2018
Sinaga, Devi
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8387
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN PROPERTI TERHADAP
KEPUASAN PENGHUNI RUMAH TINGGAL DI PERUMAHAN
VILLA ZEQITA MEDAN TUNTUNGAN
TESIS
OLEH
DEVI SINAGA
167048011
TESIS
OLEH
DEVI SINAGA
167048011
ABSTRAK
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang
pihak yang telah membantu setiap proses penulisan tesis ini, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana
3. Ibu Khaira Amalia Fachrudin, SE, Ak, MBA, CA, MAPPI (Cert.) selaku
Ketua Jurusan Program Studi Magister Manajemen Properti dan Penilaian dan
juga sebagai Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran.
4. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, M.Ec, selaku Sekretaris Program Studi
5. Ibu Hilma Tamiami Fachrudin, ST, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Komisi
arahan kepada penulis selama pengerjaan tesis dari awal hingga akhir.
6. Ibu Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, Ph.D selaku Anggota Komisi
arahan kepada penulis selama pengerjaan tesis dari awal hingga akhir.
7. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M.Si selaku Komisi Pembanding yang telah
Program studi Magister Manajemen Properti dan Penilaian yang telah banyak
10. Kedua orang tua penulis, Bapak M. Sinaga dan Ibu H. Simarmata serta
keluarga : Bang Leo, Kak Linda, dan Ucok yang telah memberikan semangat
Roy, Faizah, Sally, Opi, Nana, dan Pak Patar yang telah membantu dan
12. Kak Putri Tarigan, Bapak Ali, Bapak Sembiring, Bang Tarigan, Turang Zeki
dan seluruh warga Villa Zeqita yang telah memberikan izin dan membantu
13. Tim Regional Sumbagut PT. Bess Finance yang telah memberikan dukungan
Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat. Terima kasih.
Devi Sinaga
kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak M. Sinaga dan Ibu H. Simarmata.
SMP Negeri 1 Gedong Tataan pada tahun 2003, dan menyelesaikan pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2006.
Sumatera Utara.
Devi Sinaga
Halaman
PERNYATAAN...................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
ABSTRACK............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 6
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
berbagai fasilitas dan keunggulan lain yang ditawarkan oleh para pengembang
Rumah sebagai salah satu properti tidak hanya menjadi tempat tinggal tetapi
juga sebagai investasi. Properti dapat dijadikan sebagai suatu investasi yang cukup
perumahan guna menarik minat pembeli dan meningkatkan nilai properti itu
saat ini dianggap sebagai salah satu pertimbangan yang penting bagi pembeli
dalam membeli properti. Kebutuhan akan tempat tinggal telah meningkat, dan
yang dimiliki alam sekitar lingkungan properti sehingga melalui setiap inovasi
persaingan bisnis properti. Optimalisasi tanah dan atau bangunan yang dikelola
manfaat dan penggunaan secara tepat tanah dan atau bangunan beserta sarana
penunjangnya (Barus, 2015). Salah satu pemanfaatan lahan dan bangunan yang
komersial seperti kafe, swalayan, dan gedung serbaguna menjadi salah satu upaya
penggunaannya yang juga dibuka untuk umum akan membuat perumahan Villa
menjadi ramai oleh pengunjung dari luar perumahan. Salah satu contoh adalah
penggunaan gedung serbaguna untuk suatu acara atau kegiatan. Kendaraan yang
parkir di jalan perumahan akan mengganggu lalu lintas keluar masuk perumahan.
Selain itu, suara yang timbul dari aktivitas penggunaan gedung dapat mengganggu
memberikan citra positif properti (Hui et al. 2011). Pembangunan rumah di Villa
Zeqita sudah dilakukan sampai dengan Tahap ke 3. Harga yang ditawarkan oleh
pengembang cukup tinggi. Image perumahan Villa Zeqita sebagai salah satu
perumahan modern minimalis kini berubah menjadi salah satu perumahan mewah
yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan. Hal ini bisa memberi kepuasan
tahap 1 dan tahap 2. Daftar harga properti rumah di perumahan Villa Zeqita dapat
agar suatu bangunan dapat tetap berfungsi seperti yang diharapkan. Namun,
dengan baik. Hal ini sesuai dengan Kwanda et al. (2001) yang meneliti kepuasan
sarana, kualitas bangunan, desain dan harga. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor
kepuasan penghuni dan penghuni umumnya merasa puas pada kondisi lokasi
perumahan mereka.
sudah dan sedang dilakukan oleh pengembang perumahan menjadi hal yang
properti yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pengelolaan
perumahan dan lingkungan perumahan serta penilaian penghuni dari apa yang
1. 2 Perumusan Masalah
Tuntungan?
