Anda di halaman 1dari 13

1.

SEJARAH BERKEMBANGNYA BATIK


Pada perkembangannya, sejarah dari batik itu sendiri telah menarik perhatian
dari pembesar Kerajaan Majapahit. Pada saat itu juga pembuatan batik telah
berkembang. Bahan yang awalnya dari kulit dan sebagainya sekarang berganti
menjadi kain putih atau kain yang berwarna terang. Karena dirasa dari kain putih itu
sendiri motif yang didapat lebih tahan lama dan bisa digunakan untuk pemanfaatan
yang lebih luas.
Motifnya juga bukan hanya berkisar pada hewan dan tumbuhan saja. Tapi
sekarang motif-motif seperti motif abstrak, motif candi, motif awan, motif wayang
beber dan lain sebagainya, telah digunakan pada zaman itu, yaitu pada saat berdirinya
Kerajaan Majapahit.
Dari awal sejarah batik tersebut, akhirnya menyebar luas keseluruh penjuru
kerajaan lain. Karena terkenalnya batik tersebut, akhirnya para pembesar dari
Kerajaan Mataram, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak dan kerajaan-kerajaan
setelahnya menjadikan batik sebagai simbol budaya.
Tapi pada saat Islam datang dan telah mempengaruhi banyak dari masyarakat,
motif batik yang berbentuk binatang sudah ditiadakan. Karena kain batik yang
berbentuk binatang dianggap menyalahi syariat Islam. Sehingga motif tersebut sudah
dihapus dan ditiadakan. Kecuali bila pembuatannya disamarkan menggunakan
lukisan-lukisan lain.

loop.co.id
Untuk teknik pembuatannya sendiri, pada masa itu hanya ada teknik batik
tulis. Para pembatik biasanya masih menggunakan teknik tersebut. Karena masih
belum ada teknik yang lainnya. Dan pengerajin batik juga pada masa itu masih sangat
sedikit.
Di masa itu juga, pengerajin batik masih menggunakan bahan-bahan alami
untuk teknik pewarnaannya. Biasanya bahan yang digunakan untuk mewarnai yang
digunakan untuk membatik adalah daun jati tinggi, mengkudu, pohon nila, dan soga.
Dan kalau untuk sodanya sendiri, para pembatik masih menggunakan soda abu dan
tanah lumpur.
Sejarah batik sendiri awalnya hanya digunakan oleh kaum yang kedudukannya
tinggi dan bermartabat. Biasanya pembesar-pembesar kerajaan saja yang
memakainya. Hanya terbatas ruang lingkup keraton.
Lambat laun batik itu berkembang, akhirnya masyarakat bawah juga ikut
menggunakan batik. Dari sinilah corak batik makin memiliki banyak ragam dan
motif. Karena pembuatanya juga sesuai dengan minat dan jiwa seni para pembatik.
Setelah berjalanya waktu yang cukup lama, sejarah batik berubah karena
adanya berkembangan teknologi. Teknik batik yang dulunya hanya menggunakan
batik tulis, sekarang sudah berkembang menggunakan teknik batik cap dan batik
printing. Cara pembuatan seperti ini berkembang setelah usainya perang duniai I  dan
masa modernisasi kian menyebar.
Teknik batik cap dan printing sendiri dianggap teknik yang sangat efisien.
Karena tidak membutuhkan banyak waktu untuk membuat sebuah karya batik.
Walaupun begitu, kedua teknik tersebut masih kalah dari segi kualitas di mata dunia
karena kurang memiliki nilai estetis.
Sejarah batik dari perkembangannya tidak berhenti disitu saja, karena pada
masa sekarang, batik bukan hanya dijadikan sebagai corak pakaian saja. Banyak dari
pernak-pernik perlengkapan penampilan atau assesoris yang biasa dikenakan
masyarakat sekarang seperti sepatu, dasi, tas juga helm, telah memilih batik sebagai
motif utama.

2. PENGHARGAAN UNTUK BATIK

2 Okt 2009, Badan PBB untuk kebudayaan, UNESCO menetapkan batik sbg
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.Penetapan Hari Batik
diawali dengan proses nominasi Batik Indonesia ke UNESCO, 3 Sept 2008. Tahap
selanjutnya dlm proses pengakuan Batik adalah pengujian tertutup di Paris. UNESCO
menggelar pengujian pada tanggal 11-14 Mei 2009 mengukuhkan batik Indonesia
dalam daftar representatif Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi di Abu Dhabi, UEA (Uni Emirat Arab).

