Anda di halaman 1dari 34

Bab IX

PANCASILA
SEBAGAI PARADIGMA
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,
BERBANGSA, DAN BERNEGARA

Pembahasan dalam bab ini bertujuan untuk memahami Pancasila sebagai paradigma kehidupan
bermasyarakat, bebangsa, dan bernegara serta aktualisasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
bebangsa, dan bernegara meliputi sebagai berikut.

a. Karakter kebangsaan Indonesia.


b. Pengertian paradigma.
c. Pancasila sebagai paradigma pengembangan ipteks.
d. Pancasila sebagai pardigma pengembangan ipoleksosbudhankam.
e. Pemahaman aktualisasi Pancasila.
f. Tridarma Perguruan Tinggi dan budaya akademik.
g. Kampus sebagai moral force pembangunan hukum dan HAM.

Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan: gotong royong, toleransi, jujur, bertanggungjawab,


gigih, tangguh, pantang menyerah, kerja keras, berdaya tahan, andal, dan sportif.

A. Karakter Kebangsaan Indonesia

1. Pengertian Karakter Bangsa


Istilah “karakter” relatif agak sulit idefinisikan, namun dapat dimengerti nila diuraikan. Menurut
Sigmund Frend, karakter adalah sekumpulan tata nilai yang mewujudkan dalam suatu sistem daya juang
yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku.

Situasi dan kondisi masyarakat kita dewasa ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan
sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggungjawab. Perbaikan karakter bangsa merupakan
satu kunci terpenting agar bangsa yang besar jumlah penduduknya ini bisa keluar dari krisis dan
menyongsong nasibnya yang baru. Selain itu, bangsa indonesia yang dahulu dikenal sebagai “het
zachsteoalk ter aarde” dalam pergaulan antarbangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas,
melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang
berkepanjangan semenjak rreformasi digulirkan pada tahun 1998.

Krisis moneter yang kemudian disusul krisis ekonomi dan politik yang akar-akarnya tertanam
dalam krisis moral dan menjalar kedalam krisis budaya, menjadikan masyarakat kita kehilangan orientasi
nilai, hancur dan kasar, gersang dalam kemiskinan budaya dan kekeringan spritual. Kehalusan budi,
sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan, toleransi dan solidaritas sosial, idealisme dan
sebagainya telah hilang hanyut dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh
paradoks. Krisis multidimensi dapat saja setiap saat melanda masyarakat kita menyadarkan kita semua
bahwa pelsetarian budaya sebagai upaya untutk mengembangkan identitas nasional.

2. Penanaman nilai identitas nasional sebagai karakter bangsa

Penanaman nilai-nilai identitas nasional sebagai karakter bangsa harus diimplementasikan


dalam berbagai kehidupan, diantaranya sebagai berikut.

a. Pada diri sendiri


Membangun karakter adalah proses yang tidak mengenal akhir (never ending process) yang
dapat dimulai dalam usia kapan pun. Semakin usia dini membangun karakter semakin hasilnya lebih
baik. Jika kita ingin menjadi orang memiliki karakter baik maka tentulah kita berupaya membangunnya.
Membangun jati diri sebagai suatu karakter harus diawali dengan usaha menjadi orang yang jujur,
terbuka, berani megambil risiko dan bertanggungjawab, memegag komitmen dan mampu
berbagi(sharing). Kelima sikap itu adalah nilai universal yang diakui kebenarannya serta diterima oleh
semua pihak dan agama. Wlalaupun melaksanakannya tidak mudsh, namun harus kita mulai secara
bersungguh-sungguh. Menjadi manusia yang berkarakter kita didorong berbuat kebajikan yang
sekaligus kita berada dijalan Tuhan.

b. Membangun ketahanan keluarga


Membangun karakter dalam keluarga diawali dengan komunikasi yang baik dalam berbagai
kesempatan, seperti pertemuan harian dalam keluarga yang meliputi makan bersama,
berdoa/sembahyang bersama dan rekreasi bersama sehingga terjalinnya hubungan batiniah sesama
anggota keluarga. Pada kesempatan itu, bapak/ibu dapat memberikan nasihat-nasihat kepada anggota
keluarganya. Mengugah kesadaran kaum ibu khususnya untuk kembali menangani pembangunan
karakter anak-anaknya sejak usia dini, mengingat semakin banyak kaum ibu-ibu bekerja diluar rumah
sehingga pendidikan karakter anak diserahkan kepada pengasuh atau pembantu rumah tangga. Apabila
ketahanan keluarga telah tercapai melalui sosialisasi karakter, tentu akan membawa pengaruh positif
kepada kehidupan lingkungan dan juga kepada masyrakat sekolah.

c. Pembangunan karakter dalam masyarakat


Sebagian waktu kehidupan anak-anak atau pelajar banyak dihabiskan dalam masyarakat, maka peranan
institusi masyarakat, seperti rukun tetangga/rukun warga sangat penting, disamping itu tempat-tempat
bermainnya anak-anak atau remaja perlu juga dikontrol oleh pejabat yang berwenang agar dapat ikut
serta menanamkan nilai-nilai positif kepada remaja, seperti pengelolah warnet, tempat olahraga dan
tempat hiburan yang selalu dikunjungi anak-anak remaja.

d. Dalam dunia pendidikan


Pendidikan mempunyai tugas utama membina watak atau karakter, sebagaimana dinyatakan
oleh filsuf Herbert Spencer dari Ingrgris, bahwa sasaran pendidikan adalah membangun karakter.
Apabila kita melihat tujuan pendidikan sebagai dinyatakan oleh UU No. 20 Tahun 2003, menyatakan
bahwa tjuan pendidikan adalah sperti berikut
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Berbudi pekerti luhur (akhlak mulia).
3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani.
4) Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri.
5) Memiliki tanggungjawab dalam bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.
Era globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era globalisasi
tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-
nilai tersebut, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Ini semua merupakan ancaman,
tantangan dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi, dan berinovasi disegala
aspek kehidupan.

Di era globalisasi, pergaulan dan persaingan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara
hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa
yang semakin kental itu akan terjadi proses alkulturasi, saling meniru dan saling mempengaruhi antara
budaya masing-masing. Dan yang perlu kita cermati dari proses akulturasi tersebut apakah pengaruh
global tersebut dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia atau sebaliknya.

Lunturnya tata nilai tersebut pada dasarnya ditandai oleh 2(dua) faktor berikut.

a. Semakin menonjolnya sikap individu sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi
diatas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan azas gotong-royong.

b. Semakin menonjolnya sikap materialistis yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan hanya diukur
dari hasil atau keberhasilan seseorangan dalam memperoleh kekayaan. Hal ini bisa berakibat bagaimana
cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi. Bila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah
dikesampingkan.

Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nialai-nilai asing
yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius
dimana pada puncaknya mereka tidak bangga kepada bangsa dan negaranya.
Pengaruh negatif tersebut pada akhirnya dapat merongrong nilai-nilai yang telah ada didalam
masyarakat kita. Jika semua ini tidak dapat dibendung maka akan mengganggu ketahanan disegala
aspek, bahkan mengarah kepada kredibilitas sebuah ideologi.

3. Iman dan Takwa terhadap Tuhan YME sebagai karakter bangsa.

Negara kesatuan yang berbentuk republik ini telah cukup dikenal sebagai masyarakat religiusdan
seiring dengan itu perlu pembangunan moral bagi warga Negara yang kelak kan melahirkan
indivisu sebagai makhluk beragama(human relgius).

Hubungan manusia dengan Tuhan, sebagaimana tersirat dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
menggambarkan suatu karakter bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious baik dalam konteks
hubungan Khalik (pencipta hidup) dan makhluk (penikmat hidup).

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa manusia itu pasti beragama yang
sekaligus berkarakter religious sesuai dengan agama masing-masing yang dianutnya. Manusia Indonesia
selalu memposisikan agama/Tuhan sebagai pendamping dalam pengabdiannya. Kesadaran unutk selalu
ingat dalam pengawasan Tuhan, bimbingan Tuhan sehingga melahirkan sikap rendah hati, jujur,
bertakwa, taat pada prinsip-prinsip yang benar.
4. Gotong royong sebagai karakter bangsa

Gotong royong adalah sikap kebersamaan dalam berbuat dan berkarya, sikap kebersamaan ini
merupakan cerminan dari rasa senasib dan sepenanggungan. Manakala bangsa dan negeri ini
dirundung masalah maka sikap sediaan berkorban dan bergotong-royong terpanggil untuk
menanggung masalah bangsa dengan bersama-sama dan menyelesaikan secara bersama-sama
pula.

Gotong royong sebagai karakter bangsa secara nasional yang tumbuh dari bawah karena
masyarakat desa ini berbagai daerah di Indonesia yang menyokong tumbuh kembangnya karakter ini.
Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai generasi penerus dapat memperluas implementasinya dalam bentuk
pelibatan dalam perikehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Bhinneka Tunggal Ika dan Merah Putih sebagai karakter bangsa

Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan identitas nasional. Bhinneka tunggal ika menyatukan
gugusan keberagaman dan tanah air yang kaya ke dalam suatu wadah kedaulatan. Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Identitas merah putih pada bendera nasional adalah cerminan
persatuan yang digariskan secara tegas oleh bahasa persatuan Indonesia.

Beragam adat istiadat, bahasa, suku dan warna kulit menjalin kebersamaan hidup berbangsa.
Penetapan bahasa Indonesia sebagai persatuan memberikan kelebihan dalam menyatukan kesadaran
persatuan sendiri yang berbenih dalam rasa kebangsaan, terutama ketika teks Sumpah Pemuda yang
berbunyi “menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

6. Kebangsaan Indonesia sebagai karakter bangsa

Pertama kali munculnya pada tiga hal pokok, yaitu identitas kebangsaan atau ke-Indonesiaan,
identitas primordial atas tanah dan air, dan identitas primordial atas bahasa persatuan (bahasa
Indonesia).

Identitas nasional pada awalnya merupakan ide dan semangat gerakan pemuda-pemuda yang
berhasil mendeklerasikan Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Saat itulah pertama kali identitas
nasional muncul secara tegas. Sejak itu kesadaran nasional semakin meluas, kemudian identitas itu
kemudian mengkrital menjadi satu asas dari falsafah Negara, yaitu Pancasila, khususnya Sila “Persatuan
Indonesia”.

Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam bergbagai aspek kehidupan dari ratusan suku bangsa yang ‘dihimpun” dalam satu
kesatuan Indonesia yang kemudian menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan rohnya
adalah “bhinneka Tunggal Ika” yang mengalami dasar dan arah pengembangannya.

Dengan kata lain, hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa didlam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam pentaan kehidupan
dalam arti luas, misalnya dlam aturan perundang-undangan, sistem pemerintah yang diharapkan, nilai-
nilai etik dan moral yang secara nirmatif diterapkan didalam pergaulan baik dalam tataran nasional
maupun internasional dan lain sebgainya.

