Anda di halaman 1dari 16

BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 41

Batik Pring: Sejarah Perkembangan Batik Modern Desa Sidomukti


Tahun 2002-2015 Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Nia Ulfia Krismawati*

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan industri batik
dan perkembangan motif batik. Lokasi penelitian di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan, khususnya di dua kelompok usaha bersama (KUBE) yaitu KUBE
Mukti Rahayu dan Mukti Lestari. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari lokasi penelitian berupa wawancara dengan pendiri dan pembatik dan
dokumentasi. Data sekunder berupa studi pustaka yang terkait dengan sejarah
perkembangan industri batik di Desa Sidomukti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Industri Batik Pring Desa Sidomukti
didirikan pada tahun 2002 oleh kepala desa yang bernama Pak Tikno, KUBE pertama
yang didirikan diberi nama Mukti Rahayu dengan anggota sebanyak 36 pembatik. Pada
tahun 2006 didirikan KUBE baru dengan nama Mukti Lestari yang beranggotakan 30
orang. Pada tahun 2014 mulai dirintis KUBE baru yang diberi nama Sri Tanjung yang
mempunyai konsep berbeda dari 2 KUBE sebelumnya. Perkembangan industri diiringi
dengan perkembangan motif batik diantaranya Motif Batik Pring Sedapur, Pring Sulur,
Bambu Batu, Pring Bonggolan, Jalak Lawu, Pring Ijen, Pring Sekar Jagad, Pring Sekar
Melati, Pring Bunga, Pring Kipas, Pring Cecek, Pring Kuning, Magetan Kumandang, Pring
Polos, Bambu Rumput, Pring Gunungan, Pring Naga, Pring Bunga Krisan, dan Pring
Parang Garuda. Pembuatan Batik Pring Sidomukti dari segi pembuatan, masih dengan
teknik tradisional yaitu teknik tulis yang memberikan kesan batik yang sebenarnya.
Kata Kunci: Industri, Batik Pring, Desa Sidomukti

Pendahuluan desa yang mempunyai potensi akan batik


Batik merupakan hasil budaya pada tahun 1970an. Batik yang diproduksi
masyarakat Indonesia dan menjadi salah adalah batik klasik yang biasa digunakan
satu kekayaan Nusantara. Batik adalah oleh keluarga keraton.
sebuah hasil karya manusia yang berupa Batik klasik merupakan sebuah kain
kerajinan bernilai seni tinggi.Pada dasarnya yang diproses menggunakan canting dan
batik merupakan bahan kain yang erat malam dan membutuhkan waktu yang
hubungannya dengan nilai budaya relatif lama. Namun proses tersebutlah yang
masyarakat yang merupakan hasil budaya menjadikan batik ini mempunyai nilai dan
dari masyarakat (Lisbijanto, 2013: 7). Pada harga jual yang tinggi. Menurut Karmila
masa lampau pembuatan batik dijadikan (2010: 9) mengemukakan Batik adalah
sebagai mata pencaharian oleh perempuan suatu kegiatan yang berawal dari
Jawa. Desa Sidomukti merupakan salah satu menggambar suatu bentuk misalnya ragam

* Nia Ulfia Krismawati adalah Mahasiswa Magister Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret
42 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

hias di sehelai kain dengan menggunakan kepunahan dan kemudian terlupakan dalam
lilin batik (malam), kemudian diteruskan ingatan masyarakat Desa Sidomukti.
dengan pemberian makna.Menurut Berangkat dari permasalahan tersebut dan
pernyataan tersebut dapat disimpulkan dengan rendahnya pendapatan masyarakat
bahwa setiap batik yang dibuat mempunyai Desa Sidomukti membuat seorang kepala
motif yang cantik dan bermakna. desa yang bernama Pak Tikno berinisiatif
Motif dari satu daerah dengan untuk mendirikan kembali industri nenek
daerah lainpun mempunyai karakteristik moyang yang telah lama mati.
yang berbeda. Hal tersebut didukung oleh Gagasan dari kepala desa ini pada
pernyataan dari Wulandari (2011: 9) bahwa akhirnya dapat terealisasikan dengan
corak dan motif batik tidak dapat didirikannya sebuah industri baru yaitu
dilepaskan dari unsur-unsur yang melekat industri batik. Menurut Winjosoebroto
dari wilayah asal pembuatannya. Sebuah (2003:2), Industri diartikan sebagai suatu
motif batik pada awalnya menunjukkan lokasi atau tempat dimana aktivitas
sebuah status sosial di dalam masyarakat produksi akan diselenggarakan. Sedangkan
Jawa. aktivitas produksi bisa dinyatakan sebagai
Penggunaannya didasarkan pada sekumpulan aktivitas diperlukan untuk
status sang pengguna seperti motif yang mengubah satu kumpulan masukan menjadi
berbeda dari batik klasik yang digunakan bahan keluaran yang memiliki nilai tambah.
oleh anggota keraton berbeda dengan batik Didirikannya kembali indsutri ini
yang dikenakan oleh masyarakat biasa. diharapkan mampu membawa angin segar
Namun, pada perkembangannya pemakaian bagi perekonomian dan kebudayan yang
batik mengalami perubahan dari pemakaian telah mati. Terdapat beberapa
berdasarkan aturan-aturan menjadi perkembangan yang terjadi di industri yang
pemakaian secara bebas. telah didirikan. Perkembangan mulai dari
Pada tahun 1970an aktifitas terbentuknya KUBE dengan jumlah 3 KUBE
membatik masih menjadi mayoritas dan perkembangan dalam hal motif yang
pekerjaan perempuan di Desa Sidomukti. khas dari Desa Sidomukti.
Namun seiring perkembangan zaman hal Seringkali masyarakat kurang
tersebut berubah dikarenakan industri batik paham terkait batik. Banyak yang
kalah bersaing dengan industri rumahan. menganggap bahwa kain yang bermotif
Magetan merupakan sebuah kabupaten batik adalah kain batik. Menurut Hamidin
yang terkenal dengan industri rumahan (2010: 7) Batik berasal dari ‘amba’ (Jawa),
seperti industri kulit, makanan ringan, dan yang artinya menulis dan ‘nitik’. Kata batik
anyaman. Batik lambat laun mengalami merujuk pada teknik pembuatan corak
BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 43

