PEMBAHASAN
Pemahaman tentang identitas itu merupakan hal yang penting karena perkembangan
identitass berperan penting bagi kejiwaan seseorang. Hal ini tergambar dari tujuan utama masa
remaja dalam pembentukan identitas yang apabila para remaja tersebut gagal dalam mencapai
identitas yang aman maka akan dihadapkan pada kerumitan identitas itu sendiri, kejelasan dalam
mengenal diri mereka dan apa peranan mereka dalam hidup.
Pemahaman akan pentingnya identitas ini juga berlaku dalam aspek pembelajaran dan
praktik komunikasi. Hal ini dikarenakan oleh pengaruh perkembangan zaman yang
menyebabkan terjadinya keberagaman yang muncul dari praktik imigrasi, pernikahan
antarbudaya,globalisasi, serta keberagaman nilai yang berbeda menjadikan identitas suatu hal
yang penting dalam keberagaman kehidupan masyarakat.
Identitas merupakan suatu hal yang abstrak sehingga tidak mudah untuk sekedar
diartikan. Beberapa ahli komunikasi diantaranya Gardiner dan Komitzki, melihat identitas
sebagai “definisi diri seseorang sebagai individu yang berbeda dan terpisah, termasuk perilaku,
kepercayaan dan sikap”. Kemudian Ting Tomey menganggap identitas sebagai “konsep diri yang
direflekasikan atau gambaran diri bahwa kita berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan
proses sosialisasi individu. Identitas pada dasarnya merujuk pada pandangan reflektif mengenai
diri kita sendiri ataupun persepsi orang lain mengenai gambaran diri kita. Martin dan Nakayama
juga mendefinisikan secara ringkas mengenai identitas yaitu sebagai “konsep diri sendiri, siapa
kita sebagai seorang manusia”. Fong menjelaskan identitas budaya sebagai identifikasi
komunikasi dari sistem perilaku simbolis verbal dan non-verbal yang memiliki arti dan yang
dibagikan di antara anggota kelompok yang memiliki rassa saling memiliki dan yang membagi
tradisi, warisan, bahasa, dan norma-norma yang sama. Identitas budaya adlaah konstruksi sosial.
Menurut Turner, ada tiga kategori dalam mengelompokkan identitas yaitu identitas
manusia, identitas, sosial, dan identitas pribadi. Identitas manusia adalah pandangan yang
merelasikan Anda dengan seluruh manusia dan memisahkan anda dari bentuk kehidupan yang
lain. identitas sosial adalah perwakilan dari kelompok budaya anda. Identitas sosial merupakan
produk dari perbedaan antara menjadi anggota dari kelompok sosial tertentu dan bukan angggota
dari kelompok sosial yang lain. identitas pribadi dapat dikatakan sebagai jati diri yang berarti hal
yang membedakan individu yang satu dengan individu lainnya sehingga menjadikan identitas
pribadi sebagai sesuatu yang spesial dan unik.
Seseorang tidak hanya memiliki satu jenis identitas saja, namun terdiri dari berbagai jenis
identitas yang saling berhubungan.suatu identitas sosial yang penting dan nyata dipilih
berdasarkan situasi yang ada. Seseorang akan fokus menekankan pada satu identitas yang paling
sesuai dengan variasi situasi atau konteksnya. Misalnya ketika berada didalam kelas, maka
identitas utama seorang individu adalah sebagai pelajar, namun berbeda lagi jika digunakan
untuk situasi yang lain seperti ketika berada di konteks pekerjaan maka identitas utamanya
adalah identitas pekerjaan. Identitas-identitas yang muncul dalam berbagai konteks tersebut juga
tidak lepas dari adanya pengaruh budaya. Dilihat dari segi identitas sosial yang dipilih, terdapat
beberpa kategori tipe budaya yaitu:
Etnisitas atau identitas etnis berasal dari warisan, sejar, tradisi, nilai, kesamaan perilaku,
asal daerah, dan bahasa yang sama. Identitas budaya seseorang bersala dari klasifikasi regional
seperti Etnis Kurdi, kelompok etnis besar di Irak bagian Utara; Etnis Roma yang tersebar
disepanjang Eropa bagian Timur dan Barat dan etnis-etnis lainnya. Keistimewaan identitas etnis
ini adalah identitas ini dapat melebihi identitas atau rasa nasional seorang individu.