Nialai-nilai buadaya tercermin didalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normative dan dogmatis, melainkan sesuatu yang “ terbuka” yang
cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa identitas nasional adalah sesuatu yang
terbuka untuk ditafsirkan dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
actual yang berkembang dalam masyarakat.
7. Membangun Karakter Bangsa

Karakter adalah hasil dari kebiasaan yang ditumbuh kembangkan. Untuk membangun karakter
adalah dengan membentuk kebiasaan yang berarti harus menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik.

Karakter perlu dengan sengaja dibangun, dibentuk, ditempa dan dikembangkan serta
dimantapkan. Pembangunan karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan, mjlai dari lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat yang kemudian meluas dalam kehidupan berbangsadan bernegara.

Pembangunan karakter bangsa harusmendpat prioritas utama dalam pembangunanbangsa,


karena bangsa terhindar dari berbagai krisis. Seorang yang berkarakter akan selalu tampil sebagai
seorang yang mewujudkan kebajikan dan orang yang berkarakter terbuka bagi dirinya mendapat
kebajikan dari Tuhannya.

Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dlam diri melalui pendidikan, pengalaman,
perngorbanan dan pengaruh lingkungan yang dipadukan dengan nilai-nilai dari dalm diri manusia
sendiri kemudian terwujud dlam pemikiran, sikap dan perilakunya. Oleh sebab itu, karakter tidak datang
dengan sendirinya, tetapi dibentuk dan dibangun secara sadar dan sengaja.

Pembangunan karakter dlam kehidupan dapat dilakukan dlam beberapa dimensi berikut.
a. Keperdulian social (social sensivity), yaitu orang berkarakter tidak hanya sekedar peduli, tetapi
juga mengulurka tangan dan memiliki sensitivitas social. Orang yang berkarakter selalu
mengembangkan simpati dan empati.
b. Pelindung dan jaga hubungan jarak (naturance and care) adlaah orang yang sosok melindungi,
menjaga, memberikan perlindungan dan menjaga hubungan dengan orang lain.
c. Selalu mengembangkan sifat berbagi, bekerja sama dan adil (sharing, cooperation and fairness).
d. Seorang individu yang jujur (honesty).

e. Mengedepankan moral dan ethika (moral choice).


f. Selalu mengontrol dan instropeksi diri (self control and self monitoring).
g. Pribadi yang suka menolong dan membantu orang lain (helping other).
h. Mampu menyelesaikan masalah dan konflik social (social problem solving and conflict
resolution).

Dengan demikian, manusia yang berkarakter adalah manusia memiliki sifat-sifat manusiawi,
sebaliknya, manusia yang tidak berkarakter adalah yang manusia yang memiliki sifat kurnag
manusiawi, seperti senang berkonflik (tawuran antarpelajar), pemarah, tidak peduli kepada orang
lain, dalam menghalalkan segala macam cara demi mendapat keuntungan pribadinya.

Membangun karakter tidak bisa dilakukan dengan mudah dan santai. Menurut Hellen Keller
(1880-1968), membangun karakter dapat dilakukan melalu pengalaman menghadapi percobaan dan
pengerbonan. Membangun karakter dpat menghasilkan: jiwa yang kuat, visi yang jauh ke depan dan
jernih, mendapat inspirasi dlam ambisi atau segenab usaha dan upaya kita sehingga sukses sejati bisa
diraih.

3. Pelestarian nilai-nilai luhur perjuangan bangsa

Agar identitas nasional dapat dipahami oleh siswa sebagai penerus tradisi dengan nilai-nilai
diwariskan oleh nenek moyang, maka pemberdayaan nilai-nilai ajarannnya harus bermakna
dalam arti relevan, dan fungsional bagi kondisi actual yang sedang berkembang dalam
masyarakat.

Dengan kemampuan refleksinya, manusia menjadikan rasio sebagai mitos, sebagai sarana yang
handal dalam bersikap dan bertindak dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan. Kesahihan tradisi, juga nilai-nilai spiritual yang dianggap sacral kini dikritisi dan
dipertanyakan berdasarkan harapan dan tentang masa depan yang lebih baik.

Niali-nilai budaya yang diajarkan oleh nenek moyang tidak hanya sebagai barang sudah “jadi”
yang berhenti dalam kebekuan normative dan nostalgia, melainkan harus diperjuangkan dan terus
menerus harus ditumbuhkan dalam dimensi ruang dan waktu yang terus berkembang dan berubah.

Berikut ini nilai-nilai luhur yang harus kita perjuangkan dalam kehidupan bermasyarkat,
berbangsa dan bernegara.

a. Nilai ketakwaan
Manusia yang bertakwa adalah manusia yang melaksanakan perintah-perintah Tuhan serta
menjahi semua larangan-Nya. Ia taat melaksanakan ibadah, selalu berbuat amal kebaikan,
menjaga hubungan baik dengan tetangga, gemar bersedekah dan jujur. Selain itu selalu
menjauhka diri dari perbuatan dosa dan tercela, misalnya berjudi, memfitnah, mencuri dan
minum minuman keras.

b. Nilai toleransi
Bhinneka tunggal ika adalah semboyan Negara Indonesia, sehingga muncul sikap menghargai
dan menghormati atas perbedaan yang ada dalam masyarkat. Dalam kehidupan beragama,
bangsa Indonesia menganut agama dan keyakinan yang berbeda-beda, agar terpeliharanya
hidup rukun dan damai dlam pergaulan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka
perlu dikembangkan nilai toleransi, yaitu sutau sikap menahan diri, sabar, lapang dada diatas
terhadap orang lain dalam menjalankan ajaran agamanya dan kepercayaannya. Hal ini sudah
menjadi suatu nilai yang diterapkan dalam pergaulan bermasyarakat di berbagai wilayah
nusantara semenjak dahulu, sehingga sudah menjadi karakter. Toleransi diwujudkan dalam
masyarakat demi terciptanya kerukunan, yaitu kemauan hidup bersama dengan berdampingan
secara damai, tertib dla masyarkat, bangsa dan Negara.

c. Nilai ramah tamah


Bangsa Indonesia terkenal dengan bangsa yang ramah tamah, yang diartikan sebagai sifat baik
hati dan menarik budi bahasanya atau manis tutur katanya, suka bergaul dan menyenangkan
dlam pergaulan. Nilai ramah tamah akan menimnulkan suatu nilai saling menghargai, yaitu nilai
menghormati dan mengindahkan hak-hak pribadi orang lain.

d. Nilai persatuan
Penempatan persatuan, kesatuan dan kepentingan serta keselamatan bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dan kesatuan diekmbangkan dengan memajukan
peraulan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Persatuan Indonesia sering disebut dengan rasa
kebangsaan atau nasionalisme Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila, khususnya sila
ketiga Persatuan Indonesia. Berdasarkan nilai persatuan, melahirkan nilai cinta tanah air, yaitu
kerelaan berkorban demi bangsa dan Negara. Nilai ini sudah menjadi karakter bangsa Indonesia
dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
e. Nilai keikhlasan dan kejujuran
Keikhlasan dan kejujuran menimbulkan sikap dan tindakan setia secara sadar dipaksa berbuat
sesuai dengan hati nuraninya tanpa pamrih. Keikhlasan dan kejujuran menurut ajaran agama
adlah bersedia secara sadar mematuhi dan melaksanakan ajaran atau perintah Tuhan serta
menjauhi larangan-larangan-Nya. Bila dikaitkan dengan hokum, keikhlasan dan kejujuran kan
menimbulkan sikap dan perbuatan mematuhi perintah dan menghindari larangan-larangan
hokum. Berbuat ikhlas dan jujur dpat untuk peribadi, untuk masyarakat atau semua manusia
dan juga bangsa dan Negara.

f. Kedisiplinan
Disiplin mempunyai arti ketaatan atau kepatuhan pada peraturan. Kedisiplinan merupakan
kepatuhan pada peraturan perundang-undangan, kaidah-kaidah, norma-norma dan hokum yang
berlaku. Dengan demikian, masyarkat Indonesia sudah memiliki kebiasaan untuk menaati
berbagai, peraturan yang berlaku. Apakah peraturan itu dibuat oleh pemerintah atau Negara
maupun peraturan adat istiadat yang sudah berkembang dalam kehidupan masyarakat.

g. Nilai saling menghormati


Sikap saling menghormati sudah mengakar dalam masyarakat Indonesia. Sikap ini sebagai
perekat terhadap budaya atau kepercayaan serta tradisi yang berbeda-beda antarberbagai
daerah. Lebih khusus lagi dalam kehidupan Bergama dapat melahirkan sikap saling menghormati
antar umat beragama dan intra umat beragama atau sesame penganut agama yang sama.

h. Nilai keserasian
Pada dasarnya kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia akan dapat dicapai apabila
terdapat keserasian hubungan antara dirinya denga Tuhan Yang Maha Esa, hubungan dirinya
dengan orang lain serta hubungan dirinya dengan lingkungan alam sekitarnya. Keserasian
hubungan anatara hak dan kewajiban dlam berbagai kehidupan.

i. Nilai kesetiaan
Nilai kesetiaan adlah suatu sikap mental yang dilandasi oleh rasa cinta sehingga siap membela
dan reka berkorban. Dalam perjuangan bangs untuk memperoleh kemerdekaan dan perjuangan
menentang penjajahan para pahlawan, kita diliputi dengan semangat kesetiaan yang sangat
tinggi sehingga berhasil mewujudkan cita-cita, khususnya cia-cita menjadi suatu Negara yang
merdeka. Seperti rela berkorban atas jiwa raga serta hartanya.

j. Nilai tanggung jawab


Dalam setiap tugas dan kewajiban selalu diikuti oleh adanya tanggungjawab, baik
tanggungjawab itu melekat pada diri pribadi maupun tanggungjawab terhadap masyarakat,
bangsa dan negara. Nilai tanggungjawab juga telah menjadi perilaku bagi bangsa Indonesia,
khususnya oleh pejuang bangsa dan mewujudkan cita-cita bangsa dan negara. Tanggungjawab
adalah kesediaan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan atau
peristiwa. Tanggungjawab dapat dilakukan secara formal ataupun secara yuridis.

k. Nilai kesederhaan
Hidup sederhana adalah hidup yang bersahaja, secara material yang digunakan seperlunya dan
tidak berlebihan. Kesederhaan adalah sikap mental yang rendah hati dan bersifat sosial., tingkah laku
atau penampilan serta tutur kata selalu bersahaja. Sikap sederhana ini merupakan karakter dari para
pejuang bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan, serta mengisi kemerdekaan itu sendiri.

l. Nilai kerjasama
Kerja sama sudah menjadi ciri khas dari masyarakat Indonesia yang ditampilkan dalam berbagai
kehidupan di daerah-daerah, dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan bangsa serta negara.
Kerja sama dalam berbagai kehidupan bagi manusia adalah mutlak, karena manusia secara kodrati
adalah makhluk sosial.

