Anda di halaman 1dari 37

05-Aug-18

PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI


DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAKATOBI
BIDANG PERHUBUNGAN LAUT
Jl. La Ruku No. 17 Wangi – Wangi Selatan

SEMINAR
LAPORAN AKHIR

Feasibility Study (FS)


Pelabuhan Rakyat Pulau Wangi-Wangi
Kabupaten Wakatobi

PENDAHULUAN

Latar Belakang
 Kab. Wakatobi memiliki sumber daya pesisir dan kelautan serta sumberdaya alam
yang besar sehingga menempatkannya sebagai salah satu kabupaten yang kaya
akan hasil laut dan pariwisata di Provinsi Sulawesi Tenggara.
 Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan Kab.
Wakatobi bila dilihat dari sisi pembangunan maupun sektor ekonomi yang menggeliat
cepat. Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi investor terutama bagi
masyarakat yang mencoba bermigrasi kewilayah Kab. Wakatobi sehingga
pertumbuhan penduduk di kabupaten ini dengan sendirinya meningkat cukup tinggi,
seiring dengan hal itu, tingkat kesejahteraan masyarakat pun mulai terdongkrak
dengan sendirinya, perkembangan tersebut berpengaruh besar terhadap mobilitas
masyarakat dari dan ke wilayah Kabupaten Wakatobi.
 Dengan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan pembangunan/ pengembangan
prasarana penunjang transportasi seperti pelabuhan laut sebagai prasarana utama
perhubungan laut.
 Studi Kelayakan ini diharapkan menjadi gambaran awal yang lengkap tentang
prospek pengembangan/pembangunan Pelabuhan Rakyat Pulau Wangi-Wangi, baik
dari aspek teknik, yuridis, ekonomi, dan aspek sosial.

1
05-Aug-18

PENDAHULUAN
Maksud, Tujuan & Sasaran Pekerjaan
Maksud :
Menilai kelayakan pelabuhan dan optimalisasi
pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

Tujuan :
Melakukan penilaian kelayakan dari rencana
pembangunan pelabuhan berdasar aspek Kelayakan
Teknis, Aspek Kelayakan Yuridis, Aspek Kelayakan
Ekonomi, dan Aspek Kelayakan Sosial.

Sasaran :
1. Teridentifikasinya kebijakan pembangunan pelabuhan laut.
2. Terselenggaranya analisa atau kajian kelayakan pembangunan
pelabuhan laut.
3. Tersedianya rekomendasi akhir terkait rencana pembangunan
pelabuhan laut.

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Secara administratif, lokasi pekerjaan FS Pelabuhan
Rakyat Pulau Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi
terletak di Kec. Wangi-wangi

Lokasi Pekerjaan

2
05-Aug-18

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Standar penyusunan FS Pelabuhan adalah menentukkan 3 (tiga) lokasi alternatif yaitu
Pantai Bira-Wandoka, Laguna Koroe-Waha, dan Laguna Waikesa-Waelumu.

Pelra Wanci (Eksisting)

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi (Pelra Wanci) saat ini,
pada koordinat; (5°19'31.49" LS dan 123°32'3.22" BT)

3
05-Aug-18

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi - Pantai Bira Wandoka,
pada koordinat; (5°17'37.76" LS dan 123°31'40.02" BT)

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi - Pantai Bira Wandoka,
pada koordinat; (5°17'37.76" LS dan 123°31'40.02" BT)

4
05-Aug-18

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi - Pantai Bira Wandoka,
pada koordinat; (5°17'37.76" LS dan 123°31'40.02" BT)

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi - Laguna Koroe Waha,
pada koordinat; (5°14'55.39" LS dan 123°31'42.58" BT)

5
05-Aug-18

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi - Laguna Koroe Waha,
pada koordinat; (5°14'55.39" LS dan 123°31'42.58" BT)

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi - Laguna Koroe Waha,
pada koordinat; (5°14'55.39" LS dan 123°31'42.58" BT)

6
05-Aug-18

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi – Laguna Waikesa Waelumu,
pada koordinat; (5°14‘55.82" LS dan 123°33‘57.14" BT)

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi – Laguna Waikesa Waelumu,
pada koordinat; (5°14‘55.82" LS dan 123°33‘57.14" BT)

7
05-Aug-18

Pendahuluan
Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pelabuhan Rakyat P. Wangi-Wangi – Laguna Waikesa Waelumu,
pada koordinat; (5°14‘55.82" LS dan 123°33‘57.14" BT)

Pendahuluan
Landasan hukum
 UU No. 26 Tahun 2008 Tentang KAJIAN KELAYAKAN LOKASI RENCANA PELRA KAB. WAKATOBI
Rencana Tata Ruang Wlayah.
 UU Republik Indonesia No. 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran Latar belakang
 PP No. 61 Tahun 2009 tentang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua
Kepelabuhanan. pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute
 Keputusan Menteri Perhubungan perdagangan dunia.
RI Nomor KP 901 Tahun 2016 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengindikasikan perlunya
ttg Penetapan RIPN. penyediaan infrastruktur pelabuhan sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

Perumusan Masalah
 Bagaimanakah pengembangan pelabuhan laut khususnya Pelabuhan Rakyat Pulau Wangi-Wangi di Kab Wakatobi dalam
dokumen kebijakan perencanaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan prioritas kesesuaian lokasi pelabuhan?
 Adakah upaya rencana makro jaringan dan sistem pelabuhan transportasi laut khususnya PELRA atau Pelabuhan Pengumpan
Lokal secara komperhensif di Kab Wakatobi?
 Apakah perlu di lakukan kajian secara komperhensif mengenai rencana pengembangan pelabuhan laut khususnya Pelabuhan
Pengumpan Lokal (PL) di Kab Wakatobi?

Tujuan Penelitian

Kerangka
INPUT Adapun Tujuan Dari Studi Ini Adalah Untuk mengkaji kelayakan Lokasi guna mencapai proiritas lokasi perencanaan
melalui tahapan seleksi lokasi

Pemikiran
Sasaran Pekerjaan
 Mengidentifikasi rencana lokasi Pelabuhan Rakyat (Pelabuhan Pengumpan Lokal, PL) Kab. Wakatobi
 Mengidentifkasi kriteria lokasi melalui tahapan lokasi hirarki pelabuhan
 Analisis Kelayakan Lokasi Rencana PELRA atau Pelabuhan Pengumpan Lokal
 Melakukan pembobotan nilia untuk tiap aspek dan prioritas lokasi

Gambaran Umum
Metodologi  Profil demografi/kependudukan
Survey: Survey:  Pengumpulan data  Profil ekonomi
Primer Sekunder  Potensi wilayah
 Jaringan transportasi wilayah

Analisis
Metoda
1. Analisis kebijakan Tata ruang 2. Analisis Transportasi wilayah Seleksi Lokasi
PROSES Analisis 3. Analisis Ekonomi wilayah dan 4. Analisis Teknis Pelabuhan Rencana
Kependudukan 5. Analisis lingkungan

Penilaian dan Bobot Rangking

OUTPUT Kesesuaian Lokasi rencana Pelabuhan Rakyat Kab. Wakatobi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

8
05-Aug-18

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)


PP No. 37 Tahun 2002

Pulau Sulawesi membutuhkan pengembangan transportasi, karena sebagai pintu gerbang


Kawasan Timur Indonesia (KTI), berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan III
(Tatranas, 2006).
Wilayah Kab. Wakatobi masuk dalam Jalur Laut Nasional Sekunder.

Hierarki Peran & Fungsi Pelra

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan, Nomor : KP 901 Tahun


2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional
…Pelabuhan Wanci (Pelra Wanci) belum masuk dalam RIPN.
Hierarki peran dan fungsi Pelabuhan Rakyat Wanci oleh Dinas
Perhubungan Provinsi Sultra belum diusulkan sebagai Pelabuhan
Pengumpan Lokal (PL).
Jika kedepannya ditingkatkan/dikembangkan menjadi Pelabuhan
Pengumpan Lokal (PL), maka syarat dan ketentuan berdasarkan
KP 901 Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpan lokal lainnya
minimal 5 – 20 mil;
2. Kedalaman kolam pelabuhan maksimal -5 m LWS;
3. Memiliki dermaga dengan kapasitas maksimal 1000 DWT;
4. Panjang dermaga maksimal 80 m.

9
05-Aug-18

Peran & Fungsi Pelabuhan di Prov. Sultra

Keterangan :
PP (Pel. Pengumpul)
PR (Pel. Pengumpan Regional)
PL (Pel. Pengumpan Lokal)

Peta Pola Ruang Pulau Wangi-Wangi

Ketiga Lokasi Rencana Pelra Pulau Wangi-Wangi,


disepanjang pantai terdapat Permukiman Penduduk.Dan
untuk lokasi rencana Pelra di Waha, masuk dalam Kawasan
Budidaya Perikanan (Keramba Apung, KA).

10
05-Aug-18

Peta Struktur Ruang Pulau Wangi-Wangi


I. Rencana Pengembangan Sistem
Perkotaan:
 Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
(PKWp) Wangi-Wangi,
 Pusat Kegiatan Lokal Promosi
(PKLp) Usuku,
 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK),
 Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL).
II. Rencana Pengembangan Sistem
Perdesaan:
Wilayah perdesaan sbg daerah
hinterland kota, perlu diintegrasikan
dgn sistem kota-kota yg ada agar
wilayah perdesaan juga dapat
tumbuh dan berkembang selaras
dengan pertumbuhan dan
perkembangan kawasan perkotaan.
untuk kec. Wangi-wangi, desa pusat
pelayanan adalah Desa Waha.
III. Rencana Sistem Jaringan
Transportasi

Peta Jaringan Jalan Pulau Wangi-Wangi

Lokasi rencana Pelra Pulau Wangi-Wangi terdapat akses Jaringan Jalan


“Kolektor Primer” dan masuk dalam kelas Jalan Nasional.

11
05-Aug-18

Peta Transportasi Laut Pulau Wangi-Wangi


 SK Dirjen Perhubungan Laut AL.i08/7/8/DJPL-15
Tanggal 21 Desember 2015 tentang Jaringan
Trayek Pelayaran Tol Laut Tahun Anggaran 2016
dan Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaannya telah
menetapkan 6 (enam) jaringan Trayek Angkutan
Barang melalui Laut atas dasar Kewajiban
Pelayanan Publik (PSO), salah satunya adalah :
Trayek 1: Tg. Perak - Wanci - Namlea -- Fak-
fak -- Kaimana - Timika - Kaimana - Fak-fak -
Namlea - Wanci - Tg. Perak.
 Pelabuhan-pelabuhan yang menunjang 10
destinasi wisata nasional sesuai surat Seskab No/
B.652/Seskab/Maritim/2015 tanggal 06 November
2015 tentang Tutorial Presiden Republik
Indonesia mengenai Pariwisata, Salah satunya
adalah :Destinasi Wisata Wakatobi dapat
dilayani oleh pelabuhan laut Baubau, Wanci,
Kaledupa, Tomia dan Binongko.
 Pelra Pulau Wangi-Wangi (Pelra Wanci) saat ini
melayani rute Baubau – Buton – Buton Utara –
Kendari
 Pengembangan transportasi laut diarahkan
untuk menghubungkan seluruh wilayah
kepulauan di Kabupaten Wakatobi dan mampu
mengantisipasi perkembangan perdagangan
regional, nasional maupun internasional, sehingga
ketersediaan pelabuhan menjadi penghubung
antara Wakatobi dengan wilayah lainnya sangat
strategis.

Peta Rawan Bencana Pulau Wangi-Wangi


Perlindungan terhadap kawasan
rawan bencana alam dilakukan
untuk melindungi manusia dan
kegiatannya yang disebabkan oleh
alam maupun secara tidak langsung
oleh perbuatan manusia.
Kawasan rawan bencana yang
ditetapkan sebagai kawasan lindung
di Kab. Wakatobi khususnya di lokasi
rencana Pelra P. Wangi-Wangi
meliputi: Pesisir Wanci, Pongo,
Wandoka, Waha, Waelumu, Patuno
dan Waetuno di Kec. Wangi-Wangi.

12
05-Aug-18

Gambaran Umum Lokasi


Kondisi Geografis & Administratif
Secara geografis Kab.
Wakatobi terletak pada
koordinat:
50 - 6.250 LS dan
123.340 - 124.640 BT,
dengan luas wilayah
19,200 km2 (Luas
Daratan 823 km2 dan
Luas Lautan 18,377 km2)
yang terdiri dari 8
Kecamatan, yakni :
1. Wangi-Wangi
2. Wangi-Wangi Selatan
3. Kaledupa
4. Kaledupa Selatan
Batas-batas administrasi :
5. Tomia
 Sebelah Utara : Laut Banda
 Sebelah Selatan : Laut Flores 6. Tomia Timur
 Sebelah Timur : Laut Banda 7. Binongko
 Sebelah Barat : Laut Flores 8. Togo Binongko

GAMBARAN UMUM LOKASI


Kependudukan
 Berdasar hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Wakatobi pada tahun 2016 adalah sebanyak 120.398 jiwa yang terdiri dari
55.703 jiwa laki-laki dan 54.180 jiwa perempuan.
 Pertumbuhan penduduk Kabupaten Wakatobi selama empat tahun terakhir
dari tahun 2012–2016 (hasil sensus penduduk) rata-rata sebesar 6,33%
pertahun.
 Kecamatan Wangi-Wangi pada tahun 2016 memiliki jumlah penduduk 29.698
jiwa (15.386 jiwa laki-laki dan 14.312 jiwa perempuan) atau sebesar
24,67% dari total penduduk di Kabupaten Wakatobi.
Jumlah Rasio Kepadatan
Luas Wilayah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan 2 Penduduk Jenis Penduduk
(km )
Laki-Laki Perempuan (Jiwa) Kelamin (jiwa/km2 )
1 Binongko 93,10 - - 10.515 - 112,9
2 Togo Binongko 62,90 2.948 2.885 5.833 102,2 92,7
3 Tomia 47,10 4.153 4.105 8.258 101,2 175,3
4 Tomia Timur 67,90 5.382 5.227 10.609 103,0 156,2
5 Kaledupa 45,50 6.495 6.337 12.832 102,5 282,0
6 Kaledupa Selatan 58,50 4.474 4.601 9.075 97,2 155,1
7 Wangi-Wangi 241,98 15.386 14.312 29.698 107,5 122,7
8 Wangi-Wangi Selatan 206,02 16.865 16.713 33.578 100,9 163,0
Jumlah 823,00 55.703 54.180 120.398 102,8 146,3
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2017

13
05-Aug-18

Gambaran Umum Lokasi


Kependudukan

Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2017

Gambaran Umum Lokasi


Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
 Pada tahun 2017 IPM Kabupaten Wakatobi sebesar 67,99% meningkat
sebesar 0,73% dari tahun sebelumnya. Angka ini menjadikan IPM Kabupaten
Wakatobi berada di peringkat ke 5 dari 17 Kabupaten/Kota se-Sulawesi
Tenggara.
IPM (%)
No. Kabupaten/Kota
2014 2015 2016 2017
1 Kendari 81,3 81,43 81,66 81,83
2 Baubau 73,13 73,59 73,99 74,14
3 Buton 62,31 62,78 63,69 64,47
4 Muna 65,09 65,99 66,96 67,61
5 Konawe 68,68 69,56 69,84 70,24
6 Kolaka 70,2 70,47 71,12 71,46
7 Konawe Selatan 65,6 66,32 66,97 67,23
8 Bombana 63,38 63,65 64,02 64,49
9 Wakatobi 66,95 67,22 67,5 67,99
10 Kolaka Utara 65,76 66,9 67,6 67,77
11 Buton Utara 64,65 65,23 65,95 66,4
12 Konawe Utara 66,03 66,44 67,2 67,71
13 Kolaka Timur 62,13 62,74 63,6 64,55
14 Konawe Kepulauan 61,31 61,72 62,56 63,44
15 Muna Barat 61,92 62,29 65,57 63,43
16 Buton T engah 61,69 62,13 62,56 62,82
17 Buton Selatan 61,51 62,00 62,55 63,2
Sumber : Kabupaten Wakatobi Dalam Angka 2018

14
05-Aug-18

Gambaran Umum Lokasi


Kondisi Topografi, Iklim & Curah Hujan

 Kab. Wakatobi merupakan gugusan pulau-pulau karang yang sebagian besar (70%)
memiliki topografi landai, terutama dibagian selatan pulau Wangi-Wangi, bagian utara
dan selatan pulau Kaledupa, bagian barat dan timur pulau Tomia, serta wilayah
bagian selatan pulau Binongko, dengan ketinggian tempat berkisar antara 3 – 20
meter dpl. Sedangkan bentuk topografi perbukitan berada di tengah-tengah pulau
dengan ketinggian berkisar antara 20 – 30 m dpl.
 Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson, iklim di kepulauan Wakatobi termasuk tipe C,
dengan dua musim yaitu musim kemarau (musim timur : April – Agustus) dan musim
hujan (Musim barat : September – April).
Musim angin barat berlangsung dari bulan Desember s/d Maret yang ditandai dengan
sering terjadi hujan. Musim angin timur berlangsung bulan Juni s/d bulan September.
 Berdasarkan pencatatan dari stasiun Meteorologi Kls III Betoambari, curah hujan di
kepulauan Wakatobi 10 tahun terakhir berkisar antara 0.40 - 288.20 mm. curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan rata-rata mencapai 19.51 mm. Jumlah
hari hujan mengikuti pola jumlah curah hujan dengan kisaran antara 1-19 hari hujan.
Suhu udara maksimum berkisar 31.50 – 34.40 0C dan suhu udara minimum berkisar
pada 22.30 – 24.900C dengan kisaran suhu rata-rata antara 23.70 – 32.40 0C.

Gambaran Umum Lokasi


Kondisi Geologi

Berdasarkan hasil sondir lapangan yang pernah dilakukan, kedalaman


tanah keras (qc > 150 kg/cm2) di pesisir pantai disekitar lokasi rencana
studi bervariasi (1.0 m – 2.60 m).
Secara umum karakteristik pantai di lokasi rencana Pelra Pulau
Wangi-Wangi adalah : Pantai Berpasir, Pantai Berbatu, dan Pantai
Karang.

15
05-Aug-18

GAMBARAN UMUM LOKASI


Perekonomian
 Produk Domestik Bruto Kabupaten Wakatobi Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) pada Tahun 2016 adalah sebesar 3.305 miliar rupiah dan Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar 2.555 miliar rupiah.
 Sektor Pertanian memiliki nilai share paling besar sebesar 26,66%. Disusul
oleh sektor Konstruksi serta sektor Pertambangan dan Penggalian masing-
masing sebesar 16,31% dan 16,13%.

Indikator 2014 2015 2016


Nilai PDRB (Milyar Rp)
PDRB ADHK 2.198 2.366 2.555
PDRB ADHB 2.576 2.915 3.305
PDRB Perkapita (Juta Rp)
PDRB ADHK 23,18 24,93 26,84
PDRB ADHB 27,17 30,69 34,71
Pertumbuhan PDRB (%)
PDRB ADHK 7,87 7,68 7,97
PDRB ADHB 12,20 13,17 13,37
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Wakatobi Dalam Angka 2017

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Data Pasang Surut (15 hari)
Konstanta Harmonik Pasang Surut
o
Period ω g H=Amplitude
No Constituents Symbol Description A B
(hour) (rad/hour) phase (m)
0. Average water level Z0 - - 1.63

1. Main lunar constituent M2 12.42 0.51 0.42 -0.11 345.11° 0.44

2. Main solar constituent S2 12.00 0.52 -0.67 0.38 150.62° 0.77


semi diurnal
Lunar constituent, due to
3. N2 12.66 0.50 -0.03 -0.02 220.10° 0.04
Earth-Moon distance
Soli-lunar constituent,
4. K2 11.97 0.53 0.49 -0.62 308.35° 0.79
due to the change of
5. Soli-lunar constituent K1 23.93 0.26 -0.25 -0.22 221.27° 0.34

6. Main lunar constituent O1 diurnal 25.82 0.24 0.07 -0.10 305.33° 0.12

7. Main solar constituent P1 24.07 0.26 -0.06 0.12 117.75° 0.13

8. Main lunar constituent M4 6.21 1.01 -0.01 0.00 154.92° 0.01


quarterly
9. Soli-lunar constituent MS4 6.10 1.03 -0.01 -0.01 239.07° 0.01

Elevasi Acuan Hasil Analisis Pasut:


HWS = 2,84 m = 2,42 m LWS 3.00
Grafik Pengamatan Pasang Surut 15 hari di Perairan Wangi - Wangi vs Prediksi

MSL = 1,63 m = 1,21 m LWS 2.75

LWS = 0,42 m = 0,00 m LWS


2.50
2,37 m
Tinggi Muka Air terhadap Peilschaal (m)

2.25

2.00

A(K1) + A(O1) 1.75

1,63 m
F = 1.50

A(M2) + A(S2) 1.25

1.00

0.75

F = 0,38; 0.50
Pengamatan
0,61 m
Tipe Pasang surut Campuran 0.25

0.00
Prediksi

Harian Ganda (Mixed Tide


12
18
24
30
36
42
48
54
60
66
72
78
84
90
96
0
6

102
108
114
120
126
132
138
144
150
156
162
168
174
180
186
192
198
204
210
216
222
228
234
240
246
252
258
264
270
276
282
288
294
300
306
312
318
324
330
336
342
348
354

29-05-18 30-05-18 31-05-18 01-06-18 02-06-18 03-06-18 04-06-18 05-06-18 06-06-18 07-06-18 08-06-18 09-06-18 10-06-18 11-06-18 12-06-18

Prevailing Semidiurnal) Waktu Pengamatan (jam)

16
05-Aug-18

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Survey Topografi & Batimetri
Survey Topografi Survey Bathimetri Survey Bathimetri-Wandoka

Survey Bathimetri-Waha Survey Bathimetri-Waelumu

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Peta Topografi dan Bathimetri
 Pantai Bira-Wandoka

Kontur bathimetri 0 sampai -5m memiliki kemiringan 1 : 16,40 (0,0609)


dengan jarak langsung sepanjang 82 m. Sedangkan kontur 0 sampai bibir
pantai memiliki kemiringan 1 : 307 (0,0032) dengan jarak langsung 307 m

17
05-Aug-18

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Peta Topografi dan Bathimetri
 Laguna Koroe-Waha

Kontur bathimetri 0 sampai -5 m memiliki kemiringan 1:3,70 (0,2702)


dengan jarak langsung sepanjang 18,5 m. Sedangkan kontur 0 s/d bibir
pantai memiliki kemiringan 1:5,83 (0,1715) dgn jarak langsung 35 m.

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Peta Topografi dan Bathimetri
 Laguna Waikesa-Waelumu

Kontur bathimetri 0 sampai -5 m memiliki kemiringan 1 : 6,40 (0,1563


atau 15,63%) dengan jarak langsung sepanjang 32 m.

18
05-Aug-18

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Analisa Data Angin
Jumlah dan Persentasi Kejadian Angin Maksimum Bulanan
Stasiun Meorologi Klas III Betombari - Baubau
Tahun 1996 - 2017
Jumlah Kejadian Angin Persentasi Kejadian Angin (%)
Arah Interval Kecepatan Angin (m/det) Interval Kecepatan Angin (m/det)
Jumlah Jumlah
<3 3-6 6-9 9-12 > 12 <3 3-6 6-9 9-12 > 12
Utara (U) 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Timur Laut (TL) 0 1 5 0 0 6 0,00 0,38 1,89 0,00 0,00 2,27
Timur (T) 0 23 91 11 1 126 0,00 8,71 34,47 4,17 0,38 47,73
Tenggara (TG) 0 1 9 1 0 11 0,00 0,38 3,41 0,38 0,00 4,17
Selatan (S) 0 4 10 1 1 16 0,00 1,52 3,79 0,38 0,38 6,06
Barat Daya (BD) 0 0 20 1 0 21 0,00 0,00 7,58 0,38 0,00 7,95
Barat (B) 0 11 59 10 2 82 0,00 4,17 22,35 3,79 0,76 31,06
Barat Laut (BL) 0 0 2 0 0 2 0,00 0,00 0,76 0,00 0,00 0,76
Jumlah Angin 264 Persentase Angin 100,00
Jumlah Tidak Ada Angin 0 Persentase Tidak Ada Angin 0,00
Total 264 Total 100,00

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa, Angin Dominan


yang terjadi diperairan Baubau dan sekitarnya adalah arah
Barat (31,06%) dan Timur (47,73%), serta kecepatan
angin dominan yang terjadi adalah antara (6 – 9) m/det.

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Analisa Data Gelombang (Waikesa-Waelumu)
o
() Cos  Fi (m) Fi Cos 
Fetch Efektif dari Arah Barat
42
36
0,74
0,81
63.912,22
71.887,22
47.496,04
58.157,98 Feff 
 F cos 
i

30
24
0,87
0,91
67.528,50
69.327,35
58.481,40
63.333,68
 cos 
18 0,95 65.279,25 62.084,26
12 0,98 54.903,87 53.704,09  Hasil perhitungan Kala
6 0,99 0,00 0,00 Ulang Tinggi & Periode
0 1,00 0,00 0,00
6 0,99 0,00 0,00
Gelombang Rencana di
12 0,98 0,00 0,00 Laut Dalam dari arah Barat
18 0,95 0,00 0,00
24 0,91 0,00 0,00
menggunakan “Metode
30 0,87 0,00 0,00 Fisher-Tippet type I”.
36 0,81 0,00 0,00  Dalam Studi Kelayakan ini
42 0,74 0,00 0,00
Total 13,51 343.257,44 menggunakan Kala Ulang
Feff (m) 25.405,93 25 tahun.
Feff (km) 25,41

Tinggi Gelombang dgn Kala Ulang Tertentu Periode Gelombang dgn Kala Ulang Tertentu
Kala yr Hsr Hsr - 1.28 Hsr + 1.28 Kala yr Tsr Tsr - 1.28 Tsr + 1.428
σnr σr σnr σr
Ulang, Tr (tahun) (m) σr (m) σr (m) Ulang, Tr (tahun) (det) σr (det) σr (det)
2 1,92 0,87 0,31 0,08 0,77 0,97 2 1,92 3,86 0,31 0,28 3,50 4,22
5 2,89 1,06 0,30 0,08 0,96 1,16 5 2,89 4,27 0,30 0,28 3,92 4,62
10 3,59 1,20 0,76 0,20 0,95 1,45 10 3,59 4,57 0,76 0,70 3,68 5,47
25 4,52 1,38 1,96 0,51 0,74 2,03 25 4,52 4,96 1,96 1,80 2,66 7,26
50 5,21 1,52 3,31 0,85 0,43 2,62 50 5,21 5,26 3,31 3,03 1,38 9,14
100 5,91 1,66 5,03 1,30 0,00 3,33 100 5,91 5,55 5,03 4,61 -0,35 11,46

19
05-Aug-18

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Rencana Kapal yang Sandar di Dermaga

Panjang
Kapasitas Displacement Panjang Total Lebar
Tonage garis air Draft
Angkut (G) (Loa) (B)
(Lpp)
(DWT) (ton) (m) (m) (m) (m)
Kapal Barang Umum
- 40.000 51.100 197 186 28,6 12,0
- 30.000 39.000 181 170 26,4 10,9
- 20.000 26.600 159 149 23,6 9,6
- 15.000 20.300 146 136 21,8 8,7
- 10.000 13.900 128 120 19,5 7,6
- 7.000 9.900 115 107 17,6 6,8
- 5.000 7.210 104 96 16,0 6,1
- 3.000 4.460 88 82 13,9 5,1
- 2.000 3.040 78 72 12,4 4,5
- 1.000 1.580 63 58 10,3 3,6

Rencana ukuran kapal maksimum yang akan digunakan adalah kapal berukuran
1000 DWT (sesuai ketentuan KP 901 Tahun 2016).

SURVEY DAN ANALISIS DATA


Perhitungan Kebutuhan Dermaga
Arah HWS SLR U dr F F' WS DWL
Gelombang (m) (m) (m/s) (m) (m)
Cw Iw αo (m) (m) (m)
Barat + 2,42 0,15 7,59 5,00 25.405,9 0,003 4E-06 33 13.837,1 0,029 + 2,60

Elevasi Deck Dermaga (DD) = DWL+ Hd/2 + Fb


DD = 2,60 + 0,95 + 1,00
= + 4,55 m ≈ +4,60 m LWS
Kedalaman Dermaga (KD) = LWS – (1.15 dkmax) - C
KD = 0 - (1,15 x 3,60) – 0,50
= - 4,64 m  -5,00 m LWS
Panjang Dermaga (PD) = n x Loa + n x 10%Loa +10%Loa
PD = 1 x 63 + 1 x 10% x 63 + 10% x 63
= 75,6 m ≈ 80 m
Luas Kolam Putar (AP) = π R2 = 3.14 (1,5 x Loa)2
AP = 28.055,21 m2 ≈ 2,81 ha

20
05-Aug-18

LAYOUT PELABUHAN RAKYAT WANCI


 Pantai Bira-Wandoka

1. Dermaga : 80 m x 10 m
2. Trestle : 120 m x 8 m
3. Causeway : 240 m x 8 m
4. Reklamasi : 80 m x 125 m (1 Ha)
5. Akses Jalan : 65 m x 5 m

4
2

3 5
1

LAYOUT PELABUHAN RAKYAT WANCI


 Pantai Bira-Wandoka

21
05-Aug-18

LAYOUT PELABUHAN RAKYAT WANCI


 Laguna Koroe-Waha

1. Dermaga : 80 x 10 m
2. Trestle : 20 x 8 m
3. Causeway : -
4. Reklamasi : 50 x 125 m (0,625 Ha)
5. Akses Jalan : 100 m x 5 m

1 4

2 5

LAYOUT PELABUHAN RAKYAT WANCI


 Laguna Koroe-Waha

22
05-Aug-18

LAYOUT PELABUHAN RAKYAT WANCI


 Laguna Waikesa-Waelumu

1. Dermaga : 80 m x 10 m
2. Trestle : 80 m x 8 m
3. Causeway : 135 m x 8 m
4. Reklamasi : 80 m x 125 m (1 Ha)
5. Akses Jalan : 103 m x 5 m

4
5

LAYOUT PELABUHAN RAKYAT WANCI


 Laguna Waikesa-Waelumu

23
05-Aug-18

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Sosial
 Analisa Demografi
Prediksi Jumlah
Jumlah Penduduk (Jiwa) Rerata Pertumbuhan
No. Kecamatan Penduduk (Jiwa)
Penduduk (%)
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Binongko 8.550 8.563 8.175 10.532 10.515 6,07 11.154 11.831
2 Togo Binongko 4.828 4.837 4.550 5.266 5.833 5,19 6.136 6.454
3 Tomia 7.035 7.041 7.038 7.958 8.258 4,22 8.607 8.970
4 Tomia Timur 8.588 8.593 7.777 10.609 10.609 6,74 11.325 12.088
5 Kaledupa 10.181 10.188 10.531 12.726 12.832 6,28 13.638 14.494
6 Kaledupa Selatan 6.772 6.781 7.147 9.021 9.075 8,09 9.809 10.602
7 Wangi-Wangi 23.935 24.028 25.056 29.666 29.698 5,79 31.419 33.239
8 Wangi-Wangi Selatan 25.064 25.126 24.511 31.785 33.578 8,28 36.358 39.368
Total 94.953 95.157 94.785 117.563 120.398 128.443 137.046
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jangka Pendek)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
2019 2020 2021 2022 2023
1 Binongko 12.549 13.311 14.120 14.977 15.887
2 Togo Binongko 6.789 7.141 7.512 7.902 8.312
3 Tomia 9.348 9.743 10.154 10.583 11.030
4 Tomia Timur 12.904 13.774 14.703 15.694 16.753
5 Kaledupa 15.404 16.371 17.398 18.491 19.651
6 Kaledupa Selatan 11.460 12.386 13.388 14.471 15.641
7 Wangi-Wangi 35.164 37.202 39.357 41.637 44.049
8 Wangi-Wangi Selatan 42.628 46.157 49.978 54.116 58.597
Total 146.246 156.085 166.611 177.871 189.920

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Sosial
 Analisa Demografi
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jangka Menengah)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
2024 2025 2026 2027 2028
1 Binongko 16.852 17.875 18.961 20.112 21.333
2 Togo Binongko 8.743 9.197 9.674 10.176 10.704
3 Tomia 11.495 11.981 12.486 13.013 13.563
4 Tomia Timur 17.883 19.089 20.376 21.750 23.217
5 Kaledupa 20.885 22.196 23.590 25.071 26.645
6 Kaledupa Selatan 16.906 18.274 19.751 21.349 23.075
7 Wangi-Wangi 46.601 49.301 52.157 55.179 58.375
8 Wangi-Wangi Selatan 63.448 68.701 74.389 80.548 87.217
Total 202.813 216.613 231.384 247.198 264.129

Proyeksi Jumlah Penduduk (Jangka Panjang)


Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
2029 2030 2031 2032 2033
1 Binongko 22.629 24.003 25.461 27.007 28.647
2 Togo Binongko 11.259 11.844 12.458 13.105 13.785
3 Tomia 14.135 14.732 15.354 16.002 16.677
4 Tomia Timur 24.783 26.455 28.239 30.143 32.176
5 Kaledupa 28.317 30.095 31.984 33.992 36.126
6 Kaledupa Selatan 24.942 26.959 29.139 31.496 34.043
7 Wangi-Wangi 61.757 65.335 69.120 73.125 77.361
8 Wangi-Wangi Selatan 94.438 102.257 110.723 119.890 129.816
Total 282.260 301.678 322.478 344.759 368.631

24
05-Aug-18

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Sosial
 Analisa Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Kabupaten Wakatobi Tahun 2013-2017 Proyeksi PDRB Kabupaten Wakatobi
Rerata Rerata No. Tahun PDRB ADHK PDRB ADHB Keterangan
No. Tahun PDRB ADHK PDRB ADHB
Pertumbuhan Pertumbuhan 1 2013 Rp 2.037.260,40 Rp 2.295.528,50
1 2013 Rp 2.037.260,40 Rp 2.295.528,50 2 2014 Rp 2.197.573,10 Rp 2.575.657,50
2 2014 Rp 2.197.573,10 7,87% Rp 2.575.657,50 12,20% 3 2015 Rp 2.366.420,80 Rp 2.912.088,00 Realisasi
3 2015 Rp 2.366.420,80 7,68% Rp 2.912.088,00 13,06% 4 2016 Rp 2.554.960,80 Rp 3.304.172,90
4 2016 Rp 2.554.960,80 7,97% Rp 3.304.172,90 13,46% 5 2017 Rp 2.707.356,40 Rp 3.629.611,80
5 2017 Rp 2.707.356,40 5,96% Rp 3.629.611,80 9,85% 6 2018 Rp 2.906.918,38 Rp 4.070.415,00 Prediksi
Rerata Rp 2.372.714,30 7,37% Rp 2.943.411,74 12,14% 7 2019 Rp 3.121.190,28 Rp 4.564.752,16
8 2020 Rp 3.351.256,38 Rp 5.119.124,77
Jangka
9 2021 Rp 3.598.280,89 Rp 5.740.823,92
Pendek
10 2022 Rp 3.863.513,82 Rp 6.438.026,18
11 2023 Rp 4.148.297,34 Rp 7.219.901,14
12 2024 Rp 4.454.072,54 Rp 8.096.731,97
13 2025 Rp 4.782.386,74 Rp 9.080.050,73
Jangka
14 2026 Rp 5.134.901,32 Rp 10.182.789,99
Menengah
15 2027 Rp 5.513.400,10 Rp 11.419.452,94
16 2028 Rp 5.919.798,41 Rp 12.806.304,12
17 2029 Rp 6.356.152,75 Rp 14.361.583,36
18 2030 Rp 6.824.671,21 Rp 16.105.745,62
Jangka
19 2031 Rp 7.327.724,64 Rp 18.061.730,07
Panjang
20 2032 Rp 7.867.858,65 Rp 20.255.261,74
21 2033 Rp 8.447.806,49 Rp 22.715.189,89