d. Identitas Rasial
Identitas rasial biasanya berhubungan dengan ciri-ciri fisik luar seperti warna kulit,
tekstur rambut, penampilan wajah, dan bentuk mata. Dengan adanya beberapa perbedaan yang
tampak dari satu ras k eras yang lainnya, maka ras merupakan konsepsi sosial yang timbul dari
usaha untuk mengklasifikasikan orang ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Identitas
rasial ini kemudian digunakan dalam beberapa lingkungan masyarakat untuk mengidentifikassi
orang sebagai orang luar.
e. Identitas Regional
Dalam satu negara, dapat dibagi menjadi beberapa identitas yang berbeda disetiap
daerahnya disebabkan oleh adanya pengaruh geografis yang merefeleksikan ciri budaya yang
beragam.
f. Identitas Organisasi
Pada beberapa budaya terutama pada budaya kolektif, keanggotaan seseorang dalam
organisasi menjadi sumber penting identitas.
g. Identitas pribadi
Identitas pribadi adalah identitas yang menjadikan seorang individu tersebut memiliki
karakter yang unik sebagai pembeda dari individu lain. peran budaya yang berpengaruh pada
pembentukan identitas seseorang adalah dengan adanya perbedaan budaya orang akan memiliki
pandangan yang berbeda mengenai dirinya, orang lain dan keterikatan di antara keduanya.
Dunia maya seperti internet memberikan kemudahan akses bagi setiap orang untuk keluar
dari batasan identitas sehari-hari. Dengan kata lain internet dapat memungkinkan seseorang
untuk memilih sisi positifnya dari identitas mereka dan menghilangkan sisi negatifnya bahkan
hal ini juga memungkinkan mereka untuk membentuk identitas baru.
Collier, juga merumuskan kategori tipe budaya dari yang paling general dan umum
hingga yang lebih spesifik yaitu:
1. budaya nasional
2. budaya etnis
3. budaya gender
4. budaya profesi
5. budaya geografis
6. budaya organisasi
Keterlibatan seseorang dengan melakukan interaksi dengan individu lain menjadi faktor
dalam proses membangun sebuah identitas sosial. Manusia memperoleh dan mengebangkan
identitas mereka melalui interaksi dalam kelompok budaya merea, perkembangan identitas
selanjutnya, menjadi proses dalam keluarga dan sosialisasi budaya yang dipengaruhi oleh budaya
lain. Identitas sosial pada awalnya diperoleh dari keluaga yang dimulai sejak lahir atau identitas
individu. Identitas yang berisi realita subyektif seseorang dibentuk oleh lingkungan, masyarakat
dan komunitasnya. Dalah hal ini, keluarga merupakan lingkungan terdekat dalam menentukan
identitas individu sebelum terlibat pada lingkungan sosial yang membangun serta
mengembangkan identitas sosialnya.
Identitas dibentuk oleh proses-proses sosial yang ditentukan oleh struktur sosial .
kemudian identitas tersebut dipelihara, dimodifikasi, atau bahkan dibentuk ulang oleh hubungan
sosial. Sebaliknya, identitas yang dihasilkan oleh interaksi antara organisme, kesadaran individu,
dan struktur sosial bereaksi dengan struktur yang sudah diberikan, memelihara, memodifikasi,
atau bahkan membentuknya Kembali. Identitas sosial juga dapat diukur dari pola budaya
setempat. Hal ini disebabkan karena adanya perkembangan arus zaman yang menyebabkan
globalisasi dan percampuran budaya.
Budaya dapat memebntuk pemahaman dan ekspektasi mengenai komunikasi yang benar
dan sesuai dengan berbagai latar sosial. Pemahaman dan ekspektasi ini berhubungan dengan
budaya dan pemahaman akan nilai-nilai yang berbeda dalam budaya masing-masing. Dalam
pertemuan antarbudaya, harapan berbeda mengenai identitas serta gaya komunikasi yang
ditampilkan berpotensi menimbulkan kegelisahan, kesalahpahaman, dan bahkan konflik. Oleh
karena itu, untuk menghindari maslaah yang berpotensi muncul selama interaksi antarbudaya,
maka diperlukan pengembangan kompetensi antarbudaya. Kompetensi antarbudaya terjadi ketika
identitas yang diakui sesuai dengan identitas yang diwarisi. Apabila terjadi perbedaan identitas
antara dua orang yang sedang berinteraksi, yang diperlihatkan oleh perbedaan karakter, seperti
sifat dan lain sebagainya, maka alangkah baiknya keduanya ssama-sama merundingkan jenis
hubungan yang saling mutual yang didasari pada beberapa penyesuaian dan akomodasi serta
fleksibilitas adaptasi. Hal ini bertujuan untuk mencapai kepuasan secara sosial yang ditunjukkan
oleh komponen penting dalam keterampilan komunikasi antarbudaya:motivasi, pengetahuan, dan
kemampuan.