m. Nilai martabat dan harga diri


Martabat adalah tingkatan harkat manusia, kedudukan yang terhormat. Harga diri adalah nilai
diri, nilai kemanusiaan. Dengan harkat, martabat serta harga diri itulah bangsa Indonesia mampu
menjadi suatu negara yang berdaulat dan merdeka dari penjajahan negara atau bangsa lain.

n. Nilai musyawarah
Dalam mengambil keputusan mengangkut kepentingan umum rakyat Indonesia di berbagai
daerah, terlebih dahulu melakukan musyawarah. Menjalan musyawarah dalam menyeselesaikan
masalah bersama telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonsesia, setelah keputusan
disepakati secara bersama-sama barulah dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab. Nilai
musyawarah inilah yang menjadi akar demokrasi Indonesia yang membedakan antara demokrasi
diberbagai negara lain.

o. Nilai gotong royong


Gotong royong adalah bekerja tanpa pamrih untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang hasilnya
bermanfaat bagi semua orang. Sikap gotong royong dilandasi pula dengan rasa kekeluargaan. Gotong
royong sudah biasa dan telah menajdi tradisi dalam kehidupan pedesaan, seperti dalam kegiatan
memperbaiki dan membersihkan jalan, turun ke sawah serta memperbaiki rumah. Gotong royong akan
lebih menonjol lagi apabila terjadi musibah, seperti gempa bumi, kebanjiran atau kebakaran.
B. Karakter Nasional dan Globalisasi

Globalisasi merupakan suatu proses meletakkan dunia dibawah satu unit yang sama
tanpa dibatasi oleh kedudukan geograi suatu negara. Melalui proses ini dunia tidak lagi mempunyai
perbatasan dengan ruang udara dan terbuka luas untuk dimasuki oleh berbagai informasi yang
disalurkan melalui media komunikasi, seperti internet, media elektronik dan teknologi cyber.
Perkembangan ini memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan
sesama manusia dilakukan secara singkat.

Apa itu globalisasi? Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian


ekonomi nasional bangsa-bangsa kedalam sebuah sistem ekonomi global. Globalisasi melibatkan
penciptaan satu ekonomi dunia tidak hanya merupakan totalitas dari perikonomian nasionalnya,
melainkan sebuah realitas independen yang kokoh. Menurut James Petras, proses globalisasi adalah
aliran modal, komoditas, teknologi dan tenaga kerja berskala dan berjangka panjang melintasi
perbatasan negara. Definisi globalisai dapat dirumuskan sebagai fenomena yang menjadikan dunia
mengcil dari aspek hubungan antara manusia karena perkembangan teknologi informasi. Para pemikir
Barat menyatakan bahwa globalisasi adalah sebagai suatu proses kehidupan yang serba luas dan
meliputi segala aspek kehidupan, seperti politik, ideologi, sosial budaya, ekonomi yang dapat dirasakan
oleh seluruh umat manusia didunia (dunia tanpa batas).

Bagaimana globalisasi terjadi? Berikut tiga penyebab perkembangan pesat globalisasi.


. Kemajuan teknologi atau revolusi reformasi.
. Permintaan pasar dunia.
. Logika kapitalis.

Sebagai kekuatan penggerak dari globalisasi, menurut James Petra, adalah negara-
negara imperial pusat, perusahaan multinasional dan bank-bank dengan dukungan lembaga-lembaga
keungan internasional. Negara menjadi motor penggerak globalisasi karena ia memiliki kekuasaan
dalam mengatur formulasi strategis globalisasi, alokasi sumber daya ekonomi pada aktor-aktor global.

Kapan globalisas terjadi? Globalisasi terjadi ketika ditetapkannya formasi sosial global
baru dengan ditandai oleh diberlakukannya secara global suatu mekanisme perdagangan melalui
penciptaan kebijakan perdagangan bebas (free-trade), yakni dengan berhasilnya ditandatanganinya
kesepakatan internasional tentang perdagangan pada bulan April 1994 di Maroko.

1. Karakteristik proses globalisasi


Akibat globalisasi, ruang tempat kita hidup didunia terasa sempit. Hal ini disebabkan menurut
Robertson karena keterkaitan dalam budaya dan sosial dalam empat unsur berikut.
a. Individu yang menimbulkan individualisasi.
b. Masyarakat nasional, yaitu menimbulkan pembentukan masyarakat sebagai negara bangsa yang
modern.
c. Sistem masyarakat internasional, saling ketergantungan antarbangsa dalam berbagai pengaturan.
d. kemanusiaan, yang menimbulkan humanisasi yang tidak membedakan ras, kelas dan gender dlam
kaitan dengan kesempatan hak setiap manusia.

Karakteristik dari proses globalisasi dapat dilihat sebagai berikut.


a. Globalisasi lahir bersamaan dengan modernisasi di Barat sejak abad keXVI, saat dimulai terjadi
sistematisasi kehidupan ekonomi, hubungan internasional antarnegara, dan lahirnya budaya global.
b. Globalisasi yang berarti terjadinya hubungan sistemik dari semua hubungan-hubungan sosial dibumi
ini. Kehidupan dan penghayatan umat manusia telah menyatu karena teknologi komunikasi.
c. Globalisasi mencakup fenomenologi kontraksi. Dunia seakan meniut, bukan dalam arti materi, tetapi
dalam arti materi, tetapi dalam arti yang abstrak. Ruang biasanya diukur dengan waktu.
d. Fenomena globalisasai sifatnya refleksi, artinya menimbulkan kesadaran atas kemanusiaan. Misalnya
rasa simpatik terhadap penderitaan bencana alam, perang, adanya pasar global dan HAM.
e. Pemisahan itu terikat karena konteks ruang dan waktu. Proses globalisasi berakibat sekat-sekat
pembatasan ruang dan waktu semakin hilang.seseorang adalah sekaligus individu dan anggota umat
manusia.
f. Globalisasi berarti menghadapi kenyataan sebrba-muka risiko dengan kepercayaan. Dewasa ini orang
hanya percaya kepada orang yang dikenal, sifatnya fisik-material serta hadir disini.

Lemhannas telah merumuskan nilai-nilai kebangsaan sebagai kristalisai nilai-nilai yang


terkandung dalam konsensus dasar bangsa, yaitu dalam Pancasila, UUD NKRI 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-niai kebangsaan tersebut meliputi 7 nilai
berikut.
1. Nilai Ketuhanan, mengandng ajaran.
a. Perjuangan bangsa dan diridhoi oleh Tuhan YME
b. Bangsa yang religius, dimana norma dan etika dilandasi ajaran agama.
c. Kebebasan beragama dan toleransi.
d. Kebenaran dan keadilan sesuai dengan ajaran nilai luhur bangsa dan agama.
e. Sistem kenegaraan yang dibangun berdasarkan ajaran agama.

2. Nilai Kemanusiaan, mengandung ajaran.


a. Setiap warga negara Indonesia berbudaya dan beradab.
b. Jaminan hak asasi manusia.
c. Kedudukan sederajat secara umum.
d. Hak untuk berserikat dan berkumpul.
e. Tanggungjawab negara untuk mncerdaskan rakyatnya.

3. Nilai Persatuan, mengandung ajaran.


a.Bangsa Indonesia satu kesatuan dalam NKRI.
b. Membangun hubungan antarsesama komponen bangsa.
c. Kepentingan nasional dalam menghadapi ancaman.
d. Kesadaran akan kesatuan bangsa,
e. Rela berkorban demi negara bangsa.

4. Nilai Demokrasi, mengandung ajaran.


a. Kesadaran akan kekuasaan tertinggi ditangan rakyat
b. Sistem kenegaraan dibangun dengan sistem kerakyatan.
c. Kebebasan bagi warga negara
d. Kesempatan yang sama dalam partisipasi dalam berbagai aspek kehidupan.
e. kesadaran taat kepada hukum
f. Jaminan keadilan kepada hukum
g. kehidupan politik yang bebas dan bersih untuk kepenting rakyat.

5. Nilai Keadilan, mengandung ajaran.


a. Kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan konsensus.
b. Perlakuan yang sama dihadapan hukum
c. Berpartisiapasi yang sama menetapkan keputusan ajaran.

6. Nilai Pluralis dan Multikultural, mengandung ajaran.


a. Kesadaran akan realita bangsa yang majemuk.
b. Kehidupan bangsa yang majemuk dan multikultural harus menjunjung tinggi toleransi.
c. Semangat kesederajatan, solidaritas, toleransi, kekeluargaan dan gotong royong.

7. Nilai Patriotisme, mengandung ajaran.


a. Kewajiban ikut serta Bela Negara.
b. Rela berkorban demi bangsa
c. Mengutamakan kepentingan bangsa.
d. Bersikap tidak merugikan bangsa.

2. Peranan negara dalam globalisasi

Globalisasi liberal telah membangun pandangan bahwa negara telah melemah di hadapan
globalisasi. Negara tidak lagi mampu berperan di lingkungan global untuk memberikan kesejahteraan
kepada masyarakat, karena lingkungan global, modal dan perusahaan-perusahaan globalah yang
mampu beraktifitas secara tidak terbatas. Pandangan ini dikemukakan oleh Kenichi Ohmae, yang
menyatakan bahwa negara bangsa tidak lagi mempunyai kemampuan untuk terlibat dalam
perekonomian global karena pola pikirnya yang lebih menekankan kepada kepentingan nasional.
Kepentingan nasional dari negara adalah sesuatu yang telah merosot, menurut Ohmae, negara-bangsa
yang masih menjalankan kebijakan berdasarkan kepentingan nasional mengalami pertumbuhan
ekonomi yang rendah, seperti Australia. Kegagalan lain dari negara-bangsa adalah ketidakmampuannya
dalam mengontrol aktor-aktor ekonomi non-negara dan modal yang berada di dalam wilayahnya. Ketika
negara-bangsa mengeluarkan kebijakan dan aktivitas yang dirasakan akan membahayakan kedudukan
modal, mereka dengan begitu mudah memindahkan investasinya ke negara lain yang menguntungkan
akibat berlangsungnya sistem ekonomi global.

