Anda di halaman 1dari 20

1.

1 Ilmu Budaya Dasar, Pengertian Dan Tujuan

Secara sederhana ilmu budaya dasar lazim disingkat IBD adalah


pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Selain itu, Ilmu Budaya Dasar (Basic
Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar
dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan pernyataan lain ilmu Budaya
Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan
dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Tujuan dari Ilmu Budaya Dasar adalah mengembangkan kepribadian


mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
seekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Untuk bisa menjangkau
tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat terwujud: a) Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru; b) Memberi
kesempatan untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan
dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-
persoalan yang menyangkut ha tersebut; c) Mengusahakan agar mahasiswa tidak
jauh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat; d)
Mengusahakan wahana komunikasi para akademis agar mereka lebih mampu
berdialog satu sama lain

Jelasnya pokok bahasan yang akan dikembangkan dalam kuliah Ilmu


Budaya Dasar dapat dirinci sebagai berikut: 1) Manusia dan cinta kasih; 2)
Manusia dan keindahan; 3) Manusia dan penderitaa; 4) Manusia dan keadilan; 5)
Manusia dan pandanngan hidup; 6) Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian; 7) Manusia dan kegelisahan; 8) Manusia dan harapan.

1
2.1 Konsep Budaya Dan Permasalahannya

Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang telah


dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial. Secara praktis, kebudayaan
merupakan sistem nilai dan gagasan utama (vital). Sistem nilai utama dihayati
oleh para pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu.
Dapat dikatakan bahwa sistem nilai dan gagasan utama memberikan pola untuk
bertingkah laku masyarakatnya atau dengan kata lain memberi seperangkat model
untuk bertingkah laku. Sistem niali dan gagasan utama hakikat kebudayaan
terwujud dari tiga sistem kebudayaan secara terperinci sebagai berikut :

1. Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang
berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi
operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku di
masyarakat
2. Sistem sosial meliputi hubungan kegiatan didalam masyarakat, baik yang
terjalin dalam lingkungan kerabat, maupun yang terjaddi dengan
masyarakat lebh luas serta dengan pemimpin-pemimpinnya.
3. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta cara penggunaannya
sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Dalam kebudayaan yang
terutama agraris misalnya dengan sendirinya sistem teknologi sesuai
dengan keperluan pertanian.

Secara ringkas kebudayaan merupakan masalah yang luas yang pada


hakikatnya menjadi tanggung jawab masyarakat secara menyeluruh. Indonesia
adalah Negara kepulauan yang luas lebih dari 500 Km dari ujung barat ke ujung
timur dan hampir 1000 Km dari ujung utara ke ujung selatan. Namun disetiap
daerah pulau atau didalam perbatasan suatu suku bangsa, tidak selalu disadari.
Dalam wilayah luas itu jumlah pulaunya 13.677 walau hanya sekitar 6000 yang
dihuni. Penduduk dalam pulau beraneka ragam, berbahasa lebih dari 300 dialek,
malahan diantaranya ada bahasa mandiri sedangkan adat atau budaya setempat
beraneka variasi pula.

2
Disamping masalah tersebut dalam pembinaan dan pengembangan
kebudayaan kita perlu memperhatikan pengaruh kebudayaan asing selamanya bisa
masuk dari arah mana saja. Dengan komunikasi dan transportasi modern kontak
langsung dan tidak langsung antar budaya dan antar bangsa perlu diperhitungkan
pula pengaruh asing sebagai akibat pembangunan, pembangunan yang diartikan
sebagai usaha berencana ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
segala segi kehidupan secara lebih baik, dalam proses kegiatannya mendorong
pula pada pengambilan aliran teknologi dan ilmu pengetahuan guna mempercepat
usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3.1 Kesusastraan Sebagai Pendekatan Ilmu Budaya Dasar

Ilmu budaya dasar semula dinamakan basic humanitis berasal dari bahasa
inggris the humanities. istilah ini berasal dari bahasa latin hunasu yang berarti
manusiawi berbudaya dan halus. Hamper setiap jaman, seni termasuk seni sastra
yang memegang peranan yang penting dalam the humanities. ini terjadi karena
seni merupakan ekspresi dari nilai-nilai kemanusiaan dan bukannya formulasi
mengenai nilai-nilai kemanusaiaan seperti yang terdapat dalam filsafat. Hamper
setiap jaman sastra mempunyai peranan penting karena sastra mempergunakan
bahasa, sementara itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hamper
semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usaha untuk memahami dirinya
sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.