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Sosial
 Analisa Location Quotient (LQ)
Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun Tahun
No. Komoditas 2015 2016 2017 2015 2016 2017 Keterangan
Hasil Produksi Luas Panen Hasil Produksi Luas Panen Hasil Produksi Luas Panen Hasil Produksi Luas Panen LQ Hasil Produksi Luas Panen LQ Hasil Produksi Luas Panen LQ
(ton) (Ha) (ton) (Ha) (ton) (Ha) (ton) (Ha) (ton) (Ha) (ton) (Ha)
Horikultura (A. Sayuran)
1 Bawang Merah 22.5 33 99.4 23 40.4 40 344.4 84 17.6 891.9 154 11.3 371.6 184 4.4 Basis
2 Cabai Rawit 4.4 6 17.8 7 33.6 13 3,591.9 1,045 0.3 8,073.8 1,056 0.2 3,312.9 1,405 0.4 Non Basis
3 Kacang Panjang 21.1 37 60.7 33 59.9 31 6,096.0 1,914 0.9 6,434.8 1,733 1.0 3,599.7 1,631 0.7 Non Basis
4 Petsai 9.2 25 42.3 22 129.8 29 1,249.3 618 2.0 1,191.0 543 3.6 1,123.8 547 4.7 Basis
5 Tomat 13.8 31 37.7 17 40.5 25 5,399.2 1,451 0.7 6,795.7 1,322 0.6 3,463.6 1,223 0.5 Non Basis
6 Terong 17.1 33 49.4 26 101.1 26 6,387.9 1,380 0.7 5,787.2 1,258 0.9 3,720.3 1,084 1.1 Basis
7 Buncis 0.7 2 1.8 1 0.5 1 484.5 173 0.4 1,007.4 181 0.2 389.7 156 0.1 Non Basis
8 Ketimun 9.8 24 22.1 11 29.2 11 2,952.6 683 0.9 3,331.9 629 0.7 1,552.1 539 0.8 Non Basis
Jumlah 98.6 191.0 331.2 140.0 435.0 176.0 26,505.8 7,348.0 33,513.7 6,876.0 17,533.7 6,769.0
Horikultura (B. Buah-Buahan)
1 Mangga 62.1 - 188.5 - 226.7 - 349.5 - 10.2 7,414.7 - 2.4 7,392.5 - 2.8 Basis
2 Jeruk Besar 3.3 - 29.5 - 3.1 - 70.0 - 2.7 2,295.7 - 1.2 1,181.1 - 0.2 Non Basis
3 Jeruk Silam 11.1 - 28.1 - 10.2 - 184.1 - 3.5 58,215.5 - 0.0 32,704.0 - 0.0 Non Basis
4 Pisang 33.3 - 486.1 - 278.0 - 546.9 - 3.5 34,858.2 - 1.3 20,049.5 - 1.3 Basis
5 Pepaya 38.4 - 199.2 - 97.1 - 212.1 - 10.4 7,866.8 - 2.4 5,147.1 - 1.7 Basis
6 Alpukat 3.0 - 17.4 - 14.3 - 405.6 - 0.4 689.8 - 2.4 514.8 - 2.5 Basis
7 Nangka 33.1 - 202.7 - 121.2 - 6,159.4 - 0.3 5,782.3 - 3.4 4,690.0 - 2.4 Basis
8 Nenas 1.4 - 5.4 - 12.9 - 2,512.1 - 0.0 1,164.8 - 0.4 1,294.2 - 0.9 Non Basis
9 Jambu Air 16.3 - 58.5 - 42.6 - 823.4 - 1.1 956.1 - 5.9 690.3 - 5.7 Basis
10 Jambu Biji 10.9 - 36.9 - 6.1 - 974.0 - 0.6 1,092.7 - 3.2 874.7 - 0.6 Non Basis
Jumlah 212.9 - 1,252.3 - 812.2 - 12,237.1 - 120,336.6 - 74,538.2 -
Perkebunan
1 Kelapa 388 1,083 394 1,083 615 1,202 41,850 57,100 2.5 39,271 54,180 3.3 46,261 57,313 3.4 Basis
2 Kopi 17 40 8 40 10 40 3,573 9,332 1.3 2,038 8,904 1.3 6,968 18,136 0.4 Non Basis
3 Kakao 24 46 23 46 15 30 135,932 255,468 0.0 142,467 255,621 0.1 125,054 255,380 0.0 Non Basis
4 Jambu Mete 438 664 216 664 249 613 32,863 117,705 3.6 23,190 114,563 3.1 34,907 115,726 1.8 Basis
5 Cengkeh 7 19 7 19 7 17 18,874 30,099 0.1 8,381 31,048 0.3 12,835 31,738 0.1 Non Basis
6 Kelapa Hibrida 19 20 19 20 14 15 4,250 3,071 1.2 3,399 3,052 1.8 3,480 3,008 1.0 Basis
7 Enau/Aren 7 23 7 23 4 23 2,577 3,504 0.7 2,277 3,314 1.0 2,624 3,318 0.4 Non Basis
8 Pala 1 4 1 13 1 12 576 2,851 0.5 613 3,316 0.5 422 5,000 0.6 Non Basis
Jumlah 901 1,899 675 1,908 915 1,952 240,495 479,130 221,636 473,998 232,551 489,619

25
05-Aug-18

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Sosial
 Analisa Location Quotient (LQ) S1
N1 S1 x N
LQ  
S S x N1
N
Location Quotient (LQ) Komoditas Peternakan
Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun Tahun
No. Jenis Ternak 2015 2016 2017 2015 2016 2017 Keterangan
Produksi Populasi Produksi Populasi Produksi Populasi Produksi Populasi LQ Produksi Populasi LQ Produksi Populasi LQ
Daging (Kg) (Ekor) Daging (Kg) (Ekor) Daging (Kg) (Ekor) Daging (Kg) (Ekor) Daging (Kg) (Ekor) Daging (Kg) (Ekor)
1 Sapi Potong 21,775 1,061 20,603 1,094 41,038 1,131 3,692,959 299,240 1.1 4,412,704 331,958 0.9 5,103,796 370,772 1.2 Basis
2 Kambing 3,112 8,740 3,302 9,413 8,513 9,753 317,008 140,622 1.8 353,333 151,570 1.8 365,852 167,756 3.5 Basis
3 Ayam Buras 35,900 33,302 36,938 34,265 39,565 36,702 9,247,786 8,578,651 0.7 9,590,571 8,896,634 0.7 9,656,702 9,420,875 0.6 Non Basis
4 Ayam Petelur 366 500 504 688 3,972 5,442 148,278 202,400 0.5 213,306 291,162 0.5 204,074 363,186 2.9 Basis
5 Ayam Pedaging 28,418 31,334 29,534 32,564 32,382 35,704 3,600,948 3,970,393 1.5 3,328,255 3,669,722 1.7 3,865,602 4,073,353 1.3 Basis
6 Itik/Itik Manila 3,553 5,592 3,635 5,797 6,142 6,142 223,357 354,723 2.9 264,068 419,121 2.6 483,486 483,486 1.9 Basis
Jumlah 93,124 80,529 94,516 83,821 131,612 94,874 17,230,336 13,546,029 18,162,237 13,760,167 19,679,512 14,879,428

Location Quotient (LQ) Komoditas Perikanan


Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara
No. Komoditas Produksi (ton) Produksi (ton) Keterangan
2015 2016 2017 2015 LQ 2016 LQ 2017 LQ
Perikanan Tangkap
1 Perikanan Laut 12,763 13,401 14,571 146,323 1.0 148,747 0.9 200,340 3.7 Basis
Perikanan Budidaya
1 Budidaya Laut - 4,685 6,791.0 - - 25,896.0 1.7 872,615 0.4 Non Basis
Jumlah 12,763 18,086 21,362 146,323 174,643 1,072,955

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Sosial
 Analisa Location Quotient (LQ)
Horikultura (A. Sayuran) Horikultura (B. Buah-Buahan)

Bawang Merah Terong Pisang Alpukat Jambu Air


LQ = 4,4 LQ = 1,1 LQ = 1,3 LQ = 2,5 LQ = 5,7

Petsai Mangga Pepaya Nangka


LQ = 4,7 LQ = 2,8 LQ = 1,7 LQ = 2,4

Perkebunan Peternakan

Kelapa Kelapa Hibrida Kambing Ayam Pedaging


LQ = 3,4 LQ = 1,0 LQ = 3,5 LQ = 1,3

Jambu Mete Sapi Potong Ayam Petelur Itik/Itik Manila


LQ = 1,8 LQ = 1,2 LQ = 2,9 LQ = 1,9

Perikanan Perikanan Laut


LQ = 3,7

26
05-Aug-18

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Kelayakan Teknis
Berdasarkan kondisi hidro-oseanografi Pembangunan Pelabuhan Rakyat
memenuhi syarat untuk sandar/tambat Kapal dengan bobot maksimal 1000 DWT:
 Kedalaman Dermaga = -5,00 m LWS.
 Alur Pelayaran di Lokasi rencana Pelabuhan Rakyat memenuhi, Kedalaman
> -5,00 m LWS.

Aspek Kelayakan Lingkungan


 Kelayakan pembangunan Pelabuhan Rakyat dilihat dari aspek lingkungan
adalah bahwa pelaksanaan pembangunan dan pengoperasiannya tidak
mengganggu lingkungan.
 Lingkungan dapat berupa lingkungan alam (biotis dan abiotis), lingkungan
sosial dan ekonomi. Untuk itu, kajian kelayakan pelabuhan ditinjau dari
aspek lingkungan perlu difokuskan pada isu-isu lingkungan.
 Lokasi rencana Pelabuhan Rakyat berada di lahan / lokasi yang selama ini
digunakan sebagai tempat untuk menambatkan perahu – perahu yang
dimiliki oleh masyarakat sekitar.
 Kondisi sekitar yang berdekatan dengan kegiatan warga akan mampu
meningkatkan kegiatan perekonomian setempat terutama pada sektor
perikanan, perdagangan, dan transportasi, hal ini merupakan bagian dari
faktor yang pendukung fungsi Pelabuhan Rakyat.

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PELRA


Waikesa-Waelumu
Kriteria Menurut
Pembobotan
No. Indiktor per Sub Kriteria keputusan Dirjen Nilai Dasar Pertimbangan
Utama Sub (%)
Pelabuhan Laut
1. Aspek Tata Merupakan Kawasan yang mencirikan aktivitas PP 61 Tahun 2009
10 10 3
Ruang dan Rencana Pola kepelabuhan tentang Kepelabuhanan,
Ruang Merupakan Kawasan yang tidak mencirikan aktivitas Paragraf 3 Pasal 10:
Kebijakan 5 0 0
kepelabuhan Rencana lokasi
Bobot: 10% pelabuhan yang akan
Sub Bobot: 3% Rata-rata 3.00
Sumber: dibangun harus sesuai
Keputusan Pelabuhan menjadi bagian dari Rencana Sistem Jaringan
10 0 0 dengan rencana tata
direktur jenderal Transportasi pada RIPN
Pelabuhan menjadi bagian dari Rencana Sistem Jaringan ruang wilayah nasional,
perhubungan 5 0 0 rencana tata ruang
laut Nomor Transportasi pada RTRW Prov
Pelabuhan menjadi bagian dari Rencana Sistem Jaringan wilayah provinsi, dan
tentang juknis 10 5 2 rencana tata ruang
dan tata cara Transportasi pada RTRW Kab/Kota
Rencana Struktur wilayah kabupaten/ kota
penyusunan Pelabuhan menjadi bagian dari Rencana Sistem Jaringan
Ruang 5 0 0
pembangunan Transportasi pada Tatrawil
pelabuhan laut, Pelabuhan menjadi bagian dari Rencana Sistem Jaringan
10 10 4
2015 dan telah Transportasi pada Tatralok
di modifikasi Pelabuhan menjadi bagian dari Rencana Sistem Jaringan
2 0 0
Transportasi pada Kebijakan Lainya
Tidak terdapat pada kebijakan lainnya 1 0 0
Sub Bobot: 4% Rata-rata 3.00
Berada dekat dengan pengembangan Kawasan Strategis
Nasional (Kebijakan Tol Laut, KEK, Sislognas, Kawasan
10 10 3
Perbatasan, Terluar dan Terdepan, Kawasan Penanganan
Musibah Bencana, dsb)
Berada dekat dengan pengembangan Kawasan Strategis
Provinsi (Agropolitan, Pariwisata, Kota Terpadu Mandiri, 5 0 0
Kawasan Strategis
dsb)
Berada dekat dengan pengembangan Kawasan Strategis
Kabupaten (Agropolitan, Pariwisata, Kota Terpadu, 2 0 0
Mandiri, dsb)
Tidak berada pada Rencana Pengembangan Kawasan
1 0 0
Strategis
Sub Bobot: 3% Rata-rata 3.00

27
05-Aug-18

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PELRA


Waikesa-Waelumu
Kriteria Menurut
Pembobotan
No. Indiktor per Sub Kriteria keputusan Dirjen Nilai Dasar Pertimbangan
Utama Sub (%)
Pelabuhan Laut
2 Aspek Aksesibilitas Darat Berdasarkan hasil
Transportasi Eksternal Identifikasi wilayah
Wilayah Nasional 10 8 5.6
hirrarki kelas /kelas
Bobot: 30% Provinsi 5 0 0
jalan
Sumber: Kota/ Kabupaten 1 0 0
Keputusan Hotmix 10 10 7
direktur jenderal Perkeras Jalan Aspal (Standar/ Biasa) 5 0 0
perhubungan Perkerasan Tanah 1 0 0
laut Nomor Baik (Kerusakan < 20 % Km) 10 10 7
tentang juknis Kondisi Jalan Cukup (Kerusakan 20 - 50 % Km) 5 0 0
dan tata cara Kurang (Kerusakan > 50 % Km) 1 0 0
penyusunan Internal
pembangunan Hotmix 10 0 0
pelabuhan laut, Perkeras Jalan Aspal (Standar/ Biasa) 5 5 3.5
2015 dan telah Perkerasan Tanah 1 0 0
di modifikasi Baik (Kerusakan < 20 % Km) 10 0 0
Kondisi Jalan Cukup (Kerusakan 20 - 50 % Km) 5 5 3.5
Kurang (Kerusakan > 50 % Km) 1 0 0
Kesanggupan RPJP 10 10 7
Pemda dalam
RPJM 5 0 0
Penyediaan Akses
Jalan Tidak terdapat dalam rencana 1 0 0
Aksesibilitas Ke Pelabuhan Eksisting
Nasional 10 10 7
Hierarkhi/Kelas
Provinsi 5 0 0
Jalan
Kota/ Kabupaten 1 0 0
Hotmix 10 10 7
Perkerasan Jalan Aspal (Standar/ Biasa) 5 0 0
Perkerasan Tanah 1 0 0
Baik (Kerusakan < 20 % Km) 10 10 7
Kondisi Jalan Cukup (Kerusakan 20 - 50 % Km) 5 0 0
Kurang (Kerusakan > 50 % Km) 1 0 0
Sub Bobot: 7% Rata-rata 6.07

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PELRA


Waikesa-Waelumu
Kriteria Menurut
Pembobotan
No. Indiktor per Sub Kriteria keputusan Dirjen Nilai Dasar Pertimbangan
Utama Sub (%)
Pelabuhan Laut
2 Aspek Aksesibilitas Laut Berdasarkan hasil
Transportasi Kondisi pelayanan angkutan laut Identifikasi wilayah
Wilayah Ketersediaan Terdapat Jaringan/ Rute 10 10 7
jaringan Tidak Terdapat Jaringan/ Rute 1 0 0
Bobot: 30%
Sumber: Tinggi / Ada Frekuensi 10 10 7
Frekuensi/ volume
Keputusan Rendah/ Tidak Ada Frekuensi 1 0 0
direktur jenderal Kondisi pelayanan kepelabuhanan eksisting sekitar
perhubungan ADA 10 10 7
Kunjungan Kapal
laut Nomor TIDAK ADA 1 0 0
tentang juknis Alur Pelayaran
dan tata cara Dalam 10 10 7
Kedalaman
penyusunan Sedang 5 0 0
Perairan
pembangunan Dangkal 1 0 0
pelabuhan laut, Lebar 10 10 7
2015 dan telah Lebar Cukup Lebar 5 0 0
di modifikasi Kurang 1 0 0
Sub Bobot: 7% Rata-rata 7.00
Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Tinggi yang dihitung
pergerakan melalui luas lahan wilayah calon lokasi 10 10 8
pelabuhan
Bangkitan dan Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Sedang yang dihitung
Tarikan Pergerakan pergerakan melalui luas lahan wilayah calon lokasi 5 0 0
(Trip Generation) pelabuhan
Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Rendah yang dihitung
pergerakan melalui luas lahan wilayah calon lokasi 1 0 0
pelabuhan
Sub Bobot: 8% Rata-rata 8.00
Terhubung degan garis keinginan (desire line) Besar yang
dihitung berdasarkan informasi jumlah penumpang (naik 10 10 8
dan Turun) melalui sumber UPP Tual

Sebaran Terhubung degan garis keinginan (desire line) Sedang


Pergerakan (Trip yang dihitung berdasarkan informasi jumlah penumpang 5 0 0
Distribution) (naik dan Turun) melalui sumber UPP Tual

Terhubung degan garis keinginan (desire line) Kecil yang


dihitung berdasarkan informasi jumlah penumpang (naik 1 0 0
dan Turun) melalui sumber UPP Tual