menggunakan canting atau cap dan tinggi. Seperti batik pring yang berasal dari
pencelupan kain, dengan menggunakan Desa Sidomukti yang memiliki keindahan
bahan perintang warna corak, bernama tinggi dan menjadi primadona di hati
‘malam’ (lilin) yang diaplikasikan di atas masyarakat Magetan.
kain. Sehingga menahan masuknya bahan Dalam pembuatannya batik Pring
pewarna. memupunyai makna tertentu yang dapat
Dari pernyataan tersebut dapat jadikan sebuah pembelajaran pada
disimpulkan bahwa batik merupakan masyarakat. Ditambah lagi pengetahuan
sebuah kain yang memiliki ragam corak akan proses berdiri dan berkembangnya
yang diproses dengan “malam” dengan industri batik ini dianggap perlu agar
menggunakan canting. Sedangkan, masyarakat mengetahui sejarah dibalik
pengertian batik dari cara pembuatannya pendirian kembali industri nenek moyang
adalah bahan kain yang dibuat dengan cara dari Desa Sidomukti.
dua cara yaitu bahan kain yang diwarna Tinjauan Pustaka
dengan menggunakan malam dan bahan A. Konsep Industri
kain yang diwarna dengan menggunakan Menurut Kamus Besar Bahasa
motif-motif tertentu yang sudah lazim Indonesia, industri adalah kegiatan
(Lisbijanto, 2013: 7). memproses atau mengolah barang dengan
Dari segi kain yang digunakan batik menggunakan sarana dan peralatan.
berbeda dengan kain yang bermotif Industri juga diartikan sebagai segala
batik.Kain mori merupakan kain yang dapat aktivitas manusia di bidang ekonomi yang
digunakan dalam membatik. Ketika produktif dalam proses pengolahan bahan
menggunakan teknik tulis maka kain yang dasar menjadi barang yang bernilai
dapat digunakan adalah kain yang daripada bahan dasarnya untuk dijual.
mempunyai serat alami. Maka dari itu perlu Menurut Lempelius & Gert Thoma
ditekankan bahwa kain biasa yang bermotif (1979: 2) terdapat kondisi-kondisi pokok
batik tidak disebut sebagai batik. Hal yang menentukan perkembangan usaha
tersebut dikarenakan proses pembuatannya industri kecil di daerah pedesaan, yaitu:
adalah melalui teknologi berupa komputer 1. Ketidakseimbangan antara sektor
sehingga motif yang ada di dalamnya adalah tradisional dan sektor modern. Industri
hasil printing dari komputer saja. batik yang terdapat di Desa Sidomukti
Berangkat dari kerancuan yang mengalami kepunahan sekitar tahun
terjadi pada pemahaman masyarakat maka 1970 dikarenakan kalah bersaing dengan
perlunya sebuah kajian terkait keberadaan industri lain seperti industri makanan,
batik sebagai hasil karya seni yang bernilai bambu dan kulit. Industri tersebut
44 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

memiliki peminat yang lebih banyak 2. Industri sentra adalah kelompok jenis
dibandingkan dengan peminat batik. industri yang dari segi jenis satuan
2. Pengaruh kondisi setempat. Kondisi usahanya mempunyai skala kecil tetapi
setempat memberikan pengaruh pada mengelompok pada kawasan produksi
perkembangan dari sebuah industri. yang terdiri dari kumpulan unit usaha
Desa Sidomukti mempunyai banyak yang menghasilkan barang sejenis.
tumbuhan bambuyang dapat Ditinjau dari segi pemasarannya
dimanfaatkan untuk membuat kerajinan kelompok industri ini umumnya
anyaman. Desa Sidomukti mempunyai menjangkau pasar yang lebih luas dari
potensi dalam bidang pertanian. pada jenis industri lokal, sehingga
Masyarakat lebih memilih peranan pedagang perantara atau
mengembangkan industri anyaman dan pedagang pengumpul menjadi cukup
pertanian dibandingkan dengan industri menonjol.
batik dikarenakan lebih menjanjikan. 3. Industri Mandiri dapat dideskripsikan
3. Tata ekonomi dan kebijaksanaan sebagai kelompok jenis usaha yang
pemerintah di sektor perindustrian. mempunyai sifat-sifat sebagai industri
Pemerintah Kabupaten Magetan lebih kecil, namun mempunyai kemampuan
menekankan pada industri kulit, adaptasi teknologi yang lebih baik.
makanan ringan dan pariwisata. Industri Pemasaran dari industri ini tidak
Batik Pring kurang diperhatikan tergantung pada peranan pedagang
sehingga mengalami kepunahan perantara. Memang jika dikelompokkan
dikarenakan kalah bersaing dengan pada industri kecil, industri mandiri ini
industri lainnya. lebih jika dibandingkan dengan industri
Industri kecil di Indonesia kecil lainnya, karena kemampuan dari
digolongkan berdasarkan eksistensinya ke industri mandiri ini melebihi dua
dalam tiga kategori yaitu industri lokal, industri kecil lainnya. Faktor perekrutan
industri sentral, dan industri mandiri, yang tenaga kerjalah yang membuat industri
dapat dijabarkan sebagai berikut ini: mandiri tergolong pada industri kecil
1. Industri lokal adalah kelompok jenis (Saleh, 1986: 50-51).
industri yang menggantungkan hidupnya B. Perkembangan Batik
pada pasar setempat yang terbatas, serta Batik merupakan bahan kain yang
dari segi lokasinya. Target pemasarannya erat hubungannya dengan nilai budaya
terbatas dan hal tersebut dikarenakan masyarakat yang merupakan hasil budaya
oleh penggunaan sarana yang sederhana dari masyarakat. Menurut Hamidin (2010:
juga. 7) menyatakan bahwa:
BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 45

