Dosen Pengampu :
Kelompok 1 :
Najma Shoffinia (
Yovi Maulida (
Secara umum, seseorang tidak dapat hidup tanpa orang lain, sehingga
seseorang membutuhkan sosialisasi. Sedangkan sosialisasi itu merupakan sebuah
cara yang perlu dilakukan oleh masyarakat agar masyarakat dapat memahami dan
mengetahui peran dan normanya, serta dapat berpartisipasi sebagai anggota
kelompok masyarakat. Sekolah merupakan salah satu dari agen sosial. Ada empat
bagian agen sosial yang utama yakni keluarga,kelompok bermain, media massa dan
lembaga sekolah.Apabila telah mengetahui apa itu sosialisasi, maka kita perlu
mengetahui cara bersosialisasi dan agen-agen dalam bersosialisasi agar kita bisa
lebih mengenal sosialisasi dan tempat berlangsungnya sosialisasi. Kemudian
apabila sosialisasi dan agen-agen serta cara-caranya tidak berjalan dengan baik,
maka akan membuat orang itu tidak tahu apa-apa. Begitu juga orang yang tahu
sosialisasi tetapi tidak di jalankan sama saja tidak tahu apa-apa, begitu sebaliknya.
Agen-agen dan jalur sosialisasi itu bisa didefinisikan sebagai isi dalam sosialisasi,
dan menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi.
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang mana digunakan untuk membantu
para individu maupun peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, bagaimana mereka hidup berinteraksi dan berfikir untuk dapat
berperan sesuai fungsinya. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan yang mana dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut
sosialisasi sebagai teori mengenai peran karena dalam proses sosialisasi diajarkan
peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Nasution juga menjelaskan bahwa sosialisasi merupakan proses bimbingan
individu ke dalam dunia sosial. Kemudian sosialisasi dilakukan dengan mendidik
individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi
anggota yang baik dan dalam berbagai kelompok khusus, sosialisasi dapat dianggap
sama dengan pendidikan.
Abu Ahmadi juga menguraikan tentang proses sosialisasi itu sendiri.
Pertama, proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi di
mana individu menahan, mengubah motivasi dalam dirinya dan mengambil alih
cara hidup dan kebudayaan masyarakat. Kedua, dalam proses sosialisasi, individu
mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku, dan
standart tingkah laku dalam masyarakat di mana dia hidup. Ketiga , semua sikap
dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan
dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadi.
Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut sosialisasi.
Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus
dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan
dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi adalah soal belajar. Dalam proses
sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan
2
lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial seperti berbahasa, bergaul,
berpakaian, cara makan, dan sebagainya.
Segala sesuatu yang dipelajari individu harus dipelajari dari anggota
masyarakat lainnya, secara sadar apa yang diajarkan oleh orang tua, saudara-
saudara, anggota keluarga lainnya dan di sekolah kebanyakan oleh gurunya.
Dengan tak sadar ia belajar ia belajar dengan mendapatlan informasi secara
insidental dalam berbagai situasi sambil mengamati kelakuan orang lain, membaca
buku, menonton televisi, mendengarkan percakapan orang, dan sebagainya atau
menyerap kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh proses sosialisasi
berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungannya.
Menurut Sosiolog dan Psikolog George Herbert Mead, tahapan sosialisasi
seorang melewati empat tahap dalam proses yang berbeda, dimana proses ini
nantinya saling berkaitan erat.
1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dimulai sejak bayi lahir sampai tahap mengenali
lingkungan, baik suara, gerak ataupun hal yang lain namun belumlah
sempurna. Bayi akan mulai meniru gerakan maupun suara yang ia
dengar namun dengan bahasanya dan gayanya sendiri.
2. Tahap Meniru (Play Stage)
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap persiapan, yaitu tahap
meniru dengan sempurna. Anak mulai meniru dengan tepat apa yang
orang sekeliling lakukan baik bicara maupun melakukan suatu hal.
Dalam tahap ini sudah bisa dilakukan komunikasi verbal maupun secara
batin karna disini mulai ada timbal balik komunikasi.
3. Tahap Bertindak (Game Play)
Tahap ini gaya meniru orang sudah jarang dilakukan, diganti dengan
bertindak atau melakukan sesuatu secara sadar, sudah bisa menjalin
hubungan dengan kelompok, mulai menyadari posisinya diluar
lingkungan keluarga.
4. Tahap penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage)
Tahap ini sudah bisa dikatakan sebagai manusia yang dewasa,
mengetahui sepenuhnya normal yang berlaku di masyarakat, hukum,
3
agama, sosial, maupun yang lainnya. Dalam tahap ini sudah bisa
disebut sebagai warga Negara secara penuh
4
CURRICULLUM). Pelaksananya tidak terprogram secara eksplisit, tetapi
terintegrasi dalam semua proses dan kegiatan di sekolah.
