id
BAB III
Seni batik merupakan salah satu jenis budaya bangsa yang kaya dengan nilai
estetika dan nilai filosofi yang mencerminkan nafas kehidupan manusia dan alam
sehingga corak tertentu mudah dikenali dan dikaitkan dengan golongan atau keluarga
tertentu.1
praaksara. Kebiasaan membuat ragam hias sudah dikenal sejak masa pelukisan
dinding-dinding gua pada masa praaksara dan berkembang pada masa Hindu-Buddha.
Ragam hias batik merupakan ekspresi yang menyatakan keadaan diri dan lingkungan
penciptanya. Ragam hias menjadi bagian dari proses imajinasi perorangan atau
kelompok, yang dipakai terus menerus akan menjadi sebuah tradisi.2 Istilah batik,
menurut etimologi kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, dari kata “tik” yang berarti
kecil dapat diartikan sebagai gambar yang serba rumit. Di dalam Kesusasteraan Jawa
Kuno dan Pertengahan, proses batik diartikan sebagai “Serat Nitik”. Setelah keraton
1
Majalah GONG, 2009, “Yang Menghamba Pada Titik”, Yogyakarta:
Yayasan Tikar Media Budaya Nusantara, hlm. 12.
2
Harmoko,dkk., Batik Keraton dan Pesisiran; Sejarah dan Aspek Sosial
Budaya (Jakarta : Yayasan Harapan Kita, 1995), hlm. 3-5.
44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Kartosuro pindah ke Surakarta, muncul istilah “mbatik” dari kata dasar “ngembat
Menurut dugaan dari beberapa ahli sejarah, batik yang berasal dari Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa, semula berasal dari India. Namun, pendapat lain tentang
asal mula batik di Indonesia, yaitu dari Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosaputro yang
menyatakan bahwa asal mula kebudayaan batik di Indonesia sebelum bertemu dengan
menyusun syair, mengenal industri logam, teknik untuk membuat kain batik dan
Indonesia.4
hias batik, yaitu ragam hias geometris dan ragam hias non-geometris. Yang termasuk
1. Semen, terdiri dari flora, fauna, meru, lar dan sejenis itu yang ditata secara
serasi.
2. Lunglungan
3
Riyanto, dkk., Katalog Batik Indonesia (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik, 1997), hlm. 11.
4
Sewan Susanto, Batik Modern (Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan
Kerajinan, 1975), hlm. 307.
5
Djoemena, Nian S, Ungkapan Sehelai Batik (Jakarta: Djambatan, 1986),
hlm. 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
3. Buketan, dari kata bahasa Prancis atau Belanda bonquet jelas merupakan ragam
hias pengaruh dari luar dan termasuk ragam hias pesisir.
Sehubungan dengan ragam hias, seni batik dibagi menjadi dua karakteristik
ragam hias yaitu batik keraton dan batik pesisiran. Batik keraton merupakan batik
yang tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai filsafat kebudayaan Jawa yang
mengacu pada nilai-nilai spiritual dan pemurnian diri, serta memandang manusia
dalam konteks harmoni semesta alam yang tertib, serasi dan seimbang (harmonis).
Batik keraton memiliki motif yang pakem dan tidak bisa sembarangan dirubah
sertra bersifat fleksibel. Persebaran awalnya berada di wilayah pantai utara Jawa.6
daerah. Dari berbagai wilayah kerajaan seperti Solo dan Yogyakarta, tradisi
membatik berkembang ke berbagai wilayah lain. Kerajinan batik, baik corak maupun
teknik pembuatan, menyebar hampir ke seluruh Nusantara, bahkan di luar negeri pun
Indonesia memiliki corak batik yang khas. Sebut saja Batik Solo, Batik Yogyakarta,
6
Ani Bambang Yudhoyono, Batikku: Pengabdian Cinta Tak Berkata
(Gramedia Pustaka: Jakarta, 2011), hlm. 228.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Batik Ponorogo, Batik Lasem, Batik Cirebon, Batik Pekalongan, Batik Madura, dan
lain-lain. Salah satu daerah yang juga memiliki batik adalah Kabupaten Magetan.
