Anda di halaman 1dari 27

Analisis visual

Analisis visual
1. Ekspresi estetika, merupakan pengungkapan atau
proses menyatakan sesuatu yang indah namun
cenderung bersifat abstrak
Ekspresi estetika berkaitan dengan : look, style,
kriteria busana
2. Bentuk estetika, berdasarkan unsur visual dan prinsip
desain.
Ekspresi estetika
1. Look, merupakan tampilan/gaya berbusana yang mengambil dan
mengadaptasi dari beberapa unsur yang ada dilingkungan sekitar atau
media. (Kusumowardhani dan Hakim (2017, hlm. 58)
a. Tampilan berbusana dari kelompok budaya yaitu tampilan yang
mengambil dan mengadaptasi dari tradisi, adat-istiadat, etnis, suku
atau bangsa yang hidup di wilayah tertentu. Contoh dari look kelompok
budaya diantaranya Gypsy, India, Oriental, dan lain-lain
b. Tampilan berbusana dari kelompok profesi, yaitu tampilan yang
mengambil dan mengadaptasi dari kumpulan individu yang
memiliki persamaan pekerjaan yang membutuhkan
keahlian/keterampilan khusus.
Contoh dari look kelompok profesi, yaitu Army, Sailor, Safari, dan
lain-lain.
c. Tampilan berbusana dari kelompok komunitas, yaitu tampilan
yang mengambil dan mengadaptasi dari sekumpulan individu yang
terkait dengan kepentingan yang sama atau kegemaran yang sama
terhadap suatu topik dengan saling berinteraksi secara terus
menerus.
Contoh dari look kelompok komunitas, yaitu Punker, Skeaters,
Grunge, Hippies, Street Style, dan lain-lain.
2. Style dapat diartikan sebagai seseorang yang dilihat sesuai dengan
kepribadian, gaya hidup, kegemaran, dan tingkah pola dalam suatu
masyarakat atau lingkungan.
Menurut Zaman (dalam Indrianti, 2017, hlm. 44) karakteristik gaya
(style) dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori yaitu (1)
Feminine-Romantic, (2) Sporty-Cassual, (3) Classic-Elegant, (4) Exotic-
Dramatic, (5) Art of Beat, dan (6) Sexy-Glamour.
Seluruh karakter gaya dapat dikombinasikan satu sama lain untuk
menciptakan gaya busana baru.
Misalnya seorang wanita yang lembut dan cantik (feminine) namun
menyukai celana denim kasual dengan penggunaan sandal atau sepatu,
maka akan menciptakan gaya feminine-casual.
Kombinasi gaya klasik dan gaya feminin akan menciptakan gaya
feminine-classic, dan lain sebagainya.
c. Kriteria Busana
Bentuk Estetika
a. Unsur Visual
Unsur-unsur visual atau unsur rupa, merupakan bagian dari
bentuk dan menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga jika
bentuk tampilan tersebut dikomposisikan, maka secara
keseluruhan dapat menampilkan perwujudan maknanya.
Setiap karya seni rupa merupakan susunan unsur-unsur rupa
dalam satu kesatuan tatanan, struktur, komposisi, organisasi
yang teratur, dan artistik (Meyer dalam Ari E. Budiyanto, 2021,
hlm. 13).
Misalnya : Unsur visual berkebaya WDrupadi terdiri dari hair-do,
look tata rias wajah, detail busana, milineris, aksesoris, ukuran,
tekstil, motif, dan warna.
b. Prinsip Desain
Prinsip dasar seni dan desain, merupakan alat untuk
menciptakan karya seni dan desain dan sekaligus alat untuk
menganalisis karya seni dan desain.
Suatu karya dapat dikatakan memiliki nilai seni jika saat
dianalisis di dalamnya ditemukan tujuh prinsip desain, yaitu
irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan, proporsi,
kesederhanaan, kejelasan (Sanyoto, S. E., 2009, hlm 147).
1). Irama/ritme/keselarasan Fadjar Sidik (dalam Sanyoto, S. E., 2009, hlm
157), adalah suatu pengulangan yang secara terus menerus dan
teratur dari suatu unsur atau unsur-unsur.
a) Repetisi, merupakan jenis irama dengan keajegan pengulangan
dengan kesamaan-kesamaan, yang dilakukan secara teratur, runtut,
terus menerus, bak sebuah aliran yang ajeg.
b) Transisi, adalah jenis irama dengan keajegan pengulangan disertai
perubahan-perubahan dekat secara teratur, runtut, terus-menerus,
bak sebuah aliran yang mengalir.
c) Oposisi, adalah jenis irama dengan keajegan gerak pengulangan
dalam kekontrasan-kekontrasan atau pertentangan-pertentangan
secara teratur, runtut, terus menerus, bak sebuah aliran yang
mengalir.
2) Kesatuan/unity
Kesatuan merupakan keseluruhan bagian atau dari semua unsur yang disusun harus saling mendukung,
tidak ada bagian-bagian yang mengganggu, terasa keluar dari susunan atau dapat dipisahkan.
Tanpa adanya kesatuan, suatu karya atau desain terlihat cerai-berai, akibatnya karya tersebut tidak
enak dilihat.
a) Pendekatan kesamaan-kesamaan (repetisi), merupakan adanya kesamaan unsur rupa secara total.
Untuk mencapai kesatuan dapat dilakukan memalui cara menyusun kesamaan-kesamaan unsur rupa
secara total, unsur raut, dan unsur warna.
b) Pendekatan kemiripan-kemiripan (transisi), merupakan adanya perubahan-perubahan dekat atau
hampir sama atau adanya perubahan variasi-variasi dekat.
Beberapa kemiripan untuk mencapai kesatuan dapat dilakukan dengan cara menyusun unsur rupa
secara total, unsur raut, dan unsur warna.
c) Pendekatan keselarasan-keselarasan (oposisi), merupakan unsur yang saling tidak ada hubungan,
yang berarti tidak memiliki kesatuan.
Untuk mencapai kesatuan harus dicarikan pemecahan masalah atau dicarikan hubungan-hubungan
dengan cara mengadakan penyelarasan.
Penyelarasan unsur raut dan warna dapat dilakukan dengan cara diberi
penghubung/dikunci/dinetralkan dan gradasi.
d) Pendekatan pengikatan-pengikatan
Pendekatan pengikatan-pengikatan untuk mencapai kesatuan dapat
dilakukan dengan cara semua warna yang digunakan diikat dengan
kontur yang sama, diikat dengan memberi tali pengikat, diikat dengan
latar belakang warna netral, diikat dengan kesamaan fungsi objek
yang disusun, atau dengan lain-lain pengikatan.
e) Pendekatan pengaitan-pengaitan
Pendekatan pengaitan-pengaitan untuk mencapai kesatuan dapat
dilakukan dengan cara saling mengaitkan antara objek satu dengan
yang lain.
Misalnya saling dihubungkan dengan garis-garis semu diantara objek-
objek yang disusun, sehingga masing-masing objek terdapat
hubungan, atau masing-masing yang disusun memiliki bentuk raut
dan warna yang sama.
f) Pendekatan kerapatan-kerapatan
Pendekatan kerapatan-kerapatan untuk mencapai kesatuan dapat
dilakukan dengan cara mengadakan pengelompokan-
pengelompokan atau penggerombolan-penggerombolan objek
mendekati titik atau mendekati garis yang membentuk garis semu
tertentu
3) Dominasi/penekanan
Dominasi disebut juga keunggulan, keistimewaan, keunikan, keganjilan,
kelainan/penyimpangan yang menjadi daya tarik dan pusat perhatian orang yang
melihatnya.
Dominasi harus mempunyai tujuan, diantaranya yaitu untuk menarik perhatian,
untuk menghilangkan kebosanan, untuk memecah keberaturan/rutinitas, untuk
kejutan/surprise.
a) Dominasi kontras berselisih (discord)
Dominasi kontras berselisih merupakan suatu jenis dominasi yang
menggunakan kontras raut dan kontras warna komplementer.
• Kontras raut seperti segitiga dengan lingkaran, segiempat dan lingkaran,
dan lainnya, dimana kedua bentuk tersebut tidak saling memiliki hubungan.
• Kontras warna komplementer seperti merah dengan hijau, kuning dengan
ungu, jingga dengan biru, dan warna-warna yang berkomplemen lainya,
dimana warna-warna tersebut tidak saling memiliki hubungan
b) Dominasi kontras ekstrem
Dominasi kontras ekstrem merupakan pertentangan tajam, pertentangan penuh,
pertentangan 180º.
Digolongkan sebagai kontras berulang seperti terang-gelap, besar-kecil, kasar-halus, tinggi-
rendah, dan lain sebagainya.
c) Dominasi kelainan/anomali/keanehan/keunikan
Dominasi kelainan merupakan sesuatu yang lain dari yang umum yang dapat menarik
perhatian, akan dipandang terlebih dahulu, akan menjadi pusat perhatian, sehingga dapat
menjadi dominasi.
Misalnya bunga diantara dedaunan, bulan diantara bintang-bintang, gereja yang antik
diantara gedung modern, dan lainnya.
d) Dominasi keunggulan/keistimewaan/kekuatan
Dominasi keunggulan merupakan sesuatu yang unggul, istimewa, paling kuat yang dapat
mendominasi.
Misalnya bentuk-bentuk yang memiliki gerombolan besar akan mendominasi, warna
dengan keluasan melebihi proporsi yang sebanding.
4) Keseimbangan/balance
Keseimbangan merupakan keadaan ketika di semua bagian pada
karya seni dan desain tidak ada yang lebih terbebani, sehingga
akan membawa rasa tenang dan enak dlihat.
a) Keseimbangan simetris (symmetrical balance)
Keseimbangan simetris merupakan keseimbangan antara ruang
sebelah kanan dan kiri sama persis, baik dalam bentuk rautnya,
ukuran, arah, warna, maupun teksturnya.
b) Keseimbangan memancar (radial balance)
Keseimbangan memancar merupakan keseimbangan antara
ruang kanan, kiri, atas, dan bawah.
Misalnya seperti roda sepeda yang semuanya secara memutar
sama persis
c) Keseimbangan sederajat (obvious balance)
Keseimbangan sederajat merupakan kesimbangan komposisi
antara ruang sebelah kanan dan kiri tanpa mempedulikan bentuk
yang ada di masing-masing ruang tetapi besarannya sederajat.
Misalnya bentuk raut segitiga dan lingkaran dengan besar yang
sama.
d) Keseimbangan tersembunyi (axial balance)
Keseimbangan tersembunyi disebut juga asimetris (asymmetrical
balance), yaitu keseimbangan antara ruang kanan dan kiri tidak
memiliki besaran maupun bentuk raut yang sama, untuk
memperoleh keseimbangan tersembunyi dapat dilakukan dengan
cara mendekatkan bentuk-bentuk yang rautnya besar pada poros,
dan bentuk yang rautnya kecil dijauhkan dengan poros.
5) Proporsi/proportion/perbandingan
Proporsi merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa dan desain
untuk memperoleh keserasian.
Proporsi pada dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang
sifatnya sistematis.
a) Proporsi ideal/serasi/proporsional
Proporsi ideal adalah suatu ukuran perbandingan dari
penciptaan karya seni yang dibuat atas dasar kaidah-kaidah
perbandingan yang dianggap paling ideal sehingga diperoleh
karya seni/desain yang menarik.
b) Proporsi pemecahan masalah
Proporsi pemecahan masalah terjadi pada suatu bentuk yang tidak ideal. Dalam hal
ini harus dicarikan pemecahan atas masalah tesebut agar proporsinya menjadi baik.
Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mengubah kesan melalui kekuatan
karakter garis dan warna.
Misalnya garis horizontal terasa menambah ukuran panjang mendatar dan terasa
mengurangi ukuran tinggi sebenarnya, warna dengan value terang terasa
memperluas ukuran dan terasa menambah besar ukuran.
c) Proporsi penyangatan
Proporsi penyangatan merupakan proporsi yang dilebih-lebihkan atau disangatkan
untuk tujuan tertentu.
Proporsi penyangatan biasanya sengaja dilakukan sebagai suatu bentuk kreativitas.
Misalnya pada suatu karnaval dengan model manusia yang kakinya disambung
dengan tongkat agar tampak tinggi, tetapi masih menggunakan pakaian garis-garis
vertikal, sehingga sudah tinggi semakin terasa lebih tinggi lagi.
6) Kesederhanaan/simplicity
Kesederhanaan adalah sesuatu yang dirasa “pas” artinya tidak
lebih dan tidak kurang. Apabila ditambah terasa menjadi ruwet
dan jika dikurangi terasa ada yang hilang.
7) Kejelasan/clarity
Kejelasan yaitu mudah dipahami, mudah dimengerti, tidak
memiliki dua atau banyak arti. Seni/desain tetap yang ditunjukan
untuk kepentingan orang lain, harus dapat dimengeti maksud dari
isi desain tersebut.

Anda mungkin juga menyukai