Sub Bobot: 8% Rata-rata 8.00

28
05-Aug-18

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PELRA


Kriteria Menurut
Pembobotan
No. Indiktor per Sub Kriteria keputusan Dirjen Nilai Dasar Pertimbangan
Utama Sub (%)
Pelabuhan Laut
3. Aspek Kawasan hinterland mem iliki potensi komoditi yang Berdasarkan hasil
Ekonomi dan tinggi (memiliki daya saing dan merupakan sektor 10 10 8 Identifikasi wilayah
Kependudukan basis) LQ > 1
Bobot 28 % Kawasan hinterland memiliki potensi komoditi yang
Potensi
Sumb er: sedang (kurang memiliki daya saing dan bukan 5 0 0
Hinterland
Keputusan sektor basis) LQ = 1
direktur Kawasan hinterland memiliki potensi komoditi yang
jenderal rendah (tidak m emiliki daya saing dan bukan sektor 1 0 0
perhub ungan basis) LQ < 1
laut Nomor Sub Bobot: 8% Rata-rata 8,00
tentang juknis Lokasi berada pada kawasan dengan pertumbuhan Badan Pusat Statistik
dan tata cara tinggi / cepat yang dikategorikan dengan tipologi 10 10 7 (BPS)
penyusunan klasm en berupa kuadran
pemb angunan Lokasi berada pada kawasan dengan pertumbuhan
Pertumbuhan
pelab uhan sedang yang dikategorikan dengan tipologi klasmen 5 0 0
wilayah
laut, 2015 dan berupa kuadran
telah di Lokasi berada pada kawasan dengan pertumbuhan
modifikasi rendah / lambat yang dikategorikan dengan tipologi 1 0 0
klasm en berupa kuadran
Sub Bobot: 7% Rata-rata 7,00
Jumlah Penduduk Besar/ Banyak 31.161 – 42.750
10 10 3
Penduduk
Jumlah Jumlah Penduduk Sedang 19.601 – 31.160
5 0 0
Penduduk Penduduk
Jumlah Penduduk Kecil/ Sedikit 8.000 – 19.600
1 0 0
Penduduk
Sub Bobot: 3% Rata-rata 3,00
Kepadatan Tinggi 135 – 164 jiwa/km 2 10 10 3
Kepadatan
Kepadatan Sedang 103 – 134 jiwa/km 2 5 0 0
Penduduk
2
Kepadatan Rendah 71 – 102 jiwa/km 1 0 0
Sub Bobot: 3% Rata-rata 3,00
Indeks Nilai IPM Tinggi 78,22 – 86,69 % 10 0 0
Pembangunan Nilai IPM Sedang 69,72 – 78,21 % 5 0 0
Manusia Nilai IPM Rendah 61,22 – 69,71 % 1 1 0,7
Sub Bobot: 7% Rata-rata 0,70

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PELRA

Waikesa-Waelumu
Kriteria Menurut
Pembobotan
No. Indiktor per Sub Kriteria keputusan Dirjen Nilai Dasar Pertimbangan
Utama Sub (%)
Pelabuhan Laut
4. Aspek Teknis Berdasarkan hasil
Hasil Pemodelan Topografi memiliki nilai yang rendah
Bobot 25 % 1 0 0 analisis wilayah
yang memliki kontur berbukit 100-500 Meter DPL
Sumber: Topografi &
Keputusan Kelerengan Hasil Pemodelan Topografi memiliki nilai sedang Cukup
5 0 0
direktur jenderal Berbukit 0-100 Meter DPL
perhubungan Hasil Pemodelan Topografi memiliki nilai yang tinggi yang
10 10 5
laut Nomor memiliki landai 0-100 Meter DPL
tentang juknis Sub Bobot: 5% Rata-rata 5.00
dan tata cara
Hasil Pemodelan Bathimetri memiliki nilai yang rendah
penyusunan
dengan Berdasarkan standar maksimal kedalaman
pembangunan 1 0 0
pelabuhan laut dengan Hierarki Pelabuhahan Pengumpan
pelabuhan laut,
Lokal yaitu -5 LWS atau kedalaman 5 meter (RIPN 2016)
2015 dan telah
di modifikasi Hasil Pemodelan Bathimetri memiliki nilai sedang
Bathimetri Berdasarkan standar maksimal kedalaman pelabuhan laut
5 0 0
dengan Hierarki Pelabuhahan Pengumpan Lokal yaitu -5
LWS atau kedalaman 5 meter (RIPN 2016)
Hasil Pemodelan bathimetri memiliki nilai yang tinggi
Berdasarkan standar maksimal kedalaman pelabuhan laut
10 10 10
dengan Hierarki Pelabuhahan Pengumpan Lokal yaitu -5
LWS atau kedalaman 5 meter (RIPN 2016)
Sub Bobot: 10% Rata-rata 10.00
Hasil Pemodelan Hidro-oceanografi memiliki nilai yang
rendah yang memliki kawasan yang di pengaruhi pasang 1 0 0
surut, angin musim dan gelombang yang Tinngi
Hasil Pemodelan Hidro-oceanografi memiliki nilai sedang
Hidro - Oceanografi yang memliki kawasan yang di pengaruhi pasang surut, 5 0 0
angin musim dan gelombang yang Sedang
Hasil Pemodelan Hidro-oceanografi memiliki nilai yang
tinggi yang memliki kawasan yang di pengaruhi pasang 10 10 10
surut, angin musim dan gelombang yang Rendah
Sub Bobot: 10% Rata-rata 10.00

29
05-Aug-18

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PELRA

Kriteria Menurut
Pembobotan
No. Indiktor per Sub Kriteria keputusan Dirjen Nilai Dasar Pertimbangan
Utama Sub (%)
Pelabuhan Laut
5. Aspek Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat Berdasarkan hasil
Lingkungan Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 1 0 0 Identifikasi wilayah
Bobot 7% Besar)
Sumber:
Komponen Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat
Keputusan
Lingkungan (Fisik Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 5 0 0
direktur jenderal
Kimia) Sedang)
perhubungan
laut Nomor Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat
tentang juknis Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 10 10 2
dan tata cara Rendah)
penyusunan
pembangunan Sub Bobot: 2% Rata-rata 2.00
pelabuhan laut, Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat
2015 dan telah Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 1 0 0
di modifikasi Besar)
Komponen Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat
Lingkungan (Biologi Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 5 0 0
Hayati) Sedang)
Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat
Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 10 10 2
Rendah)
Sub Bobot: 2% Rata-rata 2.00
Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat Berdasarkan identifikasi
Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 1 1 0.3 wilayah sesuai Badan
Besar) Nasional
Komponen
Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat Penanggulangan
Lingkungan
Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 5 0 0 Bencana (BNPB)
(Kerawanan
Bencana) Sedang)
Komponen Lingkungan yang berpotensi Menghambat
Pembangunan Pelabuhan (Resiko Dampak Lingkungan 10 0 0
Rendah)
Sub Bobot: 3% Rata-rata 0.30

PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI PELRA


Rekapitulasi Pemilihan Alternatif Pelabuhan Rakyat
PENILAIAN KELAYAKAN LOKASI PELABUHAN
Kriteria Pembobotan (%)
No.
Utama Sub Bira-Wandoka Koroe-Waha Waikesa-Waelumu
1 Aspek Tata Ruang dan Rencana Pola Ruang 3.00 2.10 3.00
Kebijakan Rencana Struktur Ruang 3.00 4.00 3.00
Kawasan Strategis 3.00 3.00 3.00
Jumlah 9.00 9.10 9.00
2 Aspek Transportasi Wilayah Aksesibilitas Darat 5.44 6.07 6.07
Aksesibilitas Laut 7.00 5.60 7.00
Bangkitan dan Tarikan
8.00 8.00 8.00
Pergerakan (Trip Generation)
Sebaran Pergerakan (Trip
4.00 8.00 8.00
Distribution)
Jumlah 24.44 27.67 29.07
3 Aspek Ekonomi dan Potensi Hinterland 8.00 8.00 8.00
Kependudukan Pertumbuhan wilayah 7.00 7.00 7.00
Jumlah Penduduk 3.00 3.00 3.00
Kepadatan Penduduk 3.00 3.00 3.00
Indeks Pertumbuhan Manusia 0.70 0.70 0.70
Jumlah 21.70 21.70 21.70
4 Aspek Teknis Topografi & Kelerengan 2.50 5.00 5.00
Bathimetri 10.00 10.00 10.00
Hidro - Oceanografi 1.00 5.00 10.00
Jumlah 13.50 20.00 25.00
5 Aspek Lingkungan Komponen Lingkungan (Fisik
2.00 2.00 2.00
Kimia)
Komponen Lingkungan (Biologi
2.00 2.00 2.00
Hayati)
Komponen Lingkungan
0.30 0.30 0.30
(Kerawanan Bencana)
Jumlah 4.30 4.30 4.30
Total 72.94 82.77 89.07

30
05-Aug-18

PRA DESAIN
DENAH & POTONGAN DERMAGA PELRA

PRA DESAIN
DENAH & POTONGAN DERMAGA PELRA

31
05-Aug-18

PRA DESAIN
DENAH & POTONGAN DERMAGA PELRA

PRA DESAIN
DENAH & POTONGAN TRESTLE

32
05-Aug-18

PRA DESAIN
PERSPEKTIF PELRA P. WANGI-WANGI (PELRA WANCI)

PRA DESAIN
PERSPEKTIF PELRA P. WANGI-WANGI (PELRA WANCI)

33
05-Aug-18

PRA DESAIN
PERSPEKTIF PELRA P. WANGI-WANGI (PELRA WANCI)

PRA DESAIN
PERSPEKTIF PELRA P. WANGI-WANGI (PELRA WANCI)

34
05-Aug-18

RENCANA ANGGARAN BIAYA


 Pantai Bira-Wandoka
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pekerjaan : FS Pembangunan Pelabuhan Rakyat Pulau Wangi-Wangi


Lokasi : Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sultra
T. A. : 2018

NO. URAIAN JUMLAH (Rp)

I Pekerjaan Persiapan 429.234.732,14


II Pekerjaan Dermaga Segmen 1 (40 m x 10 m) 10.081.248.897,61

III Pekerjaan Dermaga Segmen 2 (40 m x 10 m) 10.081.248.897,61

IV Pekerjaan Trestle (120 m x 8 m) 15.128.012.060,73

VI Pekerjaan Causeway (240 m) 2.884.104.067,69

VIII Pekerjaan Reklamasi (1 ha) 2.552.618.606,73

IX Pekerjaan Bangunan Darat 3.600.000.000,00

A Sub Total 44.756.467.262,51


B Pekerjaan Supervisi = (3% x A) 1.342.694.017,88
C AP = (2% x A) 895.129.345,25
D Jumlah (A + B + C) 46.994.290.625,64
E PPN = (10% x D) 4.699.429.062,56
F Total (D + E) 51.693.719.688,20
G Eskalasi Harga = (10% x G) 5.169.371.968,82
H Total Akhir = (F + G) 56.863.091.657,02
I Dibulatkan 56.863.100.000,00