Sastra juga didukung oleh cerita, dan sastra dimulai dengan cerita. Dengan
cerita orang lebih mudah mengmukakan gagasan dalam bentuk yang tidak
normatif. Sebagai seni yang bertulang dengan panggung cerita, mau tidak mau
karya sastra langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan atau sejarah.
Cerita dalam sastra mengisahkan peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa ini
mewakili peristiwa mental pikiran pengarangnya, sadar atau tidaknya pengarang
berusaha untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa kepada orang lain. Pada
waktu pengarang berusaha untuk mengkomunikasikan peristiwa kepada orang

3
lain. Pada waktu mengarang menulis, maka hadir didalam pikirannya boleh siapa
saja.

Berkenaan dengan moral, karya sastra dibagi menjadi dua, karya sastra
yang menyurahkan aspirasi jamannya dan karya sastra menyurahkan gejala
jamannya. Ada juga tentunya yang mnyurahkan keduanya. Karya sastra yang
pertama mengajak para pembacanya untuk mengikuti apa yang dikhendaki di
zamannya. Kedua macam karya sastrea tersebut selalu menyampaikan masalah,
masalah ini yang disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi tokoh nya.
Masing masing tokok mempunyai tempramen, pendirian dan kemuan yang
berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat terjadi baik dari
tokoh sendiri maupun tokoh dengan tokoh yang lainnya.

4.1 Manusia dan Cinta Kasih

Kasih saying berarti perasaan saying, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim, 1993:97),
cinta adalah rasa sangat suka atau sangat saying, ataupun sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih berarti perasaan sayang atau cinta kepada
atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasihan. Apabila unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung
jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu, yang dapat merasakan kasih
sayang pada pasangan, melaikan juga kepada orang lain.

Kemesraan berasal dari kata mesra yang artinya perasaan simpati yang
akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik laki-laki maupun perempuan yang
sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada
dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam.

Pemujaan dan belas kasihan, pemujaan berasal dari kata “Puja”, menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata puja berarti penghormatan atau tempat
memuja kepada dewa-dewa atau berhala, dalam perkembangan kemudian,

4
pemujaan dapat ditunjukkan kepada orang yang dicintai, pahlawan yang
diagungkan. Sedangkan pemujaan adalah salah satu menifestasi cintai manusia
kepada tuhan yang diwujudkan dalam benuk komunikasi ritual, kecintaan manusia
kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, hal ini karena
pemujaan terhadap tuhan inti, nilai makna kehidupan sebenarnya. Apa sebab hal
itu terjadi adalah karena tuhan pencipta alam semesta.

5.1 Manusia Dan Keindahan

Keindahan, keserasian, renungan dan kehalusan tiap hari dialami dan


dinikmati oleh manusia. Karena keindahan, keserasian, renungan dan kehalusan
takdapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Konsep keindahan adalah abstrak
dan tidak dapat berkomunikasi sebelum dibentuk. Oleh karena itu, banyak pemikir
yang tidak puas terhadap pendapat yang menyatakan bahwa keindahan itu hasil
meniru dari alam. Meniru dari alam belum tentu menciptakan keindahan. Batasan
keindahan sulit dirumuskan karena abstrak, identic dengan kebenaran. Maka
keindahan terhenti pada sesuatu yang indah, bukan saja pada keindahan itu
sendiri.Keindahan selalu mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan
yang tidak ada keindahan tidak mengandung kebenaran.Sesuatu yang indah
adalah abadi, sebab yang indah memberikan suka cita yang mendalam dan daya
teriknya selalu bertambah. Sifat yang indah adalah universal, tidak terikat oleh
selera perseorangan, waktu dan tempat. Hal ini terjadi sebab padahakekatnya
setiap orang, dimana dan kapanpun, mempunyai sikap yang sama dalam
menghadapi sesuatu yang indah, yaitu sikap simpati dan empati.

