedua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Dengan budi manusia dapat mengetahui mana
yang baik mana yang buruk, mana yang benar mana yang salah, dan dengan
kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah
18
terjelma sifat kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul hidup
bermasyarakat atau hidup bersama dengan masyarakat
11.2 Kepercayaan
19
DAFTAR PUSTAKA
Fitrah, Yundi. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Jambi: FBS FKIP Universitas Jambi
20