Peran negara-bangsa sebetulnya masih ada dalam era global, yaitu membuat kebijakan
perpajakan (pajak bertarif rendah), sehingga negara masih memiliki kesempatan untuk
mensejahterakan rakyatnya melalui kebijakan-kebijakan yang populis. Tidak selamanya perusahaan
global akan memberikan kesejahteraan kepada rakyat, seperti contoh berikut ini.
• Privatisasi sektor air yang terjadi di Bolivia, akibatnya banyak masyarakat kehilangan akses
terhadap air bersih. Kondisi ini berakhir dengan terjadinya prote besar-besaran terhadap
kebijakan tersebut yang berakhir dengan diusirnya perusahaan swasta penyedia jasa air
tersebut.
• Di Inggris, privatisasi air telah menyebabkan ribuan penduduk tidak dapat membayar tagihan
yang melonjak hingga 450% semenjak privatisasi yang dilakukan semasa pemerintah Perdana
Menteri Margaret Thatcher berkuasa, sebagai hasilnya penyakit disentri mewabah di
masyarakat.
Globalisasi juga mempunyai dampak terhadap kekuasaan suatu negara. Proses globalisasi dering
mempengaruhi pergeseran kekuasaan yang tidak selalu mendukung mereka yang berkuasa. Tuntutan
transparansi dan keterbukaan telah mempengaruhi efektifitas kekuasaan yang sering mempengaruhi
terjadinya pergeseran kekuasaan. Kebijakan menghadapi r=terorisme menuntut koordinasi karena
pengaruh globalisasi dari terorisme.

Krisis kekuasaan negara telah mendorong proses desentralisasi kekuasaan negara. Dalam politik
kebudayaan terhadap suatu kecenderungan ke arah demokrasi liberal. Sektor-sektor yang tradisional
semula dikuasai oleh negara semakin diambil alih oleh sektor swasta, seperti dalam bidang keamanan
yang semula oleh pemerintah beralih kepada satpam sebagai penjaga keamanan dikantor-kantor atau
perumahan ekslusif (mewah). Dalam politik internasional, dengan munculnya organisasi-organisasi,
seperti PBB, WTO, IMF, dan lain-lain, merupakan contoh dari munculya unit-unit politik supranasional
yang dikaitkan dengan ide atau konsep pemerintah global (global governance).

C. Pancasila Paradigma Pembangunan


1. Pengertian Paradigma
Istilah paradigma menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990), yaitu : (1) Daftar dari
semua pembentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tsb, (2)model
dalam teori ilmu pengetahuan, (3) kerangka berfikir.
Menurut Thomas S.Khun paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi teoretis yg umum,
sehingga merupakan sumber hokum,metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang
menentukan sifat,ciri,serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri (Kaelan 2000).
2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Iptek
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai,kerangka berfikir
serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Apabila kita melihat sila-sila demi sila menunjukkan
system etika dalam pembangunan iptek (Kaelan 2000, yaitu sebagai berikut :

 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,


perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa, dan kehendak.
 Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia
dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab.
 Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara.
 Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijakan dalam permusyawaratan perwakilan,
prinsip demokrasi sebagai jiwa sila keempat ini dapat mendasari pemikiran manusia secara
bebas untuk mengkaji dan mengembangkan iptek.
 Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.
Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus memperhatikan konsep berikut
ini :

 Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa
 Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional
 Pancasila merupakan arah pembangunan nasional
 Pancasila merupakan etos pembangunan nasional
 Pancasila sebagai moral pembangunan

3. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya,


Pertahanan dan Keamanan (ipoleksosbudhankam)

a.pengembangan ideology
Peranan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegaram yaitu :

 Pancasila sebagai ideology terbuka


 Wirausan kebangsaan (nasionalisme)
Negara adalah keadaan kehidupan berkelompoknya bangsa Indonesia, yang :
a) Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa, dan
b) Didorongkan oleh keinginan luhur bangsa, untuk
c) Berkehidupan yang bebas, dalam arti
d) Merdeka,berdaulat,bersatu,adil dan makmur
e) Berdasarkan Pancasila

b.pengembangan politik
Dakam usaha membangun kehidupan politik, maka beberapa unsur yang perlu dikembangkan dan
ditingkatkan adalah sebagai berikut :

 Sistem politik nasional yg berkedaulatan rakyat,demokratis dan terbuka


 Kemandirian partai politik dalam memperjuangkan kepentingan rakyat
 Pendidikan politik kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yg demokratis
 Pemilihan umum yg berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-luasnya

Tiga aspek demokrasi yang harus dikembangkan yaitu :

 Demokrasi sebagai system pemerintahan, meliputi rakyat sebagai pendukung kekuasaan dan
pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
 Demokrasi sebagai kebudayaan politik, melakukan perubahan melalui proses budaya
tradisional patrimordial kepada cara berpikir rasional objektif yg dapat memperkuat
kemandirian bagi setiap warga negara
 Demokrasi sebagai struktur organisasi, badan-badan dalam pemerintahan demokrasi harus
dapat melaksanakan fungsi dan peranannya

c. pengembangan social budaya


Usaha yg dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut :

 Dihormati martabatnya sebagai manusia,


 Diperlakukan secara manusiawi,
 Mengalami solidaritas sebagai bangsa karena semakin hilangnya kesenjangan ekonomi dan
budaya,
 Memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik,dan
 Merasakan kesejahteraan yang layak sebagai manusia.

d. pengembangan ekonomi
Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) terdiri atas beberapa kriteria
kualitas SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

 Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang


 Mampu menggunakan ilmu dan tekhnologi untuk mengolah sumber daya alam secara efektif,
efisien, lestari, dan berkesinambungan
 Memiliki etos profesional tanggung jawab atas pengembangan keahliannya, kejujuran dalam
pelaksanaan tugas, ketelitian pelayanan kepada masyarakat, penghargaan terhadap waktu dan
ketepatan waktu

e. pengembangan Hankam
Perwujudab cita-cita bangsa dalam tingkat ketahanan nasional yang terjabar sebagai berikut :

 Nilai-nilai fundamental yg menyangkut pribadi warga negara, yaitu pengembangan pribadi


dalam matra horizontal dan vertical
 Nilai-nilai fundamental yg menyangkut system/struktur kehidupan masyarakat, yaitu
pemerataan kesejahteraan
 Nilai-nilai fundamental yg menyangkut interaksi antara pribadi-pribadi warga negara dan
system/struktur kehidupan masyarakat, yaitu keadilan social, keamanan/stabilitas, dan
keseimbangan lingkungan.

D. Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan


1. Pemahaman Aktualisasi
Cara-cara merealisasikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah
sebagai berikut :
 Aktualisasi Pancasila secara objektif, yaitu melaksanakan Pancasila dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara
 Aktualisasi Pancasila secara subjektif, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi,
perseorangan, warga negara, dan penduduk.

Secara sangat ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu untuk mengamalkan
Pancasila. Sikap dan tingkah laku seseorang sangat menentukan terlaksanannya nilai-nilai Pancasila
yang sesungguhnya dalam segala aspek kehidupan.
2 Tridarma perguruan tinggi
Sesuai dengan tujuan perguruan tinggi sebagaimana dinyatakan dalam PP No. 30 tahun 1990
tentang perguruan tinggi , ialah perguruan tinggi bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan/ atau kesenian,
mengembangkan dan menvebarluaskan ilmu pengetahuan, dan kesenian serta menyumbangkan untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional. Oleh karena itu,
untuk mencapai tujuan tersebut perguruan tinggi memilik motto yang dikenal "Tri Dharma Perguruan
Tinggi", yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Pelaksanaan misi perguruan tinggi dengan Tri Dharma itu tidaklah mudah, karena perjalanan
perguruan tinggi Indonesia sejak kemerdekaan menurut Hafid Habbas (2000) bahwa hampir semua
perguruan tinggi yang dibangun berorientasi pada pelayanan (service oriented), yang merupakan
teaching university, perguruan tinggi menghasilkan lulusan (sarjana) melayani masyarakat dan kurang
mampu dalam mengembangkan ilmunya. Dengan demikian, perguruan tinggi Indonesia masih dalam
misinya sebagai research (penelitian). Begitu pula dengan unsur pengabdian masyarakat masih jauh
tertinggal karena masih banyak perguruan tinggi yang belum memahami pentingnya unsur pengabdian
masyarakat. Apabila perguruan mamperhatikan unsur penelitian dan pengabdian masyarakat menurut
Prof. Thoby mutis, Rektor Univ. Trisakti (Media Indonesia 11 Maret 2000), hasilnya juga akan dinikmati
perguruan tinggi itu sendiri, selain itu secara langsung maupun tidak lagsung mahasiswa dapat
mengajak masyarakat untuk ikut aktif berpartisipasi dalam pembangunan sebab bagaimanapun
paradigma pembangunan daerah harus mengarah kepada masyarakat Begitu juga pendapat Prof. Jajah
Koswara, Direktur Pembinaan Perehtian dan Pengabdian Masyarakat, Dikti, Depdikbud (Republika 4
Nov.2000), menilai pelaksanaan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan perguruan tinggi
selama inj, masih belum banyak bermanfaat bagi upaya pengembangan potensi masyarakat, hal ini
terjadi karena program-program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan masih bersifat parsial dan
tidak bersinergi dengan program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah setempat.
Perguruan tjnggi (universitas) adaJah tempat pertemuan utama dari berbagai kelompok
merupakan sjmbol dan kenyataan, Sebagai simbolis karena di dalam sector modern perguruan tinggi
dianggap sebagai Lembaga paling modern dan pembaruan. Tempat yang nyata karena ia merupakan
satu tempat di mana berangkat para intelektual, apakah mereka masih mahasiswa atau sudah menjadi
dosen. Universitas ialah sebuah pusat dengan peranannya menghasilkan pemimpin yang cocok di masa
kini dan modernisasi.
Pada awalnya universitas merupakan “gagasan impor”. Bahkan di Indonesia univeritas
merupakan sebuah gabungan antara “puing-puing colonial” dengan pengaruh Amerika. Percampuran
sosio-budaya barat dengan Indonesia. Perguruaan tinggi di Indonesia telah mempunyai moto dengan
tiga fungsi , Yaitu “tridarma perguruan tinggi” pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Perguruan tinggi merupakan tempat melakukan eksperimen dan sekaligus menjadi sebuah
prototipe dari masyarakat Indonesia di masa depan. Sebagai tempat eksperimen perguruan tinggi
mencoba meleburkan semua suku, etnis, dan bercampurnya kebudayaan dan agama, sehingga
berfungsi dalam menangkal munculnya disintegrasi bangsa. Dengan memiliki berbagai sifat, maka
perguruan tinggi sebagai sumber kekuatan moral karena dia memiliki satu referensi, sebuah contoh
yang dapat ditiru. Namun, karena tujuan utamanya adalah ingin mengungkapkan kebenaran ilmiah dan
etika, maka orang berharap kepada perguruan tinggi untuk bersikap rasional – objektifdalam melihat
sesuatu masalah. Meskipun perguruan tinggi aktif dalam perubahan, ia juga mengawasi, menilai, dan
mengkritik perubahan itu. Oleh karena itu, perguruan tinggi adalah sebuah alat dikontrol masyarakat
dengan tetap terpeliharanya kebebasan akademis terutama dari campur tangan penguasa ( Railion
1989).
Dalam teori bahwa perguruan tinggi ialah agen utama dari pembaruan dalam kehidupan
bernegara, seperti dalam proses pembentukan pemerintahan orde baru tahun 1970-an di mana
peranan nyata yang telah dimainkan kalangan perguruan tinggi dalam menegakan dan orientasi para
penguasa baru. Para dosen dengan bagi pemerintahan orde baru. Hampir semua teknokrat diambil dari
kalangan perguruan Mewakili perguruan tinggi dalam tubuh kekuasan, para dosen yang telah menjadi
menteri berfungsi sebagai penghubung antara kekuasaan denean mahasiswa. Perguruan tinggi
mengorganisir dan menjadi tempat seminar temu karya, simposium secara teratur, di mana saling
bertemu kelompok militer, teknokrat, dan mahasiswa. Tema pembicaraan tentang perubahan sosial
modernisasi dan pembangunan ekonomi.

