Uji Rangking
UJI RANGKING
Oleh :
Muhammad Wasil
J1A114013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Pada bidang industri perbaikan suatau produk merupakan salah satu alternatif penunjang dalam pemasaran,
keinginan konsumen selalu menghendaki produk dengan mutu yang terbaik harus dapat dipenuhi bila perusahaan
tersebut ingin menjaring ke atas penjualan produk yang dihasilkan.
Pada uji rangking ini digunakan untuk mengukur pengaruh proses baru terhadap mutu produk yaitu untuk
mengetahui suatu produk baru harus sama atau lebih dari produk yang lama. Selain itu digunakan juga dalam
menentukan contoh terbaik dilalakukan beberapa pengujian pembedaan dan pengujian pemilihan.
Pada pengujian ini panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan
kesukaan dan tanggapan senang terhadap sifat sensorik atau kualitas yang dinilai misalnya kesan kerenyahan atau
kelembekan pada bahan yang diujikan pada biskuit. Tanggapan harus diberikan segera dan secara spontan, bahkan
tanggapan nyang sudah diberikan tidak boleh ditarik kembali meskipun timbul keragu-raguan pada pengujian
yang dilakukan.
1.2 Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengurutkan nilai suatu produk dan memilih sampel yang terbaik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uji Skala
Uji skala merupakan uji dimana panelis menyatakan berasan kesan yang diperolehnya. Besaran tersebut
dinyatakan dalam bentuk besaran skala atau dalam bentuk numerik ( Susuwi, 2009).
Menurut Yulia, A (2016) pengujuian skala dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Uji skala garis
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum uji ranking dilaksanakan pada Jumat, 15 April 2016 dengan langsung panelis mencicipi sampel
yang telah tersedia. Praktikum uji ranking ini dilakukan pada pukul 07.30 s.d 09.20 WIB di Laboratorium
Pengolahan (Dapur) Universitas Jambi, Unja Pondok Meja.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah roti dengan berbagai merk yaitu kode 467 (Biskuit Marrie
Roma), kode 939 (Biskuit Marrie ATB), dan kode 213 (Biskuit Marrie Kongguan) juga air mineral. Sedangkan
alat yang digunakan adalah piring kecil (3 buah), kuisioner dan alat tulis.
3.3 Prosedur Kerja
Pertama, panelis mendapat instruksi umum dari penguji. Panelis mengisi kuisioner, lalu mencicipi sampel
(3 sampel) yang ada diatas meja. Setiap sampel yang dicicip harus minum air mineral untuk menetralisirkan lidah
agar kesan yang diberikan tidak bias. Kemudian, panelis diminta menuliskan kesan terhadap 3 sampel yang ada
dan berbeda, panelis diminta mengurutkan ranking sampel dari tingkat 1 hingga tingkat 3 dari data skalar garis
dengan menulis kodenya pada kolom kuisioner yang tersedia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Hasil Data Uji Ranking
Kode Sampel
Panelis Jumlah
939 467 213
1 2 3 1 6
2 3 2 1 6
3 3 2 1 6
4 3 2 1 6
5 1 3 2 6
6 2 1 3 6
7 2 3 1 6
8 1 2 3 6
9 3 1 2 6
10 3 2 1 6
11 3 2 1 6
12 1 3 2 6
13 3 2 1 6
14 1 3 2 6
15 1 2 3 6
16 1 2 3 6
17 1 2 3 6
18 1 2 3 6
19 1 3 2 6
20 2 3 1 6
21 3 2 1 6
22 2 1 3 6
23 1 2 3 6
24 1 2 3 6
25 1 2 3 6
26 2 3 1 6
27 1 3 2 6
28 2 1 3 6
29 2 1 3 6
30 1 3 2 6
31 1 3 2 6
32 2 3 1 6
33 2 3 1 6
34 1 3 2 6
35 3 2 1 6
36 1 2 3 6
37 3 2 1 6
38 3 2 1 6
Jumlah 70 85 73 228
Rata-rata 1,84 2,24 1,92 6
Kode Sampel
Panelis Jumlah
939 467 213
1 0 -0,85 0,85 0
2 -0,85 0 0,85 0
3 -0,85 0 0,85 0
4 -0,85 0 0,85 0
5 0,85 -0,85 0 0
6 0 0,85 -0,85 0
7 0 -0,85 0,85 0
8 0,85 0 -0,85 0
9 -0,85 0,85 0 0
10 -0,85 0 0,85 0
11 -0,85 0 0,85 0
12 0,85 -0,85 0 0
13 -0,85 0 0,85 0
14 0,85 -0,85 0 0
15 0,85 0 -0,85 0
16 0,85 0 -0,85 0
17 0,85 0 -0,85 0
18 0,85 0 -0,85 0
19 0,85 -0,85 0 0
20 0 -0,85 0,85 0
21 -0,85 0 0,85 0
22 0 0,85 -0,85 0