Selain itu konsep keindahan nmenurut luasnya dibedakan pengertian;


keindahan dalam arti luas, keindahan dalam arti estetik murni, dan keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan. Jelas dapat diuraikan
sebagai berikut :

1. keindahan dalam arti luas mengandung ide kebaikan, misalnya plato


menyebut watak yang indah dan hokum yang indah. Sedang kanarieto
teles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga

5
menyenangkan. Plotinus menyatakan tentang ilmu yang indah dan
kebajikan yang indah.Orang yunani berbicara pula mengenai pikiran yang
indah dan adat kebiasaan yang indah.
2. keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyang kutbenda-benda yang dapa diserap dengan
penglihatanya berupa keindahan.

Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok tertentu


yang terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebuta dalam kesatuan
(unity), keseimbangan (balance) dankebalikan (contrast).Ada pula yang
berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang
selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan sipengamat.

5.2 Keindahan Menurut Pandagan Romantik

Dalambuku an essay on man (1954), Ernst Cassirer mengatakan bahwa arti


keindahan tidak pernah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian dapat
digunakan kata-kata penyair romantic john keats (1795-1821) sebagai pegangan.
Dalam endymion dia berkata : “ A thing of beauty is a joy forever : its loveliness
increases ; it will never pass into nothingness”. Ia menyatakan bahwa sesuatu
yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah dan tak
akan pernah berlalu ke ketiadaan. Dari sini kita mengetahui bahwa keindahan
hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk.

Untuk menjabarkan konsep keindahan, para dewa memerlukan bentuk


yaitu endymion. Barulah dengan bentuk ini keindahan dapat berkomunikasi
semua dewa yang tidak ikut menciptakannya, dari semua orang tahu bahwa dia
indah.

Menurut keats orang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu


jumlahnya. Mereka mempunyai negative capability yaitu kemampuan untuk selalu
dalam keindahan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu

6
kesimbangan jiwa dan tindakannya ; hanya pikiran dan hatinya yang selalu
diliputi keresahan. Contohnya ialah penyair romantic Coleridge (1772-1834).

Keats member batas pemisah antara orang bisa dan seniman dan antara
seniman biasa dan seniman yang baik. Yang dapat memciptakan sesuatu yang
indah menurut dia, hanya seniman yang baik.

Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses keraguan, ketidak


tentuan dan misteri merupakan suatu proses. Proses inilah yang membuat
seseorang menjadi kreatif. Orang yang tidak mempunyai negative capability tidak
akan kreatif karena segala sesuatu baginya sudah jelas, tidak menimbulkan
keraguan dan tidak mempunyai misteri.

Keats sendiri mempunya negative capability yang baik. Ini terlihat antara
lain dari ketidak puasannya terhadap sajak-sajaknya sendiri. Misalnya dia
mengakui bahwa endymion mempunyai banyak kesalahan. Sekalipun dalam
sajaknya ini dapat membuat batasan mengenai sesuatu yang indah, akan tetapi ia
merasa bahwa sajak ini ternyata bukan sesuatu yang indah, dan dengan demikian
tidak berhasil mengungkapkan keindahan sendiri.

Sebab utama kegagalan seniman baik dalam menganggap objek umum


maupun obyek yang sudah dikenal indentitasnya, menurut keats adalah karena
kurangnya intensitas pada diri senimannya. Yang dimaksud dengan intensitas
adalah “ capable of making all disagreables evaporate” yaitu kemampuan untuk
membuat semua yang tidak menyenangkan menguap.

Ada persamaan hakiki antara john keats dan Coleridge dalam menaggapi
hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan
imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk konsep keindahan.

Perbedaan antara kebetulan dalam kreativitas dan kebetulan dalam


penemuan penisilinterletak pada perbedaan hakiki hipotesis. Dalam kreativitas
hipotesisnya abstrak. Seperti yang dikemukakan oleh keats. Keindahan adalah
konsep yang baru dapat berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Konsep ini
sendiri abstrak dan kabu. Ia ada akan tetapi tidak dapat berbicara dengan seniman

7
sebelum ada imajinasi yang menghubungkan seniman itu dengan konsepnya
sendiri.

Negative capability juga identik dengan proses mencari. Proses inilah yang
kadang-kadang menyebabkan seseorang seniman tidak produktif, seperti yang
sudah dilihat pada Coleridge. Sajak-sajaknya tidak banyak dan jarak antara
penulisan suatu sajak dengan sajak lainnya cukup lama, tapi justru inilah yang
menyebabkan semua sajaknya matang.