3. Budaya akademik
a. Pemahaman
Akademik berasal dari academia, yaitu sekolah yang diadakan Plato (Pranaka,
1985:370). Kemudian berubah menjadi istilah akademi yang berkaitan dengan
proses belajar-mengajar, sebagai tempat dilakukan kegiatan mengembangkan
intelektual. Isålah akademi selanjutnya mencakup pengertian kegiatan intelaktual
vang Fersifat refleksif, kritis, dan sistematis.
Dalam kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila ruang lingkup pemikiran
akademik menurut Pranarka (1985:37-375) adalah sebagai berikut.
Pertama, pengolahan ilmiah mengenai Pancasila, adanya atau eksistensi objektif
Pancasila, Pancasila sebagai data empiris, yaitu sebagai ideologi, dasar negara, dan sumber hukum yang
terjadi di dalam sejarah. Sasaran ini dilakukan dengan perelusuran ilmiah terutama dengan
menggunakan disiplin sejarah.
Kedua, mengungkapkan ajaran yang terkandung dalam Pancasila, yaitu mempelajari
fakor-hktor objekåf yang membentuk adanya Pancasila itu. Penelusurannya dilakukan dengan
pendekatan disiplin ilmu kebudayaan, termasuk di dalamnya ethnologi, ar±hropoloé, sosiologi, hukum,
bahasa, dan ilmu kenegaraan. Dengan menggali fakior-faktor yang ikut membentuk perkembangan
pemikiran mengenai Pancasila, dapat pula diungkapkan isi maupun fungsi Pancasila secara analitis.
Dengan demikian, dapat diungkapkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Pancasila.
Ketiga, renungan refleksif dan sistematis mengenai Pancasila yang sifatnya diolah dengan
keyakinan-keyakinan pribadi mengenai kebenaran-kebenaran yang sifatnya mendasar. Jenis
pendekatan ketiga ini adalah kegiatan intelektual yang dilakukan dalam rangka filsafat atau teologi.
Perbedaannya adalah teologi renungan fundamental mengenaj Pancasila dilaksanakan berdasarkan
kepada wahyu yang diimani, sedangkan dalam filsafat renungan mendasar mengenai Pancasila
dilaksanakzn atas dasar keyakinan pemikiran dan pengalaman manusiawi.
Keempat, studi perbandingan ajaran Pancasila dengan ajaran lain. Kegiatan
ini dapat dilakukan dalam rangka pemikiran filosofi, teologi, atau kegiatan ilmiah. Namun masing-
masing mempunyai metodologinya sendiri. Studi perbandingan ini mempunyai persyaratan yang
banyak. Ajaran – ajaran Pancasila maupun ajaran lain diselami terlebih dahulu, dan baru kemudian
dibandingkan. Didalam studi seperti ini masing – masing ajaran berkedudukan sebagai normans et
normata satu dengan yang lain.
Kelima, pengolahan ilimiah mengenai pelaksanaan Pancasila, Yaitu masalah pelaksanaan dalam
kaitan dengan pemikiran akademis itu. Baik ilmu filsafat ataupun teologi dapat mempunyai focus
kepada ruang lingkup pelaksanaan praktis.
b. Kebebasan akademik
Istilah kebebasan akademik menurut Mochtar Buchari (19595) digunakan sebagai padanan dari
konsep inggris academic freedom , yang menurut Arthur Lovejoy adalah kebebasan seorang guru atau
seorang peneliti di Lembaga pengembangan ilmu untuk mengkaji serta membahas persoalan yang
terdapat dalam bidangnya, serta mengutarakan kesimpulan-kesimpulannya, baik melalui penerbitan
maupun melalui perkuliahan kepada mahasiswanya, tanpa campur tangan dari penguasa politik atau
keagamaan.
Suasana ilmiah yang terdapat di perguruan tinggi agak berbeda dengan diluar perguruan tinggi,
karena kehidupan ilmiah memerlukan suatu kebebasan, yaitu kebebasan meneliti, kebebasan menulis,
dan kebebasan mengajar, yang semuanya diselsut kebebasan akadetnik. Watak ilmiah suatu perguruan
tinggi menurut Ntochtar Buchari (1995) dapat disamakan dengan kepribadian atau yaitu individualitas
yang diperlihatkan oleh keseluruhan Ferilaku orang tadi. Jadi, watak ilmiah suatu perguruan tinggi ialah
individualitas atau cit-i khas ilnüah yang diperlihatkan oleh suatu perguruan tinggi melalui
segenap kegiatan ilmiahnya, seperti dalam perkuliahan-perkuliahannya, seminar seminarnya
penelitiaan-pehelitiannya, dan publikasinya.
Bagi masyarakat luas di luar perguruan tinggi, citra tentang watak ilmiah ini ditentukan oleh
segenap kegiatan perguruan tinggi yang secara langsung dapat dilihat oleh masyarakat, seperti
pengabdian masyarakat, seminar terbuka, dan inilah suatu perguruan tinggi ditentukan oleh
kepatuhannya kepada kaidah kaidah ilmiah dalam melakssanakan ketiga fungsinya, yaitu pendidikan,
dan pengabdian kepada masyarakat. Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam PP No. 30 Tahun
1990 tentang Pendidikan Tinggi menegaskan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan, antara
lain sebagai berikut.
1) Kebebasan ademik merupakan kebebasan yang dimiliki anggota akademik untuk
secara bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan kegiatan akademik yang terkait dengan
pendidikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari kebebasan akademik
yang memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di perguruan
yang bersangkutan sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.
3) otonomi keilmuan merupakan kegiatan keilmuan yang berpedoman pada
norma dan kaidah keilmuan yang harus ditaati oleh para anggota sivitas akademik.

b. kampus dan dominasi birokrasi


Gerakan kampus yang sudah dianggap membahayakan kebijakan dasar nasional, yaitu stabilitas
politik dan proses pembangunan nasional dengan melakukan intervensi yang bersifat kebirokrasian dan
pembenahan politik yang melibatkan kehidupan kampus. Dengan demikian, pemerintahan orde baru
telah menempatkan jalur proses birokrasi negara untuk mengendalikan kehidupan kampus. Penentuan
pimpinan di perguruan tinggi harus mendapat persetujuan dari Mendikbud, membubarkan lembaga
kemahasiswaan (Dewan Mahasiswa), melarang mahasiswa mengatasnamakan kampusnya di dalam
kegiatan politik. Kebebasan kampus sudah terbatas dengan masuknya kepentingan politik pemerintah
dalam warga kampus. Permasalahan antara kampus dengan dunia politik praktis menurut Arbi
Sanit (1998) ada tiga sebab yang mengharuskan kampus terlibat dalam kehidupan poliåk, yaitu
pertama, usaha kampus untuk merealisasikan peranannya sebagai pembaru kehidupan masyarakat.
Kedua, kenyataan bahwa kampus merupakan sumber daya politik yang selalu menyediakan pemimpin
dan kepemimpinan. Ketiga, watak kemandirian kampus tumbuh dari metode ilmiah, yaitu cara
berpikir kritis. Setelah jatuhnya rezim pemerintahan orde baru akibat dari perbedaan misi
dan visi dengan kalangan kampus yang semakin meruncing, maka kehadiran kampus sebagai usaha
meluruskan jalannya kehidupan bernegara tidak dapat disangkal lagi. Namun, jatuhnya Soeharto
kehidupan kenegaraan meninggalkan setumpuk permasalahan yang tidak mudah diselesaikan dalam
waktu yang sangat singkat. Permasalahan utama yang perlu mendapat perhatian dalam rangka
pendidikan Pancasila ini adalah pembangunan hukum dan hak asasi manusia (HAM). Apabila berbagai
persoalan utama dalam kehidupan ketatanegaraan kita semenjak kemerdekaan tidak lepas dari
kekuatan moral dari kalangan kampus, maka reformasi yang menjadi tuntutan utama kalangan kampus
tentu tidak lepas dari upaya mereka dalam mencari solusi pemecahannya.
pola rencana yang berperadaban from
dan perlindungan maraka wewenang

ancala ke dalam postulat hukum lebih


penampakan orientasi tertingsi dalam yekn pemgcn d Tiga
hal tersebut menurut Satjipto 1991) danil dwn eer s
ikan dan yang didasarkan pada Pancasila in m
sukkan Pancasila ke dalam sier n edonia Tts
atu deskripsI yang jelas mengenai bentuk bubugan yng dingrkas.a
a masyarakat yang berdasarkan Pancasila Dan 5 o
pendapat postulat hukum dapat bebeper bek
Dalam masyarakat Pancasila, setiap orang hendaknh u
ahwa orang lain akan memperlakukannya secara indidle w h
Dalam masyarakat Pancasila, setiap orang bia di
menerima bagian dari produksi nasional yang menga du
sesuai dengan martabatnya sebagai manusia
Dalam masyarakat Pancasila selap orang biasa mengh,
dirinya tidak akan diperlakukar secara dicktiia
4 Dalam masyarakat Pancasila, setiap orang biasa ga bwa
dak akan diganggu dan dihambat dalam penghargaan
Dalam masyarakat Pancasila, setiap orang biasa mengan, bw
mempertimbangkan secara berAinggun ng prdapt
ktun yang menyingkut kepentingn orang adidn
kan terkena keputusan tersebut

