1 Tahun 2022
YESI PRASTIKA
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email : yesiprastika300@gmail.com
Nasution
Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
Email : Nasution@unesa.ac.id
Abstrak
Pada tahun 1997-1998 di Indonesia mengalami krisis moneter yang berdampak pada perindustrian yang ada
di Indonesia salah satunya industri tenun ikat ATBM Kota Kediri. Industri ini merupakan salah satu industri rumahan
yang belum memiliki pasar tetap sehingga dengan adanya krisis moneter memberikan dampak dibidang ekonomi bagi
pemilik industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Perkembangan industri tenun ikat ATBM Kota Kediri
paska krisis tahun 1998-2017 ; 2) Dampak ekonomi keberadaan industri tenun ikat ATBM Kota Kediri paska krisis
tahun 1998-2017. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi 1) Heuristik, diambil melalui wawancara
dengan masing-masing pemilik industri tenun ikat ATBM Kota Kediri serta studi kepustakaan ; 2) Kritik intern, dimana
penulis melakukan kritik terhadap pertanyaan dan jawaban dari hasil wawancara, penulis juga melakukuan pengujian
terhadap isi dari buku maupun jurnal yang akan dipakai ; 3) Interpretasi ; 4) Historiografi. Tenun Ikat ATBM Kediri
mengalami kemunduran pada masa krisis tahun 1998 dimana bahan baku utama pembuat tenun merupakan benang
impor sehingga dengan naikknya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang awalnya 3.275/dolar AS pada tahun 1998 naik
menjadi 14.900/dolar AS. hal ini membuat dilematik pemilik industri dalam menentukan harga. Selain itu kurangnya
minat pembeli dan belum memiliki pasar tetap membuat industri tenun ikat ATBM mengalami penurunan jumlah
produksi. Perkembangan industri tenun ikat ATBM Kediri dibagi menjadi dua periode. Periode pertama tahun 1998-
2007 dimana industri tenun ikat ATBM mampu bangkit kembali dan mampu membuka peluang kerja bagi masyarakat
sekitar. Sedangkan periode kedua tahun 2007-2017 dimana industri tenun ikat ATBM mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Dibuktikan pada awal tahun 2007 pemerintah mengeluarkan kebijakan menetapkan kain tenun ikat ATBM
sebagai seragam kedinasan. Selain itu pemerintah juga ikut andil dalam melakukan pelatihan dan menggelar pameran-
pameran yang dianggap menguntungkan bagi pengrajin tenun ikat ATBM sehingga pada tahun 2017 muncul industri
baru.
Abstract
In 1997-1998 in Indonesia experienced a monetary crisis that had an impact on industries in Indonesia, one
of them was the ATBM ikat woven industry in Kediri City. This industry is one of the home industries that does not yet
have a fixed market so that the monetary crisis has an impact on the economy for industry owners. This study aims to
determine 1) The development of the ATBM ikat woven industry in Kediri City after the crisis in 1998-2017 ; 2) The
economic impact of the existence of the ATBM ikat woven industry in Kediri City after the crisis in 1998-2017. This
study uses historical methods which include 1) Heuristics, taken through interviews with each owner of the ATBM ikat
woven industry in Kediri City as well as the literature study ; 2) Internal criticism, where the authors criticize the
questions and answers from the Interview result, the authors also test the contents of the books and journals that will be
used ; 3) Interpretation ; 4) Historiography. The Kediri ATBM Ikat Woven experienced a setback during the 1998 crisis
where the main raw material for weaving was imported yarn, so with the increase in the exchange rate of the rupiah
against the dollar, which was initially 3.275/US dollar in 1998, it rose to 14.900/US dollar. This creates a dilemma for
industry owners in determining prices. In addition, the lack of buyer interest and not having a fixed market has made the
ATBM ikat woven industry experience a decrease in production. The development of the Kediri ATBM ikat woven
industry is divided into two periods. The first period was 1998-2007 where the ATBM ikat woven industry was able to
rise again and be able to open up job opportunities for the surrounding community. While the second period in 2007-
2017 where the ATBM ikat woven industry experienced very rapid development. It is proven that in early 2007 the
government issued a policy to set ATBM ikat woven fabrics as official uniforms. In addition, the government also takes
1
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
part in conducting training and holding exhibitions that are considered profitable for ATBM ikat woven craftsmen so
that in 2017 a new industry appears.
1 5
Muhammad Ulil Albab, Industri Tenun Ikat di Desa Troso Wawancara dengan Bapak Sholhan Arif pada 4 September
Kecamatan Pecangan Kabupaten Jepara Tahun 1950-1998 (Semarang: 2020 pukul 16.00 WIB.
6
Skripsi UNS, 2019), hlm. 5. Ginola Tri Sindy, Analisis Nilai Tukar Rupiah Terhadap
2
Wawancara dengan Bapak Sudarman pada 6 Februari 2021 Dollar Amerika di Indonesia: Pendekatan Moneter Tahun 1990-2015
pukul 11.00 WIB. (Yogyakarta: Skripsi Universitas Islam Indonesia, 2017), hlm. 12.
3
Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015 Tersedia 7
M. Aji Dwi Kurniawan, “Perkembangan Kerajinan Tenun
Di: Www.Bps.Go.Id. Situs Resmi Badan Pusat Statistik Tradisional di Kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri Tahun 1966-1998” ,
4
Sudarman, op. cit. Avatara, vol 6:2, hlm. 116.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
Maka berdasarkan fakta-fakta lapangan yang telah Perkembangan Kerajinan Tenun Tradisional di Kelurahan
terkumpul, peneliti tertarik melakukan penelitian Bandar Kidul kota Kediri Tahun 1997-1998, Dinamika
terhadap industri tenun ikat ATBM Kota Kediri Industri Tenun Ikat ATBM Bandar Kidul Kediri Jawa
dikarenakan ingin menggali lebih dalam mengenai Timur yang diakses melalui media online.
industri tenun ikat ATBM khususnya dalam periode Setelah tahap heuristik adalah (2) kritik yakni
paska krisis tahun 1998-2017 sebagai suatu refleksi suatu metode yang digunakan untuk menilai sumber yang
bagaimana industri tenun ikat ATBM di Desa Bandar diperoleh penulis dalam melakukan penulisan sejarah.
Kidul dapat bangkit kembali akibat krisis serta eksis Kritik sendiri dibagi menjadi dua yaitu kritik ekstern dan
hingga kini, perkembangan sejarah dan ketenagakerjaan, kritik intern. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
terhadap berdirinya industri tenun ikat ATBM. kritik intern dimana penulis melakukan pengujian
Berdasarkan dari latar belakang yang penulis terhadap isi dari buku maupun jurnal yang akan
uraikan, dapat ditarik beberapa rumusan masalah digunakan apakah sudah sesuai dengan tema industri
diantaranya: tenun ikat ATBM (Alat tenun Bukan Mesin) atau tidak.
1. Bagaimana perkembangan industri tenun ikat ATBM Selain itu dalam penelitian kali ini sumber yang didapat
Kota Kediri paska krisis tahun 1998-2017? lebih banyak dari hasil wawancara maka dari itu penulis
2. Bagaimana dampak ekonomi keberadaan industri juga melakuka kritik terhadap pertanyaan dan jawaban
tenun ikat ATBM bagi masyarakat Kota Kediri dalam mencari suatu permasalahan dan keterkaitan
paska krisis tahun 1998-2017? dengan tema sehingga didapat suatu permasalahan
mengenai Industri Tenun Ikat ATBM Kediri Paska Krisis
METODE tahun 1998-2017.
Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah Pada tahap selanjutnya adalah (3) interpretasi
metode sejarah. Metode sejarah merupakan seperangkat merupakan tahap penafsiran dan analisis data terhadap
prosedur yang digunakan seorang sejarawan dalam fakta yang ditemukan. Dari fakta-fakta inilah akan
proses menyusun sejarah.8 Selain itu, metode sejarah juga dikontruksi menjadi rangkaian kronologis, sehingga
dapat diartikan sebagai sekumpulan aturan ilmiah yang menjadi sebuah alur yang sistematis dan membentuk
disusun secara sistematis berdasarkan aturan ilmu peristiwa sejarah. Pada penelitian kali ini akan berfokus
sejarah. 9 Metode penelitian sejarah terdiri dari empat pada industri tenun ikat ATBM Kediri paska krisis tahun
tahapan diantaranya heuristik, kritik, interpretasi, dan 1998-2017. Selain itu, penelitian kali ini juga akan
historiografi. (1) Heuristik merupakan suatu proses dibahas mengenai pasang surut sebuah industri serta
mencari dan mengumpulkan data untuk menemukan upaya sebuah industri untuk bertahan hingga nantinya
sumber-sumber yang sesuai sebagai bahan penulisan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat
sejarah. Sumber sejarah sendiri ada dua yaitu sumber khususnya di desa Bandar Kidul, Kediri dalam membuka
primer dan sumber sekunder. Sumber primer diperoleh lapangan pekerjaan.
dari hasil wawancara dengan bapak Sholhan Arif selaku Pada tahap analisis penulis menemukan data hasil
pemilik industri tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan wawancara dengan pemilik industri tenun ikat ATBM
Mesin) Kodok Ngorek 1. Penulis juga melakukan Kodok Ngorek 1. Fakta yang penulis dapatkan
wawancara dengan ibu Siti Ruqoyah pemilik industri diantaranya sistem penjualan yang dilakukan dengan
tenun ikat ATBM Medali Mas, wawancara dengan bapak menitipkan di toko-toko dan pasar di kota Kediri hingga
Sudarman pemilik industri tenun ikat ATBM Sinar saat ini memiliki pelanggan tetap. Penulis juga
Barokah, wawancara dengan ibu Woro Widyaningrum menemukan fakta bahwa terjadi penurunan jumlah
pemilik industri tenun ikat ATBM Woro Putri Sejahtera, pengrajin dari 20 pengrajin hingga saat ini hanya terdapat
serta wawancara dengan pegawai tenun ikat ATBM 12 pengrajin. Fakta lain yang penulis temukan yaitu
Mulya. Selain itu, penulis juga memperoleh data terkait industri tenun ikat ATBM Kodok Ngorek 1 mampu
banyaknya pecari kerja yang telah ditetapkan menurut mempekerjakan sekitar 35 pegawai yang diambil dari
lapangan pekerjaan dari badan pusat statistik kota Kediri. masyarakat sekitar dengan sistem borongan. Penulis juga
Penulis juga melakukan wawancara terhadap masyarakat memukan fakta dari hasil wawancara dengan ibu Siti
terkait dampak berdirinya industri tenun ikat ATBM Ruqoyah pemilik industri tenun ikat ATBM Medali Mas
(Alat Tenun Bukan Mesin) di desa Bandar Kidul Kediri. bahwa industri ini merupakan industri tenun ikat ATBM
Berdasarkan sumber sekunder diperoleh dari buku terbesar di kota Kediri dengan jumlah pekerja kurang
yang berjudul Sarung Tenun Indonesia karya Adi lebih 100 orang dengan omset bulanan sekitar Rp 250 jt
Kusrianto yang banyak membahas mengenai industri sampai 350 jt. Selain itu dari hasil wawancara penulis
sarung tenun modern di Indonesia. Selain itu penulis juga menemukan fakta lain yaitu tenun ikat ATBM desa
mendapatkan buku yang berjudul Tradisi Tenun Ikat Bandar Kidul Kediri mampu melakukan modifikasi
Nusantara karya Benny Gratha yang membahas seperti membuat baju dari kain tenun hingga sepatu
mengenai tradisi tenun ikat bagi masyaraakt di Indonsia. berbahan dasar kain tenun. Dari data-data yang sudah
Penulis juga menemukan jurnal yang berjudul ditemukan penulis melakukan analisis sehingga
ditemukan fakta bahwa meskipun terdapat penurunan
8
jumlah pengrajin tenun ikat ATBM kota Kediri namun
Aminuddin Kasdi, Memahami Sejarah (Surabaya: UNESA
University Press, 2015), hlm. 1 tenun ikat ATBM kota Kediri mampu bertahan dan
9
A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ombak,
2012), hlm. 27
3
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
semakin eksis dengan produk-produk baru dan ditetapkan diri karena dengan menggunakan sarung dianggap
sebagai kampung tenun oleh pemerintahan kota Kediri. sebagai identitas pribumi. Setelah berdirinya industri
Dan yang terahir (4) historiografi merupakan tahap tenun ikat ATBM Kurniawan warga sekitar mulai
penulisan sejarah. Dimana pada tahapan ini, fakta-fakta berbondong-bondong untuk mendirikan industri sejenis
yang sudah diinterpretasikan kemudian disusun secara sehingga berkembang dan menjadikan Desa Bandar
kronologis dan dituangkan dalam bentuk tulisan Kidul sebagai sentranya industri tenun ikat ATBM di
deskriptif analitis dengan menggunakan bahasa yang Kota Kediri. Dengan berdirinya industri tenun ikat
komunikatif sehinga mudah dipahami oleh pembaca. ATBM tersentra di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Dalam penelitian kali ini, penulis menghasilkan sebuah yang membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat
tulisan yang bersifat deskriptif analitis tentang sejarah setempat. Pekerja tenun ikat ATBM dikerjakan secara
munculkan kain tenun ikat di Bandar Kidul Kediri yang borongan sehingga cocok untuk dijadikan pekerjaan
mulanya diperdagangkan oleh etnis Tionghoa hingga sampingan dengan waktu yang lebih fleksibel. Dimana
salah satu pegawai tenun ikat milik etnis Tionghoa beberapa industri tenun mampu mempekerjakan 2 hingga
membangun industri tenun ikat ATBM (Alat Tenun 100 lebih pegawai.
Bukan Mesin) bernama industri tenun ikat ATBM (Alat Pada tahun 1997-1998 terjadi krisis moneter yang
Tenun Bukan Mesin) Kurniawan hingga diikuti melanda Indonesia. Banyak sektor yang mengalami
munculnya industri-industri lain yang dikelola oleh kerugian salah satunya industri tenun ikat ATBM di Kota
masyararak asli Bandar Kidul Kediri. Dengan munculnya Kediri. Industri tenun ikat ATBM ini, mengalami banyak
industri-industri khususnya yang tersentra di Desa permasalahan yang berdampak pada kerugian yang
Bandar Kidul Kecamatan Mojoroto akhirnya memberikan dialami oleh pemilik industri. Kerugian ini terjadi
dampak dibidang ekonomi bagi masyarakat sekitar dalam disebabkan oleh naiknya nilai tukar rupiah terhadap
hal menyediakan lapangan pekerjaan. dolar. Yang mana nilai tukar uang disebut sebagai hal
yang sangat penting dalam perekonomian dikarenakan
HASIL DAN PEMBAHASAN nilai tukar berperan dalam rangka tercapainya stabilitas
moneter dan mendukung kegiatan ekonomi. Dengan
A. Kondisi Tenun Ikat ATBM (Alat Tenun Bukan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar berpengaruh
Mesin) Kediri Pada Masa Krisis Tahun 1997-1998. besar bagi pemilik industri dimana bahan utama tenun
Tenun ikat merupakan kriya tenun Indonesia ikat merupakan benang rayon impor12 dari Cina sehingga
yang berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan harga benang mengikuti kurs dolar. Sehingga dengan
yang sebelumnya telah diikat dan dicelupkan ke dalam adanya penurunan nilai mata uang membuat harga barang
zat pewarna. 10 Sedangkan Alat Tenun Bukan Mesin impor lebih mahal bagi penduduk domestik.
(ATBM) adalah sebuah alat menenun manual yang Naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar
bentuknya besar dengan menggunakan kerangka dari membuat pemilik industri juga ikut menaikkan harga
kayu. Industri tenun ikat ATBM Kediri merupakan usaha tenun ikat ATBM yang semula Rp 25.000 menjadi Rp
yang diwariskan secara turun temurun hingga generasi 175.000 pada saat ini.13 Tidak hanya itu, krisis moneter
ketiga. Awal masuknya tenun ikat ATBM Kediri bermula pada tahun 1997-1998 juga berpengaruh pada
dari seorang keturunan Tionghoa bernama Freddy Jie pengupahan gaji karyawan yang semula hanya Rp
dimana pada tahun 1950an beliau merintis usaha tenun di 7.000/pcs menjadi Rp 15.000 hingga Rp 25.000/pcs nya.
Jl Yos Sudarso atau saat ini dikenal sebagai kampung Upah tersebut terus naik hingga saat ini telah mencapai
pecinan dan memperkenalkannya kepada masyarakat Rp 40.000 untuk kain dan Rp 60.000 untuk sarung. 14
pribumi. Pada saat itu, beliau memiliki kurang lebih 200 Sehingga secara otomatis harga kain tenun ikat ikut naik.
alat tenun bukan mesin atau disingkat ATBM serta Tingginya biaya produksi serta permintaan pasar
ratusan buruh dari penduduk sekitar. 11 Pada saat itu, yang semakin menurun, membuat beberapa industri harus
usaha milik Freddy Jie ini sangat eksis hingga pada tahun mengurangi jumlah produksi. Tingginya biaya produksi
1965 setelah peristiwa G30S PKI seluruh usaha milik yang hampir enam kali lipat itu membuat penurunan yang
etnis Tionghoa yang harus ditutup paksa termasuk usaha signifikan. Padahal, pada masa itu masing-masing
tenun milik Freddy Jie yang mengakibatkan banyaknya industri mempunyai produk-produk dengan motif
pekerja yang dirumahkan. andalan. Dengan menurunnya permintaan kain tenun ikat
Setelah ditutupnya usaha milik Freeddy Jie, akibat naiknya harga tenun membuat salah satu industri
industri tenun ikat ATBM ini terus berkembang yang tenun ikat ATBM Medali Mas memutuskan untuk
kemudian memicu mantan pekerja tenun ikat ATBM berhenti produksi selama 2 tahun. Pemilik industi tenun
milik Freddy Jie mendirikan industri yang sama. Dengan ikat ATBM Medali Mas pada tahun 1997 bahkan
adanya pergolakan tersebut salah satu pekerja mendirikan memutuskan mencari pekerjaan menjadi TKI agar dapat
industri tenun ikat ATBM Kurniawan pada tahun 1966 memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mengumpulkan
yang bertujuan untuk membuat sarung guna melindungi modal kembali.
10 12
Adi Kusrianto, Sarung Tenun Indonesia Ensiklopedia Impor adalah barang yang diproduksi di luar negeri dan
Filososfi, Motif sampai Industri (Yogyakarta: Andi, 2020), hlm. 14. dijual ke dalam negeri.
11 13
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Wawancara dengan Ibu Siti Ruqoyah pada 22 Desember
Kediri, Tenun Ikat Kediri Menjalin Harmoni Menjaga Tradisi (Kediri : 2020 pukul 15.00 WIB
14
Sekretariat Dekranasda, 2022), hlm. 22 Ibid.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
5
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
ditahun berikutnya mengalami kenaikan yang masih Widyaningrum mendirikan industri dengan nama industri
stabil sehingga tenun ikat ATBM mampu bangkit tenun ikat ATBM Woro Putri Sejahera yang terletak di
kembali dengan harga yang baru. Dengan stabilnya nilai Desa Campurejo yang dulunya di tahun 2005 merupakan
tukar dolar terhadap rupiah, berdampak pula dengan pegawai dari industri tenun ikat ATBM Sinar Barokah.20
stabilnya harga dari benang sebagai bahan baku utama Satu tahun kemudian berdiri industri di desa Bandar
pembuat tenun ikat ATBM. Dengan stabilnya harga juga Kidul tapatnya pada tahun 2015 yakni industri tenun ikat
membuat peminat tenun ikat ATBM semakin bertambah ATBM Kurniawan milik Bapak M. Anis Safawi yang
bahkan pada tahun ini muncul industri tenun ikat ATBM merupakan generasi ketiga dari pemilik industri tenun
Bandara milik Bapak Muhammad Ishom Maghfurin yang ikat ATBM Kurniawan yang dulunya berdiri pada tahun
mampu mempekerjakan kurang lebih 5 orang dengan 5 1966. Di tahun yang sama juga berdiri industri tenun ikat
ATBM yang beliau miliki. Selain itu, pada tahun ini ATBM AAM Putra milik Bapak Eko Hariyanto, serta
industri tenun ikat ATBM juga mulai melakukan inovasi industri tenun ikat ATBM Risquna JC milik Bapak Heri
seperti membuat kain dari tenun ikat ATBM yang Tri Santoso yang saligus menjabat sebagai Ketua
nantinya akan dijahit menjadi baju. Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang bertugas
mengkoordinir para pemilik industri dalam rangka
Gambar 1. Baju Tenun Ikat ATBM mengikuti pameran ataupun pelatihan yang digelar
pemerintah. Tidak hanya berhenti disitu pada tahun 2017
muncul industri baru di desa Bandar Lor yang bernama
industri Mulya milik Bapak Suharto.
Banyaknya industri yang berdiri pada periode kedua
ini, tidak lepas dari adanya peran pemerintah kota kediri.
Dimana pada tahun pariode pertama, Pemerintah Kota
Kediri dirasa acuh terhadap perkembangan industri tenun
ikat ATBM sehingga industri tenun ikat ATBM semakin
terpuruk. Akan tetapi pada tahun 2007 respon pemerintah
sangatlah berbeda dimana pemerintah mulai
memperhatikan para pengrajin dengan memberikan
bantuan yang berdampak positif terhadap kemajuan
Sumber: Dokumentasi Pribadi Industri-industri tenun ikat ATBM di Kota Kediri.
Pemerintah Daerah ikut serta dalam memajukan
2) Periode Kedua Tahun 2007-2017. dan memperkenalkan tenun ikat ATBM Kota Kediri,
Tenun ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) pada membuat masyarakat sekitar berbondong-bondong
periode kedua merupakan industri tenun ikat ATBM mendirikan industri tenun ikat ATBM sehingga saat ini
milik generasi ketiga dari industri tenun ikat ATBM terdapat 12 industri tenun ikat ATBM yang tersentra di
sebelumnya. Dimana pada tahun 2007 berdiri industri Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
tenun ikat ATBM Bandoel milik Bapak Erwin Wahyu Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
Nugroho yang merupakan anak dari Bapak Sudarman 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang
Pemilik Industri tenun ikat ATBM Sinar Barokah. Bapak menyebutkan bahwa pemerintah daerah memilik
Erwin Nurgroho dikenal sebagai pemilik industri tenun kewenangan, hak, dan kewajiban untuk mengatur sendiri
ikat ATBM yang mematok harga kain tenun ikat lebih urusan pemerintahannya. Berdasarkan Undang-Undang
mahal kisaran Rp 175.000 – Rp 250.000 untuk kain tersebut memberikan wewenang pemerintah daerah
katun. dalam mengembangakan daerahnya dengan tujuan untuk
3 tahun kemudian, tepat pada tahun 2010 Bapak kepentiangan masyarakat. Begitu pula dengan pemerintah
Sholhan Arif dan Ibu Ifa Kuriah yang merupakan daerah Kota Kediri yang harus mampu mengembangkan
pasangan suami istri meneruskan industri tenun ikat potensi daerahnya sehingga memberikan dampak baik
ATBM Kodok Ngorek milik ayahnya dengan nama bagi perekonomian daerah.
industri tenun ikat ATBM Kodok Ngorek 1. Pada tahun Pemerintah daerah Kota Kediri berupaya dalam
2012 kakak kandung dari Bapak Sholhan Arif yang mengembangkan dan melestarikan kain tenun ikat
bernama Ibu Umi Hanifah mendirikan industri yang sama ATBM, membuat industri tenun mengalami
dengan nama Industri tenun ikat ATBM Kodok Ngorek perkembangan. Dalam melestarikan tenun ikat ATBM
2. 19 Ditahun yang sama, Bapak M. Asharul Ma’arif warga sekitar juga turut melakukan pemberdayaan
mendirikan industri tenun ikat ATBM Sempurna 2 yang Bersama dengan pemerintah Kota Kediri. Pada akhirnya
merupakan anak dari pemilik industri tenun ikat ATBM tahun 2007 demi mempertahankan eksistensi tenun ikat
Sempurna 1. ATBM kota Kediri pemerintah mengeluarakan kebijakan
Tidak hanya di desa Bandar Kidul saja, eksistensi dimana tenun dijadikan sebagai baju wajib yang
dari tenun ikat ATBM sendiri membuat masyarakat di digunakan PNS kota Kediri dengan begitu, PNS
luar Bandar Kidul tertarik untuk mendirikan industri berbondong-bondong membeli baju tenun ikat di industri
serupa, akhirnya pada tahun 2014 Ibu Woro
19 20
Wawancara dengan Ibu Umi Hanafiah pada 22 Desember Wawancara dengan Ibu Woro Widya Ningrum pada 2
2020 pukul 15.00 WIB. Februari 2021 pukul 15.00 WIB.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
setempat. 21 Selain itu pemerintah juga melakukan pesanan yang dating dari berbagai daerah di Indonesia
pelatihan yang diselenggarakan setiap minggu serta hingga luar negeri. Ada berbagai macam pesanan mulai
mengadan pameran-pameran untuk memperkenalkan dari sarung, baju sehari-hari, seragam sekolah hingga
tenun ikat ATBM Kediri pada masyarakat luas. seragam kedinasan.
Pemerintah Kota Kediri terus berupaya Banyaknya industri tenun ikat ATBM di Kota
mempromosikan dan memperkuat branding produk tanun Kediri yang semakin berkembang membuat masing-
ikat ATBM. Salah satunya melalui surat edaran Walikota masing industri berbondong-bondong untuk
Kediri yang menghimbau karyawan instansi pemerintah mencipatakan inovasi yang membedakan dari industri
dan swasta untuk menggunakan busana kerja berbahan satu sama lain. Ada yang berinovasi dengan memainkan
dasar tenun ikat ATMB setiap hari kami. Selain itu, dan menciptakan warna-warna baru, ada yang
Pemerintah Kota Kediri bersama Dewan Kerajinan menggunakan sisir banang yang lebih bagus sehingga
Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kediri secara rutin menghasilkan kain tenun yang lebih rapat, ada juga yang
menggelar Dhoho Street Fashion setiap tahunnya. Dhoho menciptakan motif-motif sendiri, serta ada yang
Street Fashion sendiri digelar pada 13 Desember tahun memberikan aksen disetiap kain tenun yang akan dijual.
2015 yang diberi nama The 1st Dhoho Street Fashion Sehingga industri tenun ikat mampu bersaing bahkan
yang dikerjakan oleh 5 desainer asal Kota Kediri dan memiliki pasar sendiri.
Surabaya.22 Pada tahun berikutnya, The 2nd Dhoho Street Sehingga setiap industri memiliki ciri khas
Fashion yang digelar di uung Jl. Dhoho tepatnya di masing-masing dimana ada industri tenun ikat ATBM
depan Hotel Merdeka Kota Kediri yang mngusung tema Bandoel memiliki ciri khas dalam memaikan warna-
lokalitas Kota Kediri yaitu jaran kepang.23 Pagelaran ini warna sehingga memunculkan warna baru yang unik dan
terus berjalan setiap tahunnya. Akan tetapi pada tahun lebih menarik. Tidak hanya itu, tenun ikat ATBM Kodok
2017 merupakan tahun yang berbeda dimana pada tahun Ngorek 1 merupakan industri yang dikenal sebagai
ini pagelaran Dhoho Street Fashion spesial mengundang spesialis sarung goyor. Industri tenun ikat Kodok Ngorek
desainer dari Ikatan Indonesia yakni Didiet Maulana. The 2 lebih fokus memproduksi kain. Hingga tenun ikat
3rd Dhoho Street Fashion: MengIKAT Kediri sebutannya, ATBM Risquna JC menggunakan sisir benang 90 dimana
juga digelar sekaligus mengajari siswa-siswi SMK di kain yang dihasilkan lebih rapat sehingga menciptakan
Kediri dalam hal mendesain busana berbahan tenun ikat kain yang memiliki kualitas terbaik.
ATBM dengan harapan agar membawa kemajuan pada Pada periode ini, industri tenun ikat ATBM tidak
tanun Ikat ATBM Kota Kediri. hanya memproduksi sarung goyong dan kain tenun saja,
akan tetapi pada tahun 2015 mereka mulai berinovasi
Gambar 2. The 1st Dhoho Street Fashion Kembali dengan membuat sepatu, tas, dan syal berbahan
dasar kain tenun ikat ATBM.
