Anda di halaman 1dari 10

6 Pengertian Dan Proses Pewarisan Budaya Secara Lengkap

Budaya merupakan hasil proses akal pikiran manusia dalam bentuk aktualisasi dan proses
interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita lihat pengertian dan proses pewarisan
budaya yang secara sederhana disajikan dalam pembahasan berikut ini.

Menurut Koentjaraningrat, budaya berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yaitu bentuk jamak
dari buddi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-
hal yang bersangkutan dengan akal. Memiliki kecenderungan yang khas antara kelompok
manusia yang satu dengan kelompok manusia lainnya, sehingga bisa menjadi suatu karakteristik
suatu kelompok ataupun negara. Merupakan hasil rangkuman dari beberapa sumber cetak
maupun elektronik.

Arti Warisan Budaya


Dalam proses transfer ini diperlukan komitmen yang jelas antara pemberi informasi dengan
penerima informasi, agar tidak timbul penyimpangan yang bertentangan dengan lingkungan.
Sebagai contoh, seorang anak di lingkungan agamis tidak berhasil dalam pendekatan
pendidikannya sehingga anak tersebut sedikit demi sedikit hingga ia dewasa memiliki
penyimpangan budaya dengan yang dianut keluarga dan masyarakat sekitar.

Tentu saja tidak selamanya penyimpangan tersebut negatif, terkadang penyimpangan budaya
justru bersifat positif ketika seorang anak tumbuh di sebuah masyarakat gengster, ketika budaya
tidak berhasil dan menciptakan generasi anak yang anti kriminal atau menyimpang dengan
lingkungannya, maka disitulah penyimpangan ini bersifat positif. Berikut beberapa arti dari budaya
yang perlu anda ketahui:

 Budaya bisa diartikan sebagai sebuah proses transmisi budaya dari bentuk hubungan sosial atau
masyarakat lainnya melalui suatu pembudayaan.
 Seorang pakar bernama Melville J. Herskovits dan Malinowski menyebut budaya dengan
istilah Cultural Determinism artinya segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat
ditentukan oleh budaya yang dimiliki masyarakat. Dengan kata lain, budaya adalah identitas dan
ciri dari sebuah masyarakat.
 Budaya disalurkan melalui sebuah lembaga keluarga, lingkungan, sekolah, lembaga pemerintah,
perkumpulan dan institusi resmi serta media sosial. Melalui proses budaya ini akan tercipta
individu-individu yang kondisi penduduk Indonesia, baik lingkungan alam maupun lingkungan
sosial.

Kapan Sosialisasi Budaya Terjadi


Pada dasarnya, sosialisasi budaya terjadi setiap waktu dan setiap saat ketika suatu individu lahir
hingga akhirnya menemui ajal. Disadari ataupun tidak, proses ini berlangsung terus menerus.
Sosialisasi budaya menjadikan karakter individu terbentuk. Dengan keunikan yang dimiliki
manusia masing-masing, proses ini berlangsung dalam waktu yang berbeda-beda dan mencetak
individu yang berbeda-beda pula namun masih dalam koridor budaya yang berlaku dalam
masyarakat tersebut. Bentuk-bentuk tokoh yang bisa membentuk proses pewarisan terjadi:

 Keluarga
 Masyarakat
 Sekolah
 Lembaga Pemerintahan
 Perkumpulan atau Himpunan
 Institusi Resmi
 Media Massa

Proses Sosialisasi Dan Pewarisan Budaya


Manusia sejak lahir diberikan pembelajaran baik formal maupun informal. Manusia belajar dari
alam sekitarnya berupa pola tindakan, interaksi dan bagaimana sebuah peranan yang ia jalani
dan dijalankan individu lain dalam lingkungan sosialnya. Hal ini kita sebut dengan enkulturisasi.
Berlaku juga ketika sebuah agama diturunkan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Disadari ataupun tidak dalam kaitannya dengan pengertian dan proses perwarisan budaya,
manusia dididik dan dibentuk oleh lingkungan agar menjadi contoh hidup rukun. Tentu saja
dilakukan secara terus menerus. Berkesinambungan dari generasi ke generasi, melalui
serangkaian modifikasi dan pembaruan-pembaruan sehingga sampailah pada budaya seperti
yang kita kenal sekarang ini.