Berbicma maalah penegakan hukum dan problematikanya sangat terkait


dan hukum itu keadilan dan hukum, dan kemanfaatan
Berbagai pandangan pakar hukum yang dikutip oleh Diana tentang
tujuan hukum, diantaranya menurut Prof. Sudikno bahwa tujuan pokok
hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, the
etiban dan keseimbangan. Menurut teori etin hukum mat
bertupuan keadilan dan kam menurut teori utilitas tujuan hukum
ingin menjamin kebahagiaan yang terbesar bagi manusia dalam jumlah
hanya banyaknya Menurut Prof Mochtar Kusumaatmadja bere
bahwa tujuan hukum adalah ketertiban dan tercapainya keadilan yang berts
beda is dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya. Sedance
memunit Prof Darji Darmodiharjo tujuan hukum yang utama adalah keadilan
un keadilan
di samping pasan hukum dan kemanfaatan, keadilan sendiri berkait
dengan pendekatan hak dan kewajiban. Menurut Apeldoorn berpenda
bahwa tujuan hukum untuk mendapat pergaulan hidup at damai
tlah saat ini adalah sebagai tertib hukum menjadi tertib yang berlaku untuk
dapat mempertahankan perdamaian dengan menjaga keseimbangan
antara kepentingan manusia yang selalu tidak bertentangan satu sama lain.
Tertib hukum dapat ditegakkan apabila hukum dapat mendatangkan keadilan
bagi mereka yang berkepentingan terhadap keadaan tertib dan damat kanena
baca maupun hukum melindungi kepentingan dan cita-cita dasar manusia,
yaitu keamanan wa, kebebasan mengurus diri sendiri dan hak-hak pribadi
dan lain sebagainya lika tujuan hukum tidak mengupayakan hal demikian
ma akan berusaha untuk memperoleh keadilan bagi dirinya dengan cara
apa saja yang kalau perlu dapat mengorbankan kepentingan umum
Suatu usaha menjajaki kemungkinan pengusahaan ilmu hukum yang
berkualitas Indonesia pernah dibicarakan dalam simposium di Universitas
Diponegoro (Satjipto Rahardjo 1991) bahwa untuk mengisi struktur hukum
yang benilfat Indonesia, yaitu mengintegrasikan gagasan Indonesia yang
dirumuskan dalam UUD 1945 dan Ketetapan MPR, gagasan tersebut
ditemukan dalam ungkapan seperti kekeluargaan, musyawarah mufakat
mat seutuhnya dan keserasian, dan keseimbangan. Apabila data itu
kan dimasakkan dalam sistem hukum, maka diperlukan perubahan yang
dasar dalam wacana berpikir untuk itu.
Kenyataan bahwa Republik Indonesia adalah berdasarkan hukum, bukan
an belaka, hukum menjanjikan untuk menjadi sarana yang terpercaya
anamelakkan usaha rekayasa sosial. Tugas penting dan berat yang diterima
sarjana hukum termasuk kalangan kampus adalah menciptakan masyarakat
Indonesia baru yang didasarkan pada Pancasila melalui hukum. Rekayasa

mulai menghimpun sekian banyak konsep dan nd yag


Munculnya kekayaan intelektual thus ngin kampus, untk
dalam kehidupan kita masa remaja t adams
walisasikan Pancasila dalam kehidupan bermann.de
Oleh karena itu, gambaran permasalahan pmbng
Islam negara kita,
dapat disangkal buhwa kekaaan kamp nl
tarian yang sangat dominan karena sebagaimanayang id
peranan kampus sebagai institusi pemberi dan modes
esejahteraan bangsa, maka kampus memiliki pelling van spt be
melalui pengembangan misi dan visai Tri Dha P TinggWp
banyak kritik kepada kalangan kampus tenang belurm sepenatl
Ti Dharmanya itu, namun gerakan reformasi yang telah berpit mem
abad ke-21 yang menuntut demokratisasi dalam segala bidang kehidupan
beharap perguruan tinggi semakin menunjukkan kekuatannya
dalam pembangunan hukum dalam negara Republic
Pembangunan HAM
um perkembangan penegakan hukum sepanjang maspeeintal
an khususnya orde baru banyak kasus hukum meuan r
mnya pengaruh kekuasaan terhadap lembaga peradilan dan aparat peiegak
hum Masyarakat hampir setiap saat mempersiapkan mental dan eka aparat

258-259

penegak hukum dengan terjadinya perlakuan tidak manusiawi 'pelanggaran HAM


B
Bamak putusan peradilan bertentangan dengan perasaan keadilan masyarakat
perti kasus kerusuhan 27 Juli 1996 kasus santet di Banyuwangi. penembakan
Al bayaan mantan Presiden Soeharto dan lain-lain sebagainya.
mahasiswa di Universitas Trisakti semanggi berdarah, Ambon Ketapang, Sambas
Hak asasi manusia memang menjadi pendorong yang penting untuk
merounkan apakah hukum yang seruri dijalankan ini cukup
memperhatikan martabat dan keselamatan manusia secara substansial Hal ini
sesuai dengan pandangan UNDP tentang keamanan manusia meliputi keamanan
ekonomi keamanan pangan, keamanan kesehatan, keamanan individu, keamanan
lingkungan keamanan masyarakat dan kebudayaan serta keamanan politik. Dalam
cakupan konsep keamanan yang sedemikian komprehensif, hak asasi manusia
bidal saja mendapat tempat yang aman dan terhormat Penegakannya
A secara
penuh harus dipandang sebagai bagian dari faktor-faktor yang turut memperk
keamanan nasional Negara yang bekerja dengan konsep keamanan ini den
sendirinya menegakkan hak asasi manusia sebagai bagian dari usahanya un
meningkatkan keamanannya sendiri (s. Wiryono 2000)
Pandangan UNDP tentang keamanan ekonomi, yaitu kemakmuran sebagai
Landasan penegakan hak asasi manusia dan keamanan manuSIa Di negara yang
pelaksanaan HAM yang kurang menggembirakan rakyat selalu berada di bawah
garis kemiskinan yang sulit menikmati hidup apalagi menikmati hak asasinya.
Dengan membengkaknya jumlah rakyat Indonesia yang merosot ke bawah garis
kemiskinan sebagai akibat krisis moneter, maka semakin besar pula jumlah rakyat
yang rentan terhadap pelanggaran HAM (S Wiryono 2000)
Penegakan hak asasi manusia, khususnya untuk menyatakan apa yang dianggap
beseha menjamin bahwa kemakmuran yang diperoleh oleh suatu negara
secara nyata di mana rakyat kecil dapat menikmatinya. Bagaimanakah usaha
merealisasikan perjuangan menegakkan HAM untuk meningkatkan kemakmuran
rakyat secara merata? Apabila kita memperhatikan peranan kampus sebagaimana
duralar di atas jelas peranan kampus memiliki peranan yang sangat besar. Kampus
melalui alan ilmiah mimbar akademik yang bebas budaya akademik, dan berpikir
rasional objektif dengan menggunakan metodologi ilmiah dalam kerangka pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi akan mempunyai peluang yang sangat besar untuk
berperan serta sebagai kekuatan moral (wal fo untuk mengaktualisasikan Pancasila
dalam kehidupan bemasyarakat,berbangsa, dan bernegara

sadar pada kepatuhan dan tanduk kepada m wtes otse


arakat madani dapat dipahami sehagai maakat beads din da
enbentukan masyarakat madani dapat dilat meion-cttay
npunyai kekuatan ekonomi, dan semakin ebuka s ealain
ya kelas menengah sosial ekonomi yg bependag
pengertian masyarakat madani
Scandia yang bemama Adam Ferguson.htilah peia utke
stills masyarakat madani (civil society) pertama kl dianan l
Roda yang membedakan dirinya dengan masyarakat peda yang l
atakat kota sudah tersentuh peradaban ma yahu wash mcl
Dalam perkembangan lebih lanjut,stlab rel secity didefiishan sehga
ongibangi kekuasaan negara. Di Indonesia, istilah l secity ditermb
h masyarakat yang terdiri atas lembaga-lembaga ton yg mangu
note Untuk itu, Nurcholis Madjid dan Ariel Budiman pada
wwpadi masyarakat sipil, tetapi sering dikacaukan dme pembedan sipa
u l dengan menyebut sebaga masyarakat madani, vtab gma
nncanangkan Islamisasi ilmu-ilmu sonial Sememtara pengamat soial
digulirkan oleh Anwar ibrahim (Mantan Wakl Pda MeMa a
Dalinda,menggunakan padanan maknanya dengan istilah masy
wakan-gerakan pro demokrasi merupakanlah
padani, yaitu sebagai berikut
pembentukan masyarakat madani. Beberapa pamidangan pakat tengkorak
Menurut Guiseppe Di Palma-kelompok te gaan preden
menyatakan bahwa masyarakat madani pil) adalah musim
otokrasi, kediktatoran, dan bentuk-bentuk lain dan keku
wenang Dalam kontek ini, demokrasi dianggap sebagai pemberdaya
g
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan bukan hanya politik. tapi
budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya
Menurut John Keane, gerakan demokrasi bukanlah mishan
teman dekat kekuasaan negara. Demokrasi mengehendaki peritahu
memerintah masyarakat sipil secara tidak berlebihun atniup rla
Sementara itu, tatanan yang lebih demokratis tidak bisa dibangun melaha
kekuasaan negara. Ia juga tidak bisa diciptakan tanpa kekuasaan nera
Norton menyatakan, bahwa pemerintah dan masyarakat sipil han
bentuk kerja sama, ketimbang konflik dan perhutan a n Dengan
demikian, pemerintah merupakan faktor penting bapa
pembaruan (reformasi) politik yang merupakan ng
dan kelompok dalam masyarakat, seperti reformasi untuk tp
stabilitas yang dinamis

E Masyarakat Madani
Apabila dilihat dari kehidupan politik, secara sederhana sistem politik mandi
adalah sistem politik berperadaban (civilized) dalam pelaksanaannya adalah sistem
politik demokratis berdasarkan saling mengawasi dan mengimbangi kekuasaan
check and balance) antara negara (state) dan masyarakat social), berkeadilan
260-261
2 Masyarakat madani dan demokratisasi

ng kepada suara yang dipenuhinya


Adanya lembaga-lembaga yang dapat membu n pee
es demokratisasi menuju masyarakat madani,
alat yang demokratis, yaitu
gedelapan hal di atas dapat diringkas manjai p yanu pt
Partisipasi politik, dan kebebasan sipil ber
Identifikasi diri suatu gerakan sosial dengan dinas s
Konstitusi yang secara eksplisit yang mengganibarnan ta
partai-partai politik saling berkompetis uk mpende a

pemegang kekuasaan dipilih oleh rakyat, bak lack atap


keterlibatan langsung atau tidak langung wanga ega&alam pe
gembalian keputusan politik

profesional; dan
hk memilih dan dipilih bagi kaum perempuan seCara popunm dan
pemungutan suara dalam pemilihan umum dilakukn sa
Good governance

Keberhasilan pembangunan ekonomi adalah daya saing mellu eid


yayanan mutu dan kepastian kebijakan publik Dalam na
ebut salah satu prasyarat yang harus dikembangan adalah gd ot
wa kepemimpinan atau tata Kepemerintahan yang
bermakna sebagai kinerja suatu lembaga yang mula mendir
mempengaruhi masalah publik
Pemerintahan yang baik adalah baik dalam proses peny
nur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sin tidak saling berun
remperoleh dukungan dari rakyat serta terbebas dari geakn anarkis yang i
enghambat proses pembangunan
Pengaruh good governance di Indonesia alam bili faktor bu
sternal dan internal, yaitu sebagai berikut
Faktor eksternal, adalah pengaruh globalisasi yang memantau
menghormati prinsip pasar dan demokrasi negara la metro konn
jepit situasi perkembangan ekonomi dan politik dalam sen
menjadi prasyarat terjadinya pergaulan internasional yang saling
menguntungkan
utan internal, yaitu krisis multidimensional yang ten k
kolusi dan nepotisme (KKN), keadaan ini telah m a lehidp
bermasyarakat dan berbangsa