Terbilang : (Lima Puluh Enam Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Tiga Juta Seratus Ribu Rupiah)

RENCANA ANGGARAN BIAYA


 Laguna Koroe-Waha
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pekerjaan : FS Pembangunan Pelabuhan Rakyat Pulau Wangi-Wangi


Lokasi : Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sultra
T. A. : 2018

NO. URAIAN JUMLAH (Rp)

I Pekerjaan Persiapan 429.234.732,14

II Pekerjaan Dermaga Segmen 1 (40 m x 10 m) 10.081.248.897,61

III Pekerjaan Dermaga Segmen 2 (40 m x 10 m) 10.081.248.897,61

IV Pekerjaan Trestle (20 m x 8 m) 3.405.775.080,43

VI Pekerjaan Causeway -

VIII Pekerjaan Reklamasi (0,5 ha) 1.276.309.303,36

IX Pekerjaan Bangunan Darat 3.600.000.000,00


A Sub Total 28.873.816.911,15
B Pekerjaan Supervisi = (3% x A) 866.214.507,33
C AP = (2% x A) 577.476.338,22
D Jumlah (A + B + C) 30.317.507.756,71
E PPN = (10% x D) 3.031.750.775,67
F Total (D + E) 33.349.258.532,38
G Eskalasi Harga = (10% x G) 3.334.925.853,24
H Total Akhir = (F + G) 36.684.184.385,62
I Dibulatkan 36.684.200.000,00

Terbilang : (Tiga Puluh Enam Milyar Enam Ratus Delapan Puluh Empat Juta Dua Ratus Ribu Rupiah)

35
05-Aug-18

RENCANA ANGGARAN BIAYA


 Waikesa-Waelumu
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pekerjaan : FS Pembangunan Pelabuhan Rakyat Pulau Wangi-Wangi


Lokasi : Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sultra
T. A. : 2018

NO. URAIAN JUMLAH (Rp)

I Pekerjaan Persiapan 429.234.732,14

II Pekerjaan Dermaga Segmen 1 (40 m x 10 m) 10.081.248.897,61

III Pekerjaan Dermaga Segmen 2 (40 m x 10 m) 10.081.248.897,61

IV Pekerjaan Trestle (80 m x 8 m) 10.377.888.808,06


VI Pekerjaan Causeway (135 m) 1.622.308.538,08

VIII Pekerjaan Reklamasi (1 ha) 2.552.618.606,73

IX Pekerjaan Bangunan Darat 3.600.000.000,00

A Sub Total 38.744.548.480,23


B Pekerjaan Supervisi = (3% x A) 1.162.336.454,41
C AP = (2% x A) 774.890.969,60
D Jumlah (A + B + C) 40.681.775.904,24
E PPN = (10% x D) 4.068.177.590,42
F Total (D + E) 44.749.953.494,67
G Eskalasi Harga = (10% x G) 4.474.995.349,47
H Total Akhir = (F + G) 49.224.948.844,13
I Dibulatkan 49.225.000.000,00

Terbilang : (Empat Puluh Sembilan Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah)

PENILAIAN KELAYAKAN
Aspek Kelayakan Ekonomi (Waelumu)
Rehabilitation Cost / Selisih IRR
Tahun Present Value Final Cost Value Final Benefit Value BCR
Annual Cost (Benefit - Cost) (%)
1 2019 Rp 49.225.000.000 Rp 49.225.000.000 Rp 5.570.000.000 Rp (43.655.000.000) -88,68 0,11
2 2020 Rp 55.132.000.000 Rp 55.132.000.000 Rp 12.254.000.000 Rp (42.878.000.000) -50,11 0,22
3 2021 Rp 61.747.840.000 Rp 61.747.840.000 Rp 20.233.025.000 Rp (41.514.815.000) -25,65 0,33
4 2022 Rp 69.157.580.800 Rp 69.157.580.800 Rp 29.715.950.000 Rp (39.441.630.800) -11,85 0,43
5 2023 Rp 77.456.490.496 Rp 9.845.000.000 Rp 87.301.490.496 Rp 40.943.712.313 Rp (46.357.778.184) -3,62 0,47
6 2024 Rp 86.751.269.356 Rp 86.751.269.356 Rp 54.194.157.463 Rp (32.557.111.893) 1,62 0,62
7 2025 Rp 97.161.421.678 Rp 97.161.421.678 Rp 69.787.613.800 Rp (27.373.807.878) 5,11 0,72
8 2026 Rp 108.820.792.280 Rp 108.820.792.280 Rp 88.093.305.224 Rp (20.727.487.055) 7,55 0,81
9 2027 Rp 121.879.287.353 Rp 121.879.287.353 Rp 109.536.727.830 Rp (12.342.559.523) 9,29 0,90
10 2028 Rp 136.504.801.835 Rp 19.690.000.000 Rp 156.194.801.835 Rp 134.608.135.167 Rp (21.586.666.668) 10,58 0,86
11 2029 Rp 152.885.378.056 Rp 152.885.378.056 Rp 163.872.298.514 Rp 10.986.920.458 11,55 1,07
12 2030 Rp 171.231.623.422 Rp 171.231.623.422 Rp 197.979.733.515 Rp 26.748.110.093 12,30 1,16
13 2031 Rp 191.779.418.233 Rp 191.779.418.233 Rp 237.679.613.279 Rp 45.900.195.046 12,88 1,24
14 2032 Rp 214.792.948.421 Rp 214.792.948.421 Rp 283.834.620.993 Rp 69.041.672.572 13,33 1,32
15 2033 Rp 240.568.102.232 Rp 39.380.000.000 Rp 279.948.102.232 Rp 337.438.033.151 Rp 57.489.930.919 13,69 1,21
16 2034 Rp 269.436.274.499 Rp 269.436.274.499 Rp 399.633.368.083 Rp 130.197.093.584 13,98 1,48
17 2035 Rp 301.768.627.439 Rp 301.768.627.439 Rp 471.736.984.753 Rp 169.968.357.314 14,22 1,56
18 2036 Rp 337.980.862.732 Rp 337.980.862.732 Rp 555.264.074.496 Rp 217.283.211.764 14,41 1,64
19 2037 Rp 378.538.566.260 Rp 378.538.566.260 Rp 651.958.554.802 Rp 273.419.988.542 14,57 1,72
20 2038 Rp 423.963.194.211 Rp 78.760.000.000 Rp 502.723.194.211 Rp 763.827.450.611 Rp 261.104.256.399 14,69 1,52

Hasil Kelayakan Ekonomi adalah :


IRR (Internal Rate of Return ) : 12,30 % > 12%
NPV (Net Present Value ) : Rp 26.748.110.093
BCR (Benefit Cost Ratio ) : 1,16 > 1
BEP (Break Event Point ) : 12 Tahun (Payback Period )

36
05-Aug-18

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil survey dan analisis data, Ketiga lokasi rencana PELRA P. Wangi-Wangi
layak untuk dibangun, namun yang memiliki bobot tertinggi adalah lokasi ”Laguna
Waikesa-Waelumu” dengan rincian sebagai berikut :
 Memiliki bobot penilaian kelayakan 89,07% (mengacu pada SK Dirjen Perhubungan
Laut tentang juknis dan tata cara penyusunan studi kelayakan pembangunan pelabuhan
laut tahun 2015, PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, dan KP 901 tahun 2016
tentang Penetapan RIPN.
 Memiliki potensi ekonomi terutama di sektor perikanan dan direncanakan sebagai arus
transportasi laut serta didukung dengan hinterlandnya.
 Hasil hidro-oseanografi diperoleh bahwa terdapat alur pelayaran alami dengan
kedalaman lebih dari -5 m LWS sampai kedalaman -50 m LWS yang bisa sandar Kapal
1000 DWT bahkan lebih dari itu.
 Gelombang yang terjadi relatif kecil dari arah barat, utara, dan timur karena dibagian luar
area pelabuhan terdapat reef/karang yang dapat mereduksi energi gelombang.
 Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan PELRA Pulau Wangi-Wangi (PELRA
Wanci) sebesar Rp 49.225.000.000,00.
 Penilaian ini hanya sebagai bahan pertimbangan & saran, namun penentuan &
keputusan akhir terkait lokasi mana yang terpilih adalah tergantung Pemda Kab.
Wakatobi dan Dinas Perhubungan.
 Diharapkan kepada pemerintah pusat, terutama Pemda menunjukkan respon yang
signifikan, serius, & mendukung (support) untuk keberlanjutan kegiatan ini
(Masterplan, DED, Kajian Lingkungan, & Konstruksi) karena rencana ini sesuai &
menunjang program nasional dan daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI


DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAKATOBI
BIDANG PERHUBUNGAN LAUT
Jl. La Ruku No. 17 Wangi – Wangi Selatan

SEMINAR
LAPORAN AKHIR

Sekian &
Terima Kasih

37

Anda mungkin juga menyukai