Gambar 3. Sepatu Tenun Ikat ATBM
7
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
hari dengan total produksi 70 hari per potong dengan 100 upah tenaga kerja. Biaya promosi sangat dibutuhkan
lebih pegawai. untuk masing-masing industri yang bertujuan untuk
meningkatkan penjualan sehingga mendapatkan
C. Dampak Ekonomi Keberadaan Industri Tenun pendapatan besar. Pengusaha tenun ikat mengeluarkan
Ikat ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Bagi biaya promosi untuk biaya berpartisipasi dalam acara
Masyarakat Kota Kediri Paska Krisis Tahun pameran yang diadakan oleh pemerintah kota, biaya iklan
1998-2017 pada media sosial, biaya cetak spanduk untuk promosi
Seiring berkembangnya industri tenun ikat jalanan. Biaya pengemasan juga diperlukan untuk
ATBM Kediri memberikan dampak ekonomi bagi membuat produk tenun ikat menarik bagi konsumen,
masyarakat. Dimana masyarakat sekitar Kota Kediri sehingga meningkatkan penjualan. Industri tenun ikat
Khusunya Kecamatan Mojoroto merasakan dampak baik skala kecil di Kota Kediri biasanya terpenuhi dengan
dengan berdirinya industri tenun ikat ATBM tersebut. modal sendiri.
Karena adanya industri ini, ekonomi masyarakat setempat Industri tenun ikat ATBM di Kota Kediri
sedikit terbantu. Industri tenun ikat ATBM Kota Kediri membantu dalam mengurangi pengangguran pada
memberikan dampak bagi masyarakat sekitar diantaranya masyarakat sekitar. Secara tidak langsung, industri
dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan serta tersebut telah memberikan kesempatan kerja bagi warga
memberikan upah kepada para pekerja. Dulu, di Kediri sekitar khususnya di Desa Bandar Kidul. Meskipun
rata-rata setiap kecamatan mempunyai usaha sentra tenun beberapa industri ini biasanya mempekerjakan kerabat
ATBM sendiri. mereka sendiri, namun ada masyarakat lokal yang pandai
Seiring waktu, unit-unit usaha kerajinan tenun menenun ikut bekerja pada industri tersebut. Apabila
ikat di Kota Kediri terkonsentrasi di Bandar Kidul, pekerja baru belum mahir menenun, mereka akan
Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri tepatnya di Jl. KH. diberikan arahan oleh pengrajin yang sudah senior.
Agus Salim Gg VII dan Gg. VIII. Disana pengunjunga Sebelum munculnya industri tenun ikat ini, banyak
akan menemui banyak pengrajin tenun ikat dengan masyarakat yang bekerja sebagai TKI. Meskipun mereka
puluhan ATBM seperti industri tenun ikat ATBM Medali tahu bekerja menjadi TKI artinya harus siap jauh dari
Mas, Kurniawan, Sinar Barokah, Kodok Ngorek 1, keluarga, meraka tidak perduli demi mendapatkan
Kodok Ngorek 2, Sempurna, Bandoel, AAM Putra, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan
Bandara, dan Risquna JC. Selain itu, ada juga industri keluarganya.
tenun ikat ATBM di luar Bandar Kidul seperti tenun ikat Namun setelah munculnya industri ini, masyarakat
ATBM Mulya yang terletak di Bandar Lor dan tenun ikat lebih memilih menjadi buruh tenun yang bisa dikerjakan
ATBM Woro Putri Sejahtera yang terlebak di Desa di rumah masing-masing tanpa harus meninggalkan
Campurejo. Secara keseluruhan, hingga saat ini ada 12 keluarga jauh. Dimana pekerja laki-laki atau perempuan,
unit usaha kerajinan tenun ikat yang aktif berproduksi membuat kain tenun menggunakan peralatan ATBM.
dan menyerap tenaga kerja lebih dari 400 orang.24 Pekerjaan menenun tidak hanya dilakukan di tempat
Gambar 4. Pegawai Tenun Ikat ATBM produksi saja, tetapi juga dapat dilakukan di rumah
masing-masing pekerja dengan alat yang mereka miliki.
Kain tenun ikat ATBM khas Kediri dibuat dengan
menggunakan mesin tradisional yaitu ATBM. Oleh
karena itu, produksi kain tenun ATBM tidak sebanyak
produksi kain tenun di pabrik yang menggunakan alat
modern.