Masyarakat madani juga mengacu kepada kehidupan masyarakat yang


erksalitas dan berperadaban Masyarakat madani tercipta atis kondisi kesediaan
individu-individu untuk menerima berbagai pandangan politik dan sikap sosial
yang berbeda. Tidak ada satu pihak manapun, termasuk pemerintah dan gerakan-
gerakan pro demokrasi, yang berhak memaksakan aspirasi dan kemauannya sendin
apakah dengan bentuk kooptasi atau hura-hura, yang pada gilirannya hanya
menimbulkan masyarakat tanpa hukum Oleh karena itu, gerakan demokratisasi
harus mengambil strategi yang lebih halus berbudaya, dan berperadaban, bukan
dengan jalankan presentasi yang tidak mustahil mengorbankan masyarakat
Titik temu antara pemberdayaan masyarakat madani (civil society) dan
proses demokratisasi terletak pada gagasan kewarganegaraan (citizenship
perjuangan untuk pemenuhan hak-hak dasar, khususnya hak-hak sipil, haki
hak sosial ekonomi dan kultural Status warga negara adalah sama di muka hukum
namun harus diperjuangkan karena adanya kenyataan sosial berupa kehidu
manusia yang berkelas-kelas, seperti kelas bawah rakyat kecil), kelas menengah
dan kelas atas Golongan elite). Menurut John Rawls, Kewarganegaraan har
meliputi tiga unsur dalam masyarakat madani, yaitu sebagai berikut.
Negara bersifat netral terhadap apa yang dimaksud dengan hidup yang baik
oleh warga negara
Kehidupan warga negara dibimbing oleh suatu kepentingan keadilan
ertiga
Warga negara memisahkan dengan tegas kepentingan umum (publik) dengan
kepentingan pribadi (p )
Masyarakat madani di Indonesia sangat dipengaruhi oleh proses modernisasi,
semenjak tumbuhnya kaum terpelajar dan golongan profesional maka dimungkinkan
munculnya kesadaran politik untuk melepaskan diri dari cengkeraman penjajahan
dan membentuk sebuah masyarakat. Menurut Robert A. Dahl. terdapat delapan
kondisi yang harus ada dalam proses demokratisasi, sehingga terciptanya
masyarakat madani, yaitu sebagai berikut
politik
Kebebasan untuk mendirikan dan ikut dalam organisasi (termasuk partai
Kebebasan menyatakan pendapat.
Hak untuk memilih
d. Hak untuk dipilih dalam jabatan publik.
Hak pemimpin politik untuk dapat bersaing mendapatkan dukungan dan suara
rakyat
Hak untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber alternatif.
Pemilihan umum yang teratur jujur dan adil.

262-263
a
e Pardims anD

Realitas sejarah ini mengiring pada wacana untuk menerapkan nilai-nilel


transparant akuntabilitas partisipasi dan desentralisasi penyelenggaraan negara
Menurut UNDP 997) menyatakan. bahwa karakteristik yang harus dianut dalam
praktek pemerintahan yang baik dan saling terkait satu sama lain, melipun
etkt in
Partisipatif
Aturan hukum ditaati (prinsip rule of law)
Transparansi
Memiliki daya tanggap
e Kebijakan yang berorientasi pada konsensus
1. Berkaitan
Efektif dan efisien
h Akuntabilitas
Visi strategis

asas yaitu
permintaan pasar dunia, dan
bagaimana globalisasi terjadi? Ade pemys pr nge e
ajuan teknologi atau revolusi neom
ka kapitals
Jemgan dukungan lembaga-lembaga keuangan esin
warga-negara imperial pusat perusahaan makanan dan bkb
Sebagai kekuatan penggerak dari globa
motor penggerak globalisasi karena ia meil ln
Evaluasi strategis globalisasi, alekas sumbes Gays éoso ada

Pada prinsipnya karakter dasar good governance adalah semangat pluralism


saling toleransi dan tegaknya prinsip prinsip demokrasi

E Globalisasi

glohal baru dengan ditandai oleh diberlakam


Kapan Globalisasi terjadi? Globalisasi ka
perdagangan melalui penciptaan kebijakan perdagangan bu
peranian internasional, perdagangan yang diked de
rdngangan pada bulan April 1994 di Maroko Kerkatane
yakri dengan berhasilnya ditandatanganinya sepatu metal
Or Tariff and Trade (GATT GATT menupakamsab ul d
emngatur perilaku perdagangan antar pemerintah CATT e
Wk menyelesaikan jika terjadi perselisihan dagang e
om negosiasi perdagangan antar pemerintah setan
in dibangun di atas sistem dagang yang hebka bin din dnn
distem proteksionis dan dibangun atas keyakinan bahasa penungn be aa
untungkan bagi negara-negara yang meneapkn ii
siensi. Pada tahun 1995 atu organisms
trol perdagangan dunia dikenal sebagai World
(W
merupakan salah satu aktor dan forum perundingan antara penang dan
mekanisme globalisasi yang terpenting

Globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia dibawah sats


unit yang sama tan dibatasi oleh kedudukan geografi suatu negara. Melalu
proses ini dunia tidak lagi mempunyai perbatasan dengan ruang udara dan terbuka
luas untuk dimasuki oleh berbagai informasi yang disalurkan melalui media
komunikasi, seperti internet media elektronik dan teknologi. Perkembangan
ini memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan
hubungan sesama manusia dilakukan secara singkat
1. Pengertian globalisasi
Definisi globalisasi dapat dirumuskan sebagai fenomena yang menjadikan dunia
mengecil dari aspek hubungan antara manusia karena perkembangan teknologi
informasi. Para pemikir Barat menyatakan bahwa globalisasi adalah sebagai suatu
proses kehidupan yang serba luas dan meliputi segala aspek kehidupan seperti
politik, ideologi, sOsial budaya, ekonomi yang dapat dirasakan oleh seluruh umat
manusia di dunia (dunia tanpa batas)

2 Proses globalisasi

Apa itu globalisasi? Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses


pemgintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistem ekonomi
global Globalisasi melibatkan penciptaan satu ekonomi dunia tidak hanya
merupakan totalitas dari perekonomian nasionalnya, melainkan sebuah realitas
independen yang kokoh. Menurut James Petras proses globalisasi adalah Aliran
modal, komoditas, teknologi dan tenaga kerja berskala dan berjangka panjang
melintasi perbatasan negara.

Akibat globalisasi ruang tempat kita hidup di dunia pit Hal


trebabkan menurut Robertson karena keterkaitan dalam frudayadan
empat unsur, yaitu sebagai berikut.
Individu yang menimbulkan individualisal
Masyarakat nasional, yaitu menimbulkan pembentukan masyarakat
negara bangsa yang modern
Sistem masyarakat internasional saling kelantan
berbagai pengaturan
4kemanusiaan, yang menimbulkan humanisai yang idak nenealan
kelas dan gender dalam kaitan dengan kesempatan ds hak eip manusia
Karakteristik dari proses globalisasi dapat dilihat pada urai
alkalisasi lahir bersamaan dengan modernisasi di Barat sejak abad ke XVI, saat
dimulai terjadi sistematisasi kehidupan ekonomi, hubungan internasional antar
dalam akselerasi yang semakin cepat. Masuknya budaya Barat ke Indonesia, terjadi
nogara, dan lahimya budaya global. Proses ini terus berkembang hingga sekarang
dengan ekspansi perdagangan rempah-rempah yang diikuti dengan kolonialisme.
Globalisasi yang berarti terjadinya hubungan sistemik dari semua hubungan-
menyatu karena teknologi komunikasi
hubungan sosial di bumi ini. Kehidupan dan penghayatan umat manusia telah
C Globalisasi mencakup fenomenologi kontraksi. Dunia seakan menciut bukan
dalam arti materi, tetapi dalam arti yang abstrak. Ruang biasanya diukur
dengan waktu. Dengan komunikasi yang cepat maka ruang terasa 1.
pendek atau terjadi kontraksi Proses globalisasi implisit eliminasi ruang secara
fenomenologis dan generalisasi waktu.
d Fenomena globalisasi sifatnya refleksi, artinya menimbulkan kesadaran
kemanusiaan misalnya rasa simpatik terhadap penderitaan bencana alam,
perang, adanya pasar global dan HAM. Proses globalisasi berarti lenyap
pertentangan antara universalisme dan partikularisme gemeinschaft dan
gesellschaft, publik dan swasta, dunia kerja dan keluarga.
e Pemisahan itu terikat dalam konteks ruang dan waktu. Proses globalisasi
berakibat sekat-sekat pembatasan ruang dan waktu semakin hilang. Seseorang
adalah sekaligus individu dan anggota umat manusia
Globalisasi berarti menghadapi kenyataan serba-muka antara risiko dengan
kepercayaan. Dewasa ini orang hanya percaya kepada orang yang dikenal,
sifatnya fisik-material serta hadir di sini. Dalam era globalisasi kita percaya pada
Orang yang tidak dikenal, kekuatan-kekuatan impersonal dan norma-norma
seperti norma-norma pasar, hak asasi manusia dan sebagainya.