1. Keluarga
a. Penguasaan diri
Masyarakat menuntut penguasaan diri pada anggota-anggotanya.
Proses mengajar anak untuk menguasai diri ini di mulai pada orang tua
melatih anak untuk memelihara kebersihan dirinya. Ini merupakan tuntunan
sosial pertama yang dialami oleh anak untuk latihan penguasaan diri.
Tuntunan penguasaan diri ini berkembang, dari yang bersifat fisik kepada
penguasaan diri secara emosional. Anak harus menahan kemarahannya
terhadap orang tua atau saudara-saudaranya. Tuntunan sosial yang menuntut
agar anak menguasai diri merupakan pelajaran yang berat bagi anak.
b. Nilai-nilai
Bersamaan dengan latihan penguasaan diri ini kepada anak diajarkan
nilai-nilai, sambil melatih anak menguasai diri agar permainannya dapat
dipinjamkan kepada temannya, kepadanya diajarkan nilai kerja sama.
Sambil mengusai diri agar tidak bermain-main dahulu sebelum
menyelesaikan pekerjaan rumahnya, kepadanya diajarkan tentang nilai
sukses dalam pekerjaan.
c. Perana –peranan sosial
Mempelajari peranan-peranan sosial ini terjadi melalui interaksi
sosial dalam keluarga. Setelah dalam diri anak berkembang kesadaran diri
sendiri yang membedakan dirinya dengan orang lain, dia mulai mempelajari
peranan-peranan sosial yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya.
2. Sekolah
a. Transmisi kebudayaan
Di sekolah, anak tidak hanya mempelajari pengetahuan dan
ketrampilan, melainkan juga sikap, nilai-nilai dan norma-norma. Sebagian
besar sikap dan nilai-nilai itu dipelajari secara informal melalui situasi
formal di kelas dan di sekolah.
5
b. Memilih dan mengajarkan peranan sosial
Tugas utama pendidikan sekolah sekarang ialah mengajarkan
bagaimana caranya belajar, kepada anak di berikan pengetahuan kunci dan
motivasi belajar yang memungkinkan mereka belajar terus sepanjang
hidupnya setela menyelesaikan pendidikannya pada sesuatu jenjang
pendidikan formal.
c. Integrasi sosial
Masyarakat indonesia mengenal macam-macam suku bangsa
masing-masing dengan adat istiadatnya sendiri bermacam-macam bahasa
daerah, agama, pandangan politik, dan berbeda-beda taraf
perkembangannya. Sebab itu tugas pendidikan sekolah yang terpenting
ialah ,menjamin integrasi sosial. Cara menjamin integrasi sosial ialah :
1) sekolah mengajarkan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia
2) sekolah mengajarkan pengalaman-pengalaman yang sama kepada
anak melalui keseragaman kurikulum dan buku-buku pelajaran dan
buku bacaan di sekolah.
3) Sekolah mengajarkan kepada anak corak kepribadiaan nasional
melalui pelajaran sejarah, dan geografi nasional, upacara-upacara
benderaw, peringatan hari besar nasional, lagu besar nasional dan
sebagainya. Pengenalan kepribadiaan nasional itu akan
menimbulkan perasaan nasionalisme, perasaan nasionalisme itu
akan membangkitkan patriotisme.
d. Inovasi sosial
Melalui pendidikan di sekolah kepada masyarakat disekelilingnya
sekolah mengajarkan tentang kesehatan lingkungan, gizi, kebiasaan
menabung, pembaharuan cara bertani, cara bekerja yang lebih efisien, dan
lain sebagainya.
e. Perkembangan kepribadiaan anak
Pendidikan sekolah memperhatikan perkembangan watak anak
melalui latihan kebiasaan dan tata tertib, pendidikan agama dan budi
pekerti, dan sebagainya. Dari penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa
pendidikan sekolah berfungsi memperkembangkan kepribadiaan anak
secara keseluruhan.
6
f. Kebudayaan sekolah
Sekolah merupakan salah institusi sosial yang mempengaruhi proses
sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan kepada anak. Sekolah
sebagai system sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi
sosial di antara para anggotanya yang bersifat unik.
3. Kelompok Sebaya
Sosialisasi dalam kelompok sebaya dilakukan dengan cara mempelajari pola
interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu,
dalam kelompok bermain anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur
peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-
nilai keadilan.
4. Media Massa
Sosialisasi dalam kelompok sebaya dilakukan dengan cara mempelajari pola
interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu,
dalam kelompok bermain anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur
peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-
nilai keadilan