Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Pada awal manusia diciptakan, yaitu pada jaman manusia huntergatherer (berburu dan
meramu), seperti halnya spesies yang lain, manusia hanya mengambil apa yang telah disediakan
oleh alam. Mulai timbul masalah ketika sumber daya menjadi langka sedangkan manusia terus
berkembang. Timbul ide untuk mengatasi masalah tersebut dengan memodifikasi lingkungan
local mereka untuk meningkatkan produktifitas, yaitu melalui transisi dari masyarakat pemburu-
pengumpul menjadi masyarakat yang menetap dan bertani. Bahkan sebelum munculnya
pertanian, mereka memulai modifikasi melalui penggunaan api.

Pertanian dan penggembalaan makin memperluas modifikasi dan kontrol masyarakat terhadap
sistem alam untuk mengatasi keterbatasan pasokan alam dan bahkan menghasilkan lebih
banyak dari apa yang manusia dikehendaki, sehingga beberapa jenis produksi tersedia untuk
kapasitas perdagangan. Dengan perkembangan perdagangan dan pangsa pasar, pertanian dan
jenis output yang dihasilkan dikonversikan ke dalam produk barang (atau jasa) lain sehingga
mempunyai nilai lebih untuk dapat ditukar dengan sesuatu yang lain. Dan kebutuhan manusia
menjadi semakin banyak seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Permintaan konsumen
masyarakat dipenuhi oleh serangkaian luas produk -barang dan jasa yang harus dihasilkan oleh
sistem industri. Sesuai dengan perkembangan jaman, jenis dan volume kebutuhan tersebut
menjadi makin bervariasi seiring persyaratan kelangsungan hidup fisik yang juga makin
bervariasi di masa modern ini, sehingga memunculkan konsep rancangan proses industry yang
berbeda-beda. Beberapa bahan dirancang khusus untuk meningkatkan fungsi produk. Bahkan,
dalam beberapa kasus, pengembangan produk baru hanya dimungkinkan oleh pengembangan
bahan-bahan baru juga, yang pada gilirannya sering memerlukan pengembangan proses industri
yang baru.

Sementara aliran massa dan energi dalam alam ini sebagian besar ditentukan oleh konsumsi
sumber daya untuk pasokan energi dan nutrisi, berbanding terbalik dengan kemampuan alam
untuk menyediakan bahan baku produksi. Selain karena volume produk-produk konsumen
memerlukan sumber daya yang beragam, juga, alam harus menghadapi aliran bahan dan
produk baru yang memiliki sifat yang tidak diinginkan seperti toksisitas atau non-biodegradable
yang menurunkan kualitas lingkungan. Bahan dan produk ini adalah keluaran dari apa yang
sering disebut sebagai multi-tahap produksi yang dilakukan dalam sistem industri.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan satu cara pengontrolan yang lebih baik untuk
menjamin ketersediaan sumber daya alam sebagai bahan baku pemenuhan kebutuhan manusia
yang tidak akan pernah berhenti, dan juga untuk tetap mempertahankan daya dukung
lingkungan terhadap kehidupan manusia Salah satunya adalah dengan pengembangan dan
penerapan konsep Ekologi Industri. Konsep Ekologi Industri terutama berfokus pada masalah
pengurangan dampak lingkungan karena penggunaan energy dan material dalam proses
produksi dengan cara meningkatkan effisiensi proses produksi. Beberapa ahli kologi industri
menyatakan bahwa input/aliran material dapat dikurangi empat sampai sepuluh kali lipat tanpa
mengurangi pertumbuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai