Anda di halaman 1dari 4

Deskripsi Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara  Esensi dan Urgensi Ketahanan

Nasional Esensi dari ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kemampuan yang dimiliki bangsa
dan negara dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas dan
kompleks.

Esensi dan Urgensi Bela Negara Terdapat hubungan antara ketahanan nasional dengan pembelaan
negara atau bela negara. Bela negara merupakan perwujudan warga negara dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Keikutsertaan warga
negara dalam upaya menghadapi atau menanggulagi ancaman dilakukan dalam wujud upaya bela
negara

1. Bela Negara Secara Fisik Bila keadaan ekonomi dan keuangan negara memungkinkan, maka
dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga
negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di Barat.
Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi
memperkenalkan “dwi-fungsi sipil”. Maksudnya sebagai upaya sosialisasi “konsep bela
negara” di mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata- mata tanggung jawab
TNI, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.

2. Bela Negara Secara Non-Fisik Menurut Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Pendidikan kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan
dan cinta tanah air.

 
Dalam soft approach relative berhasil dalam program deradikalisasi, dimana teroris sebanyak 560
orang yang dihukum hanya tiga yang melakukan yang kembali melakukan terorisme. 2.
 
Dalam bidang Pendidikan Di Indonesia, secara tidak langsung telah ada penanaman akan pentingnya
kesadaran pertahanan dari ancaman terorisme yakni dalam pendidikan Kewarganegaraan yang
diwajibkan disetiap jenjang pendidikan. I.
 
BAGAIMANA MENGATASI ANCAMAN KORUPSI TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
INDONESIA Korupsi merupakan wujud perbuatan immoral dari dorongan untuk mendapatkan
sesuatu menggunakan metode penipuan dan pencurian yang merugikan bangsa dan Negara, di
Indonesia korupsi sangat sulit untuk dihindari atau dihilangkan jadi agar korupsi dapat kita hilangkan
di Negara ini, kita perlu menanamkan nilai-nilai yang ada dalam pancasila, terutama dalam sila
pertama
“ketuhanan yang maha esa”
 karena di Negara Indonesia memiliki bebarapa macam agama. selaian itu, dalam mengatasi korupsi
sangat memerlukan peran  Negara. Misalkan jika saja di negara kita menerapkan hukum yang berlaku
di agama islam yaitu jika ada yang mencuri maka tanganya akan di potong sebagai hukuman terhadap
apa yang dilakukan agar ada efek jerah, jika hukum tersebut di terapkan dalam Negara Indonesia
maka para koruptor akan berfikir kembali untuk melakukan korupsi. Maka dari itu perlunya
mempertebal keimanan dalam diri sendiri serta kesadaran untuk menghilangkan sikap keegoisan
dalam diri sendiri atau dalam diri seseorang yang telah menjadi pejabat sehingga dengan sendirinya
tindakan korupsi akan menghilang secara perlahan.
 
J.
 
BAGAIMANA MENGATASI KURANGNYA PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP
PENTINGNYA KETAHANAN  NASIONAL Adapun cara mengatasi kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap pentingnya ketahanan nasional yaitu dengan meningkatkan nilai  produk,
mengetahui keinginan konsumen dan meningkatkan kualitas teknologi yang akan di gunakan,
sehingga produk yang di buat bisa menyeimbangi produk luar negeri. Selain itu juga mengadakan
sosialisasi ke tempat-tempat tertentu seperti sekolah, perusahaan dan tempat lainnya untuk
mempromosikan produk yang telah mereka buat. K.
 