merupakan buruh batik dari para pengusaha kain di Magetan, karena mendapatkan
Indonesia merdeka. Keahlian membatik diturunkan secara turun temurun kepada anak
membuat pakaian sendiri dan untuk mengisi waktu luang setelah bekerja. Baru pada
tahun 1960-an mulai berkembang menjadi suatu mata pencaharian dengan adanya
Keterampilan yang dipunyai oleh masyarakat di Desa Sidomukti, dilirik oleh para
pengusaha yang ada di kota untuk dimanfaatkan. Pembuatan batik pada masa ini
masih berupa motif pada umumnya yaitu motif-motif batik keraton yang berasal dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Surakarta dan Yogyakarta, seperti: Parang Kusumo, Kawung, Sido Luhur, Sido
Salah satu pengusaha yang terkenal yaitu Ibu Joyo. Beliau merupakan salah
satu pengusaha dari Magetan yang memesan batik dari Desa Sidomukti dan
memasarkannya di Pasar Baru, Magetan. Pada saat itu masyarakat Sidomukti hanya
sebagai buruh batik saja. Hal ini dikarenakan pembatik di Sidomukti masih kesulitan
awal saja yaitu sampai proses penggambaran pada lembaran-lembaran kain putih saja
atau hanya sampai proses nyanting (membuat tema). Sedangkan untuk proses
finishing atau penyelesaian dikerjakan di tempat Ibu Joyo di Kota Magetan. Bahan
seperti mori dan lilin juga dibawa oleh para pemesan dari luar Desa Sidomukti.8
Pekerjaan menggambar kain ini didominasi oleh para wanita. Hal ini
penduduk laki-laki. Namun tidak semua memiliki tanah sendiri dan hanya sebagai
buruh tani, sehingga penghasilan mereka sedikit. Oleh karena itu, untuk
pemikiran dimana wanita yang mampu membatik dapat memberikan kebanggaan dan
status sosial. Hal tersebut disebabkan oleh riwayat batik yang berasal dari keraton dan
7
Bejo Haryono, Makna Batik dalam Kosmologi Orang Jawa (Yogyakarta:
Direktorat Permuseuman, 2004), hlm. 15.
8
Wawancara dengan Tikno tanggal 6 Januari 2014 di Desa Sidomukti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
hanya dikerjakan wanita priyayi serta aktivitas membatik merupakan keahlian langka
Pada akhir tahun 1970, batik di Desa Sidomukti mengalami penurunan. Hal
ini dikarenakan para pengusaha yang ada di Magetan banyak yang mengambil batik
dari wilayah Solo, dengan harga yang lebih murah. Di Solo pembuatan batik sudah
batik tulis, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dan tentunya biaya yang
lebih mahal. Permasalahan tersebut ditambah lagi dengan banyaknya generasi tua
dalam hal batik banyak yang hilang.9 Selain itu, batik tulis pada waktu itu sedang
Di kurun waktu tahun 1970-an batik tulis dan batik cap mengalami
Indonesia. Berawal dari perubahan penggunaan bahan baku kain berbahan serat
buatan seperti, polyster, polamyda, dan lycra. Proses pembatikan pada kain berbahan
serat buatan dengan cara menggunakan teknik sablon dan cetak printing. Kain hasil
teknik tersebut biasanya disebut dengan tekstil atau batik printing. Batik printing
adalah batik yang dibuat dengan sistem sablon atau hand print.10
9
Wawancara dengan Umiyati tanggal 25 November 2013 di Desa Sidomukti.
10
Simandjuntak, Edward, S, 1982, ‘Batik Tradisional Makin Terpojok,
Labelisasi untuk apa?’ Dalam Prisma, No. 72, hlm. 73-83.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Hal ini juga berdampak terhadap industri batik di Sidomukti. Industri batik di
Sidomukti pun sempat menghilang dan tidak memproduksi lagi kain batik karena
sebagai pengrajin batik, banyak yang beralih profesi ke industri kecil lain seperti
makanan ringan (emping, krupuk kulit), anyaman bambu, caping, dan sebagainya.11.