1. 3 Tujuan Penelitian
Tuntungan.
Tuntungan.
Tuntungan.
TINJAUAN PUSTAKA
dalam bukunya Principle of Management adalah suatu proses atau kerangka kerja
properti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI, 2018) adalah harta
berupa tanah dan bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari tanah dan/atau bangunan yang dimaksudkan, tanah
milik dan bangunan. Dalam Standar Penilaian Indonesia (SPI, 2015), properti
adalah konsep hukum yang mencakup kepentingan, hak dan manfaat, yang
harta kekayaan. Dalam hal ini ruang lingkupnya dipersempit terbatas untuk barang
Scarret (1995), to seek to control property interest having regard to the short and
long term objectives of the property owner and particularly to the purpose for
tujuan jangka pendek maupun jangka panjang yang dikehendaki oleh pemilik.
2 (dua), yaitu:
dari investor.
tercapai hasil optimal secara efektif dan efisien. Tujuannya adalah untuk
Menurut Scarret (1995), ada empat model manajemen umum yang umum
internal adalah bahwa tim dapat berfokus hanya pada kepentingan dana atau
3. Kombinasi manajemen internal dan eksternal. Kombinasi dari dua jenis yang
dan agen memiliki rasa hormat terhadap kemampuan dan keahlian masing-
masing dan bekerja bersama pada berbagai tugas manajemen dengan cara yang
hampir tanpa batas. Pengaturan seperti ini membutuhkan komitmen kuat dari
kerangka kerja yang tepat untuk mengawasi kepemilikan properti untuk mencapai
tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang disepakati dari pemilik properti.
dan penegakan perjanjian sewa. Kegiatan ini akan berlangsung dalam kerangka
peluang lain untuk pengembangan potensi dan memenuhi kewajiban hukum dan
Management)
Negotiation)
Administration System)
tinggal merupakan contoh dari jenis properti riil. Properti riil merupakan hak
kepemilikan atas kepentingan hukum yang melekat pada real estat atau hubungan
1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
dan lain-lain.
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
Pemerintah Kota/Kabupaten.
prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas umum yang diperlukan untuk
perumahan sebagai satu kesatuan fungsional dalam tata ruang fisik, kehidupan
fungsional lainnya.
budaya), dari skala lingkungan terkecil (250 penduduk) hingga skala terbesar
lingkungan.
seperti para penyandang cacat, lansia, dan ibu hamil, penderita penyakit
dibangun secara bergabung dalam satu lokasi atau bangunan dengan tidak
prasarana dan sarana yang telah ada dengan tidak mengurangi kualitas dan
tetapi juga sebagai investasi. Hal ini mendorong pengembang tidak hanya
perumahan maka nilai dari properti yang dikelola tidak mengalami penurunan dan
perumahan umumnya dilakukan sendiri oleh pengembang. Hal ini tentu memberi
(Christudason, 2008).
tinggal memiliki tiga tingkat insentif. Yang pertama adalah harga yang ingin
mereka terima untuk risiko mereka. Yang kedua adalah apa yang akan membuat
mereka melanjutkan proyek. Yang terakhir adalah jumlah yang mereka harus
miliki untuk melakukan proyek. Nilai pasar suatu properti setelah dikurangi
kerugian pengembang).
lokasi yang tepat dalam kaitannya dengan akses ke fasilitas lingkungan dan
Selain itu, kualitas perumahan juga dapat ditingkatkan dengan adanya manajemen
layanan terkait.
standar peraturan dan ketentuan yang harus dilaksanakan oleh pihak pengembang.
5. Membangun rumah.
Dilihat dari sisi lingkungan, persoalan yang muncul ketika lokasi pembangunan
permukiman telah diputuskan. Pertama, apakah daerah tersebut layak dan tidak
daerah konservasi seperti di daerah perbukitan atau daerah resapan air. Tidak
mengherankan bila terjadi banjir dan berkurangnya cadangan air tanah. Kedua,
permukiman yang dibuat oleh badan usaha (real estate) hampir seluruhnya
kendaraan bermotor.
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah setempat atau dokumen perencanaan
lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat (SNI, 2004 hal 12),
buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah di
tempat kerja, tempat hiburan, dan fasilitas umum sebagai motif efisiensi waktu
konsumen didalam memilih lokasi rumah yang dimaksud (Dengah et al. 2013).
faktor, yaitu : faktor permintaan dan penawaran, faktor fisik properti, faktor lokasi
dan perletakkan serta faktor kebangsaan dan politik. Dari keempat faktor tersebut
faktor yang paling dianggap terkuat di properti adalah faktor lokasi karena sangat
berpengaruh terhadap nilai suatu properti. Dua buah lokasi properti yang
mempunyai bentuk fisik yang sama tetapi bila lokasinya berbeda, maka nilainya
Fungsi rumah adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis sebagai
penghuni dipengaruhi oleh gaya hidup atau profesi, keinginan, hobi, jenis
kelamin, usia, dan ekonomi. Menurut Sunarmi (2013) perlu diperhatikan beberapa
dasar merumuskan jenis dan bentuk elemen interior untuk wadah kegiatan
mengembangkan profesi.
nyata.