5.3 Renungan

Renungan berasal dari kata “renung”, “merenung” artinya dengan diam-


diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu secara diam-diam. Pemikiran
kefilsafatan mempuntai karakteristik sendiri yaitu : (1). Menyeluruh artinya
pemikiran yang luas, (2). Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada
hasil yang fundamental, (3). Spekulatif artinya hasil pemikiran yang didapat
dijadikan dasar pemikiran selanjutnya. Renungan atau pemikiran yang
berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga
macam teori ialah teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis.

Dalam teori metafisika. Plato menjelaskan bahwa adanya ide pada taraf
yang tertinggi sebagai realita ilahi itu. Karya seni yang dibuat manusia hanyalah
merupakan nimemis (tiruan) dari relita dunia. Sedangkan dalam teori psikologik
dinyatakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan bahwa
sadar diri seseorang seniman. Dari teori permainan yang masih tergolong teori
psikologik dengan tokohnya Frederick schiller dan Hebert spencer menyatakan
bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main.

5.4 Keserasian

Keserasian berasal dari kata “serasi” dan dari kata “rasi” artinya cocok,
kena benar dan sesuai benar. Kata cocok, kena bena dan sesuai mengandung
unsure perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian
perpaduan misalnya orang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian atas
dengan bagian bawah. Sebaliknya bila serasi benar akan membuat orang puas

8
karenanya atau orang yang bekulit hitam kurang pantas bila memkai baju warna
hijau, karena warna itu justru menenggelamkan kulitnya. Pertentangan pun
menghasilkan kesrasian, misalnya dalam dunia musik pada hakekatnya irama
yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek
dan keras lembut. Keserasian identik dengan keindahan karena sesuatu yang serasi
tampak indah dan yang tidak serasi tidak tampak indah.

Dalam menciptakan seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori
subyektif. Teori subyektif menyatakan bahwa keindahan itu terciptanya nilai-nilai
estetik yang mempunyai kuliatas yang telah melekat pada benda tersebut.
Sedangkan dalam teori pertimbangan yang merupakan cabang- cabang teori
obyektif menyatakan bahwa keindahan merupakan suatu kualitas dari benda,
sebagai contohnya adalah bangunan arsitektur yunani kuno.

5.5 Kehalusan

Kehalusan berasal dai kata “halus” artinya tidak kasr, lembut, sopan, baik,
beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, mempunyai kesopanan dan
keadaban. Halus bagi manusia adalah suatu sikap yakni sikap yang hakus, lembut
dalam tutur kata, tingka laku, dan gerak perbuatannya.

6.1 Manusia Dan Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata “derita”. Kata derita itu sendiri berasal dari
bahasa sansekerta “dhra” artinya menahan atau menangung. Derita artinya
menanggung atau merasakan kesengsaraan, kelaparan, kepanasan, dan lain-lain.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitas bertingkat-
tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga
menentukan berta tidkanya intensitas penderitaan.

Akibat penderitaan bermacam-macam, ada yang mendapat hikmah besar


dari penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalm hidupnya. Oleh
karena itu penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Contoh penderitaan yang
memberikan hikmah seperti penderitaan nietzche (1844-1900), seorang filsuf rusia

9
dimulai sejak kecil yaitu sering sakit, lemah serta kematian ayahnya ketika ia
masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri membaca dan
merenungkan diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.

Penderitaan diungkapkan dalam karya seni tidak hanya terbatas pada


akibat musibah, tetapi juga kemiskinana. Umumnya kemiskinan dituduh sebagai
sumber penderitaan, orang miskintidak bisa memenuhi kehendaknya untuk
makan, berpakaian dan mencari hiburan.

7.1 Manusia dan Keadilan

Keadilan mengandung pengertian suatu hal yang tidak sebelah, atau tidak
memihak atau tidak sewenang-wenang. Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan
yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika diakui hak hidup, maka sebaliknya
wajib mempertahankan hak hidup tersebut dengan bekerja keras tanpa merugikan
orang lain. Jadi keadilan pada pokoknya terletak pada keseimbangan atau
keharmonisan antara menurut hak dan menjalankan kewajiban. Jia kita hanya
menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita
akan mengarahkan kepada pemerasan dan memperbudak oranglain. Keadilan
sosial yang menjadi dasar Negara kita merupakan landasan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur yang merata: adil di bidang politik, hukum,
ekonomi, dan kebudayaan.

Untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan perlu ditanamkan dan di


pupuk berbagai sikap positif seperti berikut :

 Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan


kegotongroyongan.

 Sikap adil terhadap sesame.

 Sikap memberikan pertolongan kepada oranglain yang memerlukan.

 Sikap suka bekerja keras.

10
 Sikap suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat.

Azaz yang menuju terciptanya keadilan sosial itu dituangkan dalam berbagai
langkah dan kegiatan, antara lain melalui 8 jalur pemeratan, yaitu :

 Pemeretan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan

 Pemeratan memperoleh pendidikan

 Pemeratan pembagian pendapatan.

 Pemeratan kesempatan kerja.

 Pemeratan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya


bagi generasi muda dan kaum wanita,

 Pemeratan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.

 Pemeratan memperoleh keadilan.

7.2 Berbagai Macam Keadilan

1. Keadilan legal atau keadilan moral

2. Keadilan Distribusi

3. Keadilan Komulatif

7.3 Kejujuran

Kejujuran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kelurusan hati,


atau ketulusan hati. Karena itu sesorang dikaatakan jujur kalau iya memiliki
kelurusan atau ketulusan hati. Hati yang lurus atau tulus adalah hati atau perasaan
yang pada dirinya dan memiliki nilai yang baik. Kejujuran bersangkut erat dengan
masalah nurani. Yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam
perasaan manusia. Wadah itu menyimpan suatu getaran kejujuran.

7.4 Pembalasan

11
Pembalasan berasal dari kata balas artinya cara atau perbuatan
memulangkan kembali yang dikenakannya. Dalam kaitannya dengan keadilan
pembalasan dapat bersifat positif cenderung pada aspek-aspek jasmani.
Pembalasan yang bersifat postif ialah pembalasan yang dilakukan atas dasar
saling menjaga dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Pembalasan
dalam arti negative inilah kiranya yang paling popular dalam masyarakat.

7.5 Sebab-sebab ada Pembalasan

Yang dinilai pada manusia adalah perbuatan dan tingkah laku. Artinya
seberapa jauh mutu perbuatan dan tingkah laku itu ia perankan. Manusia itu sesuai
dengan kodaratnya adalah mahluk moral. Oleh karena itu manusia cenderung
untuk berbuat baik. Apabila manusia cenderung menjadu jahat maka sebenarnya
yang membuat jahat itu adalah lingkungannya,. Sudah tentu yang dinilai jahat itu
perbuatan dan tingkah lakunya.

8.1 Manusia dan Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, yang


dipilih secara kolektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat.
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita., kebajikan, dan sikap hidup.

Berdasarkan asal pandangan hidup dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam :

 Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang
mutlak kebenarannya.

 Pandangan hidup yang berupa idiologi, yang disesuaikan dengan


kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.

 Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup uang relative


kebenarannya.

8.2 Langkah-langkah Berpandangan hidup yang Baik

Adapun langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :

12
 Mengenal :

Mengenal merupakan sebagai kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap


pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu
pandagan hidup.

 Mengerti :

Tahap kedua untuk mengenal pandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.

 Menghayati :

Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati


pandangan hidup itu. Yang perlu diingat dalam langkah mengerti dan menghayati
itu ada sikap penerimaan dan hal ini merupakan langkah yang menentukan
terhadap langkah yang menentukan terhadap langkah yang menentukan terhadap
langkah selanjutnya.

 Meyakini :

Setelah meyakini kebenaran dan validitasnya, baik secara kemanusiaan,


maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun bernegara dan dari kehidupan
akhirat maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita yakini itu.
Dengan yakin berarti kita langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap
pandangan hidup itu.

8.3 Cita-cita

Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam hati.
Baik keinginan, harapan maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa yang akan datang.. dengan demikian, cita-cita mempunyai
pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Cita-cita
atau keinginan merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam rohani
manusia. Keinginan atau kemauan juga disebut karsa. Sebab itu pula dari sudut
etika dapat dibedakan :

13
 Keinginan yang Baik : kemauan-kemauan yang sifatnya luhur.
 Keinginan buruk : keinginan yang mengandung unsur merugikan.