Batik berasal dari ‘amba’ (Jawa), pesantren dengan menggunakan batik


yang artinya menulis dan ‘nitik’.Kata
batik merujuk pada teknik yang secara tidak langsung
pembuatan corak menggunakan menyebabkan batik dikenal di Ponorogo,
canting atau cap dan pencelupan
kain, dengan menggunakan bahan bahkan juga mengalami perkembangan.
perintang warna corak, bernama
‘malam’ (lilin) yang diaplikasikan di Para pemuda yang sudah lulus dari
atas kain. Sehingga menahan pesantren kemudian menyumbangkan
masuknya bahan pewarna.
ilmu bagaimana cara membuat batik
Terdapat pembagian batik
kepada masyarakat. Batik Ponorogo
berdasarkan zamannya yaitu zaman
dikenal dengan batik kasarnya yaitu
Majapahit dan Islam (Hamidin, 2010: 9),
batik cap mori biru dengan
yang dijelaskan sebagai berikut:
menggunakan teknik tradisional yaitu
1. Batik Zaman Majapahit
batik tulis (Hamidin, 2010: 11).
Batik mempunyai hubungan erat
Pada era sekarang teknik
dengan Kerajaan Majapahit.Keberadaan
pembuatan batik kemudian berkembang.
Majapahit sebagai kerajaan besar, dan
Menurut (Kusumawardani, 2012: 23-25)
makmur ini pernah mengalami kejayaan
terdapat beberapa jenis batik di Indonesia
selama beberapa abad dan membuat
jika dilihat dari segi teknik pembuatannya
tradisi serta kebudayaan yang mengakar
yaitu, batik tulis, cap, cap tulis, dan print,
kuat di nusantara termasuk seni Batik
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
(Wulandari, 2011: 11).
1. Batik Tulis
Batik asli Majapahit dinamakan
Pada awalnya para pengarajin
dengan Batik Kalebret yang mempunyai
membuat batik dengan cara tulis dengan
warna dasar putih dan warna coklat
menggunakan tangan. Pembuatan batik
muda serta biru tua hampir sama dengan
dengan teknik ini membutuhkan waktu
batik yang berada di Yogyakarta.
yang lama dengan menggunakan
2. Batik Zaman Islam
pelekatan lilin dan canting tulis untuk
Batik pada zaman Islam erat
menjaga kualitas dan membuat harganya
kaitannya dengan daerah Ponorogo.Awal
lebih mahal dibandingkan dengan batik
mula dikenalnya batik di Ponorogo
yang dibuat dengan teknik lainnya.
adalah berkat kedatangan dari Putri
2. Batik Cap
Keraton Solo yang merupakan istri dari
Batik cap memiliki kualitas yang
Kyai Hasan Basri ke daerah Ponorogo
jauh berbeda dengan batik tulis karena
dengan menggunakan batik sebagai
tingkat kesulitan dan waktu pengerjaan
pakaiannya. Banyak dari keluarga
relatif singkat dibandingkan dengan
kerajaan yang memutuskan belajar di
batik tulis. Batik cap digunakan pada
46 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

pemesanan yang bersifat masal dalam mengumpulkan data adalah teknik


artian diproduksi dalam jumlah banyak. observasi dan wawancara mendalam
3. Batik Cap Tulis kepada pelaku utama yaitu pendiri industri
Cara pembuatan batik ini adalah batik dan para pembatik.
menggabungkan dua teknik membatik. Jenis penelitian adalah deskriptif
Batik dibuat dengan cara dicetak, setelah yang merupakan penelitian yang
jadi batik ini disempurnakan dengan dimaksudkan untuk mengumpulkan
teknik tulis. informasi mengenai subjek penelitian dan
perilaku dari subjek penelitian pada suatu
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan periode tertentu (Mukhtar, 2013:11).
Pengumpulan data dari pelaku utama
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
dimaksudkan agar data yang diperoleh
adalah jenis penelitian yang temuan-
dapat bersifat kongkrit dan akurat terkait
temuannya tidak diperoleh melalui
prosedur statistik dan bentuk hitungan sejarah perkembangan industri batik.

lainnya (Straus & Juliet, 2007: 4). Hasil Dan Pembahasan


Pendekatan ini memungkinkan untuk A. Sejarah Pendirian Industri Batik Pring
mendapatkan data primer atau langsung Desa Sidomukti
dari pelaku utama terkait yang diteliti.Data Magetan merupakan salah satu
akhir dari penelitian ini adalah berbentuk kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa
deskriptif yaitu dengan menyusunan Timur. Magetan terletak di sekitar 7o 38’ 30’’
laporan penelitian dalam bentuk tulisan dan bujur timur, dengan suhu udara berkisar
deskripsi terkait hasil penelitian. 16-20o C di daerah pegunungan dan 22-26o
Pada penelitian ini seorang C di dataran rendah curah hujan yang turun
informan yang berperan sebagai sumber mencapai 1.481-2.345 mm pertahun di
primer mempunyai posisi penting dalam dataran tinggi dan 876-1.551 mm pertahun
pengumpulan sumber data penelitian. Hal di dataran rendah. Kabupaten ini terkenal
tersebut dikarenakan informan adalah akan potensi industri seperti industri
pelaku utama yang dapat memberikan makanan ringan, industri kulit, industri
informasi sebanyak-banyaknya kepada anyaman.
peneliti. Menurut Winjosoebroto (2003:2)
Pendukung dari pernyataan si berpendapat bahwa Industri diartikan
pelaku utama adalah dokumentasi KUBE sebagai suatu lokasi atau tempat dimana
berupa SIUP dan dokumen keanggotaan. aktivitas produksi akan diselenggarakan.
Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam Aktivitas produksi bisa dinyatakan sebagai
BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 47

sekumpulan aktivitas diperlukan untuk tahun 1970 dikerjakan oleh para wanita. Hal
mengubah satu kumpulan masukan menjadi tersebut didukung pernyataan dari
bahan keluaran yang memiliki nilai tambah. Mardiantoro, dkk (2013: 111) bahwa
Magetan juga berpotensi dalam sebenarnya batik khas Magetan Pring
bidang pertanian. Mayoritas warga Sedapur atau Sidomukti sudah ada sejak
Kabupaten Magetan bekerja sebagai petani. tahun 1970-an serta hampir semua warga
Kecamatan Plaosan merupakan salah satu bisa membatik.Setelah tahun 1970 Industri
kecamatan yang memiliki potensi pertanian Batik Sidomukti mengalami kepunahan
tertinggi dibandingkan dengan kecamatan dikarenakan tidak mampu bersaing dengan
lainnya, maka dari itu mayoritas penduduk industri rumahan lainnya, seperti indutri
kecamatan Plaosan bekerja sebagai makanan, kerajinan kulit dan anyaman.
petani.Desa Sidomukti merupakan desa Batik merupakan salah satu
yang terletak di Kecamatan Plaosan, kebudayaan asli Indonesia yang harus
Kabupaten Magetan. dilestarikan oleh masyarakat. Tingkat
Desa Sidomukti merupakan daerah pendapatan ekonomi masyarakat Desa
pegunungan dengan ketinggian 600m di Sidomukti tergolong rendah. Mayoritas
atas permukaan laut dengan curah hujan warga bekerja sebagai petani karena
rata-rata 700mm setiap tahun dan suhu 29o didukung oleh alam sekitar yang berpotensi
C. Kondisi geografis Desa Sidomukti akan pertanian. Tanaman pokok yang
memungkinkan bambu untuk tumbuh. ditanam adalah padi dan beberapa sayuran,
Bambu dapat tumbuh dengan baik pada seperti kubis dan wortel. Selain itu, warga
ketinggian 0-1500 m dari permukaan laut. Desa Sidomukti mempunyai pekerjaan lain
Terdapat tumbuhan bambu yang tumbuh yaitu sebagai penganyam.
disepanjang jalan menuju Desa Sidomukti. Bambu yang banyak tumbuh di Desa
Kondisi geografis yang mendukung ini dimanfaatkan untuk mencari rezeki.
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk Mayoritas ibu rumah tangga bekerja sebagai
membuat suatu hal yang bersifat ekonomis. penganyam yang dilakukan siang dan
Banyaknya bambu yang tumbuh disekitar malam menjadi beberapa benda seperti,
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk caping, topi, baki, kap lampu, tempat tisu,
dijadikan anyaman yang bernilai ekonomis tempat buah, dan tempat koran. Hasil
seperti capil, tampah, tumbu dan beberapa perbulan yang didapatkan oleh warga
bentuk yang lain. Bambu juga menjadi terbilang hanya sekedar cukup untuk
sumber inspirasi dalam pembuatan motif kebutuhan sehari-hari. Pada tahun 1999
Batik Sidomukti. Desa Sidomukti seorang kepala desa yang bernama Tikno
merupakan desa pembatik,yang sekitar berinisiatif untuk mendirikan kembali
48 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

industri batik dengan tujuan pelestarian fasilitas yang digunakan dalam


kebudayaan nenek moyang sekaligus memproduksi batik. Industri Batik Pring
sebagai upaya peningkatan penghasilan Sidomukti tergolong pada industri kecil
warga. Kemudian Kepala Desa Sidomukti yang mandiri dikarenakan industri ini tidak
melakukan kerjasama dengan pemerintah tergantung pada peranan pedagang
setempat untuk merealisasikan gagasan perantara dan mampu memasarkan
pendirian Industri Batik Pring Sidomukti. produksinya sendiri. Menurut Beratha
Keprihatianan terhadap budaya (1982: 117) Industri kecil merupakan salah
nenek moyang yang terlupakan dan satu penunjang pembangunan di desa.
rendahnya perekonomian masyarakat Para konsumen batik biasanya
cukup beralasan dalam pendirian industri datang dan memesan batik langsung ke
ini. Selain peningkatan status sosial tempat produksi. Sehingga peran dari
perempuan Desa Sidomukti juga ikut pembatik tidak hanya sebagai pembuat saja
menjadi pertimbangan. Warga Desa ini namun sekaligus sebagai pemilik.Segala
tergolong pada golongan menengah ke bentuk keperluan industri mulai dari
bawah jika dilihat dari segi pendidikan manajemen keuangan dan pemasaran
terakhir dan pendapatan perbulan. Pak dilakuan secara mandiri oleh para anggota
Tikno bersama warga bertekad untuk itu sendiri. Adanya industri kecil mampu
memperbaiki taraf hidup dengan menunjang pada perubahan sosial ekonomi
menambah keterampilan dan potensi akan masyarakat. Industri kecil mampu
daerah yang dimiliki. menyerap tenaga kerja yang awalnya adalah
Pada tahun 2002 gagasan tersebut pengangguran. Industri kecil di pedesaam
baru dapat terealisasikan setelah dilakukan lebih mengandalkan sistem kekeluargaan,
beberapa pelatihan kepada para warga yang sehingga hanya membutuhkan keahlian dan
kemudian dinamakan dengan KUBE Mukti sistem distribusi juga sederhana.
Rahayu. Pada tahun 2002 pemerintah Menurut Beratha (1982: 125)
memberikan bantuan berupa pelatihan yang menjelaskan Industri kecil yang cocok
diselenggarakan oleh Dinas Sosial setempat, dikembangkan di desa adalah jenis industri
Dinas Perindustrian dan perdagangan serta yang disesuaikan dengan kondisi desa yang
Dinas Koperasi. Pelatihan ini diikuti oleh bersangkutan. Desa Sidomukti selain
warga Desa Sidomukti baik dari kalangan mempunyai Industri Batik Sidomukti yang
muda sampai kalangan tua dan nenek- bergerak di bidang pemenuhan kebutuhan
nenek mantan pembatik. Kemudian sandang dengan motif berdasarkan
pemerintah memberikan bantuan berupa lingkungan, desa ini juga mempunyai
dana untuk permodalan dan beberapa industri anyaman dengan memanfaatkan
BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 49

Tumbuhan Pring yang tumbuh di pembuatan batik sehingga warna dari batik
lingkungan sekitar. yang baru akan lebih terlihat menarik dari
Pada awalnya, KUBE Mukti Rahayu yang sebelumnya. Anggota dari KUBE
mempunyai puluhan anggota yang inipun diperuntukkan bagi para remaja
berantusias, namun dikarenakan awalnya Desa Sidomukti yang masih mempunyai
KUBE ini belum mampu berkembang, semangat tinggi dan kretivitas yang tinggi
akhirnya banyak dari para warga untuk pula.
memutuskan keluar. Setelah berjalan Industri Batik Pring Sidomukti
sekitar satu tahun, KUBE ini mendapatkan sudah berjalan sekitar 12 tahun namun
angin segar dengan berdatangannya perjalanan tidak berjalan mulus.Masih
pesanan dari masyarakat Magetan. Lambat terdapat beberapa kendala yang dihadapi
laun jumlah anggotapun semakin oleh Industri Batik Pring Sidomukti. Kendala
bertambah dikarenakan pendapatan yang yang dihadapi antara lain, tempat produksi
didapatkan oleh para pembatik mengalami yang kurang memadai, kuantitas tenaga
peningkatan hampir tiga kali lipat dari kerja, permodalan, cuaca, dan pemasaran.
pendapatan sebelumnya. Pasar masih menjadi kendala utama bagi
Keberhasilan KUBE Mukti Rahayu industri ini begitu juga dengan faktor
kemudian menjadi inspirasi dan tekad baru cuaca.Pada musim panas industri ini
warga Desa Sidomukti. Akhirnya, pada mampu memproduksi sekitar 500 lembar
tahun 2006 Pak Tikno bersama warga kain batik, sedangkan pada musim
mendirik KUBE yang kedua yang kemudian penghujan produksi menurun sekitar 350-
diberi nama Mukti Lestari. Pada dasarnya 400 lembar kain batik perbulan.
konsep dan motif antara kedua KUBE Pemerintah sudah melakukan
tersebut sama namun lokasi pembuatan beberapa upaya untuk melestarikan Batik
berbeda. Anggota dari KUBE tersebut adalah Pring antaralain, memberikan bantuan
sekitar 36 orang yang terdiri dari ibu-ibu kepada masing-masing KUBE secara
yang telah berumah tangga. bertahap, membuat kebijakan kepada PNS
Pada tahun 2014 warga bertekad untuk memakai Batik Pring Sidomukti yang
kembali mendirikan KUBE baru yang diikuti kebijakan sekolah untuk mewajibkan
diberinama Sri Tanjung. Namun, KUBE baru memakai seragam Batik Pring Sidomukti
ini dikembangkan dengan menggunakan pada siswa. Pemerintah terus melakukan
konsep yang berbeda dari dua KUBE promosi melalui media masa agar Batik
sebelumnya. Perbedaan terletak pada kreasi Pring Sidomukti dapat dikenal oleh
motif dan pewarna yang digunakan oleh Sri masyarakat luas.Pemerintah terus
Tanjung. Pewarna alam digunakan pada memberikan bantuan berupa permodalan
50 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

dan pelatihan pada pengrajin batik sehingga untuk mengingatkan kita pada kekayaan
mampu terus berkembang dan bersaing dan kecintaan sang pembuat batik pada
dengan yang lainnya. alam dan lingkungan sekitar. Hal ini

B. Perkembangan Motif Batik Pring tercermin dari hasil cipta rasa seni nenek

Sidomukti Kecamatan Plaosan moyang kita dengan membuat motif hewan

Kabupaten Magetan. dan motif tumbuhan (Goenadi, 2013: 4).

Industri Batik Pring Sidomukti terus Pemilihan Pring sebagai motif juga

melakukan inovasi terhadap motif. Baik Pak dipengaruhi oleh makna yang terkandung

Tikno maupun pengrajin berusaha untuk dalam Tumbuhan Pring yaitu kerukunan

membuat desain baru yang mengena di dan kebersamaan. Mardiantoro, dkk (2013:

pasaran dan mampu menarik perhatian 111) menyatakan bahwa:

masyarakat.Pembuatan motif batik 80% Pring sedapur ciri khas motif


batik Kabupaten Magetan. Pring
dibuat oleh Pak Tikno selaku pendiri dari (Bahasa Jawa) yang berarti Pring,
sedapur berarti kawanan atau
Industri Batik Pring Sidomukti. Pengrajin serumpun. Ciri yang menampakkan
juga diikutsertakan dalam pembuatan motif suasana pedesaan yang banyak
tumbuh Pohon Pring, motif dasar
batik. Para pengrajin dituntut untuk berupa lukisan rumpunan Pohon
Pring di setiap motifnya. Warna
berinovasi guna mendapatkan motif yang merah dan biru mendominasi motif
baru tetapi tetap tidak meninggalkan motif Batik Magetan.