Chuang menuliskan bahwa “identitas budaya menjadi kabur ditengah tengah integrasi
budaya, interaksi bikultur,pernikahan antar ras,dan proses adaptasi yang menguntungkan”.orang
yang hidup diantara identitas budaya meningkat jumlahnya,yaitu orang yang memiliki lebih dari
satu identitas etnis,ras atau agama.
Identitas merupakan persamaan dan perbedaan,dengan kata lain kita mengidentifikasikan sesuatu
sebagai akibat dari preferensi,pemahaman,kebiasaan atau sosialisasi.anda akan lebih cenderung
menyukai orang yang sehobi atau bertoleransi terhadap orang orang dan hal hal yang lebih di
sukai dan lebih mengerti,dan lebih terbiasa bagi anda.
Persamaan dan perbedaan juga berperan dalam hubungan sosial,psikolog yang melakukan
penelitian tentang daya Tarik interpersonal menghasilkan,semakin mirip seseorang dengan yang
lainnya semakin suka mereka satu sama lain.dalam konteks komunikasi dengan latar budaya
yang berbeda hal ini membuat perbedaan itu sebagai kondisi yang normative,cara kita dalam
mengatasi perbedaan ini adalah kunci sukses suatu interaksi antar budaya.
2.8 STREOTIP
Ketika berhadapan dengan suatu hal yang tidak sama dan tidak kita ketahui , kita Cenderung
untuk memiliki stereotip . Stereotip biasa terjadi, karena kita bertemu Dengan banyak orang
asing dan terkadang dihadapkan pada kesempatan yang tidak lazim. Jadi , stereotipe dapat
menjadi hal yang wajar dalam menghadapi sesuatu yang tidak kita ketahui. Masalah timbul
ketika kita tidak menyadari bahwa kita memiliki streotip negative.
Pengertian streotip
Stereotip merupakan bentuk kompleks dari pengelompokan yang secara mental mengatur
pengalaman Anda dan mengarahkan sikap Anda dalam menghadapi orang orang tertentu . Hal
ini menjadi cara untuk mengatur gambaran - gambaran yang Anda niliki ke dalam suatu kategori
yang pasti dan sederhana yang Anda gunakan untuk mewakili sekelompok orang .Psikolog
Abbate , Boca , dan Bocchiaro memberikan pengertian yang lebih formal : " Sterotip merupakan
susunan kognitif yang mengandung rengetahuan , kepercayaan , dan harapan si penerima
mengenai kelompok sosial manusia”
Alasan mengapa stereotip itu begitu mudah menyebar adalah karena manusia memiliki
kebutuhan psikologis untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan suatu hal.Dunia di mana
kita tinggal ini terlalu luas , terlalu kompleks , dan terlalu dinamis untuk Anda ketahui secara
detail . Jadi , Anda ingin mengelompokkan dan mengotak ngotakkannya . Masalahnya bukan
pada pengelompokan atau pengotakan tersebut , namun pada overgeneralisasi dan penilaian
negatif ( tindakan atau prasangka ) terhadap anggota kelompok tersebut .
Stereotip dapat positif ataupun negatif . Stereotip yang merujuk sekelompok orang
sebagai orang malas , kasar , jahat atau bodoh jelas - jelas merupakan stereotip negatif . Tentu
saja , ada stereotip yang positif , seperti asumsi pelajar dari Asia yang pekerja keras ,
berkelakuan baik , dan pandai . Bagaimanapun , karena stereotip mempersempit persepsi kita ,
maka stereotip dapat mencemarkan komunikasi antarbudaya . Hal in karena stereotip cenderung
untuk menyamaratakan ciri - ciri sekelompok orang . Misalnya , kita tahu bahwa tidak semua
pelajar Asia yang pekerja keras , dan pandai , dan tidak ada sekelompok orang yang semuanya
adalah pemalas .