Pada masa Orde Baru merupakan masa industri kecil di Indonesia mengalami
kemerosotan, hal ini diakibatkan karena kurang adanya perhatian pemerintah untuk
meningkatkan industri kecil dan cenderung memberi perhatian lebih pada industri
industri kecil, mengakibatkan merosotnya kesempatan kerja pada sektor industri dan
yang lebih mementingkan pengusaha besar dan investor asing. Banyak produk-
tekstil yang berasal dari luar negeri. Mode produksi pada masa orde baru ini
manufaktur batik printing menghasilkan batik printing secara masal, kualitas halus
dan harga relatif murah dibandingkan dengan batik cap. Persaingan tinggi antara
batik printing dengan batik cap tidak dapat dihindari, terlebih lagi kondisi batik
11
Wawancara dengan Tikno tanggal 6 Januari 2014 di Desa Sidomukti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
tulis.12 Akibatnya, pada tahun 1980, produk batik cap dan batik tulis terpaksa mundur
perbatikan banyak yang gulung tikar karena kalah bersaing dengan munculnya batik
printing dan tekstil. Gejala ini menjalar ke berbagai tempat, termasuk daerah yang
terkenal dengan batiknya sekalipun seperti Surakarta. Bahkan tahun 1980 boleh
Para pengusaha di Magetan dan Plaosan yang biasanya memesan batik tulis di
wilayah Desa Sidomukti di antaranya adalah Ibu Ndari (Magetan), Ibu Joyo Sukamti
(Magetan), Ibu Imam Kandar (Plaosan) dan Bapak Basuki (Plaosan). 14 Pada tahun
Hal ini disebabkan karena para pengusaha yang biasa memesan batik di desa
Sidomukti banyak yang meninggal atau keturunannya tidak meneruskan usaha batik
mereka. Ditambah lagi faktor lain berupa mulai munculnya teknik printing dan
dan pelatihan membatik pada masyarakat Desa Sidomukti. Program ini memiliki
12
Mahendra Wijaya, Ekonomi Komersial Ganda: Perkembangan
Kompleksitas Jaringan Sosial Ekonomi Perbatikan di Surakarta (Surakarta: UNS
Press, 2011), hlm.64-67.
13
Majalah U, 2008, “Selembar Batik Di Segala Musim”, Tempo Media
Group: Jakarta, hlm. 72.
14
Wawancara dengan Umiyati tanggal 25 November 2013.
15
Wawancara dengan Sulasmi tanggal 25 November 2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
tujuan untuk menggali lagi potensi lokal yang ada di Magetan, khususnya di Desa
Sidomukti. Di samping itu, Disperindag juga bertujuan agar para pembatik tidak
hanya sebagai buruh batik saja, tetapi sudah bisa membuat hingga menjadi pakaian
jadi. Pembinaan dan pelatihan secara teknis yang dilakukan oleh Disperindag ini
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Pada awalnya program ini
sempat berjalan lancar, namun lambat laun pada prosesnya perkembangan batik di
Sidomukti seperti jalan di tempat. Hal ini dikarenakan masih minimnya keterampilan,
permodalan, dan kesadaran para warga desa di Desa Sidomukti akan potensi daerah.
Selain itu juga dikarenakan tidak adanya sarana penunjang seperti tempat pemasaran,
rendahnya minat masyarakat terhadap batik dan sulitnya sarana prasarana yang
tersedia untuk sampai ke desa ini. Sehingga alur perkembangan industri batik
pertumbuhan teknologi dan maraknya budaya pop. Kiblat gaya berbusana cenderung
ke arah yang modern seperti celana jeans, t-shirt, jumper menjadi tren di awal tahun
Orang-orang yang memakai batik dianggap orang kuno. Pada tahun 1990-an, pasar
16
Wawancara dengan Umiyati tanggal 25 November 2013 di Desa Sidomukti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
batik yang menurun. Apalagi kain-kain tekstil banyak yang masuk ke Indonesia,
oleh para pegiat mode Indonesia. Sebagai bentuk keprihatinan terhadap karya tradisi
bangsa yang kurang dikenal, batik kembali diperkenalkan kepada publik. Pada tahun
Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) lewat berbagai event mode. Awalnya hal
untuk membuat baju modern. Belakangan himbauan ini justru menjadi gaya tersendiri
politik yang kurang stabil sangat mempengaruhi kelangsungan ekonomi suatu negara.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 juga dirasakan para
pengrajin batik di Desa Sidomukti. Krisis ekonomi dan arus reformasi berpengaruh
pada semakin meredupnya usaha batik ini. Naiknya harga-harga kebutuhan pokok
membuat harga-harga lain ikut melambung. Para pengrajin batik tidak mampu
membeli bahan-bahan membatik seperti malam, kain mori, dan lain-lain. Selain itu
17
Wawancara dengan Wasdiyana tanggal 6 Januari 2014 di Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan.
18
Majalah U, 2008, “Selembar Batik Di Segala Musim”, Tempo Media
Group: Jakarta, hlm. 70.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
daya jual kain batik juga sedang mengalami penurunan, karena kondisi ekonomi
Sidomukti pun sepi pesanan, kondisi ekonomi di Desa Sidomukti juga semakin
memprihatinkan, Tikno yang pada tahun 1999 mencalonkan diri sebagai kepala desa
berujar apabila tepilih akan meningkatkan lagi industri batik yang ada di Desa
Sidomukti.19
individu dengan metode penerimaan pesanan dari dalam dan luar kota. Batik yang
dibuat pun masih merupakan batik setengah jadi, sehingga nilai jualnya pun hanya
sedikit. Hal ini dikarenakan masih minimnya modal serta teknik pembuatan batik,
dari dasar hingga selesai. Para pembatik biasanya menerima pesanan dari luar desa
persaingan usaha. Secara umum, sarana dan prasarana yang mereka miliki juga sangat
19
Wawancara dengan Tikno tanggal 25 November 2013 di Desa Sidomukti.
20
Wawancara dengan Umiyati tanggal 25 November 2013 di Desa Sidomukti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Kemampuan suatu daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dapat dilihat pada
adalah setiap hak yang berhubungan dengan masalah uang, antara lain berupa sumber
pendapatan, jumlah uang yang cukup dan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan
(PAD) merupakan salah satu unsur penting dalam keuangan daerah. Dengan kinerja
PAD yang terus meningkat akan mendorong kemampuan keuangan daerah yang
pemerintahan dan pembangunan di daerah. Lebih lanjut berikut ini akan dijelaskan
Otonomi Daerah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Tabel 3.
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Magetan Tahun 2000-2011 (Milyar Rp)
Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja pemerintah daerah dalam
mengupayakan Pendapatan Asli Daerah yang optimal cukup baik. Hal ini dapat
Sedangkan dari perkembangan realisasi PAD sendiri pasca Otonomi Daerah terus
tahun 2000 besarnya realisasi PAD Kabupaten Magetan adalah 17,597 Milyar
Rupiah, dan terus mengalami kenaikan yang stabil dari tahun ke tahun (nilai tertinggi
terdapat pada tahun 2007 sebesar 91,192 Milyar Rupiah). Kebijakan Otonomi Daerah
ini menaikkan anggaran pendapatan kabupaten Magetan yang salah satunya melalui
sektor pariwisata. Tren pariwisata pun meningkat dan merambah ke segala lini,
termasuk kerajinan Batik Tulis Sidomukti. Dengan tingkat PAD yang semakin tinggi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
dengan memberikan modal kepada IKM yang ada di Kabupaten Magetan, salah
Pada tahun 2000 Tikno yang baru saja dilantik menjadi Lurah atau Kepala
Desa Sidomukti, merealisasikan janjinya waktu mecalonkan diri sebagai kepala desa
Sidomukti pada saat itu cukup memprihatinkan, sebagai dampak dari krisis ekonomi.
Selain itu, masyarakat Desa Sidomukti hanya mengandalkan sektor pertanian sebagai
sumber ekonomi, namun tidak semua memiliki lahan sendiri. Mayoritas laki laki di
perempuannya hanya menjadi ibu rumah tangga mengurus anak-anak mereka tanpa
membutuhkan waktu beberapa bulan. Otomatis selama masa panen, warga Sidomukti
Melihat keadaan ini, muncul ide dari Tikno untuk memberikan penghasilan
tambahan tanpa menyita waktu kaum wanita di Desa Sidomukti untuk mengurus
kerajinan batik Sidomukti kepada masyarakat desa. Tikno melihat ada potensi besar
yang ada di Desa Sidomukti, yaitu keahlian membatik, yang memang sudah sejak
dari dulu dimiliki masyarakat Sidomukti. Selain itu Tikno menginginkan agar Desa
21
Wawancara dengan Tikno tanggal 6 Januari 2014 di Desa Sidomukti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
membatik. Para pembatik harus memiliki “yoni” atau wahyu, yang diturunkan secara
turun temurun oleh nenek moyang mereka. Hal ini terbukti pada awal tahun 2000-an
Bupati Magetan Saleh Mulyono pada acara hari jadi kota Magetan, menyuruh untuk
daerahnya masing-masing agar lebih dikenal masyarakat luas. Namun dalam pameran
tersebut hanya Desa Sidomukti yang mampu membuat batik, meskipun daerah lain
juga memiliki industri-industri unggulan lain, seperti anyaman bambu, kulit, makanan
yang ada di Desa Sidomukti salah satunya adalah dengan membentuk KUBE
(Kelompok Usaha Bersama) yaitu KUBE Mukti Rahayu dan KUBE Mukti Lestari.
perkembangannya, KUBE ini juga menjadi tempat penjualan batik khas Desa
Sidomukti.
KUBE yang pertama kali berdiri adalah KUBE Mukti Rahayu pada tahun
2000 dengan jumlah anggota 10 orang. Tujuan didirikannya tidak lain adalah untuk
22
Wawancara dengan Tikno tanggal 6 Januari 2014 di Desa Sidomukti.
23
Keputusan Dirjen Pemberdayaan Sosial No. 239/PS.5/KPTS/V/2010
Tentang Penetapan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penerima Program
Pemberdayaan Fakir Miskin Melalui Mekanisme Bantuan Langsung Pemberdayaan
Sosial (BLPS) Tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
dan mandiri. Setelah kelompok ini terbentuk, perhatian dan dukungan dari
pemerintah lokal maupun kabupaten diperoleh, baik dari segi pelatihan, alat, maupun
dana operasional.24
Usaha Tikno ini tidak sia-sia karena pada awal tahun 2002, para perajin batik
lewat KUBE mendapatkan bantuan berupa alat-alat dan bahan untuk membuat batik
tulis serta berupa dana produksi sebesar Rp. 2.000.000,- dari Dinas Sosial Kabupaten
Magetan.25 Setahun kemudian, yakni pada tahun 2003, KUBE kembali mendapatkan
bantuan berupa meja untuk batik printing dan dana operasional sebesar Rp.
kenaikan dari tahun per tahun. Pemerintah mulai rutin memberikan bantuan kembali
pada tahun 2002 - 2004, tepatnya setelah adanya kebijakan otonomi daerah serta
reformasi.27
Pelatihan teknik membatik pun diberikan kepada para ibu-ibu dan wanita-
wanita muda di Desa Sidomukti. Batik yang dikerjakan masih berupa batik klasik
desa Sidomuki dengan corak yang sudah ada dipasaran. Awalnya metode ini berjalan
sesuai dengan yang diharapkan, namun semakin lama peminat dari batik ini semakin
turun. Hal ini dikarenakan batik tulis yang dikerjakan para pengrajin di Desa
24
Buku Profil KUBE “Mukti Rahayu 1”. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Magetan, 2014, hlm. 4-6.
25
Ibid., hlm. 6.
26
Ibid., hlm. 7.
27
KOMPAS tanggal 3 April 2009.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
Sidomukti kalah bersaing dengan batik yang berasal dari Solo, Yogya maupun dari
Pekalongan yang sudah lama masuk di daerah Magetan. Batik klasik Sidomukti
dianggap batik kuno tidak modern, yang hanya digunakan oleh orang-orang tua.
Batik-batik dari ketiga daerah tersebut mempunyai motif yang lebih beragam
serta harga yang lebih terjangkau. Oleh karena itu, Tikno dan para pengrajin
memikirkan strategi baru untuk membuat sebuah motif yang khas dan berbeda dari
motif yang sudah ada serta bisa diterima di semua kalangan. Seiring dengan adanya
kemunculan batik sebagai ruang usaha, disusul juga ide atau gagasan untuk
mendirikan sebuah kelompok usaha bersama dan koperasi simpan pinjam untuk
kesejahteraan para pengrajin batik tulis di Desa Sidomukti, akhirnya Tikno bertujuan
menciptakan motif khas Desa Sidomukti yang belum ada di daerah lain.
Pada tahun 2002, terciptalah sebuah motif baru yang berbeda yaitu motif
bambu atau yang terkenal dengan sebutan Motif Pring Sedapur atau serumpun
bambu28. Motif ini terinspirasi dari keadaan desa tempat batik ini muncul, di Dusun
Papringan, Desa Sidomukti, yang masih banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon bambu.
Dari sinilah tercipta motif-motif batik Pring Sedapur, dengan motif dasar bambu
yang dikolaborasi dengan motif-motif lain seperti gunung, bulan, jalak, bunga-bunga,
Gunung Lawu.29
28
Berita Metro tanggal 10 April 2012.
29
Wawancara dengan Tikno tanggal 25 November 2013 di Desa Sidomukti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
yang semakin besar terhadap industri kerajinan batik di Desa Sidomukti ini.
Pemerintah mulai lebih intens memberikan bantuan-bantuan baik itu berupa modal,
peralatan, maupun pelatihan-pelatihan teknis melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
lanjutan, pembinaan akhir, pembinaan pengembangan desain dan teknologi, serta hal
2000 ini semakin diminati oleh warga dan anggotanya semakin banyak. Pada tahun
sekaligus merubah nama KUBE Mukti Rahayu menjadi Mukti Rahayu 1. Masing
masing kelompok beranggotakan 10 orang. Adapun lima kelompok yang lain adalah
KUBE Mukti Rahayu 2, KUBE Mukti Rahayu 3, KUBE Mukti Lestari 1, KUBE
30
Wawancara dengan Wasdiyana tanggal 6 Januari 2014 di Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
ekonomi masyarakat desa, serta membantu pemasaran hasil produk batik. Daerah
pemasaran hasil kerajinan batik Desa Sidomukti ini tidak hanya terbatas pada daerah
atau kota dalam negeri saja tetapi sudah sampai ke luar. Walaupun hanya terbatas
pada golongan tertentu saja, tetapi sudah banyak yang datang ke Desa Sidomukti
untuk membeli batik ini. Lokasinya yang dekat dengan obyek wisata unggulan
Magetan yaitu Telaga Sarangan banyak membantu dalam proses promosi batik ini.