23 0,85 0 -0,85 0
24 0,85 0 -0,85 0
25 0,85 0 -0,85 0
26 0 -0,85 0,85 0
27 0,85 -0,85 0 0
28 0 0,85 -0,85 0
29 0 0,85 -0,85 0
30 0,85 -0,85 0 0
31 0,85 -0,85 0 0
32 0 -0,85 0,85 0
33 0 -0,85 0,85 0
34 0,85 -0,85 0 0
35 -0,85 0 0,85 0
36 0,85 0 -0,85 0
37 -0,85 0 0,85 0
38 -0,85 0 0,85 0
Jumlah 5,10 -7,65 2,55 0
Rata-rata 0,13 -0,20 0,07 0
=31
=2
db panelis = jumlah panelis 1
= 38 1
= 37
db total = (jumlah panelis x jumlah contoh) 1
= (38 x 3) 1
= 114 1
= 113
db error = db total (db panelis + db contoh)
= 113 - (37 + 2)
= 113 39
= 74
FK = 0
JK Contoh =
=
= 2,39
JK Panelis =
=
=0
JK Total = Total Jumlah Kuadrat FK
= 54,91 0
= 54,91
JK Error = JK Total JK Contoh JK Panelis
= 54,91 2,39 0
= 52,52
KT Contoh =
=
= 1,195
KT Panelis =
=
=0
KT Error =
=
= 0,71
F Hitung Contoh =
=
= 1,68
F tabel 5% = 3,12
F
Variabel Db JK KT F tabel 5%
hitung
Contoh 2 2,39 1,195 1,68tn 3,12
Panelis 37 0 0
Error 74 52,52 0,71
Total 114 54,9
tn)
tidak berpengaruh nyata pada taraf 5%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum uji rangking ini bertujuan untuk menentukan urutan sejumlah komoditas atau produk
menurut perbedaan intensitasnya, dan panelis diminta untuk mengurutkan tingkat keempukan dari biskuit Marie.
Pemberian nomor urut biasanya di mulai dari nomor satu yang menyataka nilai atau peringkat tertinggi dan diikuti
peringkat kedua yang mutunya lebih rendah dan seterusnya. Pengujian dilakukan dengan mengurutkan tiga contoh
sampel, yaitu biskuit Marie ATB (kode 939), biskuit Marie Roma (467), dan biskuit Marie Khong Guan (kode
213). Dari hasil tabulasi data dapat diketahui bahwa biskuit Marie ATB yang memiliki keempukan paling tinggi,
kemudian biskuit Marie Khong Guan, dan yang terakhir biskuit Marie Roma.
Untuk mengetahui berbeda nyata atau tidak, dilakukan Analisis Of Varian (Anova). Sebelum dilkukan
perhitungan ANOVA hasil ditabulasikan terlebih dahulu. Kemudian setelah ditabulasikan dihitung dengan
ANOVA, dari berbandingan F tabel pada taraf 5 % diketahui F hitung 1,69 dan F tabel 3,12. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel, jadi didapatkan pada ketiga sampel dinyatakan tidak berbeda
nyata.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Uji rangking ini dapat disimpulkan bahwa pada uji ketiga sampel tidak memiliki perbedaan nyata, dimana
F hitung lebih kecil dari F tabel yaitu 1,69 < 3,12, dan biscuit Marie ATB memiliki peringkat pertama kemudian
biscuit Khong Guan dan biscuit Marie Roma setelah di bandingkan dengan F tabel padataraf 5%.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika. 1999. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Pangandan Gizi : Yogyakarta
NurAini, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Analisis Organoleptik Fateta : IPB Bogor
Nuraini dan Mawansih. 2006. Uji Sensori Buku Ajar Lampung. Universitas : Lampung
Rahayu. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan Dan Gizi. Fakultas Teknologi
Pertanian. IPB : Bogor
Sarastani. 2012. Penuntun Praktikum Analisis Organoleptik. Program Diploma. IPB : Bogor
Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. Bhrata Karya Aksara : Jakarta
Laporan Praktikum
Monday, 13 June 2016
Uji Skoring
UJI SKORING
Oleh :
Muhammad Wasil
J1A114013
Evaluasi sensori atau organoleptik merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk
mengukur tekstur, penampakan, aroma dan falvor. Oleh karena pada akhirnya yang dituju adalah penerimaan
konsumen, maka uji organoleptik yang menggunakan panelis (pencicip yang terlatih) dianggap yang paling peka
dan karenanya sering digunakan dalam menilai mutu berbagai jenis makanan. Untuk mengukur daya simpannya
atau dengan kata lain untuk menentukan tanggal kadaluarsa makanan.