dasar yaitu Pring. Motif dasar diambil Selain itu, motif Pring ini

berdasarkan asal daerah dan makna yang mengandung beberapa makna, sebagai

terkadung dalam Pring. berikut:

Pembuatan motif Batik Sidomukti 1. Pring asalnya dari Dusun Papringan

dipengaruhi oleh alam lingkungan yang yang merupakan tempat berdirinya

banyak terdapat tumbuhan bambu. Keadaan Industri Batik Sidomukti.

alam sering menginspirasi dalam 2. Pring sebagai lambang kebersamaan

pembuatan motif. Ragam hias pada batik atau kerukunan karena Pring selalu

yang diciptakan oleh penciptanya dalam bergerombol dan berumpun, tidak ada

kehidupan sehari-hari, mereka melihat satupun jenis Pring yang hidup

keadaan alam sekitarnya, termasuk flora sendirian,

dan fauna (Asmito, 1988: 30). Bentuk motif 3. Pring menurut Sunan Kalijaga adalah

dari batik biasanya berbentuk hewan dan deling artinya kendel eleng yang

motif tumbuhan seperti Batik Sidomukti bermaksud bahwa manusia harusingat

yaitu motif Pring yang banyak tumbuh di kepada yang maha pemberi hidup yang

Desa Sidomukti. Awalnya motif batik dibuat Maha Kuasa,


BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 51

4. Pring memiliki makna yang luar biasa, Dibuat pada tahun 2002 dan memiliki
artinya ketika posisi Pring kaku dan makna lambang kerukunan dan
keras bisa digunakan sebagai senjata kebersamaan. Pembuatan dari motif ini
tetapi ketika Pring diposisikan lemah adalah sebuah bentuk harapan agar
bisa menjadi tali atau pengikat (Tikno, masyarakat senantiasa menjaga kerukunan
2015). dan kebersamaan, sehingga akan tercipta
Pring adalah tumbuhan atau pohon masyarakat yang harmonis.
yang multiguna, artinya mulai dari akar Motif kedua yang diciptakan adalah
sampai ranting, daun semua berguna bagi motif Pring Sulur pada tahun 2002 oleh Pak
kehidupan dan semuanya bermanfaat. Tikno. Motif ini mengandung makna bahwa
Terdapat beberapa motif yang telah dibuat diperlukan sarana untuk bekerjasama
dan diproduksi oleh Industri Sidomukti. dengan orang lain. Motif selanjutnya adalah
Pada awal berdiri, motif batik yang dibuat Motif Pring Batu yang dibuat pada tahun
adalah motif Batik Pring Sedapur dengan 2003 yang mengkombinasikan antara
memasukkan unsur bambudi dalamnya dan ornament bambu dengan rumput dan batu
terdapat motif bulan di tengah-tengah yang berada di bawah batang bambu. Motif
tumbuhan bambu. Pring batu mempunyai makna ketika
Motif ini kemudian diperkenalkan menjalani hidup, manusia harus mempunyai
kepada masyarakat melalui pameran- pondasi yang kuat yaitu dengan pendidikan,
pameran pada acara fashion show. semakin tinggi pendidikan maka pondasi
Pemerintah juga memperkenalkan pada yang dimiliki akan semakin kuat.
masyarakat dengan cara mewajibkan semua Motif yang ketiga adalah Motif Pring
pegawai negeri sipil (PNS) menggunakan Bonggolan yang dibuat sekitar tahun 2004
Batik Pring Sedapur sebagai seragam. yang didesain oleh Pak Tikno. Motif ini
Seragam ini diberikan secara gratis terdiri dari motif bonggolan dari Tumbuhan
oleh pemerintah sehingga semua pegawai Pring. Motif Pring Bonggolan mempunyai
negeri sipil (PNS) mendapatkan secara makna filosofis, yaitu dalam sebuah
menyeluruh tanpa mengeluarkan uang. kehidupan pasti ada pondasi layaknya
Masyarakatpun memberikan apresiasi pada Tumbuhan Pring yang mempunyai bonggol
Batik Pring yaitu dengan menerapkan agar bisa berdiri. Di dalam pondasi
kebijakan memakai seragam sekolah kehidupan terkandung moral-moral
bermotif Batik Pring. kehidupan dan manusia harus berdiri pada
Motif ini merupakan perpaduan dari pondasi yang benar yang mengandung
ornamen bambu dan bulan yang berada di moral yang baik. Tahun 2004 diciptakan
bulan yang berada di antara batang bambu. motif yang memadukan antara hewan
52 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

berupa burung dengan tanaman Bambu. mengingatkan masyarakat pada jagat raya.
Kemudian diberi nama Motif Pring Jalak Motif ini terdiri dari beberapa tumbuhan
Lawu yang terdiri dari Tumbuhan Pring yang berbeda tetapi hidup bersama dalam
yang tumbuh tegak di tengah dan disamping satu wadah. Makna yang terkandung pada
kanan kiri terdapat Tumbuhan Tambu yang motif ini adalah sebagai lambang kerukunan
tumbuh menyilang keluar. Pada Tumbuhan antara manusia yang berasal dari satu latar
Pring terdapat dua Burung Jalak yang saling belakang maupun berbeda latar belakang
berhadapan. yang merupakan ciptaan Tuhan yang harus
Kemudian di bagian bawah tumbuh saling membantu dan menghormati.
rumput dan di beri batu yang tertata rapi Berbeda macam jenis, suku
untuk pembatas tumbuhan. Pada motif ini dijadikan satu untuk hidup bersama. Makna
terdapat sebuah harapan akan pentingnya motif tersebut memberikan pembelajaran
pelestarian burung Jalak yang banyak bahwa dalam sebuah kehidupan manusia
terdapat di sepanjang jalan menuju Gunung harus berbuat baik ke semua tanpa
Lawu, sehingga masyarakat akan lebih membeda-bedakan asal mereka. Motif
menyayangi binatang dan ikut selanjutnya adalah Motif Pring Sekar Melati
melestarikannya. yang terdiri dari tumbuhan Pring yang
Motif berikutnya adalah Motif Pring tumbuh tegak ke atas dan di samping kanan
Ijen yang terdiri dari Tumbuhan Pring yang kiri terdapat tanaman bunga melati.
tumbuh menjulang ke atas.Tetapi Di bagian bawah terdapat rumput
Tumbuhan Pring ini hidup sendiri tanpa yang tertata rapi. Motif ini mengandung
berumpun dengan Pring lainnya.Di bagian makna bahwa meskipun manusia berbeda-
bawah Pring terdapat rumput yang berjejer beda, berbeda agama, latar belakang,
rapi dan dipagari dengan batu-batuan. Motif pendirian dan berada jauh satu sama lain,
ini memberikan pembelajaran bahwa dalam tetapi manusia tetap bisa untuk saling
sebuah kehidupan, manusia adakalanya bekerjasama dan hidup bersama. Pada
harus menyendiri untuk merenungkan diri tahun 2008, motif yang berhasil diciptakan
dan mawas diri. adalah motif Pring Bunga yang berfokus
Maka dari itu, terkadang harus pada motif bunga yang terdapat di tengah
keluar dari kerumunan untuk memantapkan motif Pring.
jati diri. Makna tersebut memberikan Pada motif ini terdapat harapan agar
pembelajaran bahwasanya manusia harus dengan adanya perumpamaan yang indah
meluangkan waktu untuk merenungkan diri maka kerukunan dan kebersamaan akan
agar kedepannya lebih baik. Motif Pring terus dijaga. Tahun 2009 yang dikemudian
Sekar Jagad adalah motif yang dikembangkan oleh para pengrajin. Makna
BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 53

yang terkandung adalah sebuah kerukunan mengkombinasikan rumput di dalamnya.


adalah sesuatu yang bisa dijadikan Pada motif ini terkandung makna bahwa
pendingin dan menciptakan kesejukan terdapat hubungan antara satu makhluk
dalam sebuah kehidupan. dengan makhluk lainnya, sehingga kita
Motif yang selanjutnya adalah Motif harus saling menghormati.
Pring Cecek yang dibuat tahun 2010. Makna Pak Tikno terus berinovasi demi
yang terkandung adalah kebersamaan dan menghasilkan motif yang mengena di hati.
kerukunan digambarkan layaknya Motif Pring Gunungan menjadi motif yang
tumbuhan Pring yang selalu hidup bersama. melambangkan sebuah bumi atau jagad raya
Motif berikutnya adalah Motif Pring Kuning yang didalamnya terdapat unsur bumi,
yang terdiri dari Tumbuhan Pring Kuning tanah, air, flora dan Fauna yang berasal dari
yang hidup berumpun dan terdapat gunung. Motif ini dibuat sebagai
ornament rumput serta batu di bawah perwujudan dari Gunung Lawu yang
tumbuhan bambu. Makna yang terkandung terdapat di Desa Sidomukti.
adalah dalam sebuah kebersamaan itu akan Pada tahun 2013 Pak Tikno
lebih indah jika kita mampu menerima mencoba untuk memasukkan sebuah motif
perbedaan yang mungkin lebih baik naga yang erat kaitannya dengan mitos
daripada kita. Telaga Sarangan. Motif ini terdiri dari
Pada tahun 2011, Pak Tikno kembali tumbuhan Pring yang tumbuh tegak ke atas
membuat motif baru yang dinamakan motif dan di samping kanan kiri terdapat naga
Magetan kumandang. Motif ini mengandung besar. Pada motif ini terdapat harapan agar
harapan agar Magetan terkenal karena Batik Sidomukti bisa menjadi seperti Naga
mempunyai potensi kerajinan, home yang disegani oleh banyak orang. Selain
industri, tumbuh-tumbuhan dan potensi hewan, tumbuhan pun menjadi sumber
hewan. Motif Pring Polos adalah motif yang inspirasi seperti pada motif Pring Bunga
dibuat pada tahun yang sama dengan motif Krisan.
Magetan kumandang. Terkandung makna Motif ini mempunyai harapan bahwa
bahwa dalam sebuah kehidupan harus dalam sebuah kehidupan, manusia harus
dijalani secara sederhana, tidak boleh berusaha menjadi indah dalam artian baik
berlebih-lebihan. hati yang pada akhinya akan membuat
Terselip harapan supaya manusia dirinya menjadi indah seperti bunga krisan.
lebih bijak dalam menjalani sebuah Tahun 2014, diciptakan sebuah motif yang
kehidupan dengan menggunakan barang mewah dan gagah yang kemudian diberi
seperlunya saja. Pada tahun 2012, Pak nama motif Pring Parang Garuda. Motif ini
Tikno membuat motif baru yang terdiri dari tumbuhan Pring dan sayap dari
54 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

garuda yang berada di kanan dan kiri perkembangan Industri ini antara lain,
Pring.Pembuatan motif ini juga ditujukan faktor tempat produksi, cuaca,
untuk melestarikan budaya, dan berharap permodalan, dan pemasaran. Beberapa
batik Sidomukti bisa seperti Garuda yang upaya yang dilakukan pemerintah dalam
gagah dan disukai banyak orang. melestarikan Industri batik antara lain:
mewajibkan PNS menggunakan Batik
Penutup
Pring sebagai seragam, diikuti dengan
A. Kesimpulan
pihak sekolah yang mewajibkan siswa
Berdasarkan penelitian ini, maka
dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: menggunakan seragam Batik Pring.

