OLEH:
NIM : 1202763
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
2017
BAB I
LATAR BELANKANG
Industri Tekstil merupakan salah satu dari 10 komoditas produk unggulan industri
yang berada di Indonesia karena sebagai salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di
Indonesia (lebih dari 1,3 juta orang secara langsung) dari jumlah tenaga kerja tersebut, lebih
dari setengah (600 ribu orang) bekerja di industri tekstil garmen yang juga merupakan
industri padat karya dan kontribusi produk tekstil terhadap PDB Nasional cukup signifikan,
yaitu sebesar IDR 90 Triliun pada tahun 2007, walaupun sempat turun karena krisis di tahun
Industri Tekstil merupakan salah satu dari 10 komoditas produk unggulan industri
yang berada di Indonesia karena sebagai salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di
Indonesia (lebih dari 1,3 juta orang secara langsung) dari jumlah tenaga kerja tersebut, lebih
dari setengah (600 ribu orang) bekerja di industri tekstil garmen yang juga merupakan
industri padat karya dan kontribusi produk tekstil terhadap PDB Nasional cukup signifikan,
yaitu sebesar IDR 90 Triliun pada tahun 2007, walaupun sempat turun karena krisis di tahun
Isu penurunan daya saing yang dialami oleh industri Tekstil dan Produk Tekstil yang
berada di Indonesia mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-
negara lain penghasil tekstil dan produk tekstil seperti Cina dan India sehingga nilai ekspor
Indonesia cenderung stagnan (berkisar USD 7-8 M/ tahun) dengan pangsa pasar baru
mencapai sekitar 2% dari pangsa pasar dunia. Hal tersebut berbeda dengan Cina yang telah
terbagi ke dalam empat jenis, yaitu Negara Cina, Bangladesh, India, Vietnam dan Kamboja
sebagai negara penyedia pakaian (ekspor) dengan pertumbuhan yang kokoh sedangkan
Indonesia merupakan sebagai negara penyedia pakaian (ekspor) yang pasarnya terpecah
karena terdapat peningkatan hasil ekspor pakaian dari Indonesia ke Amerika Serikat dan
Jepang sedangkan terdapat penurunan hasil ekspor pakaian dari Indonesia ke Uni Eropa pun
hal tersebut terjadi kepada Srilanka yang terdapat peningkatan hasil ekspor pakaian dari
Berdasarkan data tersebut, industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) yang berada di
Indonesia sedang terancam oleh persaingan global karena selain menghadapi Cina, Indonesia
juga akan menghadapi Vietnam dan Kamboja dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
yang akan diberlakukan penghapusan tarif bea masuk pada tahun 2015 sehingga akan terjadi
Menurut data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), terdapat 467 industri TPT yang
gulung tikar dalam kurun lima tahun sampai awal tahun 2006 dan sebagian besar industri
yang ditutup itu berlokasi di Jawa Barat, yaitu 227 pabrik. Selain persaingan global, tingginya
ongkos produksi juga merupakan salah satu penyebab mundurnya industri TPT di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
secara pasti sejak kapan awal keberadaan industri TPT di indonesia tidak dapat
dipastikan, namun kemampuan masyarakat Indonesia dalam hal menenun dan merajut
dalam bentuk kerajinan, yaitu tenun-menenun dan membatik yang hanya berkembang
disekitar lingkungan istana dan juga ditujukan hanya untuk kepentingan seni dan budaya
tahun 1929 dimulai dari sub-sektor pertenunan (weaving) dan perajutan (knitting) dengan
menggunakan alat Textile Inrichting Bandung (TIB) Gethouw atau yang dikenal dengan
nama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang diciptakan oleh Daalennoord pada tahun
1926 dengan produknya berupa tekstil tradisional seperti sarung, kain panjang, lurik,
stagen (sabuk), dan selendang. Penggunaan ATBM mulai tergeser oleh Alat Tenun Mesin
(ATM) yang pertama kali digunakan pada tahun 1939 di Majalaya-Jawa Barat, dimana di
daerah tersebut mendapat pasokan listrik pada tahun 1935. Dan sejak itu industri TPT
membentuk Organisasi Perusahaan Sejenis (OPS) yang antara lain seperti OPS Tenun
Mesin; OPS Tenun Tangan; OPS Perajutan; OPS Batik; dan lain sebagainya yang
dikoordinir oleh Gabungan Perusahaan Sejenis (GPS) Tekstil dimana pengurus GPS
Tekstil tersebut ditetapkan dan diangkat oleh Menteri Perindustrian Rakyat dengan
penyempurnaan (finishing).
Menjelang tahun 1970, berdirilah berbagai organisasi seperti Perteksi; Printers Club
Pinda Sandang Jabar, Pinda Sandang Jateng, Pinda Sandang Jatim), dan Koperasi
(GKBI, Inkopteksi).
diawali pada tahun 1970-an industri TPT Indonesia mulai berkembang dengan
masuknya investasi dari Jepang di sub-sektor industri hulu (spinning dan man-made fiber
Periode 1970 1985, industri tekstil Indonesia tumbuh lamban serta terbatas dan
hanya mampu memenuhi pasar domestik (substitusi impor) dengan segment pasar
menengah-rendah.