BAGAIMAN PERANAN MASYARAKAT DALAM BELA  NEGARA UNTUK MEMBANGUN
KOMITMEN KOLEKTIF KEBANGSAAN
Menurut UU No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara sudah secara eksplisit menjelaskan bahwa
salah satu bentuk bel negara adalah berkarya yang dedikatif untuk  bangsa dengan skil keterampian
dan keahlian untuk kemajuan bangsa. Masyarakat yang  bekerja dalam sektor industri, sektor
perdagangan, sektor tambang, sektor pertanian adalah para pembela negara, karena kalau mereka tidak bekerja
serius, indonesia tidak akan masuk 10 negara terbesar GDP-nya di dunia. Tapi mereka tidak akan menjadi mulia sebagai
pahlawan-pahlawan ekonomi jika mereka melakukan pembangkangan terhadap kewajiban bayar pajak, dan mereka juga
bukan pahlawan jika menjadi pengusaha eksploitasi hutan dengan meakukakan
illegal loging 
 dan yang lainnya. Demikian pula mereka yang berprofesi sebagai pegawai negri sipil, mereka juga melakukan bela
negara  bila mampu melakukan perbaikan sektor layanan publik dengan baik, mampu meningkatkan
akuntabilitas layanan publik, akuntabel dalam pembangunan proyek- proyek untuk layanan publik.
Tapi sebaliknya mereka akan menjadi musuh negara jika  justru melakukan korupsi uang negara
dalam pelaksanaan proyek negara tersebut. Dengan demikian, untuk semua jenis profesi dan keahlian,
di perlukan penguatan-penguatan karakter bangsa sebagai bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera untuk
memperkuat ketahanan nasional.
 
 Adapun perlunya membangun komitmen perlunya membangun komitmen kebangsaan dengan menggerakkan
moral/kolektif nasional. Penyadaran kembali terhadap segala tantangan bangsa dan penegasan kembali pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara. Apel Kebangsaan dan Aksi Damai yang serentak dilakukan di berbagai wilayah harus menjadi
momentum atas kebangkitan kebangsaan kita. Bercermin pada perjalanan sejarah bangsa ini cikal bakal
komitmen kebangsaan yang lahir sejak peristiwa Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928,
dan Proklamasi 1945, secara substansial telah memberi pengalaman berkebangsaan yang mengakar
kuat. Untuk itu, sebuah bangsa akan tumbuh menjadi bangsa yang besar dan terhormat apabila memiliki nilai-nilai
luhur yang di junjung tinggi. Bahwa di bentuknya NKRI adalah untuk melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah. Sehingga ada kewajiban untuk menjamin kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. L.
 
PENUTUP KESIMPULAN Urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara bagi bangsa
Indonesia dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan mencakup ancaman,tantangan,hambatan,dan
gangguan secara internal dan external, atau yang langsung maupun tidak langsung. Dalam mengatasi
masalah ini, diperlukan adanya kerja sama antara perangkat pemerintahan dan masyarakat karena apabila hanya
perangkat  pemerintah atau masyarakat saja yang aktif dalam mengatasi dampak negatif tersebut maka
urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara tidak akan mudah dalam membangun komitmen kolektif
kebangsaan Indonesia.

 
terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang dimana rakyat terlatih
merupakan unsur bantuan tempur. 2.
 
Bela Negara Secara Non Fisik Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan
Negara keikutsertaan Negara dalam bela Negara secara non fisik dapat diselenggaraan melalui
pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Pendidikan kewarganegaraan
diberikan dengan maksud menanamkan semangat bangsa dan cinta tanah air. Oendidikan
kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur
non formal (social kemasyarakatan) berdasarkan hal itu maka keterlibatan warga  Negara dalam bela
negara secara non fisik dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sepanjang masa, dan dalam situasi,
misalnya dengan cara : a.
 
Mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan non formal  b.
 
Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai  perbedaan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah bersama. c.
 
Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam, memelihara, dan melestarikan. d.
 
Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan Negara. e.
 
Berperan aktif dalam ikut menanggulangi ancaman terutama ancaman nirmiliter, misalnya menjadi
sukarelawan bencana  banjir. f.
 
Mengikuti kegiatan mental spiritual dikalangan masyarakat agar menangkal pengaruh-pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia.
 
g.
 