Mempelajari streotip
Streotip dipelajari dengan berbagai cara,streotip itu tidak lahir dengan anda namun
streotip tersebut di pelajari. Mungkin unsur yang paling nyata dan penting dari stereotip adalah
proses sosialisasi yang dimulai dengan orangtua kita . Ketika banyak orangtua yang menghindar
untuk mengajarkan anaknya untuk berpikir secara stereotip , kami cenderung untuk setuju
dengan Schneider ketika ia menuliskan bahwa banyak orangtua yang secara langsung dan tidak
langsung mengajarkannya . Anak - anak yang mendengar orangtuanya berkata " Semua
gelandangan terlalu malas untuk mencari kerja " sedang belajar tentang stereotip .Ketika anak -
anak mulai bersekolah , teman sekelas menjadi pembawa stereotip . Tentu saja , proses
sosialisasi terus berlangsung seiring si anak menjadi anggota berbagai kelompok agama dan
sosial.Kelompok - kelompok ini , walaupun mengajarkan suatu pandangan yang baik , namun
juga secara sengaja atau tidak sengaja mengajarkan stereotip mengenai pandangan yang lain .
Misalnya , dengan belajar cara pandang agama tertentu dan pada waktu yang sama
mendengarkan " kejahatan teroris agama , " anak anak mungkin mempelajari stereotip mengenai
Islam . Banyak stereotip juga disediakan oleh media massa dan disebarkan secara luas melalui
berbagai bentuk media , seperti iklan , film , dan komedi situasi serta opera sabun di televisi .
Televisi terbukti bersalah dalam menyediakan gambaran yang salah mengenai banyak kelompok
etnis , orang tua , dan kaum gay . Media juga berperan dalam mengabadikan persepsi stereotip
tertentu mengenai perempuan dan laki - laki . Wood menyimpulkan penggambaran perempuan
dan laki - laki yang dibuat oleh televisi dalam tulisannya " Media sering menampilkan laki - laki
sebagai sosok yang aktif , petualang , kuat , agresif secara seksual , serta tidak terlibat dalam
hubungan manusia , dan menggambarkan perempuan sebagai sosok muda , kurus , cantik , pasif ,
bergantung , dan kadang tidak cakap.
Stereotip menjadi masalah ketika kita menempatkan orang di tempat yang salah , ketika
kita menggambarkan norma kelompok dengan tidak benar , ketika kita mengevaluasi suatu
kelompok dibandingkan menjelaskannya , ketika kita mencampuradukkan stereotip dengan
gambaran dari seorang individu , dan ketika kita gagal untuk mengubah stereotip berdasarkan
pengamatan dan pengalaman kita yang sebenarnya.
Menurut Samovar dan Porter (2014) ada empat alasan mengapa stereotipe menghambat
komunikasi antarbudaya:
4. Keempat, stereotipe jarang berubah, karena stereotipe biasanya berkembang sejak awal
kehidupan dan terus berulang dan diperkuat dalam suatu kelompok.hubungan langsung kadang
memperkuat asosiasi yang sudah ada mengenai kelompok target dari ciri cirinya yang streotip.
Menghindari streotip
Karena budaya dan streotip dipelajari sejak kecil,pertama untuk menghindari stereotip
dimulai dalam masa kanak - kanak . Ada banyak bukti bahwa anak yang memiliki hubungan
tatap muka yang positif dengan kelompok lain memiliki sedikit stereotip yang negatif
dibandingkan anak yang menghindari hubungan seperti itu. Sebenarnya , peneliti menyarankan
bahwa sterotip dapat v berubah meningkatkan interaksi mereka satu sama lain . Melalui
interaksi ini , stereotip fiksi dan negatif stereotip dapat dibuktikan salah. Menurut tingtomay dan
chung untuk menghindari streotip adalah mempelajari perbedaan stereotip yang fleksibel dan
tidak fleksibel.streotip tidak fleksibel bersifat itu kaku,tetap,dan terjadi secara
otomatis,prasangka ini harus di hindari karena streotip itu berakar kuat.