Tahun 1986, industri TPT Indonesia mulai tumbuh pesat dengan faktor utamannya
adalah: (1) iklim usaha kondusif, seperti regulasi pemerintah yang efektif yang
difokuskan pada ekspor non-migas, dan (2) industrinya mampu memenuhi standard
Periode 1986 1997 kinerja ekspor industri TPT Indonesia terus meningkat dan
membuktikan sebagai industri yang strategis dan sekaligus sebagai andalan penghasil
devisa negara sektor non-migas. Pada periode ini pakaian jadi sebagai komoditi
primadona.
Periode 1998 2002 merupakan masa paling sulit. Kinerja ekspor tekstil nasional
fluktuatif. Pada periode ini dapat dikatakan periode cheos, rescue, dan survival.
yang antara lain dan merupakan yang utama: (1) sulitnya sumber pembiayaan, dan (2)
TPT Indonesia
C. Industri Tekstil
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Sedangkan tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang
diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai
produk kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis
benda yang terbuat dari serat. Jadi industri tekstil adalah industri yang mengolah serat
menjadi benang kemudian menjadi busana, baik itu busana muslim atau lainya.
Peluang industri tekstil di indonesia masih sangat besar, hal tersebut sabagaimana
telah di sampaikan oleh bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada hari sabtu tanggal 15
maret 2014. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak anggapan bahwa tekstil
merupakan industri yang sedang meredup atau sunset industry. Pertumbuhan penduduk
dan meningkatnya kelas menengah membuat kebutuhan akan sandang meningkat pula.
Adapun yang memegang peranan penting adalah produk fesyen, Khususnya dari
segi meningkatkan angka ekspor dan menopang industri tekstil dalam negeri. Bahkan
hingga lima persen tahun ini. Selama lima tahun terakhir terhitung sejak 2008 sampai
2013, pertumbuhan produk fesyen mencapai 19 persen. Terutama industri busana Muslim
yang masih menjadi primadona di dalam maupun luar negeri. Target Indonesia menjadi
pusat mode busana Muslim dunia 2020 mendatang bukan hal mustahil diwujudkan. Sebab
saat ini Indonesia terbilang tidak memiliki saingan di arena usaha fesyen busana Muslim.
Dengan negara tetangga seperti Malaysia yang juga mayoritas penduduk beragama Islam,
posisi Indonesia tidak tergeser. "Untuk itu industri ini harus secara serius digarap," .
Busana Muslim
Di lihat dari mayoritas warga negara Indonesia yang beragama Islam, tentu hal ini
menjadi peluang yang besar untuk mengembangkan produk fesyen busana muslim di
negara indonesia. Di samping dari itu indonesia mempunyai satu provinsi yang di huni
oleh masyarakat muslim secara keseluruhan, yaitu daerah istimewa ACEH. Tentunya di
ACEH produk busana muslim akan dapat di produksi dengan jumblah besar dengan
kapasitas penduduk 5 juta jiwa apalagi di bulan Ramadhan yaitu bulan yang istimewa
Di samping dari itu, indonesia bisa saja menjadi negara pengekspor pertama
busana muslim atau menjadi pusat mode busana muslim dunia jika di lihat dari peluang
yang begitu besar di lihat dari Pertumbuhan jumlah muslimah berhijab di Indonesia saat
ini sedang tinggi-tingginya. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya permintaan busana
kampus, perusahaan, pengajian, ataupun kelompok arisan. Begitu pula Daya beli
masyarakat Indonesia yang terus meningkat menjadi salah satu yang memengaruhi hal
tersebut. Menurut data McKinsey Global Institute Analysis, kelas menengah Indonesia
pada tahun 2020 akan meningkat sebanyak 85 juta penduduk. Jika pada tahun 2020
penduduk muslim Indonesia berjumlah 80%, maka kelas menengah muslim mencapai 68
juta. Jika setengahnya adalah perempuan, maka ada 34 juta potensi pasar. Jika
diasumsikan yang memakai hijab mencapai 50%, maka ada 17 juta potensi pasar.
industri fashion muslim bisa menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia jika
dikelola dengan baik. HijUp.com didirikan untuk menjembatani pemilik brand busana
muslim dengan pasar dan dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan brand-brand
perkembangan brand-brand Islamic fashion lokal. Karya mereka kami pasarkan melalui
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Melalui internet produsen bisa lebih dekat dengan
pasar. Pertumbuhan akses internet selain menjadi tantangan, tapi juga merupakan
peluang.
Berikut ini merupakan peta sebaran hasil produk TPT di Indonesia dan posisi
Kabupaten Bandung sebagai salah satu hub utama produksi TPT di Indonesia serta peta
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah kami paparkan maka dapatlah kami ambil beberapa poin
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang
jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
Industri tekstil adalah industri yang mengolah serat menjadi benang kemudian
Keadaan industri tekstil di indonesia dari produk busana muslim dapat berkembang
pesat jika di lihat dari warga negara yang perioritasnya beragama Islam.
Di tahun 2020 indonesia bisa saja menjadi pusat mode busana muslim dunia, jika
Indonesia mau.
SARAN
produk busana muslim, karena indonesia mempunyai peluang besar untuk menjadi negara
Pemerintah indonesia juga harus memerhatikan tantangan globalisasi yang bisa saja
merubah jati diri indonesia umumnya dan jati diri umat beragama Islam khususnya yang akan