Menurut sifatnya, manusia dapat mempunyai hati yang keras, yang lunak, dan
yang lemah. Mereka yang mempunyai hati keras akan berusaha sekuat tenaga
untuk mencapai cita-cita atau keinginan. Orang yang berkemauan keras tidak
mengenal putus asa dan tidak akan berhenti berusaha sebelum cita-citanya
tercapai. Keinginan atau cita-cita orang yang berhati lemah mudah hilang kalau
menghadapi tantangan yang dirasa berat.

8.4 Kebajikan

Kebajikan adalah kebaikan, perbuatan baik atau sesuatu yang


menimbulkan kebaikan. Dengan demikian, maka kebajikan merupakan suatu
tindakan yang bersumber pada ‘kebijakan” yang “kepandaian” atau “kemahiran”.
Kata kebajikan dan kebijkan erat hubungan dengan kebijaksanaan. Yaitu
kepandaian untuk menggunakan akal budi dalam mencapai sesuatu tujuan atau
memecahkan suatu persoalan.

Menurut Alex Gunur yang menguraikan masalah etika, kalau manusia itu
berbuat baik adalah katrena hal itu menurut kodratnya manusia itu merupakan
mahluk yang baik, mahluk yang bermoral.

Alex Gunur juga menjelaskan bahwa manusia ada tidak dengan


sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Manusia diciptakan Tuhn
dan dapat berkembang. Untuk dapat berkembang Tuhan memberikan manusia :

 Kemampuan untuk berkembang, baik kemampuan jasmani maupun


kemampuan rohaniah;
 Fasilitas-fasilitas diluar manusia itu sendiri seperti tanah, air, tumbuhan,
binatang, dan sebagainya.

Kebajikan dapat dicermati dari dua sisi, yaitu :

 Kebajikan dalam bentuk Kesopanan

14
Sopan ialah tingkah laku atau tindakan yang sesuai dengan norma-norma
susila yang berlaku dalam suatu masyarakat. Orang yang sopan biasanya
juga bersifat rendah hati dalam sikap.
 Kebajikan dalam Bentuk Kesemuan
Kebajikan semu artinya kebajikan yang diselimuti dengan pamrih, karena
itu kebajikan semu tidak berbeda dengan kejahatan, atau justru lebih
berbahaya dari kejahatan yang dilakukan secara terang-terangan.

9.1 Manusia Dan Tanggungjawab

Konsep tanggung jawab menurut kamus besar bahasa indonesia adalah


keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Sehingga bertanggung jawab
mengandung pengertian kewajiban menanggung memikul jawab, menanggung
segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung segala akibatnya.

9.2 Macam-Macam Tanggung Jawab

Sesuai eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk indovidu dan


makhluk sosial maka tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab terhadap diri sendiri


b. Tanggung Jawab terhadap keluarga
c. Tanggung Jawab terhadap masyarakat
d. Tanggung Jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa

9.3 Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun


tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang,
hormat atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya
pengabdian itu hakekatnya ada rasa tanggung jawab. Secara umum pengabdian
mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Pengabdian pada keluarga


b. Pengabdian kepada masyarakat

15
c. Pengabdian kepada negara
d. Pengabdian kepada Tuhan

9.4 Kesadaran

Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa,


tahu atau ingat (kepada keadaan sebenarnya), keadaan akan ingat kembali (dari
pingsan), bangun (dari tidur), ingat, tahu, dan mengerti. Jadi kesadaran adalah hati
yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah
dikerjakan.

Banyak jenis kesadaran yang dialami oleh manusia. Kesadaran akan harga diri,
kesadaran akan tanggung jawabnya kepada keluarga, kesadaran atau kewajiban
terhadap negara kesadaran akan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan
sebagiannya.

9.5 Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata “korban”, artinya memberikan secara


ikhlas, seperti harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa demi
cintanya atau ikatannya dengan suatu atau demi kesetiaan, kebenaran. Perbedaan
antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena ada
pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan
dapat juga berupa jiwa. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa
ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.

10.1 Manusia dan Kegelisahan

Kegelisahan adalah hidup manusia. Tiap manusia tidak akan lepas dari
rasa gelisah itu cukup lama singgah dihati manusia atau sekedar bergantung
kepada masalah dan pribadi yang disinggahi.