Hari Batik Nasional adalah perayaan nasional Indonesia untuk memperingati


ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi..Presiden SBY, pada tanggal 17 November 2009 menerbitkan Keputusan
Presiden No. 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional yang ditetapkan setiap
tanggal 2 Oktober. Deklarasi Hari Batik oleh Presiden SBY juga sebagai upaya untuk
menghapus pengklaiman yang digencarkan sebelumnya oleh Malaysia.

Dalam situs resim UNESCO, ditulis batik Indonesia memiliki banyak simbol
yg bertautan erat dengan status sosial, kebudayaan lokal, alam dan sejarah. Batik
dinilai sebagai identitas bangsa Indonesia dan menjadi bagian penting seseorang di
Indonesia sejak lahir hingga meninggal.
Penetapan Hari Batik Nasional juga dlm rangka meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia.

3. PENGERTIAN BATIK DAN JENIS-JENISNYA


Batik adalah seni gambar di atas kain untuk pakaian yang dibuat dengan teknik resist
menggunakan material lilin. Kata batik berasal dari bahasa Jawa Ambatik yang didapat dari
kata amba dan titik yang berarti menulis dan membuat titik. Teknik membatik telah dikenal
sejak ribuan tahun silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal-usul batik.
Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa
setelah dibawa oleh para pedagang India. Batick, bathik, batik, batique dan batek serta batix
adalah sebutan lain batik. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak Negara seperti Indonesia,
Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat popular di
beberapa Negara benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah
batik yang berasal dari Indonesia dan Pekalongan merupakan ikon perkembangan batik
nasional sehingga mendapat julukan sebagai KOTA BATIK.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi keluarga raja-raja Indonesia di


zaman dahulu. Pada masa itu batik dikerjakan hanya terbatas dalam katron saja dan hasilnya
untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja
tinggal diluar keratin, maka seni batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di
tempat masing-masing. Dalam perkembangannya, batik yang dulu merupakan symbol
feodalisme Jawa dimana ada batik untuk raja dan keluarganya serta batik untuk orang
kebanyakan, lambat laun kerajinan batik yang disebut dengan batik tulis ini ditiru oleh rakyat
terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pakaian yang sangat digemari, baik pria maupun
wanita. Semula batik hanya dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas
yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik yang sudah menjadi kain tradisional Indonesia
juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, polyester, rayon, dan bahan sintesis lainnya. Di
samping itu, cara pembuatannya juga mengalami perubahan. Selain batik tulis, yaitu batik yang
motif batiknya dibentuk dengan tangan, kini juga ada batik cap, batik printing, batik painting,
dan sablon.

Jenis-jenis batik saat ini dapat ditemukan bermacam-macam. Jenis-jenis batik tersebut
antara lain:

 Batik tulis: Batik tulis merupakan jenis batik spesial dan mahal dibanding batik yang
lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman,
ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik
tulis. Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu oleh
seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa
dan juga tidak terlalu rumit.
 Batik cetak: Batik cetak atau disebut juga dengan batik cap, merupakan proses
pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak atau stempel yang terbuat dari
tembaga dan pada cap tersebut telah terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak
(cap) ini dapat jauh lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan jenis batik ini dapat
diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu minggu untuk
menyelesaikan proses pembatikan ini.
 Batik printing: Batik printing disebut juga dengan batik sablon, karena proses
pembatikan jenis batik ini sangant mirip dengan proses penyablonan. Motif batik telah
di buat dan desain diprint diatas alat offset/sablon, sehingga dapat sangat memudahkan
pengerjaan batik khususnya pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat ini.

4. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT BATIK TULIS


1) Ngemplong, merupakan proses paling dasar atau pendahuluan yang diawali
dengan proses pencucian kain mori. Tujuannya yaitu menghilangkan
kandungan kanji didalamnya. Selanjutnya adalah pengeloyoran, dengan
memasukkan kain mori tersebut ke dalam minyak kacang atau minyak jarak
yang ada di dalam abuu merang. Kain mori tersebut direndam ke dalam minyak
jarak agar kain mori menjadi lemas, tujuannya agar daya serap kain mori
terhadap zat pewarna lebih bagus.
2) Nyorek atau Memola, merupakan proses membuat pola atau menjiplak pada
kain mori dengan cara mencontoh pola motif yang sudah di mal sebelumnya,
atau biasa dikatakan dengan ngeblat. Pola atau motif batik tulis biasanya dibuat
pada kertas roti terlebih dahulu, kemudian dijiplak sesuai pola pada kain mori
tersebut. Pada proses ini kita dapat menjiplak atau mencontoh secara langsung
pada kain mori dengan memakai pensil atau canting. Jika ingin menghasilkan
warna yang lebih sempurna dan tidak pecah maka proses membatiknya diulangi
pada sisi sebaliknya. Proses ini biasanya disebut ganggang.
3) Mbathik, merupakan proses menorehkan malam batik diatas kain mori, diawali
dengan nglowong yaitu menggambar garis-garis di luar pola dan isen-isen yaitu
mengisi pola dengan berbagai macam bentuk gambar. Pada proses isen-isen
terdapat istilah yaitu nyecek, berarti membuat isian berupa titik-titik pada pola
yang sudah dibuat. Ada pula istilah lain yaitu nruntum, dimana hampir sama
dengan proses isen-isen, namun lebih rumit.
4) Nembok, yaitu proses menutupi bagian-bagian yang tidak diperbolehkan
terkena warna dasar, dalam hal ini yang dimaksud adalah warna biru, ditutup
dengan lapisan malam yang cukup tebal seolah-olah jadi tembok penahan.
5) Medel, yaitu proses pencelupan kain mori yang sudah dibatik ke dalam cairan
pewarna yang dilakukan secara berulang hingga mendapatkan warna yang
diinginkan.
6) Ngerok dan Mbirah, pada tahapan ini malam yang ada pada kain dikerok
dengan hati-hati memakai lempengan logam, selanjutnya kain dibilas sampai
bersih kemudian diangin-anginkan.
7) Mbironi, yaitu proses menutupi warna biru dan pola isen-isen yang berupa
cecek atau titik memakai malam. Dilanjutkan dengan proses ngrining, yaitu
proses mengisi bagian kain yang belum diwarnai dengan motif batik tertentu.
Hal ini dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
8) Menyoga, berasal dari kata dasar soga, adalah sejenis kayu yang dipakai untuk
mendapatkan warna cokelat dengan cara mencelupkan kain mori ke dalam
campuran warna cokelat tersebut.
9) Nglorod, ini merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan kain batik tulis
dimana pembatik akan melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara
menggodok kain yang sudah cukup tua warnanya di air yang mendidih.
Selanjutnya kain diangkat dan dibilas dengan air bersih dan diangin-arginkan
sampai kain tersebut kering.

5. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN BATIK


TULIS
.

1) Kain Mori
Kain mori merupakan bahan utama untuk membuat batik tulis, kain ini berasal dari
bahan kapas yang telah mengalami proses pemutihan dan memiliki klasifikasi khusus.
Kain yang bisa digunakan untuk bahan batik tentunya adalah kain yang mudah
menyerap zat-zat pewarna batik. Kain mori primisima misalnya, merupakan salah satu
jenis kain yang memiliki kualitas tertinggi, meski daya serapnya kurang. Selain itu
bisa juga menggunakan kain mori berjenis prima yang memiliki kualitas sedang
dengan benang yang sedikit kasar. Untuk menghemat biaya bisa juga menggunakan
kain mori biru yang merupakan kain dengan kualitas rendah dengan tekstur kasar.
Selain tiga jenis kain mori tadi, untuk bahan batik tulis juga bisa menggunakan kain
Kain rayon, Kain Kapas, Kapas Grey dan bisa juga menggunakan kain sutera.
2) Canting
Canting merupakan salah satu alat utama, karena berfungsi sebagai penoreh lilin pada
kain
3) Malam atau Lilin Batik
Malam juga salah satu bahan utama pembuatan batik tulis hanya saja malam tidak
hanya di gunakan untuk membuat batik tulis tapi juga menjadi salah satu pembuatan
batik cap. Malam atau lilin batik ini secara garis besar berfugnsi untuk menutupi
bagian tertentu agar tidak terkena pewarna atau bisa juga disebut sebagai perintang,

4) Zat Pewarna
Untuk pembuatan batik terdapat dua jenis zat pewarna yang bisa dipakai, zat pewarna
alami dan sintetis/buatan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk
industri batik saat ini sebagian pembatik lebih banyak menggunakan zat pewarna
sintetis karena lebih praktis, bahan mudah didapat, murah dan terdapat banyak pilihan
warna.
5) Wajan dan kompor kecil
kompor kecil ini berfungsi untuk memanaskan atau mencairkan malam/lilin batik.
6) Gawangan
Kalau yang ini fungsinya untuk penyangga kain saat proses membatik berlangsung.
Gawangan batik ini bisa terbuat dari kayu ataupun bambu. Untuk para juragan batik
jaman dulu biasanya memiliki gawangan yang diberi motif hiasan pada bagian
atasnya. Biasanya berupa ukiran kayu yang membentuk motif tertentu seperti naga
ataupun motif lung-lungan (tumbuhan).

7) Dingklik
Dingklik merupakan kursi kecil terbuat dari kayu, plastik atau apapun sebagai tempat duduk
pengrajin. Biasanya memang proses menggambar batik tulis dilakukan dengan cara duduk di
bawah, tidak dilakukan dengan berdiri sebagaimana yang dilakukan pengrajin saat membuat
batik cap.

8) Bandul
Adalah alat pemberat yang digunakan untuk menahan kain batik agar tidak mudah bergeser
ketika sedang dilukis dengan malam. Bandul ini bisa terbuat dari kayu, besi atau apapun yang
bisa difungsikan sebagai pemberat.

9) Taplak
Merupakan selembar kain yang digunakan sebagai alat untuk alas saat membatik. Alas ini
ditempatkan diantara paha dan kain batik agar tidak mengotori pembatik.

10) Meja kayu


Meja kayu sering difungsikan untuk meluruskan/meratakan permukaan kain sebelum dibatik.
Selain itu juga bisa digunakan untuk menggambar pola motif batik diatas kain dengan
menggunakan pensil
6. MACAM-MACAM PEWARNA BATIK
Yang dimaksud pewarna atau zat pewarna batik adalah zat warna tekstil yang
dapat digunakan dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun
coletan pada suhu kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya.
Berdasarkan sumbernya/asalnya zat pewarna batik dapat dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu:
a. Pewarna alami
Alami artinya berasal dari alam. Sumbernya tidak jauh-jauh, dari sekitar tempat
tinggal. Ada pewarna yang memang berwarna demikian. Ada juga pewarna yang
didapatkan dari hasil percobaan berkali-kali. Bahan pewarna ini diolah secara khusus
supaya dapat mewarnai kain batik. Beberapa bahan alami itu antara lain:

i. Kayu jati untuk pewarna merah kecokelatan.


ii. Kayu nangka untuk pewarna kuning muda.
iii. Daun teh untuk menghasilkan warna cokelat.
iv. Daun alpukat untuk menghasilkan warna hijau kecokelatan.
v. Kunyit untuk pewarna kuning.
vi. Manggis untuk pewarna keunguan.
vii. Rumput malu untuk menghasilkan warna kehijau-hijauan.

b. Pewarna buatan/pewarna sintetis


Zat warna yang dibuat menurut reaksi-reaksi kimia trtentu. Jenis zat warna sintetis
untuk tekstil cukup banyak, namun hanya beberapa diantaranya yang dapat digunakan
sebagai pewarna batik.
Hal ini dikarenakan dalam proses pewarnaan batik suhu pencelupan harus pada suhu
kamar. Adapun zat warna yang biasa dipakai untuk mewarnai batik antara lain:

b) Zat warna reaktif


Zat warna reaktif umumnya dapat bereaksi dan mengadakan ikatan
langsung dengan serat sehingga merupakan bagian dari serat tersebut.
Jenisnya cukup banyak dengan nama dan struktur kimia yang berbeda
tergantung pabrik yang membuatnya. Salah satu yang saat ini sering
digunakan untuk pewarnaan batik adalah Remazol. Ditinjau dari segi
teknis praktis pewarnaan batik dengan remazol dapat digunakan secara
pencelupan, coletan maupun kuwasan. Zat warna ini mempunyai sifat
antara lain : larut dalam air, mempunyai warna yang briliant dengan
ketahanan luntur yang baik, daya afinitasnya rendah, untuk
memperbaiki sifat tersebut pada pewarnaan batik diatasi dengan cara
kuwasan dan fixasi menggunakan Natrium silikat.

b) Zat warna indigosol


Zat warna indigosol adalah jenis zat warna Bejana yang larut dalam
air. Larutan zat warnanya merupakan suatu larutan berwarna jernih.
Pada saat kain dicelupkan ke dalam larutan zat warna belum diperoleh
warna yang diharapkan. Setelah dioksidasi/dimasukkan ke dalam
larutan asam (HCl atau H2SO4) akan diperoleh warna yang
dikehendaki. Obat pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan
dengan zat warna indigosol adalah Natrium Nitrit (NaNO2) sebagai
oksidator. Warna yang dihasilkan cenderung warna-warna
lembut/pastel. Dalam pembatikan zat warna indigosol dipakai secara
celupan maupun coletan.

c) Zat warna napthol


Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Untuk
melarutkannya diperlukan zat pembantu kostik soda. Pencelupan
naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat. Pertama pencelupan dengan
larutan naphtolnya sendiri (penaphtolan). Pada pencelupan pertama ini
belum diperoleh warna atau warna belum timbul, kemudian dicelup
tahap kedua/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium akan
diperoleh warna yang dikehendaki. Tua muda warna tergantung pada
banyaknya naphtol yang diserap oleh serat. Dalam pewarnaan batik zat
warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna tua/dop dan
hanya dipakai secara pencelupan.

d) Zat warna rapid


Zat warna ini adalah naphtol yang telah dicampur dengan garam
diazodium dalam bentuk yang tidak dapat bergabung (koppelen).
Untuk membangkitkan warna difixasi dengan asam sulfat atau asam
cuka. Dalam pewarnaan batik, zat warna rapid hanya dipakai untuk
pewarnaan secara coletan.

7. MACAM-MACAM KAIN YANG DIGUNAKAN UNTUK BATIK

Kain Batik tidaklah sama dengan kain untuk membuat kaos oblong. Dalam
membuat batik, tidak semua kain bisa digunakan dalam membuat batik. Hanya kain-
kain tertentu yang cocok digunakan untuk membuat batik.
Harga batik dipasaran itu sangat beragam. Jika Anda mencari kualitas, sebaiknya
pahami terlebih dahulu tentang kain batik yang biasa ada di pasaran. Apakah batik
tersebut terbuat dari kain sutera, kain katun prima, kain primisima, kain polisima,
kain dobi, kain paris, atau kain shantung. Jenis-jenis kain batik tersebut berbeda-beda
tektur maupun bahan dasarnya. Berikut ini beberapa jenis kain batik yang digunakan
untuk bahan dasar pembuatan batik:

1. Kain Mori (Cambrics)

Kain mori adalah kain tenun berwarna putih yang terbuat dari kapas. Ada dua jenis
kain mori yang sering dijadikan kain batik yaitu : kain mori yang telah mengalami
proses pemutihan (bleaching) dan kain mori yang belum diputihkan yang biasa
disebut kain blacu.
Batik sebagian menggunakan bahan mori sebagai bahan utama yang mudah diproses.
Kualitas kain mori sangat tampak pada kehalusan tekstur kain, sehingga kain mori
tersebut selain dari cara membatik dari proses pembatikan juga akan mempengaruhi
kualitas batik yang dihasilkan.
Jenis-jenis kain mori ada 3 macam, yaitu:

a. Kain Mori Primissima


Kain mori primissima merupakan kain mori yang paling halus dan biasanya
digunakan untuk membuat batik tulis yang sangat halus. Mori ini biasanya dalam
bentuk gulungan (piece) dengan lebar 1,06 m dan panjang 15,5 m. Susunan atau
konstruksi primissima menggunakan benang Ne 50-56. Kepadatan (tetel) benang
untuk lusi antara 105-125 per inch(42-50 per cm) dan untuk pakan antara 100-120 per
inch (42-50 per cm).
b. Kain Mori Prima
Merupakan kain mori yang mempunyai kualitas kedua setelah mori primissima. Kain
mori ini biasanya juga digunakan untuk membuat batik tulis maupun batik cap.
Susunan atau konstruksi prima menggunakan benang Ne 36-46 dan jenis mori ini
mengandung kanji kurang lebih 10%.
c. Mori Biru
Kain mori ini merupakan golongan ketiga, yang biasa digunakan untuk membatik
yang bukan batik halus, hal ini dikarenakan susunan atau konstruksi mori biru ini
hanya menggunakan benang Ne 28-36 untuk benang lusi dan Ne 26-34 untuk benang
pakan, sehingga bisa mempengaruhi proses pembatikan dan pewarnaannya.