Selain memproduksi batik tulis, para pengrajin batik di Desa Sidomukti juga
telah mampu membuat batik cap dan batik printing. 32 Teknik printing dan cap
31
Surat Keputusan Kepala Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan No 412/02/KUBE/403.404.11/ 2010 Tentang Penetapan Nama-nama
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Fakir Miskin Di Desa Sidomukti Kecamatan
Plaosan Tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
merupakan materi pelatihan yang juga diberikan oleh pihak Disperindag. Pada tahun
membuat batik dengan teknik cap dan printing. Bantuan diberikan Pemerintah
Kabupaten Magetan kepada anggota kelompok perajin adalah pemberian satu paket
alat produksi batik cap dan printing senilai Rp110.000.000,-. Alat tersebut terdiri dari
mesin sablon, pewarna kain, pengering, bak penampungan, alat cap, loyang, dan
pengolahan limbah. Hal ini bertujuan untuk memenuhi pesanan dalam jumlah yang
besar, karena kalau menggunakan teknik tulis membutuhkan waktu yang lama dan
dalam partai besar, tetapi hal ini bertentangan dengan ideologi dari Tikno. Tikno
malam, sementara batik printing tidak menggunakan malam. Sehingga batik printing
bukanlah sebuah kain batik, melainkan kain tekstil.33 Hal ini dikuatkan dengan
rekomendasi dari UNESCO, bahwa kain batik yang diakui oleh UNESCO sebagai
warisan budaya Indonesia hanyalah yang menggunakan malam. Akhirnya pada tahun
2009 batik di Sidomukti sudah tidak memproduksi batik printing lagi, hanya batik
tulis dan cap. Batik cap diproduksi jika ada pesanan dari konsumen saja. 34 Apabila
32
Buku Profil KUBE “Mukti Rahayu 1”. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Magetan, 2014, hlm. 5.
33
Wawancara dengan Tikno tanggal 25 November 2013 di Desa Sidomukti.
34
Berita Metro tanggal 10 April 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
terdapat batik printing yang dijual di Pasar Magetan dan di sekitar Telaga Sarangan,
Mukti Rahayu yang berada di Dusun Papringan dan di KUBE Mukti Lestari yang
sekaligus melihat proses pembuatannya. Hampir 95% hasil batik di KUBE Mukti
Rahayu dan Mukti Lestari sudah pesanan orang, sementara sisanya untuk stok di
tempat tersebut.36 Hasil produk batik dari Desa Sidomukti ini juga ikut dipromosikan
lewat internet baik secara personal, kelompok atau lewat Pemkab Magetan. Untuk
meningkatkan pemasaran dalam negeri melalui promosi, maka para pengrajin sering
swasta. Beberapa negara yang pernah menjadi target pemasaran Batik Pring Sedapur
Bambang Yudhoyono terhadap batik cukup tinggi. Hari Batik Nasional secara resmi
ditetapkan pemerintah mulai tanggal 2 Oktober 2009. Penetapan ini kemudian disusul
dengan diterbitkannya Keputusan Presiden No. 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik
Keputusan tersebut merupakan tindak lanjut dari langkah United Nations Educational
35
Wawancara dengan Wasdiyana tanggal 6 Januari 2014 di Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan.
36
Wawancara dengan Wasdiyana tanggal 6 Januari 2014 di Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan.
37
Bisnis Indonesia tanggal 17 Maret 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
Oral and Intangible Heritage of Humanity) milik Indonesia. Sebelumnya pada tahun
2003 dan 2005 UNESCO telah mengakui Wayang dan Keris sebagai Karya Agung
Budaya Lisan dan Takbenda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and
budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal,
bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan,
dan yang meninggal ditutup dengan kain batik. Pakaian dengan corak sehari-hari
dipakai secara rutin dalam kegiatan sehari-hari bahkan dalam kegiatan bisnis dan
akademis, sementara itu berbagai corak tertentu lainnya dipakai dalam upacara
kesenian lainnya. Kain batik bahkan memainkan peran utama dalam ritual tertentu.
September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada tanggal 9
Januari 2009. Tahap selanjutnya adalah pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris
pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009. Hingga akhirnya pada Jumat, 2 Oktober 2009,
dalam konferensi warisan budaya dunia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
warisan budaya Indonesia.38 Sebelumnya sempat terjadi sengketa hak cipta antara
citra positif dan martabat bangsa Indonesia akan meningkat di forum internasional
Indonesia.39
Pengakuan batik oleh UNESCO sebagai warisan budaya yang berasal dari
Indonesia juga berdampak langsung bagi perkembangan industri batik yang berada di
semakin banyak permintaan batik di Desa Sidomukti. Hal ini memicu para pengrajin
sebagai inovasi dari Motif Pring Sedapur, yaitu Motif Jalak Lawu, Pring Gunung,
Naga Lawu dan lain-lain yang sebagian besar motifnya terilhami dari kondisi
38
Nomination for Inscription on the Representative List in 2009 (Reference
No. 00170) UNESCO.