Warisa budaya dilakukan melalui proses sosialisasi, dapat diartikan sebagai berikut:

 Penanaman norma, nilai, aturan dan adat istiadat dari suatu masyarakat yang bertujuan untuk
mewariskan kepada anggota masyarakat generasi selanjutnya.
 Diharapkan hasil akhirnya bahwa generasi selanjutnya memahami, menghayati dan
mengamalkan apa yang terjadi dan berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.
 Dalam perjalanannya, sosialisasi budaya melalui proses reward and punishment, yang bertujuan
untuk mendidik dan memaksakan keragaman suku bangsa dan budaya agar di serap oleh setiap
individu dalam generasi. Lebih jelasnya, proses warisan budaya dibagi menjadi tiga bagian yaitu
internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

1. Internalisasi

Bila diartikan secara bebas, internalisasi adalah suatu proses yang lahir terus berjalan sepanjang
hidup manusia sebagai individu, dimulai sejak lahir hingga individu tersebut meninggal. Proses
ini berlangsung lama dan merupakan keuinikan tersendiri dari individu tersebut dan berlangsung
sejak jenis-jenis manusia purba. Peranan saluran warisan budaya yang pertama kali adalah
lingkungan keluarga, dalam arti sebagai berikut:

 Merupakan saluran terdekat setiap individu, yang dibentuk oleh orang tua terdiri dari ayah dan
ibu. Melalui keluarga seorang anak mengenal dunianya dan juga budaya.
 Internalisasi terjadi ketika suatu kebudayaan di wariskan kepada dirinya, ketika individu menerima
kebudayaan tersebut maka ia menjadi bagian dari lingkungan sekitarnya dimana ia tinggal,
namun ketika individu tersebut menolak, maka ia bukan merupakan bagian dari lingkungannya.
 Dalam proses warisan budaya kepada anak-anaknya tentu saja akan berpengaruh besar
terhadap pembentukan kepribadian anak-anaknya itu. Seperti yang kita sebut diatas,
penyimpangan oleh anak ini bisa berkembang positif maupun negatif.

Lembaga pemerintahan merupakan sarana penguasa untuk mengatur dan mengendalikan warga
negaranya. Dengan adanya instansi dan lembaga ini, diharapkan terjadi sebuah keteraturan
setiap warga negara dalam bernegara dan berbudaya sesuai. Berbagai departemen dan instansi-
instansi di bawahnya yang ada di Negara Indonesia, seperti Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Departemen Sosial, Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri,
Departemen Perdagangan dan Industri serta Lembaga-lembaga Pemerintahan, semua itu
merupakan sarana-sarana formal dalam proses pewarisan budaya masyarakat Indonesia.
Keterlibatan negara sebagai penguasa sangat penting untuk menjaga stabilitas global suatu
negara.

2. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses interaksi individu dengan dunia luar dan alam sekitar. Dari usia
anak-anak hingga usia tuanya, seseorang belajar terhadap nilai-nilai, norma-norma dan pola
tindakan dari orang lain atau masyarakat dalam berinteraksi sosial dengan segala macam
individu di sekitarnya. Keadaan diluar dirinya memiliki beraneka macam status, peran dan ciri-ciri
pranata sosial yang ada di dalam kehidupan di masyarakat, misalnya:

 Masyarakat tentu saja menjadi penyalur atau. Seiring waktu dan umur, individu mulai keluar dari
wilayah keluarga dan berinteraksi dengan keluarga lainnya. Melalui permainan, kegiatan dan adat
istiadat, individu mengenal apa yang ada di lingkungan sosialnya.
 Proses ini biasanya akan berlangsung hingga ia menginjak usia remaja dan dewasa. Dengan
demikian ia juga melakukan proses internalisasi, sosialisasi dan inkulturasi.