Pengujian sensori berperan penting dalam pengembangan produk dengan meminimalkan resiko dalam
pengambilan keputusan. Panelis dapat mengidentifikasi sifat-sifat sensori yang akan membntu untuk
mendeskripsikan produk. Evaluasi sensori digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau
tidak dikehendaki dalam produk atau bahan-bahan formulasi. Mengidentifikasi area perngembangan,
mengevaluasi produk pesaing dan memberikan data yang diperlukan bagi promosi produk.
Uji skoring digunakan untuk menilai mutu dan intensitas sifat tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, rasa,
dan warna. Selain itu digunakan untuk mencari korelasi pengukuran subjektif dalam menentukan presisi
pengukuran objektif.
2) Tujuan
Untuk memberikan nilai atau skor tertentu terhadap suatu karakteristik mutu, memberi skor sesuai skor
sesuai dengan kriteria pada produk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uji Skalar
Uji skalar merupakan uji dimana panelis menyatakan besaran kesan yang diperolehnya. Besaran tersebut
dinyatakan dalam bentuk besaran skalar atau dalam bentuk numeric. Bentuk yang paling biasa dalam menyatakan
besaran skalar yaitu bentuk garis lurus atau disebut uji skalar garis (Susiwi, 2009).
Menurut Soekarto (1985) pengujian skalar meliputi :
1) Uji skalar garis
2) Uji skoring
5) Uji penjenjangan
b. Skala tidak terlalu besar atau terlalau kecil, diperkirakan dapat memberi gambaran sifat yang dinilai dan
reproducible.
c. Ada persamaan persepsi antara panelis mengenai perbedaan dan persamaan yang ada dengan membandingkan
denga standar atau suatu kesepakatan.
d. Untuk keperluan pengendalian untuk dapat digunakan istilah baik dan tidak baik yang disesuaikan dengan
standar jika diperlukan.
e. Skala nilai yang dapat dibuat terstruktur digunakan potongan-potongan skala sedangkan tidak terstruktur bagian
kepala dan belakang saja diberi deskripsi.
Uji skoring dilakaukan dengan pendekatan skala atau skor yang dibutuhkan dengan deskripsi tertentu
dari atribut mutu produk. Dalam sistem skoring angka digunakan untuk menilai intesitas produk dengan susunan
meningkat atau menurun. Uji skoring dilakukan merupakan pemberian skor yaitu memberikan angka nilai untuk
menetapkan nilai mutu sensori terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik. Tingkat
skala mutu dinyatakan dalam skala mutu yang sudah baku. Uji skoring merupakan pengujian dengan
menggunakan skala angka 1 sebagai nilai terendah dan angka 6 sebagai nilai tertinggi (Soekarto, 1985).
Pentingnya uji skoring dalam bidang teknologi pangan adalah pemeriksaan mutu kualitas, pengendalian
proses, dan pengembangan produk. Skala satu bagian dari uji inderawi adalah uji skoring. Pada dasarnya uji
skoring merupakan pembedaan. Uji skoring merupakan uji kemampuan dalam memberikan penilaian sampel
berdasarkan atribut atau sifat yang dinilai pada praktikum yang diujikan (Stone, dkk, 2004).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 22 April 2016 pada pukul 07.30 WIB di Laboratorium
Pengolahan (Dapur) Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, gelas plastik (cup kecil), sendok, alat tulis panelis dan
kuisioner. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu, sirup Marjan (kode 815), sirup ABC (kode 558), sirup
Sarang Tawon (kode 384) serta air mineral.