39
Keputusan Presiden Republik Indonesia No 33 Tahun 2009.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
Tikno dan para pengrajin batik di Desa Sidomukti telah membuat 20 motif
batik yang telah didaftarkan hak ciptanya. Pada tanggal 30 April 2009 Tikno melalui
Kekayaan Intelektual untuk mendapatkan hak paten. Usaha ini membuahkan hasil
dengan dikeluarkannya surat dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
tanggal 21 Mei 2010 yang menyatakan bahwa permohonan pendaftaran hak cipta
yang diajukan dengan Nomor Pendaftaran 047119, 047120, 047121, 047122, 047123,
047133, 047134, 047135, 047136, 047137, 047138, 047139 telah selesai diproses dan
didaftarkan kepada Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit
Dengan adanya surat pendaftaran ciptaan tersebut, maka motif-motif batik dari Desa
Sidomukti memiliki kekuatan hukum yang tidak dapat lagi ditiru atau dijiplak oleh
kelompok perajin. Pada tahun 2010, KUBE Desa Sidomukti yang telah berkembang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
sebesar Rp. 30.000.000,- setiap KUBE.41 Sebagai langkah perhatian dan dukungan
terhadap industri kecil menengah, dukungan yang diberikan tidak selalu dalam bentuk
pemasaran.42 Di tahun yang sama, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Kabupaten Magetan, melatih serta mengajak para pengrajin batik di Desa
Sidomukti untuk menimba ilmu di Balai Batik Yogyakarta.43 Perhatian juga datang
dari pemerintah tingkat provinsi, dimana salah satunya, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan
41
Buku Profil KUBE “Mukti Rahayu 1”. 2014. Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Magetan. Hlm. 7.
42
Pelatihan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan
lewat surat edaran No 005/1185/403.109/2010.
43
Surat Edaran Dinas Koperasi, Usaha Mikro, kecil dan menengah
Kabupaten Magetan No 849/403.114/2010.
44
Surat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur No
005/1924/118.04/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
Magetan, membeli batik Pring Sedapur dari Desa Sidomukti. Bahkan, batik Pring
Sedapur dari Desa Sidomukti menjadi salah satu batik favorit dari Presiden SBY,
karena corak dan warna yang dimiliki batik ini memang unik, berbeda dan tentu saja
cukup modis. Berbeda dengan batik tradisional yang berasal dari Solo yang memiliki
corak tradisional dan lekuk-lekuk yang simetris, batik Pring Sedapur cenderung
dengan batik dari Solo, Yogya, maupun Pekalongan yang telah terkenal di seluruh
Indonesia, bahkan luar negeri. Batik Pring Sedapur hanya mampu bersaing di pasar
lokal, masih kalah bersaing dengan batik dari daerah Jawa Tengah. Tingkat promosi
yang kurang, sarana dan prasarana yang kurang memadai sebagai salah satu sebab
belum dikenalnya batik Pring Sedapur oleh masyarakat luas. Selain itu, para
pengrajin batik di Sidomukti tidak memilki show room untuk menjual dan
batik hanya memasarkan kain batiknya di tempat mereka menciptakan batik yaitu di
KUBE Mukti Rahayu dan KUBE Mukti Lestari di desa Sidomukti. Minimnya modal
menjadi salah satu penyebab pengrajin batik di Magetan belum memiliki show room,
45
http://www.ciputraentrepreneurship.com/domestic-product/pring-sedapur-
batik-asal-magetan-favorit-presiden-sby
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
selain karena mayoritas para pengrajn berproduksi hanya dari pesanan.46 Industri
batik Sidomukti tergolong industri kecil, belum dapat berproduksi dengan skala besar
46
Wawancara dengan Tikno tanggal 29 Oktober 2014 di Desa Sidomukti.
47
Bisnis Indonesia tanggal 17 Maret 2011
commit to user