Selain ketiga jenis kain mori diatas, seiring dengan semakin pesatnya laju teknologi
dan perkembangan tekstil dunia maka kain mori semakin beragam jenisnya. Hal
inipun dimanfaatkan para pembatik dan pengrajin batik untuk memanfaatkan mori-
mori ini karena kualitasnya juga sangat bagus dan baik untuk dijadikan bahan batik
seperti batik tulis maupun batik cap.

2. Kain Katun
Kain batik yang satu ini adalah kain yang umum digunakan untuk membuat batik.
Kain katun ada beberapa tingkatan.
Kain katun primisima lebih bagus dari katun prima, dan kain polisima paling bagus
diantara keduanya. Masing-masing katun tersebut ada beberapa tingkatan pula. Ada
yang kasar dan tipis, lebih halus dan tebal dan paling tebal serta halus. Semua
tergantung dari campuran serat kapas yang digunakan dalam pembuatan kain tersebut.

Berikut perbedaan lebih detailnya:

a. Bahan Grey
Bahan kain batik ini bisa di katakan “bahan unfinish” karena masih ada proses
selanjutnya yang memang sengaja tidak di lalui dengan maksud untuk memangkas
harga. Bahan ini sengaja tidak di putihkan warnanya dan biasanya untuk penggunaan
motif batik yang tidak menggandung unsur warna putih.
b. Bahan Prima 70/60
Bahan kain batik ini biasanya digunakan untuk membuat seragam batik yang lebih
menitik beratkan pada harga yang ekonomis. Namun demikian tidak berarti batik
yang menggunakan bahan ini jelek. Dengan proses yang baik akan menghasilkan
yang baik juga namun memang dari segi bahan tidak bisa dipungkiri terlihat tipis dan
bahannya tidak rapat karena benang yang dipintalkan tidak banyak.

c. Bahan Prima Super / Prima Mercerized ( Baca masres )


Bahan ini paling banyak digunakan untuk pembuatan seragam sekolah, selain harga
yang relatif masih murah, bahan ini juga kelihatan lebih tebal dibanding bahan prima
biasa karena memang pintalan benangnya lebih banyak dan halus karena sudah
melalui proses Mercerized (pembakaran bulu pada bahan).

d. Bahan Prima Mercerize Sanforized


Bahan ini kelihatan lebih halus dan lebih tebal dibanding bahan prima mercerized
yang mana sebenarnya konstruksi keduanya sama namun yang membedakannya
selain menggunakan benang katun yang lebih kecil yang menjadikan bahan ini tingkat
kerapatannya tinggi, bahan ini juga telah melalui proses Sanforized yaitu proses
dimana kain sudah dimatangkan (tidak menyusut) dalam proses produksinya.

3. Kain Paris
Kain batik yang satu ini teksturnya lembut dan jatuh. Bahannya tipis dengan serat
kain yang kuat. Kain paris pun memiliki tingkatan-tingkatan seperti kain-kain yang
lain.

4. Kain Serat Nanas


Kain batik serat nanas teksturnya kasar mirip dobi. Biasanya terlihat sulur-sulur pada
kain tersebut dan mengkilap. Hampir semua kain mempunyai tingkatan dari yang
paling kasar sampai yang paling halus. Tergantung dari pencampuran bahan dasar
pembuatan kain.

5. Kain Sutera
Kain batik sutera terbuat dari serat kepompong ulat sutera. Sutera merupakan salah
satu bahan pakaian terindah di dunia. Sejak jaman dahulu, kain sutra telah digunakan
untuk pakaian yang istimewa. Saat mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra, kita
akan merasakan kenyamanan dan kelembutan dari bahan sutra tersebut. Karena itu
pakaian yang terbuat dari sutra memiliki banyak keunggulan.

Anda mungkin juga menyukai