Gotong royong adalah sikap kebersamaan dalam berbuat dan berkarya, sikap
kebersamaan ini merupakan cerminan dari rasa senasib dan
sepenanggungan. Gotong royong sebagai karakter bangsa secara nasional
yang tumbuh dari bawah karena masyarakat desa di berbagai daerah di
Indonesia yang menyokong tumbuh kembangnya karakter. Oleh sebab itu,
mahasiswa sebagai generasi penerus dapat memperluas implementasinya
dalam bentuk pelibatan dalam perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
5. Bhineka Tunggal Ika dan Merah Putih
sebagai Karakter Bangsa
Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dan identitas merah putih sudah menjadi
kultur bangsa yang sekaligus sebagai identitas nasional. Bhineka Tunggal
Ika menyatukan gugusan keberagaman dan tanah air yang kaya ke dalam
suatu wadah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Identitas
merah putih pada bendera nasional adalah cerminan persatuan yang
digariskan secara tegas oleh bahasa persatuan Indonesia.
Beragam adat istiadat, bahasa, suku dan warna kulit menjalin kebersamaan
hidup berbangsa. Penetapan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan
memberikan kelebihan dalam menyatukan kesadaran persatuan sendiri yang
berbenih dalam rasa kebangsaan, terutama ketika teks Sumpah Pemuda yang
berbunyi “menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
6. Kebangsaan Indonesia sebagai Karakter
Bangsa
Identitas nasional pada awalnya merupakan ide dan semangat gerakan pemuda-
pemuda yang berhasil mendeklerasiknan Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928.
Sejak itulah identitas nasional muncul secara tegas, kesadaran nasional semakin
meluas, identitas itu kemudian mengkrital menjadi satu asas dari falsafah negara,
yaitu Pancasila, khususnya Sila “Persatuan Indonesia”
Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional bukanlah barang
jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat
menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.
Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa identitas nasional adalah sesuatu
yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan
fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
7. Membangun Karakter Bangsa
Karakter adalah hasil dari kebiasaan yang ditumbuh kembangkan. Untuk
membangun karakter adalah dengan membentuk kebiasaan (habits forming)
yang berartti harus menanamkan kebiasan-kebiasaan yang baik.
Pembangunan karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang kemudian meluas dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri melalui pendidikan,
pengalaman, pengorbanan dan pengaruh lingkungan yang dipadukan dengan
nilai-nilai dari dalam diri manusia sendiri kemudian terwujud dalam
pemikiran, sikap dan perilakunya. Oleh sebab itu, karakter tidak dating
dengan sendiri, tetapi dibentuk dan dibangun secara sadar dan sengaja.
Pengembangan karakter dalam kehidupan dapat dilakukan dalam beberapa
dimensi berikut:
a. Kepedulian sosial (social sensivity), yaitu orang yang berkarakter tidak hanya
sekedar peduli, tetapi juga mengulurkan tangan dan memiliki sensitivitas social.
Orang yang berkarakter selalu mengembangkan simpati dan empati
b. Pelindung dan jaga hubungan baik (naturance and care) adalah orang yang sosok
melindungi, menjaga, memberikan perlindungan dan menjaga hubungan dengan
orang lain.
c. Selalu mengembangkan sifat berbagi, bekerja sama dan adil (sharing, cooperation
and fairness)
d. Seorang individu yang jujur (honesty)
e. Mengedepankan moral dan etika (moral choice)
f. Selalu mengontrol dan instrospeksi diri (self control andself monitoring)
g. Pribadi yang suka menolong dan membantu orang lain (helping other)
h. Mampu menyelesaikan masalah dan konflik sosial (social problem solving and
conflict resolution)
Manusia berkarakter adalah manusia yang memiliki sifat-sifat manusiawi,
sebaliknya manusia yang tidak berkarakter adalah manusia yang memiliki sifat
kurang manusiawi , seperti senang berkonflik (tawuran antar pelajar), pemarah,
tidak peduli kepada orang lain, dan menghalalkan segala macam cara demi
mendapat keuntungan pribadinya.
Membangun karakter tidak bisa dilakukan dengan mudah dan santai. Menurut
Hellen Keller (1880-1968), membangun karakter dapat dilakukan melalui
pengalaman menghadapi percobaan dan pengorbanan.
a. Pengembangan Ideologi
Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideologi harus memandang
sebagai ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda
perkembangan dan perubahan zaman. Kita harus memperhatikan peranan
dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti:
• Pancasila sebagai ideology terbuka
• Wawasan kebangsaan (nasionalisme)
b. Perkembangan politik
• Negara bersifat netral terhadap apa yang dimaksud dengan hidup yang
baik oleh warga negara
• Kehidupan warga negara dibimbing oleh suatu kepentingan keadilan
tertinggi
• Warga negara memisahkan dengan tegas kepentingan umum (public)
dengan kepentingan pribadi (privat).
Menurut Robert A. Dahl, terdapat delapan kondisi yang harus ada
dalam proses demokratisasi, sehingga terciptanya masyarakat madani,
yaitu:
• Kebebasan untuk mendirikan dan ikut dalam organisasi (termsuk partai politik)
• Kebebasan menyatakan pendapat
• Hak untuk memilih
• Hak untuk dipilih dalam jabatan public
• Hak pemimpin politik untuk dapat bersaing mendapatkan dukungan dan suara rakyat
• Hak untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber alternative
• Pemilihan umum yang teratur, jujur, dan adil
• Adanya lembaga-lembaga yang dapat membuat kebijakan pemerintah tergantung kepada
suara yang diperolehnya
8 hal tersebut diringkas menjadi 3 yaitu: kompetisi bersaing, partisipasi politik, dan
kebebasan sipil berpolitik
Proses demokratisasi menuju masyarakat madani, tercipta
melalui suatu kondisi masyarakat yang demokratis, yaitu:
• Identifikasi diri suatu gerakan social dengan menggunakan cara-cara demokrasi
• Konstitusi yang secara eksplisit yang menggambarkan dan membatasi otoritas
pemegang kekuasaan
• Partai-partai politik saling berkompetisi untuk memperoleh suara
• Tanggung jawab seluruh pemegang kekuasaan pada para pemilihnya, artinya semua
pemegang kekuasaan dipilih oleh rakyat, baik langsung ataupun tidak langsung
• Keterlibatan langsung atau tidak langsung warga negara di dalam proses
pengembalian keputusan politik
• Hak memilih dan dipilih bagi kaum perempuan secara proporsional dan professional
• Pemungutan suara dalam pemilihan umum dilakukan secara rahasia