2.9 PRASANGKA
Fungsi ini memungkinkan orang untuk memiliki prasangka tanpa harus mengakui bahwa
memiliki suatu kepercayaan mengenai satu kelompok luar.contoh seseorang yang mengatakan
“nilai sejarah saya semester ini rendah karena dosen merasa kasihan pada kelompok minoritas
sehingga memberikan mereka nilai yang tinggi” ucap seseorang yang mengatakannya untuk
menyatakan prasangkanya juga mempertahankan harga dirinya dibandingkan introspeksi diri
mengapa nilainya rendahh
2. fungsi utilitarian
Fungsi ini ketika orang orang percaya bahwa perilaku mereka menunjukkan nilai
tertinggi dan paling bermoral dari semua budaya.hal ini berkaitan dengan agama,pemerintah,dan
politik.mereka memiliki prasangka buruk terhadap orang yang memiliki pandangan yang
berbeda dengan mereka.
4. fungsi pengetahuan
Pernyataan prasangka
Prasangka dinyatakan dalam berbagai cara,kadang secara halus dan tidak
langsung,namun juga kadang secara langsung dan terang terangan.adapun berbagai cara dalam
menyatakan prasangka:
1. Prasangka dinyatakan melalui apa yang di sebut allport dengan antikolusi,yaitu istilah negative
atau streotip mengenai anggota dari kelompok target.
2. Orang memiliki prasangka ketika mereka menghindari atau menarik diri untuk berhubungan
dengan suatu kelompok yang tidak disukai.
3. Ketika prasangka menghasilkan diskriminasi.orang yang menjadi target prasangka akan keluar
dari kelompoknya ketika pekerjaan, tempat tinggal,hal politik,kesempatan pendidikan dan
rekreasi,gereja,rumah sakit atau institusi sosial lainnya dipermasalahkan.
4. Ketika prasangka ke level berikutnya,yaitu ekspresi, anda akan melihat serangan fisik.bentuk
prasangka ini akan meningkatkan permusuhan jika dibiarkan.
Prasangka yang anggap sebagai sebuah sikap ini mempunyai dua implikasi. Pertama,
sikap seringkali merupakan fungsi dari skema yaitu kerangka kerja kognitif untuk mengorganisir,
menginterpretasidan memanggil kembali suatu informasi. Jadi individu yang berprasangka
terhadap kelompok tertentu mempunyai kecenderungan untuk memproses informasi tentang
kelompok ini berbeda dengan kelompok lainnya. Parke, 1991 (dalam Brigham, 1991)
menyatakan bahwa informasi yang konsisten dan mendukung dengan prasangkanya akan lebih
mendapat perhatian, di ingat lebih dalam dan sering dan akibatnya cenderung untuk diingat
secara lebih akurat dibanding dengan informasi yang tidak konsisten. Kedua adalah prasangka
sebagai suatu jenis sikap, ini melibatkan emosi dan perasaan negatif. Bahkan seringkali
melibatkan ekspektasi atau harapan dan juga kepercayaan tertentu. Inilah yang kemudian
memunculkan stereotip.
2.10 Rasisme
Pengertian Rasisme
Rasisme merupakan lanjutan dari streotip dan prasangka, seperti pada pengertian yang
dinyatakam oleh Leone dalam paragraph di bawah ini: “Rasisme merupakan kepercayaan
terhadap superioritas yang diwarisi oleh ras tertentu. Rasisme menyangkal kesetaraan manusia
dan menghubungkan kemampuan dengan komposisi fisik. Jadi, sukses tidaknya hubungan social
tergantung dari warisan genetic dibandingkan dengan lingkungan atau kesempatan yang ada.”
Penting untuk memerhatikan “superioritas” dalam pengertian ini. Pandangan tentang superioritas
inilah yang memungkinkan seseorang untuk memperlakukan kelompok lain secara buruk
berdasarkan ras, warna kulit, agama, Negara asal, nenek moyang atau orientasi seksual.
Pernyataan Rasisme
Seperti yang telah dinyatakan, rasisme dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk.