Setiawan dan Ruki (2014) mengemukakan desain rumah tinggal tidak hanya
sebatas pemilihan warna dan bentuk dari rumah tinggal, tata letak desain interior
rumah juga bisa mempengaruhi psikologi penghuni rumah. Baik itu masalah
ketenangan, emosi dan kesejukkan ruangan. Unsur ruang yang mempengaruhi sisi
pendengaran, dan penciuman. Dalam proses merancang tidak hanya cara berpikir
kita yang perlu kita ketahui dengan jelas tetapi juga cara berpikir klien dan orang
pada umumnya, dan bagaimana desainer dan klien melihat sesuatu, fokus pada
seperti jaringan jalan. Jaringan jalan disediakan untuk pergerakan manusia dan
darurat. Jaringan drainase yang disediakan harus dilengkapi sesuai ketentuan dan
badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang harus disediakan
jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah gerobak sampah, bak
listrik. Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus disediakan
jaringan transportasi lokal atau memiliki akses yang tidak terlampau jauh
(maksimum 1 km) menuju sarana transportasi tersebut (SNI, 2004 hal 36-42).
1. Prasarana lingkungan
2. Utilitas umum
3. Fasilitas sosial
Fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat
memadai maka keputusan konsumen untuk membeli sebuah rumah tinggal akan
untuk dipilih, baik itu untuk pendidikan, belanja, makan, rekreasi, beribadah,
untuk kebutuhan dan keinginan mereka. Namun ada beberapa varian dalam
pilihan fasilitas untuk berbagai jenis area perumahan. Ketersediaan fasilitas harus
(Karim, 2008).
yang baik dan terarah, karena lingkungan suatu perumahan merupakan faktor
yang sangat menentukan dan keberadaannya tidak boleh diabaikan. Hal tersebut
dapat terjadi karena baik buruknya kondisi lingkungan akan berdampak terhadap
penghuni perumahan. Apabila ternyata daya dukung alami lingkungan sudah tidak
agar kelestarian lingkungan dapat tercipta. Dengan adanya upaya tersebut maka
suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan
akar dan identiitas kebudayaan, terutama bahasa. Dengan kata lain etnis adalah
kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas dan dikuatkan oleh
kesatuan bahasa.
Kehidupan seseorang terikat pada rumah dimana dia tinggal. Rumah merupakan
tempat berlindung dari elemen luar, memberikan simbol status kepada pemilik,
menjadi sebuah aset untuk pembeli dan memberikan peran tetangga atau anggota
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya
pelanggan, diantaranya :
memenuhi harapan.
mengatur agar setiap bangunan dan fasilitas dapat terpelihara dan menambah nilai
penghuni perumahan.
Barus (2015), Setiadi (2015), dan Abidoye dan Chan (2016), mengindikasi bahwa
kepuasan penghuni rumah tinggal. Pada penelitian ini, lokasi yang dimaksud
(2014), Barus (2015), dan Setiadi (2015) menunjukkan bahwa kualitas bangunan
Setiadi (2015), dan Purwanto (2014), fasilitas perumahan merupakan faktor yang
(2007), Ibem (2012), Purwanto (2014), dan Man Hui, et all (2011), karakteristik
variabel bebas (X) manajemen properti yang akan diteliti untuk mengetahui
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan
penghuni rumah.
penghuni rumah.
penghuni rumah.
penghuni rumah.
penghuni rumah.
hal yang dapat diamati dan diukur. Untuk mempermudah pemahaman tentang
teknis penelitian yang akan dilakukan, berikut ini disampaikan definisi operasional
hanya dari nilai financialnya saja tetapi juga nilai sosial, status prestise dan
3. Kualitas bangunan adalah keadaan kualitas dari fisik bangunan rumah yang
perumahan.
dan fasilitas umum yang ada di sekitar perumahan yang mampu memberikan
7. Kepuasan penghuni adalah suatu keadaan yang akan terjadi bila keinginan,
METODE PENELITIAN
yang mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian deskriptif
(Sugiyono, 2006)
memaparkan dan menjelaskan sifat suatu keadaan yang berlangsung pada saat
ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan Mei hingga Juni 2018.
atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh unit rumah yang
terjual pada Perumahan Villa Zeqita yaitu sebanyak 222 unit rumah.
populasi. Jumlah sampel yang akan digunakan akan diambil dari populasi sasaran,
yaitu populasi yang terdiri dari unit rumah yang dihuni. Berdasarkan data yang
diperoleh dari pengembang, bahwa sebanyak 177 unit rumah yang dihuni dapat
dimana,
N = jumlah populasi
e = tingkat error
n = jumlah sampel
digunakan, maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dengan tingkat
n = 64 sampel
1. Wawancara (Interview)
(Sinulingga, 2015). Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara memberikan
kuisioner untuk diisi responden dengan alternatif jawaban yang telah disediakan
oleh peneliti.
3. Studi Dokumentasi
jurnal ilmiah, buku, serta penelusuran internet yang berkaitan dengan masalah
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari orang atau lembaga lain
penelitian ini, data sekunder yang digunakan antara lain meliputi data penghuni,
jumlah unit rumah, tipe-tipe rumah, dan data lain yang diperlukan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel
Y = α + β1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e
Dimana:
keabsahan hasil analisis regresi maka terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data,
yang diperoleh dari hasil output software SPSS dengan nilai r-tabel, dengan
tingkat signifikansi α = 0.05. Pertanyaan yang ada pada instrumen penelitian dapat
indikator dari variabel. Indikator untuk uji reliabilitas adalah Cronbach Alpha.
Apabila nilai dari Cronbach Alpha > 0.60 menunjukkan instrumen yang
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
independensi dari satu sampel atau dua sampel pada skala ordinal. Pengujian yang
menunjukkan data yang normal diperoleh apabila nilai signifikansi > 0,05
(Ghozali, 2006).
dapat dilihat dari nilai Variance Inflating Factor (VIF) dan Tolerance Value.
dari 10 dan nilai Tolerance Value lebih besar dari 0.1 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
deviasi standar nilai variabel terikat pada setiap variabel bebas. Ada beberapa cara
untuk menguji ada tidaknya situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms
untuk model regresi, yaitu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED,
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada membentuk suatu
b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar ke atas dan di bawah angka 0
Tuntungan Kota Medan. Lokasi perumahan yang memiliki luas 12 hektar ini
Villa Zeqita Residence. Nama perumahan berasal dari kata ‘Villa’ yang berarti
tempat tinggal dan ‘Zeqita’ yang berasal dari bahasa Karo yaitu kata ‘je kita’ yang
artinya disini kita. Sehingga nama perumahan bermakna ‘disini rumah kita’. Dari
khususnya calon pembeli yang memiliki suku Karo dimana lokasi perumahan
menjadi jalur yang diakses oleh masyarakat yang berasal dari Berastagi dan
fasilitas juga tersedia di lokasi seperti fasilitas taman bermain, kolam renang,
lapangan olah raga, mini market, dan lainnya. Lokasi perumahan juga dekat
dengan beberapa fasilitas umum dan kantor pemerintahan seperti : Rumah Sakit
Umum Adam Malik, Pasar Induk, Kantor Camat Medan Tuntungan, Sekolah
dengan konsep pegunungan. Tipe rumah diberi nama sesuai dengan nama gunung
yaitu tipe Etna, Aneto, Fuji, Yushan, Elbert, dan Everest. Setiap tipe memiliki
ukuran dan luas yang berbeda. Penataan blok perumahan juga dilakukan
berdasarkan tipe rumah. Sejak 2010 sampai dengan tahun 2018 pembangunan
(occupancy rate). Unit rumah pada Tahap 1 dan Tahap 2 sudah laku terjual,
sedangkan ditahap tiga sebagian besar rumah belum terjual dan beberapa masih
Seluruh kontrak harus dibuat dengan jelas dan memuat seluruh isi perjanjian
kemudian hari. Salah satu aturan yang ada di dalam kontrak antara pihak
bagian luar rumah, termasuk warna cat, dan menambah tingkat rumah (khusus
bagi rumah dengan satu lantai yaitu tipe Etna dan tipe Aneto
dilibatkan, apakah pada saat pembangunan (under construction) maupun pada saat
bangunan telah siap dihuni dan dioperasikan (operational building). Aktifitas tim
di perumahan Villa Zeqita. Jam operasional kantor pemasaran buka setiap hari
antara lain:
a. Pengelolaan perumahan
2-3 kali seminggu dan pembersihan lokasi dilakukan setiap hari oleh petugas
adanya tim keamanan yang berjumlah 17 anggota dimana ada tiga posko
keamanan yang dijaga selama 24 jam dengan sistem jaga shift. Posko pertama
adalah posko di pintu utama perumahan. Posko kedua adalah posko setelah pintu
pertama yang merupakan pintu masuk ke perumahan. Posko ketiga adalah posko
dapat digunakan untuk akses keluar masuk lokasi perumahan. Kartu masuk dapat
langsung digunakan pada mesin tap otomatis yang tersedia di pintu masuk
perumahan yang ada di posko dua. Blok perumahan dibuat berdasarkan tipe
b. Kualitas bangunan
diantaranya:
c. Prasarana Perumahan
Jaringan listrik perumahan Villa Zeqita menggunakan PLN 1300 Watt dan
2200 Watt (bawah tanah). Elektrikal berupa kabel Eterna, stop kontak dan saklar
rupa. Penggunaan paving blok dapat menyerap air, sehingga bila terjadi hujan
sehingga jaringan drainase dapat berjalan dengan lancar. Terdapat celah antara
penutup parit sehingga air hujan dapat mengalir ke dalam parit. Lebar parit sekitar
period, tetapi karena hanya berupa limbah rumah tangga sistem ini tidak banyak
digunakan. Melainkan limbah rumah tangga ini dialirkan melalui jalur khusus.
d. Fasilitas Perumahan
olah raga (basket dan futsal), kolam renang, cctv, guest house, mini market, kafe,
dan gedung serbaguna (Balai Zeqita). Taman bermain dan lapangan olahraga
penghuni. CCTV berada di setiap blok rumah dan beberapa titik yang ditentukan,
Fasilitas kolam renang dapat dimanfaatkan oleh penghuni dan umum. Tarif
tiket masuk bagi penghuni adalah sebesar Rp 10.000 per orang, sedangkan untuk
Balai Zeqita dan Guest house terbuka untuk umum. Penggunaannya dikenakan
tarif sewa. Bagi penghuni maupun umum juga dapat menikmati fasilitas
ini sangat bermanfaat untuk mengurangi polusi udara dan mencegah banjir karena
adanya tanaman yang menyerap banyak air. Lingkungan sosial didominasi oleh
penghuni dengan suku Karo. Tidak sedikit penghuni perumahan yang sudah
saling mengenal karena adanya ikatan suku yang sama. Dalam rangka memberi
penghuni perumahan dan pihak developer. Melalui media grup ini akan memberi
tahun yaitu sebanyak 53.1%. Selanjutnya 14.1% berusia antara 41-50 tahun,
14.1% berusia antara 51-60, 9.4% berusia antara 20-30 tahun, dan 9.4% berusia
orang (40.6%). Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga
responden lulusan perguruan tinggi yaitu 42.2% sarjana (S1), 20.3% Diploma 3
(D3), 15.6% S2, dan 3.1% S3. Lulusan SLTA ada sebanyak 18.8%.
sebagai karyawan BUMN ada sebanyak 2 orang (3.1%), 20.3% bekerja sebagai
PNS, 6.3% bekerja sebagai profesional, 18.8% bekerja sebagai wiraswasta, 26.6%
mempunyai jenis pekerjaan lain yang bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa
penghuni di Perumahan Villa Zeqita yang menjadi responden lebih banyak yang
informasi dari berbagai sumber yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
perumahan.
Berikut akan disajikan dalam Tabel 5.7 deskripsi jawaban responden atas
perumahan. Hal ini terlihat dari jawaban responden, sebesar 68.8% responden
puas terhadap sistem shift jaga dan pengawasan oleh petugas keamanan, 50% puas
terhadap perumahan yang memiliki one gate system (satu pintu masuk), 64.1%
puas terhadap penempatan lampu jalan dan perbaikan ketika rusak, 60.9% puas
terhadap penataan blok rumah dan aturan renovasi tampilan luar rumah, 68.8%
Berikut akan disajikan dalam Tabel 5.8 deskripsi jawaban responden atas
terhadap cat dinding rumah tahan lama dan tidak mudah rusak, 51.6% responden
menyatakan puas terhadap kualitas pintu rumah baik dan kokoh, dan 71.9%
responden menyatakan puas terhadap kualitas jendela rumah baik dan kokoh.
Berikut akan disajikan dalam Tabel 5.9 deskripsi jawaban responden atas
puas terhadap maintenance air bersih, dan 73.4% menyatakan puas terhadap
puas untuk kondisi jalan di perumahan yang lebar. Dari hasil pengamatan di lokasi
Berikut akan disajikan dalam Tabel 5.10 deskripsi jawaban responden atas
menyatakan puas. Sebesar 65.6% menyatakan puas dengan adanya mini market
dan kafe di perumahan, 54.7% menyatakan puas dengan adanya balai pertemuan
46.9% menyatakan puas terhadap adanya kolam renang di perumahan, dan 59.4%
terhadap topografi perumahan aman dari banjir, 54.7% menyatakan puas terhadap
perumahan (Y).
Secara
keseluruhan saya
puas dengan
2 2 3.1 1 1.6 6 9.4 48 75.0 7 10.9 64 100
pengelolaan yang
dilakukan oleh
developer
Sumber : Data primer diolah
sangat bervariasi.
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemudian hal ini akan diteliti
berganda.
sangat bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Oleh
bahwa hasil instrumen penelitian yang dipergunakan adalah valid dimana nilai
korelasinya mempunyai nilai signifikansi (p) yang lebih kecil dari alpha 0.05
(Sugiyono, 2006) dan suatu instrumen (kuisioner) dikatakan andal (reliabel) bila
memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0.6 atau lebih (Arikunto, 2008).
lokasi (X1), kualitas bangunan (X2), prasarana (X3), fasilitas (X4), karakteristik
item instrumen berbeda dan seluruh item instrumen berjumlah 34 item pertanyaan.
validitas karena masing-masing memiliki nilai signifikansi (p) lebih kecil dari
alpha 0,05. Dengan demikian, seluruh item instrumen dari seluruh variabel yang
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dijelaskan pula bahwa semua
Reliabel, karena nilai alpha cronbach dari variabel-variabel yang diuji memiliki
SIA (Standardized Item Alpha) lebih besar dari nilai reliabilitas yang
berbeda, tanggapan dari para responden tersebut tidak akan terlalu jauh berbeda.
tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan
regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares) perlu
persyaratan asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:
Hasil dari uji normalitas data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov pada tingkat
Dari tabel 5.15 terlihat pada unstandardized residual dari seluruh variabel
menunjukkan nilai signifikansi (α) sebesar 0.258 yang lebih besar dari alpha 0.05
dilakukan pengujian lebih lanjut karena asumsi kenormalan data telah terpenuhi.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada hasil dari out put software
SPSS berikut:
Collinearity Statistics
Model t Sig.
Tolerance VIF
1 (Constant) -1.654 .103
X1 (Pengelolaan perumahan) 2.800 .007 .312 3.202
X2 (Kualitas bangunanl) 2.808 .007 .388 2.577
X3 (Prasarana) .469 .641 .422 2.371
X4 (Fasilitas) 2.192 .032 .440 2.273
a.X5
Dependent Variable: Y (Kepuasan_penghuni) .350 2.853
Sumber : Data primer diolah
Dari Tabel 5.16 dapat dilihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih
kecil dari 10 (VIF < 10) dan nilai tolerance lebih besar dari 0.10. Dari hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa untuk ke-5 variabel independen tidak
terjadi multikolineritas.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar Scatterplot hasil dari
menunjukkan plot data yang menyebar acak dan tidak ada pola yang jelas/tidak
membentuk pola tertentu, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka hal ini berarti bahwa varians (ragam) dari seluruh variabel
bebas tidak berbeda secara nyata (signifikan). Dapat disimpulkan bahwa ragam
heteroskedastisitas).
Dari tabel 5.17 diketahui nilai koefisien determinasi yaitu 0.721, sedangkan
koefisien determinasi yang telah terkoreksi dari faktor kesalahan atau bias dengan
tujuan agar lebih mendekati ketepatan model dalam populasi digunakan Adjusted
Rsquare yaitu sebesar 0.697. Dari hasil koefisien determinasi dapat diketahui
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 96.399 5 19.280 29.938 a
.000
Residual 37.351 58 .644
Total 133.750 63
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 5.18, diperoleh hasil Fhitung sebesar 29.938 dengan nilai
signifikansi (0.000) yang jauh lebih kecil dari alpha 0.05, sehingga Ho ditolak.
kepuasan penghuni secara parsial. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut:
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.950 1.179 -1.654 .103
X1 (Pengelolaan perumahan) .135 .048 .348 2.800 .007
X2 (Kualitas bangunanl) .116 .041 .313 2.808 .007
X3 (Prasarana) .039 .083 .050 .469 .641
X4 (Fasilitas) .083 .038 .229 2.192 .032
X5 (Karakteristik Lingk.) .011 .044 .029 .247 .806
sebesar 5% (0.05), untuk konstanta diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.103
yang lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa konstanta tidak
0.032, yang lebih kecil dari alpha 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
lingkungan perumahan (X5) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.641 dan 0.806
yang lebih besar dari alpha 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa prasarana
Perumahan tersebut.