3. Peranan negara dalam globalisasi


Globalisasi liberal telah membangun pandangan bahwa negara telah melemah di
hadapan globalisasi. Negara tidak lagi mampu berperan di lingkungan global untuk
meberikan kesejahteraan kepada masyarakat, karena lingkungan global, modal dan
perusahaan-perusahaan globallah yang mampu beraktifitas secara tidak terbatas
Pandangan ini dikemukaan oleh Kenichi Ohmae yang menyatakan bahwa negara-
bangsa tidak lagi mempunyai kemampuan untuk terlibat dalam perekonomian global
Karena pola pikir yang lebih menekankan kepada kepentingan nasional.
Kepentingan nasional dari negara adalah sesuatu yang telah merosot, menurut
Ohmae, negara-bangsa yang masih menjalankan kebijakan berdasarkan kepentingan
nasional mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah, seperti Australia.
Kegagalan lain dari negara-bangsa adalah ketidakmampuannya dalam mengontrol
aktor-aktor ekonomi non-negara dan modal yang berada di dalam wilyah kependudukannya modal,
mereka dengan begitu mudah
negara-bangsa mengeluarkan kebijakan dan aktivitas yang diaakan l
Peran negara-bangsa sebetulnya masih ada dalam era obal, yaita menbt
kebijakan perpajakan (pajak bertarif rendah), sehingga tegars mash memila
papalis Tidak selamanya perusahaan global akan memberikan kesabaran
kesempatan untuk mensejahterakan rakyatnya melalua kebijalkan-kabijakanyag
Privatisasi sektor air yang terjadi di Bolivia, akibatnya banyak masyarakat
kehilangan akses terhadap air bersih. Kondisi iri berakhir dengan terjadins
protes besar-besaran terhadap kebijakan tersebut yang herakhir dengan
diusirnya perusahaan swasta penyedia jasa air tersebut
Di Inggris, privatisasi air telah menyebabkan ribuan penduduk 6dak dapat
sebagai hasilnya penyakit disentri mewabah di masyarakat
dilakukan dimana pemerintah Perdana Menteri Margaret Thatcher berkua
metnbayar tagihan yang melonjak hingga 450% setneniak privatisa yang

Globalisasi juga mempunyai dampak terhadap kekuasan sutu negar Proe


globalisasi sering mempengaruhi pergeseran kekuasaan yang tidak selalu mendung
mereka yang berkuasa. Tuntutan transparansi dan keterbukaan telah metperuh
fitas kekuasaan yang sering mempengaruhi terjadinya ter
dari terorisme
Kebijakan menghadapi terorisme menuntut koordinasi karena pengaruh globalisasi
Krisis kekuasaan negara telah mendorong proses desentralisasi eka eaa
Dalam politik kebudayaan terdapat suatu kecenderungan ke arah demokrasi
iheral Sektor-sektor yang tradisonal semula dikuasai oleh negara semakin
Ambil alih oleh sektor swasta, seperti dalam bidang keamanan yang semla
oleh pemerintah beralh kepada SATPAM sebagai penjaga keamanan di kantor
Kantor atau perumahan eksklusif (mewah). Dalam politik internasional dengan
munculnya organisasi-organisasi, seperti PBB, WTO, IMF dll, merupakan contoh
dari munculnya unit-unit politik supranasional yang dikaitkan dengan ide at
konsep pemerintahan global (global governance
Pengaruh globalisasi terhadap kehidupan ekonomi
Dalam globalisasi ekonomi, telah berlaku peningkatan dalam ketergantung
perdagangan. Perusahaan-perusahaan dan perdagangan terus meningkat mel
investasi asing di suatu negara, sehingga perluasan perusahaan telah melam
batas suatu negara. Perspektif ini dapat dilihat melalui kegiatan berikut
Perusahaan multinasional yang mempunyai kegiatan di luar negaranya melalui
ekspor-impor dan produksi bahan jadi Ekonomi nasional akan makin terintegrasi ke dalam ekonomi
dunia.
Di kawasan Asia Pasifik, semua itu akan ter jadi pada yahun 2020, dikawasan Asia Tenggara
kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara negara di seluruh dunia
menjadi satu kekuatan besar yang main terintegrasi dengan tanpajaringan
Menurut Tantri Abeng, antara lain dalam bentuk-bentuk berikut.
1.Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi diberbagai negara dega
sasaran biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baikkanemaph
buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastralic yang memadai
menjadi lokasi manufaktur global
ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif Dunia dalam hal ini
2.Globalisasi pembiayaan Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio at langsun
di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom. dalam memperba
satuan sambungan telepon atau PT Jasa Marga dalam memperluas angin
jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT Builder
transfer) bersama mitra usaha dari manca negara.
3.Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga
kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, sperti penggunaan staf profesional
diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan
atau buruh diperoleh dari negara berkembang, Dengan globalisasi pergerakin
manusia (human movement) akan semakin mudah dan bebas
4.Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknolog
antara lai melalui: TV, radio, media cetak lainnya. Dengan jaringan kan
yang semakin maju telah membantu melakukan pasar ke berbagai negara di dunia
untuk barang-barang yang sama. Sebagai contoh, KGC celana fears Hamburger
dan lain-lain, telah melanda pasar di mana-mana Aklbatnya selera masyarakat
dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa menuju selera globalisasi.

Globalisasi perdagangan Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan


penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non-tarif. Dengan
demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair.
Bahkan transaksi menjadi semakin cepat karena "less paper /documents" dalam
yang semakin canggih
perdagangan dapat mempergunakan jaringan jaringan teknologi telekomunikasi
Keadaan ini menunjukan bahwa manusia sudah mulai ketergantungan terhadap
teknologi informatika dan komputer
teknologi komputer. Seperti menjamurnya kursus dan latihan keterampilan
Alvin Toffler membagi peradaban dunia menjadi tiga tingkatan, yaitu
pertama, masyarakat pertanian (agraris) atau tradisional
kedua, masyarakat industri, dan
Avetiga masyarakat informasi.

Di Indonesia ketiga peradaban itu ada semua dalam masyarakat, walau pun
sebagian besar ada pada peradaban agraris dan industri Peradaban masa depan
ialah masyarakat informasi, yaitu peradaban di mana jasa informasi sudah menjadi
komoditas utama dan interaksi antar manusia sudah berbasis teknologi informasi
dan komunikasi. Dewasa ini bagi masyarakat yang telah memasuki peradaban ini
pun telah mempersiapkan diri untuk memasuki peradaban masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge based society)
Masyarakat informasi sudah menglobal yang dirancang bersama-sama oleh
negara-negara di dunia. Konferensi tingkat tinggi masyarakat informasi (World
Summit on the Information Society (WSIS)) tahun 2003, telah menyusun rencana
aksi bagi tiap negara, antara lain agar semua sekolah universitas, perpustakaan,
lembaga pemerintah dan rumah sakit sudah terhubung dalam jaringan teknologi
informasi dan komunikasi pada tahun 2015. Pada saat yang sama, 50% penduduk
dunia sudah dapat mengaksesnya.
Definisi masyarakat informasi menurut Rogers adalah mayoritas terdiri atas
para pekerja informasi, mencari nafkah dengan informasi. Kegiatan utamanya
adalah mengumpulkan, mengolah, memproduksi, mendistribusikan informasi
serta menciptakan teknologi informasi Kegiatan teknologi komunikasi diharapkan
akan mampu mengkoordinir dan mengaitkan berbagai aspek kegiatan manusia
dalam suatu jaringan pelayanan terpadu.
Hampir semua bangsa di dunia saling berlomba menguasai teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya
serta menggunakan teknologi tersebut untuk menciptakan keunggulan kompetitif
bangsa Teknologi informasi dan komunikasi memiliki tiga peranan pokok dalam
pembangunan bangsa, yaitu sebagai berikut.
Sebagai alat dalam mengoptimalkan proses penbangunan, deigan imemberia
dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyanicat
ratiormasi yang menghubungk.an semua institua dan daerah di eunh masatara
Sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, mlals pengemabgantms
Produk teknologi informasi dan komunikasi merupakan komoditas yg sademgs
perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam beruk davis
komoditas ekonomi lainnya yang mampu memberkan pentingkata perdiapatan k

dalaman Materi
Jelaskan arti paradigma!
Jawablah pertanyaan berikut dalam kertas kerja Anda?
2 Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai paradigma pembanganan
IPTEK?
3Bagaimanakah usaha kita dalam mengembangkan ideologi Pancasila
pengembangkan politik?
Bagaimanakah cara kita mengembangkan Pancasila sebagai paradigma
Ada tiga aspek demokrasi. Jelaskan!
paradigma pembangunan berdasarkan Pancasila?
Bagaimanakah usaha kita dalam mengembangkan sosial-budaya sebagai
Pancasila?
Bagaimanakah pengembangan ekonomi.sebagai paradigma pembangunan
Dalam wawasan Pancasila sebagai paradigma baru dalam pembangunan
Hankam. Bagaimanakah konsepnya?

Ada dua cara mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan. Jelaskan


10. Jelaskan pengertian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi
11. Kenapa perguruan tinggi sebagai faktor utama dalam pembaharuan 2 Jelaskan!
12. Apakah yang dimaksud dengan budaya akademik? Jelaskan!
13, Apakah yang dimaksud dengan kebebasan akademik? ſelaskan!
14. Bagaimanakah pengertian dan batas kebebasan akademik menurut UU No.

30 tahun 19902
Bagaimanakah sejarah perkembangan kampus sebagai tempat berlangsungnya
proses budaya akademik?
16. Apakah mampu dan tepat kampus sebagai moral foroe" dalam pembarngunan?
Jelaskan pendapat Anda!
17. Bagaimanakah hubungan kampus dengan politik? Manakah yang kuat
tarikannya? Jelaskan pendapat Anda!
Sebagai alat dalam mengoptimalkan proses penbangunan, deigan imemberia
dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyanicat
ratiormasi yang menghubungk.an semua institua dan daerah di eunh masatara
Sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, mlals pengemabgantms
Produk teknologi informasi dan komunikasi merupakan komoditas yg sademgs
perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam beruk davis
komoditas ekonomi lainnya yang mampu memberkan pentingkata perdiapatan k

dalaman Materi
Jelaskan arti paradigma!
Jawablah pertanyaan berikut dalam kertas kerja Anda?
2 Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai paradigma pembanganan
IPTEK?
3Bagaimanakah usaha kita dalam mengembangkan ideologi Pancasila
pengembangkan politik?
Bagaimanakah cara kita mengembangkan Pancasila sebagai paradigma
Ada tiga aspek demokrasi. Jelaskan!
paradigma pembangunan berdasarkan Pancasila?
Bagaimanakah usaha kita dalam mengembangkan sosial-budaya sebagai
Pancasila?
Bagaimanakah pengembangan ekonomi.sebagai paradigma pembangunan
Dalam wawasan Pancasila sebagai paradigma baru dalam pembangunan
Hankam. Bagaimanakah konsepnya?

Ada dua cara mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan. Jelaskan


10. Jelaskan pengertian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi
11. Kenapa perguruan tinggi sebagai faktor utama dalam pembaharuan 2 Jelaskan!
12. Apakah yang dimaksud dengan budaya akademik? Jelaskan!
13, Apakah yang dimaksud dengan kebebasan akademik? ſelaskan!
14. Bagaimanakah pengertian dan batas kebebasan akademik menurut UU No.

30 tahun 19902
Bagaimanakah sejarah perkembangan kampus sebagai tempat berlangsungnya
proses budaya akademik?
16. Apakah mampu dan tepat kampus sebagai moral foroe" dalam pembarngunan?
Jelaskan pendapat Anda!
17. Bagaimanakah hubungan kampus dengan politik? Manakah yang kuat
tarikannya? Jelaskan pendapat Anda!
perkembangannya dan dampaknya dalam budaya akademik
18 Pemahkah kampus dimasuki oleh birokrasi pemerintahan? Bagaimanakah
Ada beberapa hal pokok dalam pembangunan hukum. Jelaskan
pendapat dari para ahli?
3 Apakah yang dimaksud masyarakat madani? Kemukakanlah beberapa

Anda mungkin juga menyukai