Beberapa dapat dilihat sementara yang lainnya agak sulit. Secara umum, bentuk ini dapat
dikelompokkan sebagai personal atau institusional. “Rasisme Personal sendiri atas tindakan,
kepercayaan, perilaku dan tindakan rasial sebagai bagian dari seorang individu.” Sementara
rasisme institusional, Bloom menjelaskan dengan spesifik dalam tulisannya. “Rasisme
institusional merujuk pada tindakan merendahkan suatu rasa atau perasaan antipasti yang
dilakukan oleh institusi social tertentu seperti sekolah, perusahaan, rumah sakit atau system
keadilan kriminal.”
Menghindari Rasisme
Walaupun pandangan mengenai ras sangat luas, ada empat langkah yang dapat diambil untuk
mengurangi rasa rasisme dalam diri sendiri atau orang lain. Pertama, cobalah untuk jujur
terhadap diri sendiri ketika memiliki pandangan rasial. Memang mudah untuk mengatakannya,
namun sulit untuk melaksanakannya. Kedua, nyatakan ketidaksetujuan diri sendiri terhadap
setiap lelucon atau hinaan terhadap ras setiap kali mendengarnya. Tindakan berani ini akan
mengirimkan pesan kepada orang lain bahwa diri sendiri menolak segala bentuk tindakan rasial.
Ketiga, hormatilah kebebasan. Konstitusi Amerika Serikat menyatakan, “Janganlah ada satu
Negara bagian pun yang menghalangi seseorang untuk hidup, bebas atau memiliki harta, atau
menghalangi seseorang untuk mendapat perlindungan hokum yang sama.” Dari deklarasi ini,
untuk mempertahankan kebebasan diri sendiri harus memandang bahwa setiap individu bebas
dari batasan politik dan social. Keempat, analisislah akar sejarah rasisme. Alasan tindakan ini
dituliskan oleh Solomos dan Back dalam tulisannya bahwa seluruh pengaruh rasisme nyata dan
terjadi.
2.11 ETNOSENTRISME
Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme dapat dilihat dalam 3 tingkatan: positif, negatif, dan sangat negatif.
Pertama, positif merupakan kepercayaan bahwa, paling tidak bagi Anda, budaya Anda lebih baik
dari yang lain. Hal ini alami dan kepercayaan Anda berasal dari budaya asli Anda. Negatif, Anda
mengevaluasi secara sebagian. Anda percaya bahwa budaya Anda merupakan pusat dari
segalanya dan budaya lain harus dinilai dan diukur berdasarkan standar budaya Anda. Terakhir
dalam tingkat sangat negatif, bagi Anda tidak cukup hanya menganggap budaya Anda sebagai
yang paling benar dan bermanfaat. Anda juga menganggap budaya Anda sebagai yang paling
berkuasa dan Anda percaya bahwa nilai dan kepercayaan Anda harus diadopsi oleh orang lain.
Menghindari Etnosentrisme
Untuk menghindari persepsi dan perilaku etnosentrisme bukanlah hal yang mudah.
Bagaimanapun, ada beberapa saran yang dapat kami berikan, yang mungkin dapat mengurangi
akibat negatif dari etnosentris. Pertama cobalah menghindari dogmatism. Kedua, belajarlah
untuk memiliki pandangan yang terbuka. Triandis mengubah pandangan penting ini kedalam
tindakan dalam tulisannya “Ketika kita membuat penilaian komparatif bahwa budaya kita lebih
unggul dibandingkan dengan yang lainnya, kita belajar untuk mengikuti penilaian ini dengan dua
pertanyaan: apakah hal ini benar? Apakah bukti objektifnya?”. Salah satu tujuannya adalah untuk
memperkenalkan dengan keberagaman budaya, sehingga dapat melakukan saran Triandis dengan
mengetahui “kebenaran” budaya yang lain. Kurangnya pengetahuan merupakan penyebab utama
etnosentrisme.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, D. (2014). Social and Cultural Identity Pendekatan Face Negotation Theory dan Public
Relations Multikulturalism Negara Jerman-China dan Indonesia. Jurnal ASPIKOM, 2(2),
115-126.
Iskandar, D. (2004). Identitas budaya dalam komunikasi antar-budaya: Kasus etnik madura dan
etnik dayak. Jurnal masyarakat dan budaya, 6(2), 119-140.
Larry, S., Porter, R. E., & McDaniel, E. R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba
Humanika.
Lampe, I., & Anriani, H. B. (2016). Stereotipe, Prasangka dan Dinamika Antaretnik. Jurnal
Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan, 20(1), 19-32.