Namun adakalanya pengaruh lingkungan dan individu lain di lingkungannya itu kurang baik, dan
tidak sejalan dengan budaya positif yang berlaku di masyarakat. Hal ini perlu dicegah oleh para
orang tua di masyarakatnya agar tidak membiarkan anak mengembangkan sikap dan prilaku
yang bertentangan atau menyimpang dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial-budaya. Tentu
saja hal ini subjektif, karena sifat dasar manusia sebagai sebuah kelompok sosial,
mempertahankan apa yang ia punya baik fisik maupun non fisik, berikut keterangan dari sekolah:

 Sekolah merupakan sarana formal dalam transfer budaya. Lingkungan keluarga dan masyarakat
merupakan sarana informal yang mana tidak ada aturan dan tata tertib yang sama diberlakukan
pada setiap individunya.
 Ketika berbicara tentang sekolah, terdapat aturan dan tata tertib yang mengikat semua organik
sekolah yang bertujuan untuk membentuk sebuah situasi yang kondusif dalam tatanan belajar
mengajar.
 Melalui sekolah, identitas individu dalam keluarga dan masyarakat di hilangkan dan diganti
menjadi sebuah identitas baru, misalnya murid, guru, penata jasa, tata usaha, dsb.
 Pencabutan identitas individu dalam keluarga dan masyarakat ketika sebelum masuk sekolah,
bertujuan menghilangkan stratifikasi dan kesenjangan dalam tingkatan sosial. Ketika di sekolah,
setiap individu memiliki derajat dan status sosial yang sama. Semua hal tersebut mengarah pada
harapan untuk terjadinya faktor perubahan sosial.

3. Enkulturasi

Enkulturasi yaitu proses pembudayaan yakni manusia yang sangat bersifat individu sering sekali
mempelajari dan selalu membiasakan sekitarnya pada kondisi alam dengan pikiran dan akal
sifatnya kepada adat-istiadat. Sering orang bilang enkultulasi ini banyak sekali masyarakat yang
sering menjadi pendukung dan membuat agar cara unsur budaya kita sebagai pelengkap yang
khas.

Sedikit berbeda dengan sosialisasi, enkulturisasi cenderung lebih memaksakan pribadi yang
diinginkan tanpa melalui proses internalisasi. Misalnya ketika orang Batak merantau ke Jawa
Barat, kemudian memutuskan menetap, maka mau tidak mau ia harus menyesuaikan budaya
lembut dan santun orang sunda, jika tidak maka ada konflik sosial yang akan terjadi. Hal itu tentu
saja melaui mekanisme. Berikut bagaimana terjadinya perkumpulan bisa membentuk menjadi
proses warisan budaya:

 Perkumpulan sebagai organisasi sosial yang terbentuk dan dibentuk oleh masyarakat.
Hakikatnya berperan sebagai pewaris kebudayaan masyarakat dengan tujuan memenuhi
kebutuhan hidup bersama dengan berdasarkan perintah yang disetujui dan dibentuk dengan
bersama pula.
 Ketika perkumpulan tersebut bersifat anti budaya, maka individu yang tergabung didalamnya
akan menjadi individu yang anti budaya pula.
 Dengan demikian perlu adanya pengawasan dan komitmen masyarakat terhadap perkumpulan
perkumpulan yang terbentuk di lingkungannya. Perkumpulan ini bisa ciri-ciri manusia sebagai
makhlukmaupun non ekonomis.
 Media massa pada dasarnya merupakan media informasi baik berkaitan dengan budaya maupun
informasi lainnya.
 Dengan media massa, Pengertian Dan Proses Perwarisan Budaya selalu didapatkan informasi
terbaru yang bisa menjadi pembaruan dalam budaya yang dianut masyarakat.
 Disinilah terjadi proses permasalahan lingkungan hidup terhadap sebuah informasi. Hasil
akhirnya akan didapatkan kebudayaan-kebudayan dengan berbagai pembaruan yang tidak
melunturkan esensi dan ciri dari suatu budaya yang dianut.
Institusi resmi berarti lembaga yang bersifat resmi yang memiliki AD/ART dan perbedaan hukum.
Kemudian aturan tersebut mengikat anggota yang ikut didalamnya. Sebagai contohKoperasi,
KNPI, OSIS, GOLKAR, PDI, PPP,PGRI, ICMI, IDI, Kosgoro dan sejenisnya adalah perwujudan
kongkret dari sebuah institusi resmi. Berbagai institusi resmi itu dibentuk pada dasarnya bertujuan
untuk bekerja sama mempertahankan, mengembangakan, dan membudayakan komponen-
komponen sosial-budaya yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Sama halnya dengan
perkumpulan, pengawasan dan kontrol diperlukan untuk mempertahankan stabilitas sosial di
lingkungan sosial masyarakat.
Warisan Dunia (World Heritage)

A. Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage – WCH)


1. Kawasan Candi Borobudur (Borobudur Temple Compounds) (13/12/1991)
2. Kawasan Candi Prambanan (Prambanan Temple Compounds) (13/12/1991)
3. Situs Manusia Purba Sangiran (The Sangiran Early Man Site) (7/12/1996)
4. Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak Sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita
Karana (Cultural Landscape of Bali Province: the Subak System as a Manifestation
of the Tri Hita Karana Philosophy) (6/7/2012)
5. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (Ombilin Coal Mining Heritage of
Sawahlunto) (10/07/2019)
B. Warisan Alam Dunia (World Natural Heritage – WNH)
1. Taman Nasional Komodo (Komodo National Park) (1991)
2. Taman Nasional Ujung Kulon (Ujung Kulon National Park) (1991)
3. Taman Nasional Lorentz (Lorentz National Park) (1999)
4. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra (Tropical Rainforest Heritage of Sumatra)
(2004) – masuk in danger list sejak 2011.

Tentative List Warisan Dunia

A. Tentative List Indonesia di Warisan Budaya Dunia


 Dari daftar sebelumnya:
1. Pemukiman Tradisional Toraja (Toraja Traditional Settlement) (2009)
2. Situs Bawomataluo (Bawomataluo Site) (2009)
3. Situs Kawasan Muara Takus (Muara Takus Compound Site) (2009)
4. Kawasan Candi Muarajambi (Muarajambi Temple Compounds) (2009)
5. Trowulan-Bekas Ibu Kota Kerajaan Majapahit (Trowulan – Former Capital City of
Majapahit Kingdom) (2009)
6. Situs Gua Pra Sejarah di Maris Pangkep (Prehistoric Cave Sites in Maros
Pangkep) (2009)
 Tambahan baru (2015):
1. Pemukiman Tradisional di Nagari Sijunjung, Sumatera Barat (Traditional
Settlement at Nagari Sijunjung, West Sumatera) (2015)
2. Kota Tua Semarang, Jawa Tengah (Semarang Old Town, Central Java) (2015)
3. Karst Sangkulirang-Mangkalihat: Daerah Seni Batu Pra Sejarah, Kalimantan
Barat (Sangkulirang-Mangkalihat Karts: Prehistoric Rock Art Area, West
Kalimantan) (2015)
B. Tentative List Indonesia di Warisan Alam Dunia
1. Kepulauan Banda (Banda Islands) (07/02/2005)
2. Taman Nasional Betung Kerihun (Warisan Hutan Hujan Lintas Batas Kalimantan)
(Betung Kerihun National Park (Trans-border Rainforest Heritage of Borneo))
(02/02/2004)
3. Taman Nasional Bunaken (Bunaken National Park) (07/02/2005)
4. Kepulauan Darawan (Derawan Islands) (07/02/2005)
5. Kepulauan Raja Ampat (Raja Ampat Islands) (07/02/2005)
6. Taman Nasional Taka Bonerate (Taka Bonerate National Park) (07/02/2005)
7. Taman Nasional Wakatobi (Wakatobi National Park) (07/02/2005)
C. Ditarik dari Tentative List Warisan Budaya Dunia (2015)
0. Kota Kuno Banten (Banten Ancient City) (1995)
1. Kompleks Candi Ratu Boko (Ratu Boko Temple Complex) (1995)
2. Masjid Agung Demak (Great Mosque of Demak) (1995)
3. Kompleks Istana Yogyakarta (Yogyakarta Palace Complex) (1995)
4. Kompleks Kuburan Waruga (Waruga Burial Complex) (1995)
5. Rumah Tradisional dan Kompleks Megalitik Ngada (Ngada Traditional House and
Megalithic Complex) (1995)
6. Kompleks Candi Hindu Penataran (Penataran Hindu Temple Complex) (1995)
7. Candi Hindu Sukuh (Sukuh Hindu Temple) (1995)
8. Candi Besakih (Besakih Temple) (1995)
9. Benteng Belgica (Belgica Fort) (1995)
10. Kompleks Istana Pulau Penyengat (Pulau Penyengat Palace Complex) (1995)
11. Goa Gajah (Elephant Cave) (1995)

Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage – ICH)

1. Pertunjukan Wayang (The Wayang Puppet Theatre) (4/11/2008) – (L)


2. Keris Indonesia (The Indonesian Kris) (4/11/2008) – (L)
3. Batik Indonesia (Indonesian Batik) (30/9/2009) – (L)
4. Pendidikan dan pelatihan batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda untuk
pelajar SD, SMP, SMA, SMK dan mahasiswa politeknik yang bekerja-sama dengan
Museum Batik di Pekalongan (Education and training in Indonesian Batik intangible
cultural heritage for elementary, junior, senior, vocational schools and polytechnics
students in collaboration with Batik Museum in Pekalongan) (1/10/2009) – (P)
5. Angklung Indonesia (Indonesian Angklung) (16/11/2010) – (L)
6. Tari Saman (Saman Dance) (24/11/2011) – (U)
7. Tas Noken (Noken multifunction knotted or woven bag, handcraft of the people of
Papua) (4/12/2012) – (U)
8. Tiga Golongan Tari Tradisional di Bali (Three Genres of Traditional Dance in Bali)
(2/12/2015)-(L) – baruRencana nominasi 2016 (diundur ke 2017): Kapal PinisiTertunda:
Tenun Sumba (2013), dan TMII (2014)Keterangan
 (L): Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity
 (U): List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding
 (P): Best Safeguarding Practice
9. Seni Rakit Perahu Pinisi (2017)
10. Pencak Silat (12/12/2019)
Dokumen Indonesia di Memory of the World (MoW)

1. Arsip VOC (Archives of the Dutch East India Company) (2003) – bersama dengan
Belanda, India, Afrika Selatan dan Sri Lanka.
2. La Galigo (La Galigo) (27/7/2011) – bersama Belanda.
3. Babad Diponegoro (Babad Diponegoro or Autobiographical Chronicle of Prince
Diponegoro (1785-1855), a Javanese Nobleman, Indonesian National Hero and Pan-
Islamist) (18/6/2013) – bersama Belanda.
4. Kitab Nagarakretagama (Nagarakretagama or Description of the Country (1365 AD))
(18/6/2013).
5. Arsip Konferensi Asia Afrika (Asian-African Conference Archives) (10/2015) .
6. Arsip Konservasi Candi Borobudur (2017)
7. Arsip Tsunami Samudera Hindia (2017)
8. Manuskrip Cerita Panji (2017)

Pernah gagal:

1. Mak Yong (2013).

Man and Biosphere (MAB) Reserves

1. Cibodas (1977). Review: 2011


2. Komodo (1977). Review: 1999, 2013
3. Lore Lindu (1977). Review: 1999, 2013
4. Tanjung Puting (1977). Review: 1998, 2013
5. Gunung Leuser (1981). Review: 1999, 2013
6. Siberut (1981). Review: 1999, 2013
7. Giam Siak Kecil – Bukit Batu (26/5/2009)
8. Wakatobi (11/7/2012)
9. Bromo Tengger Semeru – Arjuno (9/6/2015)
10. Taka Bonerate – Kepulauan Selayar (9/6/2015)
11. Belambang (2016)
12. Berbak-Sembilang (2018)
13. Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu (2018)
14. Rinjani-Lombok (2018)
15. Saleh-Moyo-Tombora(SAMOTA) (2019)
16. Togean Tojo Una Una (2019)