1. Pendirian Industri Batik Pring Sidomukti Pemerintah terus memberikan


bantuan berupa permodalan dan
dipelopori oleh Pak Tikno selaku kepala
pelatihan-pelatihan untuk menunjang
desa di Desa Sidomukti. Latar belakang
perkembangan Industri Batik Pring.
pendirian kembali Industri Batik Pring
Sidomukti adalah yang pertama, untuk 3. Perkembangan Motif Batik Pring

menghidupkan kembali dan Sidomukti


Motif Batik Pring Sidomukti
melestarikan kebudayaan nenek moyang.
terinspirasi dari tumbuhan yang banyak
Kedua, untuk membuka lapangan
tumbuh di Desa Sidomukti yaitu
pekerjaan baru bagi warga Desa
Tumbuhan Pring yang mempunyai
Sidomukti dalam rangka
mensejahterakan masyarakat dan makna filosofis pentingnya kebersamaan
dan kerukunan manusia.
memperbaiki taraf hidup masyarakat
Motif Batik Sidomukti mengalami
yang tergolong rendah.
perkembangan diantaranya: Motif Batik
2. Perkembangan motif Batik Pring
Sidomukti sebagai berikut: Pring Sedapur, Pring Sulur, Bambu Batu,

KUBE pertama didirikan pada tahun Pring Bonggolan, Jalak Lawu, Pring Ijen,

2002 dan dinamakan dengan KUBE Pring Sekar Jagad, Pring Sekar Melati,
Pring Bunga, Pring Kipas, Pring Cecek,
Mukti Rahayu yang beranggotakan 36
Pring Kuning, Magetan Kumandang,
pembatik.Pada tahun 2006 didirikan
KUBE baru yaitu KUBE Mukti Lestari Pring Polos, Bambu Rumput, Pring

yang beranggotakan 30 orang. Tahun Gunungan, Pring Naga, Pring Bunga

2014 didirikan lagi KUBE baru yaitu Sri Krisan, dan Pring Parang Garuda.
Pembuatan Batik Pring Sidomukti masih
Tanjung tetapi masih dalam tahap
menggunakan cara tradisional yaitu batik
pelatihan dan belum berproduksi.
Beberapa hal yang menghambat tulis.
BATIK PRING: SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK MODERN DESA SIDO………| 55

B. Saran permasalahan yang dihadapi oleh industri


1. Bagi Industri Batik Sidomukti ini belum begitu banyak dibahas baik dari
a) Diharapkan melakukan evaluasi fasilitas, permodalan, produksi, dan
terhadap proses produksi baik dari pemasaran. Selain itu, terdapat satu KUBE
segi peralatan dan kinerja proses baru yang didirikan di Desa Sidomukti yang
pembuatan. belum dibahas oleh peneliti dikarenakan
b) Melakukan promosi secara aktif masih dalam tahap pelatihan.
sehingga Batik Sidomukti lebih
Daftar Pustaka
dikenal masyarakat luas.
Asmito.1988. Sejarah Kebudayaan Indonesia.
2. Bagi Para Pengrajin Batik Sidomukti
Jakarta: Dependikbud Direktorat
a) Diharapkan selalu melakukan Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan
perbaikan kinerja sehingga mampu
Tenaga Pendidikan.
memproduksi batik yang berkualitas. Beratha, I.N. 1982. Desa Masyarakat Desa
b) Lebih berinovasi membuat motif batik dan Pembangunan Desa.Jakarta:
Balai Aksara.
yang lebih menarik sehingga mampu
Dofa, A. A. 1996. Batik Indonesia .Jakarta: PT
menarik konsumen yang lebih Golden Terayon Press.
banyak. Goenadi, D. 2013. Batik Indonesia. Bandung:
CV. Teman Belajar.
3. Bagi Pemerintah
Hamidin, A. S. 2010. Batik Warisan Budaya
a) Hendaknya Pemerintah Kabupaten Asli Indonesia.Yogyakarta: Narasi.
Magetan memberikan perhatian Hamzuri. 1989. Batik Klasik. Jakarta:
Djambatan.
kepada Industri Batik Sidomukti
Karmila, M. 2010. Ragam Kain Tradisional
sehingga industri batik ini mampu Nusantara (Makna, Simbol, dan
berkembang dan bersaing dengan Fungsi). Jakarta: Bee Media
Indonesia.
Industri lainnya.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu
b) Memberikan perhatian dalam segi Antropologi. Jakarta: PT Rineka
permodalan dan fasilitas yang Cipta.
Kusumawardhani, R. 2012. How To Wear:
memadai bagi para pembatik sehingga
Bagaimana Mengenal Batik, Memilih,
mampu memproduksi batik yang Merawat, dan Menyesuaikannya
dengan Tubuh dan Warna Kulit.
berkualitas dan mampu bersaing.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya Lisbijanto, H. 2013. Batik.Yogyakarta: Graha
Disarankan untuk peneliti Ilmu.

selanjutnya agar lebih mendalami sejarah Mardiantoro, G.T, dkk. 2012. Batik Jawa
Timur, Legenda dan Kemegahan.
Batik Sidomukti dan masalah yang dihadapi Surabaya: Badan Perpustakaan dan
Kearsipan Prov. Jatim.
oleh Industri Batik Pring Sidomukti. Oleh
karena sejarah secara mendalam dan
56 |JURNAL AGASTYA VOL 7 NO 2 JULI 2017

Saleh, I. A. 1986. Industri Kecil: Sebuah


Tinjauan dan Perbandingan. Jakarta:
LP3ES.
Wulandari, A. 2011. Batik Nusantara: Makna
Filosofis, Cara Pembuatan, dan
Industri Batik. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.

Anda mungkin juga menyukai