Menurut Sigmun Freud kecemasan dibagi menjadi tiga macam , yaitu :

16
a. Kecemasan tentang kenyataan/obyektif
b. Kecemasan neoritis/saraf
c. Kecemasan moril

10.2 Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata terasing yang berarti tersendiri atau terpisah
sendiri. Sehingga keterasingan berarti terpisah tersendiri. Orang hidup dalam
keterasingan, karena sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat misalnya mencuri, bersikap angkuh, sombong.

10.3 Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga
kata kesepian berarti sunyi atau lengang, tidak berteman. Jika diperhatikan
sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian serupa tetapi sebenarnya tidak
sama. Akan tetappi keterasingan dan kesepian ada hubungannya. Beda antara
keduanya hanya terletak pada sebab akibat.

10.4 Ketidakpastian

Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu pikiran
atau mendua, atau apa saja yang dipikirkan tidak searah, kema tujuannya tidak
jelas. Itu semua akibat pikiran tidak dapat konsentrasi. Ketidak pastian atau
ketidak tentuan adalah bagian dari hidup manusia. Setiap orang hidup pernah
mengalaminya.

10.5 Sebab-sebab Terjadinya Ketidakpastian

Ada beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab
itu antara lain :

a. Obsesi
b. Phobia
c. Kompulsi
d. Delusi
e. Halusinasi

17
f. Keadaan emosi.

11.1 Manusia dan Harapan

setiap manusia mempunyai harapan. manusia tanpa harapan berarti


manusia itu mati dan hidup. orang yang akan meninggal pun mempunyai harapan,
biasanya berupa pesan pesan kepada ahli warisnya. harapan itu biasanya sesuai
dengan pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan lingkungan. seorang
yang punya harapan yang berlebihan tentu menjadi bahan tertawan banyak orang.
harapan berasal dari kata harab yang artinya keinginan agar sesuatu terjadi. Yang
mempunyai harapan atau keinginan itu hati putus harapan berarti putus asa

pada kodratnya manusia adalah makhluk sosial. sejak lahir kedunia selalu
disambut dengan, tato di tangan suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
tidak ada manusia yang luput dari pergaulan hidup. Ada dua hal yang mendorong
hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kebutuhan hidup dan
dorongan kodrad

 dorongan kodrad

Sifat, keadaan atau pembawa alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia
sejak manusia diciptakan oleh Tuhan, misalnya menangis, bergembira, berpikir,
berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan itu semua. kodrad
juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan karena binatang dan tumbuh-
tumbuhan perlu makan berkembang biak dan mati

Yang mirip dengan kodrad manusia adalah binatang tetapi biar bagaimanapun
besar sekali yang membedakan antara kedua makhluk itu adalah bahwa manusia
memiliki Budi kehendak. Budi adalah akal, kemampuan untuk memiliki, kedua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Dengan budi manusia dapat mengetahui mana
yang baik mana yang buruk, mana yang benar mana yang salah, dan dengan
kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah

18
terjelma sifat kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul hidup
bermasyarakat atau hidup bersama dengan masyarakat

 dorongan kebutuhan hidup

Berdasarkan dorongan kebutuhan kodrat dan kebutuhan hidup itu, maka


orang mengharapkan agar kebutuhan hidup itu dapat terpenuhi dengan kebutuhan
kebutuhan manusia itu, Abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia
menjadi lima macam lima macam harapan itu adalah:

1. harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup


2. harapan untuk memperoleh keagamaan
3. harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
4. harapan memperoleh status atau diterima atau di lingkungan
5. harapan untuk memperoleh perwujutan dan cita-cita

11.2 Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini


akan kebenaran kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. ada jenis
pengetahuan yang dimiliki seseorang bukan karena merupakan hasil penyelidikan
sendiri melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu karena dapat
dipercaya. Yang diselidiki bukan masalahnya melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak terima dari orang lain atas
kewajiban itu disebut kepercayaan makin besar kepercayaan. dasar kepercayaan
adalah kebenaran sumber kepercayaan adalah manusia maka ketika itu dapat
dibedakan atas

 kejadian pada diri sendiri


 kepercayaan pada orang lain
 kepercayaan kepada Tuhan

19
DAFTAR PUSTAKA

Fitrah, Yundi. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Jambi: FBS FKIP Universitas Jambi

20

Anda mungkin juga menyukai