Geopark Indonesia dalam Global Geopark Network (GGN) dan UNESCO Global
Geoparks

1. Batur Global Geopark Bali (20/09/2012)


2. Gunung Sewu Global Geopark (09/2015)
3. Rinjani-Lombok (2018)
4. Ciletuh (2018)
5. Kaldera Toba (2019)

UNESCO UNESCO Global Network of Learning Cities (GNLC)

1. Surabaya (27/10/2016)
2. Surabaya (18/09/2017)

UNESCO Creative Cities Network (UCCN)

1. Pekalongan, on craft and folk arts (28/11/2014)


2. Bandung, on design (11/12/2015)
3. Ambon, on Music (31/10/2019)

Tertunda di 2014:

1. Yogyakarta
2. Solo
3. Denpasar
Category 2 Center (C2C)
1. Asia-Pacific Center for Ecohydrology di Cibinong (2009)

Rencana nominasi 2015 (perlu menunggu ke tahun 2017 karena masalah transfer dana untuk
kunjungan)

1. Center for Human Evolution, Adaptations, and Dispersals in Southeast Asia


(CHEADSEA) (awalnya bernama: International Centre for Human Evolution Research
and World Heritage Management).

UNESCO Prizes/Awards

1.
1. Laurate untuk UNESCO-MAB Young Scientists Awards:
 1990, 1992, 2002: Data tidak ada.
 2010 oleh Sri Astutik. Judul: Carbon stock linkage to plant diversity in Mount
Gede Pangrango National Park as the core zone of Cibodas biosphere reserve.
 2010 oleh Ari Kurnia (Indonesia/Malaysia). Judul: Contribution of the Tasik Chini
biosphere reserve to the development of the local economy.
 2011 oleh Aah Ahmad Almulqu. Judul: Appraisal of carbon storage in tropical dry
forests (case study in the Komodo National Park, Nusa Tenggara East).
 2012 oleh Purity Sabila Ajiningrum. Judul: Adaptation strategy and mitigation of
biological resources management of local people in Lore Lindu Biosphere
Reserve on climate change.
2. 26 September 2012: King Sejong Literacy Prize. Diberikan kepada: Direktorat
Pengembangan Pendidikan Masyarakat (Directorate of Community Education
Development), Kemdikbud Judul: Improving Quality of Literacy Education through
Entrepreneurship Literacy, Reading Culture and Tutor Training Programme.
3. 4 November 2015: UNESCO-Japan Prize on Education for Sustainable
Development. Diberikan kepada: Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini,
Non-Formal dan Informal (PAUDNI) (the Centre for Development of Early Childhood,
Non-Formal and Informal Education), Jayagiri Centre, Bandung, Indonesia.
Judul: Eco-Friendly Entrepreneurship for Youths and Adults.- baru
4. 2016:UNESCO Prize for Girls’ and Women’s Education. Diberikan kepada:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (Directorate of Early Childhood
Develpoment),untuk projek “Improving Access and Quality of Girls’ Education
through Community-Based Early Childhood Education and Early-Year Gender
Mainstreaming”.
5. 2018: UNESCO-Japan Prize on ESD 2018. Diberikan pada Yayasan Kalabia
Indonesia (YaKIn) untuk program yang bertajuk “Environmental Education for the
Heart of the Coral Triangle”.
6. 2018: The UNESCO-Hamdan bin Rashid Al-Maktoum Prize for Outstanding Practice
and Performance in Enhancing the Effectiveness of Teachers) atas program
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Berjenjang bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Republik Indonesia.
7. 2019 oleh Fenny Clara ARDIATI. Man and Biosphere Young Scientist.
Judul: Isolation, screening, and assessment of White Rot Fungi in Berbak and
Sembilang Biosphere Reserve for their potency in wastewater treatment.
8. 2019: UNESCO Confucius Prizes for Literacy. Diberikan kepada: BASAbali Wiki
Pemenang Literacy Prize 2019.

Anda mungkin juga menyukai