Anda di halaman 1dari 2

FUNGSI DAN RUANG LINGKUP AUDIT INTERNAL

Audit internal mempunyai fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan
perusahaan secara umum adalah agar bisa beroperasi secara efektif supaya bisa mencapai
tujuannya, serta dapat menggunakan sumber daya dengan efisien dan perusahaan bisa memperoleh
input secara ekonomis. Auditor internal juga sering dianggap sebagai pencari kesalahan
manajemen karena perkerjaannya sebagai pihak yang memeriksa manajemen perusahaan. Selain itu,
auditor internal juga sering dianggap tidak menguntungkan karena tidak terlalu berdampak pada
perkembangan perusahaan (Roux, 2008). Persepsi tentang auditor internal seperti ini lah yang
menjadi tantangan bagi profesi auditor internal. Seiring perkembangan zaman, audit internal
mengalami perubahan paradigma yang cukup segnifikan yang awalnya auditor internal memiliki
peran sebagai watchdog untuk mencari dan mengungkap temuan bersifat korektif dan memiliki
sikap pasif, menjadi watchdog dan sekalian menjadi katalisator dan konsultan yang bertujuan untuk
memecahkan suatu masalah dalam perusahaan yang bersifat prediktif, korektif, preventif, dan
mempunyai sikap aktif dan komunikatif.
Dimulai dari terungkapnya berbagai peristiwa dunia seperti yang terjadi di Enron dan Bank
Global di Indonesia yang melibatkan adanya aktivitas fraud, korupsi, investasi tidak patut, dan
lainnya, kondisi ini terjadi disebabkan oleh kurangnya pengendalian internal entitas yang berefek
terhadap pertumbuhan entitas di masa yang akan datang dan kinerja entitas. Ditambah lagi dengan
sedikitnya informasi tentang efektivitas dan efisiensi pengendalian internal suatu perusahaan yang
di publikasikan, sehingga sangat banyak ketidakefisiensian tentang pengendalian internal yang tidak
tertangkap. Begitu pula dengan di Indonesia, krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998
menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan, salah satu penyebabnya adalah
kurang nya pengawasan dan belum diterapkan praktik Good Corporate Governance (GCG) yang
baik.
Saat ini di Indonesia, BUMN, perusahaan public dan perusahaan perbankan wajib memiliki
seorang auditor internal untuk memastikan dan membantu sistem pengendalian internal di
perusahaan. Pedoman umum GCG Indonesia juga menyarankan supaya semua perusahaan
mempunyai fungsi pengawasan internal yang merupakan bagian dari sistem. Bahkan untuk
perbankan, dijelaskan dalam peraturan Bank Indonesia nomor : 1/ 6 /PBI/1999 yang menjelaskan
tentang penugasan direktur kepatuhan dan penerapan standar pelaksanaan fungsi audit intern bank
umum. Di dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa bank umum mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan standar pelaksanaan fungsi audit intern bank. Maka dari itu salah satu penyebab
terjadinya pergeseran paradigma adalah karena adanya pengaruh perubahan pada kebutuhan
teknologi, organisasi, dan tingkat kompeksitas aktivitas sistem yang terdapat pada organisasi.
Perkembangan yang sangat pesat sekarang ini membuat auditor internal diakui keberadaannya
menjadi bagian dari salah satu organisasi perusahaan yang mempunyai tugas membantu manajemen
untuk meningkatkan kinerja perusahaan terutama dari aspek pengendalian.
Ruang lingkup audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi secara independen
dan objektif yang dibuat supaya biasa memberikan nilai tambah untuk organisasi, dengan
membantu organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya melalui penilaian, pengendalian internal,
dan corporate governance. Kegiatan audit internal sendiri adalah untuk menilai atau menguji
efektivitas sistem pengendalian intern yang ada dalam perusahaan. Ruang lingkup dan kegiatan
audit internal yang ada saat sudah didefinisikan oleh IIA dalam Reding (2007) yang menyebutkan
bahwa “Internal Auditing is an independent, objective, assurance, and consulting activity designed
to add value and improve an organization’s operations. It helps organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, discipline approach to evaluate and improve effectiveness of
risk management, control, and governance processes.” Tanpaperan dari audit internal, dewan
direksi atau pemimpin pada suatu organisasi tidak akan mempunyai sumber informasi internal yang
independen tentang kinerja yang terjadi dalam perusahaan.
peran auditor internal sebagai konsultan akan membawa auditor internal untuk selalu
meningkatkan pengetahuan tentang profesi auditor maupun aspek bisnis, sehingga dapat membantu
pemimpin atau manajemen dalam memecahkan suatu masalah. Kemampuan untuk memberikan
suatu rekomendasi pemecahan masalah dalam perusahaan dapat auditor internal peroleh melalui
pengalaman yang banyak dalam melakukan audit di berbagai divisi oerganisasi. Selain menjadi
konsultan internal, seorang auditor internal juga diharapkan bisa menjadi seorang katalisator.
Katalis bisa diartika sebagai suatu zat yang memiliki kegunaan untuk mempercepat reaksi namun
tidak ikut reaksi tersebut. fungsi auditor internal sebagai katalisator diharapkan bisa membantu
manajemen dalam mengelola perusahaan melalui saran-saran yang bersifat konstruktif dan bisa
digunakan untuk kemajuan perusahaan namun tidak ikut dalam aktivitas operasional perusahaan.