3.3 Prosedur Kerja
Disiapkan 3 sampel yang akan diuji yaitu sirup dengan kode 815(sirup Marjan), sirup kode 558 (sirup
ABC), dan sirup kode 384 (sirup Sarang Tawon). Penelis diminta untuk memberikan penilaian terhadap warna
dan rasa dari sampel dan alasan singkat terhadap penilaian tersebut. Penilaian dilakukan dengan memberikan
tanda pada kolom yang telah disediakan pada kuisioner sesuai instruksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Hasil Uji Skoring pada warna sirup
Kode Sampel
Panelis Jumlah
815 558 384
1 3 3 2 8
2 1 3 1 5
3 2 2 3 7
4 3 4 2 9
5 3 4 3 10
6 4 5 3 12
7 3 3 2 8
8 3 3 2 8
9 2 3 2 7
10 3 3 3 9
11 3 3 5 11
12 3 3 2 8
13 3 3 2 8
14 4 4 2 10
15 3 3 2 8
16 2 3 2 7
17 4 3 2 9
18 3 4 4 11
19 2 3 3 8
20 1 2 3 6
21 3 3 2 8
22 2 3 3 8
23 3 3 4 10
24 3 3 2 8
25 3 2 2 7
26 3 3 4 10
27 3 3 2 8
28 4 2 5 11
29 3 4 3 10
30 2 3 1 6
31 3 2 3 8
32 3 4 1 8
Jumlah 90 99 82 271
Rata-rata 2,813 3,094 2,563 8,469
Perhitungan ANOVA pada warna sirup
Total = 271
Total jumlah total tiap contoh = 833
Jumlah kuadrat total tiap contoh = 24625
Jumlah kuadrat total tiap panelis = 2375
Kode Sampel
Panelis Jumlah
815 558 384
1 2 4 3 9
2 2 4 3 9
3 3 4 5 12
4 3 2 3 8
5 3 3 5 11
6 3 2 6 11
7 3 3 5 11
8 4 3 3 10
9 3 4 1 8
10 3 4 4 11
11 5 3 6 14
12 3 2 1 6
13 2 3 4 9
14 3 5 4 12
15 3 3 4 10
16 1 1 5 7
17 4 3 5 12
18 2 4 6 12
19 2 3 4 9
20 2 3 2 7
21 4 4 3 11
22 3 2 3 8
23 4 3 5 12
24 3 2 2 7
25 2 2 5 9
26 2 3 4 9
27 3 3 5 11
28 4 2 6 11
29 2 4 3 8
30 1 1 2 4
31 1 1 5 7
32 2 1 5 8
Jumlah 86 90 127 303
Rata-rata 2,688 2,813 3,969 9,469
Total = 303
Total jumlah total tiap contoh = 1111
Jumlah kuadrat total tiap contoh = 31625
Jumlah kuadrat total tiap panelis = 3017
4.1 Pembahasan
Uji skoring merupakan uji dimana panelis diminta untuk menilai penampilan sampel berdasarkan intensitas
atribut atau sifat yang dinilai dengan menggunakan skala angka yang dicantumkan dalam kuisoner. Pada
pengujian skoring jenis sampel yang digunakan pada praktikum uji skoring ini adalah sirup marjan dengan kode
815, sirup ABC dengan kode 558 dan sirup sarang tawon dengan kode 384.
Pada uji skoring berdasarkan tabel ANOVA terhadap parameter warna diperoleh Fhitung sampel yaitu 3,80.
Jika dibandingkan dengan Ftabel 5% yaitu 3,15, nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel taraf 5%. Oleh karena
itu maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel sirup pada parameter warna tidak ada perbedaan.
Pada uji skoring berdasarkan tabel ANOVA terhadap parameter rasa diperoleh Fhitung sampel yaitu 13,48.
Jika dibandingkan dengan Ftabel 5% yaitu 3,15, nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel taraf 5%. Oleh karena
itu maka dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel sirup berbeda nyata secara signifikan pada parameter rasa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum uji skoring yang telah dilakukan yang berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa, prinsip uji skoring yaitu memberikan angka nilai atau menetapkan nilai mutu sensorik
terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu ataupun tingkat skala hedonik. Pada parameter warna dari ketiga
sampel sirup yakni sirup marjan, sirup ABC dan sirup sarang tawon tidak berbeda nyata dimana Fhitung(3,80) >
Ftabel 5% (3,15). Sedangkan pada parameter rasa dari ketiga sampel sirup yaitu sirup marjan, sirup ABC dan
sirup sarang tawon, rasa tidak ada perbedaan secara signifikan yaitu Fhitung (13,48) > Ftabel 5% (3,15).
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi : Yogyakarta
Setyaningsih, Dwi, Anton A., Maya P.. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press : Bogor
Soekarto, S. T.. 1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara: Jakarta
Susiwi. 2009. Handout Penilaian Organoleptik. FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung
No comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome
wasil muhammad
View my complete profile
Blog Archive
2016 (12)
o June (7)
Uji Pengenalan Sifat Organoleptik
Pembedaan Pasangan
Uji Duo Trio
Uji Hedonik Dan Mutu Hedonik
Uji Rangking
Uji Skoring
Ambang Rangsangan
o December (5)
2017 (3)
Blogger