Masyarakat sekitar Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri memiliki beberapa jenis pekerjaan salah satunya
tukang jahit. Dimana industri tenun ikat ATBM selain
memberikan peluang pekerjaan juga melakukan kerja
Sumber: Dokumentasi Pribadi sama dengan penduduk sekitar sebagai contoh tenun ikat
Setelah terjadinya krisis tahun 1997-1998 industri ATBM Kodok Ngorek 1 milik Bapak Sholhan Arif yang
tenun ikat ATBM semakin berkembang hingga mampu bekerja sama dengan tetangganya yang berprofesi
membuka banyak lapangan pekerjaan dimana setiap sebagai tukang jahit untuk menjahitkan pesanan baju dari
industri minimum mempekerjakan sekitar 2 orang karena kain tenun ikat ATBM. 25 Selain kerja sama dengan
mereka produksi hanya ketika mendapatkan pesanan. tukang jahit, industri tenun ikat ATBM juga sudah
Namun untuk industri tenun ikat ATBM yang melakukan memproduksi sepatu berbahan dasar tenun ikat ATBM
produksi setiap hari mampu mempekerjakan 35 bahkan dan industri ini juga melakukan kerja sama dengan
hingga 100 orang lebih. Untuk total biaya produksi perusahaan sepatu milik warga sekitar. Sehingga dengan
sendiri terdiri dari biaya bahan baku, upah tenaga kerja berdirinya industri tenun ikat ATBM yang tersentra di
dan promosi biaya. Biaya bahan baku terdiri dari bahan Desa Bandar Kidul Kecamatan Mojoroto mampu
baku pembuatan tenun ikat berupa pembelian kain, meningkatkan pariwisata serta meningkatkan taraf hidup
pewarna, dan alat tenun termasuk alat tenun non-mesin. masyarakat sekitar.
24 25
Ibid. Sholhan Arif, op.cit.
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
9
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 13, No. 1 Tahun 2022
Andriani, Nanik dkk. 2013. “Branding Sentra Kerajinan Misbahudin, Dede. 2008. Analisis Faktor Yang
Tenun Ikat Bandar Kidul” . Createvitas. Vol. Mempengaruhi Kurs Rupiah Sebelum Dan
2(2). hlm. 181-194. Setelah Diterapkannya Free Floating Exchange
Fauziah, dkk. 2016. “IbM Kelompok Pengrajin Tenun Rate System. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Ikat Khas Kediri” . Dedikasi. Vol. 13. hlm 24- Syarif Hidayatullah.
33.
Rochmawati, Alfi dkk. “Peranan Pemerintah dalam Sumber lisan
Pemberdayaan Pengrajin Tenun Ikat Bandar Wawancara dengan Bapak Sholahan Arif dan Ibu Ifa
Kidul sebagai Produk Unggulan Daerah (Studi Kuriah pemilik Industri Tenun Ikat ATBM
Pada Sentra Kerajinan Tenun Ikat Bandar Kidul Kodok Ngorek 1 pada 4 September 2020.
Kota Kediri)” .Administrasi Publik (JAP). Vol. Wawancara dengan Ibu Umi Hanfiyah pemilik industri
3(11). hlm. 1827-1831. Tenun Ikat ATBM Kodok Ngorek 2 pada 22
Andajani, Wiwiek dkk. 2019. “Analisa Keuntungan Desember 2020.
UKM Tenun Bandar Kecamatan Mojoroto Kota Wawancara dengan Ibu Siti Ruqoyah pemilik Industri
Kediri” .Agrinika. Vol. 3(1). Hlm. 1-46. Tenun Ikat ATBM Medali Mas pada 22
Harahap, Siti Romida. 2013. “Deteksi Dini Krisis Nilai Desember 2020.
Tukar Indonesia : Identifikasi Periode Krisi Wawancara dengan pegawai industri tenun ikat ATBM
Tahun 1995-2011” Economics Development Mulya pada 1 Februari 2021.
Analysis Journal. Vol. 2(4). Hlm. 318-328. Wawancara dengan Bapak Sudarman pemilik industri
Tenun Ikat ATBM Sinar Barokah pada 6
Skripsi Februari 2021.
Albab, Muhammad Ulil. 2019. Industri Tenun Ikat di Wawancara dengan Bapak Asharul Ma’arif pemilik
Desa Troso Kecamatan Pecangan Kabupaten indsutri tenun ikat ATBM Sampurna 2 pada 6
Jepara Tahun 1950-1998. Skripsi. Semarang: Februari 2021.
UNS. Wawancara dengan Ibu Woro Widyaningrum pemilik
Sindy, Ginola Tri. 2017. Analisis Nilai Tukar Rupiah industri tenun ikat ATBM Woro Putri Sejahtera
Terhadap Dillar Amerika di Indonesia: pada 6 Februari 2021.
Pendekatan Moneter Tahun 1990-2015. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Internet
Pratiwi, Tara Eka. 2012. Analisis Perilaku Kurs Rupiah https://www.kedirikota.go.id/p/pengumuman/106877/ten
(IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Pada un-ikat-khas-kediri
Sistem Kurs Mengambang Bebas Di Indonesia https://www.kedirikota.go.id/p/produk-
Periode 1997.3 -2011.4 (Aplikasi Pendekatan unggulan/11138693/tenun-ikat
Keynesia Sticky Price Model). Semarang:
Universitas Diponegoro.