Auditor Internal dapat melakukan dua hal dalam fungsinya untuk membantu perusahaan, salah
satunya yaitu Value-Added Internal Auditing yang memiliki tujuan supaya auditor internal bisa
memberikan suatu analisis operasional secara independen dan obyektif, menguji berbagai aktivitas,
proses dan fungsi pada organisasi serta ekternal value chain, membantu perusahaan untuk
merancang strategi suatu bisnis yang obyektif, melakukan assessment secara sistematis melalui
pendekatan multidisiplin, menilai efektivitas risk management, control, dan governance process dan
melakukan evaluasi
Ruang lingkup dari Value-Added Internal Auditing yaitu Audit Sistem Informasi Audit
Program dan Kinerja, Audit Laporan Keuangan, serta Audit Kepatuhan dan Pengendalian. Sistem
nilai tambah seperti yang dibahas di dalam International Standards for the Professional Practice of
Internal Auditing yaitu, nilai bisa diperoleh dengan meningkatkan peluang untuk mencapai tujuan
perusahaan, mengidentifikasi terjadinya peningkatan kegiatan operasional, dan mengurangi resiko
melalui jasa assurance dan konsultasi. Dalam standar Institute of Internal Auditors (IIA) 2100
dijelaskan bahwa aktivitas audit internal harus bisa berkontribusi dan mengevaluasi dalam
pengembangan proses manajemen resiko, governance, dan pengendalian internal dengan
menggunakan pendekatan yang disiplin dan sistematis. Nilai tambah bisa dibahas jika hasil audit
bisa meningkatkan kinerja oerganisasi, bukan hanya sekedar verifikasi kepatuhan terhadap
prosedur.
Supaya bisa memberikan nilai tambah bagi suatu organisasi, auditor internal melaksanakan
assurance dan consulting activity. Standar internasional audit internal, yaitu The International
Standards For The Professional Practice of Internal Auditing (IIARF, 2008) sudah membentuk
panduan tentang kegiatan audit yang mencakup assurance dan consulting service. Penduan
terdapat di setiap butir standar yang selanjutnya didefinisikan lagi menjadi sub-sub bagian standar
tentang cara melaksanakan assurance dan consulting activity. Dari pengertian audit internal yang
memiliki fungsi sebagai konsultan dalam perusahaan, serta beberapa kasus tentang perusahaan
besar yang terdapat di dunia masih terlibat dalam aktivitas korupsi, kecurangan, dan lainnya, maka
bisa disimpulkan bahwa auditor internal harus ada untuk membantu perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Auditor internal diharapkan bisa melakukan Value-Added Internal Auditing, karena
efektivitas audit internal yang rendah rendah bisa menjadi tanda bahwa rendahnya nilai tambah,
begitupun sebaliknya.
Dalam suatau penelitian disebutkan bahwa perubahan pengertian audit internal masih
jarang dilakukan. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil dari tanggapan auditor internal terhadap
keterlibatan audit internal di dalam aktivitas consulting yaitu sebagai hal yang bisa membawa
manfaat yang positif karena dengan pemberdayaan kepegawaian, moral, dan hal umum lain dari
tugas audit internal dalam suatu organisasi, aktivitas audit, dan kemampuan untuk memberikan nilai
tambah, meskipun hal ini dapat menyebabkan bertambahnya biaya karena beban kerja yang juga
megalami peningkatan dan dalam penelitian ini juga sampaikan bahwa di Irlandia keikutsertaan
seorang audit internal dalam kegiatan consulting bisa menurunkan tingkat independensi dan
obyektivitas dari auditor internal, selain itu terdapat juga laporan meningkatnya resiko terjadinya
konflik kepentingan bagi staf audit internal. Jika dibandlngkan dengan hasil dari laporan auditor di
Italia sangat berbanding terbalik karena keterlibatan audit internal dalam aktivitas consulting bisa
memberikan peningkatan pada independensi dan obyektivitas auditor internal, dan juga hal ini tidak
mempengaruhi risiko terjadinya konflik kepentingan seperti laporan audit yang berasal dari Irlandia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Audit Internal
    Audit Internal
    Dokumen6 halaman
    Audit Internal
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Ilmu Budaya Dasar (Tugas Kelompok)
    Ilmu Budaya Dasar (Tugas Kelompok)
    Dokumen20 halaman
    Ilmu Budaya Dasar (Tugas Kelompok)
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Seminar
    Pertanyaan Seminar
    Dokumen2 halaman
    Pertanyaan Seminar
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Materi Tea PDF
    Materi Tea PDF
    Dokumen18 halaman
    Materi Tea PDF
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Makalah Akl 2
    Makalah Akl 2
    Dokumen22 halaman
    Makalah Akl 2
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Akl 2
    Akl 2
    Dokumen14 halaman
    Akl 2
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Makalah Akl 2
    Makalah Akl 2
    Dokumen22 halaman
    Makalah Akl 2
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Kasus Audit
    Kasus Audit
    Dokumen2 halaman
    Kasus Audit
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    Anonymous oejOz09gm
    Belum ada peringkat