Membayar pajak dan retribusi yang berfungsi sebagai sumber  pembiayaan Negara untuk
melaksanakan pembangunan. D.
 
TERORISME MENJADI ANCAMAN TERHADAP BANGSA DAN  NEGARA INDONESIA
Permasalahan mendasar lainnya dalam mewujudkan ketahanan-ketahan nasional di Indonesia adalah
masalah terorisme. Isu dan masalah terorisme muncul ke permukaan dan mengoncang stabilitas
keamanan dan ketertiban nasional ketika ternjadi peledakan bom Bali oleh kelompok radikal atau
kelompok fundamentalis yang selalu mengatasnamakan agama (menggunakan symbol-simbol
agama). Akibat peledakan bom Bali tersebut menimbulkan dampak social- psikologis, ekonomi, dan
keamanan nasional. Secara social-psikologis, bom Bali telah menimbulkan keresahan dan ketakutan
public/masyarakat terhadap keselamat jiwa. Secara ekonomis, terjadinya peledakan bom Bali
menimbulkan arus wisatawan, baik wisatawan dosmetik, maupun wisatawan mancanegara ke
Indonesia, terutama ke Bali menurun. Hal ini berdambak pada penurunan  pendapatan masyarakat dan
pendapatan pemerintah dari sector pariwisata. Selain itu, secara ekonomis pula bahwa peledakan bom
Bali oleh terorisme menurun arus investasi luar negeri ke Indonesia. Dari aspek keamanan dan
kertiban, peledakan  bom Bali menimbulkan kestabilan serta kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat di dalam negeri menjadi terganggu. Secara filosofi terdapat dua pendekatan yang esensi
makna dari terorisme, yaitu : 1.
 
Terorisme merupakan suatu ide tentang tindak kekerasan atau ancaman kekerasan. Terorisme dalam
konteks ini merupakan  bagian dari suatu
discourse
(diskursus, perbincangan) besar tentangan ilmu perang (konvensional maupun inkonvesional) dengan
berbagai derivatifnya, seperti perang terbatas, perang
 
terbuka maupun
clandestine campaign
( kampanye tertutup, gerakan bawah tanah) serta filsafat perang. 2.
 
Terorisme merupakan suatu konsep yang tersusun dari prinsip: (i) kegalatan (ketidakteraturan) pikiran
dan masalah dalam kepribadian manusia, (ii) psikologo massa, baik public yang ketakutan maupun
public yang menaruh simpati buta (Hendropriyono, 2009). Dalam konteks kehidupan nasional,
terorisme merupakan ancaman besar terhadap eksitensi bangsa dan Negara Indonesia. Kasus
peledakan bom Bali I dan II, peledakan Hotel J.W. Marriod, Ritz-Carlton, Kedutaan Besar Australia,
bom  buku, bom bunuh diri di masjid di kompleks Kepolisian Resor Cirebon, dan kasus-kasus
terorisme lainnya dapat melemahkan kondisi ketahan nasional. Gerakan terorisme berbasis ideology
dan symbol-simbol keagamaan dapat mengganggu toleransi kehidupan umat beragama di Indonesia.
Sudah menjadi
  given
 bahwa bangsa dan Negara Indonesia adalah bangsa yang pluralis, yaitu  bangsa yang terdiri atas
keberagaman (kemajemukan), baik dari aspek agama, suku bangsa, budaya, adat-istiadat dan lain-lain.
Provokasi dan simbolisasi agama dalam gerakan terorisme dapat mengancam ideology pancasila dan
bertujuan menggantikannya dengan ideology keagamaan tertentu. Gerakan terorisme yang tumbuh di
Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Gerakan-gerakan yang didasari oleh ideology terorisme global telah memengaruhi eksitensi ideology
nasional Indonesia pada era reformasi dewasa ini. Terorisme global yang  berbasis ideology
keagamaan muncul ke permukaan dalam wajah fundalisme  politik. Ideology ini sangat kuat
pengaruhnya dalam menggoyahkan

Anda mungkin juga menyukai