Pada penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
lingkungan perumahan (X5) terhadap variabel terikat (Y) yaitu kepuasan penghuni
1. α = -1.950
Nilai konstan ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada pengaruh dari
perumahan (X5), (X1, X2, X3, X4 dan X5=0), maka kepuasan penghuni di
rendah secara konstan (karena nilai konstanta bernilai negatif dengan asumsi
variabel yang lain tetap (X1, X2, X3, X4, dan X5=0).
2. β1 = 0.135
Nilai koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa semakin tinggi total skor
jawaban untuk pengelolaan lokasi (X1), maka hal ini secara signifikan dapat
Tuntungan (karena koefisien X1 bernilai positif), dengan asumsi variabel yang lain
3. β2 = 0.116
Nilai koefisien regresi β2 ini menunjukkan bahwa semakin tinggi total skor
jawaban untuk kualitas bangunan (X2), maka hal ini secara signifikan dapat
Tuntungan (karena koefisien X2 bernilai positif), dengan asumsi variabel yang lain
4. β3 =0.039
Nilai koefisien regresi β3 ini menunjukkan bahwa semakin tinggi total skor
jawaban untuk prasarana (X3), maka hal ini dapat meningkatkan kepuasan
koefisien X3 bernilai positif), dengan asumsi variabel yang lain tetap (X1, X2, X3,
dan X5=0).
5. β4 = 0.083
Nilai koefisien regresi β4 ini menunjukkan bahwa semakin tinggi total skor
jawaban untuk fasilitas (X4), maka hal ini secara signifikan dapat meningkatkan
(karena koefisien X4 bernilai positif), dengan asumsi variabel yang lain tetap (X1,
6. β5 =0.011
Nilai koefisien regresi β5 ini menunjukkan bahwa semakin tinggi total skor
jawaban untuk karakteristik lingkungan perumahan (X5), maka hal ini dapat
Tuntungan (karena koefisien X5 bernilai positif), dengan asumsi variabel yang lain
5.5 Pembahasan
penghuni (Y)
Hasil perhitungan menunjukkan nilai signifikan pengelolaan lokasi lebih kecil dari
nilai α = 0,005, yaitu sebesar 0.007. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa
memberikan hasil yang lebih baik dan berdampak positif kepada tingkat kepuasan.
dilakukan maka penghuni akan semakin puas. Hal ini didukung dengan hasil
kontrol dan komunikasi yang lebih baik dengan tim dan penghuni karena mereka
secara langsung bertanggung jawab menjalankan tim manajemen internal. Hal ini
berusaha memberikan saran tentang pembentukan kerangka kerja yang tepat untuk
Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah
menunjukkan nilai signifikan kualitas bangunan lebih kecil dari nilai α = 0.005,
yaitu 0.007. Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa variabel kualitas
bangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan penghuni. Hal ini
perumahan.
Hasil ini juga didukung dari wawancara dengan responden dimana sebagian
besar responden menilai kualitas bangunan rumah cukup baik sehingga sebagian
besar merasa puas. Hal ini dapat diketahui dari belum pernah dilakukannya
perbaikan bangunan rumah bagi sebagian besar penghuni, sebagian lagi memiliki
frekuensi jarang. Namun berbeda dengan hasil penelitian Setiadi (2015) dimana
Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah
α = 0.005, yaitu 0.641. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prasarana perumahan
berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hal ini didukung dengan penelitian
Kwanda, dkk (2001) dimana prasarana berpengaruh positif dan tidak signifikan.
rumah merasa puas dengan ketersediaan prasarana dan sarana. Beberapa prasarana
seperti : jaringan jalan, jaringan listrik, drainase, dan pembuangan air limbah
perhitungan menunjukkan nilai signifikan fasilitas perumahan lebih kecil dari nilai
α = 0,005, yaitu 0.032. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor fasilitas berpengaruh
maka akan meningkatkan kepuasan penghuni perumahan. Hal ini sesuai dengan
cukup lengkap. Fasilitas yang tersedia dan dikelola oleh pengembang diantaranya
lapangan olah raga basket dan futsal, taman bermain, kolam renang, mini market,
kafe, gedung serba guna/Balai Zeqita, dan cctv. Sesuai dengan pernyataan Karim
dari nilai α = 0.005, yaitu 0.806. Hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik
terhadap kepuasan penghuni. Hasil penelitian ini bisa terjadi karena sejak awal
dengan areal kosong sehingga kondisi udara cukup sejuk. Penelitian ini memiliki
hasil yang berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Adriaanse (2007)
tampilan perumahan dimana tidak ada rumah yang berpagar dan banyak
pepohonan ditanam di pekarangan rumah dan di pembatas jalan. Kondisi ini tentu
namun untuk letak rumah warga berada di bagian belakang dari areal perumahan.
Berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa tidak pernah ada banjir dan
Karakteristik lingkungan tidak hanya terbatas pada kondisi fisik, tetapi juga
kondisi sosial. Menurut Ibem (2012), karakteristik perumahan dan kondisi sosial-
satu sama lain. Terdapat wadah sosial berupa komunitas penghuni yang di beri
nama ‘Iwaze’ (Ikatan Warga Zeqita). Para penghuni umumnya didominasi dari
suku Batak, hal ini terlihat dari nama responden yang sebagian besar memiliki
Adriaanse (2007) bahwa iklim sosial perumahan adalah komponen yang paling
6.1 Kesimpulan
paling berpengaruh terhadap kepuasan penghuni adalah sistem satu pintu masuk
dan shift jaga. Indikator kualitas bangunan yang paling berpengaruh terhadap
kepuasan penghuni adalah kualitas lantai, kontruksi dan cat. Dan indikator
dan tidak signifikan. Hal ini berarti prasarana dan karakteristik lingkungan tidak
membeli rumah sehingga tidak lagi berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan.
properti.
6.2 Saran
berikut :
1. Bagi PT Ardin
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum penghuni atau warga Zeqita puas
yang dilakukan secara tidak langsung menjadikan rumah tidak hanya sebagai
rumah tinggal tetapi juga sebagai investasi yang menguntungkan. Namun perlu
Oleh karena itu, dalam mengembangakan bisnis properti, pengembang harus bisa
kualitas bangunan dapat menjadi acuan untuk memberi alternatif strategi dalam
manajemen properti tidak hanya memberi kepuasan bagi penghuni tetapi juga
Harjanto, B dan Hidayati, W. 2015. Konsep Dasar Penilaian Properti Edisi Kedua.
BPFE, Yogyakarta.
Harris, J. C and Friedman, J.P. 1997. Real Estate Handbook, 4th Edition. Barron’s
Educational Series,Inc. New York.
MAPPI. 2015. Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia. Edisi
VI. Jakarta.
Setiawan, B dan Ruki, U.A. 2014. Penerapan Psikologi Desain Pada Elemen
Desain Interior. Jurnal Humaniora Vol. 5 No. 2. Universitas Bina
Nusantara. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia 03-1733 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan Di Perkotaan.
Tse, D.K and Wilton, P.C. 1988. Models of Consumer Satisfaction Formation: An
Extension. Journal of Marketing Research. Vol.25 No. 2.
Wahyuni, Nona. 2017. Pengaruh Lokasi, Desain, Fasilitas, dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Properti Rumah Tinggal di Kecamatan Medan
Sunggal Kota Medan. Tesis. Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Wilkie, W.L, 1990. Cosumer Behavior. 2nd Edition. John Wiley & Sons.
New York.
KUISIONER PENELITIAN
Saya yang bernama Devi Sinaga, mahasiswi Program Studi Magister Manajemen
Properti dan Penilaian Universitas Sumatera Utara, sedang melakukanpenelitian
tesis berjudul ‘Analisis Pengaruh Manajemen Properti Terhadap Kepuasan
Penghuni Rumah Tinggal di Perumahan Villa Zeqita Medan Tuntungan’.
Hormat saya,
Devi Sinaga
....................................................................................................................................
Nama : …………………………………….................
Usia : ……………………………………………….
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Pendidikan Terahir : a. SD b. SMP c. SMA d. Diploma e. Sarjana
f. S2 g. S3
Status : a. Menikah b. Belum Menikah
c. Janda / Duda
Jumlah Anak : a. 1 b. 2 c. 3 d. ≥4 e. Tidak Ada
Pekerjaan : a. PNS b. BUMN c. Swasta
d. Wirausaha e. Profesional
f. Lainnya…………………………..
C. PERTANYAAN VARIABEL
(berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban Anda dan keadaan sebenarnya)
b
Model Summary
b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 96.399 5 19.280 29.938 a
.000
Residual 37.351 58 .644
Total 133.750 63
a. Predictors: (Constant), X5 (Total), X4 (Total), X2 (Total), X3 (Total), X1 (Total)
b. Dependent Variable: Y (Total)
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.950 1.179 -1.654 .103
X1 (Total) .135 .048 .348 2.800 .007 .312 3.202
X2 (Total) .116 .041 .313 2.808 .007 .388 2.577
X3 (Total) .039 .083 .050 .469 .641 .422 2.371
X4 (Total) .083 .038 .229 2.192 .032 .440 2.273
X5 (Total) .011 .044 .029 .247 .806 .350 2.853
a. Dependent Variable: Y (Total)